acara 6_hard cndy.doc

21
ACARA VII TEKNOLOG1 CONFECTIONERY A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permen (boiled sweet) merupakan salah satu produk pangan yang digemari. Sebagai produk confectionery, candy dibedakan men-jadi dua golongan berdasarkan bahan bakunya, yaitu sugar confectionery dan chocolate confectionery. Sesuai dengan namanya, penggol-ongan itu didasarkan pada jenis bahan baku utamanya. Sugar confectionery bahan bakunya berbasis gula, sedangkan chocolate confectionery merupakan candy dengan basis bahan baku cokelat. Selain itu, penggolongan candy juga dapat didasarkan pada perbedaan tekstur dan cara pengolahannya. Candy atau permen menurut jenisnya dikelompokkan menjadi dua macam yaitu permen kristalin (krim) dan permen non kristalin (amorphous). Permen kristalin biasanya mempunyai rasa yang khas dan apabila dimakan terdapat rasa krim yang mencolok. Contoh permen kristalin adalah fondant, dan fudge. Sedangkan permen non kristalin (amorphous) terkenal dengan sebutan "without form", berdasar-kan teksturnya dibedakan menjadi hard candy

Upload: luthfie-imawan

Post on 28-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Acara 6_Hard Cndy.doc

ACARA VII

TEKNOLOG1 CONFECTIONERY

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Permen (boiled sweet) merupakan salah satu produk pangan yang

digemari. Sebagai produk confectionery, candy dibedakan men-jadi dua

golongan berdasarkan bahan bakunya, yaitu sugar confectionery dan

chocolate confectionery. Sesuai dengan namanya, penggol-ongan itu

didasarkan pada jenis bahan baku utamanya. Sugar confectionery bahan

bakunya berbasis gula, sedangkan chocolate confectionery merupakan

candy dengan basis bahan baku cokelat. Selain itu, penggolongan candy

juga dapat didasarkan pada perbedaan tekstur dan cara pengolahannya.

Candy atau permen menurut jenisnya dikelompokkan menjadi dua

macam yaitu permen kristalin (krim) dan permen non kristalin

(amorphous). Permen kristalin biasanya mempunyai rasa yang khas dan

apabila dimakan terdapat rasa krim yang mencolok. Contoh permen

kristalin adalah fondant, dan fudge. Sedangkan permen non kristalin

(amorphous) terkenal dengan sebutan "without form", berdasar-kan

teksturnya dibedakan menjadi hard candy (hard boiled sweet), permen

kunyah (chewy candy) atau soft candy, gum dan jellies.

Produk confectionery lainnya adalah Karamel atau Toffee (ter-

masuk soft candy) dan cotton candy (permen tradisional). Pembuatan

candy merupakan manipulasi gula/cokelat untuk mendapatkan tekstur

tertentu. Prinsipnya yaitu mengontrol kristalisasi gula/cokelat dan rasio

gula- air.

Page 2: Acara 6_Hard Cndy.doc

2. Tujuan

Tujuan dari praktikum Teknologi Confectionery ini adalah :

a. Mengetahui fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan

kembanggula/candy.

b. Mengetahui proses pengolahan candy.

c. Dapat membuat hard candy

B. TINJUAN PUSTAKA

Permen merupakan produk pangan yang sangat digemari salah satu

jenis permen yang banyak beredar saat ini adalah hard candy merupakan salah

satu permen non kristalin yang dimasak dengan suhu tinggi (140-1500C) yang

memiliki tekstur keras, kenampakan yang mengkilap dan kuning. Bahan

utama dalam pembuatan permen atau inverse. Sedangkan bahan-bahan

lainnya adalah flavor, pewarna, dan zat pengasam, selain berbahan dasar gula,

komponen flavor juga sangat penting sebagai bahan salah satu bahan pangan.

Flavor yang digunakan untuk bahan pangan berupa flavor alami atau sintetik.

(Anonima, 2006).

Permen dibuat dengan mendidihkan campuran gula dan air bersama

dengan bahan pewarna dan pemberi rasa sampai tercapai kadar air kira-kira

3%. Biasanya suhu yang digunakan untuk penunjuk kandungan padatan.

Kemudian dididihkan sampai mencapai kandungan padatan yang diinginkan

(kurang lebih 1500C). Sirup dituangkan pada cetakan dan dibiarkan tercetak.

Kristalisasi pada permen berakibatkan mengurangi penampilan yang jernih

seperti kaca dan membentuk masa yang kabur. Kekurangan tersebut

dinamakan graning dan mengakibatkan penampilan yang kurang memuaskan

dan terasa kasar pada lidah. Kristalisasi akan terjadi secara spontan tetapi

dapat dicegah dengan menggunakan bahan termasuk sirup glukosa dan gula

inert yang mengkristal tetapi sangat menghambat terjadinya kristalisasi

(Buckle, K.A, 1985)

Sukrosa memiliki peranan penting dalam teknologi pangan karena

fungsinya yang beraneka ragam, yaitu sebagai pemanis, pembentuk tekstur,

Page 3: Acara 6_Hard Cndy.doc

pengawet, pembentuk citarasa, sebagai substrat bagi mikroba dalam proses

fermentasi, bahan pengisi dan pelarut. Penggunaan sukrosa dalam pembuatan

hard candy umumnya sebanyak 50 - 70% dari berat total. Gula dengan

kemurnian yang tinggi dan kadar abu yang rendah baik untuk hard candy

(permen jernih). Kandungan kadar abu yang tinggi akan mengakibatkan

peningkatan inversi, pewarnaan dan penembusan selama pemasakan sehingga

memperbanyak gelembung udara yang terperangkap dalam massa gula. Selain

peningkatan kadar sukrosa akan meningkatkan kekentalan. (Anonimb, 2006).

Gula dan air adalah bahan dasar dalam pembuatan permen. Dalam

industri pengolahan pangan air memiliki syarat-syarat khusus untuk mencapai

hasil pengolahan yang memuaskan. Karena mutu air dapat mempengaruhi

penampakan, rasa, dan stabilitas hasil akhir. Air yang digunakan pada

umumnya harus memenuhi persyaratan tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa, dan tidak mengganggu kesehatan (Syarief dan Irawati,

1988).

Hard candy merupakan salah satu permen non kristalin yang dimasak

dengan suhu tinggi (140-150°C) yang memiliki tekstur keras, penampakan

mengkilat dan bening. Pembuatan hard candy dengan menggunakan sukrosa,

gula inversi, sirup glukosa, dan air. Sedangkan bahan-bahan lainnya adalah

flavor, pewarna dan zat pengasam. Dengan penggunaan glukosa sebagai

bahan pembuatan hard candy dapat menurunkan nilai kadar gula

pereduksinya, sedangkan penggunaan flavor dapat meningkatkan kesukaan

konsumen pada hard candy (Anonimc, 2009).

Beberapa gula misalnya glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, dan

laktosa mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda misalnya dalam

hal rasa manisnya, kelarutan didalam air, daya pembentukan caramel jika

dipanaskan dan pembentukan kristalnya. (F.G. Winarno, 1980)

Fungsi utama dari glukosa dalam pembuatan hard candy adalah untuk

mengontrol kristalisasi gula. Selain itu sirup glukosa juga dapat menambah

kepadatan dan mengatur tingkat kemanisan hard candy. Kandungan glukosa

dalam sirup dinyatakan dengan dextrose equivalent (DE) yang secara

Page 4: Acara 6_Hard Cndy.doc

komersial adalah kandungan gula pere-duksi yang dinyatakan sebagai persen

dekstrosa terhadap padatan kering. DE tidak menyatakan kandungan glukosa

yang sebenarnya dari produk tetapi berhubungan dengan kandungan gula

pereduksi dari semua jenis gula yang terdapat dalam produk. Secara komersial

DE adalah kandungan gula pereduksi yang dinyatakan sebagai persen

dextrosa terhadap padatan kering (Dziedzic dkk, 1984).

Penggunaan air dalam jumlah yang tepat juga mempengaruhi efisiensi

proses pemasakan dan penggunaan energi. Proses pemasa-kan sendiri bisa

dilakukan dalam kondisi tekanan atmosfer atau dengan aplikasi tekanan

vakum, sehingga proses pemasakan bisa dilakukan dengan suhu lebih rendah

dan waktu lebih singkat. Hal ini baik untuk mengontrol proses inversi yang

tidak diinginkan. Intinya, kondisi yang ideal adalah penggunaan sesedikit

mungkin air, serta pemasakan yang cepat pada suhu serendah mungkin.Air

sering diabaikan sebagai ba-han. Penggunaan air yang paling besar adalah

sebagai pelarut bahan. Pada produk toffee penggunaannya kadang kala tidak

diawasi secara tepat. Meskipun air memberikan efek yang kecil terhadap

warna dan flavor namun memberikan pengaruh yang besar dalam pengolahan

terutama mempengaruhi dan menentukan tekstur produk. Pada pengolahan

toffee tidak diperlukan air dalam jumlah banyak dan beberapa pembuat toffee

ada yang tidak menambahkan air tapi hanya mengan-dalkan air yang ada

dalam bahan-bahan baku yang lain. Fungsi utama air adalah melarutkan gula,

sehingga yang ter-penting dipastikan gula larut secara sempurna. Oleh karena

itu banyak yang menggunakan gula yang telah dihaluskan guna mempercepat

kelarutan gula. Bahan lain yang biasa digunakan adalah emulsifier. Toffee

dapat diproduksi tanpa emulsifier karena protein susu sudah berfungsi sebagai

emulsifier namun dapat juga menggunakan emulsifier lesitin kedelai atau

glycerin monostearat. Tujuan penggunaan emulsifier untuk lebih menstabilkan

distribusi lemak dan gula (Winarno dkk, 1980).

Pengatur keasaman adalah bahan tambahan makanan yang dapat

mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan

sehingga mempunyai rasa yang diinginkan atau meningkatkan kestabilan

Page 5: Acara 6_Hard Cndy.doc

makanan. Yang sering digunakan adalah asam sitrat yang merupakan asam

organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus citrus

(jeruk-jerukan). Asam sitrat merupakan bahan pengawet yang baik dan alami,

digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan.

Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk cristal berwarna putih

(Anonim d, 2009).

Perlakuan penambahan flavor ke dalam syrup panas dilakukan dalam

jumlah tertentu sehingga produk akhir mengandung berat 0,05 -0,3% atau 0,1

- 0,2% berat flavor. Tujuan penambahan flavor bukan untuk menutupi kualitas

dari bahan pangan yang sebenarnya, tetapi antara lain untuk meningkatkan

daya tarik bahan pangan, menstanda-risasi produk akhir, meningkatkan flavor

yang lemah dan menggantikan flavor yang hilang selama pengolahan. Flavor

yang baik adalah flavor yang mempunyai tiga komponen yaitu :

a. Top note : yang memberikan kesan awal

b. Middle note : sebagai penghubung antara top note dan bottom note

c. Bottom note : yang menentukan fullness, body dari flavor (Suprianto.

2007).

Hard candy juga merupakan sebutan untuk permen yang me-ngalami

pemasakan pada suhu 140-150°C dengan penampilan bening. Semakin tinggi

suhu yang digunakan untuk pembuatan hard candy maka kekerasannya

semakin tinggi dan kadar air semakin rendah (Tawali,2007).

C. METODOLOGI PERCOBAAN

1. Alat

a. Kompor listrik

b. Panci pemasakan

c. Beter glass

d. Gelas ukur

e. Pengaduk

f. Neraca

g. Loyang

Page 6: Acara 6_Hard Cndy.doc

2. Bahan

a. Gula pasir

b. Glukosa

c. Fruktosa

d. Asam sitrat

e. Pewarna makanan

f. Essesnce jeruk dan stroberry dan nanas.

g. Stick dari PVC plastic

h. Pembungkus dari kertas foil atau kertas kaca

Page 7: Acara 6_Hard Cndy.doc

3. Cara kerja

Air + gula pasir + formula

Dipanaskan hingga cair sambil terus diaduk

Sirup agak kental

Didinginkan

Ditambahkan asam sitrat 1%

Dicetak

Ditambah flavor buah-buahan

Diberi stick

Tunggu mengeras lalu dibungkus kertas foil

Permen

Dimasukkan dalam cetakan

Page 8: Acara 6_Hard Cndy.doc

D. DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 7.1 Hasil Pengamatan Candy

Kelompok Rasa Kenampakan Warna Tekstur Flavour

8 Manis Agak cerah ++ Lengker

spt gulali

Strawberry

9 Agak

pahit

Hitam +++ Lengker

spt gulali

Jeruk

10 Manis Cerah + Lengker

spt gulali

-

Sumber : Laporan Sementara

Keterangan warna

+ = coklat muda

++ = coklat

+++ = coklat tua

Page 9: Acara 6_Hard Cndy.doc

E. PEMBAHASAN

Pada praktikum Teknologi Bakery & Confectionary ini akan membuat

kembang gula jenis non cristalyne candy yaitu hard candy. Bahan baku

pembuatan permen atau candy yaitu sukrosa atau gula pasir. Sukrosa adalah

disakarida yang apabila dihidrolisis berubah menjadi dua molekul monosakarida

yaitu glukosa dan fruktosa.

Dua masalah yang dapat terjadi pada hard candy adalah stick-ness

(kelengketan) dan graining (kristalisasi). Stickness terjadi karena

meningkatnya kadar air pada permen sehingga permen lebih bersifat

higroskopis.

Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan penambahan berbagai

bahan. Dalam percobaan ini akan menganalisa hasil hard candy dari campuran

sukrosa dengan glukosa, sukrosa dengan fruktosa serta sukrosa dengan

campuran bahan keduanya. Dalam praktikum ini akan membuat hard candy

dengan berbagai komponen formula yaitu hard candy formula glukosa, hard

candy formula fruktosa, dan hard candy formula campuran glukosa dan

fruktosa.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan hard candy adalah gula pasir,

bahan formula yang berupa glukosa dan fruktosa, asam sitrat, pewarna

makanan dan essence. Proses selanjutnya merupakan pemanasan glukosa atau

fruktosa dan gula pasir, asam sitrat hingga suhu 1600C. Bila suhu lebih dari

1600C maka gula akan mencoklat dan peristiwa ini disebut caramelisasi akibat

dari pembakaran sirup gula. Untuk mencegah caramelisasi maka pada saat

proses pemanasan dilkuakan pengadukan secara terus menerus dan

pengecekan suhu. Bila sushu lebih dai 1600C maka suhu segera diturunkan

dengan cara mengangkat beker glass yang digunakan untuk proses

pemanasan. Kristilasasi harus dihindari karena dapat merusak tekstur dan rasa

yang pahit.

Bahan tambahan lain yang digunakan adalah asam sitrat, pewarna

makanan dan essence. Penggunaan asam didalam candy adalah untuk

mencegah pembentukan kristal. Prosesnya adalah menghidrolisasi sukrosa

Page 10: Acara 6_Hard Cndy.doc

menjadi gula inert. Selain itu penggunaan asam sitrat disini untuk

mengkombinasi rasa pada candy menjadi masam dngan essence yang

digunakan. Sifat asam sitrat ini tidak berwarna, tidak berbau, berasa asam, dan

cepat larut dalam air dinggin bila dibandingkan air panas serta tidak beracun.

Asam sitrat juga merupakan suatu asidulan yaitu senyawa kimia yang bersifat

asam yang ditambahkan pada proses pengolahan makanan. Asidulan didalam

candy ini bertindak sebagai penegas rasa dan warna atau dapat berfungsi

menyelubungi rasa after test yang tidak disukai. Tetapi dalam percobaan ini

tidak menggunakan asam sitrat dan pewarna makanan.

Proses terakhir adalah penambahan flavor yang sesuai dengan

keinginan, biasanya disebut flavoring agent yang diperoleh dari alam atau

dibuat secara sintektik. Dalam pembauatan candy, flavor yang digunakan

berasa buah-buahan seperti jeruk, dan strawberry.

Berdasarkan hasil percobaaan dalam pembuatan hard candy, hasil hard

candy yang dihasilkan setiap formula ialah pada hard candy formula glukosa,

menghasilkan hard candy berasa manis, kenampakan terlihat agak cerah,

warna yang dihasilkan coklat. Untuk tekstur memghasilkan tektur lengket

seperti gulali serta penambahan essent strawberry. Dari penilaian warna,

formula glukosa berwarna coklat, seharusnya warnanya cerah. Hal ini

dikarenakan pada saat pemasakan terlalu lama sehingga terjad proses

karamelisasi yang cepat. Penggunakan api juga harus sangat diperhatikan.

Dalam pembuatan candy, yang khususnya hard candy menurut Noer F

Hendry, 2007 bahwa campuran glukosa dan sukrosa dapat membuat tekstur

yang dihasilkan lebih liat, tetapi kekerasannya cenderung menurun. Mengatur

perbandingan antara gula dan sirup glukosa merupakan perpaduan ilmiah dan

seni yang sangat menarik, untuk mendapatkan tekstur akhir yang diinginkan.

Perlu perbandingan yang khas dan tepat untuk kedua bahan utama ini. Jika

terlalu banyak gula dan sedikit glukosa akan menjadikan adonan kurang

elastis dan mudah putus (short dough) sehingga menyulitkan dalam proses

"cut & wrap", sebaliknya jika terlalu banyak glukosa juga akan menyebabkan

adonan terlalu liat.

Page 11: Acara 6_Hard Cndy.doc

Pada hard candy formula fruktosa, menghasilkan rasa yang agak pahit

Seharusnya, diharapkan candy yang memiliki rasa yang manis, hal ini

disebabkan karena proses karamelisasi yang cepat selama proses pemasakan.

Percepatan proses karamelisasi disebabkan karena ukuran api yang tidak

seragam. Untuk kenampakan terlihat hitam dengan warna coklat tua.

Bertekstur lengket seperti gulali tetapi semakin lama semakin keras. Tekstur

candy menjadi keras karena pengaruh pemanasan yang kurang sempurna.

Dengan penambahan flavour jeruk diharapkan akan menambah cita rasa pada

hard candy.

Hard candy formula campuran antara glukosa dan fruktosa, hard candy

formula ini menghasilkan hasil yang bagus dibanding dari kedua formula hard

candy. Hal ini dikarenakan dalam proses pembuatannya sesuai dengan

prosedur dan cara pengolahan yang benar. Dilihat dari penilaian rasa, berasa

manis. Kemudian kenampakannya terlihat cerah dan warnanya coklat muda.

Menghasilkan tekstur yang lengket seperti gulali tetapi tidak keras sekali pada

saat didinginkan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sukrosa sebagai bahan

utama pembuatan permen adalah kelarutannya. Menurut Sukowinarto, 1995

bahwa Permen yang menggunakan sukrosa murni mudah mengalami

kristalisasi. Pada suhu 20°C hanya 66,7% sukrosa murni yang dapat larut. Bila

larutan sukrosa 80% dimasak hingga 109,6°C dan kemudian didinginkan

hingga 20°C, maka 66,7% sukrosa akan terlarut dan 13,3% terdispersi. Bagian

sukrosa yang terdispersi ini akan menyebabkan kristalisasi pada produk akhir.

Oleh karena itu perlu digunakan bahan lain untuk meningkatkan

kelarutan dan menghambat kristalisasi. Dan dari percobaan yang dilakukan

dapat mengetahui bahan apa yang dapat untuk meningkatkan kelarutan dan

menghambat kristalisasi. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan bahwa

glukosa dapat meningkatkan kelarutan dan menghambat kristalisasi.

Glukosa yang digunakan dapat mening-katkan viskositas dari permen

sehingga permen tetap tidak lengket dan mengurangi migrasi molekul

karbohidrat. Permen yang jernih dapat dihasilkan dengan kandungan air yang

Page 12: Acara 6_Hard Cndy.doc

rendah dan penambahan sirup glukosa yang akan mempertahankan viskositas

tinggi. Selain gula sebagai bahan dasar, isomalt, lactitol, maltitol atau

hidrolisat pati yang terhidrogenasi dapat pula digunakan sebagai substitusi.

Menurut Dziedzic dkk, 1984, karena glukosa mempunyai sifat higroskopis

yang rendah sehingga dapat digunakan sebagai pelindung pada hard candy.

Glukosa dengan nilai DE rendah mempunyai viskositas yang tinggi dan

kemanisan yang rendah. glukosa berfungsi menyediakan gula reduksi

(maltosa dan dekstrosa) untuk mendukung terjadinya reaksi Maillard dengan

protein.

Dari hasil percobaan diatas faktor yang mempengaruhi dalam proses

pembuatan hard candy yaitu kadar sukrosa, kadar gula pereduksi (glukosa dan

fruktosa), bahan tambahan, panas yang dipakai dalam pemanasan,

pengadukan,

F. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum pembuatan hard candy dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Bahan dasar pembuatan candy adalah gula pasir, glukosa, asam sitrat dan

air dengan bahan tambahan berupa pewarna makanan, asam sitrat, dan

essence.

2. Fungsi gula adalah sebagai sumber pemanis dan memperbaiki tekstur

supaya tidak kasar.

3. Fungsi utama air adalah melarutkan gula, sehingga yang ter-penting

dipastikan gula larut secara sempurna.

4. Penggunaan asam sitarat untuk mencegah pembentukan kristal, sebagai

penegas rasa dan warna, serta menyelubungi rasa after test yang tidak

disukai.

Page 13: Acara 6_Hard Cndy.doc

5. Pewarna makanan dan essence berfungsi untuk memperbaiki dan memberi

warna supaya lebih menarik dan memiliki rasa yang khas sesuai essence

yang ditambahkan.

6. Proses pengolahan candy dilakukan dengan mendidihkan campuran gula

dan air bersama bahan tambahan pada suhu yang tinggi (140-150°C)

sampai mengental tapi tidak sampai terbentuk karamel.

7. Hasil praktikum diperoleh candy yang keras dikarenakan pemanasan yang

kurang sempurna.

8. Glukosa untuk mengatur tingkat dan kecepatan proses kristalisasi.

Kristalisasi dalam produk permen berakibat mengurangi penampilan yang

jernih dan terasa kasar pada lidah.

9. Agar produk hard candy tidak lengket dan tidak mengkristal. Formulasi

pembuatan candy sangat penting untuk di-perhatikan. Kadar gula

pereduksi (glukosa atau fruktosa) sangat menentukan karakteristik produk.

10. Sampel yang menghasilkan hasil yang baik secara keseluruhan ialah hard

candy campuran formula glukosa dan fruktosa.

Page 14: Acara 6_Hard Cndy.doc

DAFTAR PUSTAKA

Anonima .2006. Permen. http:// www.IPTEK.net.id .. Diakses pada hari Senin

tanggal 24 Desember 2006, pada pukul 13.00 WIB.

Anonimb. 2006. Sukrosa . http:// www.pikiran rakyat.com.. Diakses pada hari

Senin tanggal 24 Desember 2006 pada pukul 13.10 WIB.

Anonimc. 2009. Hard Candy. www. wikipedia.org/wiki/Permen.co.id . . Diakses

pada hari Senin tanggal 23 Desember 2009 pada pukul 10.10 WIB.

Anonimd. 2009. Asam Sitrat http:// www.wikipedia.org/wiki/Asam

Sitrat.co.id.. Diakses pada hari Senin tanggal 25 Desember 2009

pada pukul 13.10 WIB.

Buckle. 1985. Ilmu Pangan. UI. Press. Jakarta.

Dziedzic, S.Z. dan M.W. Kearsley. 1984. Glucosa Syrup : Sci and

Technologi Applied Scie. Pub. London

Noer F Hendry. 2007. Confectionery Traditional. Food Review.

Vol.II.No.2.

Sukowinarto. 1995. Seni Mengolah Patiseri dan Candy Eropa. CV. Putra

Harapan.

Suprianto. 2007. Parameter Mutu Permen Kunyah. Indonesia. Food

Review,Vol.II.No.2.

Syarief, R. dan Irawati, Anies. 1988. Pengetahuan Bahan untuk Indutri

Pertanian. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Tawali Abubakar. 2007. Teknologi Pembuatan Candy dan Produk Coklat.

Jurnal Food Review, Vol.II. No.2.Februari.

Winarno, FG. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia. Jakarta.

Winarno F.G, Srikandi Fardiaz dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi

Pangan. Jakarta. Gramedia.

Page 15: Acara 6_Hard Cndy.doc

.