adenovirus sidofovir

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menjadi protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel- partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 1

Upload: alunaficha-melody-kirania

Post on 13-Jul-2016

35 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Adenovirus Sidofovir

TRANSCRIPT

Page 1: Adenovirus Sidofovir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme

biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi

dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan

selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat

dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah

kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang

diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein,

atau kombinasi ketiganya. Genom virus menjadi protein yang digunakan untuk

memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel

eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara

istilah bakteriofag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota

(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak

dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini

virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus

influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya

virus mosaik tembakau/TMV).

Virus jika diklasifikasikan akan terdapat dua virus, yaitu virus DNA dan virus

RNA. Virus DNA merupakan virus yang terdiri dari asam deoksiribonuklet (DNA).

Sedangkan virus RNA terdiri dari asam ribonukleat (RNA).  Famili-famili dari virus

DNA seperti Adenoviridae . Famili dari Adenoviridae contohnya adalah Adenovirus

yang dapat menimbulkan infeksi saluran pernapasan yang mirip dengan influenza.

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 1

Page 2: Adenovirus Sidofovir

Dengan demikian ,makalah ini ditulis bertujuan untuk memberikan

keterangan lebih mendalam mengenai Adenovirus meliputi klasifikasi, definisi,

struktur atau morfologinya, penyakit yang ditimbukan, gejalanya dan mekanisme

resistensi Sidofovir terhadap Adenovirus.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , rumusan masalah antara

lain :

1.2.1 Apa klasifikasi dan definisi dari Adenovirus ?

1.2.2 Apa morfologi dan struktur Adenovirus ?

1.2.3 Bagaiamana cara Adenovirus agar menjadi pathogen ?

1.2.4 Bagaimana gejala klinisnya ?

1.2.5Apa penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi Adenovirus ?

1.2.6 Bagaimana mekanisme resistensi Sidofovir terhadap Adenovirus ?

1.3 TujuanBerdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan makalah ini mempunyai

beberapa tujuan diantaranya :

1.3.1 Memberikan informasi mengenai pengertian dan klasifikasi Adenovirus

1.3.2 Memberikan informasi mengenai struktur atau dasar dan clinical dari

Adenovirus

1.3.3 Memberikan pengetahuan tentang mekanisme resistensi Sidofovir terhadap

Adenovirus

1.4 Manfaat1.4.1 Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :

1.4.2 Mengetahui definisi, morfologi dan struktur dari Adenovirus

1.4.3 Mengetahui penyakit dan gejala klinis yang ditimbulkan oleh infeksi

Adenovirus

1.4.4 Mengetahui mekanisme resistensi Sidofovir terhadap Adenovirus

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 2

Page 3: Adenovirus Sidofovir

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kasifikasi dan Definisi Adenovirus

Group : Virus DNA

Family : Adenoviridae

Genus : Atadenovirus

Aviadenovirus

Mastadenovirus

Siadenovirus

Type species : Atadenovirus Ovine adenovirus D

Aviadenovirus Fowl adenovirus A

Mastadenovirus Human adenovirus C

Siadenovirus Turkey adenovirus B

Adenovirus adalah satu kelompok virus dari keluarga Adenoviridae yang

bertanggung jawab terhadap 5-10% dari infeksi pernafasan atas pada anak-anak, dan

banyak infeksi pada orang dewasa. Terdapat lebih dari 52 serotypes (type sub-

spesies) jenis virus ini pada manusia. Penyakit ini pada hubungan seks dapat menjadi

jalur penularan virus ini. Selain itu dari 80 species Adenovirus 33 spesies adalah

adenovirus manusia.

Pada manusia infeksi Adenovirus paling sering menyebabkan penyakit pada

sistem pernafasan, namun ini tergantung pada serotype yang menjangkiti. Mereka

juga dapat menyebabkan berbagai penyakit lainnya, seperti Gastroenteritis (radang

pada saluran pencernaan), conjunctivitis (radang pada mata), cystitis (radang pada

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 3

Page 4: Adenovirus Sidofovir

saluran kencing), dan penyakit ruam. Gejala penyakit pernafasan yang disebabkan

oleh infeksi Adenovirus rentang umumnya dari sindrom dingin ke radang paru-paru,

croup (Laryngotracheobronchitis), dan bronkitis. Pasien dengan kondisi sistem

kekebalan sedang (compromised) sangat rentan terhadap komplikasi parah infeksi

Adenovirus. Penyakit pernafasan akut pertama kali dikenal saat rekruitmen tentara

Amerika Serikat selama Perang Dunia II, infeksi Adenovirus terjadi karena kondisi

sesak dan stress.

2.2 Morfologi dan Struktur

Adenovirus memiliki struktur atau ciri-ciri sebagai berikut :

2.2.1 Struktur kapsidnya iksohedral atau berbentuk kubik

2.2.2 Berdiameter 80-110 nm

2.2.3 Terdiri dari 252 kapsomer dan 12 serat inti protein (fibrin)

2.2.4 Genom virus terdiri dari DNA double strain mengandung 36000pb dengan

berat molekul 20-25 juta

2.2.5 Komposisi : DNA (13%) dan protein (87%)

2.2.6 Proteinnya adalah antigen ( hexon, penton, fibrin)

2.2.7 Terdapat 3 golongan basa berdasarkan perbandingan komponen basa (basa

ratio) :

2.2.8 Kadar Guanin – Sitosin (G-C) rendah yaitu 48% - 49% mempunyai sifat

kuat onkogenik (type 3 , 18 , dan 31 )

2.2.9 Kadar Guanin – Sitosin (G-C) pertengahan yaitu 50% - 55% mempunyai

sifat lemah onkogenik (type 3 , 7 , 14 , 16 , 21)

2.2.10 Kadar Guanin – Sitosin tinggi yaitu 56% - 60%

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 4

Page 5: Adenovirus Sidofovir

2.2.11 Tidak mempunyai selubung virion atau amplop

2.2.12 Tempat replikasinya di inti

2.2.13 Terdapat tiga model struktur dimensi dari partikel adenovirus yang telah

dibangun berdasarkan pada kombinasi mikroskopi cryoelectron dan kristalografi

sinar-X. Setidaknya ada 13 protein dalam kapsid Adenovirus.

Gambar Adenovirus

2.3 Adenovirus menjadi Patogen

Dalam proses menjadi pathogenesis terdapat 3 tipe infeksi pada sel target

antara lain :

2.3.1 Lisis

Langkah awal virus akan mengadakan adsorpsi atau attachment yang ditandai

dengan menmpelnya virus pada dinding sel,kemudian pada virus tertentu

(bakteriofage), melakukan penetrasi yaitu dengan cara melubangi membran sel

dengan menggunakan enzim, setelah itu virus akan memulai mereplikasi materi

genetik dan selubung protein, kemudian virus akan memanfaatkan organel-organel

sel, kemudian sel mengalami lisis

Ciri – ciri dari siklus ini adalah waktunya yang relatif singkat, menonaktifkan

bakteri, bereproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri.

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 5

Page 6: Adenovirus Sidofovir

2.3.2 Laten

2.3.3 Transformasi onkogenik

Pemindahan potongan materi genetic atau DNA onkogenik dari luar ke sel

penerima

2.4 Gejala Klinis Adenovirus

Penyakit yang disebabkan oleh Adenovirus biasanya mempunyai masa

inkubasi 2 sampai 14 hari. Pada organ mata, adenovirus dapat menyebabkan

beberapa macam gejala seperti :

2.4.1 Demam faringokonjungtival serotipe 3, 4 , 7 , 14

Ditandai dengan beberapa gejala yang utama yaitu demam, faringitis serta

mengalami konjungtivisatau mata memerah. Sedangkan gejala lain yang mungkin

terjadi adalah nasal kongesti, batuk, pilek, tidak enak badan, menggigil, sakit otot,

dan sakit kepala. Lama gejala tersebut 3 smpai 5 hari dan biasanya menyerang pada

anak – anak.

2.4.2 Epidemik Keratokonjungtivitis (EKC) Serotipe 8 , 37 , 19

Gejala utamanya adalah konjungtivitis selama 1-4 minggu bilateral ,

preaurikular adenopati dilanjutkan dengan keratis yang dapat berlangsung selama

beberapa bulan. Dan penyakit ini menyerang orang dewasa.

2.4.3 Folikular Konjungtivitis akut / hemoragik konjungtivitis Serotipe 11

Seperti pada epidemic keratokonjungtivitis (EKC) penyakit ini juga

menyerang orang dewasa. Gejala klinis penyakitnya pun sama dengan EKC yaitu

konjungtivitis atau mata merah , preaurikular adenopati tetapi tanpa progesion kearah

keratitis.

2.5 Penyakit yang ditimbulkan

Penyakit yang ditimbulkan dari infeksi adenovirus antara lain :

2.5.1 Penyakit pernafasan akut

Penyakit ini adalah manifestasi infeksi adenovirus yang paling sering pada

anak dan orang dewasa . Infeksi pernafasan akut pada bayi dan anak tidak berbeda

secara klinis dan biasanya disebabkan oleh tipe 1,2,3,4,5,atau 6 . Mereka biasanya

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 6

Page 7: Adenovirus Sidofovir

ringan tetapi mungkin terkomplikasi atau berat . Infeksi primer pada bayi sering

disertai dengan demam dan gejala-gejala pernafasan dan pada beberapa seri

komplikasi oleh otitis pada lebih dari setengah penderita infeksi pernafasan

adenovirus disertai dengan kejadian diare yang berarti .

Faringitis adalah sindrom klinis khas dan adenovirus dapat dikenali pada 15-

20 % anak dengan faringitis murni , keanyakan anak prasekolah dan bayi .

Faringitisnya dapat eksudatif dan sering demam . Kebanyakan kasusu disebabkan

oleh tipe 1,2,3,atau 5.

Pneumonia adalah tidak lazim tetpai 7-9% dari anak yang dirawat inap

dengan pneumonia akut menderita infeksi adenovirus . Satu dari tipe “pernafasan”

dapat menyebabkan pneumonia , tetapi infeksi berat paling mungkin karena tipe 3,7

atau 21. Infeksi demikian mempunyai mortalitas setinggi 10% dan yang bertahan

hidup mungkin menederita cedera sisa saluran pernafasan yang ditampakkandengan

bronkiektasis , bronkiolitis obliterans atau jarang fibrosis paru.

2.5.2 Sindrom pertusis

Pada keadaan ini adenovirus sering menyertai Bordetella pertussis sebagai

agen yang menginfeksi bersama tetapi mereka dapat menjadi penyebab yang berdiri

sendiri . Penyakit ini menggambarkan aktivasi infeksi saluran pernafasan / tonsil

laten atau ringan oleh virus.

2.5.3 Demam faringokonjungtiva

Merupakan sindrom klinis yang berkaitan dengan infeksi adenovirus tipe 3 .

Tanda-tandanya meliputi demam tinggi . Nyeri kepala , malaise dan kelemahan

sering ada dan sangat lesu sesudah stadium akut.Penyakit dapat menyebabkan

kekeruhan kornea yang berakhir beberapa minggu.

2.5.4 Infeksi saluran cerna

Adenovirus dapat ditemukan pada tinja 5-9% anak dan diare akut . Sekitar

setengah dari ini adalah tipe “enteric” , 40 atau 41 . Virus ini juga menjelaskan

bahwa infeksi enteric dengan setiap serotip adenovirus sering tidak bergejala

sehingga peran sebab akibat pada episode ini sering tidak pasti .

Patogenesis intususepsi diduga oleh beberapa orang meliputi pembesaran

limfonodi mesenterika pada pemebedahan dan juga dari biakan permukaan dengan

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 7

Page 8: Adenovirus Sidofovir

presentase yang lebih tinggi pada anak dengan intususepsi daripada control . Selain

itu adenovirus juga ditemukan pada appendiks anak dengan appendicitis.

2.5.5 Sistitis hemoragik

Sindrom ini mulai hematuri mendadak secara bakteriologis , disuri , sering kencing

(anyang-anyangan) dan terburu-buru (urgency) yang berakhir 1-2 minggu . Infeksi

dengan adenovirus tipe 11 dan 21 telah ditemukan pada beberapa anak yang terkena

dan orang dewasa muda.

2.5.6 Sindrom Reye

Sindrom ini diperagakan dari beberapa serotip terutama pada anak yang amat

muda (kecil) . Lagipula , beberapa kasus sindrom seperti Rete telah dilaporkan ,

semuanya disebabkan oleh infeksi adenovirus tipe 7 . Penyakit kedua yang sering

mematikan ditandai dengan bronkopneumoni berat , hepatitis , kejang-kejang dan

koagulasi intravaskuler tersebar . Antigen penton adenovirus dalam sirkulasi telah

ditemukan pada beberapa penderita dan telah dilibatkan dalam pathogenesis.

2.6 Mekanisme Resistensi Sidofovir terhadap Adenovirus

2.6.1 Nama Kimia

(1 - [(S)-3-hidroksi-2-(phosphonomethoxy)-propyl] sitosin dihydrate) adalah

cytidine nukleotida analog aktivitas penghambatan terhadap CMV dan

Adenovirus( Hitchcock ,1996).  

Dalam konsentrasi hambat vitro berkisar dari lebih dari 0,2-0,7  g / ml

untuk CMV, 0,4-33  g / ml untuk HSV, dan 0,02-17  g / ml untuk

adenovirus. Karena sidofovir adalah fosfonat yang terfosforilasi oleh enzim

seluler. Sidofovir sinergis menghambat replikasi dalam kombinasi dengan

gansiklovir atau foskarnet. Ester lipid eter Sidofovir aktif secara oral pada hewan

model poxvirus,infeksi CMV dan Adenovirus ( Kern   al.,   2004  ). 

2.6.2 Mekanisme Aksi dan Resistensi

Sidofovir menghambat sintesis DNA virus dengan memperlambat dan

akhirnya mengakhiri rantai perpanjangan. Sidofovir dimetabolisme menjadi bentuk

difosfat aktif oleh enzim seluler, kadar metabolit terfosforilasi serupa dalam sel yang

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 8

Page 9: Adenovirus Sidofovir

terinfeksi dan tidak terinfeksi. Difosfat bertindak baik sebagai inhibitor kompetitif

terhadap dCTP dan sebagai substrat alternatif untuk polimerase DNA virus. Difosfat

memiliki intraseluler paruh berkepanjangan dan kompetitif menghambat CMV dan

HSV DNA polimerase pada konsentrasi seperdelapan satu enam seperseratus dari

yang dibutuhkan untuk menghambat polimerase DNA manusia ( Hitchcock   et al,

1996.). Sebuah metabolit fosfokolin memiliki intraseluler waktu paruh 87 jam dan

dapat berfungsi sebagai reservoir intraselular obat. Intraseluler waktu paruh

Sidofovir difosfat memungkinkan regimen dosis jarang, tetapi dosis tunggal lebih

efektif.

Resistensi sidofovir di CMV dan Adenovirus disebabkan mutasi pada DNA

polimerase virus. Perlawanan tingkat rendah ke Sidofovir berkembang dalam sampai

sekitar 30% dari pasien retinitis oleh 3 bulan terapi sangat tahan CMV dan

Adenovirus isolat yang memiliki polimerase DNA dan mutasi kinase UL97 tahan

terhadap Sidofovir, dan terapi gansiklovir sebelumnya, dapat menyebabkan

ketahanan Sidofovir. Beberapa CMV dan Adenovirus foskarnet tahan isolat

menunjukkan resistansi silang terhadap Sidofovir, dan varian triple-resistan terhadap

obat dengan mutasi DNA polimerase yang terjadi.

Sidofovir dibersihkan oleh ginjal melalui filtrasi glomerular dan sekresi

tubular. Lebih dari 90% dari dosis pulih tidak berubah dalam urin tanpa metabolisme

signifikan.

2.6.3 Efek tak diinginkan

Nefrotoksisitas adalah efek samping dosis yang membatasi sidofovir

intravena. Disfungsi tubular proksimal meliputi proteinuria, azotemia, glikosuria,

asidosis metabolik.

2.6.4 Penggunaan terapi

Dosis pemeliharaan 5 mg / kg lebih efektif tetapi kurang ditoleransi dari 3 mg

/ kg dosis. Sidofovir intravena telah digunakan untuk mengobati infeksi HSV

mukokutan acyclovir-resistant, penyakit adenovirus pada penerima transplantasi dan

progressive multifocal leukoencephalopathy atau moluskum kontagiosum luas pada

pasien HIV. Dosis dikurangi (0,25-1 mg / kg setiap 2 sampai 3 minggu).

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 9

Page 10: Adenovirus Sidofovir

BAB III

PENUTUP

3.1 SimpulanBerdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik simpulan

bahwa :

Adenovirus adalah satu kelompok virus dari keluarga Adenoviridae yang

bertanggung jawab terhadap 5-10% dari infeksi pernafasan atas pada anak-anak, dan

banyak infeksi pada orang dewasa. Dalam proses menjadi patogenesis terdapat 3 tipe

infeksi pada sel target antara lain : Lisis,Laten, dan Transformasi onkogenik.Gejala

klinis berupa demam faringokonjungtival, epidemik keratokonjungtivitis (EKC),

folikular konjungtivitis akut / hemoragik konjungtivitis.Adenovirus dapat

menyebabkan penyakit Sindrom pertusis, Demam faringokonjungtiva, Infeksi

saluran cerna, Sistitis hemoragik, dan Sindrom Reye.Adenovirus paling sering

menyebabkan penyakit pada sistem pernafasan, namun ini tergantung pada serotype

yang menjangkiti.

Mekanisme Aksi dan Resistensi Sidofovir yaitu disebabkan mutasi pada

DNA polimerase virus. Perlawanan tingkat rendah ke Sidofovir berkembang dalam

sampai sekitar 30% dari pasien retinitis oleh 3 bulan terapi sangat tahan CMV dan

Adenovirus isolat yang memiliki polimerase DNA dan mutasi kinase UL97 tahan

terhadap Sidofovir, dan terapi gansiklovir sebelumnya, dapat menyebabkan

ketahanan Sidofovir. Beberapa CMV dan Adenovirus foskarnet tahan isolat

menunjukkan resistansi silang terhadap Sidofovir, dan varian triple-resistan terhadap

obat dengan mutasi DNA polimerase yang terjadi.

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 10

Page 11: Adenovirus Sidofovir

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1994.Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran.Jakarta : Binarupa Aksara.

Jawetz,E.1996.Mikrobiologi Kedokteran.Jakarta : EGC.

Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Soedarto. 2010. Virologi Klinik. Jakarta: Sagung Seto.

Resistensi Sidofovir Terhadap Adenovirus 11