agribisnis jamur edibel part 1

Upload: supadmi

Post on 03-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1

    1/8

    BAB V

    BUDIDAYA JAMUR KOMPOS

    A. Gambaran Umum Budidaya Jamur Kompos

    Jamur kompos merupakan jenis jamur yang dibudidaya menggunakan substrat

    tumbuh dari limbah pertanian. Misalnya jerami, limbah kapas, ampas aren, dan kotoran

    ternak. Jamur kompos dapat tumbuh pada media limbah organik karena jamur bersifat

    saprofit dan mampu mendegradasi selulosa.

    Media tanam yang diperlukan jamur kompos harus mengandung unsur-unsur

    berikut : karbohidrat/ selulosa, protein, lemak, protein, karbon, dan mineral yang telah

    diurai menjadi senyawa sederhana. Penguraian tersebut memanfaatkan aktivitas bakteri

    yang mengeluarkan enzim tertentu.Secara umum tahap perkembangan jamur kompos yaitu pertumbuhan miselium,

    pembentukan tubuh buah, dan pelepasan spora. Fase pertumbuhan miselium dipengaruhi

    kadar karbondioksida, suhu, ketersediaan hara, kadar air, dan kompetisi dengan

    organisme lain.

    Fase pembentukan tubuh buah dipengaruhi oleh faktor endogen/dari dalam yaitu

    sifat genetik, hormon, dan molekul kimia dalam miselium. Sedangkan faktor eksogen

    yang mempengaruhi yaitu suplai oksigen, kelembaban, suhu, cahaya, dan ketersediaan

    hara. Suhu untuk memacu pertumbuhan tubuh buah jamur merang antar 27-30 0C.

    Kelembabannya sekitar 80%.

    Fase selanjutnya adalah pertumbuhan tubuh buah. Stadia pertama berupa stadia

    kancing, kemudian menjadi stadia telur, dan mengalami pemanjangan, sehingga

    terbentuk tubuh buah yang sempurna. Tubuh buah yang telah mekar sempurna akan

    menghasilkan spora dan dilepaskan dari tubuh buah.

    B. Persiapan Tempat dan Sarana Produksi

    Luas lahan yang diperlukan tergantung skala usaha yang akan dilakukan.

    Kebutuhan lahan minimal harus mencukupi untuk :

    1. Gudang bahan baku

    2. Tempat pengomposan

  • 8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1

    2/8

    3. Kubung/ ruang pemeliharaan

    4. Ruang penanganan pascapanen.

    Bangunan dan tata ruang

    Budidaya jamur kompos biasanya menggunakan rumah jamur/ kubung. Untuk

    skala indusrti besar kubung dibuat besar dan permanen. Sedang untuk skala usaha kecil

    dapat dibuat sistem semipermanen. Konstruksi kubung yang sederhana yaitu:

    1. dinding dari bilik bambu yang dilapisi plastik bagian dalam atau dari plastik saja

    2. lantai disemen untuk memudahkan perawatan kebersihan atau tanah dilapisi pasir

    dan kapur

    3. atap dari rumbia/ anyaman bambu dilapisi plastik bagian dalamnya

    4. rak/ para-para untuk menata media dan menumbuhkan jamur

    5. jendela untuk mengatur sirkulasi6. pipa-pipa untuk mengalirkan udara panas saat sterilisasi

    7. termometer dipasang di dinding untuk memantau kondisi suhu kubung

    Peralatan budidaya yang dibutuhkan antara lain:

    1. sekop, sekop garpu, terpal plastik dan parang untuk persiapan media

    2. drum tempat air dan bahan bakar untuk sterilisasi

    3. termometer ruang

    4. sprayer untuk pengabutan dalam pemeliharaan

    5. keranjang dan pisau untuk panen

    Peralatan dan bahan yang harus disediakan untuk proses sterilisasi:

    1. drum untuk merebus air

    2. bahan bakar

    3. tungku/pembakaran

    4. pipa besi untuk mengairkan udara panas

    5. blower

    Jamur kompos memerlukan substrat produksi yang telah didegradasi mikrobia

    atau melalui proses pengomposan. Tujuan pengomposan adalah untuk menyiapkan

    substrat nutritif alamiah sehingga miselium dapat berkembang dan menghasilkan kondisi

    substrat yang secara kimia dan fisisk homogen, selektif dan miskin nutrisi bagi pesaing/

    parasit.

  • 8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1

    3/8

    Jamur kompos yang populer dibudidaya adalah jamur merang dan jamur

    champignon (jamur kancing). Kedua jamur ini secara morfologi mirip namun jamur

    merang memiliki cawan pada bagian bawah tangkai sedangkan pada jamur champignon

    berbentuk cincin. Cara pembuatan bibit produksi kedua jenis jamur tersebut sama namun

    cara budidayanya berbeda. Dalam buku ini akan diuraikan teknis budidaya jamur merang.

    Budidaya Jamur merang (Volvariella volvacea )

    Tahap budidaya jamur merang meliputi :

    1. Pembuatan kompos

    2. Sterilisasi

    3. Penanaman bibit

    4. Penumbuhan tubuh buah5. Pemanenan

    Pembuatan kompos

    Pengomposan bertujuan untuk mengaktifkan mikroflora termofilik, misalnya

    bakteri dan fungi yang akan merombak selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga mudah

    dicerna oleh jamur. Selama pengomposan akan timbul panas yang dapat membunuh

    organisme pesaing yang merugikan.

    Bahan baku tumbuhnya jamur merang adalah jerami. Bahan ini dipadukan dengan

    media lain, misalnya kapas bekas dari pemintalan, ampas aren, ampas tebu, kardus bekas,

    atau eceng gondok yang dikeringkan.

    Bahan tambahan lain sebagai sumber karbohidrat yaitu bekatul, kapur untuk

    menetralkan pH media, dan kotoran ayam untuk meningkatkan kadar N media. Contoh

    komposisi lengkap media untuk total produksi 450 kg:

    1. jerami kering 2 ton

    2. bekatul 400 kg

    3. kapur 300 kg

    4. kapas 300 kg

    5. urea 2 kg

    6. kotoran ayam 100 kg

  • 8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1

    4/8

    Pembuatan kompos dapat dilakukan dalam ruangan atau ruang beratap tanpa

    dinding. Lantai ruang sebaiknya dari semen atau tanah dilapisi terpal.

    Cara pengomposan adalah sebagai berikut:

    1. Jerami kering dipotong-potong kira-kira 10 cm, dicuci dengan air mengalir satu

    jam, ditiriskan. Bekatul,kapur, kotoran ayam dan urea dicampur merata

    2. Dibuat susunan: potongan jerami setebal 10 cm diatasnya ditaburi campuran

    bekatul, kapur, kotoran ayam, urea, di atasnya jerami, campuran, jerami lagi

    begitu seterusnya samapi ketinggian kira-kira 1,5 m. Dengan ketinggian ini panas

    yang dihasilkan semakin tinggi sehingga proses pengomposan berjalan sempurna

    3. Tumpukan tersebut ditutup dengan plastik

    4. Pada hari keempat dan kedelapan media dibalik agar pengomposan merata.

    Pengomposan selesai pada hari kesepuluh.Jika bahan yang digunakan adalah merang yaitu bagian atas tanaman padi tidak

    termasuk bagian batang yang keras, maka media tidak perlu dipotong-potong tapi dapat

    langsung dikomposkan. Pengomposan merang jauh lebih cepat jika dibandingkan

    pengomposan jerami. Lama pengomposan bisa selesai dalam waktu 4 hari.

    Media tambahan yaitu kapas atau ampas aren sebaiknya dikomposkan tersendiri,

    tetapi dalam waktu bersamaan. Tujuan pemberian media tambahan ini adalah untuk

    meningkatkan unsur hara bagi jamur.

    Cara pengomposan media tambahan tidak berbeda dengan pengomposan media

    utama. Perbedaanya pada lapisan jerami di atasnya diberi media tambahan yang berupa

    kapas atau ampas aren. Susunannya yaitu jerami, media tambahan, campuran sampai

    setinggi 1,5 m. Proses selanjutnya sama.

    Ciri-ciri kompos yang sudah jadi:

    1. tidak berbau amoniak

    2. warna kompos coklat sampai hitam

    3. tekstur lunak

    4. kadar air kira-kira 65%, bila dikepal terasa basah tapi air tidak menetes

    5. pH 7-7,5

  • 8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1

    5/8

    Sterilisasi

    Tujuan sterilisasi adalah untuk membunuh semua mikroorganisme kontaminan

    dan menghilangkan bau amoniak. Media yang sudah dikomposkan dibawa ke kubung

    disusun dalam rak. Tebal media antara 20-30 cm. Jarak antar rak dibuat 50-60cm.

    Proses sterilisasi dilakukan dengan cara mengalirkan uap panas selama 5-8 jam

    dengan suhu 70 oC ke dalam kubung. Kubung harus dalam kondisi tertutup rapat, semua

    celah harus ditutup.

    Penanaman Bibit

    Setelah kubung disterilisasi, suhu kubung dibiarkan turun sampai 30 0C. Pada suhu

    tersebut segera dilakukan penanaman bibit agar jamur kontaminan tidak tumbuh karena

    sudah didominasi bibit jamur yang kita tanam.

    Cara penanaman bibit yaitu dengan menebar bibit semai ke permukaan danlapisan tengah media. Per meter persegi dibutuhkan kira-kira 300 gram bibit.

    Keberhasilan pertumbuhan jamur merang dipengaruhi oleh kepadatan bibit dan juga steril

    tidaknya peralatan yang digunakan.

    Penumbuhan Tubuh Buah

    Setelah bibit ditanam proses selanjutnya adalah inkubasi yaitu masa penumbuhan

    miselium. Semua ventilasi kubung ditutup rapat karena oksigen yang dibutuhkan untuk

    proses ini relatif sedikit. Suhu dalam kubung dipertahankan pada kisaran 30-35 0C.

    Kontrol suhu dan kontaminan harus terus dilakukan selama proses penumbuhan tubuh

    buah. Apabila ditemukan jamur kontaminan harus segera diambil dan dimusnahkan.

    Masa penumbuhan tubuh buah mulai terjadi pada hari keempat. Untuk proses ini

    diperlukan banyak oksigen dan cahaya. Semua ventilasi kubung dibuka supaya cahaya

    matahari masuk dan sirkulasi udara baik. Kadar karbondioksida yang diperlukan kurang

    lebih 0,08-0,05%. Kelembaban relatif yang diperlukan 80-90%. Dalam tahap ini

    dilakukan penyiraman. Media tidak boleh terlalu kering atau terlalu basah, air tidak

    menetes.

  • 8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1

    6/8

    Gambar . Budidaya Jamur merang

    Pemanenan

    Bila kondisi lingkungan baik jamur dapat dipanen pada hari ke-10 sampai 14 dari

    waktu penanaman bibit. Jamur merang yang dipanen adalah jamur dalam stadium

    kancing. Jamur yang payungnya sudah mekar tidak diminati konsumen. Oleh karena itu

    waktu panen tidak boleh terlambat. Ada beberapa tahap pemetikan yang umum dikenal

    yaitu:

    - petik perintis, merupakan pemetikan jamur yang tumbuh pertama kali agar

    pertumbuhan selanjutnya lebih seragam

    - petik penjarangan, dilakukan pada jamur yang tumbuh bergerombol, sehingga

    jamur yang tumbuh kualitasnya tetap baik- petik raya,

    - petik rampat, yaitu memetik semua jamur yang masih terisa

    Pemetikan harus hati-hati supaya tidak merusak miselium dan calon jamur lain.

    Panen dilakukan pagi dan sore hari selama 3 hari berturut-turut. Jamur dipanen lagi

    setelah 1 minggu. Dalam 2 periode, hasil panen yang diperoleh sekitar 25-40% dari total

    produksi. Total pemanenan berlangsung 1 bulan.

    Produktivitas 1 kubung berukuran 6x8 m sekitar 200-250 kg. Hasil panen ini

    dipengaruhi kualitas bibit, kualitas media, proses sterilisasi, dan kondisi lingkungan.

  • 8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1

    7/8

    Gambar . Jamur merang

    Pascapanen

    Jamur merang berkualitas baik jika masih masih dalam stadia kancing, diameter

    3-5 cm, berwarna putih-coklat muda, dan bentuknya baik dan tidak terserang

    mikroorganisme. Bagian bawah yang kotor dipotong dengan pisau tajam. Jamur merang

    ini harus segera dipasarkan karena daya tahannya tidak lama. Pada suhu kamar jamur

    merang bertahan 1-2 hari, di dalam kulkas 3-4 hari.

    C. Hama dan Penyakit Jamur Kompos

    1. Serangga/Lalat

    Gejala serangan: kompos menjadi lunak, lembab, dan miselium tidak tumbuh.

    Larvanya sangat merusak jamur. Lalat ini dapat membawa tungau dan fungi yang

    merugikan. Pengendaliannya adalah dengan menutup pintu rapat-rapat,

    mengindari sinar matahari, dan menggunakan saringan di setiap lubang ventilasi.

    2. Mite/Tungau

    Gejala: warna jamur menjadi coklat kemerahan dan dapat menyebabkan iritasi

    pada kulit pemetik. Pengendalian adalah dengan menjaga kebersihan dan

    higienitas area budidaya.3. Nematoda

    Gejala: kompos berbau busuk dan miselium mati. Pengendaliannya dengan

    sterilisasi kompos sempurna, dan dengan menjaga kebersihan kubung dan area

    budidaya.

    4. Fungi

  • 8/12/2019 Agribisnis Jamur Edibel Part 1

    8/8

    Gejala serangan fungi bermacam-macam tergantung jenis fungi yang menyerang,

    misalnya munculnya kumpulan seperti kapas, adanya lendir, tumbuhnya miselium

    liar, dan jamur -jamur liar pada media. Pengendaliannya adalah dengan

    menghindari kontaminasi dan menjaga kebersihan.

    5. Kapang

    Gejala: adanya spora atau miselium yang warnanya menyimpang. Penyebabnya

    adalah sterilisasi yang tidak sempurna. Pengendaliannya dengan sterilisasi yang

    terkontrol, suhu dan kadar amonia, dan kebersihan peralatan budidaya.

    6. Bakteri

    Gejala: adanya noktah coklat pada jamur, dan pertumbuhan jamur yang tidak

    normal. Pengendaliannya yaitu dengan proses sterilisasi yang sempurna.

    7. VirusGejala: bentuk jamur tidak sempurna. Pengendaliannya denagn sterilisasi

    sempurna dan kebersihan peralatan serta area budidaya.

    Penyimpangan Abiotik

    Faktor abiotik yang utama dalah suhu, kelembaban, konsentrasi CO 2, kadar air,

    pH, dan bahan kimia yang bersifat racun. Penyimpangan ini dapat berupa jamur menjadi

    keras, tudung tidak sempurna, bentuk tidak normal, dan jamur tumbuh sangat rapat.