adr dan arbitrase

56
 1 ARBITRASE DAN ADR OLEH : Dr. ACHIEL SUYANTO, SH., MBA.

Upload: diandyan

Post on 05-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bahan PKPA UII 2015

TRANSCRIPT

 
Suatu bentuk penyelesaian sengketa diluar pengadilan secara damai yang hasilnya bersifat final dan mengikat.
PERJANJIAN ARBITRASE :
 
Menurut Prof Soebekti (Dalam buku “Arbitrase di indonesia”) “Arbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan (perkara) oleh seorang atau beberapa orang wasit (arbiter) yang bersama-sama ditunjuk oleh para pihak yang berperkara dengan tidak diselesaikan lewat pengadilan.” 
Tanda adanya perjanjian arbitrase maka tidak ada kewenangan arbitrase.
 
Perjanjian arbitrase meniadakan hak para pihak untuk mengajukan sengketa ke pengadilan dan meniadakan wewenang pengadilan untuk mengadili.
 
Untuk perjanjian arbitrase yang dibuat sebelum terjadinya sengketa (pactum de compromitendo), umumnya dirumuskan secara singkat yakni:
1. Hanya menunjuk forum & tempat arbitrase di selenggarakan (choice of forum).
2.  Aturan hukum yang akan digunakan untuk menyelesaikan sengketa (choice of law).
 
umum seperti:
 “Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini akan diselesaikan dalam tingkat pertama dan terakhir menurut peraturan prosedur bani oleh arbiter- arbiter yang ditunjuk oleh atau menurut peraturan bani tersebut.
 
“Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa dibidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundangan di kuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa” 
AYAT (2) :
 
 
dirumuskan secara lebih rinci/detail dengan
unsur-unsur sebagai berikut:
3. Nama lengkap dan tempat tinggal arbiter atau majelis arbitrase;
4. Tempat arbiter atau majelis arbitrase akan mengambil keputusan;
5. Nama lengkap sekretaris;
7. Pernyataan kesediaan arbiter;
10
8. Pernyataan kesediaan dari para pihak yang bersengketa untuk menanggung segala biaya yang dibebankan untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
 
Sama-sama menundukkan diri pada penyelesaian sengketa secara alternatif yakni
 “arbitrase”;
 
1. Untuk kasus perjanjian yang telah dibuat sebelum sengketa terjadi :
 
Hal-hal yang termuat dalam surat
pemberitahuan harus secara jelas tentang :
1. Nama dan alamat para pihak; 2. Penunjukan pada klausula atau perjanjian
 
setelah ada sengketa.
 
2.  Adanya kesepakatan hukum yang akan digunakan;
3.  Adanya kesepakatan untuk mengakhiri sengketa;
4.  Adanya hak untuk melakukan tuntutan dan perlawanan (claim and de fund );
5. Berlaku prinsip kontradiksi (keseimbangan bagi kedua pihak);
 
1. Prosedur lebih cepat;
2. Waktu tidak lebih dari 60 hari dan bisa diperpanjang hingga 180 hari sejak dibentuknya majelis arbitrase;
3. Biaya lebih murah;
5. Pemeriksaan arbitrase bersifat tertutup
 
1. Kegunaan arbitrase berkurang jika para pihak berpaling ke pengadilan;
2. Proses eksekusi jika tidak dijalankan secara sukarela oleh para pihak harus meminta bantuan/perantaraan pengadilan;
3. Pemohon dapat mengambil tindakan tidak sah secara diam-diam;
4. Jika perselisihan atas dana yang besar maka biaya adminstrasi untuk lembaga arbitrase juga besar;
5. Memungkinkan adanya penundaan karena kebutuhan untuk menentukan langkah-langkah pemeriksaan;
 
a) Mengisi formulir pendaftaran;
b) Melampirkan perjanjian arbitrase;
c)  Apabila ada kesepakatan proses arbitrase melalui ad hoc maka para pihak akan menunjuk para arbiter
d) Para arbiter menetapkan ketua majelis arbitrase
1. PENDAFTARAN PEMOHON
a) Hubungan hukum pemohon dan termohon;
b) Duduk perkara / sengketa;
DALAM PERMOHONAN
3. HUKUM ACARA YANG DIGUNAKAN
Dalam perkara arbitrase para pihak secara bebas dapat menentukan satu prosedur yang akan digunakan dalam proses persidangan,
 jika tidak tercapai kesepakatan, maka arbitrase yang akan menentukan prosedur acara sesuai dengan peraturan hukum (Pasal 19 Model Law)
Lanjutan mekanisme penyelesaian melalui arbitrase….
 
4. BIAYA ADMINISTRASI
Dalam berperkara di lembaga arbitrase, proses pendaftaran dan biaya awal (penitipan) hampir sama dengan di pengadilan umum, yakni pemohon harus mendaftar lebih dahulu biaya administrasi yang perhitungannya sudah ditentukan oleh BANI.
 Apabila pihak pemohon, setelah menerima pemberitahuan adanya permintaan pemeriksaan arbitrase kemudian mengajukan rekonpensi, maka termohon harus membayar biaya administrasi sendiri. Rekonpensi dan jawaban harus disampaikan dalam waktu 30 hari
 
5. PENUNJUKKAN ARBITER 
a. Pihak pemohon dan termohon dapat menunjuk arbiter sesuai yang terdaftar dalam BANI;
b. Kedua arbiter akan menunjuk satu arbiter sebagai ketua majelis;
c. Jika keduanya tidak menunjuk maka ketua BANI berwenang menunjuk ketua dari daftar anggota BANI yang ada;
d. Perkara arbitrase dapat juga disidangkan oleh seorang arbiter tunggal jika perkara dianggap sederhana dan atas sepakat pihak-pihak yang bersengketa;
e.  Arbiter berwenang untuk mengadakan pertemuan pendahuluan guna menyusun kerangka kerja yang harus disepakati dalam melakukan pemeriksaan;
 
a. Sidang pertama diadakan/dibuka 14 hari setelah termohon memberi jawaban (tertulis);
b.  Apabila termohon belum memberi jawaban maka sidang diundur 14 hari lagi untuk termohon memberi jawaban maupun rekonpensi;
c.  Apabila pada persidangan pertama termohon tidak datang sidang akan diundur 14 hari, tetapi jika setelah diundur kedua kalinya tersebut termohon tidak juga hadir maka perkara akan diputus secara “verstek” 
Lanjutan mekanisme penyelesaian melalui arbitrase….
 
d. Atas putusan verstek termohon mempunyai hak untuk mengajukan “verzet”;
e. Permohonan pemeriksaan arbitrase  “gugur” apabila pada persidangan pertama pemohon dan kuasanya tidak hadir;
f. Pada persidangan pertama, majelis arbitrase tetap menawarkan pada para pihak untuk berdamai. Jika tidak berhasil maka sidang diteruskan dengan pemeriksaan (hearing) sesuai prosedur dan agenda yang telah disusun;
Lanjutan proses persidangan arbitrase….
b. Panggilan terhadap saksi harus disampaikan kepada majelis arbitrase dan kepada pihak lainnya yang berisi pokok kesaksian, nama, alamat dan bahasa saksi;
c. Saksi ahli dapat dipanggil oleh arbiter tanpa meminta persetujuan dari para pihak;
d. Jika pemriksaan selesai maka setelah masing- masing menyampaikan kesimpulan maka majelis arbitrase harus memutuskan dalam waktu 30 hari;
Lanjutan mekanisme penyelesaian melalui arbitrase….
 
- putusan ditandatangani oleh para arbiter;
- putusan dibubuhi materai;
- putusan didaftarkan di pengadilan
 
- putusan harus konsisten dan dapat dijalankan;
- hanya memutus masalah yang disengketakan
Lanjutan keputusan arbitrase….
9. PELAKSANAAN PUTUSAN
b) Dibuatkan akta pendaftaran;
c) Penyerahan putusan asli;
 
a) Bisa dilaksanakan di Indonesia melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
b) Putusan dijatuhkan oleh arbiter pada negara yang mempunyai perjanjian dengan Indonesia;
c) Putusan dalam lingkup hukum peragangan;
d) Putusan tidak bertentangan dengan kepentingan umum;
Lanjutan mekanisme penyelesaian melalui arbitrase….
B. PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL
30
e) Putusan telah mendapat eksekutor dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
f) Jika putusan menyangkut negara (BUMN dsb) harus mendapat eksekutor dari Mahkamah Agung;
g) Putusan didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Lanjutan putusan arbitrase internasional….
31
1. Dilaksanakan atas perintah Ketua Pengadilan atas permohonan salah satu pihak yang bersengketa;
2. Pelaksanaannya dilakukan 30 hari setelah permohonan eksekusi didaftarkan;
Lanjutan mekanisme penyelesaian melalui arbitrase….
C. PUTUSAN YANG TIDAK DIJALANKAN
SECARA SUKARELA
a. apakah putusan tidak bertentangan dengan Pasal 4 (persetujuan untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase) dan Pasal 5 (sengketa hanya terbatas pada sengketa dagang);
b. tidak bertentangan dengan kesusilaan dan kepentingan umum.
Lanjutan putusan yang tidak dijalankan secara sukarela….
 
Suatu sengketa yang diselesaikan diluar lembaga peradilan adalah bentuk upaya penyelesaian sengketa yang menguntungkan kedua belah pihak artinya persetujuan cara penyelesaian pemecahan masalah oleh para pihak  yang bersengketa melaluli bantuan pihak  ketiga yang independen baik dengan cara negosiasi, mediasi atau pendapat ahli (faluasi).
33
Untuk memudahkan secara praktis apa saja hal-hal yang dapat diselesaikan baik melalui alternatif  penyelesaian sengketa (APS) maupun lembaga arbitrase perlu kita mengutip pendapat ahli arbitrase yakni Prof.Dr. H.Priyatna Abdur Rasyid, SH. dalam buku "Arbitrasi & APS" telah mengelompokkan dasar sengketa atau perselisihan yakni:
34
b)   Konsistusional adminstratif dan fiskal - termasuk masalah
kewarganegaraan/status, pemerintahan, institusi pemerintah,,
dan jaminan sosial.
organisasi.
masalah-masalah yang timbul dalam likuidasi, kepailitan dan
keuangan.
35
h. Perselisihan menaenai harta benda i. Perselisihan tentang asuransi (klaim, tuntutan
kewajiban dan kealpaannya).  j. Perselisihan masalah marital (akibat
perceraian, anak, harta benda, dll.) k. Perselisihan baik secara kelompok maupun
perseorangan.
36
 Alternatiive Dispute Resolution atau  Alternatif Penyelesaian Sengketa dapat diberi batasan yakni merupakan sekumpulan prosedur atau mekanisme yang berfungsi memberi alternatif atau pilihan suatu tatacara penyelesaian sengketa agar mendapatkan putusan akhir dan mengikat para pihak, baik melalui perantara bantuan pihak ketiga maupun penyelesaian antara para pihak sendiri.
37
 Adalah merupakan suatu cara penyelesaian sengketa dimana individu berkomunikasi satu dengan yang lain diluar lembaga peradilan yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui pihak ketiga yang tujuannya untuk  mengatur hubungan mereka dalam menjalankan bisnis maupun kehidupan sehari-hari.
38
39
4) Menyampaikan tawaran yang mungkin diterima.
5)  Ada oroses tawar menawar.
6) Menentukan target minimal.
3) Tidak tercela.
5)  Ada kemampuan memutuskan dengan prinsip imparsial.
41
42
 A. Tahap Sebelum Negosiasi Berlangsung
1) Siapa saja yang terlibat negosiasi.
2)  Apa negosiasi itu memang diperlukan.
3) Bagaimana hubungan antar para pihak dan apa saja yang sebenarnya menjadi hambatan sehingga timbul sengketa.
4) Pokok masalah yang akan dibicarakan yang menjadi obyek dari negosiasi itu sendiri;
43
3)  Argumentasi (masing-masing pihak)
5) Menetapkan proposal/usulan penyelesaian.
44
1) Kekuatan tawar-menawar.
45
 
Dari ketiga faktor tersebut diatas masih bersifat relatif karena dalam negosiasi masih tergantung pada hal-hal sebagai berikut :
1. Bagaimana kebutuhan anda terhadap pihak  lain.
2. Bagaimana kebutuhan pihak lain terhadap anda.
3. Bagaimana alternatif kedua belah pihak.
4.  Apa persepsi para pihak mengenai kebutuhan serta pilihan-pilihannya.
46
1. Bersaing (competing).
2. Berkompromi (compromising).
47
Dalam negosiasi terdapat suatu teknik   untuk menghindari/melarikan diri (Avaidance) dari James E. Peterson dalam buku How to Become a better Negotiation: Teori ini dapat digunakan apabila :
a) Permasalahan tersebut sederhana atau sepele.
b) Bila pihak-pihak dalam sengketa kurang mampu menawarkan penyelesaian win-win solution,
c) Jika potensi kekalahan dalam conflict lebih berat (berdasar analisis Cost benefit),
d) Bila tidak cukup waktu untuk menyelesaikan conflict dengan waktu singkat.
48
Mediasi merupakan proses penyelesaian suatu sengketa dengan menggunakan jasa pihak ketiga yang independen tapi tidak memutuskan, dimana para pihak yang bersengketa menggunkan forum tersebut atas dasar itikad baik.
Istilah mediasi sering disamakan dengan proses perdamaian karena memang kehendak  untuk mengakhiri sengketa harus datang dari kedua belah pihak, sedangkan seorang mediator hanya mengatur mekanismenya dengan memberikan saran dan pendapat hukum atas permasahan yang dihadapi.
49
 
Proses mediasi di Indonesia telah diatur dengan berbagai petunjuk melalui Peraturan Mahkamah Agung (PERMA No.2 tahun 2004 tentang Mediasi) sekarang No. 1 Tahun 2008.
 Adalah benar dengan kebebasan kehendak kedua belah pihak untuk   menyelesaikan sengketa secara cepat itulah yang memungkinkan seorang mediator memberikan penyelesaian yang inovatif melalui suatu bentuk   penyelesaian yang saling menguntungkan.
50
a) Pihak yang bersengketa terlibat secara aktif  dalam proses penyelesaian sengketa.
b) Bersifat informal.
d) Masing-masing pihak menjaga kepentingan bukan hanya membicarakan hak.
e) Hubungan antar pihak yang terlibat tetap terpelihara.
f) Usaha penyelesaian selalu praktis dan konstruktif.
51
ASPEK NEGATIF MEDIASI
1. Pihak-pihak yang terlibat bisa tidak serius karena prosedur longgar dan tidak formal,
2. Hasil mediasi adakalanya tidak  dilaksankan oleh salah satu pihak.
52
b) menyelesaikan sengketa secara singkat, cepat dan murah.
c) menciptakan penyelesaian secara formal.
d) penyelesaian dengan keuntungan keduabelah pihak yang bersengketa
53
3) Merumuskan masalah dan menyusun agenda.
4) Mengumpulkan dan menganalisa semua informasi tentang latar belakang masalah.
5) Mengupayakan penyelesaian secara cepat.
54
3) Memberikan kesempatan yang sama kepada masing-masing pihak.
4) Mediasi ditujukan untuk  penyelesaian sukarela.
55
2) Penyelesaian mengikat kedua belah pihak.
3) Penyelesaian dengan saling mengerti kelebihan dan kelemahannya.
56