adekkqu.files.wordpress.com … · web viewtransistor merupakan salah satu komponen elektronika...
TRANSCRIPT
PERCOBAAN I
PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG
A. TUJUAN
Menyelidiki dan mengukur bentuk gelombang output dari penyearah setengah gelombang.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Dioda IN 4001
2. Resistor
3. Project Board
4. Multimeter
5. Osiloskop
C. RINGKASAN TEORI
Penyearah berfungsi untuk merubah tegangan AC menjadi tegangan DC, penyearah ada 3
macam yaitu penyearah setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, penyearah jembatan.
Nilai tegangan puncak input transformator :
V rms=V p
√2 ……………………… (1)
Tegangan rata-rata DC pada penyearah setengah gelombang adalah :
V dc=V p
π=0,318 xV p ……………………… (2)
Frekuensi output :
Fout = fin ………………………. (3)
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
2. Tutup saklar S1
3. Ukur tegangan keluaran pada T1 dengan menggunakan multimeter
4. Ukur tegangan puncak pada T1 dengan menggunakan osiloskop
5. Ukur besar tegangan keluaran pada R1 dengan menggunakan osiloskop
6. Gambarkan bentuk gelombang keluaran pada R1 dengan menggunakan osiloskop
7. Bandingkan hasil tegangan keluaran pada R1 dengan menggunakan multimeter dan
osiloskop, berikan tanggapan anda !
8. Lakukan analisa dari percobaan diatas !
9. Berikan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan
E. Analisis Data
1. Tegangan Keluaran pada T1 dengan menggunakan Multimeter AC skala 50 V = 14 V
2. Tegangan Puncak pada T1 dengan menggunakan Osiloskop
Veff = 3,3 div X 5 V/ div = 16,5 Volt
Vrms = 8 div X 7 mS/div = 16 mS
f = 116mS = 0,0625 mS = 6,25
3. Tegangan Keluaran pada R1
Veff = 1,4 div X 5 V/ div = 7 Volt
Vrms = 6 div X 2 mS/div = 12 mS
f = 112mS
=0,0833 mS=8,3 3
PERCOBAAN II
PENYEARAH GELOMBANG PENUH
A. TUJUAN
Menyelidiki dan mengukur bentuk gelombang output dari penyearah gelombang penuh
B. ALAT DAN BAHAN
1. Dioda IN 4001
2. Resistor
3. Project Board
4. Multimeter
5. Osiloskop
C. RINGKASAN TEORI
Penyearah berfungsi untuk merubah tegangan AC menjadi tegangan DC, penyearah ada 3
macam yaitu penyearah setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, penyearah jembatan.
Nilai tegangan puncak input transformator :
Vrms = 0,5 Vsekunder …………………….... (4)
Nilai tegangan puncak input transformator :
V rms=V p
√2 ……………………… (5)
Tegangan rata-rata DC pada penyearah setengah gelombang adalah :
V dc=2V p
π=0,636 x V p ……………………… (6)
Frekuensi output :
Fout = 2fin ………………………. (7)
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
2. Tutup saklar S1
3. Ukur tegangan keluaran pada T1 dengan menggunakan multimeter
4. Ukur tegangan puncak pada T1 dengan menggunakan osiloskop
5. Ukur besar tegangan keluaran pada R1 dengan menggunakan osiloskop
6. Gambarkan bentuk gelombang keluaran pada R1 dengan menggunakan osiloskop
7. Bandingkan hasil tegangan keluaran pada R1 dengan menggunakan multimeter dan
osiloskop, berikan tanggapan anda !
8. Lakukan analisa dari percobaan diatas !
9. Berikan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan
PERCOBAAN III
PENYEARAH JEMBATAN (BRIDGE)
A. TUJUAN
Menyelidiki dan mengukur bentuk gelombang output dari penyearah jembatan (bridge)
B. ALAT DAN BAHAN
6. Dioda IN 4001
7. Resistor
8. Project Board
9. Multimeter
10. Osiloskop
C. RINGKASAN TEORI
Penyearah berfungsi untuk merubah tegangan AC menjadi tegangan DC, penyearah ada 3
macam yaitu penyearah setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, penyearah jembatan.
Nilai tegangan puncak input transformator :
V rms=V p
√2 ……………………… (8)
Tegangan rata-rata DC pada penyearah setengah gelombang adalah :
V dc=2V p
π=0,636 x V p ……………………… (9)
Frekuensi output :
Fout = 2fin ………………………. (10)
Tegangan Ripple :
V ripple=I
fC……………………… (11)
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
2. Tutup saklar S1
3. Ukur tegangan keluaran pada T1 dengan menggunakan multimeter
4. Ukur tegangan puncak pada T1 dengan menggunakan osiloskop
5. Ukur besar tegangan keluaran pada R1 dengan menggunakan osiloskop
6. Gambarkan bentuk gelombang keluaran pada R1 dengan menggunakan osiloskop
7. Bandingkan hasil tegangan keluaran pada R1 dengan menggunakan multimeter dan
osiloskop, berikan tanggapan anda !
8. Susun lagi rangkaian seperti gambar berikut :
9. Ukurlah tegangan keluaran pada R1 dengan mengunakan multimeter
10. Gambarlah tegangan keluaran RL pada osiloskop, ukur tegangan keluarannya dan
hitunglah Vripple
11. Lakukan analisa dari percobaan diatas !
12. Berikan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan
PERCOBAAN IV
TRANSISTOR (SEBAGAI SAKLAR)
A. TUJUAN
Memahami karakterisktik transistor sebagai saklar dan mengetahui daerah cut-off, daerah
saturasi dan daerah aktif.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Transistor
2. Resistor
3. Project Board
4. Multimeter
5. Osiloskop
C. RINGKASAN TEORI
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika paling penting. Terdapat 2jenis
transistor berdasarkan jenis muatan penghantar listriknya, yaitu bipolar dan unipolar. Dalam hal
ini akan kita pelajari transistor bipolar. Transistor bipolar terdiri atas 2 jenis, bergantung susunan
bahan yang digunakan, yaitu jenis NPN dan PNP. Symbol hubungan antara arus dan tegangan
dalam transistor ditunjukkan oleh gambar berikut :
Perbandingan arus kolektor dengan arus emitter hampir sama, alphadc sebagai definisi
perbandingan kedua arus tersebut.
Arus kolektor telah dihubungkan dengan arus emiter dengan menggunakan αDC. Juga
menghubungkan arus kolektor dengan arus basis dengan mendefnisikan betaDC transistor :
Hukum kirchoff menyatakan :
Transistor mempunyai daerah kerja seperti grafik di bawah, yang perlu dilakukan perhitungan
terlebih dahulu, namun perhitungan tergantung dari rangkaiannya. Yang perlu dikuasai yaitu
hukum ohm, hukum kirchoff, dan rumus β-α.
D. LANGKAH PERCOBAAN
KARAKTERISTIK INPUT TRANSISTOR IB-VBE
1. Susun rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
2. Atur potensio RB2 pada posisi minimum (cek posisi nilai minimum RB2 dengan multimeter)
3. Berikan Vcc = 10 V. kemudian ubah potensiometer RB2 untuk mengubah tegangan VBE
sesuai dengan tabel pengamatan berikut
4. Catat setiap nilai IB dan IC pada setiap tegangan tersebut (catat nilai yang terukur)
5. Gambarkan kurva IB – VBE pada grafik
KARAKTERISTIK OUTPUT TRANSISTOR IC-VCE
1. Susun rangkaian seperti gambar berikut :
2. Atur selector sumber arus untuk memilih arus Ib yang masuk ke basis. Pilihlah arus Ib =
0. Dengan mengubah-ubah nilai tegangan Vce, catat nilai Ic yang terukur. Gambarlah
kurva Ic-Vce untuk Ib = 0 ini pada grafik.
3. Lakukan langkah 2 untuk nilai Ib yang berbeda-beda
PERCOBAAN V
COMMON EMITER
A. TUJUAN
Memahami karakterisktik transistor sebagai common emiter.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Transistor
2. Resistor
3. Project Board
4. Multimeter
5. Osiloskop
C. RINGKASAN TEORI
Konfigurasi ini memiliki resistansi input yang sedang, transkonduktansi yang
tinggi, resistansi output yang tinggi dan memiliki penguatan arus (AI) serta penguatan
tegangan (AV) yang tinggi. Secara umum, konfigurasi common emitter digambarkan oleh
gambar rangkaian di bawah ini.
Untuk menentukan penguatan teoritisnya, terlebih dahulu akan kita hitung resistansi input dan
outputnya. Resistansi input (Ri) adalah resistansi yang dilihat dari masukan sumber tegangan Vi.
Perhatikan bahwa Rs adalah resistansi dari sumber tegangan. Sedangkan resistansi output (Ro)
adalah resistansi yang dilihat dari keluaran. Jika rangkaian diatas kita modelkan dengan model-π,
maka rangkaian dapat menjadi seperti gambar berikut :
Dengan model ini, resistansi input (Ri) adalah :
Ri = RB// rπ
Jika RB >> rπ maka resistansi input akan menjadi :
Ri ≈ rπ
Kemudian, untuk menentukan resistansi output konfigurasi CE, kita buat Vs = 0, sehingga
gmvπ=0, maka :
Ro = Rc//ro
Untuk komponen diskrit yang Rc << ro, persamaan tersebut menjadi
Ro ≈ Rc
Dan untuk factor penguatan tegangan, Av merupakan perbandingan antara tegangan keluaran
dengan tegangan masukan
jika terdapat resistor Re yang terhubung ke emitter, maka berlaku :
D. LANGKAH PERCOBAAN
Faktor Penguatan
1. Susun rangkaian seperti gambar dibawah dengan nilai-nilai komponen sebagai berikut :
2. Pasanglah resistor set pada modul current source untuk menghasilkan arus ic yang
diinginkan dengan formula
Asumsi iC = iE
(catatan : arus yang dihasilkan harus kurang atau sama dengan 10 mA)
3. Hubungkan ujung kaki RE ke pin “input” current source. Lakukan pengecekan arus
Ic tersebut dengan menggunakan amperemeter dan pastikan semua ground terhubung.
4. Buatlah suatu sinyal sinusoidal kecil dari generator sinyal dengan tegangan Vpp = 40‐50 mV
dan frekuensi 10 kHz.
5. Hubungkan rangkaian di atas dengan sinyal sinusoidal seperti yang ditunjukkan oleh
gambar di bawah ini.
6. Amati dan gambar sinyal di titik Z dan X menggunakan osiloskop.
7. Gunakan mode osiloskop xy untuk mengamati vo/vi, gambar grafik tersebut di buku
log praktikum. Ubah‐ubah nilai frekuensi generator sinyal dan catat masing‐masing
nilai penguatan pada frekuensi tersebut.
8. Naikkan amplituda generator sinyal dan amati vo sampai bentuk sinyalnya mulai terdistorsi.
Catatlah tegangan vi pada saat hal tersebut terjadi.
9. Ulangi langkah 7 dan 8 dengan menambahkan resistor pada kaki emitor dengan capasitor
bypass C3 seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini.
Resistansi Input
10. Lepaskan hubungan Frekuensi Generator dan Osiloskop dari rangkaian.
11. Atur kembali fungsi generator untuk menghasilkan sinyal sinusoidal sebesar Vpp = 40-50
mV dengan frekuensi 10kHz seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini.
Rs adalah Resistansi Internal Frekuensi Generator, kita tidak perlu menambahkan
resistor apapun untuk membentuk skema ini.
12. Dengan tidak merubah nilai‐nilai komponen dari rangkaian penguat dan tidak merubah
amplituda output Generator sinyal, susunlah rangkaian seperti pada gambar di bawah
ini (Re dihubung singkat).
13. Ubah nilai Rvar dan catat nilainya yang membuat tegangan vi menjadi ½ dari
tegangan osiloskop sebelum terpasang pada rangkaian penguat. Maka Ri = Rvar + Rs (Rs=5
0Ω untuk generator fungsi berkonektor koaksial)
14. Ulangi percobaan ini dengan memasang resistor Re.
Resistansi Output
15. Atur kembali fungsi generator seperti pada langkah 11. Sambungkan dengan
rangkaian pada gambar di bawah ini dan catat hasil bacaan Vo di osiloskop (Re dihubung si
ngkatkan).
16. Sambungkan rangkaian di atas dengan Rvar kemudian atur nilai Rvar yang memberikan Vo
di osiloskop yang bernilai ½ dari nilai tegangan sebelum dipasang Rvar. Maka Ro = Rvar.
17. Ulangi percobaan ini dengan memasang Re.
PERCOBAAN VI
COMMON BASIS
A. TUJUAN
Memahami karakterisktik transistor sebagai common basis.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Transistor
2. Resistor
3. Project Board
4. Multimeter
5. Osiloskop
C. RINGKASAN TEORI
Konfigurasi ini memiliki resistansi input yang kecil dan menghasilkan arus kolektor
yang hampir sama dengan arus input dengan impedansi yang besar. Konfigurasi ini
biasanya digunakan sebagai buffer. Konfigurasi common base ditunjukkan oleh gambar berikut
Resistansi input untuk konfigurasi ini adalah : Ri ≈ re
Resisansi outputnya adalah : Ro = RC
Factor penguatan keseluruhan adalah :
Dengan Rs adalah resistansi sumber sinyal input dan Gm adalah transkonduktansi
D. LANGKAH PERCOBAAN
18. Lakukan langkah 1 s/d 4
19. Hubungkan rangkaian seperti pada gambar berikut ini :
20. Amati dan gambar gelombang di titik Z dan Y menggunakan osiloskop.
21. Gunakan mode osiloskop xy untuk mengamati vo/vi, gambar grafik tersebut di buku
log praktikum. Ubah‐ubah nilai frekuensi generator sinyal dan catat masing‐masing
nilai penguatan pada frekuensi tersebut.
22. Naikkan amplituda generator sinyal dan amati vo sampai bentuk sinyalnya
mulai terdistorsi. Catatlah tegangan vi pada saat hal tersebut terjadi.
Resistansi Input
23. Lakukan hal yang sama seperti pada percobaan resistansi input untuk common emitter
(kecuali langkah 14) pada rangkain berikut ini
Resistansi Output
24. Lakukan hal yang sama seperti pada percobaan Resistansi Output untuk Common Emitter
(kecuali langkah 17) pada rangkaian di bawah ini.
PERCOBAAN VII
COMMON COLLECTOR
A. TUJUAN
Memahami karakterisktik transistor sebagai common kolektor.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Transistor
2. Resistor
3. Project Board
4. Multimeter
5. Osiloskop
C. RINGKASAN TEORI
Konfigurasi ini memiliki resistansi output yang kecil sehingga baik untuk digunakan
pada beban dengan resistansi yang kecil. Oleh karena itu, konfigurasi ini biasanya
digunakan pada tingkat akhir pada penguat bertingkat. Konfigurasi common collector
ditunjukkkan oleh gambar berikut ini.
Pada konfigurasi ini berlaku :
Resistansi input : Ri ≈ rπ + (β + 1)RL
Resistansi output :
Factor penguatan :
D. LANGKAH PERCOBAAN
Faktor Penguatan
25. Hubungkan rangkaian seperti pada gambar berikut :
26. Amati dan gambar gelombang di titik X dan Y menggunakan osiloskop.
27. Gunakan mode osiloskop xy untuk mengamati vo/vi dan vo/vi, gambar grafik tersebut di
buku log praktikum. Ubah‐ubah nilai frekuensi generator sinyal dan catat masing‐masing
nilai penguatan pada frekuensi tersebut.
28. Naikkan amplituda frekuensi generator dan amati vo sehingga bentuk sinyal vo
mulai terdistorsi. Catat tegangan vi.
Resistansi Input
29. Lakukan hal yang sama seperti pada percobaan Resistansi Input untuk Common Emitter
(kecuali langkah 14) pada rangkaian berikut ini.
Resistansi Output
30. Lakukan hal yang sama seperti pada percobaan Resistansi Output untuk Common Emitter
(kecuali langkah 18) pada rangkaian di bawah ini.