adobe photoshop pdfarsip.galeri-nasional.or.id/uploads/kliping/14/_mg_1086.pdf · em ini, ruang...
TRANSCRIPT
,
,
EORANG lelaki tua menatap ke depan dengan topi lebar dan- kemeja lusuh, berdiri di atas
h~par~n tanah cokelat tua segar dltanaml tumbohan sejenis tales, lengkap dengan rum put-rum putan di sekelilingnya. Bila mata kita bergerak ke atas, secara vertikal akan segera terlihat kumpulan gedung bertingkat di kejauhan, Kelompok pemandangan gedunggedung bertingkat pad a bagian tengah ini kemudian bersambung latar belakang pemandangan biru langit lengkap dengan pegunungannya, Deret-an tiga bagian peman-dangan serbakontras ini masih dilengkapi visual gam bar sebuah jeruk mandarin berwarna ku-ning matang, ~ecara visual karya
lukis Seno Purwanto Aji, ~alah ,satu karya yang Ikut dltampilkan dalam pameran tunggalnya di Imperial Aryaduta Hotel & Country Club, Lippo Karawaci, Tangerang, pada 16-31 Juli 2003, mampu menawarkan berbagai I~terpretasi bagi para pemkmat. Tetapi, konotasi yang sulit dibendung pastilah pertama: penggambaran sebuah realitas tumpang-tindih antara hamparan alam subur dan hamparan alam organik ciptaan manusia mo-
SIIbse/csi krJasarna dan Pub/ikosl
•
Oleh Simon Simorangkir*
dern, Meski dihadirkan dalam satu susunan vertikal, visualisasi tumpang-tindih an tara figur, gedung, langit dan jeruk, kesan kolase (realitas dari tiga panorama dalam suasana berbeda) tak dapat dihindarkan, Secara keseluruhan karya ini mampu menghadirkan sebuah kontras tajam, ironi, maupun absurditas kenyataan,
Karya yang diberijudul Tanahku dan Sebutir Jeruk (150 x 100 em) itu masih bisa dijajarkan dengan karya-karya Seno lainnya, semacam Evolusi I dan Evolusi II, Daun Kehidupan Kampungku atau Menimba Nasib dalam hal semangat mengusung realitas biasa, sehari-hari, pinggiran, di belakang rumah atau di kebun yang biasa kita lewati setiap hari, meskipun dengan pendekatan atau daya interpretasi yang agak berbeda,
Pada karyaEvolusi II misalnya, kanvas pada dasarnya hanya merekam satu sudut pemandangan belakang rumah yang rim bun dengan pepohonan hijau meneduhi sebidang tanah berwarna kecokelatan. Yang mengejutkan di situ adalah munculnya pecahan-pecahan beton di setiap sudut pemandangan yang seolah memaksakan kehadirannya; menutup, memotong, dan menembusi batang-batang pohon, Makna evolusi di sana adalah sebuah proses perubahan ke arah penggusuran
Media ----
m --
dan pemusnahan antara benda indust:ia,l de~gan benda alami, seperti dlhadlrkan kepingan-kepi-
, ngan beton yang memenuhi tanah: cepat atau lambat
Satu arah sudut pandang deng~ pe:spektif sentral seperti itu maslh ?Isa disaksikan pad a karya Evol~SI I yang menghadirkan pilar-pilar beton beterbangan di angkasa, dengan latar gedung-gedung bertingkat yang makin me-
-
• •
•
- - ... .. -
rapat, meski pad a bagian dasar gam bar masih menyisakan pemandangan sawah. Apakah lahan pertanian kini telah sedemikian terdesak oleh alam besi-beton dalam proses evolusi tersebut?
Pada karyaPemandangan di Atas Televisi, yang dikerjakan di atas kanvas berukuran 150 x 250 em ini, ruang terbagi dalam dua bagian besar seeara horizontal. Bagian atas mewakili. ruang kosong langit dan awan, semen tara ruang bidang bawah mewakili hamparan tanah eokelat kering kerontang, yang hanya diisi oleh kotak televisi dengan layar berisi gambar sebuah pemandangan alam yang tenang. Tujuan atau maksud penggambaran ini tentu saja sudah jelas: kemusnahan alam lingkungan yang kemudian hanya dapat disaksikan lewat sebuah rekaman gam bar di layar kaea televisi.
Karya-karya yang berbieara lugas lewat bahasa poster seperti ini, kekuatan visual memang menjadi andalan. Dan dalam hal ini Seno tampak cukup berhasil dilihat dari berbagai aspek: pemilihan format kanvas, pembagian bidang, pengisian ruang, pengolahan suasana (atrnosfer), hingga pengolahan detail setiap elemen.
Bahasa realisme yang disajikan Seno dalam pameran bertajuk Kampung, Hegemoni, dan yang Terlupakan ini memang tampak
-,----
--- -.
•
•
Media -
• •
• •
tidak bertahan pada satu kubu. Ada upaya untuk berpindah-pindah, bukan saja dalam eara melihat, tetapi menyangkut sentuhansentuhan teknis, yang bagaimanapun berpengaruh sarnpai ke Denyelesaian akhir. Bila pada karyakarya yang disinggung di atas umumnya kita masih bisa menangkap sebuah suasana dengan satu titik pan dang, pada karyakarya semaeam Terjebak di Tot,
Evolusi II (2003, eat minyak di kanvas 135 x 125 em) Kekuatan visual melljadi andalan
• SENe PUAWANTO AJI
•
•
Neo Rahwana atau Sapi-sapi amat mudah menangkap kesan ganjil atau bahkan surealistis; jauh terlepas dari logika realitas seharihari sebagaimana dominan terlihat pada karya-karya lain.
Terjebak di Tol menyajikan sebuah pemandangan tanpa perspektif. titik pandang dan dimensi keruangan. Di sini memang terlihat bentangan jalan raya (tol) , tetapi di sana juga terlihat sambungan-sambungan dari bahan material lain seperti citra kardus, kayu, tulisan huruf-huruf kapital dan beberapa kepala kerbau menghadang pemandangan. Bahasa realisme seolahjalin-menjalin dengan idiom-idiom surealisme, atau bahkan Pop Art.
Neo Ralzwana kurang lebih menampiikan organisasi visual serupa dengan Terjebak di Tol. Di sini wujud Rahwana tokoh raksasa jahat dalam pewayangan itu ter
dengan sebuahjalan raya, kemudian ada gedung, jende-la kaca, dan sendok-garpu melengkung, dan seorang figur manusia. Sebuah realitas yang terpotong-potong. acak dan simbolik sekaligus absurd. •
Kecenderungan simbolik dan absurd terse but masih terbaca jelas pada karya Menimba Nasib, meski dengan organisasi visual yang lebih sederhana. Di sana terlihat sekelompok orang menimba air dari dalam sumur. Yang tidak
----- - . - - -
- .
•
lazim di sana adalah tanah dan sumur tempat orang-orang mencari air terse but justru tidak menan cap di bumi, pemandangan itu seolah melayang di angkasa biru. Dan yang ingin disampaikan pelukis di situ tentu bukan soal bentuk melayang, tetapi lebih pada hakikat sumur sebagai sumber kehidupan.
Pameran Seno Purwanto Aji kaIi ini boleh dianggap sebagai pertunjukan gaya realisme dalam multiinterpretasi. Lukisan-Iukis~ annya tidak menampakkan satu
arah yang ketat, atau sikap untuk berkutat dalam satu p·endekatan gaya senlisal realisme akademis, superrealisme, atau neorealisme.
Beberapa karyanya menujukkan bahwa ia tidak punya hambatan seandainya masuk ke arah realisme klasik seperti karya-karya Vermer atau Gustave Courbet (Eropa), Raden Saleh atau Basuki Abdullah (In donsia). Juga bila ia berkeinginan masuk ke jalur superrealisme foto realisme seperti pada karya Philip Pearlstein. Lucian Freud atau John Manded di Eropa, dan Don Eddy atau Richard Estes di Amerika.
Media
-•
• •
Ada kecenderungan berpindah-pindah atau sikap ek~pt!rimfntasi yang melandasi pola ber-
karya Seno. Sejauh pengamatan penulis, ia lebih sering melukis dalam tempo cepat. Ia sallggup menyelesaikan sebuah Karva ber- ... ukuran sedang dalam tempo beberapajanl, dengan detail dan eksekusi akl1ir yang bagus. Kecenderungan eksperirnentai seperti terlihat pada karyanya pada pameran kali ini memang memiliki peluang dan tantangan serupa. Tantangan bisa datang dati sebuah karya yang memerlukan konsentrasi atau tingkat kesabar-an tinggi. Sikap seperti ini mutlak diperlukan para penganut superrealis semacanl Richard Estes. yang sering kali menghadirkan kompleksitas visual dan komplekSltas struktur dunia modern.
. Melihat kemungkinan-kemungkinan yang begitu luas. yang ma
dapat digali dari seni lukis realisme dalam menanlpiikan fenomena masa kini. kIitikus Edward Lucie nlith melihat upaya bercennin kembali pada trad-isi seni lukis kJ~sik sebagai salah satu fak.tor urgensial (Post 10dernism and eo Classicism dalam Art to Day, Phaydon. 1995). Dan kan·a~ar _ a Seno kali ini paling tldak tdah menunjukkan sebuah upaya rl'inkarnasi dad tradisi realisnlt' y.mg panjang. St'
bagai antitesis atau Sillksis.
*) I'mktisi .I'ni. da,. stafpfn~aja" di J Kj