adi

5
Nama : Kurniawan Pratama A. NIM : 12/331447/PA/14701 Kelas Agama Islam 6 AQIDAH DAN DAULAH ISLAMIYAH ِ م يِ حَ ّ ر ل اِ ن مْ حَ ّ ر ل اِ له الِ مْ سِ بSegala puji hanya milik Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah tercinta, Muhammad Ibnu ‘Abdillah, segenap keluarga, para sahabat dan umatnya yang setia mengikuti jejak langkah beliau. Pada tulisan ini saya akan sedikit membahas tentang aqidah dan penegakan daulah islamiyah di bumi Allah SWT. Secara bahasa, aqidah berasal dari kata al ‘aqdu. Artinya: mengikat, memutuskan, menguatkan, mengokohkan, keyakinan, dan kepastian. Adapun secara istilah, aqidah memiliki makna umum dan khusus. Makna aqidah secara umum adalah, keyakinan kuat yang tidak ada keraguan bagi orang yang meyakininya, baik keyakinan itu haq ataupun batil. Sedangkan aqidah dengan makna khusus adalah, aqidah Islam, yaitu pokok- pokok agama dan hukum-hukum yang pasti, yang berupa keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para nabi-Nya, hari akhir, serta beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk, serta perkara lainnya yang diberitakan oleh Allah di dalam al Qur`an dan oleh Rasul-Nya di dalam hadits- hadits yang shahih. Termasuk aqidah Islam, yaitu kewajiban- kewajiban agama dan hukum-hukumnya yang pasti. Semuanya itu wajib diyakini dengan tanpa keraguan. Sedangkan syari’at, dari sisi bahasa berasal dari kata asy-syar'u. Yang memiliki arti: membuat jalan, penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan. Adapun secara istilah, syari'at memiliki makna umum dan khusus. Makna syari'at secara

Upload: kurniawan-pa

Post on 08-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penjelasan

TRANSCRIPT

Page 1: ADI

Nama : Kurniawan Pratama A. NIM : 12/331447/PA/14701

Kelas Agama Islam 6

AQIDAH DAN DAULAH ISLAMIYAH

يِم� ِح� الَّر� مِن� ِح� الَّر� اللِه� ِم� ِب�ْس�

Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah tercinta, Muhammad Ibnu ‘Abdillah, segenap keluarga, para sahabat dan umatnya yang setia mengikuti jejak langkah beliau.

Pada tulisan ini saya akan sedikit membahas tentang aqidah dan penegakan daulah islamiyah di bumi Allah SWT.

Secara bahasa, aqidah berasal dari kata al ‘aqdu. Artinya: mengikat, memutuskan, menguatkan, mengokohkan, keyakinan, dan kepastian. Adapun secara istilah, aqidah memiliki makna umum dan khusus. Makna aqidah secara umum adalah, keyakinan kuat yang tidak ada keraguan bagi orang yang meyakininya, baik keyakinan itu haq ataupun batil. Sedangkan aqidah dengan makna khusus adalah, aqidah Islam, yaitu pokok-pokok agama dan hukum-hukum yang pasti, yang berupa keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para nabi-Nya, hari akhir, serta beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk, serta perkara lainnya yang diberitakan oleh Allah di dalam al Qur`an dan oleh Rasul-Nya di dalam hadits-hadits yang shahih. Termasuk aqidah Islam, yaitu kewajiban-kewajiban agama dan hukum-hukumnya yang pasti. Semuanya itu wajib diyakini dengan tanpa keraguan. 

Sedangkan syari’at, dari sisi bahasa berasal dari kata asy-syar'u. Yang memiliki arti: membuat jalan, penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan. Adapun secara istilah, syari'at memiliki makna umum dan khusus. Makna syari'at secara umum ialah, agama yang telah dibuat oleh Allah, mencakup aqidah (keyakinan) dan hukum-hukumnya. Sedangkan makna syari'at secara khusus, yaitu peraturan yang dibuat oleh Allah yang berupa hukum-hukum, perintah-perintah, dan larangan-larangan.

Aqidah dan syari’at adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya akan senantiasa berdampingan bagai dua sisi mata uang. Jika keduanya dipisah maka sama saja kita memilah-milah ajaran islam, dan itu adalah suatu perbuatan yang sesat. Begitu pula dalam hal pemerintahan, dasar negara, pandangan hidup, undang-undang, dan hukum. Itu semua tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai islam. Kalau antara negara dan agama itu dipisah, maka itu adalah ajaran sekularisme yang bathil, sesat, dan tidak bisa diterima.

Lalu bagaimana kondisi yang terjadi pada saat ini? Banyak orang yang beranggapan islam hanya sekedar ibadah yang bersifat ritual saja. Hanya sekedar, shalat, zakat, puasa, naik haji, dan cukup itu saja. Padahal tidak demikian. Islam adalah diin, jalan hidup, sistem, ideologi, tatanan hidup, yang wajib dijalankan oleh setiap muslim.

Page 2: ADI

Di Indonesia sendiri, kita semua sudah tahu bahwa Indonesia bukanlah negara islam. Indonesia adalah negara demokrasi, dengan ideologi pancasila, dan undang-undang dasar 1945, serta KUHP sebagai sumber hukumnya. Demokrasi menyatakan bahwa suara terbanyak adalah ukuran dari suatu kebenaran. Sungguh, orang yang memilih bahkan membela-bela demokrasi ini adalah orang yang sangat jahil. Bagaimana tidak? Demokrasi hanya menilai dari jumlah atau kuantitas, bukan dari kualitas. Dalam ajaran demokrasi, pendapat dari seorang ulama disamakan atau disejajarkan dengan seorang ahli maksiat ataupun dengan orang kafir. Suara mereka dihitung sama. Padahal derajat orang yang beriman itu tidak akan pernah sama dengan orang yang tidak beriman kepada Allah SWT.

Dasar negara atau ideologi negara ini adalah Pancasila. Semua harus bersumber, berpedoman, dan merujuk kepada nilai-nilai Pancasila. Bila kita tinjau dengan aqidah kita sebagai seorang muslim, tentunya hal itu adalah sesuatu yang bathil. Seharusnya sebagai seorang muslim, semuanya harus dikembalikan kepada al-qur’an dan as-sunnah. Ukuran dari suatu kebenaran itu adalah qur’an dan sunnah, tidak boleh merujuk kepada yang lain.

Sedangkan hukum di Indonesia ini bersumber pada UUD 1945, dan KUHP sebagai acuan hukum. Hukum-hukum itu adalah hukum buatan manusia, terlebih lagi KUHP yang merupakan hukum dari zaman penjajahan Belanda dulu yang masih dipakai di zaman sekarang dimana Indonesia sudah merdeka. Umat islam di Indonesia harusnya sadar, bahwa tidak boleh kita berhukum dengan selain syari’at islam. Semua hukum-hukum sudah dijelaskan dalam islam, namun masih saja menggunakan hukum-hukum buatan manusia. Sebagai seorang muslim seharusnya kita berusaha sekuat tenaga untuk kembali kepada hukum-hukum Allah. Karena ini adalah menyangkut tentang aqidah islam, dan karena Allah adalah Zat Yang Maha Adil. Kalau kita masih berpikiran bahwa hukum islam itu adalah hukum yang keras, tidak adil, maka itu sama saja kita ragu-ragu akan ke-Maha Adil-an Allah SWT, dan orang yang seperti itu patut dipertanyakan aqidahnya. Kita juga harus berlepas dari hukum-hukum buatan manusia karena apabila kita lebih memilih hukum-hukum buatan manusia, itu berarti sama halnya kita berbuat syirik kepada Allah SWT. Tentunya hal itu sangat berbahaya, karena dosa syirik adalah dosa atau kedhaliman yang paling besar.

Di Indonesia sendiri sering terjadi bencana alam, namun dari bencana itu tidak banyak orang yang mengambil pelajaran. Masyarakat Indonesia banyak yang berpikir, bahwa itu semua hanyalah fenomena alam belaka, dan tak banyak yang berpikir bahwa itu semua adalah ujian atau peringatan, apalagi sampai berpikir itu semua adalah adzab dari Allah yang murka atas negara ini. Mengapa? Itu tidak lain karena mereka telah menolak penegakan hukum Allah SWT! Bahkan tidak sedikit orang yang mempunyai pemahaman bahwa orang yang ingin menegakkan syari’at Allah adalah teroris, ekstrimis, fundamentalis, dll. Maka orang-orang yang semacam ini mungkin tidak mengenal aqidah, dan tidak tahu tentang wajibnya menegakkan syari’at Allah secara kaaffah di muka bumi ini.

Lalu bagaimana solusi untuk mewujudkan semua ini? Tentu hal itu tidak mudah. Untuk mewujudkan semua ini kita harus mulai dengan aqidah yang benar, tauhid yang benar, serta mengikuti contoh-contoh yang sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Kita tidak boleh seenaknya dalam menegakkan syari’at islam ini. Terutama

Page 3: ADI

aqidah dan tauhid yang benar dan lurus. Menegakkan syari’at islam tidak bisa dilakukan apabila orang yang ingin menegakkannya tidak mempunyai aqidah dan tauhid yang benar. Sangat keliru apabila ada sekelompok orang yang berusaha menegakkan syari’at islam dengan cara demokrasi. Maka hal itu tidak akan mungkin terjadi, karena demokrasi itu bathil dan tidak diterima oleh Allah.

Caranya adalah dengan dakwah wal jihad. Kedua cara itulah yang dipakai oleh Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya dalam menegakkan syari’at islam. Keduanya tidak boleh dipisahkan. Keduanya adalah satu kesatuan yang harus dilakukan bersama-sama. Dakwah dilakukan dengan menyebar ilmu. Berdakwah tentang aqidah tauhid, tentang sunnah, sesuai dengan pemahaman 3 generasi terbaik umat ini. Kita semua umat islam harus berusaha untuk mewujudkan daulah islamiyah atau khilafah, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Semuanya harus kita lakukan dengan ikhlas, demi Allah semata.

Jalan lurus itu hanyalah diinul Islam. Semua jalan hidup selain Islam, seperti demokrasi, sekularisme, pluralisme, liberalisme, kapitalisme, komunisme, nasionalisme, dll adalah sesat dan bathil. Tidak sah, dan tidak akan diterima oleh Allah SWT. Penegasan seperti ini adalah harga mati yang tidak boleh dipandang remeh oleh setiap muslim. Islam adalah agama yang haq, dan satu-satunya agama final yang diridhoi Allah, dan tidak ada lagi agama setelahnya. Masa depan itu ada di tangan Islam, jadi jalan keluar kita adalah Islam. “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Al-An’aam [6] : 153)

Demikian tulisan ini saya buat, apabila terdapat kesalahan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan kesalahan itu datangnya dari saya dan dari syaithan. Dan apabila benar, maka sesungguhnya itu datangnya dari Allah SWT.

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada umat islam untuk mau menerima kebenaran, dan mau berjuang menegakkan syari’at Allah. Aamiin.

Akhir kata, segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam senantiasa tercurah bagi Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya yang mengikuti beliau dengan benar hingga hari kiamat.