acara 7

19
VII. KLASIFIKASI IKLIM A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Di alam unsur - unsur iklim tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan kata lain perilaku salah satu unsur iklim di suatu wilayah atau tempat merupakan resultant dari bermacam - macam unsur iklim lainnya. Meskipun pola perilaku iklim di bumi cukup rumit, tetapi ada kecenderungan bahwa karakteristik dan pola tertentu dari unsure - unsur iklim di berbagai daerah yang letaknya saling berjauhan sekalipun, menunjukkkan perilaku yang serupa apabila faktor utamanya sama. Faktor utama tersebut dapat berupa salah satu unsure iklim (pengendali) atau letak geografisnya. Keadaan iklim tiap wilayah seperti daerah dinggin, daerah panas, gurun, stepa atau hutan tropis ternyata tersebar di berbagai tempat sehingga membutuhkan suatu sistem penamaan untuk kelompok - kelompok yang sama tersebut. Sistem penamaan terhadap pokok bahasan dalam setiap cabang ilmu yang mendasarkan pada sifat-sifat yang sama atau persamaannya kita kenal sebagai sistem klasifikasi. Seperti halnya pada cabang ilmu lain 80

Upload: annisa-indah-setyawati

Post on 25-Jul-2015

263 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA 7

VII. KLASIFIKASI IKLIM

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Di alam unsur - unsur iklim tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling

berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan kata lain perilaku salah satu

unsur iklim di suatu wilayah atau tempat merupakan resultant dari

bermacam - macam unsur iklim lainnya. Meskipun pola perilaku iklim di

bumi cukup rumit, tetapi ada kecenderungan bahwa karakteristik dan pola

tertentu dari unsure - unsur iklim di berbagai daerah yang letaknya saling

berjauhan sekalipun, menunjukkkan perilaku yang serupa apabila faktor

utamanya sama. Faktor utama tersebut dapat berupa salah satu unsure iklim

(pengendali) atau letak geografisnya.

Keadaan iklim tiap wilayah seperti daerah dinggin, daerah panas, gurun,

stepa atau hutan tropis ternyata tersebar di berbagai tempat sehingga

membutuhkan suatu sistem penamaan untuk kelompok - kelompok yang

sama tersebut. Sistem penamaan terhadap pokok bahasan dalam setiap

cabang ilmu yang mendasarkan pada sifat-sifat yang sama atau

persamaannya kita kenal sebagai sistem klasifikasi. Seperti halnya pada

cabang ilmu lain misalnya ilmu tanah, botani, dan entomologi dalam

membahas formulasi - formulasi kesamaan tentang sifat unsur-unsur iklim

di suatu wilayah sehingga dapat dikelompokkan menjadi kelas-kelas iklim.

dengan demikian pada hakekatnya kegunaan klasifikasi iklim adalah suatu

metode untuk memperoleh efisiensi informasi dalam bentuk yang umum

dan sederhana. oleh karena itu analisis statik unsur-unsur iklim dapat

dilakukan umtuk menjelaskan dan memberi batas pada tipe-tipe iklim secara

kuantitatif, umum, dan sederhana.

Seperti halnya klasifikasi dalam cabang lain maka dalam bidang iklim

pun terdapat beberapa macam klasifikasi. Setiap klasifikasi dibuat

berdasarkan tujuan tertentu dari pembuatnya. Dengan luas cakupan

80

Page 2: ACARA 7

81

wilayahnya mulai dari yang terbatas (lebih kecil dari negara) sampai yang

luas (regional atau dunia).

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum agroklimatologi acara klasifikasi iklim ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk mahasiswa dapat mengklasifikasikan

iklim berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun.

3. Waktu dan Tempat Pelaksananan

Praktikum agroklimatologi acara klasifikasi iklim ini dilaksanakan pada

tanggal 14 April – 12 Mei 2012 (menyesuaikan shift). Bertempat di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

B. Tinjauan Pustaka

Unsur - unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas

merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering

dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya

sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk

pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik

tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya

memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung

mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang - bidang tersebut (Lakitan,

2002).

Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur

dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di

muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi).

Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima huruf besar dimana

tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates), iklim B

adalah tipe iklim kering (dry climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu

sedang (warm temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan

bersalju dingin (cold snowy forest climates) dan iklim E adalah tipe iklim

kutub (polar climates) (Anonima, 2010).

Page 3: ACARA 7

82

Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan

besarnya curah hujan. Hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan

dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah

apabila curah hujan >100 mm per bulan. Bulan lembab bila curah hujan bulan

berkisar antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per

bulan (Laan, 2007).

Schmidt - Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang

tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat

basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis. Tipe iklim B (basah) jenis

vegetasinya adalah hutan hujan tropis. Tipe iklim C (agak basah) jenis

vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan

daunnya dimusim kemarau. Tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan

musim. Tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan sabana. Tipe iklim

F (kering) jenis vegetasinya hutan savana. Tipe iklim G (sangat kering) jenis

vegetasinya padang ilalang. Tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya

adalah padang ilalang (Setiawan, 2010).

Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada

jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan

tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara

berturut-turut. Kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan

sedangkan untuk tanaman palawija adalah 70 mm/bulan, dengan asumsi

bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75% maka untuk

mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan

sebesar 220 mm/bulan. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air untuk

tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga

menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai

curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan kering

apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm (Sinta, 2005).

C. Alat dan Cara Kerja

Page 4: ACARA 7

83

1. Klasifikasi iklim menurut Schmidht – Ferguson:

a. Mengklasifikasian iklim menurut Schmidht - Ferguson ini berdasarkan

pada nisbah bulan basah dan bulan kering.

b. Mencari rat-rata bulan kering atau bulan basah dalam klasifikasi iklim

Schmidht - Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah atau

frekuensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan

dengan banyaknya tahun pengamatan.

c. Tidak menghitung bulan lembab dalam penggolongan ini.

d. Persamaan yang dikemukakan Schimdh-Ferguson adalah:

Q =

rata−rata .bulan . ker ingr ata-rata bulan basah

x 100%

Tabel 7.1 Klasifikasi iklim menurut Schmidh-Ferguson

Tipe iklim Q (%)A (sangat basah) 0 – 14,3B (basah) 14,3 – 33,3C ( agak basah) 33,3 – 60D (sedang) 60 – 100E (agak kering) 100 – 167F (kering) 167 – 300G (sangat kering) 300 – 700H (luar biasa kering) Lebih dari 700

Sumber : Buku Petunjuk Praktikum

2. Klasifikasi Iklim menurut Oldeman

A. Klasifikasi yang dilakukan oleh Oldeman berdasarkan pada jumlah

kebutuhan air oleh tanaman.

B. Menyusun tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang

berlangsung secara berturut-turut.

C. Menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai

curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan kering

apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm.

Page 5: ACARA 7

84

Tabel 7.2 Klasifikasi iklim menurut Oldeman

Zona CriteriaA BB lebih dari 9kali berturut-turutB BB 7- 9 kali berturut-turutC BB 5-6 kali berturut-turutD BB 3-4 kali berturut-turutE BB kurang dari 3 kali

Sumber : Buku Petunjuk Praktikum

D. Hasil Pengamatan

Tabel 7.4.1 Data Curah Hujan Bulanan Rata-Rata Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun 1999-2011

Bulan 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Januari 322 231 369 339 356 262 229 401 148 142 510 565 383Februari 406 389 278 331 349 286 284 350 531 268 188 311 380Maret 264 539 492 226 271 225 272 101 317 595 275 533 456April 113 415 248 126 62 79 162 259 479 135 277 363 448Mei 51 96 66 104 22 25 Luber 141 47 56 160 329 202Juni 74 28 80 Luber 12 2 118 Luber 80 0 105 140 0Juli 3 0 88 0 0 47 100 5 11 0 39 161 161Agustus 11 50 0 6 0 0 0 0 0 0 0 107 0September 0 51 42 0 0 0 41 24 0 0 0 337 9Oktober 149 324 311 49 102 27 189 0 142 342 116 229 132November 250 186 228 114 269 248 220 87 250 450 189 367 252Desember 400 99 102 390 226 436 394 309 783 212 133 318 399

Sumber : PUSLITBANG FP UNS

Tabel 7.4.2 Data Curah Hujan Rata-rata Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun 1999-2011 Menurut Schmitd-Ferguson

Ket 19992000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 20082009 2010 2011 Rata-rata

BK 4 4 2 4 5 6 2 4 4 5 3 0 3 3,54BB 7 6 7 8 6 5 10 7 7 7 9 12 9 7,69BL 1 2 3 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 -

Sumber : Laporan Sementara

Analisis Data

Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Fergusson

Rata – rata BK = 4513

= 3,5 = 4

Rata – rata BB = 9913

= 7,6= 8

Page 6: ACARA 7

85

Q = 48

x100 %

= 0.5 (Tipe iklim agak basah)

Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman

= 3+6+4+2+3+4+5+5+4+3+2+2+4+2+5+9+2

17= 3,82= 4 (Zona D)

Curah Hujan Menurut Oldeman

Tahun1999= 2043

12= 170,25

Tahun 2000= 2408

12= 200,6

Tahun 2001= 2304

12 = 192

Tahun 2002= 2685

12 = 223,75

Tahun 2003= 1669

12 = 139,09

Tahun 2004= 1637

12 = 136,41

Tahun 2006= 2677

12 = 223, 06

Tahun 2007= 2788

12 = 232,3

Tahun 2008= 2200

12 = 103,3

Tahun 2009= 1992

12 = 165

Tahun 2010= 3760

12=313,37

Tahun 2011= 2822

12= 275, 17

Tabel 7.4.3 Data Curah Hujan Bulanan Stasiun Meteorologi Sanden Tahun 1987-1996 Menurut Mohr

Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES

1987 325 178 290 29 3 94 0 0 0 0 38 1421988 238 108 393 63 291 299 299 23 23 103 52 4281989 384 273 354 162 408 94 3 25 25 9 30 2811990 279 137 145 81 100 60 25 54 37 64 217 2351991 216 471 176 193 24 78 132 90 90 78 532 3011992 247 276 162 125 85 90 58 35 56 72 15 2041993 466 149 68 142 152 5 22 52 45 74 286 1001994 333 376 500 133 63 115 11 20 40 320 214 4841995 586 287 326 144 18 399 11 17 10 31 376 1921996 683 172 155 9 28 6 21 16 54 25 343 89CH tot 3757 2427 2569 1081 1172 1240 582 332 380 776 2103 2456Rerata CH 375.7 242.7 256.9 108.1 117.2 124 58.2 33.2 38 77.6 210.3 245.6DKB BB BB BB BB BB BB BK BK BK BL BB BB

Sumber : Laporan Sementara

Page 7: ACARA 7

86

Jumlah BB = 8

Jumlah BL = 1

Jumlah BK = 3

Tabel 7.4.4 Data Curah Hujan Bulanan Stasiun Meteorologi Sanden Tahun 1987-1996 Menurut Oldeman

Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES

1987 325 178 290 29 3 94 0 0 0 0 38 1421988 238 108 393 63 291 299 299 23 23 103 52 4281989 384 273 354 162 408 94 3 25 25 9 30 2811990 279 137 145 81 100 60 25 54 37 64 217 2351991 216 471 176 193 24 78 132 90 90 78 532 3011992 247 276 162 125 85 90 58 35 56 72 15 2041993 466 149 68 142 152 5 22 52 45 74 286 1001994 333 376 500 133 63 115 11 20 40 320 214 4841995 586 287 326 144 18 399 11 17 10 31 376 1921996 683 172 155 9 28 6 21 16 54 25 343 89CH tot 3757 2427 2569 1081 1172 1240 582 332 380 776 2103 2456Rerata CH 375.7 242.7 256.9 108.1 117.2 124 58.2 33.2 38 77.6 210.3 245.6DKB BB BB BB BL BL BL BK BK BK BK BB BB

Sumber : Laporan Sementara

Jumlah BB Berurutan = 5

Jumlah BK Berurutan = 4

Page 8: ACARA 7

87

Tabel 7.4.5 Data Curah Hujan Bulanan Stasiun Meteorologi Sanden Tahun 1987-1986 Menurut Schimdt-Fergusson

Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES BK BB

1987 325 178 290 29 3 94 0 0 0 0 38 142DKB BB BB BB BK BK BL BK BK BK BK BK BB 7 41988 238 108 393 63 291 299 299 23 23 103 52 428DKB BB BB BB BL BB BB BB BK BK BB BK BB 3 81989 384 273 354 162 408 94 3 25 25 9 30 281DKB BB BB BB BB BB BL BK BK BK BK BK BB 5 61990 279 137 145 81 100 60 25 54 37 64 217 235DKB BB BB BB BL BL BL BK BK BK BL BB BB 3 51991 216 471 176 193 24 78 132 90 90 78 532 301DKB BB BB BB BB BK BL BB BL BL BL BB BB 1 71992 247 276 162 125 85 90 58 35 56 72 15 204DKB BB BB BB BB BL BL BK BK BK BL BK BB 4 51993 466 149 68 142 152 5 22 52 45 74 286 100DKB BB BB BL BB BB BK BK BK BK BL BB BL 4 51994 333 376 500 133 63 115 11 20 40 320 214 484DKB BB BB BB BB BL BB BK BK BK BB BB BB 3 81995 586 287 326 144 18 399 11 17 10 31 376 192DKB BB BB BB BB BK BB BK BK BK BK BB BB 5 71996 683 172 155 9 28 6 21 16 54 25 343 89DKB BB BB BB BK BK BK BK BK BK BK BB BL 7 4

Sumber : Laporan Sementara

Analisis Data

Jumlah BK = 42, rerata 4.2

Jumlah BB = 59, rerata 5.9

Q = 4.2/5.9 = 0.71 0.6 ≤ Q ≤1.0 => D Klas Iklim Sedang

Page 9: ACARA 7

88

Tabel 7.4.6 Data Curah Hujan Rata-rata Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun 1999-2011 Menurut Oldeman

Tahun Hasil (mm/thn)

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

170,25

200,6

192

223,75

139,09

136,41

250,75

223,08

232,3

103,3

165

313,37

275,17

Sumber : Laporan Sementara

Page 10: ACARA 7

89

E. Pembahasan

Schmidt-Ferguson menggolongkan iklim didasarkan banyaknya curah

hujan tiap-tiap bulan dengan membandingkan jumlah bulan kering dengan

jumlah bulan basah dalam satu tahun. Oleh sebab itu menurutnya, bahwa iklim

dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut: Bulan kering (BK), yaitu

curah hujan yang sampai ke permukaan bumi kurang dari 60 mm; Bulan basah

(BB), yaitu curah hujan yang sampai kepermukaan bumi lebih dari 60 mm.

Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah

kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe

iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-

turut.

Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim

merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang

terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah

bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim

berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan

pemberian nama sub zone berdasarkan angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4

dan sub 5. Hubungan antara Oldeman dan Schmidt-Ferguson dalam

pengklasifikasiannnya sama-sama menentukan bulan basah dan bulan kering

dalam setahun untuk menentukan tipe iklim. Menurut Oldeman

pengklasifikasian iklim berdasarkan jumlah kebutuhan air oleh tanaman.

Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlangsung

berturut - turut dalam setahun kemudian digolongkan ke dalam beberapa zona.

Berbeda halnya menurut Schmidht - Ferguson yang penyusunan tipe iklim

lebih banyak digunakan untuk iklim hutan yang membandingkan rata-rata

jumlah frekuensi bulan kering dengan bulan basah.

Penentuan bulan basah, bulan kering dan bulan lembab menurut Oldeman

adalah:

Bulan basah = x > 200 mm

Bulan lembab = 100 mm < x > 200 mm

Bulan kering = x < 100 mm

Page 11: ACARA 7

90

Penentuan bulan basah, bulan kering dan bulan lembab menurut Schmidht-

Ferguson adalah:

Bulan basah = x > 100 mm

Bulan lembab = 60 mm < x > 100 mm

Bulan kering = x < 60 mm

Diketahui dalam praktikum ini diperoleh data curah hujan bulanan rata-

rata di Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar tahun 1999–2011.

Menurut Oldeman rata-rata curah hujan selama 12 tahun terakhir di Kecamatan

Jumantono diperoleh data yaitu bulan basah terjadi 6 kali, bulan lembab terjadi

6 kali dan bulan kering terjadi 0 kali. Sedangkan menurut Schmidht - Ferguson

rata-rata curah hujan selama 12 tahun taerakhir di Kecamatan

JumantonoKabupaten Karanganyar tahun 1999–2011 diperoleh data yaitu

bulan basah terjadi 8 kali, bulan kering terjadi 4 kali dan bulan lembab tidak

terjadi sama sekali. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim antara lain adalah:

1. Suhu/temperatur

2. Sinar matahari

3. Curah hujan

4. Topografi

5. Suhu permukaan laut

6. Kelembaban

7. Tekanaan

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum acara klasifikasi iklim maka

dapat disimpulkan bahwa :

a. Menurut Schmidh-Ferguson tipe iklim Kecamatan Gondangrejo

Kabupaten Karanganyar termasuk tipe iklim agak basah.

b. Menurut Schmidh-Ferguson tipe iklim di kota X termasuk tipe iklim

agak basah.

c. Menurut Schmidh-Ferguson tipe iklim Kecamatan Jenawi termasuk tipe

iklim basah.

Page 12: ACARA 7

91

d. Menurut Schmidh-Ferguson tipe iklim Kecamatan Ngargoyoso termasuk

tipe iklim basah.

e. Menuru Oldeman di kecamatan Gondangrejo, Jenawi, dan Kecamatan

Ngargoyoso termasuk kelas/ zona iklim B karena BB 7-9 kali berturut-

turut.

f. Menuru Oldeman di Kota X termasuk kelas/ zona iklim D karena BB 3-4

kali berturut-turut.

2. Saran

a. Praktikum kali ini melibatkan semua praktikan dalam pengamatan

praktikum agar lebih mengerti dan mudah dipahami oleh praktikan.

b. Praktikan dilibatkan dalam pengamatan yang dilakukan oleh Co-Ass

sehingga praktikan mempunyai pengalaman tentang pengamatan data

curah hujan di BMG setempat.

Page 13: ACARA 7

92

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Klasifikasi Iklim Koppen. http://Wikipedia.or.id. Diakses pada tanggal 14 April 2012.

Laan. 2007. Klasifikasi Iklim. http://mbojo.wordpress.com. Diakses pada tanggal 14 April 2012.

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar KlimatologiI. Raja Grafindo Persada,Null.

Setiawan. 2010. Klasifikasi Iklim. http://www.bisograpics.com. Diakses pada

tanggal 14 April 2012.

Sinta. 2005. Dampak Variabilitas Iklim Terhadap Produksi Pangan Di Sumatra. Jurnal Sains Dirgantara Vol.2 (2), Hal: 20-29.