adaptasi arsitektur tradisional lampung terhadap kondisi alam

Upload: yogaadi20089904

Post on 02-Mar-2016

108 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

van de hook

TRANSCRIPT

ADAPTASI ARSITEKTUR TRADISIONAL LAMPUNG TERHADAP KONDISI ALAM

BAB IPENDAHULUAN

A. ABSTRAKArsitektur tradisional adalah arsitektur yang tumbuh dari rakyat, yang lahir dari masyarakat etnik dan berakar pada tradisi masyarakat. Arsitektur tradisional berjalan seiring dengan paham kosmologi, pandangan hidup, gaya hidup dan merupakan pencerminan jati diri masyarakat yang tetap dipertahankan dan dikembangkan. Arsitektur tradisional berusaha untuk adaptasi dengan alam dan berusaha untuk menyatu dengan alam. Norma, adat, iklim, budaya, kepercayaan dan bahan setempat akan memberikan karakter dan bentuk tersendiri dalam pengembangan asitektur tradisional atau arsitektur rakyat. Perjalanan panjang melalui try and error dengan local genius mampu menampilkan jati diri. Di Lampung terdapat desa Kenali yang masih memperlihatkan kekuatan kekuatan dasar budaya yang telah mapan. Salah satu yang perlu dicermati adalah bangunan tradisional di desa Kenali yang marupakan hasil kebudayaan masyarakat. Sekarang ini keberadaan bangunan tradisional yang merupakan warisan kebudayaan mulai punah, tergeser dengan perkembangan bangunan modern.

Kata Kunci : Arsitektur tradisional, Desa Kenali, Karakter dan kondisi alam

B. LATAR BELAKANGArsitektur tradisional adalah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku bangsa sehingga arsitektur tradisional merupakan salah satu identitas dari suatu pendukung kebudayaan yang dianut secara turun temurun. Arsitektur tradisional masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda namun pada prinsipnya sama-sama merupakan hasil pemikiran yang dilakukan berulang-ulang melalui proses trial and error sehingga mencapai suatu bentuk yang belum tentu menjadi yang terakhir. Bangunan arsitektur tradisional memiliki harmonisasi yang cukup tinggi terhadap lingkungan karena melalui proses adaptasi yang panjang (Wiranto, 1998). Perkembangan rumah tradisional berawal dari nenek moyang dengan bangunan sederhana dari pepohonan, dan berkembang dengan dibangun dengan kolong kemudian berkembang sampai bentuk-bentuk yang langsung diatas tanah. Perkembangan ini berjalan sejajar dengan perkembangan pola pikir manusia. Adaptasi ini sesuai dengan kondisi lingkungan, iklim dan juga budaya manusia setempat. Manusia menempatkan diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari alam. Amos Rapoport (1969) menyatakan bahwa aspek budaya dan iklim sangat mempengaruhi bentuk arsitektur. Budaya dan iklim merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh nenek moyang dalam menentukan bentuk bangunan, baik sebagai tempat tinggal maupun sebagai tempat untuk memuja leluhur.Manusia dan kebudayaannya serta peradaban yang dihasilkan terletak pada alam sekitarnya dengan hukum alamnya. Dari keseimbangan dengan lingkungan sosial-kebudayaan tertentu, dan faktor-faktor lingkungan. Sekarang ini keberadaan bangunan tradisional di Lampung mulai mengalami kontak dengan budaya luar secara intensif dikarenakan perkembangan zaman yang semakin pesat . hal ini juga berpengaruh dengan masuknya bahan bangunan baru (bata, semen, asbes, dan lainya). Bangunan tradisional lambat laun mulai hilang di daerah sub-urban dan masih tetap eksis pada daerah pedalaman, pada daerah Kenali kabupaten Lampung barat yang merupakan awal mula peradaban Lampung hingga saat ini masih dijaga kelestariannya. Karena seyogyanya bangunan tradisional terbukti dapat beradaptasi dengan alam karena telah mengalami proses try and error yang begitu panjang agar tidak ditinggalkan begitu saja. Pada pembahasan arsitektur Lampung ini untuk mempelajari karakteristik bangunan arsitektur tradisional Lampung untuk mendapatkan prinsip adaptasi bangunan dengan alam serta budaya yang menyertainya, yang merupakan kearifan nenek moyang. Bentuk perkampungan tradisional kuno dari Sumatra, Jawa atau pulau lainya di indonesia, mencerminkan suatu kehidupan harmonis, asli, ritmis dan dinamis yang tidak terdapat lagi pada perkampungan baru, walaupun cara hidup kuno ini sering tidak kita pahami lagi. Akan tetapi waktu lampau tidak dapat kita bangkitkan kembali, namun mengupayakan masa lalu untuk hadir di tengah-tengah kehidupan hari ini menjadi prestasi yag pantas dibanggakan guna merenungkan apa yang kita lakukan selama ini.

C. LINGKUP PEMBAHASANInti pembahasan dari laporan perancangan arsitektur ini adalah sebatas pembahasan masalah bagaimana arsitektur tradisional lampung ini dapat beradaptasi dengan alam dalam kurun waktu yang begitu lama karena telah mengalami proses try and error dengan meninjau dari jenis material bangunan, susunan konstruksi, orientasi, dan pola ruang pada bangunan rumah tinggal desa Kenali kabupaten Lampung barat.

D. TUJUANa. Mengetahui pengaruh bahan bangunan dan penggunaannya dalam beradaptasi dengan iklim tropis.b. Mengetahui dan memperoleh gambaran perilaku bangunan tradisional dari letak georafis.c. Mengetahui nilai filosofi yang terkandung dalam seni arsitektur tradisional Lampung.d. Melestarikan kekayaan arsitektur Lampung sebagai identitas diri.

E. METODE PEMBAHASAN1. Studi PustakaDilakukan dengan cara mempelajari, membaca, mencatat, memahami dan mengutip data-data yang diperoleh dari beberapa literature berupa buku-buku, majalah, artikel, atau pun browsing yang berkaitan dengan pokok bahasan pada laporan seminar ini.2. Pengamatan/ObservasiProses pengambilan data dalam penelitian dimana penelitian atau pengamatan melihat situasi pada objek penelitian yang di amati berupa lingkungan, manusia dan bangunannya pada rumah tradisional kampung Kenali kabupaten Lampung barat

3. InterviewDilakukan dengan cara Tanya jawab secara langsung dengan responden yaitu; wakil camat, kepala adat, sesepuh dan masyarakat pada masing-masing objek. Dalam hal interview yang digunakan adalah bentuk interview bebas terpimpin, artinya menginterview didalam mengajukan pertanyaan kepada responden secara bebas menurut kebijakan interview, namun masih dalam garis besar kerangka pertanyaan yang telah dipersiapkan secara seksama.

E.SISTEMATIKA PEMBAHASANBAB I. PENDAHULUANPerkembangan rumah tradisional berawal dari nenek moyang dengan bangunan sederhana dari pepohonan, dan berkembang dengan dibangun dengan kolong kemudian berkembang sampai bentuk-bentuk yang langsung diatas tanah. Perkembangan ini berjalan sejajar dengan perkembangan pola pikir manusia. Adaptasi ini sesuai dengan kondisi lingkungan, iklim dan juga budaya manusia setempat. Manusia menempatkan diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari alam.BAB II. TINJAUAN TEORIArsitektur tradisional diciptakan/dilakukan dengan cara yang senantiasa sama sejak beberapa generasi. Dengan demikian, arsitektur tradisional memperlihatkan hubungan manusia dengan alam maupun sejarahnya dalam ilmu bangunan.

BAB III. TINJAUAN KHUSUSSesuai dengan letak geografisnya, desa Kenali kabupaten Lampung barat memiliki kondisi alam yang relatif sama dengan pulau pulau lain di wilayah Indonesia. Memiliki iklim tropis dan berada pada lereng gunung Pesagi. Pada hakekatnya karakteristik bangunan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh kondisi alamnya. Hal ini termasuk penanganan terhadap radiasi matahari, temperatur, uap air (kelembaban), penguapan, dan angin (Mangunwijaya, 1994).BAB IV. ANALISAPemilihan bentuk, pengaturan ruangan dalam rumah dan penggunaan bahan bangunan berorientasi pada suatu kaidah-kaidah tertentu yang dianggap suci. Kaidah-kaidah tersebut dianut dan diyakini, kemudian menjadi sebuah pedoman yang melandasi konsepsi pembuatan rumah tradisional Lampung.Kondisi alam setempat berpengaruh banyak terhadap bentuk bangunan dan penggunaan bahan bangunan. Bentuk bangunan yang mempunyai atap curam sebagai penyelesaian terhadap masalah iklim tropis yang mempunyai curah hujan tinggi. BAB V. PENUTUPLatar belakang kehidupan, budaya dan kondisi alam sangat mempengaruhi bentuk-bentuk bangunan tradisional. Makna simbolik pada bangunan memiliki nilai filosofi yang tinggi dan merupakan pencerminan dunia kosmik dalam perwujudan jagad besar dan jagad kecil. Kepercayaan akan keberadaan dan pemujaan terhadap nenek moyang sangat tinggi.

6