adelita tri rahmawati - fkik

Upload: cycy-camecanyu

Post on 06-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    1/60

    PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA

    MAHASISWA KEDOKTERAN PREKLINIK DENGAN

    KLINIK DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

    HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2012

    Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

    OLEH :

    Adelita Tri Rahmawati

     NIM: 109103000029

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1433 H/2012 M

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    2/60

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    3/60

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    4/60

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    5/60v 

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikumwr.wb 

    Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat

    dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir riset yang

     berjudul “Perbedaan  Derajat Depresi antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik

    dengan Klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

    2012” yang merupakan  salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada

    Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.

    Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih kepada

    semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian

    ini dengan baik. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

    1.  Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    2. 

    dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    3.  dr. Hendro Birowo, SpS, selaku Dosen pembimbing penelitian, yang telah

     banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

     bimbingan, arahan dan nasihat kepada peneliti selama penelitian dan

     penyusunan laporan penelitian ini.

    4. 

    dr. Rachmania Diandini, MKK, selaku Dosen pembimbing penelitian, yang

    telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

     bimbingan kepada peneliti serta memberikan banyak masukan dan motivasi

    kepada peneliti dalam proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.

    5.  drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggungjawab riset Program

    Studi Pendidikan Dokter 2009, yang telah memberikan motivasi terhadap

     penyelesaian penelitian ini.

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    6/60vi 

    6.  Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa, cinta,

     bimbingan dan motivasi serta pengertian pada peneliti.

    7. 

    Sahabat –  sahabat tercinta terutama Angelia, Adinda, Rahmatul, Ayesha, Eka,

    Resti, Amel yang selalu menyediakan waktunya untuk membantu penulis

    dalam menyelesaikan penelitian ini dan juga kepada Dian F, Reani Z, Ibnu I,

    Wildan A, selaku teman kelompok yang selalu kompak dalam mengerjakan

     penelitian bersama serta seluruh teman seperjuangan PSPD angkatan 2009

    FKIK UIN Jakarta yang telah memberikan semangat, bantuan dan kenangan

    terindah yang tak terlupakan.

    Peneliti sadar laporan hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk

    itu saran dan kritik yang membangun diharapkan dari para pembaca. Akhir kata,

     peneliti berharap semoga penelitian ini dapat berguna bagi peneliti khususnya dan

     bagi pembaca pada umumnya.

    Jakarta, 18 September 2012

    Peneliti

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    7/60vii 

    ABSTRAK

    Adelita Tri Rahmawati. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Derajat

    Depresi Antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik Dengan Klinik di UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.2012

    Penduduk di Indonesia sekitar 15% diketahui mengalami depresi yang disebabkan

    tekanan hidup yang semakin berat. Depresi dapat terjadi pada mahasiswa

    kedokteran tahap pendidikan preklinik dan klinik dikarenakan tuntutan belajar

     pada mahasiswa kedokteran lebih besar dibandingkan dengan populasi umum.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan derajat depresi antara

    mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai responden

    menggunakan kuesioner  Hamilton Depression Rating Scale  (HDRS). Penelitian

    ini menggunakan rancangan penelitian analitik dan desain penelitian cross sectional serta teknik pengambilan sampel  stratified random sampling .

    Responden berjumlah 144 orang, preklinik 72 orang, dan klinik 72 orang yang

     berusia 18-24 tahun. Data dianalisis menggunakan uji  Kolmogrov-Smirnov.

    Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa p = 0,191. Kesimpulan tidak

    terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna antara mahasiswa kedokteran

     preklinik dengan klinik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

    Kata Kunci: Depresi, Tahap pendidikan preklinik, Tahap pendidikan klinik

    ABSTRACT

    Adelita Tri Rahmawati. Medicine Study Programe.The Difference of Depression

     between Preclinical and Clinical Medical Students in Islamic State University.

    2012

    Population in Indonesia about 15% are known depressed caused more severe life

    stressors. Depression can occur in preclinical and clinical education phase of

    medical students, because the demands of studying on medical students, higher

    than the general population. This research aims to reveal the difference of

    depression between preclinical and clinical medical students in Islamic StateUniversity. This research was held by interviewing preclinical and clinical

    medical students with HDRS (Hamilton Depression Rating Scale) questionaires. It

    used analytic study with cross sectional research designs. The methode of

    sampling is stratified random sampling. 144 respondents were participated in this

    study, which are 72 preclinical medical students and 72 clinical medical students,

    aged 18-24 years. This study used Kolmogorov-Smirnov test. The result showed

    that p = 0,191. The conclusion there is notdifference of depression between

     preclinical and clinical medical students

    Keywords: Depression, Preclinical education phase, Clinical education phase

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    8/60viii 

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii 

    LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

    ABSTRAK .........................................................................................................  vii

    ABSTRACT ......................................................................................................  vii

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................

    1.1 Latar Belakang .....................................................................................  11.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2

    1.3 Hipotesis............................................................................................... 3

    1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................. 3

    1.4.1 Tujuan Umum.............................................................................. 3

    1.4.2 Tujuan Khusus............................................................................. 3

    1.5 Manfaat Penelitian................................................................................ 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 2.1 Landasan Teori.....................................................................................  5

    2.1.1 Definisi Depresi........................................................................... 5

    2.1.2 Struktur Otak............................................................................... 5

    2.1.3 Etiologi Depresi........................................................................... 6

    2.1.4 Social Readjustment Rating Scale (SRRS).................................. 9

    2.1.5 Gejala Depresi............................................................................. 11

    2.1.6 Klasifikasi Depresi....................................................................... 12

    2.1.7 Tingkatan Depresi........................................................................ 13

    2.1.8 Tinjauan Tentang Proses Belajar …............................................. 14

    2.1.9 Hamilton Depression Rating Scale ( HDRS )............................... 17

    2.2 Kerangka Konsep.................................................................................. 18

    2.3 Definisi Operasional............................................................................. 20

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 

    3.1 Jenis dan Desain Penelitian..................................................................  213.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 21

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 21

    3.4 Kriteria Penelitian................................................................................. 22

    3.5 Identifikasi Variabel............................................................................. 23

    3.6 Instrumen Penelitan.............................................................................. 23

    3.7 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data.......................................... 23

    3.8 Alur Penelitian...................................................................................... 24

    3.9 Metode Pengolahan Data...................................................................... 24

    3.10 Analisis Data ...................................................................................... 25

    3.11 Etik Penelitian..................................................................................... 25

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    9/60ix 

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 4.1 Distribusi Reponden............................................................................. 26

    4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi.................................................... 27

    4.3 Perbedaan Derajat Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin....................... 28

    4.4 Perbedaan Derajat Depresi antara Mahasiswa KedokteranPreklinik dengan Klinik........................................................................ 30

    4.5 Keterbatasan Penelitian........................................................................ 32

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................5.1 Simpulan .............................................................................................. 33

    5.2 Saran .................................................................................................... 33

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................  34

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 36

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    10/60x 

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 The Social Readjustment Rating Scale (SRRS) ......................... 9Tabel 4.1 Distribusi responden pada mahasiswa kedokteran preklinik dan

    klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Tahun 2012..................................................................................

    27

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi berdasarkan tahun

    angkatan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta Tahun 2012.....................................................................

    28

    Tabel 4.3 Perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada

    mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012...............

    29

    Tabel 4.4 Perbedaan derajat depresi mahasiswa kedokteran preklinik

    dengan klinik di Universitas Negeri Syarif HidayatullahJakarta Tahun 2012.....................................................................

    31

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    11/60xi 

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Gejala Depresi.......................................................................... 12

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    12/60xii 

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Formulir Persetujuan (Informed Consent)............................... 38Lampiran 2 Kuesioner................................................................................... 39

    Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistik.............................................................. 45

    Lampiran 4 Riwayat Penulis......................................................................... 50

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    13/60

    1

    26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 

    Latar Belakang Masalah

    Depresi adalah salah satu gangguan mood yang merupakan gangguan unipolar, yaitu

    gangguan yang mengacu pada satu arah atau tunggal, yang terdapat perubahan pada

    kondisi emosional, motivasi, fungsi, perilaku motorik dan perubahan kognitif. Pada

    umumnya seseorang yang mengalami depresi mempunyai nada bicara pesimistik dan

    ekspresi wajah yang putus asa.1 

    Gangguan depresi merupakan kelainan psikiatrik yang paling sering dijumpai.

    Di Amerika Serikat, prevalensi kejadian gangguan depresi adalah 20% pada wanita

    dan 12% pada pria, 10% pada pasien yang sedang menderita penyakit kronik. Pakar

    riset klinik untuk unit neuropsikiatri  Roche International Clinical Research Centre,

    Strasbourg (2010) mengemukakan bahwa gangguan depresi merupakan gangguan

    yang paling banyak dari gangguan mental dan prevalensi sepanjang hidupnya sekitar

    15 %. Boleh dikatakan bahwa setiap orang pada masa hidupnya pernah menderita

    depresi sampai pada tingkat tertentu.2

    Penduduk di Indonesia sekitar 15% diketahui

    mengalami depresi yang disebabkan tekanan hidup yang semakin berat.3 

    Mahasiswa rentan terhadap kejadian depresi. Stresor psikososial adalah

    keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang

    tersebut terpaksa harus bisa beradaptasi atau menanggulangi stresor yang timbul.

    Perubahan lingkungan belajar juga menjadi salah satu faktor pencetus depresi pada

    mahasiswa. Kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau

    tidaknya seseorang dalam belajar, tetapi ketenangan jiwa juga mempunyai pengaruh

    terhadap kemampuan seseorang dalam menggunakan kecerdasan tersebut.4 

    Depresi dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena depresi dapat

    menyebabkan manifestasi psikomotor berupa keadaan gairah, semangat, aktivitas

    serta produktivitas kerja menjadi menurun, konsentrasi dan daya pikir melambat.

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    14/60

    2

    26

    Manifestasi psikomotor tersebut bisa membawa pengaruh pada prestasi belajar jika

    seseorang tersebut adalah siswa yang sedang aktif dalam proses belajar.5 

    Pada penelitian Brauser (2010), dikatakan bahwa mahasiswa kedokteran

    mengalami tingkat depresi, kelelahan, dan mental yang lebih tinggi daripada populasi

    umum, dengan kesehatan mental yang memburuk selama proses belajar, mahasiswa

    kedokteran memiliki risiko lebih tinggi keinginan bunuh diri karena tingginya tingkat

    kelelahan.6

    Pada penelitian Wahyu (2010) di UNS dikatakan bahwa mahasiswa

    fakultas kedokteran harus menjalani masa studi preklinik di universitas terlebih

    dahulu sebelum menjadi mahasiswa klinik yaitu ko-asisten (dokter muda) dirumah

    sakit. Studi preklinik relatif lebih mudah dibandingkan studi klinik, pada studi klinik

    mahasiswa langsung berhadapan dengan pasien dan mendapat kesempatan untuk

    melakukan tindakan medis, sehingga mahasiswa klinik harus

    mempertanggungajawabkan segala yang telah dipelajarinya semasa menjadi

    mahasiswa preklinik, sementara mahasiswa preklinik tidak terbebani oleh hal-hal

    tersebut.7 

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

     penelitian mengenai perbedaan derajat depresi antara mahasiwa kedokteran preklinik

    dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

    Sehingga dapat diketahui perbedaan derajat depresi mahasiswa preklinik dan klinik.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat ditarik

     perumusan masalah sebagai berikut:

    Apakah terdapat perbedaan derajat depresi antara mahasiwa kedokteran preklinik

    dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012?

    1.3 Hipotesis

    H1: Terdapat perbedaan derajat depresi antara mahasiswa klinik dan preklinik di

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    15/60

    3

    26

    1.4 Tujuan Penelitian 

    1.4.1 Tujuan Umum 

    Diketahui adanya perbedaan derajat depresi antara mahasiswa kedokteran preklinik

    dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

    1.4.2  Tujuan Khusus

    1.  Diketahuinya prevalensi derajat depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik dan

    klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

    2.  Diketahuinya distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan tahun angkatan di

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

    3.  Diketahuinya distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan jenis kelamin di

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

    4.  Diketahuinya perbedaan derajat depresi antara mahasiswa kedokteran preklinik

    dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

    2012.

    5. 

    Diketahuinya perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada

    mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta tahun 2012

    1.5 

    Manfaat Penelitian

    1.  Bagi Mahasiswa preklinik dan ko-asisten

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas ilmu

     pengetahuan khususnya ilmu kedokteran jiwa pada mahasiswa kedokteran

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2.  Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pembimbing

    Akademik (PA), psikiater, psikolog, mahasiswa dan berbagai pihak yang terkait

    guna membantu kelancaran proses belajar mengajar mahasiswa dalam

    menyelesaikan studi. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan

     pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan dibidang kesehatan di masa

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    16/60

    4

    26

    mendatang. Serta diharapkan dapat menjadi data dasar bagi penelitian

    selanjutnya.

    3.  Peneliti

    Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang

    didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

    membuat penelitian ilmiah. 

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    17/60

    5

    26

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 

    Landasan Teori

    2.1.1  Definisi Depresi

    Depresi adalah gangguan mood yang ditandai oleh adanya disregulasi mood,

    gangguan aktivitas psikomotor, gangguan pada bioritme dan gangguan fungsi

    kognitif.8

    Menurut Kaplan, depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi

    manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,

    termasuk perubahan pada pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,

    anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri.9

     Maramis memasukkan depresi sebagai gangguan afek dan emosi. Afek adalah

    nada perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang menyertai suatu

     pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologi,

    seperti kebanggaan, kekecewaan. Sedangkan emosi merupakan manifestasi dari afek

    yang keluar dan disertai oleh banyak komponen fisiologis, biasanya berlangsung

    relative tidak lama, misalnya ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan.10

    2.1.2 

    Struktur Otak

    Studi neuroimaging fungsional mendukung hipotesis bahwa keadaan depresi

    dikaitkan dengan penurunan aktivitas metabolisme dalam struktur neokorteks dan

     peningkatan aktivitas metabolik dalam struktur limbik. Neuron serotonergik terlibat

    dalam gangguan afektif yang ditemukan dalam dorsal raphe nucleus, sistem limbik,

    dan korteks kiri prefrontal.11

     

    Sebuah meta-analisis membandingkan struktur otak pada pasien dengan

    depresi berat, sehat, dan pada pasien dengan gangguan bipolar menunjukkan asosiasi

    antara depresi dan peningkatan ukuran ventrikel lateral, banyaknya volume cairan

    serebrospinal, dan sedikitnya volume dari ganglia basal, talamus, hipokampus, lobus

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    18/60

    6

    26

    frontal, korteks orbitofrontal, dan girus rektus. Pasien yang mengalami depresi

    memiliki volume hipokampus yang lebih sedikit.12

     

    Dalam sebuah penelitian, gambar  positron emission tomographic  (PET)

    menunjukkan menurunnya aktivitas normal di daerah korteks prefrontal pada pasien

    dengan depresi unipolar dan depresi bipolar. Wilayah ini berkaitan dengan respon

    emosional dan memiliki koneksi luas dengan otak daerah lain, termasuk daerah yang

    tampaknya bertanggung jawab untuk pengaturan dopamin, noradrenalin (locus

    ceruleus), dan 5-hydroxytryptamine (5-HT).11

     

    Kelainan fungsional dan struktural ditemukan di daerah otak yang sama

    selama episode depresi besar. (Sacher dkk) menemukan peningkatan metabolisme

    glukosa dalam subgenual dan pregenual korteks cingulate anterior kanan, selain itu

    terdapat penurunan volume gray matter di korteks, dorsal fronto median cortex, dan

    right paracingulate cortex.11

    2.1.3  Etiologi Depresi

    Kaplan menyatakan bahwa faktor penyebab depresi dapat dibagi menjadi beberapa

    faktor, antara lain: faktor biologi, faktor genetik, faktor psikologi dan faktor

    lingkungan sosial

    a. 

    Faktor biologi

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin

     biogenik, seperti: 5- Hidroksi indol asetic acid   (5-HIAA),  Homovanilic acid  

    (HVA), 5 methoxy-0-hydroksi phenyl glycol   (MPGH), didalam darah, urin dan

    cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait

    dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin

    dapat mencetuskan depresi dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki

    serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin

     berperan dalam patofisiologi depresi.9

    Selain itu aktivitas dopamin pada depresi

    adalah menurun. Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan

    konsentrasi dopamin seperti Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    19/60

    7

    26

    menurun seperti parkinson yang disertai gejala depresi. Obat yang meningkatkan

    konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan bupropion, menurunkan

    gejala depresi.9 

    Disregulasi neuroendokrin. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis

    neuroendokrin, menerima input neuron yang mengandung neurotransmiter amin

     biogenik. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin.

    Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin

     biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis  Hypothalamic-

     Pituitary-Adrenal   (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik

    sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid,

    dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak

    diteliti.13

    Hipersekresi Corticotropin-Releasing-Hormone (CRH) merupakan

    gangguan aksis HPA yang sangat fundamental pada pasien depresi. Hipersekresi

    yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan balik kortisol di

    sistem limbik atau adanya kelainan pada sistem monoaminogenik dan

    neuromodulator yang mengatur CRH.9

    Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi.

    Emosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan  Paraventriculer

    nucleus  (PVN), yang merupakan organ utama pada sistem endokrin dan

    fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN yang

    menyebabkan peningkatan sekresi CRH.13

     b.  Faktor Genetik

    Pola genetik penting dalam perkembangan gangguan mood, pola pewarisan

    genetik melalui mekanisme yang sangat kompleks, didukung dengan penelitian-

     penelitian sebagai berikut:

    1.  Penelitian keluarga

    Dari penelitian keluarga secara berulang ditemukan bahwa sanak keluarga

    turunan pertama dari penderita gangguan bipolar, berkemungkinan 8-18 kali

    lebih besar untuk terjadi depresi dan 2-10 kali lebih mungkin untuk menderita

    gangguan depresi berat dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    20/60

    8

    26

    keluarga yang mengalami gangguan bipolar. Sanak keluarga turunan pertama

    dari seorang penderita berat berkemungkinan 1,5-2,5 kali lebih besar untuk

    terjadi bipolar dan 2-3 kali lebih mungkin menderita depresi berat

    dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki keluarga yang

    mengalami gangguan bipolar.5

    2.  Penelitian adopsi

    Penelitian ini telah mengungkapkan adanya hubungan faktor genetik dengan

    gangguan depresi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa anak biologis dari

    orang tua yang menderita depresi tetap beresiko menderita gangguan mood,

    Walaupun jika mereka dibesarkan oleh keluarga angkat yang tidak menderita

    gangguan. 5

    3.  Penelitian kembar

    Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk

    gangguan bipolar pada anak kembar monozigotik 33-90 persen dan untuk

    gangguan depresi sekitar 50 persen. Sebaliknya, angka kesesuaian pada

    kembar dizigotik adalah kira-kira 5-25 persen untuk gangguan bipolar dan 10-

    25 persen untuk gangguan depresi berat. 5

     

    c.  Faktor psikologi

    Sampai saat ini tidak ada sifat atau kepribadian tunggal yang secara unik

    mempredisposisikan seseorang kepada depresi. Semua manusia dapat menjadi

    depresi dalam keadaan tertentu. Tetapi tipe kepribadian dependen-oral, obsesif-

    kompulsif, histerikal, mungkin berada dalam risiko yang lebih besar untuk

    mengalami depresi daripada tipe kepribadian antisosial, paranoid dan lainnya

    dengan menggunakan proyeksi dan mekanisme pertahanan dalam menghadapi

    stressor. Tidak ada bukti hubungan gangguan kepribadian tertentu dengan

    gangguan bipolar pada kemudian hari. Tetapi gangguan distimik dan gangguan

    siklotimik berhubungan dengan perkembangan gangguan bipolar di kemudian

    harinya.5

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    21/60

    9

    26

    d.  Faktor lingkungan sosial

    Berdasarkan penelitian, depresi dapat membaik jika klinisi memberikan

     pasien yang terkena depresi suatu rasa pengendalian dan penguasaan lingkungan.

    Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan adalah peristiwa kehidupan yang

    menyebabkan stres, lebih sering didahului oleh episode pertama gangguan mood.

    Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama

    dalam depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya

    memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stresor lingkungan yang paling

     berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan.

    Stresor psikososial yang bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai,

    atau stressor kronis misalnya kekurangan finansial yang berlangsung lama,

    kesulitan hubungan interpersonal, ancaman keamanan dapat menimbulkan

    depresi.5 

    2.1.4  Social Readjustment Rating Scale  (SRRS)

    Social Readjustment Rating Scale  (SRRS) atau yang biasa dikenal dengan  Holmes

    and Rahe Stress Scale  merupakan sebuah daftar 43 stresor kehidupan yang dapat

     berkontribusi terhadap kesehatan terutama terhadap terjadinya depresi.14

     

    Untuk mengukur stres menurut Holmes dan Rahe, jumlah nilai yang berlaku

    untuk peristiwa-peristiwa dalam satu tahun terakhir dari kehidupan individu

    ditambahkan, kemudian skor akhir akan memberikan perkiraan kasar tentang

     bagaimana stres mempengaruhi kesehatan. 14

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dstressor%2Bpsychosocial%2Bscale%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw%3D1280%26bih%3D875%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Stress_%28medicine%29&usg=ALkJrhg6-ZsZ6l6fEfLfhSWuOHjhFrkWOghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dstressor%2Bpsychosocial%2Bscale%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw%3D1280%26bih%3D875%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Stress_%28medicine%29&usg=ALkJrhg6-ZsZ6l6fEfLfhSWuOHjhFrkWOg

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    22/60

    10

    26

    Tabel 2.1 The Social Readjustment Rating Scale (SRRS)

    Peristiwa kehidupan Nilai

    Kematian pasangan hidup 100

    Perceraian 73

    Perpisahan dalam pernikahan 65Dipenjara 63

    Menderita penyakit 53

    Pernikahan 50

    Dihentikan dari pekerjaan 47

    Pemulihan hubungan pernikahan 45

     pensiun 45

    Perubahan kesehatan yang berat pada anggota

    keluarga

    44

    Hamil 40

    Kesulitan dalam bidang seksual 39

    Kehadiran anggota keluarga baru 39

    Penyesuaian kembali dalam bisnis 39

    Perubahan situasi keuangan 38

    Kematian teman dekat 37Perubahan bidang pekerjaan 36

    Perubahan seringnya terjadi pertengkaran

    dalam pernikahan

    35

    Pengadaian atau peminjaman untuk pembelian

    kebutuhan primer

    31

    Pencabutan hak mendapatkan pinjaman atau

     pengadaian

    30

    Masalah dengan mertua 29

    Anak meninggalkan rumah 29

    Perubahan tanggungjawab dalam pekerjaan 29

    Prestasi pribadi menurun 28

    Mulai atau berhenti bekerja 26

    Mulai atau mengakhiri sekolah 26Perubahan dalam kondisi kehiudpan 25

    Perubahan kebiasaan pribadi 24

    Masalah dengan bos 23

    Perubahan kondisi kerja atau jam kerja 20

    Pindah rumah 20

    Pindah sekolah 20

    Perubahan kebiasaan rekreasi 19

    Perubahan dalam aktivitas beribadah 19

    Perubahan dalam kegiatan sosial 18

    Pinjaman untuk pembelian barang-barang

    sekunder

    17

    Perubahan dalam kebiasaan tidur 16

    Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 15Perubahan pola makan 15

    Liburan 13

    Perayaan hari besar umat beragama 12

    Pelanggaran hukum 11

    Sumber : Holmes & Rahe, 1967

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    23/60

    11

    26

    Skor >300 : Sangat berisiko terkena penyakit

    Skor 150-299: Risiko penyakit adalah sedang (berkurang 30% dari risiko di atas).

    Skor

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    24/60

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    25/60

    13

    26

    2.  Gangguan mood spesifik lainnya :depresi minor dan tanda atau gejala maniak.

    a.  Gangguan distimik: depresi saja.

     b.  Gangguan siklotimik: gejala depresi dan hipomaniak saat ini atau baru saja

     berlalu (secara terus-menerus selama 2 tahun).

    3.  Gangguan mood: akibat kondisi medis umum dan gangguan mood yang diinduksi

    zat, bisa depresi, maniak, atau campuran, ini merupakan gangguan mood

    sekunder.

    4.  Gangguan penyesuaian dengan mood depresi: depresi yang disebabkan oleh

    adanya stesor. 

    2.1.7 

    Tingkatan DepresiDalami (2009) membagi beberapa tingkatan depresi dengan gejala yang berbeda: 

    16 

    1.  Depresi ringan

    Setiap individu pasti pernah mengalaminya yang ciri-cirinya lain bersifat

    sementara, alamiah adanya rasa sedih perubahan proses pikir, komunikasi dan

    hubungan sosial kurang baik dan merasa tidak nyaman.

    2.  Depresi sedang

    a.  Afek: Murung, cemas, kesal, marah, menangis, rasa bermusuhan, dan harga

    diri rendah.

     b.  Proses pikir: Perhatian sempit, berpikir lambat, ragu-ragu atau bimbang,

    konsentrasi menurun, berpikir rumit dan putus asa serta pesimis.

    c.  Sensasi somatic dan aktivitas motorik: bergerak lamban, tugas-tugas terasa

     berat, tubuh lemah dan sakit kepala dan dada, mual, muntah, konstipasi, nafsu

    makan dan berat badan menurun, tidur terganggu.

    d.  Pola komunikasi: Bicara lambat, berkurang komunikasi verbal dan

    komunikasi non verbal meningkat.

    e.  Partisipasi sosial: Menarik diri, tidak mau bekerja atau sekolah, mudah

    tersinggung, bermusuhan, tidak memperhatikan kebersihan diri.

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    26/60

    14

    26

    3.  Depresi Berat

    Mempunyai dua episode yang berlawanan yaitu depresi berat (rasa sedih tertentu

    dan mania (rasa gembira yang berlebihan disertai dengan gerakan yang hiperaktif)

    a. 

    Gangguan Afek: Pandangan kosong, persaan hampa, murung,putus asa dan

    inisiatif kurang

     b.  Gangguan Proses Pikir: Halusinasi dan waham, konsentrasi berkurang, pikiran

    merusak diri

    c.  Sensasi Somatic dan aktifitas motorik: Diam dalam waktu lama, tiba-tiba

    hiperaktif, bergerak tanpa tujuan, kurangnya perawatan diri, tidak mau makan

    dan minum, berat badan menurun, bangun pagi sekali dengan perasaan tidak

    enak, tugas ringan terasa berat.

    d.  Pola Komunikasi: introvert, tidak ada sama sekali komunikasi verbal.

    e.  Partipasi Sosial : Kesulitan menjalankan peran sosial, isolasi sosial (menarik

    diri)

    2.1.8  Tinjauan Tentang Proses Belajar

    Mahasiswa kedokteran dibagi menjadi dua tahapan pendidikan, yaitu mahasiswa

    yang menempuh program sarjana dan mahasiswa yang menempuh profesi

    kedokteran. Untuk menempuh jenjang profesi, mahasiswa harus menyelesaikan

     program sarjana terlebih dahulu. Maka dari itu mahasiswa dituntut belajar. Beberapa

    definisi belajar adalah sebagai berikut:

    a.  Definisi Belajar

    Hilgard dan Bower, dalam Theories of Learning (1997) mengemukakan

     bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu

    situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

    situasi itu. Perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar

    kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. 

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    27/60

    15

    26

    Morgan, dalam  Introduction to Psychology (1978) mengemukakan bahwa

     belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

    sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

    b. 

    Fase-Fase Belajar

    Menurut Wiltig (1981) dalam  Psychology of Learning , proses belajar

     berlangsung dalam tiga tahapan: 

    a)  Perolehan atau penerimaan informasi ( Acquasition)

     b)  Penyimpanan informasi (Storage)

    c)  Mendapatkan kembali informasi ( Retrieval )

    Pada tingkatan acquisition  seorang siswa mulai menerima informasi sebagai

    stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman

    dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara pemahaman dengan

     perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition  dalam belajar

    merupakan tahap paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan

    kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan  storage seorang siswa secara

    otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia

     proleh ketika menjalani proses acquitision.  Peristiwa ini sudah tentu melibatkan

    fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval  seorang siwa akan

    mengaktifkan kembai fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab

     pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval  pada dasarnya adalah upaya

    atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa

    yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman dan perilaku

    tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi.

    Menurut Jerome S. Brunner, juga terdapat 3 fase yaitu:

    a)  Fase informasi (penerimaan materi)

     b) 

    Fase transformasi (pengubahan materi)

    c)  Fase evaluasi (penilaian materi)

    Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh

    sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    28/60

    16

    26

    yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang

     berfungsi menambah, memperhalus dan memperdalam pengetahuan yang

    sebelumnya telah dimiliki. Dalam tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh

    itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau

    konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih

    luas. Bagi pemula, tahap ini akan berlangsung sulit apabila tidak disertai dengan

     bimbingan orang yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang

    tepat untuk melakukan pembelajaran tertentu. Dalam tahap evaluasi, seseorang

    menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransfornasikan tadi dapat

    dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tak

    ada penjelasan rinci mengenai cara evaluasi ini, tetapi agaknya analog dengan

     peristiwa retrieval  untuk merespons lingkungan yang sedang dihadapi. 

    c.  Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

    Menurut Muhibbin Syah (1995), faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan

    menjadi 2 macam: 

    1)  Faktor internal

    a)  Aspek fisiologis 

    Kondisi umum jasmani dan torus (tegangan otot) yang menandai tingkat

    hubungan organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi

    semangat dan intensitas belajar. 

     b)  Aspek psikologis 

    Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas belajar.

     Namun faktor-faktor yang esensial adalah tingkat kecerdasan, sikap, bakat,

    minat, dan motivasi. 

    2)  Faktor eksternal

    a) 

    Lingkungan sosial

    Lingkungan sosial mahasiswa contohnya dosen, staf administrasi, teman-

    teman kuliah, masyarakat, tetangga, serta teman-teman di kost. Lingkungan

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    29/60

    17

    26

    sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua

    dari mahasiswa.

     b)  Lingkungan non-sosial

    Contoh lingkungan non-sosial adalah gedung tempat belajar dan letaknya,

    rumah tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, serta keadaan cuaca dan waktu

     belajar yang digunakan.

    d.  Faktor Pendekatan Belajar

    Faktor pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan

    dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

    Strategi dalam hal ini adalah langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa

    untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

    2.1.9  Hamil ton Depression Rating Scale  (HDRS)

     Hamilton Depression Rating Scale merupakan instrumen untuk mengukur derajat

    depresi pada anak-anak maupun pada orang dewasa. HDRS dikembangkan oleh Max

    Hamilton mengandung skala depresi yang terdiri dari 17 item  pilihan ganda yang

    menggambarkan: (1) perasaan depresi, (2) perasaan bersalah, (3) keinginan bunuh

    diri, (4) insomnia (initial, middle, late), (5) gangguan pekerjaan dan kegiatan sehari-

    hari, (6) keterlambatan dalam berfikir dan berbicara,, (7) kegelisahan, (8)kecemasan

    (psikis dan somatik), (9) gejala somatik (umum, pencernaan) (10) gejala genital, (11)

    hipokondriasis, (12) kehilangan berat badan, (13) pemahaman diri.17

     

    Klasifikasi nilainya sebagai berikut: 

    a.   Nilai 17 menunjukkan adanya depresi berat. 

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    30/60

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    31/60

    19

    26

    adanya siklus menstruasi, sehingga dapat terjadi perubahan neurotransmiter yang

    menimbulkan terjadinya depresi

    2.  Faktor genetik, yang berhubungan dengan gen depresi pada keluarga

    3. 

    Faktor psikologi, yang berhubungan dengan kepribadian seseorang, terutama tipe

    kepribadian dependen-oral, obsesif-kompulsif dan histerikal

    4.  Faktor lingkungan, non-sosial dan sosial, terutama mengenai pendidikan di

    kedokteran yang terdiri dari 2 tahap, yaitu preklinik dan klinik, hal ini dapat

    menyebabkan terjadinya depresi dikarenakan perbedaan dalam tuntutan belajar

    yang lebih besar dibandingkan populasi atau mahasiswa bukan kedokteran

    Depresi dibagi dalam 3 derajat, yaitu ringan, sedang dan berat, yang dapat

    mempengaruhi proses belajar, sehingga dapat menimbulkan terjadinya penurunan

     prestasi akademik.

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    32/60

    20

    26

    2.3 DEFINISI OPERASIONAL

     No Variabel Definisi Pengukur Cara

     pengukuran

    Alat ukur Skala Hasil ukur

    1. DerajatDepresi

    Derajat keparahandepresi yang dialami

    oleh individu

     berdasarkan gejala

    depresi yang

    dirasakannya

    Peneliti wawancara  Hamilton Depression

     Rating

    Scale

    (HDRS )

    Ordinal 1. 

    17 = depresi

     berat

    2. Tahap

     pendidikan

    kedokteran

    Mahasiswa

    kedokteran

    angkatan 2010

    dan 2009 yang

    sudah menjalani pendidikan

     preklinik selama

    lebih dari 3

    semester

    Mahasiswa

    kedokteran

    angkatan 2008

    dan 2007 yang

    masih menjalani

    kepaniteraan

    dirumah sakit

    Peneliti Data

    sekunder

    Tahap

     pendidikan

    kedokteran

     Nominal 1. 

    Preklinik

    2.  Klinik

    3. JenisKelamin

    Petanda genderresponden

    Peneliti Kuesioner Kuesioner Nominal 1. 

    Laki-laki2.

     

    Wanita

    4. Tahun

    angkatan

    Tahun angkatan

     pertama kali masuk di

    kedokteran

    Peneliti Kuesioner Kuesioner Nominal 1. 

    2007

    2. 

    2008

    3. 

    2009

    4. 

    2010

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    33/60

    21

    26

    BAB III 

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian analitik dengan desain secara

    cross sectional untuk mengetahui perbedaan derajat depresi antara mahasiwa

    kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta Tahun 2012. 

    3.2 Tempat dan waktu penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta selama 8 bulan dimulai dari Januari sampai

    Agustus 2012. 

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan populasi

    terjangkaunya adalah mahasiswa kedokteran preklinik angkatan 2009 dan 2010 sertamahasiswa kedokteran klinik angkatan 2007 dan 2008 di Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Rumus besar sampel yang digunakan adalah :

    2

     N1=N2=

    Ket:

     N = Besar sampel

    Zα  = Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5%, sehingga Zα = 1,64 

    Zβ  = Kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 20%, sehingga Zβ = 0,84 

    P2 = Proporsi depresi, berdasarkan kepustakaan7

    = 0,57

    Zα  + Zβ  P1 –  P2

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    34/60

    22

    26

    Q2 = 1 - P2 = 1 - 0,57 = 0,43

    P1-P2 = Selisih minimal proposi depresi yang dianggap bermakna, ditetapkan

    sebesar 0,2

    P1 = P2 + 0,2 = 0,57 + 0,2 = 0,77

    Q1 = 1 - P1= 1 - 0,77 = 0,23

    P = (P1 + P2) / 2 = (0,77 + 0,57) / 2 = 0,67

    Q = 1 - P = 1 - 0,67 = 0,33

    2

     N1=N2=

    = 66

    Sampel minimum sebanyak 66 + 10% = 72

    Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72

    Dengan demikian jumlah mahasiswa kedokteran yang diambil 144 orang,

    mahasiswa preklinik diambil sebanyak 72 orang secara acak (masing-masing

    angkatan 36 orang) dan klinik juga diambil sebanyak 72 orang secara acak (masing-

    masing angkatan 36 orang). Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan

    dengan menggunakan stratified random sampling. 18

     

    3.4 Kriteria Penelitian

    3.4.1  Kriteria Inklusi :

    1.  Mahasiswa preklinik angkatan 2009 dan 2010 yang sudah menjalani pendidikan

     preklinik selama lebih dari 3 semester dan bersedia mengisi data dengan lengkap

    2.  Mahasiswa klinik angakatan 2007 dan 2008 yang masih menjalani kepaniteraan

    dirumah sakit dan bersedia mengisi data dengan lengkap

    3.4.2 

    Kriteria Ekslusi :

    Sedang mengalami keadaan lain yang menyebabkan depresi selama 1 tahun terakhir,

    yaitu:14

     

    1.  Kematian salah satu / semua anggota keluarga inti

    1.64 + 0.84

    0.2

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    35/60

    23

    26

    2.  Perpisahan / perceraian orangtua

    3.  Menderita sakit kronis (lebih dari 3 bulan)

    4.  Masalah ekonomi dan kehidupan sosial yang menurun

    3.5 Identifikasi variabel

    1.  Variabel bebas : Tahap pendidikan kedokteran

    2.  Variabel Terikat : Derajat depresi

    3.6 Instrumen Penelitian

    Alat dan Bahan Penelitian :

    1.  Formulir persetujuan (informed Consent) 

    2.  Formulir Biodata

    3.  Kuesioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

    3.7 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data

    1.  Persiapan Penelitian

    Persiapan penelitian diawali dengan pengajuan judul penelitian, kemudian

     persetujuan pembimbing, lalu pembuatan proposal selanjutnya pembuatan

    kuesioner dan pencarian sampling frame yang diperoleh dari database kampus.

    2.  Random

    Dilakukan stratified random sampling  untuk memperoleh sampel tiap kelompok

    3.   Informed Consent dan pengisian biodata

     Informed Consent dilakukan dengan menandatangani formulir persetujuan.

    Responden akan mendapatkan salinan lembar persetujuan yang didalamnya

    tertera formulir biodata. 

    4. 

    Peneliti mewawancarai responden menggunakan kuesioner  Hamilton Depression

     Rating Scale (HDRS) untuk mengetahui angka depresi dan derajat depresi.

    5. 

    Pengolahan data (menganalisis perbedaan derajat depresi)

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    36/60

    24

    26

    3.8 Alur Penelitian

    3.9 Metode Pengolahan Data

    Setelah pengumpulan data segera diperiksa hasil data yang terkumpul untuk melihat

    kelengkapan isian kuesioner. Apabila data yang kurang lengkap segera dilengkapi,

    kemudian diolah dengan tahapan sebagai berikut yaitu :

    Pengajuan judul penelitian

    Random

    Informed consent &

    pengisian formulir data

    Wawancara Kuesioner HDRS

    Mahasiswa kedokteran

    Preklinik angkatan 2009

    dan 2010

    Mahasiswa kedokteran

    Koasisten angkatan 2008

    dann 2007

    Analisis data

    Persetujuan pembimbing

    Pembuatan proposal

    Pembuatan kuesioner

    Mencari sampling frame 

    Memenuhi kriteria

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    37/60

    25

    26

    a.  Pengkodean (Coding )

    Mengklasifikasikan jawaban responden dan melakukan pengkodean dan

    dipindah kelembar koding. Pengkodean untuk setiap variabel

     b. 

    Edit ( Editing) 

    Meneliti setiap kuosioner tentang kelengkapan, kejelasan, dan kesesuaian antara

    satu dengan yang lain.

    c.  Tabulasi (Tabulating) 

    Mengelompokkan data sesuai tujuan kemudian memasukkan kedalam tabel yang

    telah disiapkan.

    3.10 

    Analisis DataPengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer dengan

    menggunakan program SPSS for windows versi 20.0

    Pada penelitian ini dilakukan analisis data bivariat dengan jenis hipotesis komparatif

    kategorik tidak berpasangan, sehingga data yang diperoleh dari penelitian ini akan

    diuji dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. 

    3.11  Etik Penelitian

    Etik penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

    1.  Melakukan inform concent  kepada responden, agar tidak melanggar hak-hak dan

     privasi responden

    2.  Menjaga kerahasiaan responden

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    38/60

    26

    26

    BAB IV 

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Agustus 2012. Pengambilan data

    dilakukan dengan mewawancarai mahasiswa kedokteran preklinik yang menjalani

    kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan mahasiswa

    kedokteran klinik yang menjalani kepaniteraan klinik di RSUP Fatmawati Jakarta

    Selatan menggunakan kuesioner HDRS. Kemudian dipilih 144 sampel yang

    memenuhi syarat, 72 orang dari mahasiswa preklinik dan 72 orang dari mahasiswa

    klinik.

    Data yang diperoleh antara lain jenis kelamin, usia, tahap pendidikan

    kedokteran, tahun angkatan, dan derajat depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik

    dan klinik yang selanjutnya diolah dan disajikan sebagai berikut :

    4.1 Distribusi Responden

    Tabel 4.1 Distribusi responden pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik diUniversitas Islam Negeri Starif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

    Jumlah Persentase

    (%)

    Rerata (SD)

    Jenis Kelamin

    -  Laki –  Laki 72 50- 

    Perempuan 72 50

    Usia 21,13 (1,343)

    -  18 1 0,7

    -  19 20 13,9

    -  20 28 19,4

    -  21 32 22,2

    22 38 26,4

    23 24 16,7

    24 1 0,7

    Derajat depresi

    Tidak depresi 91 63,2-  Depresi ringan 31 21,5

    -  Depresi sedang-berat 22 15,3

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    39/60

    27

    26

    Distribusi responden pada tabel diatas, menunjukkan Jenis kelamin responden

     perempuan dan laki-laki sama, masing-masing yaitu 72 orang (50 %).

    Pada usia responden menunjukkan usia tertua 24 tahun dan termuda adalah 18

    tahun dengan rerata usia 21,13. Responden yang paling banyak yaitu pada usia 22

    tahun sebanyak 38 orang (26,4%), dan yang paling sedikit yaitu pada usia 18 dan 24

    tahun yaitu sebanyak 1 orang (0,7 %).

    Derajat depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 menunjukkan

     bahwa sebagian besar responden yaitu 53 orang (36,8%) menderita depresi, dengan

    depresi ringan sebanyak 31 orang (21,5%) dan depresi sedang-berat sebanyak 22

    orang ( 15,3%).

    4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi berdasarkan tahun angkatan di

    Universitas Islam Negeri Starif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

    Berdasarkan tahun angkatan pada tabel diatas menunjukkan angkatan 2007 lebih

     banyak mengalami depresi sedang-berat yaitu sebanyak 8 orang (5,6%), dan yang

     paling banyak mengalami depresi ringan yaitu angkatan 2007 dan 2008 sebanyak 10

    orang (6,9%), sedangkan yang paling sedikit mengalami depresi sedang-berat yaitu

     pada angkatan 2010 yaitu 4 orang (2,8%) dan yang paling sedikit mengalami depresi

    ringan yaitu angkatan 2010 sebanyak 5 orang (3,5%). Hal ini sesuai dengan penelitian

    yang pernah dilakukan oleh Schwenk dkk yang melakukan penelitian mengenai

     Depression, Stigma and Suicidal Ideation in Medical Students tahun 2010, pada

     penelitian tersebut dikatakan bahwa tahun angkatan yang lebih tua dan telah

    Derajat depresi

    Tidak depresi

    n (%)

    Depresi ringan

    n (%)

    Depresi sedang-berat

    n (%)

    Tahun Angkatan

    -  2007 18 (12,5) 10 (6,9) 8 (5,6)

    2008 21 (14,6) 10 (6,9) 5 (3,5)

    2009 25 (17,4) 6 (4,2) 5 (3,5)- 

    2010 27 (18,8) 5 (3,5) 4 (2,8)

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    40/60

    28

    26

    menjalani kepaniteraan di rumah sakit lebih rentan mengalami depresi dari pada

    tahun angkatan yang lebih muda, dikarenakan stresor yang lebih berat.19

     

    4.3 Perbedaan Derajat Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 4.3 Perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswakedokteran preklinik dan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta Tahun 2012

    Ket: *uji Kolmogorov-Smirnov

    Hasil analisis perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa

    kedokteran, dari 144 responden, ditemukan bahwa jenis kelamin perempuan yang

    mengalami depresi sedang-berat sebanyak 13 orang (9,0%), sedangkan pada jenis

    kelamin laki-laki yang mengalami depresi sedang-berat sebanyak 9 orang (6,2%).

    Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, didapatkan bahwa tidak ada

     perbedaan derajat depresi yang bermakna berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa

    kedokteran preklinik dan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta Tahun 2012. Hal ini menujukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian dengan

     beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan mempunyai

    faktor risiko lebih tinggi daripada jenis kelamin laki-laki, hal ini mungkin terjadi

    karena kemampuan para mahasiswa perempuan dalam menghadapi stresor baik,

    sehingga kejadian depresi pun sedikit.

    Ada beberapa faktor yang terlibat dalam meningkatnya kejadian depresi pada

     perempuan:20

    1.  Perbedaan hormon

    Mengingat bahwa puncak gangguan depresi pada wanita bersamaan dengan tahun

    reproduksi mereka. Faktor risiko hormonal mungkin memainkan peran. Estrogen

    Jenis

    Kelamin

    Derajat depresi

    pTidak depresi

    n (%)

    Depresi ringan

    n (%)

    Depresi sedang-berat

    n (%)

    Laki-laki 46 (31,9) 17 (11,8) 9 (6,2)

    1,000*Perempuan 45 (31,2) 14 (9,7) 13 (9,0)

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    41/60

    29

    26

    dan progesteron telah terbukti mempengaruhi neurotransmitter, sistem

    neuroendokrin dan sirkadian yang telah terlibat dalam gangguan mood. Fakta

     bahwa perempuan sering mengalami gangguan mood berhubungan dengan siklus

    menstruasi mereka, seperti gangguan disforik premenstrual, juga menunjukkan

    hubungan antara hormon seks perempuan dan suasana hati. Faktor hormonal

    lainnya yang mungkin akan menyebabkan risiko seorang wanita untuk depresi

    adalah berhubungan dengan sumbu Hipotalamik-Hipofisis-Adrenal (HPA) dan

    fungsi tiroid.

    2.  Perbedaan dalam sosialisasi

    Para peneliti telah menemukan bahwa perbedaan gender dalam sosialisasi bisa

     berperan juga. Anak perempuan yang disosialisasikan oleh orang tua dan guru

    mereka untuk lebih mendengarkan dan sensitif terhadap pendapat orang lain,

    sementara anak laki-laki didorong untuk mengembangkan rasa penguasaan yang

    lebih besar dan kemandirian dalam hidup mereka.

    3. 

    Perbedaan dalam mengatasi masalah

    Suatu studi menunjukkan bahwa wanita dalam mengatasi masalah cenderung

    lebih menggunakan emosi, dan masalah yang dihadapi cenderung dipikirkan

    terus-menerus, sementara pria cenderung mengatasi masalah dengan santai,

     bahkan mereka lebih cenderung untuk melupakan masalah mereka. Hal ini

    menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki kerentanan depresi lebih

     besar dalam mengatasi masalah.

    4.  Perbedaan frekuensi dan reaksi terhadap stresor kehidupan

    Bukti menunjukkan bahwa sepanjang hidup, wanita mungkin mengalami

     peristiwa kehidupan yang lebih berat dan memiliki sensitivitas yang lebih besar

    daripada laki-laki. Gadis remaja cenderung menceritakan peristiwa kehidupan

    yang lebih negatif daripada anak laki-laki, biasanya terkait dengan hubungan

    mereka dengan orangtua dan teman sebaya. Pada penelitian, telah ditemukan

     bahwa wanita dewasa lebih tertekan daripada laki-laki dalam menanggapi stresor

    kehidupan.

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    42/60

    30

    26

    4.4 Perbedaan Derajat Depresi antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik dengan

    Klinik

    Tabel 4.4 Perbedaan derajat depresi mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

    Ket: *uji Kolmogorov-Smirnov

    Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis perbedaan derajat depresi antara mahasiswa

    kedokteran preklinik dengan klinik, ditemukan bahwa mahasiswa kedokteran klinik

    yang mengalami depresi ringan sebanyak 20 orang (13,9%) dan yang mengalami

    depresi sedang-berat sebanyak 13 orang (9,0%). Sedangkan pada mahasiswa

    kedokteran preklinik yang mengalami depresi ringan sebanyak 11 orang (7,6%), dan

    yang mengalami depresi sedang-berat sebanyak 9 orang (6,2%).

    Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, maka didapatkan hasil yang tidak

    sesuai dengan hipotesis yaitu tidak terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna

    antara mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012. Tetapi tetap harus diperhatikan bahwa 

    dengan kata lain mahasiswa klinik lebih depresif daripada mahasiswa preklinik. Hal

    ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:7

    1.  Tuntutan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

    Masing-masing kelompok mahasiswa memiliki tanggung jawab dan tugas

    masing-masing, dimana mahasiswa preklinik selain menjalani masa perkuliahan

     juga menghadapi ujian, melengkapi syarat kelulusan seperti karya tulis ilmiah.

     Namun, mahasiswa klinik selain menghadapi ujian dan melengkapi syarat

    kelulusan untuk tiap stase juga harus menghadapi pasien secara langsung dan

    memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pasien. Dengan demikian,

    Tahap

    pendidikan

    Derajat depresi

    pTidak depresi

    n (%)

    Depresi ringan

    n (%)

    Depresi sedang-berat

    n (%)

    Preklinik 52 (36,1) 11 (7,6) 9 (6,2)

    0,191*Klinik 39 (27,1) 20 (13,9) 13 (9,0)

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    43/60

    31

    26

    mahasiswa klinik dituntut untuk lebih aktif baik dalam belajar maupun dalam

    mengambil tindakan.

    2.  Lebih kompetitif.

    Suasana belajar mahasiswa klnik di rumah sakit yang berhadapan langsung

    dengan pasien lebih kompetitif dibanding suasana belajar mahasiswa preklinik di

    universitas. Karena berhadapan langsung dengan staf pengajar di rumah sakit dan

    rekan-rekannya, mahasiswa klinik yang satupasti tidak ingin ketinggalan dari

    mahasiswa yang lainnya dalam keterampilan menangani pasien.

    3.  Jadwal yang padat.

    Mahasiswa klinik menghabiskan waktu di rumah sakit lebih banyak daripada

    mahasiswa preklinik menghabiskan waktu di ruang kuliah dimana setiap

    mahasiswa klinik memiliki jadwal jaga masing-masing dan berbagai aktivitas

    yang menguras tenaga, dengan waktu istirahat yang relatif lebih sedikit sehingga

    mahasiswa klinik praktis lebih lelah daripada mahasiswa preklinik.

    4. 

    Bahan yang dipelajari sangat luas dan lebih aplikatif.

    Mahasiswa klinik dituntut untuk terampil dalam mengaplikasikan seluruh bahan

    yang telah dipelajari saat kuliah preklinik. Keadaan ini dapat menciptakan stresor

    yang dapat memicu timbulnya depresi.

    Penelitian terdahulu yang serupa pernah dilakukan pada tahun 2010 oleh Wahyu yang

    meneliti tentang perbedaan derajat kecemasan dan depresi mahasiswa kedokteran

     preklinik dan koasisten.7

    Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yang tidak sesuai

    dengan penelitian ini, hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat

     perbedaan derajat depresi yang bermakna antara mahasiswa preklinik dan klinik.

    Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan antara lain karena:

    1.  Perbedaan dalam metode penelitian

    Penelitian sebelumnya dalam menganalisis data menggunakan uji t, karena pada

     penelitiannya menggunakan jenis hipotesis komparatif variabel numerik. Selain

    itu pada penelitian sebelumnya, derajat depresi yang dibandingkan yaitu hanya

    tidak depresi dan depresi saja, sehingga kemungkinan mendapatkan perbedaan

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    44/60

    32

    26

     berkna lebih tinggi, tetapi seharusnya derajat depresi ringan dengan sedang dan

     berat tidak boleh disatukan, dikarenakan perbedaan dalam gejala dan efeknya

    terhadap prestasi akademik. 

    2. 

    Perbedaan dalam penggunaan kuesioner

    Penelitian sebelumnya menggunakan kuesioner BDI (Beck Depression

     Inventory), penggunaan kuesioner seperti ini, dapat menghasilkan hasil yang bias,

    diakibatkan karena adanya ketidakjujuran responden dalam mengisi kuesioner,

    dibandingkan dengan menggunakan metode wawancara dan bertemu langsung

    dengan responden.

    3.  Perbedaan dalam penetapan kriteria eksklusi

    Penelitian sebelumnya tidak menetapkan kriteria eksklusi, sehingga dapat

    memberikan hasil yang bias, dikarenakan kemungkinan terjadinya depresi bukan

    karena tuntutan akademik, tetapi karena ada faktor psiko-sosial yang terkait.

    4.4 Keterbatasan Penelitian

    Adapun kelemahan-kelemahan yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai

     berikut:

    1.  Pewawancara kuesioner (peneliti) tidak berperan sebagai penguasa (dosen, staf

    rumah sakit) sehingga mungkin menyebabkan ketidakjujuran responden dalam

    menjawab. Tetapi metode ini setidaknya dapat mengurangi terjadinya pembiasan

    akibat ketidakjujuran responden, dikarenakan peneliti bertemu langsung dan dapat

    melihat kondisi responden.

    2.  Pada pengambilan responden pada mahasiswa kedokteran klinik, peneliti hanya

    mengambil mahasiswa klinik yang menjalani kepaniteraan di RSUP Fatmawati,

    sedangkan yang menjalankan kepaniteraan dirumah sakit lain tidak terjangkau

    oleh peneliti.

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    45/60

    33

    26

    BAB V 

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 

    Kesimpulan

    Dari hasil penelitian pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa:

    1.  Prevalensi kejadian depresi adalah 21,5% pada depresi ringan dan 15,2% pada

    depresi sedang-berat

    2.  Tidak terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna antara mahasiswa

    kedokteran preklinik dengan klinik (p = 0,191)

    3.  Tidak terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna berdasarkan jenis

    kelamin (p = 1,000)

    4.  Distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan tahun angkatan menunjukkan

     bahwa angkatan 2007 lebih banyak mengalami depresi sedang-berat (5,6%), dan

    yang paling banyak mengalami depresi ringan yaitu angkatan 2007 dan 2008

    (6,9%), sedangkan yang paling sedikit mengalami depresi sedang-berat (2,8%)

    dan depresi ringan (3,5%) yaitu pada angkatan 2010.

    5.2 

    Saran

    1.  Bagi mahasiswa, perlu meningkatkan kemampuannya dengan giat belajar,

     berpikir positif, menjadikan belajar sebagai suatu kebiasaan yang menyenangkan

     bukan sebagai tuntutan sehingga diharapkan dapat mengurangi derajat depresi.

    2.  Perlu penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

    terjadinya depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas

     Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    46/60

    34

    26

    DAFTAR PUSTAKA

    1.   Nevid JS, Rathus SA, Greene B. Psikologi Abnormal (Alih bahasa Tim Fakultas

    Psikologi Universitas Indonesia). Jakarta: Erlangga; 2006.

    2.  Bhalla RN. Depression; 2010 diunduh pada tanggal 30 Desember 2011

    http://emedicine.medscape.com

    3.  Supriyantho K. Gaya Hidup: Penduduk Indonesia Alami Depresi. Jakarta; 2008

    diunduh pada tanggal 25 Desember 2011 http://www.tempointeraktif.com/hg/

    kesehatan/2008

    4.  Semium Y. Kesehatan Mental. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius; 2006.

    5.  Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. Edisi 10. New York: Lange

    Medical Publication Maruzen; 2007.

    6.  Brauser D. Depressed Medical Student More Likely to Link Stigma With

    Depression; 2010 diunduh pada tanggal 10 Januari 2012 http://www.medscape.

    com/viewarticle/728701

    7.  Wahyu WY. Perbedaan Derajat Kecemasan dan Depresi Mahasiswa Kedokteran

     preklinik dan Koasisten Universitas Surakarta; 2010.

    8.  Akiskal HS. Mood Disorders: Clinical Features. In Sadock and Kaplan’s

    comprehensive textbook of psychiatry, Edisi 8. MD: Lippincott; 2005, p.52.

    9.  Kaplan HI, Sadock BJ. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri

    Klinis. Jilid Satu. Editor : Dr. I. Made Wiguna S. Jakarta: Bina Rupa Aksara;

    2010, p.113-129,149-183.

    10. Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Surabaya: Airlangga University;

    2009, p.38,107,252-254.

    11. Jerry HM. Brain Structure; 2012 diunduh pada tanggal 19 Juni 2012

    http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#a0104. 

    12. Kempton M, Salvador Z, Munafo M, Geddes J, Simmons A, Frangou S.

    Structural neuroimaging studies in major depressive disorder. Meta-analysis and

    comparison with bipolar disorder. : Arch Gen Psychiatry; Jul 2011;68(7):675-90.

    http://emedicine.medscape.com/http://www.tempointeraktif.com/hg/%20kesehatan/2008http://www.tempointeraktif.com/hg/%20kesehatan/2008http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#a0104http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#a0104http://www.tempointeraktif.com/hg/%20kesehatan/2008http://www.tempointeraktif.com/hg/%20kesehatan/2008http://emedicine.medscape.com/

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    47/60

    35

    26

    13. Landefeld.Current Geriatric Diagnosis and Treatmet. USA: McGrowHill; 2004,

     p.156-160.

    14. Holmes TH, Rahe RH. The Social Readjustment Rating Scale. Journal

    Psychosomatic Research: Elsevier; 1967

    15. American Psychiatric Association. Mood Disorders. Dalam: Diagnostic and

    Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi 4, Text Revision, DSM-IV-TR,

    Washington DC; 2005, p.345-429

    16. Dalami E. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: CV Trans

    Info Media; 2009

    17. Bagby M, Ryder AG, Schuller DR. The Hamilton Depression Rating Scale. The

    American Journal of Psichiatry; 2004, p.161:2163-2177.

    18. Murti B. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

    di Bidang Kesehatan Yogyakarta: Gadjah Mada University; 2006.

    19. Schwenk T, et all. Depression, Stigma and Suicidal Ideation in Medical Students.

    USA: Department of Family Medicine; 2010.

    20. Kormstein,SG et all. Womans Mental Health a Comprehencisive test book. New

    York: Guil Ford Press; 2002

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    48/60

    36

    26

    Lampiran 1

    FORMULIR PERSETUJUAN (INF ORMED CONSENT)

    Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    UIN Syarif Hidayatullah

    SURAT PERSETUJUAN

    Yang bertandatangan dibawah ini :

     Nama :

    Usia :

    Jenis Kelamin : 1. Laki- laki 2. Perempuan

    Tingkat Pendidikan Kedokteran :

    1. Mahasiswa preklinik angkatan ........ 2. Mahasiswa klinik angkatan ........

    Beri tanda √, jika dalam setahun terakhir pernah mengalami hal berikut : 

    Kematian salah satu atau semua anggota keluarga inti

    Perpisahan / perceraian orang tua

    Menderita sakit kronis (> 3 bulan)

    Masalah Ekonomi dan kehidupan sosial yang menurun

    Setelah mendapat keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian dibawah

    ini yang berjudul :

    Perbedaan Derajat Depresi Antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik dengan

    Klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

    Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan bila suatu

    waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta

    mengundurkan diri.

    Jakarta, ....................................... 2012

    Yang menyetujui,

    ( )

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    49/60

    37

    26

    Lampiran 2

    Kuesioner

     No. Responden :

    Tanggal wawancara :KUESIONER

    1.  Keadaan perasaan depresi (sedih, putus asa, tak berdaya, tak berguna)

    0  = tidak ada

    1  = perasaan ini hanya dinyatakan bila ditanya

    2  = perasaan ini dinyatakan secara verbal spontan

    3  = perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal (misalnya ekspresi muka,

     bentuk suara, dan kecendrungan menangis)

    4  = penderita menyatakan perasaan yang sesungguhnya ini dalam komunikasi

     baik verbal maupun non verbal secara spontan

    2.  Perasaan bersalah

    0  = tidak ada

    1  = menyalahkan diri sendiri, merasa sebagai penyebab penderitaan orang lain

    = ide-ide bersalah atau renungan tentang kesalahan-kesalahan pada masa lalu

    3  = sakit ini sebagai hukuman, delusi bersalah

    4  = suara-suara kejaran atau tuduhan dengan /dan halusinasi penglihatan

    tentang hal-hal yang mengancam

    3.  Bunuh diri

    0  = tidak ada

    1  = Merasa hidup tak ada gunanya

    2  = mengharapkan kematian atau pikiran-pikiran lain kearah hal itu

    3  = ide-ide bunuh diri atau langkah-langkah ke arah itu

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    50/60

    38

    26

    (Lanjutan)4  = percobaan bunuh diri

    4.  Insomnia (initial)

    = tidak ada kesukaran masuk tidur

    1  = keluhan kadang-kadang sukar masuk tidur, misalnya lebih dari ½ jam baru

    dapat tidur

    2  = keluhan tiap malam sukar masuk tidur

    5.  Insomnia (middle)

    0  = tidak ada kesukaran untuk mempertahankan tidur

    1  = penderita mengeluh gelisah dan terganggu sepanjang malam

    2  = terjadi sepanjang malam (bangun dari tempat tidur, kecuali buang air)

    6.  Insomnia (late)

    0  = tidak ada kesukaran

    1  = bangun diwaktu fajar, tetapi tidur lagi

    2  = bangun diwaktu fajar, tetapi tidak dapat tidur lagi

    7. 

    Kerja dan kegiatan-kegiatannya

    0  = tidak ada kesukaran

    1  = pikiran/perasaan ketidak mampuan, keletihan/kelemahan yang berhubungan

    dengan kegiatan kerja/hobi

    2  = hilangnya minat terhadap pekerjaan/hobi atau kegiatan lainny, baik

    dikatakan langsung oleh penderita atau tidak langsung dengan menyatakan

    kelesuan, keragu-raguan dan rasa bimbang (merasa bahwa ia harus memaksa

    diri untuk bekerja atau dalam kegiatan lainnya)

    3  = berkurangnya waktu untuk aktivitas sehari-hari atau kurang produktivitas.

    Bila penderita tidak sanggup beraktivitas sekurang-kurangnya 3 jam sehari

    dalam kegiatan sehari-hari

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    51/60

    39

    26

    (Lanjutan)4  = tidak bekerja karena sakitnya sekarang. Di RS, bila penderita tidak bekerja

    sama sekali, kecuali tugas-tugas di bangsal atau jika penderita gagal

    melaksanakan kegiatan-kegiatan di bangsal tanpa bantuan

    8.  Kelambanan (lambat dalam berfikir dan berbicara, gagal bekonsentrasi, aktivitas

    motorik menurun)

    0  = normal dalam bicara dan berfikir

    1  = sedikit lamban dalam wawancara

    2  = jelas lamban dalam wawancara

    3  = sukar diwawancarai

    4  = diam sama sekali

    9.  Kegelisahan (agitasi)

    0  = tidak ada

    1  = kegelisahan ringan

    2  = memainkan tangan, rambut dan lain-lain

    3  = bergerak terus, tidak bisa duduk tenang

    = meremas –  remas tangan, menggigit-gigit kuku/bibir, menarik- narik rambut

    10. Kecemasan (ansietas psikik)

    0  = tidak ada

    1  = ketegangan subjektif dan mudah tersinggung

    2  = mengkhawatirkan hal-hal kecil

    3  = sikap kekhawatiran yang tercermin diwajah atau pembicara

    = ketakutan yang diutarakan tanpa ditanya

    11. Kecemasan (ansietas somatik)

    Gejala dapat berupa :

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    52/60

    40

    26

    (Lanjutan)- gastrointestinal: mulut kering, diare, kram

    - kardiovaskular: palpitasi, nyeri kepala

    - pernapasan : hiperventilasi

    - sering buang air kecil, berkeringat, dll

    0 = tidak ada

    1 = ringan

    2 = sedang

    3 = berat

    4 = menjadikan tidak mampu beraktivitas

    12. Gejala somatik (pencernaan)

    0  = tidak ada

    1  = nafsu makan berkurang, tetapi dapat makan tanpa dorongan teman, merasa

     perut penuh

    2  = sukar makan tanpa dorongan teman, membutuhkan pencahar untuk buang

    air besar atau obat-obatan untuk saluran pencernaan

    13. 

    Gejala somatik (umum)

    0  = tidak ada

    1  = anggota gerak, punggung atau kepala terasa berat

    2  = sakit punggung, kepala dan otot-otot, hilangnya kekuatan dan kemampuan

    14. Kelamin/genital (gejala pada genital dan libido)

    Gejala –  gejala hilangnya libido dan gangguan menstruasi

    = tidak ada

    1  = ringan

    2  = berat

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    53/60

    41

    26

    (Lanjutan)15. Hipokondriasis (keluhan somatik/fisik yang berpindah-pindah)

    0  = tidak ada

    = dihayati sendiri

    2  = preokupasi mengenal kesehatan diri sendiri

    3  = sering mengeluh, membutuhkan pertolongan orang lain

    4  = delusi hipokondriasis

    16. Kehilangan berat badan (pilih antara A atau B)

    A.  Bila hanya dari anamnesis

    0  = tidak ada kehilangan berat badan

    1  = kemungkinan berat badan berkurang berhubungan dengan sakit sekarang

    2  = jelas berkurang berat badannya (menurut penderita)

    B.  Dibawah pengawasan dokter bangsal secara mingguan, bila jelas berat badan

     berkurang menurut ukuran

    0  = kurang dari ½ Kg seminggu

    1  = lebih dari ½ Kg seminggu

    2  = lebih dari 1 Kg seminggu

    17. Insight (pemahaman diri)

    0  = mengetahui sedang depresi dan sakit

    1  = mengetahui sakit tetapi berhubungan dengan penyebab iklim, makanan,

     bekerja berlebihan, perlu istirahat

    2  = menyangkal dirinya sakit

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    54/60

    42

    26

    (Lanjutan)

    Total skor:

    Skor HDRS Level depresi

    17 Depresi berat

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    55/60

    43

    26

    Lampiran 3

    Data Hasil Uji Statistik

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    56/60

    44

    26

    (Lanjutan)

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    57/60

    45

    26

    (Lanjutan)

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    58/60

    46

    26

    (Lanjutan)

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    59/60

    47

    26

    (Lanjutan)

  • 8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik

    60/60

    48

    Lampiran 4

    Riwayat Penulis

    Identitas :

     Nama : Adelita Tri Rahmawati

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Desember 1990

    Agama : Islam

    Alamat : Jl. Amarta blok Y3/17 RT 003/012. Perum. Reni Jaya,

    Pamulang, Tangerang Selatan.

    E-mail : [email protected]

    Riwayat Pendidikan :

    1997 –  2003 : Sekolah Dasar Negeri 1 Pamulang

    2003 –  2006 : Sekolah Menengah Pertama Darunnajah Ulujami

    2006 –  2009 : Sekolah Menengah Atas Labschool Cinere

    2009 –  Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

    Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    mailto:[email protected]:[email protected]