agama sebagai pemersatu dan atau pemecahbelah1

7
Hubungan Manusia dengan Agama Dennis Sabillah Ramadhan, 1206243160 Anthony F. C Wallace mendefinisikan Agama sebagai kepercayaan terhadap sebuah kekuatan yang bersifat supernatural. Supernatural maksudnya suatu yang memiliki kekuatan yang luar biasa dan tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Begitu banyak agama yang ada di dunia ini, berbagai bentuk ritual dan pemujaan yang berbeda di miliki setiap agama. Perkembangan Agama di dunia di tandai dengan berbagai peristiwa-peristiwa besar. Masing-masing agama memiliki cerita nya sendiri tentang kebenaran yang dimiliki pada masing-masing agama. Pada hakikatnya Agama mengajarkan untuk menciptakan perdamaian dan kedamaian di muka bumi ini. Ketika Glory, Gold, dan Gospel menjadi 3 hal pokok yang dibawa bangsa barat ketika mengolonialisasai negara-negara dunia ketiga manunjukan bahwa pada masa itu pengaruh gereja sangat kuat. Mengajarkan ajaran nasrani ke negara-negara jajahan menjadi salahsatu tujuan utama para penjajah kala itu. Hal tersebut mempengaruhi pemikiran masyarakat negara dunia ketiga. Menurut teori modernisasi yang dikemukakan oleh Etizoni Halevy ketika sebuah bangsa yang maju menjajah sebuah bangsa yang masih terbelakang, negara yang terbelakang terssebut berusaha untuk menjadi sama dengan negara-negara jajahannya, menurut teori tersebut sedikit

Upload: dennis-sabillah-ramadhan

Post on 10-Feb-2015

55 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

ty

TRANSCRIPT

Page 1: Agama Sebagai Pemersatu Dan Atau Pemecahbelah1

Hubungan Manusia dengan Agama

Dennis Sabillah Ramadhan, 1206243160

Anthony F. C Wallace mendefinisikan Agama sebagai kepercayaan terhadap sebuah

kekuatan yang bersifat supernatural. Supernatural maksudnya suatu yang memiliki

kekuatan yang luar biasa dan tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Begitu banyak agama

yang ada di dunia ini, berbagai bentuk ritual dan pemujaan yang berbeda di miliki setiap

agama. Perkembangan Agama di dunia di tandai dengan berbagai peristiwa-peristiwa

besar. Masing-masing agama memiliki cerita nya sendiri tentang kebenaran yang dimiliki

pada masing-masing agama. Pada hakikatnya Agama mengajarkan untuk menciptakan

perdamaian dan kedamaian di muka bumi ini.

Ketika Glory, Gold, dan Gospel menjadi 3 hal pokok yang dibawa bangsa barat

ketika mengolonialisasai negara-negara dunia ketiga manunjukan bahwa pada masa itu

pengaruh gereja sangat kuat. Mengajarkan ajaran nasrani ke negara-negara jajahan

menjadi salahsatu tujuan utama para penjajah kala itu. Hal tersebut mempengaruhi

pemikiran masyarakat negara dunia ketiga. Menurut teori modernisasi yang dikemukakan

oleh Etizoni Halevy ketika sebuah bangsa yang maju menjajah sebuah bangsa yang masih

terbelakang, negara yang terbelakang terssebut berusaha untuk menjadi sama dengan

negara-negara jajahannya, menurut teori tersebut sedikit banyak kedatangan bangsa barat

memengaruhi pemikiran tentang Agama masyarakat negara jajahan kala itu. Agama

menjadi suatu hal yang ingin dimiliki bangsa dunia ketiga dahulu. Agama berkembang

begitu pesat, kebutuhan masyarakat akan suatu zat yang maha ada dan maha esa ditengah

krisis ekonomi, sosial, dan politik di tanahnya menjadi alasan mengapa agama begitu

besar pengaruhnya di masyarakat. Masyarakat yang memeluk agama beranggapan bahwa

seluruh penderitaannya kini akan terbayar lunas dengan adanya Surga kelak, agama

seolah menjadi spirit bagi masyarakat kala itu untuk menjalanni kehidupannya yang

berat. Seperti yang diajarkan Buddha bahwa dunia adalah penderitaan bagi manusia

untuk mencapai Nirvana(Surga).

Namun ketika masa Renaisance, ketika gereja menjual surat penghapusan dosa hal

tersebut memunculkan gelmbang protes, seolah-olah dosa kala itu menjadi hal yang dapat

Page 2: Agama Sebagai Pemersatu Dan Atau Pemecahbelah1

diampuni hanya dengan membayar nya kepada gereja. Hal tersebut merupakan awal dari

kemunculan Kristen Protestan. Pada hakikatnya memang manusia diciptakan dalam

perbedaan. Ketika seorang etnografer termasyur didunia bernama Christoper Colombus

menemukan benua Amerika, ia melihat sebuah perbedaan yang nyata antara dirinya

dengan masyarakat dari suku Indian kala itu. Ketika perbedaan-perbedaan ini mencapai

sebuah titik yang tidak bisa di toleransi oleh salah satu pihak maka perbedaan ini akan

menjadi sebuah kebencian yang berlebihan yang memungkinkan salah satu pihak untuk

berbuat anarkis. Salah satu pihak akan mengatasnamakan kebenciaan nya dengan

cemooh-cemooh dan kata-kata kasar yang menyangkut perbedaan fisik, ideologi, dan

pandangan kedua belah pihak. Agama merupakan hal yang sangat dijunjung disanjung

dan disucikan, ketika Agama menjadi bahan cemooh antara pihak-pihak yang bertikai,

manusia seolah keluar dari hati nurani nya, pembunuhan, kekerasan, dan pembantaian

masal dianggap sebagai jalan keluar yang paling baik, menurut mereka dengan acara itu

mereka dapat mempertahankan martabat Agama yang dibelanya manunjukan bahaw

Agamanya lah yang paling kuat.

Feurebach seorang ahli filsafat dari Jerman yang kemudian dijuluki sebagai bapak

Ateisme mengatakan bahwa, ketika manusia sadar akan kehadiran suatu objek yaitu

Tuhan, sebenarnya kesadaran akan objek tersebut merupakan pengetahuan dari manusia

itu sendiri, dengan kata lain manusia menyembah dan mengagungkan sebuah proyeksi

dari pemikiran dalam dirinya. Lalu bagaimanakah pandangan sebagian orang yang

menolak dengan kehadiran agama ? Mereka beranggapan bahwa dunia tercipta melalui

serangkaian proses yang panjang selama miliyaran tahun hingga terciptalah organisme

yang merupakan awal dari semua kehidupan di dunia. Bukan terlahir melalui sebuah

kuasa atau kekuatan supernatural seperti yang dijelaskan dalam kitab-kitab agama.

Kebenaran Agama mungkin hanya berada dalam diri masing-masing individu yang

menganutnya menurut sudut pandang dan analisa masing-masing. Seperti yang telah

dijelaskan diatas bahwa setiap Agama mengajarkan tentang kedamaian dan perdamaian.

Dalam Agama Islam dalam surat AL-Hujarat ayat 9, yang memiliki arti:

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar

perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai

orang-orang yang berlaku adil.” (QS Al hujurat : 9)

Page 3: Agama Sebagai Pemersatu Dan Atau Pemecahbelah1

Dalam agama kristen dalam Surat Mazmur 46 ayat 9

Mazmur 46:9 mengatakan mengenai sang Pencipta, Allah Yehuwa, ”Ia menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi.” Bagaimana Allah akan mencapai hal ini? Melalui Kerajaan-Nya, yang berulang kali didoakan oleh

banyak orang yang tulus hati. Kerajaan itu bukanlah kondisi hati yang abstrak, melainkan suatu pemerintahan nyata yang melaluinya Allah akan mewujudkan perdamaian dari ujung bumi sampai ke ujung bumi. Nabi Yesaya yang

terilham menubuatkan bahwa rakyat pemerintahan itu tidak akan ”belajar perang lagi”.

Jika setiap agama mengajarkan tentang kedamaian lalu mengapa perang antar agama

ataupun intra agama marak terjadi. Agama memang mengharapkan setiap penganutnya

fanatik, tetapi terkadang muncul sebuah rasa fanatik berlebihan yang negatif dengan

Agama yang dianut sehingga jika terjadi gesekan-gesakan atau pendapat yang berbeda

tentang Agama nya hal tersebut akan menimbulkan konflik. Rasa fanatik inilah yang

membuat suatu kelompok Agama dimasyarakat menjadi tersegmentasi. Seperti yang telah

dijelaskan oleh Sumner dengan konsep In-Group dan Out-group nya. Dalam konsep ini

setiap kelompok akan memandang bahwa kelompok mereka adalah in-group dan

kelompk lain adalah out groupnya, begitu pula sebaliknya.

Soe Hok Gie seorang aktivis dan pemikir yang kritis di lahirkan di keluarga nasrani

yang taa, tetapi ketika dia beranjak dewasa dengan pemikiran-pemikiran nya yang

dianggap ekstrem pada masa itu ia mengatakan bahwa "jika Agama membawa kedamaian

di bumi dan Tuhan berlaku adil maka penderitaan-penderitaan rakyat bangsa Indonesia

ini tidak akan terjadi". Sampai hari kematiaanya Soe Hok Gie tidak lagi menjadi seorang

penganut Agama. Lain Gie lain pula dengan Soegija seorang pastoer masa kolonial yang

selalu menjalani kehidupannya dengan mengamalkan ajaran-ajaran agama Nasrani, ia

selalu menjadi teladan bagi orang-orang disekitarnya karena pemikiran-pemikiran nya

yang cemerlang dan selalu menjadi suri teladan bagi orang-orang disekitarnya.

Ketika Antropologi mempelajari manusia beserta kebudayaannya, dulu, kini, dan

nanti masalah Agama kepercayaan dan budaya menjadi salah satu kajian Antropologi.

Perbedaan bahasa dan budaya antar suku bangsa didunia ini memang tidak bisa dielakan.

Manusia memang membutuhkan persamaan persepsi untuk memecahkan suatu masalah

yang dinamakan (term). Komunikasi non-verbal pun merupakan hal yang universal bagi

setiap orang meskipun berlainan bangsa dan negara. Pemginterpretasian ayat dalam kitab

kitab suci agama sering menjadi kendala dikarenakan perbedaan bahasa, hal tersebut

Page 4: Agama Sebagai Pemersatu Dan Atau Pemecahbelah1

terkadang menjadi awal dari sebuah konflik intra-agama. Sebagai contoh konflik Sunni

dan Syiah yang berawala dari perbedaan penginterpretasian ayat, yang kemudian

terungkit setelah sebelumnya keduabelah pihak saling berkonflik dan pada akhirnya

terjadi peperangan antar kedua aliran satu agama tersebut.

Konsekuensi dari pluralitas dan heteregonitas adalah terjadinya konflik dan integrasi.

Konflik terjadi apabila terdapat cara pandang tertentu seperti etnosentrisme atau

primordialisme yang diwujudkan antara lain dalam bentuk stereotip etnik pada suku

bangsa lain. Disisi lain integerasi bangsa dapat didorong oleh aspek-aspek seperti

pengalaman sejarah yang sama, tujuan yang sama, dan simbol-simbol yang sama dlam

identitas kebangsaan.

Sebenarnya konflik yang terjadi ini berawal dari manusia, dilakukan oleh manusia,

dan berakhir pada diri manusia. Pada hakekatnya memang manusia dan kehidupannya

diciptakan dalam perbedaan, tetapi tergantung dari bagimakah cara manusia itu sendiri

dalam menciptakan kedamaian.

Daftar Pustaka:

Armstrong, Karen. 2010. Masa Depan Tuhan. Jakarta: Mizan.

Kottak, Conrad P. 2011. Cultural Antrophology 14 edition. New York: McGraw Hill.

Prawironegoro, Darsono. 2012 .Karl Marx Ekonomi Politik dan Aksi-Revolusi.

Jakarta: NC Jakarta.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Page 5: Agama Sebagai Pemersatu Dan Atau Pemecahbelah1