ad pt bank artos indonesia tbk · menerbitkan surat pengakuan hutang; membeli, menjual atau...
TRANSCRIPT
1
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
PASAL 1
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
PASAL 1
1. Perseroan Terbatas ini bernama “PT BANK
ARTOS INDONESIA Tbk” (selanjutnya dalam
cukup disingkat dengan “Perseroan”),
berkedudukan di Kota Bandung.
1. Perseroan Terbatas ini bernama “PT BANK ARTOS
INDONESIA Tbk” (selanjutnya dalam cukup
disingkat dengan “Perseroan”), bertempat
kedudukan dan berkantor pusat di Kota Bandung.
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan
di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah
Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh
Direksi, dengan mengindahkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan
di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah
Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh
Direksi, dengan mengindahkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku termasuk
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
JANGKA WAKTU BERIDIRINYA PERSEROAN
PASAL 2
JANGKA WAKTU BERIDIRINYA PERSEROAN
PASAL 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas. Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas.
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
PASAL 3
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
PASAL 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha
dalam bidang Bank Umum.
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam
bidang Bank Umum.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di
atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas,
Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
i. kegiatan usaha utama:
i. kegiatan usaha utama:
menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertipikat deposito,
tabungan dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu;
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertipikat deposito, tabungan dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu;
memberikan kredit;
memberikan kredit;
menerbitkan surat pengakuan hutang;
menerbitkan surat pengakuan hutang;
membeli, menjual atau menjaminkan
atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah
nasabahnya:
- Surat-surat wesel, termasuk wesel yang
diakseptasi oleh Bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari pada
membeli, menjual atau menjaminkan atas resiko
sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya:
- Surat-surat wesel, termasuk wesel yang
diakseptasi oleh Bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari pada
kebiasaan dalam perdagangan surat-
2
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud;
- Surat pengakuan hutang dan kertas
dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari
kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud;
- surat perbendaharaan negara dan surat
jaminan pemerintah;
- Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
- Obligasi;
- surat dagangan berjangka waktu sampai
dengan 1 (satu) tahun;
- instrumen surat berharga lain yang
berjangka waktu sampai dengan 1
(satu) tahun;
surat dimaksud;
- Surat pengakuan hutang dan kertas
dagang lainnya yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari kebiasaan
dalam perdagangan surat-surat
dimaksud;
- surat perbendaharaan negara dan surat
jaminan pemerintah;
- Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
- Obligasi;
- surat dagangan berjangka waktu sampai
dengan 1 (satu) tahun;
- instrumen surat berharga lain yang
berjangka waktu sampai dengan 1
(satu) tahun;
memindahkan uang, baik untuk
kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah;
memindahkan uang, baik untuk
kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah;
menempatkan dana pada, peminjam
dana dari atau meminjamkan dana
kepada pihak lain, baik dengan
menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel
unjuk, cek atau sarana lainnya;
menempatkan dana pada, peminjam dana
dari atau meminjamkan dana kepada pihak
lain, baik dengan menggunakan surat,
sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
menerima pembayaran dari tagihan atas
surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak
ketiga;
menerima pembayaran dari tagihan atas
surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak
ketiga;
menyediakan tempat untuk menyimpan
barang dan surat berharga;
menyediakan tempat untuk menyimpan
barang dan surat berharga;
melakukan kegiatan penitipan untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan
surat kontrak;
melakukan kegiatan penitipan untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan surat
kontrak;
melakukan penempatan dana dari
nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga, baik yang
tercatat maupun yang tidak tercatat di
bursa efek;
melakukan penempatan dana dari
nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga, baik yang tercatat
maupun yang tidak tercatat di bursa efek;
3
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
membeli melalui agunan melalui
pelelangan atau dengan cara lain, baik
seluruhnya maupun sebagian, dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajibannya
kepada Bank, dengan ketentuan agunan
yang dibeli tersebut wajib dicairkan
secepatnya;
membeli melalui agunan melalui
pelelangan atau dengan cara lain, baik
seluruhnya maupun sebagian, dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajibannya
kepada Bank, dengan ketentuan agunan
yang dibeli tersebut wajib dicairkan
secepatnya;
ii. kegiatan usaha penunjang:
Sehubungan dengan penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran serta penyelenggara jasa transaksi
perdagangan melalui sistem elektronik, Perseroan
dapat melakukan kegiatan termasuk namun tidak
terbatas pada kegiatan usaha berikut:
a. kegiatan usaha perbankan dalam rupiah
dan atau melakukan transaksi
perbankan dengan pihak dalam negeri;
dan
b. kegiatan usaha perbankan dalam valuta
asing dan atau melakukan transaksi
perbankan dengan pihak luar negeri.
iii. kegiatan usaha penunjang, antara lain
melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh
bank sepanjang tidak bertentangan dengan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk antara
lain tindakan-dinakan dalam rangka restrukturisasi
atau penyelamatan kredit, antara lain membeli
agunan, baik semua maupun sebagian, melalui
lelang atau dengan cara lain, dalam hal debitur tidak
memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan
ketentuan agunan yang dibeli wajib dicairkan
secepatnya.
- melakukan kegiatan lain yang lazim
dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk antara
lain tindakan-dinakan dalam rangka
restrukturisasi atau penyelamatan kredit,
antara lain membeli agunan, baik semua
maupun sebagian, melalui lelang atau
dengan cara lain, dalam hal debitur tidak
memenuhi kewajibannya kepada bank,
dengan ketentuan agunan yang dibeli
wajib dicairkan secepatnya.
MODAL
PASAL 4
MODAL
PASAL 4
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 350.000.000.000
4
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
350.000.000.000 (tiga ratus lima puluh miliar
Rupiah) terbagi atas 3.500.000.000 (tiga miliar lima
ratus juta saham) saham, masing-masing bernilai
nominal Rp 100 (seratus rupiah).
(tiga ratus lima puluh miliar Rupiah) terbagi atas
3.500.000.000 (tiga miliar lima ratus juta saham),
masing-masing bernilai nominal Rp 100 (seratus
rupiah).
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan
disetor 193/560 (seratus sembilan puluh tiga per
lima ratus enam puluh) bagian atau sejumlah
1.206.250.000 (satu miliar dua ratus enam juta dua
ratus lima puluh ribu) saham dengan nilai nominal
seluruhnya sebesar Rp 120.625.000.000 (seratus
dua puluh miliar enam ratus dua puluh lima juta
Rupiah) oleh para pendiri yang telah mengambil
bagian saham dengan rincian serta nilai nominal
yang disebutkan pada bagian akhir akta.
2. Dari modal dasar tersebut akan ditempatkan dan
disetor minimum 25% (dua puluh lima persen).
3. Saham yang masih dalam simpanan akan
dikeluarkan oleh Perseroan menurut keperluan
modal Perseroan, dengan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham, dengan syarat dan harga
tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dan harga
tersebut tidak dibawah harga pari, dengan
memperhatikan peraturan yang termuat dalam
Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan
Bursa Efek di tempat di mana saham-saham
Perseroan dicatatkan.
3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan
oleh Perseroan menurut keperluan modal Perseroan
pada waktu dan dengan cara, harga serta persyaratan
yang ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham, dengan
memperhatikan peraturan yang termuat dalam
Anggaran Dasar ini, Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”), peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana
saham-saham Perseroan dicatatkan.
4.
a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran
Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas
adalah saham atau Efek yang dapat ditukar
dengan saham atau Efek yang menganduk
hak untuk memperoleh saham, antara lain
Obligasi Konversi atau Waran) yang
dilakukan dengan pemesanan, maka hal
tersebut wajib dilakukan dengan memberikan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada
setiap pemegang saham yang namanya
terdaftar dalam daftar pemegang saham
Perseroan pada tanggal yang ditentukan
dalam Rapat Umum Pemegang
Saham yang menyetujui pengeluaran Efek
Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang
sebanding antara jumlah saham yang telah
terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan atas nama pemegang saham
masing-masing pada tanggal tersebut.
4. Setiap saham dalam simpanan yang dikeluarkan lebih
lanjut harus disetor penuh. Penyetoran atas saham
dalam bentuk lain selain uang, baik berupa benda
berwujud maupun tidak berwujud, wajib memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud
wajib diumumkan kepada publik pada saat
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham
mengenai penyetoran tersebut;
b. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa
memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu kepada pemegang saham dapat
dilakukan dalam hal pengeluaran saham:
1. ditujukan kepada karyawan, anggota
5
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Direksi, dan/atau anggota Dewan
Komisaris Perseroan dan/atau
Perusahaan Terkendali yang
memenuhi syarat untuk memiliki
saham Perseroan;
2. ditujukan kepada pemegang saham,
obligasi atau Efek lain yang dapat
dikonversi menjadi saham yang telah
dikeluarkan;
3. dilakukan baik untuk memperbaiki posisi
keuangan maupun selain untuk
memperbaiki posisi keuangan
Perseroan; dan/atau
4. dilakukan sesuai dengan peraturan di
bidang Pasar Modal yang
memperbolehkan penambahan modal
tanpa Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu.
c. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dapat
dialihkan dan diperdagangkan, dengan
syarat-syarat dan jangka waktu sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal.
b. benda yang akan di jadikan sebagai setoran modal
wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan dan tidak dijaminkan
dengan cara apapun;
d. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh
Perseroan tersebut harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum
Pemegang Saham Perseroan, dengan
syarat-syarat dan jangka waktu sesuai
dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini
dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk peraturan perundang-
undangan dibidang Pasar Modal serta
peraturan Bursa Efek di tempat di mana
saham Perseroan dicatatakan.
c. memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham dengan kuorum sebagaimana diatur
dalam Pasal 11 ayat (1) Anggaran Dasar ini;
e. Direksi harus mengumumkan keputusan
pengeluaran saham dengan cara penawaran
umum terbatas tersebut dalam 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional dan/atau situs web
Bursa Efek serta situs web Perseroan.
d. dalam hal benda yang akan dijadikan sebagai
setoran modal dilakukan dalam bentuk saham
suatu perseroan yang tercatat di Bursa Efek,
maka harganya harus ditetapkan berdasarkan
nilai pasar wajar; dan
f. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh
Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus
dialokasikan kepada semua pemegang
saham yang memesan tambahan Efek
Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila
jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan
melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang
e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba
ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan,
dan/atau unsur modal sendiri, maka laba
ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan
dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut
harus sudah dimuat dalam Laporan Keuangan
Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh
Akuntan yang terdaftar di Otoritas Jasa
6
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang
tidak diambil tersebut wajib dialokasikan
sebanding dengan jumlah Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu yang dilaksanakan oleh
masing masing pemegang saham yang
memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas,
satu dan lain dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk peraturan perundang-
undangan dibidang Pasar Modal serta
peraturan Bursa Efek di tempat di mana
saham Perseroan dicatatakan.
Keuangan dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
g. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat
Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh
pemegang saham sebagaimana dimaksud
dalam huruf (f) di atas, maka dalam hal
terdapat pembeli siaga, Efek Bersifat Ekuitas
tersebut wajib dialokasikan kepada pihak
tertentu yang bertindak sebagai pembeli
siaga dengan harga dan syarat-syarat yang
sama, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan dibidang Pasar Modal
h. Perseroan dapat menambah modal tanpa
memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Fauhlu kepada pemegang saham, seperti
penambahan modal dengan cara
mengkonversi utang Perseroan menjadi
saham dan lain-lain, sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan
dibidang Pasar Modal.
i. Setiap penambahan modal melalaui pengeluaran
Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang dari
ketentuan seperti tersebut dalam Pasal 4
ayat 4 huruf a sampai dengan huruf g
tersebut di atas, apabila ketentuan peraturan
perundang-undangan dibidang Pasar Modal
dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana
saham-saham Perseroan dicatatkan
mengizinkannya.
5. persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
sebagaimana dimaksud dalam angka 1) di atas
termasuk juga persetujuan untuk mengubah
Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam
angka 4) di atas. Pelaksanaan pengeluaran saham
dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat
ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung
hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan
oleh Direksi berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham Perseroan yang semula telah menyetujui
pengeluaran Efek tersebut, dengan mengindahkan
peraturan-peraturan yang termuat dalam Anggaran
5. Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham menyetujui
pengeluaran saham dalam simpanan dengan cara
penawaran umum terbatas maupun peningkatan
modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dan
memutuskan jumlah maksimum saham dalam
simpanan yang akan dikeluarkan, maka Rapat Umum
Pemegang Saham harus melimpahkan kewenangan
dengan cara memberikan kuasa kepada Dewan
Komisaris untuk menyatakan jumlah saham yang
sesungguhnya telah dikeluarkan dalam rangka
penawaran umum terbatas tersebut. Kuorum dan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk
7
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang
dibidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di
tempat di mana saham Perseroan dicatatakan.
menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan harus
memenuhi persyaratan dalam Pasal 11 Anggaran
Dasar ini.
6. Penyetoran modal dapat pula dilakukan dengan
cara selain dalam bentuk uang, dengan memenuhi
ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
khususnya peraturan perundang-undangan dibidang
Pasar Modal, antara lain:
6. Jika Efek Bersifat Ekuitas akan dikeluarkan oleh
Perseroan, maka:
a. wajib disetujui terlebih dahulu oleh Rapat Umum
Pemegang Saham dengan kuorum
sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat 1
Anggaran Dasar ini;
a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran
Efek Bersifat Ekuitas wajib dilakukan dengan
memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (untuk selanjutnya disebut “HMETD”)
kepada setiap pemegang saham yang namanya
terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan pada tanggal yang ditentukan
dalamRapat Umum Pemegang Saham yang
menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas
dalam jumlah yang sebanding antara jumlah
saham yang dimiliki pemegang saham tersebut
dan jumlah seluruh saham yang telah terdaftar
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
atas nama para pemegang saham pada tanggal
tersebut.
b. benda yang akan di jadikan sebagai setoran
modal wajib diumumkan kepada publik pada
saat pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham mengenai penyetoran tersebut dan
wajib dinilai oleh penilaia yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan serta tidak
dijaminkan dengan cara apapun juga;
Penyetoran dengan cara selain dalam bentuk
uang antara lain:
1. Penyeroran atas saham dalam bentu
benda tidak bergerak wajib
diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar
harian berbahasa Indonesia yang
salah satunya terbit atau beredar di
tempat kedudukan Perseroan dan
yang lain berperedaran nasional,
sedikitnya 14 (empat belas) hari
sebelum tanggal Rapat Umum
Pemegang Saham mengenai
penyetoran tersebut dan benda tidak
bergerak yang dojadikan sebagai
setoran atas saham tersebut wajib
dinilai oleh penilai independen yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan,
kecuali ditentukan lain dalam
peraturan perundang-undangan
dibidang Modal;
b. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa
memberikan HMETD kepada pemegang saham
dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham:
1. ditujukan kepada karyawan Perseroan;
8
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
2. Penyetoran atas saham dengan
pemasukan saham perseroan lain
harus berupa saham-saham yan telah
disetor penuh, tidak dijaminkan
dengan cara apapun juga dan
harganya harus ditetapkan oleh pihak
independen yang terdaftar du Otoritas
Jasa Keuangan untuk melaksanakan
penilaian serta memberikan pendapat
tentang harga saham dan harus
dilakukan dengan memperhatikan
peraturan Pasar Modal yang berlaku;
3. Dalam hal penyetoran tersebut berasal
dari laba yang ditahan, agio saham,
laba bersih Perseroan dan/atau unsur
modal sendiri maka laba ditahan, agio
saham, laba bersih Perseroan
dan/atau unsur modal sendiri lainnya
tersebut sudah dimuat dalam Laporan
Keuangan Tahunan terakhir yang telah
diperiksa Akuntan yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian;
4. Penyetoran atas saham dengan konversi
tagihan dilakukan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. ditujukan kepada pemegang obligasi atau
Efek Bersifat Ekuitas lain yang dapat
dikonversi menjadi saham, yang telah
dikeluarkan dengan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham;
3. dilakukan dalam rangka reorganisasi
dan/atau restrukturisasi yang telah
disetujui oleh Rapat Umum Pemegang
Saham, dan/atau
4. dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar
Modal yang memperbolehkan penambahan
modal tanpa HMETD.
c. HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan,
dengan mengindahkan ketentuan Anggaran
Dasar ini dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang Pasar Modal.
d. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh
Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang
HMETD harus dialokasikan kepada semua
pemegang saham yang memesan tambahan
Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila
jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan
melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan
dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tidak
diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding
dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh
masing masing pemegang saham yang
memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas.
e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas
yang tidak diambil bagian oleh pemegang
saham sebagaimana dimaksud dalam huruf (d)
ayat ini, maka dalam hal terdapat pembeli siaga,
Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan
kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai
9
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
pembeli siaga dengan harga dan syarat yang
sama.
7.
a. Penambahan modal dasar Perseroan hanya
dapat dilakukan berdasarkan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham, dengan
memperhatikan ketentuan dalam Anggaran
Dasar ini dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk
pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau
Efek yang mengandung hak untuk memperoleh
saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdahulu
yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut.
b. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan
modal ditempatkan dan disetor menjadi
kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari
modal dasar, dapat dilakukan sepanjang:
1) telah memperoleh persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham untuk
menambah modal dasar;
2) telah memperoleh persetujuan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia;
3) penambahan modal ditempatkan dan
disetor sehingga menjadi paling sedikit
25% (dua puluh lima persen) dari
modal dasar wajib dilakukan dalam
jangka waktu paling lambat 6 (enam)
bulan setelah persetujuan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam angka 2) di atas;
4) dalam hal penambahan modal disetor
sebagaimana dimaksud dalam angka
3) di atas tidak terpenuhi sepenuhnya,
maka Perseroan harus mengubah
kembali Anggaran Dasarnya sehingga
modal dasar memenuhi ketentuan
yang berlaku dalam jangka waktu 2
(Dua) bulan setelah jangka waktu
dalam angka 3) di atas tidak terpenuhi;
5) persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham sebagaimana dimaksud dalam
angka 1) di atas termasuk juga
persetujuan untuk mengubah
Anggaran Dasar sebagaimana
dimaksud dalam angka 4) di atas.
c. Penambahan modal disetor menjadi efektif
setelah terjadinya penyetoran modal yang
mengakibatkan besarnya modal disetor
10
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
menjadi paling kurang dari 25% (dua puluh
lima persen) dari modal dasar dan
mempunyai hak-hak yang sama dengan
saham lainnya yang diterbitkan oleh
Perseroan, dengan tidak mengurangi
kewajiban Perseroan untuk mengurus
pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
d. Penambahan modal disetor menjadi efektif
setelah terjadinya penyetoran, dan saham
yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang
sama dengan saham yang mempunyai
klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh
Perseroan, dengan tidak mengurangi
kewajiban Perseroan untuk mengurus
pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
8. Setiap pemegang saham harus tunduk kepada
Anggaran Dasar Perseroan dan kepada semua
keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat
Umum Pemegang Saham serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
8. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah
terjadinya penyetoran dan saham yang diterbitkan
mempunyai hak yang sama dengan saham yang
mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh
Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban
Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
9. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham
yang telah dibayar penuh sampai dengan 10%
(sepuluh persen) dari jumlah saham yang telah
ditempatkan atau dalam jumlah lain, apabila
peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi
Perseroan menentukan lain;
Pembelian kembali saham tersebut tidak boleh
mengurangi modal dasar dan modal ditempatkan
atau disetor Perseroan dan saham-saham yang
dibeli kembali tersebut tidak dihitung dalam
menentukan kuorum kehadiran maupun
pengambilan suara dalam Rapat Umum Pemegang
Saham; Pembelian kembali saham tersebut dengan
memperhatikan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, khususnya
peraturan dibidang Pasar Modal.
9. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat
dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham.
Perubahan Anggaran Dasar dalam rangka perubahan
modal dasar harus disetujui oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia.
SAHAM
PASAL 5
SAHAM
PASAL 5
1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan
adalah saham atas nama dan setiap saham
mempunyai 1 (satu) suara.
1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah
saham atas nama.
2. Perseroan hanya mengakui 1 (satu) orang atau 1 2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai
11
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
(satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu)
saham, yaitu orang atau badan hukum yang
namanya tercatat sebagai pemilik saham yang
bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan.
nominal atau tanpa nilai nominal.
3. Perseroan dapat memberikan bukti pemilikan
saham berupa surat saham atau surat kolektif
saham atas nama pemiliknya yang terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan, sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku
dibidang Pasar Modal dan ketentuan yang berlaku
di Bursa Efek di tempat di mana saham-saham
Perseroan dicatatkan.
3. Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal.
4. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai
bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang
dimiliki oleh seorang pemegang saham.
4. Perseroan hanya mengakui 1 (satu) orang atau badan
hukum sebagai pemilik 1 (satu) saham.
5. Dalam hal Perseroan tidak menerbitkan surat
saham, pemilikan saham dapat dibuktikan dengan
surat keterangan atau catatan yang dikeluarkan
oleh Perseroan.
5. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik
beberapa orang, maka mereka yang memiliki
bersama itu diwajibkan untuk menunjuk secara
tertulis seorang di antara mereka atau menunjuk
seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan
yang ditunjuk atau diberi kuasa tersebut yang berhak
menggunakan hak yang diberikan oleh hukum atas
saham tersebut.
6. Pemberian saham atau surat kolektif saham
kepada pemiliknya yang terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
dibidang Pasar Modal dan ketentuan yang berlaku
di Bursa Efek di tempat di mana saham-saham
Perseroan dicatatkan.
6. Selama ketentuan dalam ayat (5) Pasal ini belum
dilaksanakan, para pemegang saham tersebut tidak
berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dividen
untuk saham tersebut ditangguhkan.
7. Pada surat saham harus dicantumkan
sekurangnya:
a. nama dan alamat pemegang saham;
b. nomor surat saham;
c. nilai nominal saham;
d. tanggal pengeluaran surat saham.
7. Setiap pemegang saham wajib tunduk kepada
Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang
diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang
Saham serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8. Pada surat kolektif saham harus dicantumkan
sekurangnya:
a. nama dan alamat pemegang saham;
b. nomor surat kolektif saham;
c. nomor surat saham dan jumlah saham;
8. Untuk saham Perseroan yang dicatatkan pada Bursa
Efek di Indonesia berlaku peraturan Bursa Efek di
tempat saham Perseroan dicatatkan.
12
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
d. nilai nominal saham;
e. tanggal pengeluaran surat kolektif saham.
9. Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham
dan/atau Obligasi Konversi dan/atau Waran
dan/atau Efek lain yang dapat dikonversikan
menjadi saham harus dicetak, diberi nomor urut
dan dibubuhi tanggal pengeluaran serta memuat
tandatangan dari Direktur Utama bersama-sama
dengan Komisaris Utama atau apabila Direktur
Utama berhalangan, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka oleh seorang
Direktur lainnya bersama-sama dengan Komisaris
Utama atau apabila Komisaris Utama berhalangan,
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, maka oleh Direktur Utama bersama-sama
dengan 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris
berdasarkan surat penunjukkan dari Dewan
Komisaris atau apabila Direktur Utama dan
Komisaris Utama berhalangan, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka oleh seorang
Direktur lain bersama-sama dengan 2 (dua) orang
anggota Dewan Komisaris berdasarkan surat
penunjukkan dari Dewan Komisaris;
Tanda tangan tersebut dapa dicetak langsung pada
surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau
Obligasi Konversi dan/atau Waran dan/atau Efek
lain yang dapat dikonversikan menjadi saham,
dengan mengindahkan peraturan perundangan
yang berlaku dibidang Pasar Modal dan peraturan
Bursa Efek di tempat di mana saham-saham
Perseroan dicatatkan.
9. Dalam hal saham Perseroan tidak masuk dalam
Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian dan
Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan
bukti kepemilikan saham berupa surat saham atau
surat kolektif saham kepada pemegang saham yang
bersangkutan.
10.a. Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
i) menghadiri dan mengeluarkan suara dalam
Rapat Umum Pemegang Saham;
ii) menerima pembayaran dividen dan sisa
kekayaan hasil likuidasi;
iii) menjalankan hak lainnya berdasarkan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (dua
ribu tujuh) tentang Perseroan Terbatas
(selanjutnya disebut “Undang-Undang”);
10. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti
kepemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang dimiliki
oleh seorang pemegang saham.
b. Ketentuan huruf a tersebut berlaku setelah saham
dicatat dalam Daftar Pemegang Saham atas nama
pemiliknya;
c. Ketentuan huruf a butir (i) dan butir (iii) tidak
berlaku bagi klasifikasi saham tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang;
13
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
d. Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak
yang tidak dapat dibagi;
e. Dalam hal 1 (satu) saham dimiliki oleh lebih dari 1
(satu) orang, hak yang timbul dari saham tersebut
digunakan dengan cara menunjuk secara tertulis 1
(satu) orang sebagai wakil/kuasa mereka bersama
dan hanya nama wakil/kuasa itu sajalah yang
dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
dan Daftar Khusus Perseroan; Wakil/kuasa ini
harus dianggap sebagai pemegang yang sah dari
saham yang bersangkutan dan berhak
mempergunakan semua hak yang diberikan oleh
hukum atas saham tersebut;
f. Selama ketentuan dalam huruf e tersebut di atas
belum dilaksanakan, maka para pemegang saham-
saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan
pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan.
11. Dalam hal para pemilik saham bersama itu lalai
untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Perseroan mengenai penunjukan wakil/kuasa
bersama itu, Perseroan berhak memperlakukan
pemegang saham yang namanya terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-
satunya pemegang yang sah atas saham-saham
tersebut.
11. Pada surat saham paling sedikit harus dicantumkan:
a. nama dan alamat pemegang saham;
b. nomor surat saham;
c. nilai nominal saham;
d. tanggal pengeluaran surat saham.
12. Setiap pemegang saham menurut hukum harus
tunduk kepada Anggaran Dasar ini dan kepada
semua keputusan yang diambil dengan sah dalam
Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
12. Pada surat kolektif saham paling sedikit harus
dicantumkan:
a. nama dan alamat pemegang saham;
b. nomor surat kolektif saham;
c. nomor surat saham dan jumlah saham;
d. nilai nominal saham;
e. tanggal pengeluaran surat kolektif saham.
13. Terhadap seluruh saham Perseroan yang tercatat
pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-
undangan dibidang Pasar Modal dan peraturan
Bursa Efek di tempat dimana saham-saham
Perseroan dicatatkan.
13. Surat saham dan surat kolektif saham ditandatangani
oleh Direktur Utama atau 2 (dua) orang anggota
Direksi lainnya.
14. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan
Kolektif pada Kustodian Sentral Efek Indonesia
atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka
Kontrak Investasi Efektif), diterbitkan dalam bentuk
konfirmasi tertulis yang ditandatangani oleh Direktur
Utama bersama-sama dengan Komisaris Utama
atau apabila Direktur Utama berhalangan, hal mana
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka
oleh seorang Direktur lainnya bersama-sama
dengan Komisaris Utama atau apabila Komisaris
14. Direksi wajib untuk membuat dan memelihara di
kantor pusat Perseroan, agar dapat dilihat oleh para
pemegang saham:
a. Daftar Pemegang Saham, yang memuat catatan
mengenai nomor urut saham, jumlah saham
yang dimiliki, nama dan alamat para pemegang
saham serta keterangan lain yang oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku
wajib dimuat dalam Daftar Pemegang Saham,
14
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Utama berhalangan, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka oleh Direktur
Utama bersama-sama dengan 2 (dua) orang
anggota Dewan Komisaris berdasarkan surat
penunjukkan dari Dewan Komisaris atau apabila
Direktur Utama dan Komisaris Utama berhalangan,
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, maka seorang Direktur lain bersama-sama
dengan 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris
berdasarkan surat penunjukkan dari Dewan
Komisaris dan tandatangan-tandatangan tersebut
dapat dicetak langsung, dengan mengindahkan
peraturan-peraturan yang berlaku dibidang Pasar
Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana
saham-saham Perseroan dicatatkan.
dan
b. Daftar Khusus, yang memuat keterangan
mengenai saham anggota Direksi dan Dewan
Komisaris serta keluarganya dalam Perseroan
dan atau perseroan lain serta tanggal perolehan
saham serta keterangan lain yang oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku
wajib dimuat dalam Daftar Khusus.
Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi
kewenangan kepada Biro Administrasi Efek
untuk memelihara dan menyimpan, serta
melaksanakan pencatatan mengenai saham
dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar
Khusus. Setiap pencatatan dalam Daftar
Pemegang Saham harus dilakukan sesuai
dengan Anggaran Dasar ini, peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal
dan peraturan Bursa Efek di tempat saham
Perseroan dicatatkan.
15. Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan Direksi untuk
saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif
sekurangnya harus mencantumkan:
a. Nama dan alamat Kustodian Sentral Efek
Indonesia atau Bank Kustodian yang
melaksanakan Penitipan Kolektif yang
bersangkutan;
b. Tanggal pengeluaran konfirmasi tertentu;
c. Jumlah saham yang tercakup dalam konfirmasi
tertulis;
d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup
dalam konfirmasi tertulis;
e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam
Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang
sama adalah sepadan dan dapat dipertukarkan
antara satu dengan yang lain;
f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk
pengubahan konfirmasi tertulis.
PENGGANTI SURAT SAHAM
PASAL 6
PENGGANTI SURAT SAHAM
PASAL 6
1. Jika surat saham rusak atau tidak dapat dipakai,
atas permintaan tertulis pemilik surat saham
tersebut atau mereka yang berkepentingan, Direksi
mengelyarkan surat saham pengganti yang
nomornya sama dengan nomor surat saham
1. Dalam hal surat saham rusak, pengganti surat saham
tersebut dilakukan jika:
a. Pihak yang mengajukan permohonan
penggantian saham adalah pemilik surat saham
15
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
aslinya, setelah surat saham yang rusak atau tidak
dapat dipakai tersebut diserahkan kembali kepada
Direksi.
tersebut; dan
b. Perseroan telah menerima surat saham yang
rusak.
2. Jika surat saham hilang, atas permintaan mereka
yang berkepentingan, Direksi mengeluarkan surat
saham pengganti setelah menurut pendapat Direksi
kehilangan tersebut cukup dibuktikan dan dengan
jaminan yang dipandang perlu oleh Direksi untk tiap
peristiwa yang khusus dan dikuatkan dengan
dokumen pelaporan dari Kepolisisan Republik
Indonesia atas hilangnya surat saham tersebut.
2. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang
rusak setelah memberikan penggantian surat saham.
3. Direksi dalam Rapat Direksi harus membuat
Risalah Rapat mengenai surat saham pengganti
dalam hal surat saham rusak dan/atau surat saham
hilang dengan menyebutkan alasannya, untuk
dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
berikutnya;
Surat saham asli yang rusak itu dimusnahkan oleh
Direksi dalam Rapat Direksi, hal tersebut haris
dicatat dalam Risalah Rapat tersebut.
3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat
saham tersebut dapat dilakukan jika:
a. pihak yang mengajukan permohonan
penggantian surat saham adalah pemilik surat
saham tersebut;
b. Perseroan telah mendapatkan dokumen
pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia
atas hilangnya surat saham tersebut;
c. pihak yang mengajukan permohonan
penggantian surat saham memberikan jaminan
yang dipandang cukup oleh Direksi Perseroan;
dan
d. rencana pengeluaran pengganti surat saham
yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek
di tempat saham Perseroan dicatatkan dalam
waktu paling kurang 14 (empat belas) hari
sebelum pengeluaran pengganti surat saham.
4. Semua biaya yang berhubungan dengan
pengeluaran pengganti, ditanggung oleh pemegang
saham yang berkepentingan.
4. Setelah surat saham pengganti dikeluarkan, surat
saham yang dinyatakan hilang tersebut tidak berlaku
lagi terhadap Perseroan.
5. Pengeluaran surat saham pengganti yang hilang
wajib diumumkan di Bursa Efek di tempat di mana
saham-saham Perseroan dicatatkan selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum
pengeluaran surat saham pengganti, dengan
memperhatiakn peraturan Bursa Efek di tempat di
mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
5. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat
saham ditanggung oleh pemegang saham yang
berkepentingan.
6. Pengeluaran surat saham pengganti untuk suatu
surat saham menurut pasal ini, mengakibatkan
surat saham aslinya menjadi batal dan tidak berlaku
lagi dan yang berlaku terhadap Perseroan adalah
surat saham pengganti
6. Ketentuan tentang surat saham dalam ayat (1)
sampai dengan (5) Pasal ini berlaku pula bagi surat
kolektif saham.
7. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
16
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5) dan ayat (6)
mutatis mutandis berlaku bagi pengeluaran surat
kolektif saham pengganti atau Efek Bersifat Ekuitas
DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS
PASAL 7
[AHP Note: Ketentuan Daftar Pemegang Saham dan
Daftar Khusus dihapus.]
PENITIPAN KOLEKTlF
PASAL 8
PENITIPAN KOLEKTlF
PASAL 7
1. Saham-saham yang berada dalam Penitipan
Kolektif berlaku ketentuan dalam pasal ini, yaitu:
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam
buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
kepentingan pemegang rekening pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian. Saham dalam
Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau
Perusahaan.
a. Saham dalam Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian harus dicatat dalam buku
Daftar Pemegang Saham Perseroan atas
nama Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian untuk kepentingan pemegang
rekening pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.
b. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank
Kustodian atau Perusahaan Efek yang
dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat
atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan
Efek dimaksud untuk kepentingan
pemegang rekening pada Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek tersebut.
c. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif
pada Bank Kustodian merupakan bagian
dari portofolio Efek Reksa Dana yang
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, maka Perseroan akan
mencatatkan saham tersebut dalam buku
Daftar Pemegang Saham Perseroan atas
nama Bank Kustodian untuk kepentingan
pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
tersebut.
17
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
d. Perseroan wajib menerbitkan sertipikat
jumbo atau konfirmasi tertulis kepada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
sebagaimana dimaksud huruf a di atas atau
Bank Kustodian sebagaimana dimaksud
dalam huruf c di atas sebagai tanda bukti
pencatatan dalam buku Daftar Pemegang
Saham Perseroan.
Sertipikat atau konfirmasi tertulis paling
sedikit harus mencantumkan:
1) nama dan alamat;
2) tanggal pengeluaran konfirmasi tertulis;
3) jumlah saham yang tercakup dalam
konfirmasi tertulis;
4) jumlah nilai nominal saham yang
tercakup dalam konfirmasi tertulis;
5) ketentuan bahwa setiap saham dalam
Penitipan Kolektif dengan klasifikasi
yang sama adalah sepadan dan dapat
dipertukarkan antara satu dengan yang
lain;
6) Persyaratan yang ditetapkan oleh
Direksi untuk pengubahan konfirmasi
tertulis.
e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam
Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana
berbentuk kontrak investasi kolektif dalam
buku Daftar Pemegang Saham Perseroan
menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau Bank Kustodian dimaksud.
Permohonan mutasi disampaikan oleh
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif kepada
Perseroan atau Biro Administasi Efek yang
ditunjuk Perseroan.
f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank
Kustodian, atau Perusahaan Efek wajib
menerbitkan konfirmasi kepada pemegang
rekening sebagai tanda bukti pencatatan
dalam rekening Efek.
18
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
g. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari
jenis dan klasifikasi yang diterbitkan
Perseroan adalah sepadan dan dapat
dipertukarkan antara satu dan yang lain.
h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham
ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat
saham tersebut hilang atau musnah, kecuali
pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat
memberikan bukti dan/atau jaminan yang
cukup bahwa pihak tersebut benar-benar
sebagai pemegang saham dan surat saham
tersebut benar-benar hilang atau musnah.
i. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke
dalam Penitipan Kolektif apabila saham
tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita
jaminan berdasarkan penetapan pengadilan
atau disita untuk pemeriksaan perkara
pidana, dalam hal penjaminan dan/atau sita
diberitahukan secara tertulis oleh pemegang
saham yang bersangkutan kepada
Perseroan.
j. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat
dalam Penitipan Kolektif berhak hadir
dan/atau mengeluarkan suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham sesuai dengan
jumlah saham yang dimilikinya dalam
rekening tersebut.
k. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib
menyampaikan daftar rekening Efek beserta
jumlah daftar saham Perseroan yang dimiliki
oleh masing-masing pemegang rekening
Bank Kustodian dan Perusahaan Efek
tersebut kepada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum
pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham.
l. Manajer Investasi berhak hadir dan
mengeluarkan suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham atas saham Perseroan
yang termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Bank Kustodian, yang merupakan
bagian dari portofolio Efek Reksa Dana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa
Bank Kustodian tersebut wajib
19
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
menyampaikan nama Manajer Investasi
tersebut kepada Perseroan paling lambat 1
(satu) hari kerja sebelum panggilan Rapat
Umum Pemegang Saham.
m. Perseroan wajib menyerahkan dividen,
saham bonus, atau hak-hak lain
sehubungan dengan kepemilikan saham
kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atas saham dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian dan seterusnya Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian
menyerahkan dividen, saham bonus, atau
hak-hak lain kepada Bank Kustodian atau
kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan
masing-masing pemegang rekening pada
Bank Kustodian atau Perusahaan Efek
tersebut.
n. Perseroan wajib menyerahkan dividen,
saham bonus atau hak-hak lain
sehubungan dengan pemilikan saham
kepada Bank Kustodian atas saham dalam
Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian
yang merupakan bagian dari portofolio Efek
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian; dan
o. Batas waktu penentuan pemegang rekening
Efek yang berhak untuk memperoleh
dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya
sehubungan dengan kepemilikan saham
dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham, dengan
ketentuan bahwa Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek wajib menyampaikan
daftar pemegang rekening efek berserta
jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh
masing-masing pemegang rekening efek
tersebut kepada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian paling lambat pada
tanggal yang menjadi dasar penentuan
pemegang saham yang berhak untuk
memperoleh dividen, saham bonus atau
hak-hak lainnya, untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan paling lambat
1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang
menjadi dasar penentuan pemegang saham
yang berhak untuk memperoleh dividen,
saham bonus atau hak-hak lainnya
tersebut.
20
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
2. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada
peraturan perundangan dibidang Pasar Modal serta
ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia
di tempat di mana saham-saham Perseroan
dicatatkan
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank
Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam
rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan
pemegang rekening pada Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek tersebut.
3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank
Kustodian merupakan - bagian dari portofolio Efek
Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka
Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam
buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama
Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit
Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak
investasi kolektif tersebut.
4. Perseroan wajib menerbitkan sertipikat atau
konfirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal
ini atau Bank Kustodian sebagaimana dimaksud
dalam ayat 3 Pasal ini sebagai tanda bukti
pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham
Perseroan.
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam
Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank
Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak
investasi kolektif dalam buku Daftar Pemegang
Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang
ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.
Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Pen
yimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian
kepada Perseroan atau Biro Administasi Efek yang
ditunjuk Perseroan.
6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank
Kustodian, atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda
bukti pencatatan dalam rekening efek atau
kepemilikan saham yang berada dalam Penitipan
Kolektif.
7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan
klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan
adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu
dan yang lain.
21
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
8. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke
dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang
meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti
danlatau jaminan yang cukup bahwa pihak tersebut
benar sebagai pemegang saham dan surat saham
tersebut benar hilang atau musnah.
9. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke
dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan
penetapan Pengadilan atau disita untuk pemeriksaan
perkara pidana.
10. Pemegang rekening efek yang efeknya tercatat
dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau
mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang
Saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya
dalam rekening tersebut.
11. Pemegang rekening efek yang berhak mengeluarkan
suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah
pihak yang namanya tercatat sebagai pemegang
rekening efek pada Lembaga Penyimpana dan
Penyelesaian, Bank Kustodian, atau Perusahaan
Efek, 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan Rapat
Umum Pemegang Saham, Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian, atau Bank Kustodian atau
Perusahaan efek, dalam jangka waktu yang
ditentukan dalam peraturan yang berlaku di Pasar
Modal, wajib menyampaikan daftar nama pemegang
rekening efek kepada Perseroan untuk didaftarkan
dalam buku Daftar Pemegang Saham yang khusus
disediakan untuk Rapat Umum Pemegang Saham
dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal.
12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan
suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas
saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan
Kolektif pada Bank Kustodian, yang merupakan
bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk
kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam
Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank
Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama
Manajer Investasi tersebut kepada Perseroan paling
lambat 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan Rapat
Umum Pemegang Saham.
13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus,
atau hak lain sehubungan dengan kepemilikan
saham kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif
22
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan
seterusnya Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian menyerahkan dividen, saham bonus,
atau hak lain kepada Bank Kustodian atau kepada
Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing
pemegang rekening pada Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek tersebut.
14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus
atau hak lain sehubungan dengan pemilikan saham
kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan
Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan
bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk
kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam
Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.
15. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek
yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus atau hak lainnya sehubungan dengan
kepemilikan saham dalam Penitipan Kolektif
ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham,
dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar
pemegang rekening efek berserta jumlah saham
Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing
pemegang rekening efek tersebut kepada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian paling lambat pada
tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang
saham yang berhak untuk memperoleh dividen,
saham bonus atau hak lainnya, untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu)
hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar
penentuan pemegang saham yang berhak untuk
memperoleh dividen, saham bonus atau hak lainnya
tersebut.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
PASAL 9
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
PASAL 8
1.a Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham
Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif
yang diperdagangkan di Bursa Efek wajib
memenuhi ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan dibidang Pasar Modal dan peraturan
Bursa Efek di tempat di mana saham-saham
Perseroan dicatatkan.
1. Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan atas suatu
saham, pemilik asli yang terdaftar dalam buku
Daftar Pemegang Saham harus tetap dianggap
sebagai pemegang saham sampai nama pemilik
baru telah tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan, dengan tidak mengurangi izin
pihak yang berwenang dan peraturan perundang-
undangan serta peraturan Bursa Efek di tempat
saham Perseroan dicatatkan.
1.b Dalam hal Perseroan tidak menerbitkan surat
kolektif saham, maka saham Perseroan
diadministrasikan secara elektronik dalam
Penitipan Kolektif pada Kustodian Sentral Efek
Indonesia berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek
23
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
di Kustodian Sentral Efek Indonesia;
2. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham
Perseroan yang tidak termasuk dalam Penitipan
Kolektif dan diperdagangkan di Bursa Efek wajib
memenuhi peraturan perundangan dibidang Pasar
Modal dan ketentuan-ketentuan Bursa Efek di
tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.
2. Semua pemindahan hak atas saham harus
dibuktikan dengan dokumen yang ditandatangani
oleh atau atas nama pihak yang memindahkan hak
dan oleh atau atas nama pihak yang menerima
pemindahan hak atas saham yang bersangkutan.
Dokumen pemindahan hak atas saham harus
memenuhi peraturan Bursa Efek di Indonesia di
mana saham Perseroan dicatatkan, dengan tidak
mengurangi peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam
Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke
rekening Efek yang lain pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian
dan Perusahaan Efek.
3. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham
yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib
memenuhi peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal.
4. Pemindahan hak atas saham yang tidak termasuk
dalam Penitipan Kolektif harus dibuktikan dengan
suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas
nama pihak yang memindahkan hak dan oleh atau
atas nama pihak yang menerima pemindahan hak
atas saham yang bersangkutan.
4. Direksi dapat menolak untuk mencatatkan
pemindahan hak atas saham dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan apabila cara yang
disyaratkan dalam Anggaran Dasar ini tidak
dipenuhi atau apabila salah satu syarat dalam izin
yang diberikan kepada Perseroan atau hal lain yang
disyaratkan, oleh pihak yang berwenang tidak
terpenuhi.
5. Pemindahan hak atas saham baru berlaku setelah
pencatatan pendaftaran dari pemindahan tersebut
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan untuk
saham tanpa warkat, hal tersebut dengan
memperhatikan ketentuan dibidang Pasar Modal
dan ketentuan Bursa Efek di tempat di mana
saham-saham Perseroan dicatatkan serta
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
5. Apabila Direksi menolak mencatatkan pemindahan
hak atas saham, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah tanggal permohonan untuk pencatatan
tersebut diterima oleh Direksi Perseroan, Direksi
wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan
kepada pihak yang akan memindahkan haknya.
Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada
Bursa Efek di Indonesia di tempat saham
Perseroan dicatatkan, setiap penolakan untuk
mencatat pemindahan hak harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Bursa Efek di tempat
saham Perseroan dicatatkan.
6. Pemindahan hak atas saham-saham yang
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam
Anggaran Dasar ini atau tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
tanpa persetujuan dari pihak berwenang jika
disyaratkan, tidak berlaku terhadap Perseroan.
6. Pencatatan pemindahan hak atas saham tidak
dapat dilakukan dalam jangka waktu sejak tanggal
diumumkannya panggilan untuk Rapat Umum
Pemegang Saham tahunan atau Rapat Umum
Pemegang Saham luar biasa sampai dengan
penutupan rapat tersebut dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal.
7. Dalam hal terjadi pengubahan pemilikan dari suatu
saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar
7. Orang yang mendapat hak atas saham karena
kematian seorang pemegang saham atau karena
24
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik
dari saham tersebut hingga nama dari pemilik baru
tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham, hal tersebut dengan memperhatikan
ketentuan perundangan yang berlaku termasuk
ketentuan dibidang Pasar Modal serta ketentuan
Bursa Efek di tempat di mana saham-saham
Perseroan dicatatkan.
alasan lain yang menyebabkan kepemilikan suatu
saham beralih menurut hukum, dengan
mengajukan bukti-bukti hak sebagaimana sewaktu-
waktu disyaratkan oleh Direksi, dapat mengajukan
permohonan secara tertulis untuk dicatat sebagai
pemegang saham.
Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi
dapat menerima baik bukti hak itu, tanpa
mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar ini
serta dengan mengindahkan peraturan yang
berlaku di Bursa Efek di Indonesia, di mana saham
Perseroan dicatatkan.
8. Direksi dapat menolak untuk mendaftarkan
pemindahan hak atas saham dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan, apabila ketentuan
dalam Anggaran Dasar Perseroan ini tidak
dipenuhi.
8. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam
Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke
rekening Efek lain pada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek.
9. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan
pemindahan hak atas saham dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan, maka Direksi wajib
mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada
pihak yang akan memindahkan haknya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh
Direksi Perseroan, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
dibidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di
tempat di mana saham-saham Perseroan tersebut
dicatatkan.
9. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan
dalam Anggaran Dasar ini yang mengatur
pemindahan hak atas saham dan pencatatan
pemindahan hak atas saham berlaku pula secara
mutatis mutandis terhadap peralihan hak atas
saham menurut ayat (7) Pasal ini.
10. Pencatatan pendaftaran pemindahan hak atas
saham Perseroan dalam Daftar Pemegang Saham
tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu dari
tanggal diumumkannya pemanggilan -pemanggilan
untuk Rapat Umum Pemegang Saham tahunan
atau Rapat Umum Pemegang Saham luar biasa
sampai dengan tanggal penutupan rapat-rapat
tersebut.
11. Daftar Pemegang Saham harus ditutup 1 (satu) hari
bursa sebelum tanggal diumumkannya
pemanggilan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
untuk menetapkan nama pemegang saham yang
hadir dalam Rapat tersebut.
12. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu sah
karena kematian seorang pemegang saham atau
karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan
suatu saham berubah berdasarkan hukum, dapat
dengan mengajukan bukti-bukti haknya tersebut,
sebagaimana sewaktu-waktu dapat disyaratkan
25
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
oleh Direksi, mengajukan permohonan secara
tertulis untuk didaftar sebagai pemegang saham
dari saham tersebut; Pendaftaran hanya dapat
dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik
dasar bukti-bukti hak itu dan tanpa mengurangi
ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
PASAL 10
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
PASAL 9
1. Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya
disebut pula RUPS) adalah:
a. RUPS Tahunan,
b. RUPS lainnya, yang dalam Anggaran Dasar
ini disebut juga RUPS Luar Biasa.
1. Rapat Umum Pemegang Saham adalah:
a. Rapat Umum Pemegang Saham tahunan, dan
b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya, yang
dalam Anggaran Dasar ini disebut juga Rapat
Umum Pemegang Saham luar biasa.
2. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar ini berarti
keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar
Biasa, kecuali dengan tegas ditentukan lain.
Dalam Anggaran Dasar ini, istilah Rapat Umum
Pemegang Saham berarti keduanya, yaitu Rapat
Umum Pemegang Saham tahunan dan Rapat Umum
Pemegang Saham luar biasa, kecuali jika dengan
tegas ditentukan lain.
3. RUPS Tahunan diselenggarakan tiap tahun, paling
lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku
Perseroan berakhir.
3. Rapat Umum Pemegang Saham tahunan wajib
diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam)
bulan setelah tahun buku berakhir.
4. Dalam RUPS tahunan:
a. Direksi menyampaikan:
- Laporan Tahunan yang telah ditelaah
oleh Dewan Komisaris untuk mendapat
persetujuan RUPS; Laporan Tahunan
tersebut dilakukan dengan
memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
- Laporan Keuangan yang telah diaudit
oleh akuntan publik untuk mendapat
pengesahan RUPS;
- Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
untuk tahun yang akan datang yang
telah disetujui oleh Dewan Komisaris.
b. Dewan Komisaris menyampaikan laporan tentang
tugas pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku yang baru berlalu;
c. Ditetapkan penggunaan laba atau keuntungan
jika Perseroan mempunyai saldo laba yang
4. Dalam RUPS tahunan:
a. Direksi menyampaikan Laporan Tahunan yang
telah ditelaah oleh Dewan Komisaris, yang
paling sedikit memuat Laporan Keuangan,
laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris
serta hal lain yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan;
b. diputuskan mengenai persetujuan atas Laporan Tahunan, termasuk pengesahan Laporan Keuangan;
c. diputuskan mengenai penggunaan laba bersih
yang diperoleh Perseroan dalam tahun buku yang lalu dan atau penggunaan laba Perseroan yang belum ditentukan penggunaannya, jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif;
d. jika diperlukan, diputuskan mengenai perubahan susunan anggota Direksi danlatau Dewan Komisaris Perseroan;
e. diputuskan mengenai penetapan gaji,
turnangan, tantiem dan/atau bonus kepada para anggota Direksi dan penetapan honorarium, tantiem danlatau bonus kepada para anggota
26
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
positif dari tahun buku yang baru berlalu dan
keuntungan yang belum dibagi dari tahun-tahun
buku yang lalu harus diputuskan berdasarkan
usul Direksi;
d. Dilakukan penunjukan akuntan publik dan
wewenang tersebut oleh RUPS dapat
dilimpahkan kepada Direksi Perseroan atas
nama RUPS; dan
e. Bilamana perlu, dilakukan pengangkatan para
anggota Direksi dan para anggota Dewan
Komisaris dan penentuan honorarium dan
tunjangan lainnya dari para anggota Direksi dan
para anggota Dewan Komisaris;
f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang telah diajukan,
dengan tidak mengurangi ketentuan Anggaran
Dasar ini.
Dewan Komisaris; f. diputuskan mengenai penunjukan Akuntan
Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diusulkan oleh Dewan Komisaris untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan tahun berjalan; dan
g. diputuskan mata acara lainnya yang telah
diajukan dengan sebagaimana mestinya, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar ini serta peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal
5. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan
Laporan Keuangan oleh RUPS Tahunan berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung
jawab sepenuhnya kepada anggota Direksi dan
Dewan Komisaris atas pengurusan dan
pengawasan yang telah dijalankan selama tahun
buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin
dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan.
5. Persetujuan Laporan Tahunan, termasuk pengesahan
Laporan Keuangan oleh RUPS tahunan berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung
jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada
anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas
pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan
tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan
Laporan Keuangan, kecuali perbuatan penipuan,
penggelapan dan tindak pidana lainnya.
6. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab
untuk menyelenggarakan RUPS.
6. RUPS luar biasa dapat diselenggarakan sewaktu
waktu berdasarkan kebutuhan, untuk membicarakan
dan memutuskan mata acara rapat, kecuali mata
acara rapat yang dimaksud dalam ayat 4 huruf a,
huruf b dan huruf c Pasal ini.
7. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk
menyelenggarakan RUPS Tahunan pada waktu
yang telah ditentukan, maka seorang atau lebih
pemegang saham yang bersama-sama mewakili
sedikitnya 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah berhak
memanggil sendiri RUPS Tahunan atas biaya
Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua
Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan Perseroan.
7. RUPS diselenggarakan oleh Direksi atau Dewan
Komisaris atau pemegang saham, sesuai dengan
ketentuan dalam UUPT, peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal dan Anggaran
Dasar ini.
8. RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan sewaktu-
waktu berdasarkan kebutuhan untuk membicarakan
dan memutuskan mata acara RUPS kecuali, mata
acara RUPS yang dimaksud pada ayat (4) huruf a
dan huruf d, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan serta Anggaran Dasar
8. Semua biaya dan ongkos untuk menyelenggarakan
RUPS sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan
peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan
perundang-undangan dalam bidang Pasar Modal
ditanggung dan dibayar oleh Perseroan.
27
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Perseroan.
9. Jika ada usul-usul lain yang ingin dimasukkan dalam
acara RUPS, maka usul-usul tersebut harus
dimasukkan dalam acara RUPS apabila:
a. Usul yang bersangkutan telah diajukan
secara tertulis kepada Direksi oleh seorang
atau lebih pemegang saham yang mewakili
sedikitnya 1/20 (satu per dua puluh) bagian
dari keseluruhan jumlah saham yang telah
dikeluarkan Perseroan;
b. Telah diterima sedikitnya 7 (tujuh) hari
sebelum pemanggilan untuk rapat yang
bersangkutan dikeluarkan; dan
c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap
berhubungan langsung dengan usaha
Perseroan dan dengan mengingat
ketentuan-ketentuan lain dalam Anggaran
Dasar ini.
10. Permintaan penyelenggaraan RUPS dapat
dilakukan atas permintaan:
a. Seorang atau lebih pemegang saham yang
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian
atau lebih dari jumlah seluruh saham yang
telah ditempatkan dalam Perseroan dengan
hak suara yang sah, dengan ketentuan
bahwa pemegang saham dimaksud wajib
tidak mengalihkan kepemilikannya
sahamnya dalam jangka waktu paling sedikit
6 (enam) bulan sejak RUPS dan permintaan
penyelenggaraan RUPS tersebut harus
telah diterima oleh Direksi Perseroan paling
lambat 15 (lima belas) hari kalender
sebelum pengumuman RUPS, tanpa
memperhitungkan tanggal pengumuman;
atau
b. Dewan Komisaris;
11. Permintaan penyelenggaraan dan
penyelenggaraan RUPS tunduk pada ketentuan
Undang-Undang dan peraturan perundang-
undangan lainnya yang berlaku, dengan
mempertimbangkan kepentingan Perseroan, dan
dilakukan dengan itikad baik.
TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN
RUPS
PASAL 11
TEMPAT, PENGUMUMAN, PEMANGGILAN DAN
PIMPINAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
PASAL 10
28
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
1. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan
atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan
usahanya yang utama atau ibukota provinsi dimana
tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha
utama Perseroan atau provinsi tempat kedudukan
Bursa Efek dimana saham-saham Perseroan
dicatatkan, asal saja dalam wilayah Republik
Indonesia.
1. a. Dengan tidak mengurangi ketentuan lain
dalam Anggaran Dasar ini, Rapat Umum
Pemegang Saham diadakan di tempat
kedudukan Perseroan, atau di tempat
Perseroan menjalankan kegiatan usaha
utamanya, atau dalam ibukota provinsi di
mana terletak tempat kedudukan atau tempat
kegiatan usaha utama Perseroan, atau dalam
provinsi di mana terletak tempat kedudukan
Bursa Efek di Indonesia di mana saham
Perseroan dicatatkan.
b. Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana
dimaksud dalam huruf (a) ayat ini wajib
dilakukan dalam wilayah negara Republik
Indonesia.
c. Selain penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang
Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf
(a) ayat ini, Rapat Umum Pemegang Saham
dapat juga dilakukan melalui media
telekonferensi, video konferensi atau melalui
sarana media elektronik lainnya yang
memungkinkan semua peserta Rapat Umum
Pemegang Saham saling melihat dan
mendengar secara langsung serta
berpartisipasi dalam Rapat Umum Pemegang
Saham dengan tetap memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal.
2. RUPS diselenggarakan dengan melakukan
pemanggilan terlebih dahulu kepada para
pemegang saham.
2. Dengan tidak mengurangi ketentuan mengenai
pengumuman mata acara Rapat Umum Pemegang
Saham kepada Otoritas Jasa Keuangan, paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan
pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham,
dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman
dan tanggal pemanggilan, pihak yang berhak
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
wajib melakukan pengumuman kepada para
pemegang saham bahwa akan diadakan Rapat
Umum Pemegang Saham paling kurang melalui (i)
iklan dalam paling sedikit 1 (satu) surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, (ii)
situs web Bursa Efek di tempat saham Perseroan
dicatatkan, dan (iii) situs web Perseroan, dalam
bahasa Indonesia danbahasa asing, dengan
ketentuan bahasa asing yang digunakan paling
kurang adalah bahasa Inggris.
Pengumuman tersebut paling kurang memuat:
a. tanggal penyelenggaraan dan tanggal pemanggilan
29
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Rapat Umum Pemegang Saham;
b. ketentuan mengenai pemegang saham yang berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
c. ketentuan mengenai pemegang saham yang berhak
mengusulkan mata acara Rapat Umum
Pemegang Saham.
d. hal lain yang disyaratkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku termasuk
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
Ketentuan dalam ayat ini tidak mengurangi peraturan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
3. Apabila semua pemegang saham hadir dan/atau
diwakili dalam RUPS, pengumuman dan
pemanggilan terlebih dahulu tidak diperlukan (asal
saja semua pemegang saham menyetujui hal itu)
dan RUPS dapat diadakan dimanapun juga dalam
wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil
keputusan-keputusan yang mengikat.
3. Usul para pemegang saham harus dimasukkan dalam
mata acara rapat yang dimuat dalam panggilan Rapat
Umum Pemegang Saham apabila:
a. diajukan secara tertulis kepada pihak yang
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham oleh seorang atau lebih pemegang
saham yang bersama-sama mewakili paling
sedikit 1/20 (satu per dua puluh) dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang telah
dikeluarkan oleh Perseroan;
b. diterima oleh pihak yang menyelenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum pemanggilan untuk rapat
yang bersangkutan dikeluarkan;
c. menurut pendapat pihak yang menyelenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham, usul
dilakukan dengan itikad baik dan dengan
mempertimbangkan kepentingan Perseroan;
d. menyertakan alasan diadakannya rapat dan bahan
usulan mata acara rapat;
e. usulan mata acara dimaksud merupakan mata
acara yang membutuhkan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham;
f. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku termasuk peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal
dan Anggaran Dasar ini.
a. Perseroan wajib terlebih dahulu menyampaikan
pemberitahuan rencana dan detail mata acara
4. Pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham
harus dilakukan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari
30
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
RUPS kepada Otoritas Jasa KEuangan
sekurang-kurangnya 5 (lima) hari kerja sebelum
pengumuman RUPS, dengan tidak
memperhitungkan tanggal pengumuman RUPS.
sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham,
dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan
dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Pengumuman RUPS dilakukan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum
pemanggilan RUPS, yang dilakukan dengan cara
memasang iklan dalam 1 (satu) surat kabar harian
yang berperedaran nasional sebagaimana
ditentukan oleh Direksi, situs web Bursa Efek dan
situs web Perseroan dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris;
Pengumuman ini tidak disyaratkan untuk RUPS
kedua dan selanjutnya, asal saja untuk
menyelenggarakan rapat pertama telah dilakukan
pengumuman sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dan mata acara yang
dibicarakan pada pokoknya sama dengan mata
acara rapat pertama, ketentuan ini berlaku tanpa
mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar
ini dan peraturan perundang-undangan dibidang
Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat
di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
5.a Direksi melakukan pemanggilan kepada para
pemegang saham sebelum menyelenggarakan
RUPS, menurut cara yang ditentukan dalam
Anggaran Dasar ini.
5. Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran
Dasar ini, pemanggilan untuk Rapat Umum
Pemegang Saham melalui (i) iklan dalam paling
sedikit 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional, (ii) situs web
Bursa Efek di tempat saham Perseroan dicatatkan,
dan (iii) situs web Perseroan, dalam bahasa Indonesia
dan bahasa asing, dengan ketentuan bahasa asing
yang digunakan paling kurang adalah bahasa
Inggris.
b. Dalam hal tertentu, sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang, pemanggilan RUPS dapat
dilakukan oleh Dewan Komisaris atau pemegang
saham berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan
Negeri.
Pemanggilan paling kurang memuat:
a. tanggal, waktu dan tempat penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham;
b. ketentuan mengenai pemegang saham yang berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
c. mata acara yang akan dibicarakan dan diputuskan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham,
termasuk penjelasan atas setiap mata acara,
dan
d. informasi mengenai ketersediaan bahan yang
terkait dengan mata acara rapat sebagaimana
ditentukan dalam ayat (7) Pasal ini.
31
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
i. Ketentuan dalam ayat ini tidak mengurangi
peraturan perundang undangan yang
berlaku, termasuk peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal.
6. Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain dalam
Anggaran Dasar ini, pemanggilan dilakukan
sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) hari
kalender sebelum tanggal RUPS diadakan dengan
tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan
tanggal RUPS; Pemanggilan untuk RUPS
disampaikan kepada setiap pemegang saham
dengan cara memasang iklan dalam 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional sebagaimana ditentukan
oleh Direksi, situs web Bursa Efek dan situs web
Perseroan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris.
6. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum tanggal rapat kedua diselenggarakan,
dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan
tanggal rapat. Dalam pemanggilan untuk Rapat
Umum Pemegang Saham kedua harus disebut bahwa
telah dipanggil Rapat Umum Pemegang Saham yang
pertama, akan tetapi rapat tersebut tidak dapat
dilangsungkan oleh karena kuorum kehadiran yang
disyaratkan dalam Anggaran Dasar ini tidak tercapai.
Ketentuan mengenai pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham yang termuat dalam Pasal 10 ayat
4 dan 5 Anggaran Dasar ini mutatis mutandis berlaku
untuk pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham
kedua.
7. Pemanggilan RUPS harus mencantumkan hari,
tanggal, waktu, tempat, mata acara RUPS termasuk
penjelasan dan usulan mata acara dari pemegang
saham, ketentuan pemegang saham yang berhak
hadir, dan informasi yang menyatakan bahan terkait
mata acara RUPS tersedia bagi pemegang saham
sejak tanggal dilakukannya pemanggilan RUPS
sampai dengan RUPS diselenggarakan.
Pemanggilan RUPS Tahunan harus pula
mencantumkan bahwa Laporan Tahunan
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 19 ayat 6
telah tersedia di kantor Perseroan sejak tanggal
pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS
diselenggarakan dan bahwa salinan dari Neraca
dan Perhitungan Laba Rugi dari tahun buku yang
baru lalu dapat diperoleh dari Perseroan atas
permintaan tertulis para pemegang saham sejak
tanggal pemanggilan RUPS Tahunan yang
bersangkutan sampai dengan tanggal
diselenggarakannya RUPS Tahunan;
Dalam hal mata acara rapat mengenai
pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris, daftar riwayat hidup calon
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris yang akan diangkat wajib tersedia di
situs web Perseroan paling kurang sejak saat
pemanggilan sampai dengan penyelenggaraan
RUPS;
7. Pihak yang menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham wajib menyediakan bahan mata
acara rapat di kantor pusat Perseroan untuk diperiksa
oleh para pemegang saham sejak tanggal
dilakukannya pemanggilan hingga tanggal Rapat
Umum Pemegang Saham diselenggarakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
termasuk peraturan perundang-undangan dalam
bidang Pasar Modal.
Dalam hal terjadi ralat pemanggilan RUPS, maka:
a. Perseroan wajib melakukan ralat
32
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
pemanggilan RUPS;
b. Ralat pemanggilan memuat informasi atas
perubahan tanggal penyelenggaraan RUPS
dan/atau penambahan mata acara RUPS;
c. Perseroan wajib melakukan pemanggilan
ulang RUPS dengan tata cara pemanggilan
sebagaimana diatur dalam ayat ini, kecuali
dalam hal ralat dimaksud bukan karena
kesalahan Perseroan.
8. Jika setelah diadakan RUPS pertama, perlu
diadakan RUPS kedua, maka RUPS kedua
diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari
kalender dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari
kalender dari RUPS pertama; Pemanggilan untuk
RUPS kedua dilakukan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kalender sebelum tanggal RUPS kedua
diselenggarakan dengan menyebutkan telah
diselenggarakan RUPS pertama tetapi tidak
mencapai korum, kecuali RUPS untuk memutuskan
hal-hal yang berbenturan kepentingan pemanggilan
RUPS kedua dilakukan selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kalender sebelum tanggal RUPS
kedua diselenggarakan, dengan menyebutkan telah
diselenggarakan RUPS pertama tetapi tidak
mencapai korum;
Pemanggilan RUPS kedua dilakukan dengan cara
memasang iklan dalam 1 (satu) surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional
sebagaimana ditentukan oleh Direksi, situs web
Bursa Efek dan situs web Perseroan dalam Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris;
Ketentuan ini berlaku tanpa mengurangi peraturan
perundang-undangan dibidang Pasar Modal dan
peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat di
mana saham-saham Perseroan dicatatkan serta
peraturan perundang-undangan lainnya.
8. Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh
anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan
Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan
Komisaris tidak atau berhalangan hadir, maka Rapat
Umum Pemegang Saham akan dipimpin oleh anggota
Direksi yang ditunjuk oleh Direksi.
Jika semua anggota Dewan Komisaris dan anggota
Direksi tidak atau berhalangan hadir maka Rapat
Umum Pemegang Saham akan dipimpin oleh salah
seorang pemegang saham yang hadir dan ditunjuk
dari dan di antara pemegang saham yang hadir.
Ketidakhadiran seorang dalam Rapat Umum
Pemegang Saham tidak perlu dibuktikan terhadap
pihak ketiga.
9. Dalam hal pengumuman dan pemanggilan tidak
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6),
ayat (7) dan ayat (8) pasal ini, keputusan
(keputusan) RUPS tetap sah jika semua pemegang
saham dengan hak suara yang sah hadir atau
diwakili dalam RUPS dan keputusan (-keputusan)
tersebut disetujui dengan suara bulat, sedangkan
RUPS dapat diselenggarakan dimanapun juga
dalam wilayah Republik Indonesia.
9. Jika anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh
Dewan Komisaris untuk memimpin Rapat Umum
Pemegang Saham mempunyai benturan kepentingan
dengan mata acara yang akan diputuskan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat Umum
Pemegang Saham akan dipimpin oleh anggota
Dewan Komisaris lain yang tidak mempunyai benturan
kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai
benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang
Saham dipimpin oleh anggota Direksi yang ditunjuk
oleh Direksi.
33
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Jika anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi untuk
memimpin Rapat Umum Pemegang Saham
mempunyai benturan kepentingan dengan mata
acara yang akan diputuskan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham, maka Rapat Umum Pemegang
Saham akan dipimpin oleh anggota Direksi lain yang
tidak mempunyai benturan kepentingan dan ditunjuk
oleh Direksi. Jika semua anggota Direksi mempunyai
benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang
Saham akan dipimpin oleh salah seorang pemegang
saham bukan pengendali yang dipilih oleh mayoritas
pemegang saham lainnya yang hadir dalam rapat.
10. Apabila dalam Anggaran Dasar ini tidak ditentukan
lain, RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan
Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris;
Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak
hadir atau berhalangan karena sebab apapun, hal
tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga,
maka RUPS akan dipimpin oleh Direktur Utama;
Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun, hal tersebut
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka
RUPS akan dipimpin oleh salah seorang anggota
Direksi;
Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau
berhalangan karena sebab papun, hal tersebut
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka
RUPS dipimpin oleh pemegang saham yang hadir
dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta
RUPS.
11. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk
oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan
kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam
RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan
Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Dewan
Komisaris yang tidak mempunyai benturan
kepentingan;
Apabila semua anggota Dewan Komisaris
mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS
dipimpin oleh Direktur Utama;
Dalam hal Direktur Utama mempunyai benturan
kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam
RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi
yang tidak mempunyai benturan kepentingan;
Apabila semua anggota Direksi mempunyai
benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh
salah seorang pemegang saham independen yang
34
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir
dalam RUPS.
12. Ketua RUPS berhak meminta agar mereka yang
hadir membuktikan kewenangannya untuk
menghadiri RUPS yang bersangkutan.
13. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan
dalam RUPS dibuat Risalah RUPS.
Risalah RUPS tersebut harus dibuat oleh seorang
yang hadir dan ditunjuk oleh Ketua RUPS dan
harus ditandatangani oleh Ketua RUPS dan
sekurang-kurangnya pemegang saham atau kuasa
pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang
ditujuk untuk maksud tersebut oleh RUPS, untuk
memastikan kelengkapan dan kebenaran Risalah
RUPS tersebut.
14. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 13 di
atas tidak disyaratkan apabila Berita Acara RUPS
dibuat oleh Notaris.
15. Risalah yang dibuat sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam ayat 13 dan ayat 14 pasal ini
berlaku sebagai bukti yang sah untuk semua
pemegang saham dan pihak ketiga tentang
keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam
RUPS.
KORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUPS
PASAL 12
KORUM, HAK SUARA KEPUTUSAN DAN
RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
PASAL 11
1) Kecuali dinyatakan lain dalam Anggaran Dasar ini:
a. RUPS dapat dilangsungkan apabila dihadiri
oleh pemegang saham atau kuasanya yang
sah yang mewakili paling sedikit ½ (satu per
dua) bagian dari jumlah seluruh saham yang
telah ditempatkan dalam Perseroan dengan
hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih
dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham yang telah ditempatkan
dalam Perseroan dengan hak suara yang
sah dan disetujui oleh lebih dari ½ (satu per
dua) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam RUPS,
kecuali apabila ditentukan lain dalam
Anggaran Dasar ini dan peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku;
1.
a. Rapat Umum Pemegang Saham termasuk
Rapat Umum Pemegang Saham untuk
pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat
dilangsungkan jika dalam rapat dihadiri dan
atau diwakili oleh para pemegang saham atau
kuasa mereka yang sah yang memiliki lebih
dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang telah dikeluarkan oleh Perseroan,
kecuali apabila peraturan perundang-undangan
dan atau Anggaran Dasar ini menentukan
jumlah kuorum yang lebih besar.
35
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
b. RUPS kedua adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila
dihadiri oleh pemegang saham atau
kausanya yang sah yang mewakili paling
sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah
seluruh saham yang telah ditempatkan dalam
Perseroan dengan hak suara yang sah dan
keputusan disetujui oleh lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam RUPS,
kecuali ditentukan lain dalam peraturan
perundangan yang berlaku;
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud
dalam huruf (a) ayat ini tidak tercapai, maka
dalam waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari,
akan tetapi paling lambat 21 (dua puluh satu)
hari, setelah tanggal Rapat Umum Pemegang
Saham yang pertama, dapat diadakan Rapat
Umum Pemegang Saham yang kedua.
c. Dalam hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai,
maka atas permohonan Perseroan, kuorum,
jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan
RUPS ketiga ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan; dan
c. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham
kedua dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam Pasal 10 ayat (6) Anggaran Dasar ini.
d. Kuorum kehadiran dan keputusan RUPS
tersebut di atas berlaku pula untuk
perubahan data Perseroan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang.
d. Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah
sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat, jika dalam rapat dihadiri dan atau
diwakili oleh para pemegang saham atau kuasa
mereka yang sah yang memiliki paling sedikit
1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah yang telah
dikeluarkan oleh Perseroan.
e. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dan
huruf (d) ayat ini adalah sah jika disetujui oleh
lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang hadir dan atau diwakili dalam Rapat
Umum Pemegang Saham yang bersangkutan.
36
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
f. Dalam hal kuorum dalam Rapat Umum
Pemegang Saham kedua tidak tercapai, maka
atas permohonan Direksi atas nama
Perseroan, persyaratan kuorum, jumlah suara
untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan
waktu menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan.
keputusan adalah sah jika dihadiri oleh
pemegang saham dari saham dengan hak
suara yang sah yang memenuhi persyaratan
kuorum dan persyaratan pengambilan
keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan atas permohonan Perseroan.
2) Perubahan Anggaran Dasar harus dibuat dalam
akta berbahasa Indonesia dan perubahan
Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS;
RUPS untuk menetapkan perubahan Anggaran
Dasar, (tidak termasuk perubahan Anggaran Dasar
dalam rangka memperpanjang jangka waktu
berdirinya Perseroan) dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Dihadiri oleh para pemegang saham atau
kuasanya yang sah yang mewakili paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah
seluruh saham yang telah ditempatkan
dalam Perseroan dengan hak suara yang
sah dan disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua per
tiga) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam RUPS;
b. Dalam hal kuorum sebagaimana
dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas
tidak tercapai, maka dalam RUPS kedua
keputusan adalah sah apabila dihadiri oleh
pemegang saham atau kuasanya yang sah
yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per
lima) bagian dari jumlah seluruh saham
yang telah ditempatkan dalam Perseroan
dengan hak suara yang sah dan keputusan
disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan
dengan sah dalam RUPS; dan
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam
huruf b di atas tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, kuorum, jumlah
2. Pemegang saham berhak untuk menghadiri Rapat
Umum Pemegang Saham Perseroan, baik sendiri
maupun diwakili oleh pemegang saham lain atau
orang lain dengan surat kuasa.
37
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan
RUPS ketiga ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
3) Dengan mengindahan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka
perbuatan hukum untuk mengalihkan kekayaan
Perseroan atau menjadikan jaminan utang
kekayaan Perseroan yang lebih dari 50% (lima
puluh persen) dari seluruh jumlah kekayaan bersih
Perseroan, baik dalam satu transaksi atau
beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun
yang berkaitan satu sama lain, yang terjadi dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau lebih,
perubahan Anggaran Dasar dalam rangka
memperpanjang jangka waktu berdirinya
Perseroan, penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, pemisahan, pengajuan
permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit,
likuidasi dan pembubaran hanya dapat dilakukan
berdasarkan keputusan RUPS, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Dihadiri oleh para pemegang saham atau
kausanya yang sah, yang mewakili paling
sedikit ¾ (tiga per empat) bagian dari
seluruh jumlah saham yang telah
ditempatkan dalam Perseroan dengan hak
suara yang sah dan keputusan RUPS harus
disetujui oleh lebih dari ¾ (tiga per empat)
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan
dengan sah dalam RUPS;
b. Dalam hal kuorum sebagaimana
dimaksudkan dalam butir a tersebut di atas
tidak tercapai, maka dalam RUPS kedua
keputusan adalah sah apabila dihadiri oleh
para pemegang saham atau kuasanya yang
sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua
per tiga) bagian dari seluruh saham yang
telah ditempatkan dalam Perseroan dengan
hak suara yang sah dan keputusan RUPS
harus disetujui oleh lebih dari ¾ (tiga per
empat) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam RUPS; dan
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam
huruf b di atas tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, kuorum, jumlah
suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan
RUPS ketiga ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
3. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk
mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya
pada waktu rapat diadakan.
38
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
4. RUPS untuk memutuskan hal-hal yang mempunyai
benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
4. Dalam rapat, setiap saham memberi hak kepada
pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
a. Pemegang saham yang mempunyai benturan
kepentingan dianggap telah memberikan
keputusan yang sama dengan keputusan yang
disetujui oleh pemegang saham independen yang
tidak mempunyai benturan kepentingan;
b. RUPS dihadiri oleh pemegang saham
independen yang mewakili lebih dari ½ (satu per
dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah dimiliki oleh pemegang
saham independen dalam Perseroan dan
keputusan adalah sah jika disetujui oleh
pemegang saham independen yang mewakili
lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
dimiliki oleh pemegang saham independen;
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada
huruf b di atas tidak terpenuhi, maka dalam
RUPS kedua, keputusan adalah sah apabila
dihadiri oleh pemegang saham independen yang
mewakili lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah yang dimiliki oleh pemegang saham
independen dalam Perseroan dan keputusan
diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang
saham independen yang mewakili lebih dari ½
(satu per dua) bagian dari jumlah saham yang
dimiliki oleh pemegang saham independen yang
hadir dalam RUPS; dan
d. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam
huruf c di atas tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, kuorum
penyelenggaraan RUPS ketiga ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan dan keputusan diambil
berdasarkan suara setuju dari pemegang saham
independen yang mewakili lebih dari ½ (satu per
dua bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh
pemegang saham independen yang hadir dalam
RUPS.
5. Yang berhak hadir dalam RUPS adalah pemegang
saham yang namanya tercatat dalam Daftar
pemegang Saham Perseroan, dengan
memperhatikan peraturan perundangan yang
berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat di
mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan
karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa
dalam Rapat Umum Pemegang Saham, tetapi suara
yang mereka keluarkan selaku kuasa pemegang
saham tidak dihitung dalam pemungutan suara.
6. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang
saham lain atau pihak ketiga dengan surat kuasa,
6. Pemungutan suara dilakukan secara lisan, kecuali jika
ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari
39
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
dengan memperhatikan peraturan perundangan
yang berlaku.
pemegang saham atau kuasa pemegang saham yang
hadir dalam rapat tersebut yang memiliki saham dalam
Perseroan dalam jumlah paling sedikit 5% (lima
persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan.
7. Ketua RUPS berhak meminta agar surat kuasa
untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan
kepadanya pada waktu RUPS diadakan.
7. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah
untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan
adalah sah jika diambil berdasarkan suara setuju lebih
dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah yang hadir dan
atau diwakili dalam rapat, kecuali apabila dalam
Anggaran Dasar ini ditentukan lain. Apabila jumlah
suara yang setuju dan tidak setuju sama banyak, maka
usul ditolak.
8. Dalam RUPS, tiap saham memberikan hak kepada
pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
8. Dalam hal Perseroan bermaksud melakukan transaksi
tertentu yang terdapat benturan kepentingan dan
transaksi tersebut tidak dikecualikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
Pasar Modal, maka transaksi tersebut wajib mendapat
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham luar biasa
yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pemegang saham yang mempunyai benturan
kepentingan dianggap telah memberikan keputusan
yang disetujui oleh pemegang saham independen
yang tidak mempunyai benturan kepentingan,
kecuali jika pemegang saham yang bersangkutan
menyatakan lain;
b. Rapat Umum Pemegang Saham untuk
memutuskan mata acara transaksi yang
mempunyai benturan kepentingan harus memenuhi
syarat pengumuman, pemanggilan,
penyelenggaraan (termasuk kuorum) serta
pengambilan keputusan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham yang ditentukan dalam
Anggaran Dasar ini, akan tetapi dengan ketentuan
bahwa dalam Rapat Umum Pemegang Saham
tersebut dihadiri dan atau diwakili oleh para
pemegang saham atau kuasa mereka yang sah
yang memiliki lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan yang
dimiliki oleh para pemegang saham independen
dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham
independen atau kuasa mereka yang sah yang
dihadiri dan atau diwakili lebih dari 1/2 (satu per
dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroanyang dimiliki oleh para pemegang saham
independen.
40
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
c. Dalam hal kuorum sebagaimana yang dimaksud
dalam huruf (b) ayat ini tidak tercapai, dapat
diadakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua
yang memenuhi syarat pemanggilan,
penyelenggaraan serta pengambilan keputusan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua yang
ditentukan dalam Anggaran Dasar ini, akan tetapi
dengan ketentuan bahwa dalam Rapat Umum
Pemegang Saham kedua harus dihadiri dan atau
diwakili oleh para pemegang saham atau kuasa
mereka yang sah yang memiliki lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham
independen dan keputusan adalah sah jika
disetujui oleh para pemegang saham independen
atau kuasa mereka yang sah yang dihadiri dan atau
diwakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. yang
dimiliki oleh para pemegang saham independen
yang hadir dan atau diwakili dalam Rapat Umum
Pemegang Saham kedua.
d. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam
huruf (c) ayat ini tidak tercapai, atas permohonan
Direksi atas nama Perseroan, persyaratan kuorum,
jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan.
-keputusan adalah sah jika disetujui oleh para
pemegang saham independen atau kuasa mereka
yang sah yang dihadiri dan atau mediwakili lebih
dari 50% (lima puluh persen) saham dengan hak
suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan. yang dimiliki oleh para pemegang
saham independen yang hadir dan atau diwakili
dalam Rapat Umum Pemegang Saham ketiga.
9. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan
karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa
dalam RUPS, namun suara yang mereka keluarkan
selaku kuasa dalam RUPS tidak dihitung dalam
pemungutan suara.
9. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham namun tidak
mengeluarkan suara (abstain) dianggap
mengeluarkan suara yang sama dengan suara
mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan
suara.
10. Dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan
oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh
saham yang dimilikinya dan pemegang saham tidak
berhak memberikan kuasa kepada lebih dari
seorang kuasa untuk sebagian dari jumlah saham
yang dimilikinya dengan suara yang berbeda,
kecuali bagi pemegang saham Bank Kustodian
10. Pemegang saham juga dapat mengambil keputusan
yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat
Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan semua
pemegang saham telah diberitahukan secara tertulis
dan semua pemegang saham memberikan persetujuan
mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menandatangani keputusan yang memuat usul yang
41
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
atau Perusahaan Efek sebagai Kustodian yang
mewakili nasabah-nasabahnya pemilik saham
Perseroan atau Manajer Investasi yang mewakili
kepentingan Reksa Dana yang dikelolanya.
bersangkutan. Keputusan yang diambil dengan cara
demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
11. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan
dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani
dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila
Ketua RUPS menentukan lain tanpa ada keberatan
dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang
bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per
sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang hadir dalam RUPS.
11. Perseroan berkewajiban paling lambat dalam 2 (dua)
hari kerja setelah tanggal Rapat Umum Pemegang
Saham diselenggarakan mengumumkan Ringkasan
Risalah Rapat Umum Pemegang Saham kepada
masyarakat paling kurang melalui iklan dalam paling
sedikit 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia
yang berperedaran nasional, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
12. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir
dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara
(abstain), dianggap mengeluarkan suara yang
sama dengan suara mayoritas pemegang saham
yang mengeluarkan suara.
12. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham dibuat Risalah Rapat
Umum Pemegang Saham (untuk selanjutnya disebut
“Risalah RUPS”), yang ditanda tangani oleh Ketua
Rapat dan seorang pemegang saham atau kuasa
pemegang saham atau kuasa pemegang saham yang
ditunjuk dari dan di antara para pemegang saham
yang hadir dan atau diwakili dalam rapat.
Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat ini tidak
disyaratkan apabila Risalah RUPS dibuat dalam
bentuk Akta Notaris. Risalah RUPS atau salinan resmi
Risalah RUPS yang diterbitkan oleh notaris akan
disampaikan oleh Perseroan kepada instansi yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk perundang-
undangan di bidang Pasar Modal.
13. Semua keputusan diambil berdasarkan
musyawarah untuk mufakat; Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai, maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih
dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam RUPS, kecuali
apabila ditentukan lain dalam Undang-Undang
dan/atau Anggaran Dasar ini;
Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju
sama banyaknya, jika mengenai orang dilakukan
dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani
dan jika mengenai hal-hal lain, maka usul harus
dianggap ditolak.
14. Setiap hal yang diajukan oleh para pemegang
saham selama pembicaraan atau pemungutan
suara dalam RUPS harus memenuhi semua syarat
sebagai berikut:
a. Menurut pendapat Ketua RUPS hal
tersebut berhubungan langsung dengan
42
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
salah satu acara RUPS yang
bersangkutan; dan
b. Hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau
lebih pemegang saham yang bersama-
sama memiliki sedikitnya 1/10 (satu per
sepuluh) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah; dan
c. Menurut pendapat Direksi usul itu
dianggap berhubungan langsung dengan
usaha Perseroan.
15. Pemegang saham dapat juga mengambil
keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS,
dengan ketentuan semua pemegang saham telah
diberitahukan secara tertulis dan semua pemegang
saham memberikan persetujuan mengenai usul
yang diajukan secara tertulis serta menandatangani
persetujuan tersebut; Keputusan yang diambil
dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah
dalam RUPS.
16. RUPS dapat juga diselenggarakan melalui media
telekonferensi, video konferensi, atau sarana media
elektronik lainnya yang memungkinkan semua
peserta RUPS saling melihat dan mendengar
secara langsung serta berpartisipasi dalam RUPS
untuk memenuhi persyaratan kuorum dan
persyaratan pengambilan keputusan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang dan/atau Anggaran
Dasar Perseroan;
Persyaratan sebagaimana dimaksud, dihitung
berdasarkan keikutsertaan peserta RUPS dalam
RUPS; Setiap penyelenggaraan RUPS
sebagaimana dimaksud di atas harus dibuatkan
Risalah RUPS yang disetujui dan ditandatangani
oleh semua peserta RUPS, baik secara fisik atau
secara elektronik;
Direksi mempunyai wewenang untuk menyatakan
hasil keputusan RUPS melalui media telekonferensi,
video konferensi, atau sarana media elektronik
lainnya dalam akta yang dibuat dihadapan Notaris
dan melaksanakan tindakan yang diperlukan oleh
Direksi sehubungan dengan keputusan RUPS
melalui media telekonferensi, video konferensi, atau
sarana media elektronik lainnya tersebut.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
PASAL 12
1. Perubahan Anggaran Dasar diputuskan dalam RUPS
43
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
yang dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasa
mereka yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua
per tiga) dan jumlah seluruh saham yang mempunyai
hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh
Iebih dari 2/3 (dua per tiga) dari seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan yang hadir dan atau diwakili dalam RUPS
yang bersangkutan. Perubahan Anggaran Dasar
tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam
bahasa Indonesia.
2. Perubahan ketentuan Anggaran Dasar yang
menyangkut perubahan nama dan/atau tempat
kedudukan Perseroan, maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha Perseroan, jangka waktu berdiri
Perseroan. besarnya modal dasar, pengurangan modal
yang ditempatkan dan disetor dan perubahan status
Perseroan tertutup menjadi Perseroan terbuka atau
sebaliknya, wajib mendapat persetujuan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
3. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut
hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini cukup
diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
4. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat
1 Pasal ini di atas tidak tercapai, maka dalam RUPS
kedua keputusan sah apabila dihadiri oleh para
pemegang saham dan/atau kuasa mereka yang sah
yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
dikeluarkan secara sah dan disetujui oleh Perseroan
dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dan
1/2 (satu per dua) dari jumlah jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang hadir dan atau
diwakili dalam RUPS yang bersangkutan.
5. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat
4 Pasal ini tidak tercapai, atas permohonan Direksi
atas nama Perseroan, persyaratan kuorum, jumlah
suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan
waktu penyelenggaraan RUPS ketiga ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
6. Keputusan mengenai pengurangan modal hams
diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur
Perseroan dengan diumumkan oleh Direksi dalam
1(satu) atau lebih surat kabar harian yang beredar
secara nasional dalam jangka waktu paling lambat 7
(tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang
pengurangan modal tersebut.
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN
44
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
DAN PEMISAHAN
PASAL 13
1.
a. Dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, penggabungan, peleburan,
pengambilalihan atau pemisahan, hanya dapat
dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham yang dihadiri dan atau diwakili
oleh para pemegang saham atau kuasa mereka
yang sah yang memiliki paling sedikit 3/4 (tiga per
empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan dan keputusan adalah sah jika disetujui
oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang hadir atau diwakili dalam Rapat Umum
Pemegang Saham yang bersangkutan.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam
huruf (a) ayat ini tidak tercapai, maka Rapat Umum
Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila
dihadiri dan atau diwakili oleh para pemegang
saham atau kuasa mereka yang sah yang memiliki
paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah yang telah
dikeluarkan oleh Perseroan dan keputusan adalah
sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang hadir dan atau diwakili dalam Rapat
Umum Pemegang Saham yang bersangkutan.
c. Dalam hal kuorum yang dimaksud dalam huruf (b)
ayat ini tidak tercapai, atas permohonan Direksi
atas nama Perseroan, persyaratan kuorum, jumlah
suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan
dan waktu penyelenggaran Rapat Umum
Pemegang Saham ketiga ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan. keputusan adalah sah jika dihadiri
oleh pemegang saham dari saham dengan hak
suara yang sah yang memenuhi persyaratan
kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan
yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas
permohonan Perseroan.
2. Direksi wajib mengumumkan paling sedikit dalam (i)
1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia
yang terbit atau berperedaran nasional; (ii) situs
web Bursa Efek di tempat saham Perseroan
dicatatkan dan (ii) situs web Perseroan mengenai
rencana penggabungan, peleburan,
pengambilalihan atau pemisahan Perseroan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan
Rapat Umum Pemegang Saham.
45
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
DIREKSI
PASAL 13
DIREKSI
PASAL 14
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang
terdiri atas paling sedikit 2 (dua) anggota Direksi,
dengan komposisi sebagai berikut:
- Seorang Direktur Utama;
- Seorang Wakil Direktur Utama, jika diperlukan;
dan
- Seorang atau lebih Direktur;
satu diantara anggota Direksi sebagai Direktur
Independen yang membawahi fungsi Kepatuhan
dan mayoritas anggota Direksi wajib
berkewarganegaraan Indonesia.
Seluruh anggota Direksi wajib berdomisili di
Indonesia.
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang
terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) anggota Direksi,
dengan komposisi sebagai berikut:
- Seorang Direktur Utama;
- Seorang Wakil Direktur Utama, jika diperlukan; dan
- Seorang atau lebih Direktur;
satu diantara anggota Direksi sebagai Direktur
Independen yang membawahi fungsi Kepatuhan.
Seluruh anggota Direksi wajib berdomisili di
Indonesia.
2. Yang diangkat sebagai anggota Direksi adalah
orang perorangan yang memenuhi persyaratan
pada saat diangkat dan selama menjabat:
a. mempunyai ahlak, moral dan integritas yang
baik;
b. cakap melakukan perbuatan hukum;
c. dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan
dan selama menjabat:
1) tidak pernah dinyatakan pailit;
2) tidak pernah menjadi anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perusahaan
dinyatakan pailit;
3) tidak pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana yang merugikan
keuangan negara dan/atau yang
berkaitan dengan sektir keuangan;
dan
4) tidak pernah menjadi anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang selama menjabat:
2.a. Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum
Pemegang Saham untuk jangka waktu yang dimulai
sejak tanggal yang ditentukan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham yang mengangkat anggota Direksi
tersebut sampai dengan ditutupnya Rapat Umum
Pemegang Saham tahunan yang ketiga yang
diselenggarakan setelah Rapat Umum Pemegang
Saham yang mengangkat anggota Direksi yang
bersangkutan. dengan tidak mengurangi peraturan
perundang- undangan yang berlaku termasuk
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal dan ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini.
46
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
1. pernah tidak
menyelenggarakan RUPS
tahunan;
2. pertanggungjawabannya
sebagai angora Direksi
dan/atau anggota Dewan
Komisaris pernah tidak
diterima oleh RUPS atau
pernah tidak memberikan
pertanggungjawaban sebagai
anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris
kepada RUPS; dan
3. pernah menyebabkan
perusahaan yang
memeproleh izin, persetujuan
atau pendaftaran dari
Otoritas Jasa Keuangan tidak
memenuhi kewajiban
menyampaikan Laporan
Tahunan dan/atau Laporan
Keuangan kepada Otoritas
Jasa Keuangan.
d. memiliki komitmen untuk
mematuhi peraturan perundang-
undangan; atau
e. memiliki pengetahuan dan/atau
keahlian dibidang yang
dibutuhkan oleh Perseroan;
5) Pemenuhan persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 3 tersebut di
atas, wajib dimuat dalam surat
pernyataan dan disampaikan kepada
Perseroan untuk diteliti dan
didokumentasikan oleh Perseroan
serta dengan memperhatikan
rekomendasi dari Dewan Komisaris
atau komite yang menjalankan fungsi
nominasi.
b. Rapat Umum Pemegang Saham berhak
memberhentikan anggota Direksi pada setiap waktu
sebelum masa jabatannya berakhir, demikian dengan
tidak mengurangi peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pemberhentian demikian berlaku sejak
saat ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham
yang memutuskan pemberhentian tersebut, kecuali
jika Rapat Umum Pemegang Saham menentukan
tanggal pemberhentian yang lain.
3. Direktur Independen diangkat berdasarkan
keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi
3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah
perorangan Warga Negara Indonesia dan/atau
47
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
dengan pemegang saham utama, anggota Dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi lainnya.
Warga Negara Asing yang memenuhi syarat untuk
dapat diangkat dan menjabat sebagai anggota
Direksi Perseroan yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undang yang berlaku, termasuk peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
4. Direktur Independen membawahkan Fungsi
Kepatuhan yang mempunyai tugas antara lain
mewujudkan terlaksananya fungsi kepatuhan bank,
sesuai dengan ketentuan pelaksanaan fungsi
kepatuhan bank yang berlaku.
4. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota
Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham, dengan tidak mengurangi peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal Rapat
Umum Pemegang Saham tidak menetapkan
pembagian tugas dan wewenang Direksi, maka
pembagian tugas dan wewenang Direksi tersebut
ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.
5. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, masing-
masing untuk jangka waktu terhitung sejak
ditutupnya RUPS yang mengangkat anggota
Direksi sampai dengan penutupan RUPS Tahunan
yang ke-5 (lima), dan dapat diangkat kembali
apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh Undang-Undang dan peraturan perundang-
undangan dibidang Pasar Modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang terkait dengan
kegiatan usaha Perseroan, dengan tidak
mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya
sewaktu-waktu (sebelum masa jabatannya
berakhir), dengan ketentuan masa jabatan DIrektur
Independen paling banyak 2 (dua) periode berturut-
turut atau sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Ketentuan mengenai besar dan jenis gaji, tunjangan,
tantiem dan/atau bonus (jika ada) bagi anggota
Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham, dengan tidak mengurangi peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kewenangan tersebut oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
6. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah
berakhir dapat diangkat kembali dengan
memperhatikan ketentuan ayat 2 pasal ini
6. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir
dapat diangkat kembali
7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi
lowong sehingga jumlahnya lebih kecil dari
persyaratan minimal yang ditetapkan dalam
ketentuan yang berlaku, maka paling lambat dalam
jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak terjadi
lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk
mengisi lowongan I dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan Anggaran Dasar ini.
7. Jika oleh suatu sebab jabatan seorang atau lebih
atau semua anggota Direksi lowong, maka dalam
jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak
terjadinya lowongan harus diselenggarakan RUPS
untuk mengisi lowongan tersebut, dengan tidak
mengurangi peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan Anggaran Dasar ini.
8. Dalam hal terdapat angora Direksi yang
diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris,
maka Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS
dalam jangka waktu selambat-lambatnya 90
(sembilan puluh) hari setelah pemberhentian
sementara dan dalam hal RUPS tersebut tidak
dapat mengambil keputusan atau setelah lewatnya
jangka waktu dimaksud RUPS tidak
diselenggarakan, maka pemberhentian sementara
8. Masa jabatan anggota Direksi yang diangkat untuk
menggantikan anggota Direksi yang berhenti atau
diberhentikan dari jabatannya, atau untuk mengisi
lowongan, atau untuk menambah jumlah anggota
Direksi yang menjabat, adalah sama dengan sisa
masa jabatan anggota Direksi yang berhenti atau
diberhentikan atau yang menyebabkannya terjadinya
lowongan atau sisa masa jabatan anggota Direksi
lain yang menjabat.
48
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
anggota Direksi menjadi batal;
Dalam RUPS tersebut, anggota Direksi yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dalam
RUPS guna membela diri;
Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan
RUPS yang memutuskan pemberhentiannya,
kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain
ditentukan oleh RUPS.
9. Seorang yang diangkat untuk menggantikan
anggota Direksi yang diberhentikan berdasarkan
ayat 3 pasal ini atau untuk mengisi lowongan karea
sebab lain atau seorang yang diangkat sebagai
tambahan anggota Direksi lain yang masih
menjabat.
9. Jika karena sebab apapun semua jabatan anggota
Direksi lowong, maka untuk sementara waktu
Perseroan akan diurus oleh anggota Dewan
Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan
Komisaris.
10. Jika oleh suatu sebab apapun semua jabatan
anggota Direksi lowong, untuk sementara
Perseroan diurus oleh anggota Dewan Komisaris
yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris.
10. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari
jabatannya dengan mengirim pemberitahuan tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.
Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham untuk memutuskan mengenai
permohonan pengunduran diri anggota Direksi
dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah
diterimanya surat pengunduran diri, demikian dengan
tidak mengurangi peraturan perundang undangan
yang berlaku termasuk peratuan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal.
11. Dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, para anggota Direksi dapat
diberi gaji berikut tunjangan dan/atau fasilitas
lainnya yang jumlah dan jenisnya ditetapkan oleh
RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat
dilimpahkan kepada Dewan Komisaris, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
11. Dalam hal pengunduran diri anggota Direksi yang
akan mengakibatkan bahwa jumlah anggota Direksi
menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, berlaku efektif
pada saat, dan apabila, Rapat Umum Pemegang
Saham menyetujui pengunduran diri tersebut dan
mengangkat anggota Direksi yang baru sehingga
jumlah anggota Direksi Perseroan yang menjabat
memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota
Direksi yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini,
demikian dengan tidak mengurangi peraturan
perundang-undangan yang berlaku termasuk
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal dan ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini.
12. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari
jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya kepada Perseroan sekurang-
kurangnya 90 (sembilan puluh) hari sebelum
tanggal pengunduran dirinya efektif;
Anggota Direksi yang mengundurkan diri itu hanya
akan dibebaskan dari tanggungjawabnya, jika
RUPS membebaskannya dari tanggungjawabnya
selama masa jabatannya;
Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk
12. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang
diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris,
maka Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu paling
lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal
pemberhentian sementara, demikian dengan tidak
mengurangi ketentuan dalam Pasal 17 Anggaran
Dasar ini. Dengan lampaunya jangka waktu
penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
sebagaimana waktu yang telah ditetapkan dalam
49
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Direksi paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari setelah diterimanya permohonan pengunduran
diri dimaksud.
Anggaran Dasar ini atau Rapat Umum Pemegang
Saham tidak dapat mengambil keputusan,
pemberhentian sementara karena hukum menjadi
batal.
13. Anggota Direksi dilarang merangkap jabatan
sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau
Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan dan/atau
lembaga lain;
Tidak termasuk rangkap jabatan sebagaimana
dimaksud di atas apabila Direksi yang bertanggung
jawab terhadap pengawasan atas penyertaan pada
perusahaan anak Perseroan, menajalankan tugas
fungsional menjadi anggota Dewan Komisaris pada
perushaan anak bukan bank yang dikendalikan
oleh Perseroan, sepanjang perangkapan jabatan
tersebut tidak mengakibatkan yang ebrsangktan
mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab sebagai anggota Direksi Perseroan.
13. Jabatan anggota Direksi berakhir, jika:
a. mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat (10)
Pasal ini;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham.
14. Jabatan anggota Direksi berakhir, jika:
a. mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat 10
pasal ini;
b. dinyatakan pailit atau berada di bawah
pengampuan berdasarkan suatu keputusan
pengadilan;
c. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
d. meninggal dunia;
e. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
PASAL 14
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
PASAL 15
1. Direksi bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan kepengurusan Perseroan.
1. Direksi bertugas dan bertanggung jawab penuh atas
kepengurusan Perseroan, sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar ini.
2. Direksi wajib mengelola Perseroan sesuai dengan
kewenangan dan tanggungjawabnya
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
menyusun pedoman kerja dan kode etik yang
mengikat setiap anggota Direksi, Dewan
Komisaris, dan karyawan/pegawai serta
pendukung organ yang dimiliki Perseroan.
2. Setiap anggota Direksi wajib melaksanakan tugas
dan tanggung jawab Direksi sebagaimana ditetapkan
dalam ayat (1) Pasal ini dengan itikad baik, penuh
tanggung jawab dan kehati-hatian, dengan mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direksi mengurus kekayaan Perseroan sesuai 3. Direksi mewakili Perseroan di dalam dan di luar
50
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
dengan perturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala
kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan
pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan
segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan
maupun kepemilikan, akan tetapi dengan
pembatasan untuk:
a. meminjamkan uang atau memberikan fasilitas
kredit atau fasilitas perbankan lain yang
menyerupai atau mengakibatkan timbulnya
pinjaman uang, (i) kepada pihak terkait
sebagimana diatur dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit Bank Umum, atau (ii) yang
melebihi jumlah yang dari waktu ke waktu
akan ditetapkan oleh Dewan Komisaris;
b mengikat Perseroan sebagai penjamin atau
penanggung hutang (borgtocht), atau dengan
cara lain bertanggung jawab atas kewajiban
pembayaran, pihak lain, (i) yang merupakan
pihak terkait sebagaimana diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang
Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank
Umum, atau (ii) dalam jumlah melebihi jumlah
yang dari waktu ke waktu akan ditetapkan
oleh Dewan Komisaris;
c. mendirikan perseroan baru, membuat atau
memperbesar penyertaan modal (kecuali
penambahan penyertaan modal sehubungan
dengan penerbitan dividen saham atau saham
bonus atas sehubungan dengan upaya
penyelamatan kredit), atau mengurangi
penyertaan modal dalam perseroan lain,
dengan tidak mengurangi persetujuan instansi
yang berwenang;
d. meminjam uang dari pihak lain (yang tidak
termasuk dalam huruf (a) ayat ini) atau
menerima fasilitas kredit atau fasilitas
perbankan lain yang mengakibatkan
peminjaman uang kepada pihak lain dalam
jumlah melebihi jumlah yang dari waktu ke
waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris;
e. menghapusbukukan atau mengeluarkan
piutang Perseron dari pembukuan melebihi
jumlah yang dari waktu ke waktu ditetapkan
oleh Dewan Komisaris;
f. mengalihkan atau melepaskan hak Perseroan
untuk menagih piutang Perseroan yang telah
dihapusbukukan melebihi jumlah yang dari
waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan
51
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Komisaris;
g. Membeli, menjual atau mengalihkan atau
melepaskan hak, atau mengagunkan atau
menjaminkan, kekayaan Perseroan baik
dalam satu transaksi maupun dalam beberapa
transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang
berkaitan satu sama lain, dalam jumlah
melebihi jumlah yang dari waktu ke waktu
ditetapkan oleh Dewan Komisaris (dengan
tidak mengurangi ketentuan dalam ayat (4)
Pasal ini);
h. menyetujui kebijakan utama Perseroan dan
kebijakan lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
i. melaksanakan tindakan atau transaksi yang
bersifat strategis yang secara signifikan akan
mempengaruhi kelangsungan Perseroan,
sebagaimana yang ditetapkan dari waktu ke
waktu oleh Dewan Komisaris, Direksi wajib
memperoleh persetujuan tertulis lebih
dahulu, atau dokumen yang berkaitan turut
ditandatangani oleh Dewan Komisaris;
persetujuan tersebut dapat diberikan untuk
melakukan satu tindakan atau lebih dan dari
waktu ke waktu dapat ditinjau kembali, segala
sesuatu dengan tidak mengurangi peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
4. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan
hak atau menjadikan jaminan utang kekayaan
Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima
puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan
dalam satu tahun buku, baik dalam satu transaksi
atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun
yang berkaitan satu sama lain, harus mendapat
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham yang
dihadiri dan atau diwakili oleh para pemegang saham
atau kuasa mereka yang sah yang memiliki paling
sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
telah dikeluarkan oleh Perseroan dan keputusan
adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per
empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang hadir dana tau diwakili dalam Rapat
Umum Pemegang Saham tersebut.
5. Direksi menetapkan susunan organisasi dan tata
kerja Perseroan yang sebelumnya telah
dikomunikasikan dan dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Dewan Komisaris mellaui
mekanisme yang telah ditentukan oleh
Perseroan.
5.a. Jika kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
Pasal ini tidak tercapai, maka Rapat Umum
Pemegang Saham kedua dapat diselenggarakan
paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21
(dua puluh satu) hari terhitung sejak rapat pertama,
dengan persyaratan dan acara yang sama seperti
52
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
yang diperlukan untuk rapat pertama dan panggilan
harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
rapat kedua tersebut, dengan tidak memperhitungkan
tanggal panggilan dan tanggal rapat.
Rapat kedua adalah sah jika dihadiri dan atau diwakili
oleh pemegang saham atau kuasa mereka yang sah
yang memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan
keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4
(tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang hadir dan atau
diwakili dalam rapat tersebut.
b. Jika kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf (a)
ayat ini tidak tercapai, maka atas permohonan Direksi
atas nama Perseroan, persyaratan kuorum, jumlah
suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan
waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang
Saham ketiga ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
6. Direksi wajib mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham
melalui RUPS.
6.a. Direktur Utama bersama dengan 1 (satu) orang
anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang
bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun, yang tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka 2 (dua) orang
anggota Direksi berhak dan berwenang bertindak
untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan.
7. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan
di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan
pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang
mengenai kepengurusan maupun kepemilikan,
akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk:
7. Untuk melakukan perbuatan hukum dimana terdapat
benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal disyaratkan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (8) Anggaran Dasar ini.
a. meminjam atau meminjamkan uang atas
nama Perseroan (tidak termasuk mengambil
uang Perseroan di bank);
b. mendirikan suatu usaha baru atau turut serta
pada perusahaan lain, baik di dalam maupun
di luar negeri;
8. Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi
Material dan Transaksi Benturan Kepentingan
Tertentu sebagaimana dimaksud dalam peraturan
8. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang
bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang
anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh
53
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
perundang-undangan di bidang Pasar Modal
harus mendapat persetujuan dari RUPS
Perseroan, dengan syarat-syarat sebagaimana
diatur dalam perturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal.
anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai
kepentingan yang bertentangan dengan
kepentingan Perseroan dan dalam hal Perseroan
mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan
kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam
hal ini Perseroan diwakili oleh salah seorang anggota
Dewan Komisaris yang ditunjuk berdasarkan
keputusan Dewan Komisaris. Dalam hal seluruh
anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris
mempunyai benturan kepentingan dengan
Perseroan, maka dalam hal ini Perseroan diwakili
oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Rapat Umum
Pemegang Saham.
9. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, atau
menjadikan jaminan utang seluruh atau lebih dari
50% (lima puluh persen) dari seluruh jumlah
kekayaan bersih Perseroan baik dalam satu
transaksi atau beberapa transaksi yang berdiiri
sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain,
yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu tahun)
buku atau jangka waktu yang lebih lama
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
Perseroan, harus mendapat persetujuan RUPS,
dengan syarat dan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat 3 Anggaran Dasar
Perseroan.
9. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi
berhak untuk perbuatan tertentu mengangkat
seorang atau lebih kuasa dengan syarat yang
ditentukan oleh Direksi dalam suatu surat kuasa
khusus; kewenangan yang diberikan itu harus
dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar ini
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau
menjadikan sebagai jaminan utang atas harta
kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 9 tersebut di atas wajib pula
diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya yang
berperedaran luas dalam wilayah Republik
Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di
tempat kedudukan Perseroan sesuai dengan
pertimbangan Direksi, paling lambat 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak dilakukan perbutan
hukum tersebut.
10. Dalam hal terjadi lowongan dalam anggota Direksi
yang menjabat, atau jumlah anggota Direksi yang
menjabat kurang dari jumlah yang ditetapkan dalam
Pasal 14 ayat (1) Anggaran Dasar ini, maka segala
tugas dan wewenang yang diberikan kepada Direksi
oleh peraturan perundang undangan yang berlaku
termasuk peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan Anggaran Dasar ini berlaku
terhadap, dan akan dilaksanakan oleh sisa anggota
Direksi yang menjabat, demikian dengan tidak
mengurangi ketentuan dalam Pasal 14 ayat (7)
Anggaran Dasar ini.
11.a. Selain yang tersebut dalam ayat 8, 9, 10 dan 1
pasal ini, RUPS dapat menentukan pembatasan-
pembatasan dan/atau syarat-syarat lain.
b. Perbuatan meminajmkan uang atau memberikan
fasilitas kredit atau fasilitas perbankan lainnya atau
mengakibatkan timbulnya pinjaman baik yang baru,
perubahan dan/atau perpanjangannya kepada
Pihak Terkait sebagaimana diatur pada ketentuan
perbankan atau peraturan yang berlaku lainnya,
wajib memperoleh persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Dewan Komisaris.
12.a. Direktur Utama bertindak untuk dan atas nama
Direksi serta mewakili Perseroan.
54
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau
berhalangan karena sebabapapun juga, yang tidak
perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka
seorang anggota Direksi bertindak untuk dan atas
nama Direksi serta mewakili Perseroan.
13. Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula
mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau
kuasanya dengan memberikan kepadanya
kekuasaan yang diatur dalam surat kuasa.
14. Pembagian tugas dan wewenang pengurusan
dianta anggota Direksi ditetapkan berdasarkan
keputusan RUPS, dalam hal RUPS tidak
menetapkan maka pembagian tugas dan
wewenang anggota DIreksi ditetapkan berdasarkan
keputusan Rapat Direksi.
15. Anggota Direksi dilarang memberikan kuasa umum
kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan
tugas dan fungsi Direksi.
16. Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai
dengan Pedoman Kerja Direksi mengikat dan
menjadi tanggung jawab seluruh anggota Direksi.
17. Dalam hal Perseroan mempunyai benturan
kepentingan dengan kepentingan pribadi seorang
anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh
anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan
mempunyai kepentingan yang bertentangan
dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka
dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan
Komisaris.
18. Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota
Direksi dilarangmengambil tindakan yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan Perseroan
dan wajib mengungkapkan benturan kepentingan
dimaksud dalam setiap keputusan.
19. Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi,
segala tugas dan wewenang yang diberikan
kepada Direktur Utama atau Wakil Direktur Utama
atau Direktur atau anggota Direksi dalam Anggaran
dasar ini berlaku pula baginya.
RAPAT DIREKSI
PASAL 15
RAPAT DIREKSI
PASAL 16
1. Direksi Wajib mengadakan Rapat Direksi secara
berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap
1. Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan
setiap waktu apabila dipandang perlu:
55
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
bulan.
a. oleh seorang atau lebih anggota Direksi;
b. atas permintaan tertulis seorang atau lebih
anggota Dewan Komisaris, atau
c. atas permintaan tertulis 1 (satu) orang atau
lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian atau
lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan.
Dengan tidak mengurangi ketentuan di atas ini,
Direksi wajib mengadakan Rapat Direksi secara
berkala paling sedikit 1 (satu) kali setiap bulan dan
membuat jadwal mengenai Rapat Direksi yang akan
diselenggarakan secara berkala untuk tahun buku
berikut, sebelum berakhirnya tahun buku yang
berjalan. Untuk penyelenggaraan Rapat Direksi yang
telah dijadwalkan sebagaimana ditetapkan dalam
ayat ini tidak diperlukan pemanggilan rapat terlebih
dahulu.
2. Direksi wajib mengadakan Rapat Direksi Bersama
Dewan Komisaris secara berkala paling kurang 1
kali dalam 3 (tiga) bulan.
2. Pemanggilan Rapat Direksi yang diselenggarakan di
luar jadwal yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini
dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak
untuk dan atas nama Direksi menurut ketentuan
Pasal 15 Anggaran Dasar ini. Pemanggilan Rapat
Direksi disampaikan dengan surat elektronik atau
dengan surat yang disampaikan langsung kepada
setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda
terima paling lambat 3 (tiga) hari kalender sebelum
Rapat Direksi diadakan, dengan tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal
Rapat Direksi.
Panggilan Rapat Direksi harus mencantumkan acara,
tanggal, waktu dan tempat rapat.
Untuk Rapat Direksi yang diselenggarakan di luar
jadwal yang telah disusun, bahan rapat dapat
disampaikan kepada peserta rapat paling lambat
sebelum rapat diselenggarakan.
3. Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan
setiap waktu:
a. apabila dipandang perlu oleh seorang atau
lebih anggota Direksi;
b. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang
atau lebih pemegang saham yang Bersama-
sama mawakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian
atau lebih dari jumlah seluruh saham degan
3. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan
Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama
Perseroan atau di tempat kedudukan Bursa Efek di
tempat saham Perseroan dicatatkan. Apabila semua
anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan
terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat
Direksi dapat diadakan di manapun dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
56
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
hak suara yang sah.
4. Setiap kebijakan dan keputusan strategis wajib
diputuskan melalui Rapat Direksi.
4. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama; dalam
hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau
berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga maka Rapat Direksi
dipimpin oleh Wakil Direktur Utama; dalam hal Wakil
Direktur Utama tidak dapat hadir atau berhalangan
karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan
kepada pihak ketiga maka Rapat Direksi dipimpin
oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan di
antara anggota Direksi yang hadir dalam Rapat
Direksi yang bersangkutan.
5. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota
Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas nama
Direksi menurut ketentuan Pasal 14 Anggaran
Dasar ini.
5. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat
Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa.
6. Pemanggilan Rapat Direksi disampaikan dengan
surat elektronik (e-mail) atau dengan surat yang
disampaikan langsung kepada setiap anggota
Direksi dengan mendapat tanda terima paling
lambat 5 (lima) hari sebelum Rapat Direksi
diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal Rapat Direksi.
6. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila dihadiri dan atau
diwakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh anggota Direksi dalam Rapat Direksi.
7. Pemanggilan Rapat Direksi itu harus
mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat
Rapat Direksi.
7. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan
musyawarah untuk mufakat. Apabila musyawarah
untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan adalah
sah jika diambil dengan pemungutan suara
berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua)
bagian dari jumlah seluruh suara yang sah yang telah
dikeluarkan dalam rapat.
8. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan
Perseroan atau tempat lainnya, asal saja dalam
wilayah Republik Indonesia;
Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili,
pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan
dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan
yang sah dan mengikat.
8. Jika suara setuju dan tidak setuju berimbang, maka
suara Ketua Rapat Direksi yang akan menentukan.
9. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama; Dalam
hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau
berhalangan, hal tersebut tidak perlu dibuktikan
kepada pihak ketiga, Rapat Direksi dipimpin oleh
anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara
anggota Direksi yang hadir.
9.a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak
mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan masing-
masing 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi
lain yang diwakilinya dengan sah.
b. Pemungutan suara dilakukan secara lisan, kecuali
Ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan
berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir.
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap
tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada
57
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara
yang dikeluarkan.
10. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam
Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa.
10.a. Risalah Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang
yang hadir dalam rapat yang ditunjuk oleh Ketua
rapat dan kemudian ditandatangani oleh semua
anggota Direksi yang hadir dan atau diwakili dalam
rapat dan harus disampaikan kepada seluruh
anggota Direksi yang menjabat. Jika terjadi
perselisihan mengenai hal yang dicantumkan dalam
risalah Rapat Direksi, maka hal tersebut harus
diputuskan dalam Rapat Direksi dan keputusan harus
berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua)
dari jumlah anggota Direksi yang hadir dan atau
diwakili dalam rapat. Risalah rapat tersebut
merupakan bukti yang sah untuk para anggota
Direksi dan untuk pihak lain mengenai keputusan
yang diambil dalam rapat yang bersangkutan.
b. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang
dikemukakan secara tertulis oleh seorang atau lebih
anggota Direksi dalam Rapat Direksi berikut
alasannya wajib dicantumkan /dicatat dalam risalah
Rapat Direksi.
c. Apabila risalah rapat dibuat dalam bentuk akta
notaris, maka tandatangan yang disyaratkan dalam
huruf (a) ayat ini tidak diperlukan.
11. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir
atau diwakili dalam Rapat DIreksi.
11. Anggota Direksi dapat berpartisipasi dalam Rapat
Direksi melalui telepon konferensi, video konferensi
atau sistem komunikasi sejenis yang
penggunaannya dapat membuat semua anggota
Direksi yang hadir dalam rapat saling melihat,
mendengar dan berbicara satu sama lain. Partisipasi
anggota Direksi yang bersangkutan dengan cara
yang demikian harus dianggap sebagai kehadiran
langgsung anggota Direksi tersebut dalam Rapat
Direksi dan dihitung dalam menentukan kuorum rapat
tersebut. Keputusan yang diambil dalam Rapat
Direksi yang diadakan dengan cara demikian adalah
sah dan mengikat. Terhadap Rapat Direksi di mana
anggota Direksi berpartisipasi dengan cara yang
diuraikan dalam ayat ini berlaku semua syarat dan
ketentuan tentang Rapat Direksi yang termuat dalam
Pasal 15 Anggaran Dasar ini, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. anggota Direksi yang berpartisipasi dalam
Rapat Direksi dengan cara yang diuraikan
dalam ayat ini tidak dapat bertindak sebagai
Ketua rapat;
b. suara yang dikeluarkan oleh anggota Direksi
yang berpartisipasi dalam Rapat Direksi dengan
58
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
cara yang diuraikan dalam ayat ini disamakan
dengan suara yang sah dikeluarkan dalam
rapat;
c. jika selama berlangsungnya rapat terjadi
kerusakan atau kegagalan dalam telepon
konferensi atau video konferensi atau sarana
komunikasi yang sejenis, maka hal tersebut
tidak mempengaruhi kuorum rapat yang telah
tercapai sebelum terjadinya kerusakan atau
kegagalan pada telepon konferensi atau video
konferensi atau sarana komunikasi yang
sejenis. Anggota Direksi yang berpartisipasi
dalam Rapat Direksi dengan cara demikian
dianggap tidak memberikan suara mengenai
usul yang diajukan dalam rapat tersebut setelah
terjadinya kerusakan atau kegagalan pada
telepon konferensi atau video konferensi atau
sarana komunikasi yang sejenis;
d. Risalah Rapat Direksi di mana terdapat
partisipasi dengan menggunakan telepon
konferensi atau video konferensi atau peralatan
komunikasi yang sejenis sebagaimana diuraikan
dalam ayat ini akan dibuat secara tertulis dan
diedarkan diantara semua anggota Direksi yang
berpartisipasi dalam rapat untuk ditandatangani.
Apabila risalah rapat dibuat dalam bentuk akta
notaris, maka tandatangan yang disyaratkan
tersebut tidak diperlukan
.
12. Keputusan Rapat Direksi harus diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat; Dalam
hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka keputusan diambil dengan pemungutan
suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah suara yang sah yang
dikeluarkan dalam Rapat Direksi.
12. Seorang anggota Direksi yang secara pribadi dengan
cara apapun, baik secara langsung maupun tidak
langsung mempunyai kepentingan dalam suatu
transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan dalam
hal mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya,
harus menyatakan sifat kepentingannya dalam suatu
Rapat Direksi dan anggota Direksi tersebut tidak
berhak untuk ikut dalam pengambilan suara
mengenai hal yang berhubungan dengan transaksi,
kontrak atau kontrak yang diusulkan tersebut, kecuali
Rapat Direksi menentukan lain.
13. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju
berimbang, maka Ketua Rapat Direksi yang akan
menentukan.
13. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah
dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Direksi,
dengan ketentuan semua anggota Direksi telah
diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi
memberikan persetujuan secara tertulis mengenai
usul yang diajukan dengan menandatangani
persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil
dengan cara demikian mempunyai kekuatan hukum
yang sama dengan keputusan yang diambil dengan
sah dalam Rapat Direksi.
14.a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak 14. Paling sedikit 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan,
59
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1
(satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang
diwakilinya;
b. Setiap anggota Direksi yang secara pribadi
dengan cara apapun, baik secara langsung
maupun tidak langsung mempunyai kepentingan
dalam suatu Rapat Direksi dan tidak berhak untuk
ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak
tersebut, kecuali jika Rapat Direksi menentukan
lain;
c. Pemungutan suara mengenai diri orang
dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda
tangan sedangkan pemungutan suara mengenai
hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua
Rapat Direksi menentukan lain tanpa ada
keberatan dari yang hadir;
d. Suara blanko dan suara yang tidak sah
dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan
dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam
menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
Direksi menyelenggarakan Rapat Direksi bersama
dengan Dewan Komisaris, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku termasuk
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
15. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah
tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan
ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu
secara tertulis dan semua anggota Direksi
memberikan persetujuan mengenai usul yang
diajukan secara tertulis dengan menandatangani
persetujuan tersebut;
Keputusan yang diambil dengan cara demikian
mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat
Direksi.
16. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan
serta perbedaan pendapat yang terjadi dalam
Rapat Direksi dibuat Risalah Rapat dengan
menyebutkan alasan perbedaan pendapat tersebut
(bila ada);
Risalah Rapat Direksi tersebut harus dibuat oleh
seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh
Ketua Rapat dan kemudian harus ditandatangani
oleh semua anggota Direksi yang hadir guna
memastikan kelengkapan dan kebenaran Risalah
tersebut dan disampaikan kepada seluruh anggota
Direksi;
Risalah Rapat Direksi tersebut merupakan bukti
yang sah terhadap semua anggota Direksi dan
pihak ketiga mengenai keputusan yang diambil
dalam Rapat Direksi yang bersangkutan;
60
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Apabila Risalah Rapat Direksi dibuat dalam bentuk
Berita Acara Rapat yang dibuat oleh Notaris,
penandatanganan tersbut tidak disyaratkan.
17. Hasil Rapat Direksi Bersama Dewan Komisaris
wajib dituangkan dalam RIsalah Rapat DIreksi,
ditandatangani oleh anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris yang hadir, dan disampaikan
kepada seluruh anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris;
Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris yang tidak
menandatangani hasil Rapat Direksi, yang
bersangkutan wajib menyebutkan alasannya
secara tertulis dalam surat tersendiri yang
dilekatkan pada Risalah Rapat Direksi dan RIsalah
Rapat Direksi wajib didokumentasikan oleh
Perseroan.
DEWAN KOMISARIS
PASAL 16
DEWAN KOMISARIS
PASAL 17
1. Dewan Komisaris terdiri atas sedikitnya 2 (dua)
orang Dewan Komisaris dan paling banyak sama
dengan jumlah anggota Direksi, dengan
memperhatikan peraturan yang berlaku dibidang
Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha
Perseroan, dan satu diantaranya berdomisili di
Indonesia.
1. Dewan Komisaris terdiri atas sedikitnya 3 (tiga) orang
Dewan Komisaris dan paling banyak sama dengan
jumlah anggota Direksi, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait
dengan kegiatan usaha Perseroan, dan satu
diantaranya berdomisili di Indonesia.
2. Dewan Komisaris terdiri dari seorang Komisaris
Utama, Wakil Komisaris Utama (jika diperlukan),
Komisaris Independen dan/atau Komisaris Utusan,
dengan memperhatikan persyaratan yang
ditentukan dalam Undang-Undang, peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan
pertauran perundang-undangan lainnya yang terkait
dengan kegiatan usaha Perseroan, dengan
ketentuan bahwa paling kurang 50% (lima puluh)
persen dari jumlah anggota Dewan Komisaris
adalah Komisaris Independen.
2.a. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat
Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu yang
dimulai sejak tanggal yang ditentukan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham yang mengangkat
anggota Dewan Komisaris tersebut sampai dengan
ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham tahunan
yang ketiga yang diselenggarakan setelah Rapat
Umum Pemegang Saham yang mengangkat anggota
Dewan Komisaris yang bersangkutan, dengan tidak
mengurangi peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan ketentuan lain dalam Anggaran Dasar
ini.
b. Rapat Umum Pemegang Saham berhak
memberhentikan anggota Dewan Komisaris pada
setiap waktu sebelum masa jabatannya berakhir.
demikian dengan tidak mengurangi peraturan
perundang-undangan Pemberhentian demikian
belaku sejak saat ditutupnya Rapat Umum
Pemegang Saham yang memutuskan pemberhentian
tersebut, kecuali jika Rapat Umum Pemegang Saham
61
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
menentukan tanggal pemberhentian yang lain.
c. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya
telah berakhir dapat diangkat kembali.
3. Ketentuan mengenai persyaratan dan pemenuhan
persyaratan untuk menjadi anggota Direksi mutatis
mutandis berlaku bagi anggota Dewan Komisaris;
Selain memenuhi ketentuan dimaksud tersebut di
atas, Komisaris Independen wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan
kepengurusan, hubungan kepemilikan saham,
dan/atau hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau
pemegang saham pengendali atau hubungan
dengan Perseroan, yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independent;
b. bukan merupakan orang yang bekerja atau
mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin,
mengendalikan atau mengawasi kegiatan
Perseroan dalam waktu 12 (dua belas) bulan
terakhir (cooling off)
3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris
adalah perorangan Warga Negara Indonesia dan/atau
Warga Negara Asing yang memenuhi syarat untuk dapat
diangkat dan menjabat sebagai anggota Dewan
Komisaris Perseroan yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
4. Setiap anggota Dewan Komisaris harus
professional dan mempunyai kompetensi yang
dapat menunjang pelaksanaan tugas dan
fungsinya.
4. Ketentuan mengenai besarnya gaji atau honorariun,
tunjangan dan tantieme dan/atau bonus (jika ada)
bagi Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham, dengan tidak mengurangi
peraturan perundang undangan yang berlaku.
5. Dewan Komisaris dapat menunjuk Komisaris
Utusan untuk mewakili Dewan Komisaris
berdasarkan keputusan Rapat Dewan Komisaris.
5.a. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau
lebih atau semua anggota Dewan Komisaris lowong,
maka dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah terjadinya lowongan harus
diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
untuk mengisi lowongan tersebut, dengan tidak
mengurangi peraturan perundang undangan yang
berlaku termasuk peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal dan Anggaran Dasar ini.
b. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang
diangkat untuk menggantikan anggota Dewan
Komisaris yang berhenti atau dihentikan dari
jabatannya atau untuk mengisi lowongan atau untuk
menambah jumlah anggota Dewan Komisaris yang
menjabat adalah sama dengan sisa masa jabatan
anggota Dewan Komisaris lain yang menjabat.
6. Komisaris Independen diangkat berdasarkan
keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi
dengan pemegang saham utama, anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya.
6. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak
mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud
tersebut kepada Perseroan. Perseroan wajib
62
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling
lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya
surat pengunduran diri, dengan tidak mengurangi
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal.
7. Komisaris Independen dan Komisaris Utusan
mempunyai tugas pengawasan yang sama dengan
anggota Dewan Komisaris lainnya.
7. Dalam hal pengunduran diri anggota Dewan
Komisaris yang akan mengakibatkan jumlah anggota
Dewan Komisaris menjadi kurang dari 3 (tiga) orang,
berlaku efektif pada saat, dan apabila, Rapat Umum
Pemegang Saham menyetujui pengunduran diri
tersebut dan mengangkat anggota Dewan Komisaris
yang baru sehingga jumlah dan susunan anggota
Dewan Komisaris yang menjabat akan memenuhi
persyaratan jumlah dan susunan anggota Dewan
Komisaris yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini.
8. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris terhitung
sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS
pengangkatannya dan berakhir pada penutupan
RUPS Tahunan yang ke-5 (lima), kecuali apabila
ditentukan lain dalam RUPS, dan dapat diangkat
kembali apabila memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh Undnag-Undang dan peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait
dengan kegiatan usaha Perseroan dengan tidak
mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya
sewaktu-waktu serta dengan memperhatikan
ketentuan ayat 2 dan ayat 3 pasal ini, dengan
ketentuan masa jabatan Komisaris Independen
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:
a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan
ayat (6) Pasal ini;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-
undangan yang berlaku;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham.
9. RUPS dapat mengangkat orang lain untuk mengisi
jabatan seorang anggota Dewan Komisaris yang
diberhentikan dari jabatannya dan RPS dapat
mengangkat seseorang sebagai anggota Dewan
Komisaris untuk mengisi suatu lowongan;
Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk
menggantikan anggota Dewan Komisaris yang
berhenti secara demikian atau untuk mengisi
lowongan tersebut adalah untuk sisa masa jabatan
dari anggota Dewan Komisaris yang
diberhentikan/dogantikan tersebut.
10. Dalam hal terdapat penambahan anggota Dewan
Komisaris, maka jabatan anggota Dewan Komisaris
tersebut akan berakhir bersamaan dengan
berakhirnya masa jabatan anggota Dewan
Komisaris lainnya yang diangkat terakhir.
63
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
11. Para anggota Dewan Komisaris diberikan gaji
berikut fasilitas dan/atau tunjangan lainnya yang
jumalh dan jenisnya ditetapkan oleh RUPS atas
usulan Dewan Komisaris berdasarkan rekomendasi
dari Komite Remunerasi dan Nominasi, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
12. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan
Komisaris lowong sehingga jumlahnya lebih kecil
dari persyaratan minimal yang ditetapkan dalam
ketentuan yang berlaku, maka dalam jangka waktu
90 (sembilan puluh) hari sejak terjadi lowongan,
harus diselenggarakan RUPS, untuk mengisi
lowongan itu.
13. Seorang anggota Komisaris berhak mengudnurkan
diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulus mengenai maksudnya tersebut
kepada Perseroan sekurangnya 90 (sembilan
puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya
menjadi efektif;
Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri
itu hanya akan dibebaskan dari tanggungjawabnya,
jika RUPS membebaskannya dari
tanggungjawabnya selama masa jabatannya.
14. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk
memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu
paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah
diterimanya surat pengunduran diri.
15. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir
apabila:
a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan
ayat 13 pasal ini;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan ketentuan
yang berlaku;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS;
dan
e. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah
pengampuan berdasarkan suatu keputusan
pengadilan.
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
PASAL 17
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
PASAL 18
64
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
1. Dewan Komisaris wajib:
a. melakukan pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan
pada umumnya, baik mengenai Perseroan
maupun usaha Perseroan dan memberikan
nasihat kepada Direksi untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan;
b. melakukan tugas, tanggung jawab dan
weweang sesuai dengan ketentuan ANggaran
Dasar Perseroan, epraturan perundang-
undangan dan keputusan RUPS;
sehubungan dengan tugasnya tersebut di
atas, Dewan Komisaris membuat laporan
tanteng tugas pengawasan yang telah
dilakukan selama tahun buku yang baru
lampau untuk disampaikan kepada RUPS;
c. menyusun pedoman kerja dan kode etik yang
mengikat setiap anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan karyawan/pegawai serta
pendukung organ yang dimiliki Perseroan.
d. Melakukan tugas pengawasan lainnya yang
diberikan secara khusus menurut Anggaran
Dasar, peraturan perundang-undangan
dan/atau berdasarkan keputusan RUPS.
1. Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab
melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan, serta
memberikan nasihat kepada Direksi, demikian itu
dengan tidak mengurangi peraturan perundang-
undangan yang berlaku termasuk peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Setiap anggota Dewan Komisaris wajib
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sebagaimana ditetapkan di atas ini dengan itikad
baik, penuh tanggung jawab dan kehati-hatian,
dengan mematuhi peraturan perundang undangan
yang berlaku termasuk peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal.
2. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional Perseroan, kecuali
dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait
dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar Perseroan dan/atau peraturan perundangan
yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi
pengawasan. Pengambilan keputusan oleh Dewan
Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat ini
merupakan bagian dari tugas pengawasan oleh
Komisaris sehingga tidak meniadakan tanggung
jawab Direksi atas pelaksanaan pengurusan
Perseroan.
2. Anggota Dewan Komisaris, baik bersama-sama
maupun sendiri-sendiri, setiap waktu dalam jam kerja
kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan
halaman atau tempat lain yang digunakan atau yang
dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa
semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya,
memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan
lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala
tindakan yang telah dilakukan Direksi.
3. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana
dimaksud ayat 1 dan 2 tersebut di atas, Komisaris
wajib mengarahkan, memantau, mengevaluasi dan
menilai pelaksanaan kebijakan strategis Perseroan.
3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk
memberikan penjelasan tentang segala hal mengenai
Perseroan yang diminta oleh Dewan Komisaris
sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris
untuk melaksanakan tugas mereka.
4. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan
tanggung jawab secara independent.
4. Dewan Komisaris berdasarkan keputusan yang
diambil dalam Rapat Dewan Komisaris, setiap waktu
berhak memutuskan pemberhentian untuk sementara
seorang atau lebih anggota Direksi, apabila anggota
Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan
65
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
Anggaran Dasar ini dan atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan
tujuan Perseroan atau melalaikan kewajibannya.
5. Dewan Komisaris wajib menerapkan dan
memastikan pelaksanaan menajemen risiko dan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam
setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi.
5. Pemberhentian sementara tersebut, disertai
alasannya, harus diberitahukan secara tertulis
kepada anggota Direksi yang bersangkutan.
6. Untuk mendukung pelaksanaan tugas seperti
tersebut pada ayat 1 di atas, Dewan Komisaris:
a. menyusun Pedoman Kerja Dewan Komisaris;
b. membentuk Komite Audir, Komite Pemantau
Risiko dan komite yang menjalankan fungsi
remunerasi dan nominasi serta memastikan
bahwa komite yang dibentuk telah
menjalankan tugasnya secara efektif;
c. mengevaluasi dan menyetujui rencana bisnis
Perseroan;
d. membantu dan mendorong usaha pembinaan
dan pengembangan Perseroan;
e. mengusulkan penunjukan Kantor Akuntan
Publik atas rekomendasi Komite Audit untuk
melakukan audit atas laporan keuangan
Perseroan utnuk mendapatkan persetujuan
RUPS;
f. membuat risalah rapay Dewan Komisaris dan
menyimpan aslinya; dan
g. melaporkan kepada Perseroan mengenai
kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya
dalam Perseroan dan perseroan lain, shares
option dan hal-hal lain sesuai dengan
kententuan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan
Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham luar biasa yang akan
memutuskan apakah anggota Direksi yang
bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau
dikembalikan kepada kedudukkannya semula.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham luar biasa
tersebut, anggota Direksi yang diberhentikan
sementara harus diberikan kesempatan untuk hadir
untuk membela diri.
7. Dewan Komisaris, baik Bersama-sama maupun
sendiri-sendiri, setiap waktu dalam jam kerja kantor
Perseroan berhak memasuki bangunan dan
halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau
yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak
memeriksa, mengevaluasi, mendapatkan informasi
atas segala tindakan yang telah dijalankan oleh
Direksi.
7. Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dalam ayat
(6) Pasal ini harus dipimpin oleh anggota Dewan
Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris,
dalam hal tidak ada anggota Dewan Komisaris yang
hadir dalam rapat karena sebab apapun yang tidak
perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat
Umum Pemegang Saham dipimpin oleh seorang
pemegang saham yang dipilih oleh dan di antara
para pemegang saham dan/atau kuasa para
pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham yang bersangkutan.
66
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
8. Dewan Komisaris berhak untuk mendapatkan
penjelasan dari Direksi dan setiap anggota Direksi
atas segala hal yang ditanyakan oleh Dewan
Komisaris.
8. Apabila Rapat Umum Pemegang Saham yang
dimaksud dalam ayat (6) Pasal ini, (i) tidak diadakan
dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah
pemberhentian sementara anggoa Direksi, atau (ii)
membatalkan keputusan pemberhentian sementara
yang diambil oleh Dewan Komisaris, maka
pemberhentian sementara tersebut menjadi batal
demi hukum dan yang bersangkutan berhak
menjabat kembali jabatannya semula.
9. Dewan Komisaris setiap waktu dapat diberhentikan
untuk sementara seorang atau lebih anggota
Direksi, apabila anggota Direksi tersebut bertindak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau
peraturan perundang-udnangan yang berlaku.
9. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk
sementara dan Perseroan tidak mempunyai
seorangpun anggota Direksi yang menjabat, maka
untuk sementara waktu Dewan Komisaris diwajibkan
untuk mengurus Perseroan. Dalam hal demikian,
Dewan Komisaris atas tanggung jawabnya sendiri
berdasarkan keputusan Rapat Dewan Komisaris
berhak untuk memberikan kekuasaan sementara
waktu kepada seorang atau lebih dari antara mereka
untuk mengurus Perseroan serta mewakili dan
bertindak untuk dan atas nama Perseroan, demikian
itu dengan tidak mengurangi ketentuan dalam
Pasal 17 ayat (6) Anggaran Dasar ini.
10. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan
kepada yang bersangkutan, disertai alasannya.
10. Jika terjadi lowongan dalam anggota Dewan
Komisaris, atau jumlah anggota Dewan Komisaris
yang menjabat kurang dari jumlah yang ditetapkan
dalam Pasal 16 ayat (1) Anggaran Dasar ini, maka
segala tugas dan wewenang Dewan Komisaris dalam
Anggaran Dasar ini akan berlaku terhadap, dan
akan dilaksanakan oleh, sisa anggota Dewan
Komisaris yang menjabat, demikian dengan tidak
mengurangi ketentuan dalam Pasal 16 ayat (5)
Anggaran Dasar ini.
11. Dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan
puluh) hari sesudah pemberhentian sementara itu,
Dewan Komisaris diwajibkan untuk
menyelenggarakan RUPS Luar Biasa yang akan
memutuskan apakah anggota Direksi yang
bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau
dikembalikan kepada kedudukannya semula,
sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan
sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna
membela diri.
12. Rapat tersebut dalam ayat 10 pasal ini dipimpin
oleh Komisaris Utama atau oleh salah seorang
anggota Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh
Dewan Komisaris.
13. Apabila RUPS tersebut tidak diadakan dalam
jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah
pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian
sementara itu menjadi batal demi hukum dan yang
bersangkutan berhak menjabat kembali jabatan
67
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
semula.
14. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan
sementara dan Perseroan tidak mempunyai
seorang pun anggota Direksi, maka untuk
sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk
mengurus Perseroan; Dalam hal demikian, Dewan
Komisaris berhak untuk memberikan kuasa
sementara kepada seorang atau lebih diantara
anggota Dewan Komisaris atas tanggung jawab
bersama seluruh anggota Dewan Komisaris.
15. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan
Komisaris, segala tugas dan wewenang yang
diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota
Dewan Komisaris atau Dewan Komisaris dalam
Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya.
RAPAT DEWAN KOMISARIS
PASAL 18
RAPAT DEWAN KOMISARIS
PASAL 19
1. Dewan Komisaris wajib mengadakan Rapat Dewan
Komisaris paling kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua)
bulan;
Rapat Dewan Komisaris membahas permasalahan
sesuai dengan agenda rapat dan dihadiri secara
fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun,
sedangkan untuk rapat lainnya dapat dilakukan
melalui teknologi telekonferensi apabila anggota
Dewan Komisaris tidak dapat menghadiri rapat
secara fisik.
1. Rapat Dewan Komisaris dapat diselenggarakan pada
setiap waktu apabila dipandang perlu:
a. oleh seorang atau lebih anggota Dewan
Komisaris;
b. atas permintaan tertulis Rapat Direksi; atau
c. atas permintaan tertulis 1 (satu) orang atau
lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan. Dengan tidak mengurangi
ketentuan di atas ini, Dewan Komisaris wajib
mengadakan rapat Dewan Komisaris secara
berkala paling sedikit 1 (satu) kali setiap 2
(dua) bulan dan membuat jadwal mengenai
rapat Dewan Komisaris secara berkala
tersebut untuk tahun buku berikut, sebelum
berakhirnya tahun buku yang berjalan.
Bahan-bahan yang akan dibicarakan dan
diputuskan dalam Rapat Dewan Komisaris
yang telah dijadwalkan akan disampaikan
kepada setiap anggota Dewan Komisaris
paling lambat 5 (lima) hari sebelum tanggal
Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan.
Untuk penyelenggaraan Rapat Dewan
Komisaris yang telah dijadwalkan
sebagaimana telah ditetapkan dalam ayat 1
Pasal 18 ini tidak diperlukan pemanggilan
rapat terlebih dahulu.
68
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
2. Rapat Dewan Komisaris dapat dilangsungkan
apabila dihadiri mayoritas dari seluruh anggota
Dewan Komisaris
2. Panggilan Rapat Dewan Komisaris yang
diselenggarakan di luar jadwal yang dimaksud dalam
ayat 1 di atas ini harus dilakukan oleh Komisaris
Utama atau Wakil Komisaris Utama atau 2 (dua)
orang anggota Dewan Komisaris.
3. Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat
bersama Direksi secara berkala paling kurang 1
(satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
3. Panggilan Rapat Dewan Komisaris tersebut dalam
ayat 2 harus dilakukan secara tertulis dan dikirim
dengan surat tercatat atau disampaikan secara
langsung dengan mendapat tanda terima, atau
faksimili atau alat komunikasi lain (antara lain tetapi
tidak terbatas, surat elektronik). Panggilan harus
dikirim kepada (para) anggota Dewan Komisaris
dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari kalender
sebelum Rapat Dewan Komisaris dengan tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal
Rapat Dewan Komisaris. Panggilan Rapat Dewan
Komisaris itu harus mencamtumkan acara, tanggal,
waktu dan tempat Rapat Dewan Komisaris. Untuk
Rapat Dewan Komisaris yang diselenggarakan di luar
jadwal yang telah disusun, bahan Rapat dapat
disampaikan kepada perserta Rapat paling lambat
sebelum Rapat diselenggarakan.
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
Anggaran Dasar ini mutatis mutandis berlaku bagi
Rapat Dewan Komisaris, satu dan lain dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat
kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha
Perseroan.
Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau
diwakili dalam Rapat tersebut, maka panggilan
terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat
Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga
dan berhak mengambil keputusan yang sah dan
mengikat.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
Anggaran Dasar ini mutatis mutandis berlaku bagi
Rapat Dewan Komisaris, satu dan lain dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
5. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris
Utama; jika Komisaris Utama tidak dapat hadir atau
berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga, maka Rapat Dewan Komisaris harus
dipimpin oleh Wakil Komisaris Utama; jika Wakil
Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan,
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga,
maka Rapat Dewan Komisaris harus dipimpin oleh
seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh
dan dari antara anggota Dewan Komisaris yang hadir
dalam Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan.
6. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili
dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh seorang
anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan
surat kuasa.
7. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih
69
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota
Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat
Dewan Komisaris.
8. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Jika
keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai
maka keputusan harus diambil dengan pemungutan
suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan
dalam rapat.
9. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju
berimbang, Ketua Rapat Dewan Komisaris yang akan
menentukan.
10.a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak
mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan masing-
masing 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan
Komisaris lain yang diwakilinya dengan sah.
b. Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi
dengan cara apapun baik secara langsung maupun
secara tidak langsung mempunyai kepentingan
dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang
diusulkan, dalam hal mana Perseroan menjadi salah
satu pihaknya, harus menyatakan sifat
kepentingan tersebut dalam Rapat Dewan Komisaris
dan yang bersangkutan tidak berhak untuk ikut dalam
pengambilan suara mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan transaksi, kontrak atau kontrak
yang diusulkan tersebut, kecuali jika Rapat Dewan
Komisaris menentukan lain.
c. Pemungutan suara dilakukan secara lisan, kecuali
Ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan
dari dan berdasarkan suara terbanyak dari yang
hadir.
d. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap
tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak
ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah
suara yang dikeluarkan.
11.a. Risalah rapat Dewan Komisaris harus dibuat oleh
seorang yang hadir dalam rapat yang ditunjuk oleh
Ketua rapat dan kemudian ditandatangani oleh
semua anggota Dewan Komisaris yang hadir dan
atau diwakili dalam rapat dan harus disampaikan
kepada seluruh anggota Dewan Komisaris yang
menjabat. Jika terjadi perselisihan mengenai hal-hal
yang dicantumkan dalam risalah Rapat Dewan
Komisaris, maka hal tersebut harus diputuskan dalam
Rapat Dewan Komisaris dan keputusan harus
berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua)
70
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
dari jumlah anggota Dewan Komisaris yang hadir dan
atau diwakili dalam rapat. Risalah rapat tersebut
merupakan bukti yang sah untuk para anggota
Dewan Komisaris dan untuk pihak lain mengenai
keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat yang
bersangkutan.
b. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang
dikemukakan secara tertulis oleh seorang atau lebih
anggota Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan
Komisaris berikut alasannya wajib
dicantumkan/dicatat dalam risalah Rapat Dewan
Komisaris.
c. Apabila risalah rapat dibuat dalam bentuk akta
notaris, maka tandatangan yang disyaratkan dalam
butir (a) di atas ini tidak diperlukan.
12. Anggota Dewan Komisaris dapat berpartisipasi dalam
Rapat Dewan Komisaris melalui telepon konferensi,
video konferensi atau sistem komunikasi yang
sejenis yang penggunaannya dapat membuat semua
anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat
saling melihat, mendengar dan berbicara satu
sama lain.
Partisipasi anggota Dewan Komisaris yang
bersangkutan dengan cara yang demikian harus
dianggap sebagai kehadiran langsung anggota
Dewan Komisaris tersebut dalam Rapat Dewan
Komisaris dan dihitung dalam menentukan kuorum
Rapat tersebut. Keputusan yang diambil dalam rapat
Dewan Komisaris yang diadakan dengan cara
demikian adalah sah dan mengikat. Terhadap
Rapat Dewan Komisaris dimana anggota Dewan
Komisaris berpartisipasi dengan cara yang diuraikan
dalam ayat 12 ini berlaku semua syarat dan
ketentuan tentang Rapat Dewan Komisaris yang
termuat dalam Pasal 18 Anggaran Dasar ini, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. anggota Dewan Komisaris yang berpartisipasi
dalam Rapat Dewan Komisaris dengan cara
yang diuraikan dalam ayat ini tidak dapat
bertindak sebagai Ketua rapat;
2. Suara yang dikeluarkan oleh anggota Dewan
Komisaris yang berpartisipasi dalam Rapat
Dewan Komisaris dengan cara yang
diuraikan dalam ayat ini disamakan dengan
suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat;
3. Jika selama berlangsungnya rapat terjadi
kerusakan atau kegagalan dalam telepon
konferensi atau video konferensi atau sarana
komunikasi yang sejenis maka hal tersebut
71
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
tidak mempengaruhi kuorum rapat yang telah
tercapai sebelum terjadinya kerusahan atau
kegagalan pada telepon konferensi atau video
konferensi atau sarana komunikasi yang
sejenis.
Anggota Dewan Komisaris yang berpartisipasi
dalam Rapat Dewan Komisaris dengan cara
demikian dianggap tidak memberikan suara
mengenai usul yang diajukan dalam rapat
tersebut setelah terjadinya kerusakan atau
kegagalan pada telepon konferensi atau video
konferensi atau sarana komunikasi yang
sejenis;
Risalah Rapat Dewan Komisaris di mana
terdapat partisipasi dengan menggunakan
telepon konferensi atau video konferensi atau
peralatan komunikasi yang sejenis
sebagaimana diuraikan dalam ayat 12 ini
akan dibuat secara tertulis dan diedarkan di
antara semua anggota Dewan Komisaris yang
berpartisipasi dalam rapat untuk ditanda
tangani. Apabila risalah rapat dibuat dalam
bentuk akta notaris, maka tanda tangan yang
disyaratkan dalam butir d ini tidak diperlukan.
13. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan
yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Komisaris, dengan ketentuan semua anggota
Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan
semua anggota Dewan Komisaris memberikan
persetujuan secara tertulis mengenai usul yang
diajukan, dengan cara menandatangani persetujuan
tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara
demikian mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam
Rapat Dewan Komisaris.
14. Paling sedikit 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan,
Dewan Komisaris akan menyelenggarakan Rapat
Dewan Komisaris bersama dengan Direksi, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk dalam bidang Pasar Modal.
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN
TAHUNAN
PASAL 19
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN
TAHUNAN
PASAL 20
1. Direksi menyampaikan Rencana Kerja yang
memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada
Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
dimulainya tahun buku yang akan datang.
1. Direksi menyampaikan Rencana Kerja yang memuat
juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan
Komisaris untuk mendapat persetujuan paling lambat
30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku
yang akan datang.
72
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
2. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1
(satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga
puluh satu) Desember tahun kalender yang sama;
Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku
Perseroan ditutup.
2. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu)
Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu)
Desember tahun kalender yang sama; Pada akhir
bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
3. Direksi dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan
setelah Tahun Buku Perseroan ditutup, wjaib
menyusun Laporan Tahunan dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Direksi dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan
setelah Tahun Buku Perseroan ditutup, wjaib
menyusun Laporan Tahunan dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Laporan Tahunan ditandatangani oleh semua
anggota Direksi dan Dewan Komisaris; Dalam hal
ada anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris
tidak menandatangani Laporan Tahunan tersebut,
harus disebutkan alasannya secara tertulis; Dalam
hal anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris tidak menandatangani dan tidak
memberikan alasannya, maka yang bersangkutan
dianggap telah menyetujui isi Laporan Tahunan.
4. Perseroan wajib mengumumkan neraca dan
perhitungan laba rugi Perseroan dalam surat kabar
berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, khususnya peraturan perundang-
undangan yang berlaku termasuk peraturan
perundang-undangan dalam bidang Pasar Modal.
5. Laporan Tahunan tersebut harus sudah tersedia di
kantor pusat Perseroan paling lambat pada hari
dilakukannya pemanggilan RUPS Tahunan, agar
dapat diperiksa oleh para pemegang saham.
6. Direksi wajib menyerahkan perhitungan tahunan
Perseroan kepada Akuntan Publik yang ditunjuk
oleh RUPS untuk diperiksa; Laporan atas hasil
pemeriksaan Akuntan Publik tersebut disampaikan
secara tertulis kepada RUPS Tahunan.
7. Persetujuan Laporan Tahunan termasuk
pngesahan laporan keuangan serta laporan tugas
pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh
RUPS;
Persetujuan RUPS Tahunan atau Laporan Tahunan
termasuk pengesahan laporan keuangan serta
laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris
memberikan pembebasan tanggung jawab
sepenuhnya kepada Direksi atas tindakan
pengurusan dan memberi pembebasan tanggung
jawab sepenuhnya kepada Dewan Komisaris atas
tindakan pengawasan yang dilakukan dalam Tahun
Buku yang berkenaan dengan Laporan Tahunan
serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris
yang disetujui tersebut, sejauh tindakan-tindakan
tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan
laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris.
8. Perseroan wajib mengumumkan neraca dan
perhitungan laba rugi dalam 2 (dua) surat kabar
73
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
harian berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya
peredaran nasional dan lainnya yang terbit di
tempat kedudukan Perseroan, selambat-lambatnya
pada akhir bulan ketiga setelah tanggal buku
Perseroan ditutup, satu dan lain dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
dalam bidang Pasar Modal dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN
PASAL 20
PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN
PASAL 21
1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku
seperti tercantum dalam Neraca dan Perhitungan
Laba Rugi yang telah disahkan oleh RUPS
Tahunan dan merupakan saldo laba yang positif,
dibagi menurut cara penggunaannya yang
ditentukan oleh RUPS tersebut.
1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku
seperti tercantum dalam laporan keuangan yang
telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
tahunan dan merupakan saldo laba yang positif,
digunakan menurut cara yang ditentukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham tersebut.
2. Dalam hal RUPS Tahunan tidak menentukan
penggunaan lain, maka laba bersih setelah
dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh
Undang-Undang dan Anggaran Dasar, dibagi
sebagai dividen.
2. Dividen hanya dapat dibayarkan berdasarkan dan
sesuai keputusan yang diambil dalam Rapat Umum
Pemegang Saham, dalam keputusan mana juga
harus ditentukan waktu dan cara pembayaran dividen
tersebut, dengan tidak mengurangi peraturan
perundang-undangan yang berlaku termasuk
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di
tempat saham Perseroan dicatatkan. dalam
keputusan mana juga harus ditentukan waktu dan
cara pembayaran dividen, dengan tidak
mengurangi peraturan perundang-undangan yang
berlaku termasuk peraturan perundang-undangan
dalam bidang Pasar Modal serta ketentuan yang
berlaku di Bursa Efek di Indonesia di mana saham
Perseroan dicatatkan. Dividen untuk suatu saham
harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa
saham itu terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham
pada hari kerja yang ditentukan oleh atau atas
kewenangan dari Rapat Umum Pemegang Saham
yang mengambil keputusan pembagian dividen. Hari
pembayaran dividen harus diumumkan oleh Direksi
kepada semua pemegang saham.
3. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan
kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan
keputusan yang diambil dalam RUPS, dalam
keputusan tersebut juga harus ditentukan waktu
pembayaran dan bentuk dividen.
Dividen untuk satu saham harus dibayarkan kepada
orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham pada hari kerja yang
akan ditentukan oleh atau atas wewenang dari
RUPS dalam keputusan untuk pembagian dividen
3. Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku
menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian tersebut
akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam
perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku
selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba
selama kerugian yang tercatat dalam perhitungan
laba rugi itu belum tertutup seluruhnya.
74
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
yang diambil; Hari Pembayaran harus diumumkan
oleh Direksi pada semua pemegang saham.
4. Perseroan dapat membagian dividen interim
sebelum tahun buku Perseroan berakhir, apabila
jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi
lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan
disetor ditambah cadangan wajib dan keadaan
keuangan Perseroan memungkinkan, maka
berdasarkan atas keputusan Rapat Direksi setelah
memperoleh persetujuan Dewan Komisaris
diperkenankan untuk membagi dividen interim,
dengan ketentuan bahwa kelak akan
diperhitungkan dengan dividen yang disetujui oleh
RUPS Tahunan berikutnya dan pembagian dividen
interim tersebut tidak boleh menggangu atau
menyebabkan Perseroan tidak memenuhi
kewajibannya kepada kreditur atau mengganggu
kegiatan Perseroan, satu dan lain dengan
memperhatikan ketentuan dalam peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak
diambil dalam waktu 5(lima) tahun setelah disediakan
untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana
cadangan yang khusus diperuntukan untuk itu.
Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut
dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak
sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun,
dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen
tersebut yang dapat diterima oleh Direksi
Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat
waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak
Perseroan.
5. Dalam hal setelah tahun Tahun Buku berakhir
Perseroan ternyata menderita kerugian, dividen
interim yang telah dibagian harus dikembalikan oleh
pemegang saham kepada Perseroan; Direksi dan
Dewan Komisaris bertanggung jawab secara
tanggung renteng atas kerugian Perseroan dalam
hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan
dividen interim tersebut.
5. Berdasarkan keputusan Rapat Direksi dan dengan
persetujuan Rapat Dewan Komisaris, Perseroan
dapat membagi dividen sementara (interim) kepada
pemegang saham, dengan ketentuan bahwa dividen
sementara (interim) tersebut harus diperhitungkan
dengan dividen yang dibagikan berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan
yang berikut yang diambil sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar ini, demikian dengan tidak
mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku antara lain UUPT, peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan
peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat
saham Perseroan dicatatkan. Ketentuan mengenai
pengumuman pembayaran dividen yang termuat
dalam ayat (2) Pasal ini berlaku juga untuk
pembayaran dividen sementara (interim).
6. Jikalau perhitungan laba rugi dari satu tahun Buku
menunjukan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan
tetap dicatat dalam perhitungan laba rugi dan
selanjutnya untuk tahun berikutnya Perseroan
dianggap tidak memperoleh laba selama kerugian
yang tercatat dalam perhitungan laba rugi itu belum
tertutup seluruhnya, satu dan lain dengan tidak
mengurangi peraturan perundangan yang berlaku.
7. Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan
pada tahun buku yang bersangkutan dari
pendapatan bersih seperti tersebut dalam Neraca
dan Perhitungan Laba Rugi yang telah disahkan
RUPS Tahunan dan setelah dipotong pajak
75
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
penghasilan, dapat diberikan tantiem kepada
anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan
yang besarnya ditentukan oleh RUPS.
8. Pemberitahuan mengenai dividen dan dividen
sementara diumumkan sedikit-dikitnya dalam 1
(satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional.
9. Dividen yang tidak diambil setelah 5 (lima) tahun
terhitung sejak tanggal ditetapkannya untuk
pembayaran dividen lampau, dimasukan dalam
cadangan khusus, RUPS mengatur tata cara
pengembalian dividen yang telah dimasukan
kedalam cadangan khusus tersebut; Dividen yang
telah dimasukan dalam cadangan khusus
sebagaimana tersebut di atas dan tidak diambil
dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun menjadi
hak Perseroan.
10. Mengenai saham-saham yang tercatat dalam Bursa
Efek berlaku peraturan-peraturan Bursa Efek di
tempat di mana saham-saham Perseroan
dicatatkan.
PENGGUNAAN CADANGAN
PASAL 21
PEMBENTUKAN DAN PENGGUNAAN CADANGAN
PASAL 22
1. Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari
laba bersih setiap tahun untuk cadangan, yang
ditentukan oleh RUPS, dengan mengindahkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Perseroan wajib menetapkan jumlah tertentu dari
laba bersih setiap tahun untuk cadangan. Kewajiban
menetapkan cadangan tersebut berlaku jika
Perseroan mempunyai saldo laba yang positif.
Penetapan tersebut dilakukan sampai cadangan
mencapai paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari
modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan.
2. Kewaijban penyisihan untuk cadangan tersebut
berlaku positif apabila Perseroan mempunyai laba
yang positif.
2. Cadangan yang belum mencapai jumlah yang
ditentukan dalam ayat (1) Pasal ini hanya boleh
digunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat
dipenuhi oleh cadangan lain.
3. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan
sampai cadangan mencapai paling sedikit 20%
(dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan
dan disetor.
3. Penetapan cadangan yang dimaksud dalam ayat (1)
Pasal ini dan penggunaan cadangan di atas jumlah
yang dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini, akan
ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
4. Cadangan yang belum mencapai jumlah
sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini
hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian
yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.
5. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20%
(dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan
76
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
dan disetor, RUPS dapat memutuskan agar jumlah
kelebihannya digunakan untuk keperluan
Perseroan.
6. Direksi harus mengelola kelebihan dana cadangan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 pasal ini,
agar dana cadangan tersebut memperoleh laba,
dengan cara yang dianggap baik olehnya dan
dengan persetujuan Dewan Komisaris serta dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; Setiap keuntungan yang diterima dari
dana cadangan harus dimasukan dalam
perhitungan laba rugi Perseroan.
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
PASAL 23
1. Dengan tidak mengurangi peraturan perundang-
undangan yang berlaku maka pembubaran Perseroan
hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh para
pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang
memiliki paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan keputusan
adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per
empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah yang hadir dan atau diwakili dalam
rapat tersebut.
2.a. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) Pasal ini tidak tercapai, maka paling cepat 10
(sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu)
hari setelah rapat pertama dapat diselenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan cara
yang sama seperti rapat pertama. Pemanggilan rapat
harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
tanggal Rapat Umum Pemegang Saham kedua, tidak
termasuk tanggal pemanggilan dan tanggal rapat.
Untuk pemanggilan rapat tersebut tidak perlu
dilakukan pemberitahuan/pengumuman
terlebih dahulu. Rapat Umum Pemegang Saham
kedua harus dihadiri dan atau diwakili oleh para
pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang
memiliki paling sedikil 2/3 (dua per tiga) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan keputusan
adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per
empat) bagian dari jumlah seluruh suara saham
dengan hak suara yang sah yang hadir dan atau
diwakili dalam rapat tersebut.
b. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam
77
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
huruf a tidak tercapai, maka atas permohonan Direksi
atas nama Perseroan persyaratan kuorum, jumlah
suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan
waktu penyelenggaraaan Rapat Umum Pemegang
Saham ketiga akan ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.-keputusan adalah sah jika dihadiri oleh
pemegang saham dari saham dengan hak suara yang
sah yang memenuhi persyaratan kuorum dan
persyaratan pengambilan keputusan yang ditetapkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan atas permohonan
Perseroan.
2. Jika Perseroan dibubarkan, baik karena jangka waktu
berdirinya telah berakhir atau dibubarkan berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau
karena dinyatakan bubar berdasarkan penetapan
Pengadilan, maka harus diadakan likuidasi oleh
likuidator.
3. Jika dalam keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham atau penetapan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) Pasal ini tidak ditunjuk likuidator, maka
Direksi bertindak sebagai likuidator.
4. Upah bagi likuidator ditentukan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham atau penetapan Pengadilan.
5. Likuidator wajib mendaftarkan keputusan pembubaran
Perseroan dalam Wajib Daftar Perusahaan,
mengumumkannya dalam Berita Negara dan dalam
2 (dua) surat kabar harian yang terbit atau beredar di
tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan
usaha utama Perseroan serta memberitahukan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Perseroan
dibubarkan.
6. Anggaran Dasar ini beserta pengubahannya di
kemudian hari tetap berlaku sampai dengan tanggal
disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat
Umum Pemegang Saham dan diberikannya
pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para
likuidator.
7. Sisa perhitungan likuidasi dibagi di antara para
pemegang saham, masing masing menerima dalam
jumlah yang sebanding dengan jumlah saham
dalam Perseroan yang dimilikinya pada waktu itu
sebagaimana yang terdaftar dalam Daftar Pemegang
Saham.
8. Pihak yang melakukan likuidasi wajib mendaftarkan
hasil proses likuidasi dalam Wajib Daftar Perusahaan
serta mengumumkannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia serta dalam 1 (satu) surat kabar
78
AD PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk
(sesuai dengan akta tanggal 21 September 2015 nomor 7
juncto akta tanggal 4 Maret 2016 nomor 1)
USULAN PERUBAHAN
harian yang terbit atau beredar di tempat kedudukan
Perseroan atau di tempat kegiatan usaha Perseroan.
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 22
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 24
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam
Anggaran Dasar ini akan diputuskan dalam RUPS, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Mengenai hal yang tidak atau belum diatur dalam Anggaran
Dasar ini berlaku ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku termasuk (tetapi tidak terbatas)
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Jika
tidak ada pengaturan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku, maka hal yang tidak atau belum cukup diatur
dalam Anggaran Dasar ini akan diputus oleh Rapat Umum
Pemegang Saham.