agribisnis jamur edibel part 1
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1
1/8
BAB V
BUDIDAYA JAMUR KOMPOS
A. Gambaran Umum Budidaya Jamur Kompos
Jamur kompos merupakan jenis jamur yang dibudidaya menggunakan substrat
tumbuh dari limbah pertanian. Misalnya jerami, limbah kapas, ampas aren, dan kotoran
ternak. Jamur kompos dapat tumbuh pada media limbah organik karena jamur bersifat
saprofit dan mampu mendegradasi selulosa.
Media tanam yang diperlukan jamur kompos harus mengandung unsur-unsur
berikut : karbohidrat/ selulosa, protein, lemak, protein, karbon, dan mineral yang telah
diurai menjadi senyawa sederhana. Penguraian tersebut memanfaatkan aktivitas bakteri
yang mengeluarkan enzim tertentu.Secara umum tahap perkembangan jamur kompos yaitu pertumbuhan miselium,
pembentukan tubuh buah, dan pelepasan spora. Fase pertumbuhan miselium dipengaruhi
kadar karbondioksida, suhu, ketersediaan hara, kadar air, dan kompetisi dengan
organisme lain.
Fase pembentukan tubuh buah dipengaruhi oleh faktor endogen/dari dalam yaitu
sifat genetik, hormon, dan molekul kimia dalam miselium. Sedangkan faktor eksogen
yang mempengaruhi yaitu suplai oksigen, kelembaban, suhu, cahaya, dan ketersediaan
hara. Suhu untuk memacu pertumbuhan tubuh buah jamur merang antar 27-30 0C.
Kelembabannya sekitar 80%.
Fase selanjutnya adalah pertumbuhan tubuh buah. Stadia pertama berupa stadia
kancing, kemudian menjadi stadia telur, dan mengalami pemanjangan, sehingga
terbentuk tubuh buah yang sempurna. Tubuh buah yang telah mekar sempurna akan
menghasilkan spora dan dilepaskan dari tubuh buah.
B. Persiapan Tempat dan Sarana Produksi
Luas lahan yang diperlukan tergantung skala usaha yang akan dilakukan.
Kebutuhan lahan minimal harus mencukupi untuk :
1. Gudang bahan baku
2. Tempat pengomposan
-
8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1
2/8
3. Kubung/ ruang pemeliharaan
4. Ruang penanganan pascapanen.
Bangunan dan tata ruang
Budidaya jamur kompos biasanya menggunakan rumah jamur/ kubung. Untuk
skala indusrti besar kubung dibuat besar dan permanen. Sedang untuk skala usaha kecil
dapat dibuat sistem semipermanen. Konstruksi kubung yang sederhana yaitu:
1. dinding dari bilik bambu yang dilapisi plastik bagian dalam atau dari plastik saja
2. lantai disemen untuk memudahkan perawatan kebersihan atau tanah dilapisi pasir
dan kapur
3. atap dari rumbia/ anyaman bambu dilapisi plastik bagian dalamnya
4. rak/ para-para untuk menata media dan menumbuhkan jamur
5. jendela untuk mengatur sirkulasi6. pipa-pipa untuk mengalirkan udara panas saat sterilisasi
7. termometer dipasang di dinding untuk memantau kondisi suhu kubung
Peralatan budidaya yang dibutuhkan antara lain:
1. sekop, sekop garpu, terpal plastik dan parang untuk persiapan media
2. drum tempat air dan bahan bakar untuk sterilisasi
3. termometer ruang
4. sprayer untuk pengabutan dalam pemeliharaan
5. keranjang dan pisau untuk panen
Peralatan dan bahan yang harus disediakan untuk proses sterilisasi:
1. drum untuk merebus air
2. bahan bakar
3. tungku/pembakaran
4. pipa besi untuk mengairkan udara panas
5. blower
Jamur kompos memerlukan substrat produksi yang telah didegradasi mikrobia
atau melalui proses pengomposan. Tujuan pengomposan adalah untuk menyiapkan
substrat nutritif alamiah sehingga miselium dapat berkembang dan menghasilkan kondisi
substrat yang secara kimia dan fisisk homogen, selektif dan miskin nutrisi bagi pesaing/
parasit.
-
8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1
3/8
Jamur kompos yang populer dibudidaya adalah jamur merang dan jamur
champignon (jamur kancing). Kedua jamur ini secara morfologi mirip namun jamur
merang memiliki cawan pada bagian bawah tangkai sedangkan pada jamur champignon
berbentuk cincin. Cara pembuatan bibit produksi kedua jenis jamur tersebut sama namun
cara budidayanya berbeda. Dalam buku ini akan diuraikan teknis budidaya jamur merang.
Budidaya Jamur merang (Volvariella volvacea )
Tahap budidaya jamur merang meliputi :
1. Pembuatan kompos
2. Sterilisasi
3. Penanaman bibit
4. Penumbuhan tubuh buah5. Pemanenan
Pembuatan kompos
Pengomposan bertujuan untuk mengaktifkan mikroflora termofilik, misalnya
bakteri dan fungi yang akan merombak selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga mudah
dicerna oleh jamur. Selama pengomposan akan timbul panas yang dapat membunuh
organisme pesaing yang merugikan.
Bahan baku tumbuhnya jamur merang adalah jerami. Bahan ini dipadukan dengan
media lain, misalnya kapas bekas dari pemintalan, ampas aren, ampas tebu, kardus bekas,
atau eceng gondok yang dikeringkan.
Bahan tambahan lain sebagai sumber karbohidrat yaitu bekatul, kapur untuk
menetralkan pH media, dan kotoran ayam untuk meningkatkan kadar N media. Contoh
komposisi lengkap media untuk total produksi 450 kg:
1. jerami kering 2 ton
2. bekatul 400 kg
3. kapur 300 kg
4. kapas 300 kg
5. urea 2 kg
6. kotoran ayam 100 kg
-
8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1
4/8
Pembuatan kompos dapat dilakukan dalam ruangan atau ruang beratap tanpa
dinding. Lantai ruang sebaiknya dari semen atau tanah dilapisi terpal.
Cara pengomposan adalah sebagai berikut:
1. Jerami kering dipotong-potong kira-kira 10 cm, dicuci dengan air mengalir satu
jam, ditiriskan. Bekatul,kapur, kotoran ayam dan urea dicampur merata
2. Dibuat susunan: potongan jerami setebal 10 cm diatasnya ditaburi campuran
bekatul, kapur, kotoran ayam, urea, di atasnya jerami, campuran, jerami lagi
begitu seterusnya samapi ketinggian kira-kira 1,5 m. Dengan ketinggian ini panas
yang dihasilkan semakin tinggi sehingga proses pengomposan berjalan sempurna
3. Tumpukan tersebut ditutup dengan plastik
4. Pada hari keempat dan kedelapan media dibalik agar pengomposan merata.
Pengomposan selesai pada hari kesepuluh.Jika bahan yang digunakan adalah merang yaitu bagian atas tanaman padi tidak
termasuk bagian batang yang keras, maka media tidak perlu dipotong-potong tapi dapat
langsung dikomposkan. Pengomposan merang jauh lebih cepat jika dibandingkan
pengomposan jerami. Lama pengomposan bisa selesai dalam waktu 4 hari.
Media tambahan yaitu kapas atau ampas aren sebaiknya dikomposkan tersendiri,
tetapi dalam waktu bersamaan. Tujuan pemberian media tambahan ini adalah untuk
meningkatkan unsur hara bagi jamur.
Cara pengomposan media tambahan tidak berbeda dengan pengomposan media
utama. Perbedaanya pada lapisan jerami di atasnya diberi media tambahan yang berupa
kapas atau ampas aren. Susunannya yaitu jerami, media tambahan, campuran sampai
setinggi 1,5 m. Proses selanjutnya sama.
Ciri-ciri kompos yang sudah jadi:
1. tidak berbau amoniak
2. warna kompos coklat sampai hitam
3. tekstur lunak
4. kadar air kira-kira 65%, bila dikepal terasa basah tapi air tidak menetes
5. pH 7-7,5
-
8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1
5/8
Sterilisasi
Tujuan sterilisasi adalah untuk membunuh semua mikroorganisme kontaminan
dan menghilangkan bau amoniak. Media yang sudah dikomposkan dibawa ke kubung
disusun dalam rak. Tebal media antara 20-30 cm. Jarak antar rak dibuat 50-60cm.
Proses sterilisasi dilakukan dengan cara mengalirkan uap panas selama 5-8 jam
dengan suhu 70 oC ke dalam kubung. Kubung harus dalam kondisi tertutup rapat, semua
celah harus ditutup.
Penanaman Bibit
Setelah kubung disterilisasi, suhu kubung dibiarkan turun sampai 30 0C. Pada suhu
tersebut segera dilakukan penanaman bibit agar jamur kontaminan tidak tumbuh karena
sudah didominasi bibit jamur yang kita tanam.
Cara penanaman bibit yaitu dengan menebar bibit semai ke permukaan danlapisan tengah media. Per meter persegi dibutuhkan kira-kira 300 gram bibit.
Keberhasilan pertumbuhan jamur merang dipengaruhi oleh kepadatan bibit dan juga steril
tidaknya peralatan yang digunakan.
Penumbuhan Tubuh Buah
Setelah bibit ditanam proses selanjutnya adalah inkubasi yaitu masa penumbuhan
miselium. Semua ventilasi kubung ditutup rapat karena oksigen yang dibutuhkan untuk
proses ini relatif sedikit. Suhu dalam kubung dipertahankan pada kisaran 30-35 0C.
Kontrol suhu dan kontaminan harus terus dilakukan selama proses penumbuhan tubuh
buah. Apabila ditemukan jamur kontaminan harus segera diambil dan dimusnahkan.
Masa penumbuhan tubuh buah mulai terjadi pada hari keempat. Untuk proses ini
diperlukan banyak oksigen dan cahaya. Semua ventilasi kubung dibuka supaya cahaya
matahari masuk dan sirkulasi udara baik. Kadar karbondioksida yang diperlukan kurang
lebih 0,08-0,05%. Kelembaban relatif yang diperlukan 80-90%. Dalam tahap ini
dilakukan penyiraman. Media tidak boleh terlalu kering atau terlalu basah, air tidak
menetes.
-
8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1
6/8
Gambar . Budidaya Jamur merang
Pemanenan
Bila kondisi lingkungan baik jamur dapat dipanen pada hari ke-10 sampai 14 dari
waktu penanaman bibit. Jamur merang yang dipanen adalah jamur dalam stadium
kancing. Jamur yang payungnya sudah mekar tidak diminati konsumen. Oleh karena itu
waktu panen tidak boleh terlambat. Ada beberapa tahap pemetikan yang umum dikenal
yaitu:
- petik perintis, merupakan pemetikan jamur yang tumbuh pertama kali agar
pertumbuhan selanjutnya lebih seragam
- petik penjarangan, dilakukan pada jamur yang tumbuh bergerombol, sehingga
jamur yang tumbuh kualitasnya tetap baik- petik raya,
- petik rampat, yaitu memetik semua jamur yang masih terisa
Pemetikan harus hati-hati supaya tidak merusak miselium dan calon jamur lain.
Panen dilakukan pagi dan sore hari selama 3 hari berturut-turut. Jamur dipanen lagi
setelah 1 minggu. Dalam 2 periode, hasil panen yang diperoleh sekitar 25-40% dari total
produksi. Total pemanenan berlangsung 1 bulan.
Produktivitas 1 kubung berukuran 6x8 m sekitar 200-250 kg. Hasil panen ini
dipengaruhi kualitas bibit, kualitas media, proses sterilisasi, dan kondisi lingkungan.
-
8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1
7/8
Gambar . Jamur merang
Pascapanen
Jamur merang berkualitas baik jika masih masih dalam stadia kancing, diameter
3-5 cm, berwarna putih-coklat muda, dan bentuknya baik dan tidak terserang
mikroorganisme. Bagian bawah yang kotor dipotong dengan pisau tajam. Jamur merang
ini harus segera dipasarkan karena daya tahannya tidak lama. Pada suhu kamar jamur
merang bertahan 1-2 hari, di dalam kulkas 3-4 hari.
C. Hama dan Penyakit Jamur Kompos
1. Serangga/Lalat
Gejala serangan: kompos menjadi lunak, lembab, dan miselium tidak tumbuh.
Larvanya sangat merusak jamur. Lalat ini dapat membawa tungau dan fungi yang
merugikan. Pengendaliannya adalah dengan menutup pintu rapat-rapat,
mengindari sinar matahari, dan menggunakan saringan di setiap lubang ventilasi.
2. Mite/Tungau
Gejala: warna jamur menjadi coklat kemerahan dan dapat menyebabkan iritasi
pada kulit pemetik. Pengendalian adalah dengan menjaga kebersihan dan
higienitas area budidaya.3. Nematoda
Gejala: kompos berbau busuk dan miselium mati. Pengendaliannya dengan
sterilisasi kompos sempurna, dan dengan menjaga kebersihan kubung dan area
budidaya.
4. Fungi
-
8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1
8/8
Gejala serangan fungi bermacam-macam tergantung jenis fungi yang menyerang,
misalnya munculnya kumpulan seperti kapas, adanya lendir, tumbuhnya miselium
liar, dan jamur -jamur liar pada media. Pengendaliannya adalah dengan
menghindari kontaminasi dan menjaga kebersihan.
5. Kapang
Gejala: adanya spora atau miselium yang warnanya menyimpang. Penyebabnya
adalah sterilisasi yang tidak sempurna. Pengendaliannya dengan sterilisasi yang
terkontrol, suhu dan kadar amonia, dan kebersihan peralatan budidaya.
6. Bakteri
Gejala: adanya noktah coklat pada jamur, dan pertumbuhan jamur yang tidak
normal. Pengendaliannya yaitu dengan proses sterilisasi yang sempurna.
7. VirusGejala: bentuk jamur tidak sempurna. Pengendaliannya denagn sterilisasi
sempurna dan kebersihan peralatan serta area budidaya.
Penyimpangan Abiotik
Faktor abiotik yang utama dalah suhu, kelembaban, konsentrasi CO 2, kadar air,
pH, dan bahan kimia yang bersifat racun. Penyimpangan ini dapat berupa jamur menjadi
keras, tudung tidak sempurna, bentuk tidak normal, dan jamur tumbuh sangat rapat.