·jurnalrepository.unib.ac.id/21347/1/akta agrosia 19_1_2016_edit.pdf · ·jurnal .1 issn 1410-3354...
TRANSCRIPT
Multiplikasi Tunas Pisang Ambon Hijau pada Beberapa Konsentrasi BAP (6-Benzyl Amino Purine) dan NAA (a- Naphthalene Acetic Acid) (Rizky Septika Utami,
Atra Romeida, Marwanto)...................................................................................... 81
Analisis Pertumbuhan 20 Varietas Jagung Manis yang Dibudidayakan Secara
Organik di Dataran Tinggi (Silas Utama, Nanik Setyowati dan Hartal) 72
Seleksi Ketahanan Padi Gogo Lokal Bengkulu pada Stadium Awal Pertumbuhan
terhadap Cekaman Kekeringan (Nunung Kamelia Sari, Marulak Simarmata,
Marwanto) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . .. .. 65
Pengaruh Stimulasi Akar dengan Perendaman ke dalam Larutan SP-36 terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Wahono, Sumardi, dan Yudhy Harini
Bertham) .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. . . .. .. . .. .. .. .. .. 57
Respon Perkecambahan dan Pertumbuhan Kecambah Sawi pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Jengkol Segar (Putriany Simanjuntak, Uswatun
Nurjanah, Edhi Turmudi) .. . . . .. .. . . . .. . . . .. . . .. . .. . 51
Keragaman Genetik dan Karakter Agromorfologi Galur Haploid Ganda Hasil Kultur Antera untuk Padi Sawah dengan Sifat-Sifat Tipe Barn (Reny Herawati
dan Bambang S Purwoko)......................................................................................... 43
Penapisan Tiga Puluh Tujuh Genotipe Tomat dan Seleksi Primer RAPD untuk
Toleransi terhadap Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum ) (Eriana Adeputrt,
Rustikawati, Dotti Suryati dan Catur Herlson) 28
Respon Pertumbuhan StekAnggur (Vitis vinifera L.) terhadap Pemberian Beberapa Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Tri Utami,
Hermansyab, Merakati Handajaningsih). .. .. . . . . . .. .. .. . .. 20
N urwita Dewi) ·· · · · · -· · · · · :••·•· ·· · · · · · · l_ l
Pertumbuhan dan Hasil Dua Belas Genotipe Kacang Hijau pada Beberapa Dosis Pupuk Kandang Sapi di Lahan Ultisol (Andria, Catur Herfson, Sigit Sudjatmlko,
Ganefiantl, Alnopri) _ ;.. 1
Ragam Genetik dan Heritabilitas Peubah Kualitatif dan Peubah Kuantitatif
Dua Pulub Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) ( Lasmiana, Dwi Wahyuni
Vol. 1'9 No. 1 Januari - Juni 2016
.1 ·Jurnal
ISSN 1410-3354
Pelanggan (Subscriber) Satu Tahun(One Year)
Pribadi (Personal) Rp 100 000,-
Institusi/Perpustakaan R.P .. 150. 000,-
HARGA LANGGANAN-belum termasuk ongkos kirim
Alamat Redaksi
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
Jl. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371. Telp. (0736)-21170 Pesawat 216, 221.
Fax. (0736)-21290. Email : [email protected]
Administrasi dan Kesekretariatan :
Uswatun Nurjanah
Anggota:
Supanjani
Merakati Handayaningsih
Sukisno
Dotti Suryati
Edi Susilo
Irfan Suliansyah
Editor Pelaksana
Ketua:
Bambang Gonggo Murcitro
Anggota:
Marwanto
Dwi Wahyuni Ganefianti
R.R. Yudhy Harini Bertham
Nanik Setyowati
Abimanyu Dipo Nusantara
Yulian
Muhammad Chozin
Dewan Editor
Ketua:
Rustikawati
·~
Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Pertanian
Akta Agrosia merupakanjumal Agroekoteknologi (ISSN 1410-3354) yang menyajikan artikel
hasil penelitian atau review dalam bidang teknologi budidaya tanaman dan kajian pendukung
budidaya tanaman yang berwawasan lingkungan. Jumal Akta Agrosia terbit sejak januari 1997.
Jumal diterbitkan secara berkala dua kali setahun (Januari-Juni dan Juli-Desember) oleh Program
Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Akta Agrosia
Multiplikasi Tunas Pisang Ambon Hijau pada Beberapa Konsentrasi BAP (6-Benzyl
Amino Purine) dan NAA (a- Naphthalene Acetic Acid) (Rizky Septika Utami,
Atra Romeida, Marwanto).. .. . . . . . . . . . . . . . . . .. .. .. . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. .. . .. .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . 81
Analisis Pertumbuhan 20 Varietas Jagung Manis yang Dibudidayakan Secara
Organik di Dataran Tinggi (Silas Utama, Nanik Setyowati dan Hartal) 72
Seleksi Ketahanan Padi Gogo Lokal Bengkulu pada Stadium Awal Pertumbuhan
terhadap Cekaman Kekeringan (Nunung Kamelia Sari, Marulak Simarmata,
Marwanto) 65
Pengaruh Stimulasi Akar dengan Perendaman ke dalam Larutan SP-36 terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Wahono, Sumardi, dan Yudhy Harini
Bertham) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57
Respon Perkecambahan dan Pertumbuhan Kecambah Sawi pada Berbagai
Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Jengkol Segar (Putriany Simanjuntak, Uswatun
N urj anah, Edhi Turm udi) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
Keragaman Genetik dan Karakter Agromorfologi Galur Haploid Ganda Hasil
Kultur Antera untuk Padi Sawah dengan Sifat-Sifat Tipe Baru (Reny Herawati
dan Barn bang S Purwoko )....................................................................................... 43
Penapisan Tiga Puluh Tujuh Genotipe Tomat dan Seleksi Primer RAPD untuk
Toleransi terhadap Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) (Eriana Adeputri,
Rustikawati, Dotti Suryati dan Catur Herison) 28
Respon Pertumbuhan StekAnggur tVitis vinifera L.) terhadap Pemberian Beberapa
Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Tri Utami,
Hermansyah, Merakati Handajaningsih) .. . .. . . . . . . 20
Pertumbuhan dan Hasil Dua Belas Genotipe Kacang Hijau pada Beberapa Dosis
Pupuk Kandang Sapi di Lahan Ultisol (Andria, Catur Herison, Sigit Sudjatmiko,
N urwita Dewi) .. . .. 11
Ragam Genetik dan Heritabilitas Peubah Kualitatif dan Peubah Kuantitatif
Dua Puluh Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) (Lasmiana, Dwi Wahyuni
Ganefianti, Alnopri) 1
Vol. 19 No. 1 Januari - Juni 2016
DAFTARISI
Akta Agrosia
ISSN 1410-3354
Penelitian dan perakitan padi tipe baru di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1995. Pada tahun
2001 program penelitian padi tipe baru menjadi program baru Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Peningkatan potensi hasil merupakan hal yang sulit, sehingga pembentukan tipe tanaman (idiotype) yang
dapat mendukung usaha tersebut perlu dilakukan. Sifat-sifat penting padi tipe baru adalah batang yang
kokoh, sedikit anakan dan semuanya produktif, malai panjang, danjumlah gabah isi yang tinggi. Perakitan
padi secara konvensional membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun, meskipun menggunakan banyak varietas
sebagai tetua untuk mendapatkan sifat-sifat baru yang diinginkan. Kultur antera adalah salah satu metode
kultur jaringan yang dapat diterapkan dalam program pemuliaan tanaman untuk mempercepat perolehan
galur murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi galur-galur haploid ganda padi sawah hasil
ABSTRAK
Keywords: doubled haploid, genetic variability, new plant type, lowland rice
Research and development of new type rice in Indonesia has been initiated since 1995. In 2001
research of new type rice became a new program in BP PT. Improvement of yield potential is difficult to
achieve, so the development of new type plant (NPT) to support this effort need to be done. The critical
character of rice variety with ideal plant type or NPT rice, such as big and strong stem, few tiller with long
panicle, a lot of grains and filled grains. Anther culture is one of tissue culture methods which applied in
plant breeding programs to accelerate the process of obtaining pure lines. The successful development
of rice varieties is highly dependent on genetic diversity. The objective of the study were to select and
characterize doubled haploid lines of lowland rice having the characters ofNPT, and to obtain information
on the genetic variability and agronomic characters of tested doubled haploid lines. Results showed that
there was characters variabilities among the doubled haploid lines. Selection of the character i.e. the
number of productive tillers, the number of filled grains/panicle, and percentage of empty grain, 1000
grains weight, the weight of grains/hill were more effective because they possessed high heritability values
and wide genetic variability. There were 10 lines which were potential as new type lowland rice. The lines
of RS4, RS7, RS16, RS17, RS18, RS21, RS23, RS30, RS33, and RS34 showed to have a potential to be
further selected for new type lowland rice.
ABSTRACT
Reny Herawati1* dan Bambang S Purwoko2
1Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. 2DepartemenAgronomi dan Hortikultura, Faperta, !PB Bogar, Indonesia
*: reny. [email protected]
Genetic Variability and Agromorphology Characters of Doubled Haploid
Derived Anther Culture for Lowland Rice Lines
with New Plant Type Characters
Keragaman Genetik dan Karakter Agromorfologi Galur Haploid
Ganda Hasil Kultur Antera untuk Padi Sawah dengan
Sifat-Sifat Tipe Baru
43 Akta Agrosia Vol. 19 No. 1 him 43 - 50 J anuari - Juni 2016
(VUTB) perdana (Abdullah et al., 2005).
Setelah dilepasnya varietas Fatma-
wati, belum ada lagi padi tipe baru (PTB)
yang dilepas, oleh karena itu perakitan ta-
naman padi harus dipercepat dengan ban-
tuan bioteknologi. Teknik kultur antera
adalah salah satu cara yang dapat diguna-
kan untuk mempercepat pembentukan ga-
lur-galur dengan tipe tanaman baru ( tipe
ideal).
Perakitan padi secara konvensional
memerlukan waktu yang panjang (lebih
dari 5 tahun), apalagi dengan menggu-
nakan berbagai varietas atau tetua yang
mempunyai sifat-sifat yang diinginkan.
Teknik kultur antera menghasilkan ta-
naman haploid ganda spontan atau galur
murni melalui induksi embryogenesis dari
pembelahan berulang mikrospora/polen
tanaman donor antera yang berasal dari
persilangan tetua yang memiliki karakter
yang diinginkan (Zapata, 1985). Tanaman
haploid ganda (DH) tersebut dapat dise-
leksi langsung pada generasi awal (DHl
atau DH2), sehingga waktu pembentukan
varietas baru relatif lebih singkat diban-
dingkan metode pemuliaan konvensional
(Dewi et al., 1996). Penelitian Herawati
et al. (2008) dalam percobaan terdahulu
telah menghasilkan 348 galur haploid gan-
da (DH), 38 galur diantaranya berpotensi
hasil tinggi untuk padi sawah. Galur-galur
tersebut perlu dievaluasi untuk mengetahui
karakteristik agromorfologi agar dapat di-
lakukan seleksi untuk sifat-sifat yang dii-
Beras merupakan bahan makanan
pokok bagi sebagian besar penduduk In-
donesia. Swasembada beras pernah dicapai
pada tahun 1984, namun untuk memperta-
hankannya bukan pekerj aan yang mudah,
terbukti saat ini Indonesia belum dapat
memenuhi permintaan dalam negeri. Oleh
sebab itu, usaha untuk mendapatkan padi
yang berpotensi hasil lebih tinggi diban-
dingkan varietas unggul periode 1990-an
perlu dilakukan.
Peningkatan potensi hasil merupakan
hal yang sulit, sehingga pembentukan tipe
tanaman (idiotipe) yang dapat mendukung
usaha tersebut perlu dilakukan. Sifat pen-
ting dari varietas padi dengan tipe tanaman
ideal atau sering disebut sebagai padi tipe
baru (PTB/New Plant Type) antara lain
berbatang besar dan kuat, anakan sedikit
dengan malai panjang, berbiji banyak, dan
bernas (Abdullah et al., 2005).
Penelitian dan perakitan padi tipe
baru di Indonesia telah dimulai sej ak tahun
1995. Pada tahun 2001 program penelitian
padi tipe baru menjadi program baru Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi. Pada ta-
hun 2005 telah dihasilkan lebih dari 4 000
kombinasi persilangan padi tipe baru, dan
empat varietas yaitu Cimelati, Ciapus, Gi-
lirang, dan Fatmawati telah dilepas. Tiga
varietas pertama adalah varietas unggul
semi tipe baru (VUSTB), sedangkan Fat-
mawati adalah varietas unggul tipe baru
PENDAHULUAN
Kata kunci: haploid ganda, keragaman genetik, padi sawah, tanaman tipe baru
kultur antera persilangan galur/vareitas unggul dengan Fatmawati, serta mendapatkan informasi mengenai
keragaman genetik karakter agronomi galur-galur haploid ganda tersebut untuk menseleksi padi dengan tipe
ideal (PTB). Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman karakter antar galur hasil kultur antera yang
diuji. Perbaikan karakter jumlah gabah per malai, persentase kehampaan, anakan produktif, jumlah gabah
isi per malai, bobot I 000 butir, dan bobot gabah/rumpun lebih efektif karena memiliki nilai heritabilitas
yang tinggi dan keragaman genetik yang luas. Terdapat 10 galur-galur yang berpotensi sebagai galur padi
tipe barn, yaitu RS4, RS7, RS16, RSI 7, RS18, RS21, RS23, RS30, RS33, dan RS34. Galur RS4 dan RS21
berpotensi sebagai galur PTB dengan umur genjah, galur RS7, RS23, dan RS18 berpotensi sebagai galur
PTB berdaya hasil tinggi. Galur-galur tersebut siap dievaluasi lebih lanjut.
44 Reny Herawati dan Bambang S Purwoko : Keragaman Genetik dan Karakter Agromorfologi
Keragaman Genetik Galur-Galur Ha-
ploid Ganda
Karakter dengan KKG relatif rendah
dan agak rendah digolongkan sebagai sifat
variabilitas genetik sempit dan karakter de-
ngan kriteria KKG relatif cukup tinggi dan
tinggi digolongkan sebagai karakter vari-
abilitas genetik luas (Murdaningsih et al.,
1990, Herawati et al., 2010,). Berdasarkan
kriteria tersebut, terdapat tiga karakter de-
ngan KKG tergolong rendah, yaitu umur
panen, tinggi tanaman, dan panj ang malai;
tiga karakter tergolong cukup tinggi yaitu
jumlah anakan produktif, bobot 1000 butir
dan jumlah gabah per malai serta tiga ka-
HASIL DAN PEMBAHASAN
karakter morfologi tanaman yaitu posisi
daun dan posisi daun bendera. Pengukuran
dan pengamatan karakter agronomi dilaku-
kan mengikuti Standard Evaluation System
(SES)far Rice (IRRI, 1996).
Analisis ragam dan korelasi antar
peubah dengan koefisien korelasi Pear-
son menggunakan fasilitas software SAS
versi 9 .1. Parameter genetik dihitung ber-
dasarkan metode yang dipakai Singh and
Chaudhary (1979). Keragaman genetik
dapat diduga dari ragam genetik ( o.i ) dan g
standar deviasi ragam genetik (a 2 ). Sua-
a g
tu karakter mempunyai keragaman genetik
yang luas jika a2g >2 a,/ g (Pinaria et al.,
1995). Kriteria Qosim et al. (2000): jika
O<KKG:Sl0.94 (sempit); O<KKG:S21.88
(agak sempit); O<KKG:S32.83 (agak luas);
O<KKG:S43.77 (luas); 43.77<KKG (sangat
luas). Kriteria Qosim et al. (2000): jika
O<KKF:S24.94 (sempit); O<KKF:S49.71
(agak sempit); O<KKF:S74.71 (agak luas);
O<KKF:S99.65 (luas); 99.65<KKF (sangat
luas). Nilai heritabilitas (h\) dikelompok-
kan menurut Stanfield (1983): 0.50 < h\s<
1.00 = tinggi; 0.20 < h2 bs< 0.50 = sedang;
h\s< 0.20= rendah.
45
Bahan yang digunakan adalah benih
padi galur-galur haploid ganda hasil per-
cobaan terdahulu (DHO) (Herawati et al.,
2008). Sebanyak 38 galur haploid ganda
yang terdiri dari empat galur hasil kultur
antera dari persilangan Fatmawati/SGJT-
28, 13 galur hasil kultur antera dari per-
silangan Fatmawati/SGJT-36, satu galur
hasil kultur antera dari persilangan Way
Rarem/Fatmawati, dan 20 galur hasil kul-
tur antera dari persilangan SGJT-36/Fat-
mawati. Percobaan dilakukan di dalam pot
dengan bobot tanah 10 kg. Pada tiap pot
ditanam 3 benih dan setelah tumbuh dipi-
lih satu yang terbaik untuk dibiarkan terns
tumbuh. Pemupukan diberikan dengan do-
sis 300 kg Urea, 125 kg SP36, dan 100 kg
KCl ha". Setengah dosis Urea, seluruh do-
sis SP36 dan KCl diberikan sebagai pupuk
dasar sehari sebelum tanam, sedangkan
sisa setengah dosis Urea diberikan pada
saat tanaman berumur 40 hari setelah ta-
nam (HST). Sebagai kontrol adalah Fatma-
wati, SGJT-28, SGJT-36 dan Way Rarem.
Percobaan menggunakan Rancang-
an Acak Kelompok yang diulang 3 kali.
Pengamatan dilakukan terhadap tinggi ta-
naman, anakan produktif, jumlah gabah per
malai, jumlah gabah isi per malai, persen-
tase kehampaan, bobot 1000 butir, bobot
gabah per rumpun, dan umur panen, serta
METODE PENELITIAN
nginkan, terutama galur-galur yang dapat.
beradaptasi pada kondisi sawah dengan
sifat-sifat penting padi tipe baru.
Penelitian ini bertujuan untuk meng-
karakterisasi galur-galur haploid ganda
padi sawah hasil kultur antera persilangan
galur/varietas unggul dengan Fatmawati,
serta mendapatkan informasi mengenai ke-
ragaman genetik karakter agronomi galur-
galur haploid ganda tersebut untuk mense-
leksi padi dengan tipe ideal (PTB).
AktaAgrosia Vol. 19 No. 1hlm43 - 50 Januari - Juni 2016
bahwa pembentukan PTB di Indonesia
diarahkan pada PTB yang mempunyai
jumlah anakan sedang tetapi produktif
semua ( 12-18 batang), jumlah gabah/malai
15 0-25 0 butir, persentase gabah bernas 8 5-
95 %, bobot 1000 butir 25-26 g, batang
kokoh dan pendek (80-90 cm), umur
genjah (110-120 hari). Dengan sifat-sifat
tersebut potensi hasil PTB dapat mencapai
9-13 ton/ha.
Hasil karakterisasi galur-galur terse-
leksi yang mempunyai sifat padi tipe baru
(PTB) disajikan pada Tabel 2. Galur RS34,
RS 7, RS 30, RS23 dan RS18 memiliki si-
fat PTB pada tinggi tanaman yaitu berki-
sar antara 103-139 cm, anakan produktif
berkisar antara 5.33-12.67, jumlah gabah/
malai antara 155-567.67 butir, kehampaan
berkisar antara 15.64-43.25 persen, bobot
gabah/rumpun cukup tinggi antara 36.53-
45.8 gram (Tabel 2), serta postur batang
tegak, posisi daun dan daun bendera te-
gak. Namun demikian galur-galur tersebut
mempunyai umur 149 hari yang melebihi
umumnya PTB yaitu 120 hari. Galur-galur
tersebut banyak memiliki sifat-sifat PTB
dan berpotensi sebagai galur PTB. Dila-
porkan oleh Peng dan Khush (2003) bahwa
untuk mencapai 10 persen hasil potensial
pada lahan sawah irigasi di daerah tropis,
dibutuhkan karakter-karakter seperti 330
malai/m2, 150 butir gabah/malai, 22 ton/
ha total biomassa (14 % kadar air), dan 50
indeks panen. Diantara sifat-sifat tersebut
panjang malai dan jumlah gabah/malai di-
kembangkan untuk strategi mengembang-
.kan padi tipe baru (Virk et al., 2004). Lebih
lanjut ditegaskan oleh Peng et al. (2008)
bahwa jumlah malai/m2, persentase peng-
isian biji, total biomass dan indeks panen
diperlukan untuk padi tipe baru.
Galur RS 4 dan RS 21 memiliki
umur panen yang cukup genjah yaitu anta-
ra 118 dan 121 hari, dengan postur batang
tegak seperti Fatmawati (Tabel 2). Galur
RS 4 memiliki tinggi 125 cm kurang dari
Karakterisasi Galur-galur terseleksi
dengan sifat PTB
Abdullah et al. (2008) melaporkan
rakter tergolong tinggi yaitu presentase ke-,
hampaan, jumlah gabah isi per malai, dan
bobot gabah/rumpun.
Dengan demikian, terdapat tiga ka-
rakter keragaman rendah dan enam karak-
ter keragaman luas. Hal ini berarti terdapat
peluang perbaikan genetik melalui sifat
jumlah gabah per malai, persentase ke-
hampaan, anakan produktif, jumlah gabah
isi per malai, bobot 1000 butir, dan bobot
gabah/rumpun. Keragaman genetik luas
diartikan bahwa seleksi terhadap karak-
ter tersebut akan berlangsung efektif dan
mampu meningkatkan potensi genetik ka-
rakter pada generasi selanjutnya (Zen dan
Bahar, 2001; Mishra et al., 2015). Seleksi
dapat dilakukan lebih leluasa pada karakter
dengan variabilitas genetik luas dan dapat
digunakan dalam perbaikan genotipe (Alfi
et al., 2015 dan Dwipa et al., 2014)
Nilai duga heritabilitas terhadap ka-
rakter yang diamati berkisar 0.66 untuk
anakan produktif dan 1.0 untuk umur pa-
nen (Tabel 1). Berdasarkan kriteria Stanfi-
eld (1983), nilai heritabilitas pada semua
karakter yang diamati tergolong tinggi. Ka-
rakter yang mempunyai nilai heritabilitas
tinggi menunjukkan bahwa faktor genetik
lebih dominan terhadap karakter yang di-
tampilkan tanaman karena faktor genetik-
nya memberi sumbangan yang lebih besar
dari pada faktor lingkungan dan seleksi ter-
hadap karakter ini dapat dimulai pada ge-
nerasi awal (Wicaksana, 2001; Zen, 1995;
Rachmadi et al., 1990). Hal ini diperkuat
oleh Sharma (1994) dan Zen (1995) yang
mengatakan bahwa suatu karakter yang
memiliki nilai heritabilitas tinggi dapat
diseleksi pada generasi awal (F 2
dan F). Sebaliknya bila nilai heritabilitasnya ren-
dah, maka karakter tersebut harus diseleksi
pada generasi lanjut.
46 Reny Herawati dan Bambang S Purwoko : Keragaman Genetik dan Karakter Agromorfologi
disebabkan oleh faktor lingkungan seperti
suhu yang menyebabkan respirasi tinggi
dan terbatasnya hara karena tanah kurang
subur. Galur RS21 memiliki batang yang
pendek yaitu 90 cm, postur batang tegak,
posisi daun dan daun bendera agak miring,
namun bobot gabah/rumpun cukup tinggi
yaitu 27. 77 gram.
Galur RS16, RSI 7, dan RS33 me-
miliki umur yang sedang 134-13 5 hari,
kisaran tinggi 123-13 2 cm, kisaran anakan
produktif 6-12, dan kisaran jumlah gabah/
malai 140.33-3315.67. Peng et al. (2008)
varietas Fatmawati yaitu 131 cm dan ga-
lur ini sesuai dengan kriteria PTB bila di-
tanam dilahan yaitu tidak lebih dari 100
cm, jumlah gabah/malai cukup tinggi ya-
itu 315.67 dan bobot gabah/rumpun 25.5
gram, memiliki postur batang dan daun
bendera tegak, namun posisi daun agak mi-
ring miring, tetapi kehampaan cukup tinggi
yaitu 47.82 persen. Menurut Harrie et al.
(2006) kehampaan atau persentase gabah
isi lebih dipengaruhi faktor genetik dari
pada nongenetik. F aktor genetik dapat di-
perbaiki dengan pemuliaan. F aktor genetik
Jmlh Bo bot Bo bot Posisi
Galur Postur Anakan gabah Ke ham a 1000 gabah Posisi daun
Umur batang Tinggi 2rodkif /malai An{%) butir /rum2un daun bend era
RS34 148 Tegak 107.33 9.33 197.33 21.84 32.1 39.47 Tegak Tegak
RS17 135 Tegak 132.67 8.33 315.67 12.76 22.0 35.43 Tegak Tegak
RS16 134 Tegak 123 .33 6.67 281.33 7.42 21.9 33.63 Tegak Tegak
RS4 121 Tegak 125.67 10.67 315.67 47.82 24.9 25.5 Miring Tegak
RS7 149 Tegak 139 10.67 381 20.82 22.3 44.47 Miring Tegak
RS30 149 Tegak 103 12.67 155 15.64 27.8 36.53 Miring Tegak
RS33 135 Tegak 133 12.33 140.33 20.89 23.2 32.17 Tegak Tegak
RS23 149 Tegak 123 7.67 387.67 43.25 31.8 41.5 Tegak Tegak
RS21 118 Tegak 90 8.67 374.67 43.61 22.7 27.77 Miring Miring
RS18 149 Tegak 122 5.33 567.67 34.53 30.3 45.8 Tegak Tegak
Ftmwt 131 Tegak 141.53 8.33 205 43.58 29.3 22.58 Tegak Tegak
Karakter terseleksi untuk galur haploid ganda padi sawah dengan sifat-sifat padi tipe
barn
Tabel 2.
Kuadrat tengah, KG = Keragaman genotipe, KP = Keragaman Phenotipe, KKP = Koefisien
keragaman Phenotipe, KKG = Koefisien keragaman genotipe, h2 bs = heritabilitas, * nyata
pada 5 %, * * nyata pada taraf 1 %
Ket: KT=
32.5 39.9 0.66
17.6 18.1 0.94
32.7 35.6 0.84
38.3 41.4 0.86
46.2 50.0 0.85
13.2 13.7 0.93
34.8 41.9 0.69
10480.1
6439.8
256.9
0.126
198.8
598.1
13.6
28.8
191.6 9.8 9.8 1.00
18.2 18.9 0.93 555.9
9.0
27.0
8863.4
5524.7
218.8
0.117
137.4
191.6
31.7 6.8**
82.8 47.4**
28206.8 17.4**
17489.4 19.1 **
694.6 18.2**
0.4 42.3**
473.6 7.7**
574.7 4.6**
1709.9 40.5** Tinggi tanaman
Anakan
produktif
Panjang malai
Jmlh gabah/
malai
Jmlh gabah isi/
malai
UmurPanen
KP KG KT F hitung KKG(%) KKP(%) h2 hs Karakter
Hasil analisis ragam dan ragam genetik karakter agronomi galur haploid ganda padi
sawah basil kultur antera
47
Tabel 1.
AktaAgrosia Vol. 19 No. 1him43 - 50 Januari - Juni 2016
Abdullah, B., S. Tjokrowidjojo, dan Sular-
jo. 2008. Perkembangan dan prospek
perakitan padi tipe barn di Indonesia.
Abdullah, B., S. Tjokrowidjojo, B. Kusti-
anto, dan A.A. Daradjat. 2005. Pem-
bentukan padi varietas unggul tipe
barn. Penelitian Pertanian 24(1 ): 1- 7.
DAFTAR PUSTAKA
1. Terdapat keragaman karakter antar ga-
lur hasil kultur antera yang diuji.
2. Perbaikan karakter jumlah gabah/ma-
lai, persentase kehampaan, anakan pro-
duktif, jumlah gabah isi/malai, bobot
1000 butir, dan bobot gabah/rumpun
lebih efektifkarena memiliki nilai heri-
tabilitas yang tinggi dan keragaman ge-
netik yang luas.
3. Terdapat 10 galur-galuryang berpotensi
sebagai galur padi tipe barn, yaitu RS4,
RS7, RS16, RSI 7, RS18, RS21, RS23,
RS30, RS33, dan RS34. Galur RS4 dan
RS21 berpotensi sebagai galur PTB
dengan umur genjah, galur RS7, RS23,
dan RS 18 berpotensi sebagai galur
PTB berdaya hasil tinggi. Galur-galur
tersebut siap dievaluasi lebih lanjut.
KESIMPULAN
berpotensi berdaya hasil tinggi. Kriteria
PTB di Indonesia diarahkan pada PTB yang
mempunyai jumlah anakan sedang tetapi
produktif semua (12-18 batang), jumlah
gabah/malai 150-250 butir, persentase gab-
ah bemas 85-95 %, bobot 1000 butir 25-26
g, batang kokoh dan pendek (80-90 cm),
umur genjah (110-120 hari) (Abdullah et
al., 2008). Beberapa galur yang dihasilkan
dalam penelitian ini dapat memenuhi seba-
gian dari kriteria tersebut dan galur-galur
ini siap dievaluasi lebih lanjut.
menyatakan bahwa dalam pemuliaan padi
tipe barn perlu dihindari sifat-sifat yang
ekstrim seperti 200-250 gabah/malai yang
dapat menghasilkan tanaman dengan peng-
isian biji yang rendah. Oleh karena itu pe-
ningkatan padi tipe generasi ke dua telah
dimodifikasi di IRRI menjadi 150 gabah/
malai. Hal ini sejalan dengan penelitian Ma
et al. (2006) yang menyatakan bahwa salah
satu karakter tanaman ideal adalah jumlah
gabah antara 180-240, dengan gabah isi le-
bih dari 85 persen. Dari segi bobot gabah
per rumpun, galur-galur tersebut mempu-
nyai bobot cukup tinggi yaitu antara 32.17-
35.43 gram. Dari segi penampilan, galur-
galur tersebut mempunyai postur batang
tegak dan posisi daun dan daun bendera te-
gak menyerupai PTB. MenurutAbdullah et
al. (2008) padi tipe barn hams mempunyai
daun yang tegak, tebal, sempit hingga se-
dang, berbentuk V, dan berwama hijau tua.
Aktifitas fotosintesa terbesar pada daun
ke-3 dan ke-4 (Yoshida, 1981 ). Oleh kare-
na itu setiap anakan PTB hams mempunyai
2-3 daun teratas tetap hijau dan aktif berfo-
tosintesa pada fase pengisian biji.
Bo bot 1000 butir galur-galur terse-
leksi PTB rata-rata antara 21.9-32.1 gram,
Rata-rata bobot 1000 butir semua galur
bervariasi, ada yang melebihi tetuanya dan
ada yang lebih rendah dari tetuanya. Ga-
lur-galur yang memiliki bobot 1000 butir
mendekati Fatmawati adalah galur RS30,
RS23, dan RS18 yaitu mendekati 29.3
gram. Menurnt Ma et al. (2006) untuk tipe
tanaman ideal diperlukan bobot 1000 butir
antara 28-30 gram.
Rata-rata bobot gabah/rumpun galur
PTB berkisar antara 22.58 - 45.8 g (Tabel
2). Galur RS7, RS23, dan RS18 memiliki
rata-rata bobot gabah/rnmpun > 40 gram
yaitu masing-masing 44.47, 41.50 dan
45.80 gram (Tabel 6). Galur-galur tersebut
48 Reny Herawati dan Bambang S Purwoko : Keragaman Genetik dan Karakter Agromorfologi
Qosim, W.A., A. Karuniawan, B. Marwo-
to, dan D.S. Badriah. 2000. Stabili-
tas parameter genetik mutan-mutan
krisan generasi VM3. Laporan Hasil
Penelitian Lembaga Penelitian Uni-
versitas Padjadjaran. Bandung. (ti-
dak dipublikasikan).
Pinaria, A., A. Baihaki, R. Setiamihardja,
dan A.A. Daradjat. 1995. Variabilitas
genetik dan heritabilitas karakter-
karakter biomassa 53 genotipe kede-
lai Zuriat 6(2): 88-92.
Peng, S., G.S. Khush., P. Virk, Q. Tang,
and Y. Zou. 2008. Progress in ide-
otype breeding to increase rice yield
potential. (Review). Field Crops Re-
search 108: 32-38.
Peng, S. and G.S. Khush. 2003. Four deca-
des of breeding for varietal improve-
ment of irrigated lowland rice in the
International Rice Research Institute.
Plant Prod. Sci 6: 157-164.
Murdaningsih, H.K., A. Baihaki, G. Satari,
T. Danakusuma, dan A.H. Permadi.
1990. Variasi genetik sifat-sifat ta-
naman bawang di Indonesia. Zuriat
1(1): 32-36.
Mishra, R., G.J.N. Rao, and R.N. Rao, P.
Kaushal. 2015. Development and
characterization of elite doubled ha-
ploid lines from two indica rice hy-
brids. Rice Science 22( 6): 290-299.
Ma, J,W. Ma., D. Ming, S. Yang, and Q.
Zhu. 2006. Characteristics of rice
plant with heavy panicle. Agricultu-
ral Sciences in China 5(12): 101-105
ting Program (IRTP) IRRI Los Ba-
nos. Philippines.
49
IRRI. 1996. Standard Evaluation System
for Rice. International Rice Testing
Program. The International Rice Tes-
Horrie, T., K. Homma, and H. Yoshida.
2006. Physiological and morpholo-
gical traits associated with high yield
potential in rice. Abstracts. Second
International Rice Congress 2006.
26th International Rice Research
Conference pp: 12-13.
Herawati, R., B.S. Purwoko, and LS. Dewi.
2010. Characterization of doubled
haploid derived from anther culture
for new type upland rice. J. Agron.
Indonesia 38(3) : 170 - 176.
Herawati, R., B.S. Purwoko, LS. Dewi, N.
Khumaida, dan B. Abdullah. 2008.
Pembentukan galur haploid ganda
padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru
melalui kultur antera. Buletin Agro-
nomi 36(3): 181-187.
Dwipa, I., L Suliasyah, A. Syarif, and E.
Swasti. 2014. Exploration and cha-
racterization of brown rice germ-
plasms in West Sumatra. IJASEIT
4(3):34-37.
Dewi, LS., L Hanarida, and S. Rianawati .
1996. Another culture and its appli-
cation for rice improvement program
in Indonesia. Indon. Agric. Res. and
Dev. J 18: 51-56.
Alfi, H., B. Warman., L Suliansyah, E.
Swasti, and Sobrizal. 2015. Gene-
tic improvement in West Sumatera
landraces to get the early maturing
mutants by induced mutations. IJA-
SEIT 5(5): 275-279.
J. Penelitian dan Pengembangan Per-.
tanian 27(1): 1-9.
AktaAgrosia Vol. 19 No. 1hlm43 - 50 Januari - Juni 2016
Zen, S. 1995. Heritabilitas, korelasi genoti-
pik dan fenotipik karakter padi gogo.
Zuriat 6 (1): 25-32.
Zen, S., dan H. Bahar. 2001. Variabilitas
genetik, karakter tanaman, dan hasil
padi sawah dataran tinggi. Stigma
9(1 ): 25-28.
Zapata, F. J. 1985. Rice anther culture at
IRRI. In Biotechnology in Internati-
onal Agriculture Research. IRRI 85-
89.
Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice
Crop Science. IRRI. Los Banos, La-
guna. Philippines. 269 p.
Wicaksana, N. 2001. Penampilan fenotipik
dan beberapa parameter genetik 16
genotipe kentang pada lahan sawah.
Zuriat 12(1 ): 15-20.
Virk, P. S., G. S. Khush, and S. Peng. 2004.
Breeding to enhance yield potential
of rice at IRRI: the ideotype appro-
ach. (Mini Review). International
Rice Research Notes 29(1): 5-9.
Stanfield, W.D. 1983. Theory and Prob-
lems of Genetics, 2nd edition. Sc-
hain.s Outline Series. Mc.Graw Hill
Book Co. New Delhi.
Singh, R.K., and B.D. Chaudhary. 1979.
Biometrical Methods in Quantitati-
ve Genetics Analysis. Kalyani Puhl.
New Delhi.
Sharma, J. R. 1994. Principles and Practice
of Plant Breeding. Tata McGraw-Hill
Publishing Company Limited. New
Delhi.
Rachmadi, M., N. Hermiati, A. Baihaki.,
dan R. Setiamihardja. 1990. Variasi
genetik dan heritabilitas komponen
hasil dan hasil galur harapan kedelai.
Zuriat 1(1): 48-51.
50 Reny Herawati dan Bambang S Purwoko : Keragaman Genetik dan Karakter Agromorfologi