agama buddha

Upload: anastasia-mudita

Post on 06-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

zxn bn

TRANSCRIPT

Hari Raya

Terdapat empat hari raya besar dalam Agama Buddha. Namun satu-satunya yang dikenal luas masyarakat adalah Hari Raya TrisuciWaisak, sekaligus satu-satunya hari raya umat Buddha yang dijadikan hari libur nasional Indonesia setiap tahunnya.

Waisak

Penganut Buddha merayakanHari Waisakyang merupakan peringatan 3 peristiwa. Yaitu, hari kelahiran Pangeran Siddharta (nama sebelum menjadi Buddha), hari pencapaian Penerangan Sempurna Pertapa Gautama, dan hari Sang Buddha wafat atau mencapai Nibbana/Nirwana. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari bahasa Pali "Wesakha", yang pada gilirannya juga terkait dengan "Waishakha" dari bahasa Sanskerta

[sunting]Kathina

Hari raya Kathina merupakan upacara persembahan jubah kepada Sangha setelah menjalani Vassa. Jadi setelah masa Vassa berakhir, umat Buddha memasuki masa Kathina atau bulan Kathina. Dalam kesempatan tersebut, selain memberikan persembahan jubah Kathina, umat Buddha juga berdana kebutuhan pokok para Bhikkhu, perlengkapan vihara, dan berdana untuk perkembangan dan kemajuan agama Buddha.

[sunting]Asadha

Kebaktian untuk memperingati Hari besar Asadha disebut Asadha Puja / Asalha Puja. Hari raya Asadha, diperingati 2 (dua) bulan setelah Hari Raya Waisak, guna memperingati peristiwadimanaBuddha membabarkan Dharma untuk pertama kalinya kepada 5 orang pertapa (Panca Vagiya) di Taman Rusa Isipatana, pada tahun 588 Sebelum Masehi. Kelima pertapa tersebut adalah Kondanna, Bhadiya, Vappa, Mahanama dan Asajji, dan sesudah mendengarkan khotbah Dharma, mereka mencapai arahat. Lima orang pertapa, bekas teman berjuang Buddha dalam bertapa menyiksa diri di hutan Uruvela merupakan orang-orang yang paling berbahagia, karena mereka mempunyai kesempatan mendengarkan Dhamma untuk pertama kalinya. Selanjutnya, bersama dengan Panca Vagghiya Bhikkhu tersebut, Buddha membentuk Arya Sangha Bhikkhu(Persaudaraan Para Bhikkhu Suci) yang pertama (tahun 588 Sebelum Masehi ). Dengan terbentuknya Sangha, maka Tiratana (Triratna) menjadi lengkap. Sebelumnya, baru ada Buddha dan Dhamma (yang ditemukan oleh Buddha).

Tiratana atau Triratna berarti Tiga Mustika, terdiri atas Buddha, Dhamma dan Sangha. Tiratana merupakan pelindung umat Buddha. Setiap umat Buddha berlindung kepada Tiratana dengan memanjatkan paritta Tisarana ( Trisarana ). Umat Buddha berlindung kepada Buddha berarti umat Buddha memilih Buddha sebagai guru dan teladannya. Umat Buddha berlindung kepada Dhamma berarti umat Buddha yakin bahwa Dhamma mengandung kebenaran yang bila dilaksanakan akan mencapai akhir dari dukkha. Umat Buddha berlindung kepada Sangha berarti umat Buddha yakin bahwa Sangha merupakan pewaris dan pengamal Dhamma yang patut dihormati.

Khotbah pertama yang disampaikan oleh Buddha pada hari suci Asadha ini dikenal dengan nama Dhamma Cakka Pavattana Sutta, yang berarti Khotbah Pemutaran Roda Dhamma. Dalam Khotbah tersebut, Buddha mengajarkan mengenaiEmpat Kebenaran Mulia( Cattari Ariya Saccani ) yang menjadi landasan pokok Buddha Dhamma.

[sunting]Magha Puja

Hari Besar Magha Puja memperingati disabdakannya Ovadha Patimokha, Inti Agama Buddha dan Etika Pokok para Bhikkhu. Sabda Sang Buddha di hadapan 1.250 Arahat yang kesemuanya arahat tersebut ditasbihkan sendiri oleh Sang Buddha (Ehi Bhikkhu), yang kehadirannya itu tanpa diundang dan tanpa ada perjanjian satu dengan yang lain terlebih dahulu, Sabda Sang Buddha bertempat di Vihara Veluvana, Rajagaha. Tempat ibadah agama Buddha disebutVihara.

Penyebaran di Asia dan Indonesia

Agama Buddha mulai berkembang diIndia, yaitu tempat dimana Buddha Gautama mengajarkan ajarannya. Setelah wafatnya Buddha Gautama, ajaran tersebut tidak lenyap begitu saja, melainkan disebarkan oleh para pemuka agama sehingga bertahan sampai sekarang di berbagai belahan dunia, khususnya diAsia.

[sunting]Penyebaran di India dan Asia Tengah

Agama Buddha di India dan Asia Tengah INCLUDEPICTURE "http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ec/Crystal_Clear_app_xmag.svg/20px-Crystal_Clear_app_xmag.svg.png" \* MERGEFORMATINET

Artikel utama untuk bagian ini adalah:Dimulai dari India, tempat dimana Buddha Gautama lahir dan wafat. 100 tahun setelah Buddha mencapaiNirwana, ajaran Buddha Gautama mulai memudar sehingga parabiksudisana memutuskan untuk mulai melestarikannya agar tetap hidup. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuatDharmaatau pengajaran. Di India jugalah tempat dimana mulai terbentuknya aliranMahayanadanTheravadaakibat perselisihan antara kelompok biarawan dan para kaum tua.Theravada umumnya mengajarkan bahwa tujuan tertinggi adalah menjadiarahat, sedangkan Mahayana mengajarkan bahwa tujuan yang paling berharga adalah dengan mencapai Kebuddhaan. Selain melalui kaum biarawan,agama Buddha juga disebarkan oleh raja-raja besar di India sepertiRaja Ashoka. Ia mengajarkan kepada rakyatnya untuk tidak berpikiran jahat seperti serakah dan mudah marah. Ia menanamkan nilai-nilai moral, seperti menghargai kebenaran, cinta kasih dan amal. Ashoka juga mengirim misionaris Buddha keberbagai negara tetangga, termasuk ke Sri Lanka dimana mereka diterima baik sehingga Sri Lanka menjadi basis agama Buddha.

[sunting]Penyebaran di Asia Timur

Artikel utama untuk bagian ini adalah:Agama Buddha di Asia TimurSelama abad3 SM, Raja Asoka mengirimkan misionaris ke barat laut India yaituPakistandanAfganistan. Misi ini mencapai sukses besar karena kawasan ini segera menjadi pusat pembelajaran agama Buddha yang memiliki banyak biksu terkemuka dan sarjana. Ketika para pedagang Asia Tengah datang ke wilayah ini untuk berdagang, mereka belajar tentang Buddhisme dan menerimanya sebagai agama mereka. Dengan dukungan dari pedagang,biara guabanyak didirikan di sepanjang rute perdagangan di seluruh Asia Tengah. Pada abad2 SM, beberapa kota Asia Tengah sepertiKhotan, telah menjadi pusat penting bagi Buddhisme. MelaluiJalan Suterainilah, pertama kalinya orangTiongkok(sekarangCina) mengenal agama Buddha dari orang-orang di Asia Tengah yang sudah beragama Buddha. Bentuk awal penyebaran agama Buddha di Cina adalah dengan adanya penerjemah yang bertugas menerjemahkan teks penting mengenai ajaran Buddha dari bahasa India ke bahasa Cina kala itu. Selain itu, juga lahirnya berbagai karya seni dan pahat dimana patung-patung Buddha dibuat. Bentuk perkembangan lainnya adalah dengan dibangunnya sekolah ajaran Buddha di Tiongkok yang mencakupseni,patung,arsitekturdanfilsafatwaktu itu. Ada pula biarawan Tiongkok yang pergi keSemenanjung Koreauntuk memperkenalkan agama Buddha kepada kerajaan-kerajaan yang ada di Korea pada waktu itu. Sehingga padaabad ke-6danabad ke-7, agama Buddha telah berkembang di bawah kerajaan tersebut. Selain di Korea, Buddhisme juga berkembang di kepulauanJepang.

[sunting]Penyebaran di Asia Tenggara

Artikel utama untuk bagian ini adalah:Agama Buddha di Asia TenggaraPada awal eramasehi, orang-orang di berbagai belahanAsia Tenggaradatang untuk mengetahui ajaran Buddha sebagai hasil dari meningkatnya hubungan dengan para pedagang India yang datang ke wilayah tersebut untuk berdagang. Pedagang ini tidak hanya berdagang di Asia Tenggara, tetapi juga membawa agama mereka dan budaya dengan mereka. Di bawah pengaruh mereka, orang-orang setempat mulai mengenal agama Buddha, tapi tetap mempertahankan keyakinan lama dan adat istiadat mereka. Sejak masuk disemenanjung Indocina(sekarang bagian Asia Tenggara), Buddhisme mulai masuk diBirma,Siam(sekarangThailand),Vietnam,semenanjung Malaya(sekarangMalaysia Barat) dan kepulauannusantara(sekarangIndonesia).

[sunting]Penyebaran di Nusantara

Artikel utama untuk bagian ini adalah:Agama Buddha di Indonesia

Candi Borobudur, monumenDinasti Syailendrayang dibangun diMagelang,Jawa Tengah.

Pada akhirabad ke-5, seorang biksu Buddha dari India mendarat di sebuah kerajaan diPulau Jawa, tepatnya diJawa Tengahsekarang. Pada akhirabad ke-7,I Tsing, seorang peziarah Buddha dari Tiongkok, berkunjung kePulau Sumatera(kala itu disebutSwarnabhumi), yang kala itu merupakan bagian dari kerajaanSriwijaya. Ia menemukan bahwa Buddhisme diterima secara luas oleh rakyat, dan ibukota Sriwijaya (sekarangPalembang), merupakan pusat penting untuk pembelajaran Buddhisme (kala ituBuddha Vajrayana). I Tsing belajar di Sriwijaya selama beberapa waktu sebelum melanjutkan perjalanannya ke India.

Pada pertengahanabad ke-8, Jawa Tengah berada di bawah kekuasaan raja-rajaDinasti Syailendrayang merupakan penganut Buddhisme. Mereka membangun berbagai monumen Buddha di Jawa, yang paling terkenal yaituCandi Borobudur. Monumen ini selesai di bagian awalabad ke-9.

Di pertengahan abad ke-9, Sriwijaya berada di puncak kejayaan dalam kekayaan dan kekuasaan. Pada saat itu, kerajaan Sriwijaya telah menguasai Pulau Sumatera, Pulau Jawa danSemenanjung Malaya.

Hari-hari Besar AgamaBuddha

HARI BESAR AGAMA BUDDHA

A. Hari Raya Waisak (Veskha Pja)Hari Raya Waisak pada umumnya jatuh pada purnamasidhi di bulan Mei, namun kadangkala pada hari-hari pertama bulan Juni bila jatuh pada tahun kabisat lunar.1. Arti Dari Prosesi PujaHari Waisak dijuluki pula Hari Trisuci Waisak karena pada hari itu umat Buddha sedunia memperingati Tiga Peristiwa Agung yang terjadi pada zaman kehidupan Sang Buddha Gotama lebih dari 2500 tahun yang lalu. Tiga Peristiwa Agung tersebut adalah:1. Bodhisatva (Calon Buddha) yang diberi nama Pangeran Sidharta Gotama dilahirkan di Taman Lumbini, Nepal, pada tahun 623 S.M.2. Pangeran Sidharta, yang kemudian menjadi pertapa, di bawah Pohon Bodhi Suci, di Buddha-Gaya, India, dengan kekuatan sendiri mencapai Penerangan Agung (mencapai Nibbana) dan menjadi Buddha.3. Sesudah 45 tahun lamanya mengembara dan memberi pelayanan Dhamma kepada umat manusia dan para dewa, Sang Buddha Parinibbana atau wafat pada usia 80 tahun di Kusinara, India pada tahun 543 S.M.2. Waktu Detik-detik WaisakB. Hari-hari Besar Yang Lain1. AsadhaAsadha adalah nama bulan lunar kedelapan, dari bahasa Sansekerta, sedangkan bahasa Plinya adalah Asalha. Kebaktian untuk memeperingati Hari Besar Asadha disebut Asadha Puja / Asalha Puja. Hari besar Asadha, diperingati 2 (dua) bulan sesudah Hari Raya Waisak, yang biasanya jatuh pada bulan Juli, guna memperingati kejadian yang menyangkut kehidupan Sang Buddha dan Ajaran-Nya, yaitu:1. Untuk pertama kali Sang Buddha membabarkan Ajaran-Nya kepada 5 (lima) orang pertapa, bekas teman-temannya sebelum menjadi Buddha, bertempat di Taman Rusa Isipatana, dekat Vanarasi, India, pada purnama sidhi di bulan Asalha. Khotbah pertama Sang Buddha ini terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka Pli dengan nama Dhammacakkappavattana Sutta.2. Kelima pertapa tersebut adalah Kondaa, Bhadiya, Vappa, Mahanama dan Asajji. Dengan adanya 5 (lima) orang pertapa yang menjadi murid Sang Buddha, maka kemudian terbentuklah Sangha.Dengan demikian lengkaplah tiga perlindungan Umat Buddha, yaitu Buddha, Dhamma, dan Sangha atau yang disebut Tiratana (Tiga Perlindungan)2. Mgha Pja(Isi ovada)Mgha adalah nama bulan lunar yang jatuh pada bulan Februari, dan kebaktian untuk memperingati peristiwa di bulan Mgha ini disebut Mgha-Pja. Hari Besar Mgha yang biasanya jatuh pada purnama sidhi bulan Februari / Maret. Hari Besar Mgha memperingati suatu peristiwa yang terjadi pada purnama sidhi di bulan Mgha. Peristiwa tersebut adalah:1. Disabdakannya Ovadha Patimokha, Inti Ajaran Sang Buddha dan Etika Pokok Para Bhikkhu. Sabda Sang Buddha ini dibabarkan di Veluvana Vihara di Rajagaha,Di hadapan 1.250 Arahat.Kesemua Arahat tersebut ditahbiskan sendiri oleh Sang Buddha (Ehi Bhikkhu)Kehadiran para Arahat tersebut tanpa diundang dan tanpa ada perjanjian satu dengan yang lainnya terlebih dahulu.Inti Ajaran Sang Buddha:Jangan berbuat jahatTambahlah kebajikanSucikan hati dan pikiranItulah Ajaran Para Buddha(Dhammapada 183)Etika (Vinaya) Pokok Para Bhikkhu :Kesabaran adalah praktek bertapa yang paling tinggiNibbana adalah yang tertinggi, begitulah Sabda Para Buddha.Dia yang masih menyakiti orang lain, sesungguhnya bukanlah seorang pertapa.(Dhammapada 184)Tidak menghina, tidak menyakitiDapat mengendalikan diri sesuai PatimokhaMemiliki sikap madya dalam makananBerdiam di tempat yang sunyiGiat mengembangkan batin nan luhurInilah Ajaran Para Buddha(Dhammapada 185)2. Sang Buddha memberi Anugerah Penghargaan Dhamma kepada Yang Ariya Sariputta dan Moggallana Thera sebagai Siswa-siswa Utama di hadapan 1250 Arahat di Veluvana Vihara, Rajagaha.3. Sang Buddha mengumumkan di Capala-Cetiya di Mahavana, pada para bhikkhu, bahwa 3 (tiga) bulan lagi beliau akan Parinibbana.3. Kathina PjaPada purnamasidhi tiga bulan sesudah Hari Besar Asadha, yang jatuh kira-kira pada bulan Oktober-November, para bhikkhu telah mnyelesaikan Masa Vassa, dan umat melakukan persembahan jubah Khatina pada Sangha. Perayaan tersebut diselenggarakan sebagai ungkapan perasaan terima kasih umat kepada Bhikkhu yang telah menjalankan Vassa di daerah mereka, dengan cara mempersembahkan pada Bhikkhu Sangha barang-barang berupa jubah, perlengkapan Vihara dan kebutuhan Bhikkhu sehari-hari.

Ajaran Buddhisme[sunting]Empat Kebenaran MuliaArtikel utama untuk bagian ini adalah:Empat Kebenaran MuliaAjaran dasar Buddhisme dikenal sebagaiEmpat Kebenaran Mulia, yang meliputi:

Dukkha Ariya Sacca(Kebenaran Arya tentang Dukkha),

Dukha ialah penderitaan. Dukha menjelaskan bahwa ada lima pelekatan kepada dunia yang merupakan penderitaan. Kelima hal itu adalah kelahiran, umur tua, sakit, mati, disatukan dengan yang tidak dikasihi, dan tidak mencapai yang diinginkan.

Dukkha Samudaya Ariya Sacca(Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha),

Samudaya ialah sebab. Setiap penderitaan pasti memiliki sebab, contohnya: yang menyebabkan orang dilahirkan kembali adalah adanya keinginan kepada hidup.

Dukkha Nirodha Ariya Sacca(Kebenaran Ariya tentang Terhentinya Dukkha),

Nirodha ialah pemadaman. Pemadaman kesengsaraan dapat dilakukan dengan menghapus keinginan secara sempurna sehingga tidak ada lagi tempat untuk keinginan tersebut.

Dukkha Nirodha Ariya Sacca(Kebenaran Ariya tentang Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha).

Marga ialah jalan kelepasan. Jalan kelepasan merupakan cara-cara yang harus ditempuh kalau kita ingin lepas dari kesengsaraan. Delapan jalan kebenaran akan dibahas lebih mendalam pada pokok pembahasan yang selanjutnya.

Inti ajaran Buddha menjelaskan bahwa hidup adalah untuk menderita. Jika di dunia ini tidak ada penderitaan, maka Buddha pun tidak akan menjelma di dunia. Semua hal yang terjadi pada manusia merupakan wujud dari penderitaan itu sendiri. Saat hidup, sakit, dipisahkan dari yang dikasihi dan lain-lain, merupakan wujud penderitaan seperti yang sudah dijelaskan diatas. Bahkan kesenangan yang dialami manusia, dianggap sebagai sumber penderitaan karena tidak ada kesenangan yang kekal di dunia ini. Kesenangan atau kegirangan bergantung kepada ikatannya dengan sumber kesenangannya itu, padahal sumber kesenangan tadi berada di luar diri manusia. Sumber itu tidak mungkin dipengang atau diraba oleh manusia, karena tidak ada sesuatu yang tetap berada. Semua penderitaan disebabkan karena kehausan. Untuk menerangkan hal ini diajarkanlah yang disebut pratitya samutpada, artinya pokok permulaan yang bergantungan. Setiap kejadian pasti memiliki keterkaitan dengan pokok permulaan yang sebelumnya. Ada 12 pokok permulaan yang menjadi fokus pratitya samutpada.

[sunting]Jalan Utama Berunsur DelapanArtikel utama untuk bagian ini adalah:Jalan Utama Berunsur DelapanAgar terlepas dari penderitaan mereka mereka harus melaluiJalan Utama Berunsur DelapanSradhaatau iman, yaitu:

1. Percaya yang benar (Samma ditthi).Sraddha atau iman yang terdiri dari percaya yang benar ini memberikan pendahuluan yang terdiri dari: Percaya dan menyerahkan diri kepada Buddha sebagai guru yang berwenang mengajarkan kebenaran, percaya menyerahkan diri kepada dharma atau ajaran buddha, sebagai yang membawanya kepada kelepasan, dan percaya setelah menyerahkan diri kepada jemaat sebagai jalan yang dilaluinya. Sila yaitu usaha untuk mencapai moral yang tinggi.

2. Maksud yang benar (Samma sankappa), merupakan hasil percaya yang benar yakin bahwa jalan petunjuka budha adalah jalan yang benar

3. Kata-kata yang benar (Samma vaca), maksudnya orang harus menjauhkan diri dari kebohongan dan membicarakan kejahatan orang lain, mengucapkan kata-kata yang kasar, serta melakukan percakapan yang tidak senonoh.

4. Perbuatan yang benar (Samma kammanta), maksudnya bahwa dalam segala perbuatan orang tak boleh mencari keuntungan sendiri.

5. Hidup yang benar (Samma ajiva), maksudnya secara lahir dan batin orang harus murni atau bebas dari penipuan diri

6. Usaha yang benar (Samma vayama), maksudnya seperti pengawasan hawa nafsu agar jangan sampai terjadi tabiat-tabiat yang jahat.

7. Ingatan yang benar (Samma sati), maksudnya pengawasan akal, rencana atau emosi yang merusak kesehatan moral

8. Semadi yang benar (Samma samadhi)

Semadi itu sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu persiapan atau upcara semadi dan semadinya sendiri. Persiapan atau upacara semadi ini maksudnya kita harus merenungi kehidupan dalam agamannya seperti 7 jalan kebenaran yang dibahas tadi dengan empat bhawana,yaitu:metta(persahabatan yang universal),karuna(belas kasih yang universal),mudita(kesenangan dalam keuntungan dan akan segala sesuatu), danupakkha(tidak tergerak oleh apa saja yang menguntungkan diri sendiri, teman, musuh dan sebagainya. Sesudah merenungkan hal-hal tersebut barulah masuk kedalam semadi yang sebenarnya dalam 4 tingkatan yaitu: mengerti lahir dan batinnya, mendapatkan damai batiniahnya, menghilangkan kegirangannya sehingga menjadi orang yang tenang, sampai akhirnya sukha dan dukha lenyap dari semuanya, dan rasa hatinya disudikan. Dengan demikianlah orang sampai pada kelepasan dari penderitaan.

Secara umum sama dengan aliran agama Buddha lainnya, Theravada mengajarkan mengenai pembebasan akan dukkha (penderitaan) yang ditempuh dengan menjalankansila(kemoralan),samadhi(konsentrasi) danpanna(kebijaksanaan).

Agama Buddha Theravada hanya mengakuiBuddha Gautamasebagai Buddha sejarah yang hidup pada masa sekarang. Meskipun demikian Theravada mengakui pernah ada dan akan muncul Buddha-Buddha lainnya.

Dalam Theravada terdapat 2 jalan yang dapat ditempuh untuk mencapaiPencerahan SempurnayaituJalan Arahat(Arahatship) danJalan Kebuddhaan(Buddhahood).