administrasi taman kanak.docx

18
Administrasi Taman Kanak-Kanak Memenuhi permintaan pembaca setia blog ini, pada postingan kali ini admin akan membahas mengenai kelengkapan administrasi yang harus ada pada sebuah lembaga Taman Kanak-Kanak (TK). Tidak dapat dipungkiri bahwa pengelolaan administrasi sekolah yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah. Peningkatan kinerja tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan layanan sekolah pada siswa dan masyarakat umumnya . Berkaitan dengan kelengkapan administrasi di TK, sebenarnya Direktorat Pembinaan PAUD Kemdikbud telah memberikan panduan kepada para pengelola TK , melalui Petunjuk Teknis Penyelenggaraan TK, tentang administrasi yang harus ada pada sebuah lembaga TK. Dalam Juknis tersebut dijelaskan bahwa administrasi di TK terbagi atas ; administrasi program pengajaran, administrasi anak didik, administrasi kepegawaian, administrasi perlengkapan dan barang, administrasi keuangan, dan administrasi umum. Selengkapnya adalah sebagai berikut : A. Administrasi Program Pengajaran 1. Program Tahunan 2. Program Semester 3. Rencana Kegiatan Mingguan 4. Rencana Kegiatan Harian 5. Format Penilaian 6. Laporan Perkembangan Anak Didik (LPAD) B. Administrasi Anak Didik 1. Buku Calon Anak Didik 2. Buku Penerimaan Anak Didik Baru 3. Buku Induk 4. Buku Mutasi Anak Didik 5. Buku Kehadiran Anak Didik 6. Daftar Kelompok (Kelompok

Upload: ana-wagola

Post on 19-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Administrasi Taman Kanak-Kanak

Memenuhi permintaan pembaca setia blog ini, pada postingan kali ini admin akan membahas mengenai kelengkapan administrasi yang harus ada pada sebuah lembaga Taman Kanak-Kanak (TK).Tidak dapat dipungkiri bahwapengelolaan administrasi sekolah yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah. Peningkatan kinerja tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan layanan sekolah pada siswa dan masyarakat umumnya .

Berkaitan dengan kelengkapan administrasi di TK, sebenarnya Direktorat Pembinaan PAUDKemdikbud telah memberikan panduan kepada para pengelola TK , melalui Petunjuk Teknis Penyelenggaraan TK, tentang administrasi yang harus ada pada sebuah lembaga TK. Dalam Juknis tersebut dijelaskan bahwa administrasi di TK terbagi atas ; administrasi program pengajaran, administrasi anak didik, administrasi kepegawaian, administrasi perlengkapan dan barang, administrasi keuangan, dan administrasi umum. Selengkapnya adalah sebagai berikut :

A.Administrasi Program Pengajaran1.Program Tahunan2.Program Semester3.Rencana Kegiatan Mingguan4.Rencana Kegiatan Harian5.Format Penilaian6.Laporan Perkembangan Anak Didik (LPAD)

B.Administrasi Anak Didik1.BukuCalon Anak Didik2.Buku Penerimaan Anak Didik Baru3.Buku Induk4.Buku Mutasi Anak Didik5.Buku Kehadiran Anak Didik6.Daftar Kelompok (Kelompok Usia) Anak Didik7.Buku Laporan Perkembangan Anak Didik

C.Administrasi Kepegawaian1.Data Kepegawaian2.Data Kontrak Kerja ( Berupa SK)3.Daftar Urut Kepangkatan (DUK)4.Daftar Riwayat Hidup5.Daftar Penilaian Prestasi Pegawai (DP3)6.Daftar Hadir Guru dan Pegawai7.Daftar Mutasi Guru dan Pegawai

D.Administrasi Perlengkapan dan Barang1.Daftar Inventaris Barang2.Daftar Inventaris Gedung3.Daftar Inventaris Buku Perpustakaan4.Daftar Inventaris Alat Peraga/Alat Permainan5.Daftar Penerimaan dan Pengeluaran Barang6.Daftar Penghapusan Barang

E.Administrasi Keuangan1.RAPBS2.Buku Kas Umum3.Buku Kas Harian4.Laporan Keuangan

F.Administrasi Umum1.Buku Agenda2.Buku Penghubung3.Buku Ekspedisi4.Buku Tamu Dinas5.Buku Tamu Umum6.Buku Tamu Yayasan7.Laporan Bulanan8.Buku Notulen Rapat

Sumber : Petunjuk Teknis Penyelenggaraan TK, Direktorat Pembinaan PAUDKemdiknas, 2011- See more at: http://ipisumedang.blogspot.com/2012/09/administrasi-taman-kanak-kanak_27.html#sthash.D6r032rA.dpufModel-Model Pembelajaran PAUD (1)Pada postingan kali ini, secara berseri saya akan membahas model-model pembelajaranyangtelah biasa dilaksanakan di PAUD .Sebab masih banyakguru PAUDyangbelum dapat membedakanantaramodelpembelajaran denganmetodepembelajaran.Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi; konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.

Sementarametode pembelajarandapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; dan sebagainya.Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tersebut dinamakan model pembelajaran.Penyusunan model pembelajaran diPAUD baik , PAUD Formal maupun Nonformaldidasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester,rencanakegiatan mingguan (RKM), danrencanakegiatan harian (RKH). Dengan demikian, model pembelajaran merupakan gambaran konkret yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan kegiatan harian.Adabeberapa model pembelajaran yangbiasaditerapkan diPAUD,diantaranya adalah:1. Model pembelajaran klasikal.2. Model pembelajaran kegiatan kelompok dengan kegiatan pengaman.3. Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan.4. Model pembelajaran area(minat).5. Model pembelajaran berdasarkan sentra.Model-model pembalajaran tersebut pada umumnya menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang sama dalam sehari, yaitu: kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, istirahat/makan, kegiatan akhir atau penutup.Kegiatan awal/pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.Kegiatan inti merupakan proses kegiatan utama untuk mencapai kompetnsi dasar yang harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi.Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut.Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta faktor-faktor pendukung lainnya.

Uraian singkat mengenai model model pembelajaran di atas sebagai berikut:

1.MODEL PEMBELAJARAN KLASIKALModel pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.

2.MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DENGAN PENGAMANModel pembelajaran kelompok dengan pengaman adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok (biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu pertemuan, anak didorong harus mampu menyelesaikan 2 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat daripada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama dalam kelompok lain masih ada tempat. Jika sudah tidak ada tempat, anak-anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu yang sudah disediakan oleh guru, dan tempat itulah yang disebut dengankegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai dengan tema atau subtema yang dibahas.Adapun strategi yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran kelompok dengan pengaman ini adalah sebagai berikut :a. PengelolaanKelasPengelolaan kelas yang meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian pembelajaran yang optimal. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah : Penataan perabot di ruangan harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Pengelompokkan meja dan kursi anak disesuaikan dengan kebutuhan sehingga ruang gerak peserta didik leluasa. Susunan meja kursi dapat berubah-ubah. Pada waktu mengikuti kegiatan, anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di tikar/karpet. Dinding dapat digunakan untuk menempelkan sarana yang dipergunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan anak, tetapi jangan terlalu banyak sehingga dapat mengganggu perhatian anak. Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan sebagainya.Alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur dalam ruangan, sehingga dapat berfungsi apabila diperlukan oleh peserta didik.

b. Langkah-langkah KegiatanKegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :1)Kegiatan Pendahuluan/AwalKegiatan pendahuluan/awal dilaksanakan secara klasikal artinya kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu satuan waktu dengan kegiatan yang sama dan sifatnya pemanasan, misalnya berdiskusi dan tanya jawab tentang teman dan sub teman atau pengalaman yang dialami anak. Jika pada waktu diskusi terjadi kejenuhan diharapkan guru membuat variasi kegiatan, misalnya kegiatan fisik/motorik atau permainan yang melatih pendengaran anak.2)Kegiatan IntiSifat dari kegiatan ini adalah kegiatan yang mengaktifkan perhatian, kemampuan dan sosial emosi anak. Kegiatannya terdiri dari bermacam-macam kegiatan bermain yang dipilih dan disukai anak agar dapat bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi, memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitasnya serta dapat membantu dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik.Pada kegiatan ini anak terbagi beberapa kegiatan kelompok, artinya dalam satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok anak melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Pengorganisasian anak saat kegiatan pada umumnya dengan kegiatan kelompok, namun ada kalanya diperlukan menggunakan kegiatan klasikal maupun individual.Sebelum anak dibagi menjadi kelompok, guru menjelaskan kegiatan atau hal-hal yang berkaitan dengan tugas masing-masing kelompok secara klasikal. Pada kegiatan inti dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru bersama anak dapat memberi nama masing-masing kelompok. Anak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan yang ada pada kelompok yang diminatinya dan tempat yang disediakan. Semua anak hendaknya secara bergantian mengikuti kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh guru. Setelah anak dapat mengikuti secara teratur, maka anak boleh memilih kegiatan sendiri dengan tertib.Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat, anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman. Fungsi kegiatan pengaman adalah :a)Sebagai tempat kegiatan anak yang telah menyelesaikan tugasnya lebih cepat sehingga tidak mengganggu teman lain.b)Untuk memotivasi anak agar cepat menyelesaikan tugasnya.c)Untuk mengembangkan aspek emosional, sosial, kemandirian, kerja sama dan kreativitas anak.Sebaiknya alat-alat yang disediakan pada kegiatan pengaman lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan teman atau sub tema yang dibahas.Pada waktu kegiatan kelompok berlangsung, guru tidak berada di satu kelompok saja melainkan juga memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan walaupun peserta didik tersebut berada di kelompok lain.3)Istirahat/MakanKegiatan ini kadang-kadang dapat digunakan untuk mengisi indikator/kemampuan yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan makan, misalnya tata tertib makan, jenis makanan bergizi, rasa sosial dan kerjasama. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersisa dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan di luar kelas yang bertujuan mengembangkan fisik/motorik. Apabila dianggap waktu untuk istirahat kurang, guru dapat menambah sendiri waktu istirahat dengan tidak mengambil waktu kegiatan lainnya, misalnya bermain sebelum kegiatan awal atau sesudah kegiatan penutup.4)PenutupKegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan penutup menenangkan anak dan diberikan secara klasikal, misalnya membaca cerita dari buku, pantomin, menyanyi, atau apresiasi musik dari berbagai daerah.Kegiatan ini diakhiri dengan tanya jawab mengenai kegiatan yang berlangsung, sehingga anak memaknai kegiatan yang dilaksanakan.c.PenilaianSelama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian.

(bersambung)- See more at: http://ipisumedang.blogspot.com/2012/01/model-model-pembelajaran-paud-1.html#sthash.ZItMQB6b.dpufModel-model Pembelajaran PAUD (3 habis)

Dua postingan terdahulu telah dibahas mengenai 4 model pembelajaran yang biasa diterapkan di PAUD, yaitu : 1) Model Pembelajaran Klasikal, 2) Model Pembelajaran Kelompok dengan Pengaman, 3) Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut Kegiatan, dan 4) Model Pembelajaran Area (Minat). Nah pada postingan ketiga ini akan dibahas mengenaiModel Pembelajaran Sentraatau sering juga disebut denganBCCT (Beyond Centers and Circle Time).

5.MODEL PEMBELAJARAN SENTRA.Model pembelajaran berdasarkan sentra memilikiciri utama pemberian pijakan(scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas serta intensitas bermain. Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak berada dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain dan pijakan setelah bermain. Pijakan ini dimaksudkan untuk mendukung perkembangan anak lebih tinggi. Ada 3 jenis permainan yang disediakan dalam model ini yaitu; bermain sensorimotorik atau fungsional, bermain peran, dan bermain pembangunan (konstruktif, yaitu membangun pemikiran anak).a.Pengelolaan KelasPengelolaan kelas model pembelajaran sentra meliputi pengelolaan secara klasikal, kelompok dan individual. Pada saat kegiatan pembukaan, saat kegiatan penutup, dan saat makan besama guru menggunakan pengelolaan secara klasikal, tetapi pada saat kegiatan inti menggunakan pengelolaan secara kelompok atau individual. Untuk itu hal-hal yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :Sentra bermain dirancang dan direncanakan, sehingga semua peserta didik dapat mengikuti kegiatan untuk mencapai tahap perkembangan.Kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan sentra-sentra yang diperlukan hari itu.umlah dari kegiatan dan ragam kesempatan masing-masing sentra sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan jumlah anak.Ada kesesuaian antara pijakan, sentra, dan alat yang akan dipergunakan dalam pembelajaran.b. Langkah-langkah kegiatan1) Penataan Lingkungan BermainSebelum anak datang, guru mempersiapkan bahan dan alat bermain yang digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok yang dibimbingnya. Guru menempatkan alat dan bahan bermain yang akan digunakan yang mencerminkan rencana pembelajaran yang telah dibuat sehingga tujuan anak selama bermain dengan alat tersebut dapat dicapai.2) Kegiatan Sebelum Masuk Kelas/Penyambutan Anak (10 menit)Guru menyambut kedatangan anak dengan tegur sapa, senyum dan salam. Anak-anak langsung diarahkan untuk bermain beba bersama teman-teman sambil menunggu kegiatan dimulai. Kondisi awal yang harus diketahui oleh guru dari peserta didik saat datang adalah ekspresi emosi yang menunjukkan rasa nyaman berada di sekolah. Bila kondisi ekspresi emosi anak saat datang menunjukkan kesedihan/murung, maka guru perlu menetralisir emosi anak terlebih dahulu dengan kegiatan transisi, seperti membaca buku cerita, puzzle dan sebagainya.3) Pembukaan/Pengalaman Gerakan Kasar (20 menit)Guru mempersiapkan seluruh anak dalam kegiatan lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilaksanakan. Kegiatan pembuka dapat berupa gera musik, permainan, dan jurnal, dan sebagainya. Satu guru yang memimpin, guru lainnya menjadi peserta bersama anak (mencontohkan).Anak dikondisikan duduk melingkar (circle time). Dalam setiap kelompok melakukan kegiatan berdo`a, diskusi tema, membacakan buku cerita yang berhubungan dengan tema hari itu.4) Transisi (10 menit)Selesai pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk minum atau ke kamar kecil. Gunakan kesempatan ini untuk melatih kebersihan diri anak. Kegiatannya dapat berupa cuci tangan, cuci muka, cuci kaki maupun buang air kecil.Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing-masing guru siap di tempat bermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing-masing.1)Kegiatan Inti (90 menit)a) Pijakan pengalaman sebelum bermain (15 Menit)Guru dan anak duduk melingkar, guru memberi salam pada anak-anak, menanyakan kabar anak-anak, dan dilanjutkan dengan kegiatan :1.Guru meminta anak untuk memperhatikan siapa teman mereka yang tidak hadir.2.Minta anak mengambil nametag dan menempelkan ke papan absent, atau membalik atau menunjukkan.3.Berdo`a bersama, anak secara bergilir memimpin do`a.4.Guru menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.5.Guru membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah selesai, guru menanyakan ken\mbali isi cerita.6.Guru mengaitkan isi cerita dengan kegiatan bermain yang akan dilakukan anak.7.Guru mengenalkan semua tempat dan alat bermain yang sudah disiapkan.8.Dalam memberi pijakan, guru harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun.9.Guru menyampaikan bagaimana aturan bermain (digali dari anak), memilih teman bermain, memilih alat bermain, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan mengakhiri bermain, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.10.Guru mengatur teman lain dengan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih teman mainnya. Apabila ada anak yang hanya memilih anak tertentu sebagai teman mainnya, maka guru agar menawarkan untuk menukar teman mainnya.11.Setelah anak siap bermain, guru mempersilahkan anak untuk mulai bermain, agar anak tidak berebut serta lebih tertib, guru dapat menggilir kesempatan setiap anak untuk memulai bermain, misalnya berdasarkan warna baju, usia, huruf depan nama anak, atau cara lainnya agar lebih teratur.b) Pijakan Pengalaman Selama Bermain (60 menit)1.Guru mengamati dan memastikan semua anak melakukan kegiatan bermain.2.Memberi contoh cara bermain pada anak yang belum bisa menggunakan bahan/alat.3.Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilakukan anak.4.Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara bermain anak. Pertanyaan terbuka artinya pertanyaan yang tidak cukup dengan di jawab ya atau tidak saja, tetapi banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan anak.5.Memberikan bantuan kepada anak yang membutuhkan.6.Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anakmemiliki pengalaman bermain yang kaya.7.Mencatat yang dilakukan anak (jenis bermain, tahap perkembangan, tahap social)8.Mengumpulkan hasil kerja anak. Jangan lupa mencatat nama dan tanggal di lembar kerja anak.9.Bila waktu tinggal 5 menit, guru memberitahukan pada anak-anak untuk bersiap-siap menyelesaikan kegiatan mainnya.c) Pijakan Pengalaman Setelah Bermain (15 menit)1.Apabila waktu bermain selesai, guru memberitahu saatnya membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan dengan melibatkan anak-anak.2.Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, guru dapat membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.3.Saat membereskan, guru menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat bermain sesuai dengan tempatnya.4.Bila bahan mainan sudah dirapikan kembali, satu guru membantu anak membereskan baju anak ( menggantinya bila basah), sedangkan guru lainnya dibantu orang tua membereskan semua mainan hingga semua rapi ditempatnya.5.Bila anak sudah rapi, mereka diminta untuk duduk melingkar bersama guru. Setelah semua anak duduk dalam lingkaran, guru menanyakan pada setiap anak kegiatan bermain yang telah dilakukannya pada hari itu. Kegiatan menanyakan kembali (recalling) melatih daya ingat anak dan melatih anak mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya (memperluas perbendaharaan kata anak).b)Makan Bersama ( 10 menit )1.Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Jenis makanan berupa kue atau makanan lainnya yang disiapkan sekolah atau yang dibawa oleh masing-masing anak.2.Sekali dalam satu bulan diupayakan ada makanan yang disediakan untuk perbaikan gizi.3.Sebelum makan bersama, guru mengecek ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan siap yang mau berbagi makanan pada temannya.4.Guru memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik.5.Jadikan waktu makan bersama sebagai pembiasaan tat cara makan yang baik (adab makan)6.Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah.c)Kegiatan Penutup ( 10 menit)1.Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, guru dapat mengajak anak menyanyi atau membaca puisi. Guru menyampaikan rencana kegiatan hari berikutnya, dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama dirumah masing-masing.2.Guru memberi kesempatan pada anak secara bergiliran untuk memimpin do`a penutup.3.Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu.2)PenilaianSelama kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi, baik terhadap program kegiatan maupun terhadap perkembangan peserta didik. Sebagai catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian. Setiap semester, hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua secara lisan dan tertulis berupa rapor dalam bentuk narasi.

Sekali lagi perlu dipertegas bahwa setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing ,serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta faktor-faktor pendukung lainnya.

Sumber :http://wijayalabs.blogdetik.comhttp://blog.pgpaud.ac.id/model-pembelajaran-di-paudhttp://aisyah-umi-lathifah.blogspot.com/2011/04/model-pembelajaran-sudut-pada-anak-usia.html- See more at: http://ipisumedang.blogspot.com/2012/01/model-model-pembelajaran-paud-3-habis.html#sthash.YXdsD5ZH.dpuf

Membuat Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini

A.Latar BelakangMedia pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerimasehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat, serta perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi . Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin pentingmengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit.

Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita, artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.

B.Manfaat Media PembelajaranBanyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran yaitu:

1. Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas, menarik, kongkrit dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka (verbalistis).2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan lain-lain. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.3. Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.4. Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar.5. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.6. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.7. Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang sama bagi siswa.

C.Prinsip Pembuatan Media PembelajaranDalam pembuatan media pembelajaran ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan :

1. Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multi guna. Multiguna disini maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspekperkembangan anak. Contoh media pembelajaran tersebut adalah alat permainan dalam bentuk bola tangan. Bola suara dapat digunakan untuk pengembangan motorik anak dengan cara anak menggunakannya untuk saling melemparkan bola tersebut. Selain untuk perkembangan motorik alat permainan tersebut bisa dikembangkan untuk pengembangan aspek kognitif/pengetahuan anak. Misalnya bola tersebut dirancang dengan menggunakan berbagai warna. Aspek perkembangan lain yang dapat dikembangkan melalui alat permainan tersebut adalah anak dapat mengenal berbagai macam bunyi-bunyian, dan lain-lain.2. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar lembaga PAUD dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa. Membuat media pembelajaran sebenarnya tidak harus selalu dengan biaya yang mahal. Banyak sekali bahan-bahan disekitar kita yang dapat digunakan untuk membuatnya. Sebagai contoh bekas bungkus susu bubuk dapat kita gunakan untuk membuat kapal-kapalan. Keuntungan dengan menggunakan bahan-bahan bekas selainbahan tersebut tidak kita buang, ada nilai pendidikan yang kita tanamkan kepada anak yang anak dilatih untuk bersikap hidup sederhana dan kreatif.3. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat media pembelajaran . Bahan-bahan tertentu yang mengandung bahan kimia yang berbahaya perlu dihindari oleh guru. Misalnya penggunaan jenis cat yang digunakan untuk mewarnai alat permainan tertentu sebaiknya yang tidak membahayakan mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi anak.4. Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi. Alat permainan konstruktif seperti balok-balok kayu merupakan salah satu contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk berkreasi.5. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Tiap media pembelajaran itu sudah memiliki fungsi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Guru harus menjadikan tujuan dan fungsi sarana ini sebagai bagian yang penting untuk diperhatikan6. Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal. Media pembelajaran yang dirancang harus memungkinkan anak untuk menggunakannya baik secara individual, digunakan dalam kelompok atau secara klasikal.7. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat oleh guru. Sebagai contoh puzel (kepingan gambar). Tingkat kesulitan dan jumlah kepingan gambar yang harus disusun oleh anak akan berbeda antara kelompok usia satu dengan kelompok usia lainnya.D.PengembanganMediaPembelajaranSaat ini memang sudah banyak mediapembelajaran yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang secara khusus memproduksi mediapembelajaran, namun demikian tidak ada salahnya jika guru dapat membuat mediapembelajaran sendiri. Malah sangat dianjurlan guru untuk secara kreatif membuat mediapembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan sekitarnya .Kemampuan lain yang harus dikuasai oleh guru selain mampu memilih media pembelajaran secara tepat adalah kemampuan dalam mengembangkan media pembelajaran. Kegiatan pengembangan ini banyak terkait dengan proses pembuatan media yang dilakukan secara sistematis dari mulai tahap perancangan/desain, produksi media, dan evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut harus dilalui secara prosedural sehingga media yang dihasilkan memenuhi kualitas yang diharapkan.Bila kita akan membuat suatu media pembelajaran untuk anak usia dini, maka diharapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Secara umum langkah-langkah sistematik yang perlu dilakukan pada saat membuat rancangan media adalah sebagai berikut:a)Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswab)Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional dan khasc)Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuand)Mengembangkan alat pengukur keberhasilane)Membuat desain mediaf)Melakukan revisi

E.Contoh Rancangan Pembuatan Media Pembelajaran

Nama Media :Metamorfosis Kupu-kupu

Sasaran :1.Kelompok Usia 5 6 Tahun

Kemampuan yang dikembangkan :1. Moral & Nilai-nilai Agama :menyayangi ciptaan Tuhan, berfikir kritis, percaya diri, kreatifitas dll2. Sosial Emosional : menunggu giliran untuk bermain (antre)3. Bahasa : Anak menyimak cerita, anak menceritakan kembali proses metamorphosis.4. Kognitif : membedakan warna, bentuk, menghitung, menyebutkan makanan ulat dan kupu-kupu, anak mampu mengurutkan objek.5. Seni : menyanyi sambil menari tentang lagu kupu-kupu, berimajinasi tentang kupu-kupu.6. Motorik ; menirukan gerak kupu-kupu,

Bahan :1.Kertas warna2.Kardus bekas3.Kerta hvs4.Kacang hijau5.Sabut kelapa6.Kertas duplek

Alat :1. Gunting2. Pisau / Cutter3. Lem4. spidol

Cara membuat :1. Kardus bekas digunting ukuran 20x20 cm, dan dibungkus dengan kertas hvs.2. Membuat pola kupu-kupu, ulat, dan daun dengan menggunakan kertas warna, lalu ditempel pada kertas duplek lalu digunting sesuai pola.3. Untuk telur ulat digunakan kacang hijau yang ditempelkan pada pola daun.4. Untuk mempercantik gambar kupu-kupu ditambahkan bentuk-bentuk bulat atau bentuk geometric sesuai kreativitas dengan menggunakan kertas warna.5. Media dibuat dalam dua paket.

Cara menggunakan :1. Sebelum memperlihatkan gambar, guru bercerita tentang kisah kupu-kupu .2. Guru memperlihatkan gambar, kemudian menjelaskan bagaimana proses metamorphosis kupu-kupu, dengan mengurutkan gambar .3. Setelah anak memahami bagaimana proses metamorphosis, diadakan lomba untuk mengurutkan gambar sesuai urutan.4. Bagi anak yang paling cepat dan benar diberikan reward berupa bintang yang terbuat dari kertas.

Desain gambar :

Referensi :Badru Zaman, M.Pd, 2010,Media Pembelajaran Anak Usia Dini, UPI , Bandung- See more at: http://ipisumedang.blogspot.com/2012/12/pembuatan-media-pembelajaran-untuk-anak.html#sthash.qe7RPZJK.dpuf