adaptasi sistem sirkulasi dan sistem pernapasan pada masa kehamilan
TRANSCRIPT
Adaptasi Sistem Sirkulasi dan Sistem Pernapasan pada Masa
Kehamilan
(Lidia L.W Simatupang, 1006672636)
KD 9 Kelas B
Selama kehamilan dan kala nifas, terdapat perubahan fisik yang terjadi
pada ibu hamil sebagai adaptasi terhadap proses kehamilan. Adaptasi tersebut
dapat terjadi pada alat reproduksi, hormone, dan semua system dalam tubuh ibu
hamil. Dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah mengena adaptasi oleh system
sirkulasi (kardiovaskuler) dan system respiratori selama kehamilan.
1. Adaptasi Oleh Sistem Sirkulasi (Kardiovaskuler)
Dalam system sirkulasi, ada beberapa hal yang mengalami perubahan
seperti ukuran dan posisi jantung, suara jantung, volume darah, cardiac
output, resistensi vaskuler perifer, dan aliran darah. Selama masa
kehamilan, miokardium jantung si ibu membesar untuk meningkatkan
preload dan afterload selama masa kehamilan. Pembesaran tersebut juga
mengakibatkan variasi suara jantung yang dihasilkan dimana terdengar
terpecahnya suara jantung pertama dan 90% pada wanita hamil ada
terdengar mur-mur sistolik. Pada volume darah, terjadi peningkatan plasma
darah secara progresif mulai dari minggu ke-6 sampai ke-8 masa gestasi
atau sekitar 5000ml dalam 32 minggu (normalnya 1200-1600ml). Diduga
bahwa peningkatan plasma darah akibat stimulasi estrogen terhadap system
RAA (Renin, Angiotensin, Aldosteron) yang nantinya akan menghasilkan
garam dan retensi cairan. Tujuan peningkatan plasma darah tersebut adala:
- Sebagai alat transport nutrisi dan oksigen ke plasenta untuk
pertumbuhan fetus.
- Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan terhadap pembesaran
jaringan uterus dan payudara, dan juga untuk mencegah kehabisan
darah selama proses bersalin.
Selain plasma darah, sel darah merah juga mengalami peningkatan
sekitar 250-450 ml. Meskipun plasma darah dan sel darah merah
sama-sama meningkat, akan tetapi peningkatan plasma darah yang
lebih banyak dan cepat sehingga menurunkan hematokrit si ibu akibat
pengenceran sel darah merah. Hal ini disebut dengan Physiologic
anemia atau Pseudoanemia of pregnancy. Pengenceran tersebut juga
dapat mencegah terbentuknya thrombus pada pembuluh darah selama
masa kehamilan. Konsekuensi yang paling mayor akibat pembesaran
volume vaskuler adalah peningkatan cardiac output (CO) yaitu jumlah
darah yang dipompakan dalam satu menit dimana peningkatan CO ini
dipengaruhi oleh peningkatan stroke volume (jumlah darah yang
dikeluarkan dalam sekali pompa) dan kecepatan denyut jantung
(meningkat dari normal kira-kira 15-20 kali denyutan dalam satu
menit). Akan tetapi, untuk mencegah terjadinya hipertensi akibat
peningkatan volume darah tersebut, tubuh melakukan adaptasi berupa
penurunan resistensi vaskuler perifer dengan cara merelaksasikan otot
halus dinding pembuluh darah oleh progesterone, penambahan unit
uteroplacental sebagai area yang luas untuk sirkulasi, dan
memproduksi panas dari fetal yang dapat mengakibatkan dilatasi.
Hasilnya, tekanan darah si ibu akan tetap stabil meskipun terjadi
peningkatan volume darah.
2. Adaptasi Oleh Sistem Respiratori
Pada masa kehamilan, terjadi perubahan pada system respiratori yang
disebabkan oleh tiga factor; peningkatan konsumsi oksigen, factor
hormonal, efek fisik dari pembesaran uterus.
Pada masa kehamilan, kebutuhan akan oksigen meningkat kira-kira
15-20% yang nantinya akan digunakan oleh fetus, uterus, jaringan
payudara, dan jantung. Sebagai kompensasi terhadap peningkatan
tersebut, tubuh mereflekskan ibu hamil untuk bernafas lebih dalam.
Akibatnya terjadi peningkatan tidal volume (volume udara yang masuk
ataupun keluar dalam sekali nafas) dan volume semenit (volume udara
yang masuk maupun keluar dalam satu menit). Akan tetapi,
meningkatnya volume semenit menimbulkan penurunan PCO2
sehingga berisiko alkalosis respiratori. Untuk mencegah hal tersebut,
tubuh kemudian mengekskresikan bikarbonat sebagai penetral kadar
kebasaan dalama tubuh. Selain itu, tubuh juga menghasilkan hormone
progesterone yang berfungsi untuk menurunkan resistensi jalan nafas
merelaksasikan otot halus saluran nafas. Pada masa kehamilan, terjadi
perubahan ukuran uterus yang dapat mengakibatkan diafragma naik
kira-kira setinggi 4 cm. Hal ini mengakibatkan paru-paru sulit untuk
mengembang. Oleh karena itu, tubuh meluaskan rusuk sehingga ibu
hamil akan lebih menggunakan pernafasan thoraks dibandingkan
pernafasan abdomen.
Daftar Pustaka
Baker, E.R. (1995). Physiologic adaptations to pregnancy.
Philadelphia: W.B. Saunders.
Myers, Trulla. G., dkk. (1998). Foundation of maternal-lnewborn
nursing. Ed 2. Philadelphia: Pennsylvania.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke system. Ed. 2.
Jakarta: EGC.