agustus d ctor share1$t40cl$.pdfnon profit voluntary services kegiatan tidak dimaksudkan untuk...

17
Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan d sharing accessible health and care SHARE c t o r media edisi berbagi kega agustus 2013 INDONESIA TIMUR Kami Berlayar!

Upload: truongkhue

Post on 31-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Trilogi Pelayaran Perdana Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan

d sharing accessible health and care

SHAREc t o r

media

edisiberbagi

ketigaagustus2013

INDONESIA TIMURKami Berlayar!

Mega Glodok KemayoranKantor Toko Blok B No. 10

Jl. Angkasa Kav. B-6Kemayoran Jakarta Pusat 10160

Telp. +6221 6586 [email protected]

www.doctorshare.org

OCBC NISP 545.80000.8108BCA no. 1985507777

a/n Yayasan Dokter Peduli@doctorSHARE

DoctorSHARE

prinsipd sharing accessible health and care

SHAREc t o r Menyelamatkan nyawa dan meringankan penderitaan orang yang terjebak dalam krisis, sehingga mereka bisa memulihkan kemampuan untuk membangun kembali kehidupan bermasyarakat.

Penyediaan perawatan medis dan akses pelayanan kesehatan untuk orang yang terjebak dalam krisis, seperti orang-orang yang tidak memiliki akses layanan kesehatan, orang-orang yang menghadapi diskriminasi atau kelalaian dari sistem kesehatan lokal, kelompok marginal dalam masyarakat, mereka yang terjebak dalam bencana alam, epidemi, dan kekurangan gizi.

Integritas, saling berbagi, cinta kasih, saling mempercayai dan menghormati.

Kekuatan tim berada pada rasa tanggung jawab yang tinggi, kemampuan beradaptasi, dan sifat inklusif

Non Profit Voluntary ServicesKegiatan tidak dimaksudkan untuk mencari atau

mengumpulkan keuntungan

Humanitiy ActsBekerja didasarkan pada prinsip kemanusiaan

dan etika medis. Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) berkomitmen untuk membawa

kualitas perawatan kesehatan untuk orang yang berada dalam krisis tanpa memandang ras, etnis,

suku, agama, antar golongan atau afiliasi politik

Bearing Witness and Speak OutMenjadi saksi atas kejadian kekerasan,

kerusuhan, bencana alam, dan konflik. Berbicara kepada publik dalam upaya untuk memunculkan krisis-krisis kesehatan yang terlupakan atau tidak

disadari publik, menarik perhatian publik untuk kejadian kekerasan yang terjadi di luar jalur, dan

mengkritisi kelemahan sistem bantuan, serta menantang pengalihan bantuan kemanusiaan

yang dilakukan berdasarkan politik kepentingan.

SharingPercaya bahwa setiap individu mempunyai

talenta, kecakapan dan kekuatan masing-masing yang bila dengan tujuan mulia disalurkan,

dibagikan, dan dikolaborasikan akan banyak membantu masalah-masalah sosial terutama

yang berkaitan dengan masalah kesehatan

IndependentBeroperasi secara mandiri dan bebas dari setiap

kepentingan kelompok, golongan, politik, militer, bisnis, dan agama.

ImparsialNetral, tidak berpihak pada salah satu pihak yang

terlibat dalam konflik, memberikan perawatan secara independen untuk meningkatkan akses

bagi korban konflik seperti yang dipersyaratkan oleh hukum kemanusiaan internasional.

doctorSHARE menyediakan akses bantuan medis secara holistik, independen dan imparsial untuk orang-orang yang paling membutuhkan, yaitu mereka yang dianggap miskin dan tidak mampu tapi tidak mempunyai kartu miskin karena masalah administrasi kependudukan, sehingga berimbas kepada tidak dimilikinya Asuransi (Jaminan) Kesehatan Masyarakat dan tidak memperoleh akses kesehatan gratis yang disediakan pemerintah; mereka yang secara sosial dikecualikan dari layanan kesehatan dan dikucilkan dalam masyarakat, mereka yang terjebak dalam bencana alam, epidemi dan kekurangan gizi.

Individu-individu yang tergabung dalam doctorSHARE bekerjasama, membagikan talenta dan kecakapan maing-masing tanpa memandang batasan-batasan suku, agama, etnis, ras dan antar golongan untuk mewujudkan visi dan misi doctorSHARE sesuai dengan prinsip kemanusiaan dan etika pelayanan medis. Banyak di antara mereka yang telah berpengalaman di medan krisis Indonesia sejak tahun 1998 akibat ketidakstabilan politik, ekonomi dan sosial, serta terpaan bencana alam yang melanda Indonesia.

Saat ini doctorSHARE didukung oleh ahli bedah, dokter, perawat, dan profesional seperti jurnalis, administrator, fotografer, desainer, ahli teknologi informasi, wiraswasta, pekerja sosial profesional, dan sejumlah donatur individual. Kami membuka diri bagi mereka yang tergerak untuk membagikan kecakapan profesionalisme mereka untuk mendukung visi dan misi doctorSHARE memulihkan masyarakat di bidang kesehatan.

1Pengobatan cuma-cuma

2Bantuan kemanusiaan untuk

bencana alam3

Therapeutic Feeding Centre (Panti Rawat Gizi)

4Health Guidance

(Pendampingan Kesehatan) 5

Kampanye Medis6

Floating Hospital(Rumah Sakit Apung)

visi

misi

program

nilai

profil

PENDIRIdr. Lie A. Dharmawan, PhD, FICS, SpB, SpBTKV

Lisa Suroso, SE

SEKRETARIS JENDERALdr. Luyanti Tshia, MARS

SEKRETARISLucy Tawara

dr. Widiawaty

BENDAHARAHerman Suyanto

FUNDRAISING MANAGERdr. Angelina Vanessa

KOORDINATOR PROYEKTFC PULAU KEI

dr. Luyanti Tshia, MARSdr. Jeffry Prabowo

KOORDINATOR PROYEKCCI SEMPER DAN CEMPAKA MAS

dr. Fidelladr. Grace Shalmont

KOORDINATOR CONTIGENCYdr. Sianly dr. Karnel

KOORDINATOR KLINIKdr. Paulus Lukman

dr. Hendra

KOORDINATOR MEDIASylvie Tanaga, S.IPdr. Peggy Loman

MANAJER TEKNIS KAPAL RSA dr. LIE DHARMAWAN

Yusuf Budi Harto

MEDIA BERBAGI doctorSHAREPemimpin Redaksi: Sylvie Tanaga, S.IP

Editor: dr. Peggy LomanDesain Grafis: Lisa Suroso

Fotografi: doctorSHARE/Eric SatyadiCopyright 2013 DoctorSHARE

All rights reserved.c

4 5

yang bermanfaat bagi pelayanan medis di masa-masa mendatang. Dalam hal teknis Rumah Sakit Apung, doctorSHARE juga telah melakukan beberapa perbaikan seperti penambahan baling-baling, pergantian mesin untuk menambah kecepatan RSA, dan sebagainya dengan evaluasi berkala.

Oleh karenanya, doctorSHARE langsung siap pada pelayanan medis berikutnya segera setelah RSA diresmikan. Pelayanan medis yang berlangsung di Kalimantan Barat pada 11-13 Juni 2013 adalah yang perdana usai peresmian RSA dr. Lie Dharmawan. Dalam pelayanan medis ini, doctorSHARE mengobati 75 warga yang terdiri dari pengobatan umum (61 warga), bedah minor (8 warga dengan 11 kasus), dan tentunya bedah mayor yang dilaksanakan di dalam badan kapal (6 warga dengan 8 kasus).

Hanya tersisa sedikit waktu persiapan, doctorSHARE langsung melakukan pelayanan medis ke Desa Kurau, Bangka Tengah. Di kawasan ini, doctorSHARE

m e l a y a n i 167 pasien p e n go b ata n u m u m , 15 pasien bedah minor ( termasuk sirkumsisi anak), dan 2 pasien b e d a h m a y o r .

Selanjutnya, doctorSHARE siap memberi pelayanan medis di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.

Edisi kali ini pun menyajikan tulisan pendiri doctorSHARE, dr. Lie Dharmawan mengenai kasus-kasus khusus selama pelayanan medis dengan Rumah Sakit Apung, juga tips medis mengatasi gigitan komodo dalam rangka pelayanan medis RSA dr. Lie Dharmawan dalam ajang Sail Komodo 2013. doctorSHARE adalah satu-satunya swasta yang terlibat dalam kepanitiaan event internasional ini.

Selain Rumah Sakit Apung, edisi ketiga ini juga memuat tulisan menarik dari Sekretaris Jenderal doctorSHARE, dr. Luyanti Tshia, MARS yang menuturkan pengalaman pribadinya melayani bersama doctorSHARE di Pulau Kei, Maluku Tenggara. Simak pula tulisan opini dari koordinator doctorSHARE untuk pendampingan kesehatan, dr. Fidella mengenai “Rumah Layak Anak”.

Sebagai penutup, kami juga menyajikan kisah singkat di balik pembuatan mars doctorSHARE. Mars yang telah melalui proses mixing dan mastering ini disajikan dalam acara peresmian RSA dr. Lie Dharmawan pada 6 Juni 2013 silam dan rekamannya kini dapat Anda unduh di dunia maya.

doctorSHARE percaya bahwa setiap variasi talenta adalah kekayaan tak ternilai bagi pelayanan kemanusiaan yang kami lakukan. Bergerak sebagai sebuah tim, doctorSHARE siap memberi yang terbaik dalam melayani sesama yang membutuhkan. Harapan kami adalah mereka dapat menikmati akses kesehatan yang layak sebagaimana mestinya. Senyum mereka adalah kepuasan terbesar kami. Selamat membaca dan berkarya!

7

Hai partners! Kita semua menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang sangat berharga dan mahal harganya. Dengan tubuh yang

sehat, manusia mampu menggali potensi dirinya, sehingga mampu mencukupkan diri, menyejahterakan keluarga, dan mampu berbakti bagi lingkungannya.

Inilah alasan mengapa doctorSHARE berusaha hadir di wilayah-wilayah rawan fasilitas kesehatan di pelosok Indonesia. Wilayah Indonesia yang dikaruniai puluhan ribu pulau di antara samudera memberikan banyak keuntungan, namun juga mempunyai permasalahan tersendiri. Banyak komunitas yang hidup terpencil, terutama di wilayah Indonesia timur, belum mempunyai akses memadai untuk masalah kesehatan mereka. Akibatnya mereka mempunyai indeks kesehatan yang rendah dengan tingkat kematian ibu dan bayi yang tinggi. Persoalan malnutrisi juga kerap ditemui di pedesaan.

Pemerintah Indonesia melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan kawasan Indonesia Timur. Salah satunya adalah melalui program Sail Komodo,

program terpadu untuk m e n i n g k a t k a n

perekonomian d a e r a h

m e l a l u i w i s a t a

b a h a r i , d e n g a n

p r o g r a m t u r u n a n p e n g a d a a n p e l a y a n a n sosial kemasya-r a k a t a n .

doctorSHARE turut berpartisipasi dalam Sail Komodo 2013 untuk melayani masyarakat melalui pengobatan dan tindakan operasi bagi mereka yang membutuhkan. Rumah Sakit Apung doctorSHARE meninggalkan perairan Jakarta di akhir Agustus untuk bergabung dengan panitia Sail Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Kiprah doctorSHARE di Indonesia Timur sesungguhnya bukan hal baru. Tim yang bergabung dalam doctorSHARE berulang kali mengadakan layanan pengobatan bagi masyarakat, seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Barat, dan juga membina panti rawat gizi bagi anak-anak malnutrisi di kepulauan Maluku. Kali ini bukan saja hanya tim dokter dan relawan yang akan melayani, namun Rumah Sakit Apung kami pun siap untuk mengarungi lautan dan menjemput bola.

Pada kesempatan ini, ijinkan pula doctorSHARE menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan Anda yang telah membantu suksesnya peresmian RSA dr. Lie Dharmawan pada 6 Juni 2013 di Jet Ski Cafe, Pantai Mutiara – Jakarta Utara, sebuah momen sangat bersejarah.

Peresmian RSA dr. Lie Dharmawan merupakan tonggak penting bagi doctorSHARE maupun bagi dunia kesehatan tanah air. Setelah uji coba melalui Trilogi Pelayaran Perdana ke Kepulauan Seribu (16-17 Maret 2013), Belitung Timur (2-4 April 2013), dan Kalimantan Barat (12-14 April 2013), RSA dr. Lie Dharmawan semakin siap memberi pelayanan medis di pelosok-pelosok nusantara.

Selama berlangsungnya trilogi tersebut, doctorSHARE semakin banyak memetik pelajaran langsung

Indonesia Timur, Kami Berlayar!

editorial6

8

Tak terasa empat setengah tahun telah berlalu sejak ide membuat sebuah Rumah Sakit Apung tercetus pada bulan Maret

2009 di Pulau Kei Kecil. Ide ini muncul ketika seorang anak perempuan berusia sembilan tahun asal Saumlaki yang mengalami hernia femoralis incarcerata dextra (usus terjepit) berhasil dioperasi setelah berlayar selama tiga hari dua malam. Anak ini akhirnya sembuh.

Kini ide tersebut sudah jadi kenyataan. Sebuah kapal pinisi dengan ukuran panjang 23,5 meter; lebar 6,5 meter; dan berat 114 ton telah diubah menjadi sebuah Rumah Sakit Apung.

Fasilitas yang ada di Rumah Sakit Apung komplit layaknya sebuah Rumah Sakit pada umumnya. Di dalamnya Anda dapat m e n e m u k a n laborator ium, alat X-Ray, kamar bedah, EKG (Elektrokardiogram), USG (Ultrasonografi), dan sebagainya. Rumah Sakit Apung ini mampu merawat delapan pasien.

Sejak diluncurkan perdana pada 16 Maret 2013, lebih dari 1.000 pasien umum telah diobati. Lewat Rumah Sakit Apung, doctorSHARE juga telah menjalankan operasi mayor bagi lebih dari 40 pasien dan operasi minor untuk lebih dari 80 pasien di atas kapal.

Selama berlangsungnya pelayanan medis, doctorSHARE pun telah mencatat beberapa kasus khusus. Salah satu contohnya adalah

seorang pasien berusia sekitar 40 tahun yang telah 11 tahun mengidap penyakit hernia scrotalis (turun berok) sebesar buah kelapa di Belitung Timur. Tak terbayang bagaimana benda sedemikian besar harus mengganjal selama bertahun-tahun di antara kedua paha. Seluruh isi perut yaitu usus besar dan usus kecil telah berpindah tempat. Sebagai kepala keluarga, ia tidak dapat bekerja karena penyakitnya.

Setelah dioperasi di RSA dr. Lie Dharmawan, bapak ini sembuh. Pemeriksaan empat bulan pasca operasi menunjukkan penyakit tak lagi

kambuh. Bapak ini bisa kembali ke kehidupan sosialnya, bekerja untuk memberi manfaat bagi k e l u a r g a n y a . Hasil ini tak hanya memberi harapan baginya tetapi juga bagi d o c t o r S H A R E , untuk lebih b a n y a k menghadirkan masa depan bagi masyarakat.

Dalam hal teknis, Rumah Sakit Apung menjalani berbagai modifikasi hingga tampak seperti hari ini. Mesin, sirip kemudi, dan kemudi telah diganti. Tubuh kapal telah dilapisi fiber. Pendingin ruangan dan ventilasi udara telah di-instilasi di dalam kapal. Itulah sebagian pekerjaan yang telah kami lakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan Rumah Sakit Apung.

Misi pun terus berlanjut.

Pemerintah Indonesia tahu betul bahwa efek samping pertumbuhan ekonomi yang

catatan

tinggi mengakibatkan kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin. Jurang pemisah menjadi lebih lebar. Pemerintah pun bertekad menciptakan pemerataan agar gap yang terjadi tak terlalu besar. Itulah sebabnya kita mempunyai Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Dalam rangka mengembangkan potensi wisata di provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi destinasi dunia dan membangkitkan perekonomian daerah, tahun 2013 pemerintah menggelar Sail Komodo, sebuah ajang internasional yang diikuti 17 negara dan lebih dari 150 kapal mancanegara.

doctorSHARE terlibat dalam acara ini dan tergabung dalam kepanitiaan yang dibentuk

pemerintah. doctorSHARE tercatat sebagai satu-satunya anggota panitia dari pihak swasta. Keikutsertaan dalam ajang ini sesuai dengan visi dan misi doctorSHARE yaitu membantu mereka yang terperangkap dalam kesulitan agar dapat keluar dari keterpurukannya dengan kekuatan sendiri.

Dalam konteks ini, doctorSHARE memberikan pelayanan medis gratis bagi mereka yang kurang mampu berupa pengobatan umum, pemeriksaan jantung, penyakit dalam, dan pembedahan. doctorSHARE pun berharap Sail Komodo dapat menjadi momentum untuk meningkatkan pariwisata di Nusa Tenggara Timur sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya g

dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, FICS, Sp.B, Sp.BTKVPendiri doctorSHARE

“Lewat Rumah Sakit Apung, doctorSHARE telah menjalankan operasi mayor

bagi lebih dari 40 pasien dan operasi minoruntuk lebih dari 80 pasien di atas kapal.

Pasien gadis kecil asal Saumlaki dengan penyakit hernia femoralis incarcerata dextra, yang menjadi inspirasi

pembangunan Rumah Sakit Apung.

9

10 11

Rapat koordinasi persiapan Sail Komodo 2013 merupakan kesempatan bagi kami untuk pertama kalinya memperkenalkan

Floating Hospital dengan nama Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan di hadapan segenap instansi yang tergabung dalam kepanitiaan Sail Komodo 2013. Bangga sekali mengetahui bahwa Rumah Sakit Apung dapat terlibat dalam ajang besar ini.

Saya ingat tiga tahun lalu ketika kami pertama kali memberikan pelayanan medis di pesisir Pulau Kei Besar di Maluku Tenggara. Dengan transportasi laut sederhana, kami bekerja dalam tiga tim untuk melayani tiga daerah yang berbeda dengan menggunakan tiga kapal sekoci jenis Jonson.

Dua tahun silam adalah kedua kalinya kami melakukan pelayanan medis dengan transportasi laut di Desa Uwat, Pulau Kei Besar. Kami menyewa kapal cepat dengan empat mesin motor.

Setahun lalu merupakan pelayanan ketiga kami menggunakan transportasi laut. Pelayanan medis dilakukan di Kampung Pulau Rinca, Manggarai Barat. Di kawasan ini, kami pun menyewa kapal cepat.

Pada semester pertama tahun ini, kami telah menggunakan Rumah Sakit Apung milik sendiri yaitu RSA dr. Lie Dharmawan untuk memberi pelayanan medis ke berbagai

penjuru pulau di tanah air seperti Kepulauan Seribu, Belitung Timur, Kalimantan Barat, hingga Bangka Tengah.

Semester kedua, pelayanan medis kami merambah kawasan Indonesia Tengah dan Timur antara lain Labuan Bajo dalam ajang Sail Komodo 2013, Kabupaten Belu, dan tentunya Pulau Kei, Maluku Tenggara yang menjadi daerah tumbuhnya ide awal pendirian Rumah Sakit Apung.

RSA dr. Lie Dharmawan berjenis kapal pinisi dengan fasilitas unggulan kamar bedah. Lahirnya RSA dr. Lie Dharmawan merupakan wujud dari upaya doctorSHARE sebagai pihak swasta yang ingin membantu pemerintah dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan di pulau-pulau terpencil. Saya percaya kelak akan lahir banyak Rumah Sakit Apung lainnya di berbagai sudut pulau Indonesia.

Terkait keikutsertaan dalam ajang Sail Komodo 2013, saya atas nama doctorSHARE menyampaikan terima kasih atas sambutan dan penerimaan pihak Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI, Dirjen Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan RI, Pemerintah Daerah Manggarai Barat, dan seluruh instansi dalam kepanitiaan Sail Komodo 2013. Kami senang menjadi partner pemerintah dalam membangun Indonesia, terutama Indonesia Timur. Hiduplah Indonesia Raya!

dr. Luyanti Tshia, MARSSekretaris Jenderal

doctorSHARE

catatan

“Kami senang menjadi partner pemerintah dalam membangun Indonesia, terutama Indonesia Timur.

Keterangan foto: Transportasi dengan kapal yang digunakan tim kesehatandoctorSHARE untuk menjangkaumasyarakat di pulau-pulau terpencildi Indonesia Timur.

P enghujung Maret 2009, doctorSHARE tengah mela-kukan pelayanan medis cuma-cuma di Langgur, Kei Kecil – Maluku Tenggara. Saat

melangsungkan bedah, di luar rencana datang seorang ibu membawa anak perempuannya yang berusia 9 tahun dalam keadaan usus terjepit. Mereka telah berlayar selama tiga hari dua malam mengarungi lautan!

Menurut teori medis, seseorang dengan usus terjepit harus sudah dioperasi dalam waktu 6 – 8 jam. Anak perempuan tersebut dioperasi dan mukjijat mengantarnya menuju kesembuhan.

Peristiwa ini sangat menggugah hati pendiri doctorSHARE, dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, FICS, Sp.B, Sp.BTKV. Bayangan anak perempuan tersebut selalu melintas dalam benaknya. Beliau pun terpanggil

melakukan sesuatu bagi mereka yang tidak mendapatkan pelayanan medis sebagaimana mestinya karena kendala geografis dan kondisi finansial. Ide utamanya adalah “menjemput bola” melalui Rumah Sakit Bergerak atau Rumah Sakit Terapung di atas sebuah kapal.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga masih harus melakukan banyak hal untuk memberikan pelayanan medis sesuai amanat Undang-undang Dasar 1945. Banyak warga pra sejahtera belum mendapatkan pelayanan medis yang memadai.

Penelitian mulai dilakukan. Diketahui bahwa jenis kapal untuk Rumah Sakit Apung yang sesuai dengan kondisi Indonesia bukanlah kapal besar yang sulit merapat ke pulau-pulau kecil. Di samping itu, jenis kapal berbahan fiber juga terlalu ringan dan akan segera bocor ketika menabrak karang.

Di Seattle, Amerika Serikat, dr. Lie mengunjungi museum kapal laut dan melihat kapal laut berbahan kayu berusia seratus tahun dalam kondisi yang masih sangat baik. Dari perpustakaan di sana, ditemukan sebuah artikel yang menulis bahwa jenis kayu terbaik bagi kapal adalah kayu ulin yang tumbuh di Indonesia dan Filipina.

Pulang ke Indonesia, dr. Lie mulai mencari kapal kayu dan akhirnya menemukan sebuah kapal barang di Palembang. Kapal berjenis pinisi tersebut akhirnya dibeli tahun 2012. Kapal memuat barang hingga 250 ton dan mampu berlayar dari Palembang menuju Riau, Batam, dan sebagainya. Dengan kualifikasi ini, Rumah Sakit Apung dapat berdiri di atas kapal tersebut.

Draft kapal tinggi yaitu 4,4 meter. Kamar-kamar pun mulai didirikan di dalam lambung kapal. Kondisi ini sangat menguntungkan

karena guncangan saat melangsungkan tindakan bedah (operasi) di dalam lambung kapal jauh berkurang dibandingkan jika harus melakukannya di atas geladak.

Melalui berbagai perombakan, lahirlah Rumah Sakit Apung (RSA) dr.Lie Dharmawan yang terdiri dari dua tingkat. Bagian dasar digunakan sebagai ruang Rontgen, EKG (elektrokardiogram), USG (ultrasonografi), serta laboratorium. Di tingkat atas terdapat Kamar Bedah, Ruang Resusitasi, Ruang Dokter, dan sebagainya.

Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan milik doctorSHARE berlayar untuk uji coba pelayanan medis perdananya pada bulan Maret 2013 dan diresmikan pada 6 Juni 2013.

RSA dr. Lie Dharmawan, inilah persembahan doctorSHARE bagi Indonesia!

Inspirasi Gadis Kecil di Indonesia Timur:Sejarah RSA dr. Lie Dharmawan

Profil Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan

Nama Kapal Pemilik Panjang Kapal Lebar Kapal Draft Kapal Tonase Kotor (GT) Tonase Bersih (NT) Tahun Pembangunan Penggerak Utama Mesin Induk

Mesin Bantu

KLM RSA dr. Lie DharmawanYayasan Dokter Peduli23,5 Meter6,55 Meter4,4 Meter114 GT35 NT2008Layar dan MesinMITSUBISHI 8DC11340 PKDOMPENG 1994, JIANG DONG 2012

Bahan Utama Kapal Jumlah Baling-Baling Kecepatan Kapal

Maksimum Normal Ekonomis

Kapasitas TangkiTangki utama Tangki cadangan

Bahan BakarTanda Selar

Jenis Kapal

KayuSatu 10 Knots8 Knots6 Knots

5.000 Liter2.200 LiterSolar/HSDGT.114 No.161/LLxPinisi

aaa

aa

(Sylvie Tanaga)

12 13

Tiba saatnya RSA dr. Lie Dharmawan melayani Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, tepatnya di lokasi tercetusnya ide yang menjadi sumber inspirasi kelahiran Rumah Sakit Apung ini yaitu Kei, Maluku Tenggara. Rute yang akan disinggahi yaitu Bali, Labuan Bajo, Atambua, dan Maluku Tenggara. Rangkaian pelayanan ini akan dimulai pada 31 Agustus 2013.

Untuk mempersiapkan pelayanan yang maksimal, RSA dr. Lie Dharmawan melakukan berbagai pembenahan, baik dari segi fisik kapal, perlengkapan utama, dan perlengkapan pendukung.

Kami berharap kerja keras, kekompakkan tim, dan nuansa kekeluargaan yang begitu hangat dan kental dalam doctorSHARE dengan Rumah Sakit Apungnya terus terbangun. Semoga pelayanan medis doctorSHARE makin diberkati Tuhan dan bermanfaat bagi saudara-saudara yang membutuhkan (Yusuf Budi Harto-Manajer Teknis Kapal RSA dr. Lie Dharmawan) g

Dari Sekoci sampai Laboratorium:Pembenahan RSA dr. Lie Dharmawan

Jangan bertanya apa yang telah negara berikan kepada Anda tetapi tanyakan apa yang telah

Anda berikan pada negara.John F. Kennedy

Perataan lantai ruang Laboratorium, USG & Rontgen, Ruang Dokter, Ruang Pasien, Ruang Gudang, dan Kamar Gelap. Pemasangan keramik di toilet, dapur, dan tempat cuci piring.Pembuatan lemari di kamar operasi.Pemasangan karpet lantai plastik HPL di seluruh ruangan.Pembuatan sekoci RSA dr. Lie Dharmawan.Pembuatan craine untuk sekoci.Perawatan cat kapal.

Pembalikkan nama kapal dari KLM Selebes Jaya menjadi KLM dr. Lie Dharmawan.Fiber tiga lapis pada bagian kapal yang tidak tercelup air.Penambahan lampu di setiap ruangan.Pembenahan toilet di setiap lantai.Pemasangan AC Central di seluruh ruangan kapal.Pembuatan tangki minyak yang mampu menampung sekitar 5.000 liter.Pembuatan pintu stainless kedap air dan pagar dek atas beserta pintunya.

a

a

aaa

a

a

a

aa

aa

a

aa

Pembenahan RSA dr. Lie Dharmawan

14 15

16 17

e( N T T- N T B & PA P UA )KETIDAKAMANAN PANGAN

T A N T A N G A N

BUTA HURUF TERTINGGI(PAPUA & NTB) YKEMATIAN BAYI

T E R T I N G G I ( N T B , M A L U K U )

PENDUDUK TERMISKIN (PAPUA 30% & MALUKU 20%)

>40% ANAK KURANG GIZI & MALNUTRISI ( N T T & P A P U A )

INDEKS PALING RENDAH P E M B A N G U N A N MANUSIA (PAPUA & NTB)

33% ANAK DTIDAK SEKOLAH (PAPUA)

sumber: BPS 2010-2012, WFP 2013

MENGAPA INDONESIA TIMUR?

P O T E N S I

CADANGAN BESARMINYAK & GASBELUM TERGALI & TEREKSPLORASI

PERTANIAN & PERKEBUNANSAWIT, KAKAO, KOPI, VANILI, LADA, CENGKEH, PALA, KAYU MANIS, DLL

I N D U S T R I PERIKANAN& B A HA R I

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO T E R T I N G G IPA P U A B A R AT & SULAWESI BARAT

PETAMBANGANEMAS l TEMBAGA NIKEL l BATU BARA

P A R I W I S A T AaA L A M E KS OT I SaHEWAN LANGKAaTERUMBU KARANGaKULINER & BUDAYA

INFRASTRUKTURPERHUBUNGAN& L O G I S T I K

sumber: BPS 2009-2011, BKPM, MP3EI 2011-2025

Kiprah doctorSHARE di Indonesia Timur

MISI KEMANUSIAAN BENCANABANJIR & LONGSOR,MANGGARAI-NTB

MALUKUSULAWESI

PAPUA

NUSA TENGGARABALI

PANTI RAWAT GIZI KEIMALUKU TENGGARA

PENGOBATAN & BEDAH MAYOR/MINOR KEIMALUKU TENGGARA

PELATIHAN SDM PANTI RAWAT GIZI, KUPANG-NTT

PENGOBATAN & BEDAH MAYOR/MINOR ATAMBUA, NTT

MISI KEMANUSIAAN BENCANABANJIR & LONGSOR, BELU-NTT

SAIL KOMODOPENGOBATAN & BEDAH MAYOR /MINOR, PULAU KOMODO, NTB

Indonesia Timur menyimpan banyak potensi yang bisa dimanfaatkan bagi kesejahteraan penduduknya. Namun

sayang, masih banyak tantangan yang harus ditangani bersama.

Khusus mengenai kesehatan, Bappenas (2009) mencatat terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan, terutama pada

kelompok penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan pulau-pulau terluar. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin disebabkan oleh kondisi geografis dan biaya. Utilisasi rumah sakit masih didominasi golongan mampu. Masyarakat miskin yang cenderung memanfaatkan puskesmas sering terbentur oleh puskesmas daerah terpencil yang vakum karena tak mudah mendapatkan

petugas kesehatan yang bersedia ditempatkan di wilayah terpencil. Demikian pula persalinan oleh tenaga kesehatan pada penduduk miskin hanya mencapai 39,1% dibanding 82,3% pada penduduk kaya.

Analisis sebaran utilisasi pelayanan kesehatan Indonesia (2000-2007) telah berhasil memperbaiki kemerataan sosial ekonomi secara umum/nasional, namun belum bisa memperbaiki kesenjangan antar wilayah. Rumah sakit di wilayah Indonesia Timur

cenderung dimanfaatkan oleh masyarakat mampu. Masyarakat miskin belum atau tidak dapat memanfaatkan layanan kesehatan karena keterbatasan akses, kendala geografis, dan biaya.

doctorSHARE berusaha menjembatani permasalahan kesehatan yang dihadapi penduduk Indonesia Timur dengan melakukan berbagai program kesehatan bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan berbagai organisasi masyarakat g

“Sampai Maret 2010, Panti Rawat Gizi (PRG) yang d i d i r i k a n doctorSHARE telah merawat 76 anak. 44 anak sembuh, 15 anak pulang paksa, dan 4 anak tidak berhasi sembuh, dan meninggal. Dari 76 anak, 11 anak memiliki status gizi marasmus, 32 anak gizi buruk, dan 33 anak gizi kurang dengan penyakit penyerta. 3

Dari 44 anak yang sembuh, 38 anak tetap memiliki status gizi yang baik, dan 6 anak mengalami rekuren/kekambuhan pada keadaan malnutrisi. Dari 6 anak tersebut, 3 anak kembali dirawat di PRG, 2 anak meninggal sebelum kembali ke PRG, dan 1 anak menolak untuk kembali dirawat di PRG. 4

Saya rasa tidaklah sulit jika setiap insan dengan berbagai profesi turut membantu membangun manusia seutuhnya seperti amanat UUD 1945, sesederhana setiap anak di Indonesia dapat melewati ulang tahunnya yang ke-5 dalam keadaan sehat dan sejahtera.

Inilah yang menjadi dasar doctorSHARE dalam program TFC di Pulau Kei. TFC memberi asupan gizi serta memberikan stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Ukuran keberhasilan program ini tidak akan mudah tampak dalam waktu dekat, tetapi kami

menabur gizi micronutrient yang diperlukan oleh anak-anak di Pulau Kei untuk masa depan mereka.

Meski TFC bukan sebuah panti rawat gizi dengan gaung yang besar dan fenomenal, namun dampaknya sangat besar dalam membangun manusia Indonesia yang berkualitas.

Saya teringat sebuah statement yang pernah diucapkan

oleh pemimpin terdahulu: GENERASI YANG BERHASIL ADALAH GENERASI YANG MEMBUAT GENERASI DIBAWAHNYA LEBIH BAIK DARI GENERASINYA. Jangan pernah berhenti “menyiram benih” yang telah dipercayakanNya untuk kita g

(dr. Luyanti Tshia, MARS Sekretaris Jenderal doctorSHARE

Panti Rawat Gizi: Harapan di Timur Indonesia

Tahun 2009 saat bekerja sebagai dokter PTT (Pegawai Tidak Tetap) di Pulau Kei, Maluku Tenggara, saya dengan seorang teman baik yaitu dr.

Widyanti NK memulai “keisengan” di sana yaitu menggemukkan anak-anak kurus yang kami temui.

Saya katakan “iseng” karena memang it’s totally easy untuk menggemukan anak-anak yang kurus. Kami berhasil. Tetapi anak-anak yang kami rawat selama 30 – 60 hari di Therapeutic Feeding Centre (TFC) atau Panti Rawat Gizi (PRG) yang kami dirikan bersama doctorSHARE k e m b a l i kurus setelah dikembalikan ke rumah atau kampungnya. Kami gagal.

Saya pun mengevaluasi j a l a n n y a TFC, berpikir maintanance apa yang harus kami l a k u k a n d e n g a n b e r b a g a i pertimbangan dan diskusi bersama rekan-rekan doctorSHARE.

Hal yang paling mungkin kami lakukan adalah melakukan follow up terhadap anak-anak post perawatan TFC dan SELALU menerima mereka yang perlu untuk dirawat kembali. Apakah kami gagal? Saya tidak peduli.

Yang menjadi alasan adalah periode emas

(golden period) anak-anak ini. Golden period seorang anak adalah hingga 60 bulan atau 5 tahun. Golden period menjadi masa penentuan kualitas anak dan tentunya kualitas sebuah bangsa karena anak-anak adalah pewaris bangsa. Jika malnutrisi yang dialami anak-anak terjadi hingga melebihi golden period, sifatnya menjadi irreversible (menetap).

Save the Children mengatakan seperempat anak di dunia tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah karena malnutrisi kronis. Selain itu, organisasi yang sama juga memperkirakan bahwa anak-anak kurang gizi berpenghasilan 20 persen

lebih rendah saat mereka d e w a s a d ibandingkan mereka yang seusia namun bergizi baik. Kondisi ini m e m a k s a ekonomi global m e n a n g g u n g biaya lebih dari 100 US$ mi l ia r/ tahun. M a l n u t r i s i menghasi lkan dampak jangka

panjang yang besar. 1

Hampir separuh anak dibawah usia lima tahun yang meninggal disebabkan oleh kekurangan gizi. Ironisnya, jumlah ini terus meningkat. Angka kematian akibat kurang gizi terus bertambah dibanding penyebab kematian lain seperti malaria dan HIV. Kajian jurnal medis mengungkap lebih dari tiga juta anak meninggal sebagai dampak kurang gizi, terutama di kawasan Afrika dan Asia. 2

Help us become healthy babies and happy children...Ahmad Rivai, sebelum dan sesudah perawatan gizi di Therapeutic Feeding Center doctorSHARE di Pulai Kei,

Maluku Tenggara

m.voaindonesia.com/a/1670295.html 28 mei 2013www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/06/130606_ anak_mati_gizi.shtmlProfil Panti Rawat Gizi Pulau Kei 2011Ibid.

12

34

When you see a child dying in front of your

eyes, that means the food supply and

malnutrition situation in the country is very

serious(UNICEF)

18 19

Peresmian RSA dr. Lie Dharmawan:Ketika Sebuah Ide Gila Terwujud K

ata-kata tak cukup menggambarkan perasaan syukur kami kepada Tuhan, namun sungguh atas rahmatNya kapal yang

sebelumnya bernama Selebes Jaya telah diresmikan menjadi Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan pada Kamis, 6 Juni 2013.

Acara peresmian berlangsung di Kafe Jetski, Pantai Mutiara – Jakarta Utara, diawali misa pemberkatan pukul 08.00 – 09.30 WIB yang dipimpin Romo John Leufteuw. Misa dihadiri para tamu undangan dan diakhiri pembukaan tirai nama RSA dr. Lie Dharmawan sebagai tanda peresmian.

Sekitar pukul 10.00 WIB, doctorSHARE menyambut kedatangan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bapak Dahlan Iskan beserta rekan-rekan pemerintah yang telah diundang secara khusus untuk menyaksikan peresmian Rumah Sakit Apung swasta pertama di Indonesia ini.

Sambil bercengkerama, Bapak Dahlan Iskan berjalan masuk menuju lokasi peresmian dan mampir mendatangi stand doctorSHARE untuk menyalami panitia. Didampingi founder doctorSHARE, dr. Lie Dharmawan, Bapak Dahlan Iskan dan rekan-rekan wartawan pun melangsungkan tur singkat ke dalam Rumah Sakit Apung yang berlanjut dengan konferensi pers.

Dalam konferensi pers, dr. Lie selaku pendiri doctorSHARE menceritakan kilas balik sejarah serta visi dan misi didirikannya RSA dr. Lie Dharmawan. Bapak Dahlan Iskan menyampaikan rasa simpati dan bangganya serta memberi dukungan penuh bagi doctorSHARE dalam menjalankan visi misinya.

Resepsi peresmian pada sore hari dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara seperti Deputi V Kemenkokesra Ir. Dohardo Pakpahan, M.Si; dr. Eko Budi Priyanto dari Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI; dr.

Laode H. Donny dan dr. Ardy Iswady Thomas dari Kemenkes RI, Ir. Rudianto Tjen dari Komisi IX DPR RI; Walikota Jakarta Utara H. Bambang Sugiyono, SE, M.Si yang mewakili Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo; dan Prof. DR. Dr. Paul Tahalele, FCTS, FINACS dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI).

Pukul 17.00 WIB, para tamu undangan telah ramai berdatangan. MC membuka acara dengan suasana ceria dan santai. Kata sambutan bergantian dibawakan oleh ketua panitia dr. Sianly, Sekretaris Jenderal doctorSHARE, dr. Luyanti, MARS serta pendiri doctorSHARE dr. Lie Dharmawan.

Rangkaian acara berlanjut dengan pertunjukan tari tradisional Batak yang sangat indah dari anak-anak asuhan CCI Indonesia bekerjasama dengan doctorSHARE. Pemutaran video perjalanan kegiatan doctorSHARE dan pemotongan simbolis nasi tumpeng oleh dr. Luyanti, MARS yang diberikan kepada dr. Lie Dharmawan menjadi puncak acara peresmian RSA dr. Lie Dharmawan.

Makan malam persembahan Chez Ingrid diiringi live music dari Functuality Band berlangsung hangat dan meriah. Pada saat bersamaan, para tamu undangan tergerak memberikan donasi dalam rangka memberi dukungan bagi doctorSHARE untuk merealisasikan visi misinya.

doctorSHARE sungguh beruntung memiliki anggota berdedikasi tinggi yang telah jauh-jauh hari merancang acara tersebut dengan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga yang tak sedikit. Mereka bekerja semalam penuh mempersiapkan segala sesuatunya. Rasa lelah terbayar dengan sempurna oleh kebahagiaan lancarnya acara momen bersejarah peresmian RSA dr. Lie Dharmawan.

No one stands alone. One man can make a difference. Together we can!

(dr. Peggy Loman)Fotografer: Alidrian Fahwi

20 21

Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan ke Bangka Tengah

PPelayanan medis berikutnya dengan RSA dr. Lie Dharmawan berlangsung pada 17-19 Juni 2013. Bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Bangka

Tengah, pelayanan medis bertema “Mempererat Persaudaraan Menuju Indonesia Sehat” ini dilaksanakan di Desa Kurau, Bangka Tengah.

Rangkaian pelayanan medis meliputi pengobatan umum dan bedah minor (termasuk sirkumsisi) yang berlangsung di Balai Desa Kurau serta bedah mayor yang dilakukan di RSA dr. Lie Dharmawan. doctorSHARE menerjunkan 8 dokter umum, seorang dokter bedah, seorang dokter anestesi, seorang perawat kamar bedah, seorang penata anestesi, dan 6 relawan non medis.

17 Juni 2013, tim doctorSHARE yang tiba dengan RSA dr. Lie Dharmawan melangsungkan survei lapangan di lokasi pengobatan umum, bedah minor, dan bedah mayor. Tim juga melakukan sosialisasi lanjutan terhadap warga Desa Kurau sekaligus mematangkan persiapan kegiatan.

18 Juni 2013, doctorSHARE melangsungkan kegiatan pengobatan umum dan bedah minor yang dimulai pk 10.00 WIB dan berakhir sekitar pk 15.00 WIB. Rangkaian pelayanan medis ini disambut baik Pemda dan warga Kabupaten Bangka Tengah.

Warga yang menjalani pengobatan umum berjumlah 167 orang. Kasus pengobatan umum yang paling banyak adalah myalgia, gastritis, dermatitis, hipertensi, dan ISPA (infeksi saluran atas pernapasan).

Jumlah warga yang menjalani bedah minor

mencapai 15 orang. Kasus bedah minor yang dijumpai antara lain terdiri dari kista atheroma, lipoma, skin tag, fibroma, dan hemangioma.

Bedah mayor berlangsung pada 18 Juni 2013 malam hingga 19 Juni 2013 dini hari di RSA dr. Lie Dharmawan yang berjarak sekitar setengah jam perjalanan dengan speedboat dari Pelabuhan Kurau. Bedah mayor terdiri dari dua pasien dengan kasus hernia inguinalis dan appendisitis akut.

Seluruh pasien bedah mayor menginap di RSA dr. Lie Dharmawan dan keesokan harinya dirujuk ke RSUD yang berlokasi di Bangka Tengah. Dua

mil sebelum mencapai tepi Pelabuhan Tanjung Balam, RSA sempat mengalami kandas sebelum akhirnya berhasil diatasi beberapa jam kemudian.

Koordinator Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan untuk Bangka Tengah, dr. Paulus Lukman,

mengakui bahwa RSA yang tidak dapat bersandar dan terpaksa mengapung sejauh dua mil dari darat memang sedikit memusingkan namun tidak menyurutkan semangat doctorSHARE untuk melayani.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, dr. Bahrun Siregar Sutrisno, M. Kes mengatakan bahwa kerjasama dengan doctorSHARE merupakan sebuah langkah awal yang baik untuk membantu masyarakat Kabupaten Bangka Tengah yang membutuhkan layanan medis, terutama bedah.

“Persiapan yang dilakukan dalam pelayanan medis ke Bangka Tengah memang singkat karena situasi yang terus berubah. Sebenarnya animo masyarakat tinggi tetapi terkungkung mitos-mitos tertentu yang menimbulkan

dr. Paulus LukmanKoordinator Floating Hospital RSA dr. Lie Dharmawan untuk

Bangka Tengah

Setelah menyelesaikan trilogi perdana, kami kembali melanjutkan misi kemanusiaan. Dalam pelayanan medis ke Bangka Tengah, saya ditunjuk menjadi koordinator. Waktu persiapan memang cukup singkat, namun saya optimis tim doctorSHARE dapat melakukannya. Pelayanan medis berlangsung lancar.

Uniknya dalam pelayanan medis kali ini, saya sempat mendengar beberapa warga tidak berani menjalani bedah mayor. Saya menyayangkan adanya rumor-rumor kurang benar yang menyebabkan masyarakat takut dioperasi di dalam kapal yang mengapung di tengah laut. Dengan suksesnya dua operasi mayor (usus buntu dan hernia), saya berharap pandangan masyarakat Bangka berubah dan mau memanfaatkan pelayanan rumah sakit apung dengan lebih maksimal.

Di Bangka, kami juga sempat menghadapi kendala lokasi sandar RSA. Bangka memiliki dua pelabuhan namun kedua pelabuhan tersebut tidak dapat RSA gunakan untuk bersandar. Kejadian ini merupakan tantangan baru bagi doctorSHARE. Walau demikian, kami berhasil mengatasi tantangan tersebut. Pasien diantar dengan menggunakan speedboat dan kami sukses melangsungkan operasi di tengah laut.

Kendala lain adalah minimnya informasi kedalaman laut dari petugas pesisir setempat. Akibatnya, kapal sempat kandas beberapa mil dari Pelabuhan Tanjung Balam dan harus menunggu beberapa jam sebelum akhirnya dapat kembali melanjutkan perjalanan. Sebuah pengalaman yang menarik sekaligus pelajaran yang sangat berharga bagi doctorSHARE.

Rundown yang terus berganti akibat kondisi geografis juga merupakan tantangan bagi saya. Pengalaman pertama memang selalu ada di setiap kehidupan dan saya percaya tantangan-tantangan yang baru saya lalui ini merupakan bekal berharga bagi perjalanan RSA dr. Lie Dharmawan ke depan, khususnya dalam menghadapi keadaan geografis kawasan Indonesia Timur yang memiliki dinamika lebih beragam.

Akhir kata, saya sangat berterima kasih pada teman-teman yang selalu siap membantu saya dalam menyukseskan misi pelayanan kesehatan di Pulau Bangka. Maju terus doctorSHARE!

ketakutan untuk dioperasi di tengah laut. Mitos-mitos ini perlu dikikis. Kualitas hasil RSA tidak kalah dengan rumah sakit pada umumnya. Tujuan doctorSHARE adalah untuk membantu

orang,” papar pendiri doctorSHARE, dr. Lie A. Dharmawan, Ph.d, FICS, Sp.B, Sp.BTKV g

22 23

dr. SianlyKoordinator Floating Hospital RSA dr. Lie Dharmawan untuk

Kalimantan BaratPersiapan pelayanan medis ke Kalbar dilaksanakan dalam waktu singkat di sela kesibukan mempersiapkan peresmian RSA dr. Lie Dharmawan. Kami berkoordinasi dengan drg. Heri mewakili Polda Kalbar guna mengatur semua hal terkait teknis pelaksanaan pelayanan medis. Meski komunikasi hanya dilakukan melalui telepon, SMS, dan email, syukurlah kegiatan dapat berjalan lancar dan baik.

Tim doctorSHARE berkumpul beberapa kali, meluangkan waktu dari kesibukan masing-masing untuk bersama-sama membahas persiapan kegiatan, menyusun jadwal, packing obat-obatan, menyiapkan alat bedah mayor-minor dan rekam medis, membersihkan kapal, mengangkut obat dan peralatan medis ke kapal, serta semua keperluan lainnya.

Beberapa hari sebelum keberangkatan, informasi baru mengatakan bahwa setelah Kalbar, RSA akan melanjutkan pelayanan medis ke Bangka Tengah. Tim begerak cepat. Rapat dilaksanakan. Kami kembali berkumpul dan mempersiapkan tambahan obat-obatan dan membuat daftar bahan makanan berikut aneka keperluan selama pelayaran ke Bangka Tengah.

H-2, tiket penerbangan belum diperoleh karena miskomunikasi. Setelah menghubungi beberapa maskapai, mencari info, dan berjuang mendapatkan tiket yang serba mahal dan rata-rata penuh, akhirnya kami memperolehnya dengan dua jadwal keberangkatan. 7 orang mendapatkan penerbangan pukul 16.00 WIB dan 9 orang pada penerbangan pukul 18.00 WIB.

Setiba di Bandara Soepadio, kami dijemput drg. Heri dan rombongan. Tim dibagi dua: dr. Lie, dr. Luyanti, dan Sylvie langsung menuju RS. Bhayangkara untuk melakukan pemeriksaan pre-op calon pasien operasi bedah mayor, sisanya menuju Floating Hospital yang berlabuh di Pelabuhan Direktorat Pol. Air dengan membawa tambahan obat-obatan.

M e r e k a b e r t u g a s m e l a k u k a n s e t t i n g kamar dan p e r a l a t a n bedah.

Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung serempak pada 12 Juni 2013 yang meliputi pengobatan umum, bedah minor, bedah mayor, serta layanan sunatan masal. Warga yang hadir tampak antusias dengan pelayanan medis dan berharap kegiatan ini bukan menjadi yang pertama dan terakhir kalinya. Di masa mendatang, tentu besar pula harapan kami dapat kembali melayani warga di daerah pedalaman yang lebih terpencil dan sulit memperoleh akses pelayanan kesehatan semacam ini.

Salut kepada dr. Lie yang walaupun kondisi fisiknya sedang drop dan sangat kelelahan, tetap memberikan yang terbaik dari dirinya kepada para pasien yang membutuhkan.

Kelancaran dan keberhasilan pelayanan medis ini adalah berkat kekompakan, semangat positif, ketekunan, kejujuran, kerelaan hati melaksanakan tanggung jawab, dan dibumbui rasa humor. Seluruh tim bersatu hati sehingga kendala yang dihadapi dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan dapat dilewati dengan begitu baik. Rasa lelah terbayar dengan kepuasan hati melihat sembuhnya warga.

Thank you so much to all of my friends, lucky to meet you all. We work, struggle, headache, tired, sleepless, go crazy, all in togetherness, and always happy in the end. Such a spirit. Always keep fighting and see you all again in our next health services g

Pelayanan Medis RSA dr. Lie Dharmawan ke Kalimantan Barat

Setelah peresmian di Jetski Cafe, Pantai Mutiara – Jakarta Utara tanggal 6 Juni 2013, doctorSHARE melangsungkan pelayanan medis dengan RSA dr. Lie Dharmawan

di Pelabuhan Direktorat Polisi Air Polda Kalimantan Barat pada 11-13 Juni 2013.

Pelayanan medis ini merupakan hasil kerjasama tim doctorSHARE dengan Polda Kalimantan Barat dalam rangka ”HUT Bhayangkara ke-67.” Aktivitas pelayanan medis yang dilakukan terdiri dari pengobatan umum, pemberian obat bagi para peserta sunat masal, bedah minor, dan bedah mayor.

doctorSHARE menerjunkan seorang dokter spesialis bedah, sembilan dokter umum, seorang penata anestesi, dan lima relawan non medis. Tim tiba di Bandara Udara Supadio, Po nt i a n a k , Kalimantan

Barat hari Selasa 11 Juni 2013. Pada hari y a n g sama, tim m e l a -k u k a n

pemeriksaan kesehatan di R.S. Bhayangkara Kalbar terhadap

beberapa warga yang akan menjalani bedah mayor keesokan harinya.

Rabu, 12 Juni 2013, doctorSHARE mengikuti rangkaian kegiatan upacara HUT Bhayangkara yang antara lain dihadiri oleh Walikota Pontianak, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, Kapolda Kalimantan Barat, pejabat utama Polda Kalimantan Barat, Kakesdam, Muspida tingkat I Kalimantan Barat, Muspida tingkat II Kota Pontianak, dan Muspida tingkat II Kabupaten Kubu Raya.

Usai upacara, pendiri doctorSHARE dr. Lie A. Dharmawan, Ph.d, FICS, Sp.B, Sp.BTKV

memandu para pejabat meninjau fasilitas RSA dr. Lie Dharmawan. Kegiatan pengobatan umum, pemberian obat bagi para peserta sunat masal, bedah minor, dan bedah mayor dimulai serempak pk 10.00 WIB.

Kegiatan pengobatan umum dilaksanakan di Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat dengan total 61 warga yang berobat. Lima penyakit terbanyak yang ditemukan terdiri dari hipertensi, myalgia, gastritis, dermatitis dan Infeksi Saluran Atas Pernapasan (ISPA). Pada saat bersamaan, doctorSHARE juga memberikan obat-obatan bagi peserta sunat masal yang berjumlah total 70 orang.

Untuk kasus pengobatan umum yang memerlukan pemeriksaan penunjang, RSA dr. Lie Dharmawan melayani pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) dan USG (Ultrasonografi).

Pelayanan bedah minor dilakukan di RSA dr. Lie Dharmawan. Sebagian besar kasus yang ditemukan adalah lipoma, kista atheroma, nevus pigmentosus, serta reparasi perdarahan post sirkumsisi. Total jumlah pasien bedah minor adalah 8 orang dengan 11 kasus.

Tindakan bedah mayor yang juga berlangsung di RSA dr. Lie Dharmawan, dilakukan langsung oleh pendiri doctorSHARE dr. Lie A. Dharmawan, Ph.d, didampingi seorang penata anestesi dari RS Sudarso Pontianak (Soetamtomo), dan seorang perawat (Retno Susanti).

Total pasien bedah mayor adalah 6 warga dengan 8 kasus. Jenis kasus yang ditemukan terdiri dari appendisitis, hernia skrotalis, sirkumsisi, hidrokel, dan eksisi silikon. Aktivitas bedah berlangsung lancar. Seluruh pasien dirujuk ke R.S. Bhayangkara untuk perawatan lebih lanjut.

13 Juni 2013, doctorSHARE melangsungkan visit pasca bedah mayor di R.S. Bhayangkara, Kalimantan Barat. Seluruh pasien dinyatakan dalam kondisi baik g

24 25

26

lingkungan pun menunjukkan hasil serupa. Lama kelamaan, penyakit di lingkungan ini berkurang. “Aku mau jadi pilot, biar bisa terbang ke langit!” celoteh seorang anak di komunitas ini tentang cita-citanya. Saya yakin suatu saat anak ini akan benar-benar menemukan dirinya menjadi seorang pilot sukses. Jika merasa nyaman beraktivitas di lingkungan sendiri,

anak-anak akan mencintai rumahnya. Potensi dalam diri mereka tergali maksimal sehingga mampu menggapai cita-cita dengan prestasi yang layak dibanggakan keluarga dan negara

Semoga rumah kita menjadi rumah yang layak untuk anak-anak: calon pemimpin bangsa, penentu masa depan Indonesia g

(dr. Fidella-Koordinator doctorSHARE untuk Pelayanan Pendampingan Kesehatan)

Menciptakan Rumah Layak Anak

H ari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli membawa pesan agar seluruh warga Indonesia meningkatkan kepedulian terhadap

perlindungan dan pemenuhan hak anak Indonesia. Tujuannya, mereka dapat tumbuh dan berkembang optimal sehingga melahirkan generasi penerus bangsa yang tangguh, kuat, berkualitas, kreatif, sehat, cerdas, berprestasi, dan berakhlak mulia. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh bersumber dari pengasuhan dalam lingkungan keluarga dengan menciptakan lingkungan aman dan nyaman dalam pola pengasuhan anak. Rumah Layak Anak adalah rumah yang memungkinkan anak dapat menjalankan aktivitasnya dengan aman dan tidak membahayakan disertai lingkungan bersih dan sehat. Kreativitas mereka seharusnya berkembang tanpa dibatasi lingkungan kotor dan takut sakit. Kita harus

m e n g u p aya ka n lingkungan tempat bermain mereka menjadi lingkungan yang bersih. Sayangnya, berbagai pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa kita masih perlu bekerja keras mewujudkan Rumah Layak Anak, termasuk di area Semper dan Cempaka Mas, Jakarta yang selama ini saya pantau. “Banyak anak-anak yang masih sembarangan buang air besar. Di pinggir jalan, kebun rumah, dan pekarangan. Mereka sudah

terbiasa seperti itu sejak kecil,” tutur salah seorang ibu di sana. Jalan keluar untuk mendobrak kebiasaan negatif macam ini adalah memberikan pengetahuan dan pengasuhan terhadap anak-anak maupun orang tuanya. Dalam hal ini, orang tua memegang peran yang sangat penting untuk menanamkan kebiasaan yang baik. Orang tua perlu membiasakan anak-anak membuang sampah pada tempatnya, menanamkan pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta tentu saja membuang kotoran pada tempatnya. Hal-hal semacam ini sesungguhnya tidak sulit diterapkan anak-anak asalkan orang tua memberikan contoh yang baik dalam kesehariannya. Budaya hidup bersih dan sehat sejak dini bukan hanya akan mencegah anak jatuh sakit namun juga menciptakan budaya positif bagi generasi selanjutnya. Dimulai dari lingkungan keluarga, kebiasaan hidup bersih dan sehat akan menyebar hingga tingkat negara. Siapa tak ingin melihat Indonesia menjadi negara yang bersih dan sehat? Rumah Layak Anak tidak melulu berbicara soal materi. Kuncinya terletak pada pembinaan, pengasuhan, dan pendidikan anak yang sesuai masa perkembangannya. Selain orang tua, pendidikan formal melalui program wajib belajar anak 9 tahun dan pendidikan non formal merupakan langkah penting yang perlu diperhatikan. Pendidikan non formal dapat diperoleh dari manapun

seperti pendampingan kesehatan yang selama ini sering doctorSHARE lakukan bersama Care Channels Indonesia (CCI) di komunitas anak Semper dan Cempaka Mas, Jakarta. Melalui kegiatan sederhana seperti belajar cara mencuci tangan dan menggosok gigi, kemajuan anak-anak dalam menerapkan budaya hidup bersih dan sehat sudah banyak terlihat. Orang tua yang mendapat penyuluhan tentang aneka penyakit terkait kebersihan

Di Balik Pesona Komodo

Komodo atau varamus komodoensis hidup di beberapa pulau kecil di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Diperkirakan terdapat sekitar 3.500 komodo hidup tersebar di Pulau Komodo dan Pulau Rinca serta beberapa pulau kecil lainnya.

Komodo adalah kadal terbesar yang ada di dunia saat ini. Hewan ini mencapai panjang antara 2 – 3 meter dan berat kurang lebih 250 kilogram. Komodo merupakan jenis karnivor murni. Walaupun mempunyai kuping dan mata yang berfungsi baik, indera penciumannya sangatlah tajam. Binatang ini bisa mengendus mangsanya hingga radius 8 – 9 kilometer, dan terutama sangat peka terhadap aroma darah. Mereka mampu bergerak di darat hingga berkecepatan 18 kilometer/jam bahkan sanggup menyelam hingga kedalaman 4 meter. Dengan cakar yang kuat, mereka juga mampu memanjat pohon.

Karena tergolong karnivor murni, predator ini kadang-kadang memangsa anaknya sendiri. Itu sebabnya mengapa bayi komodo hidup di pohon-pohon. Mereka harus menghindar dari incaran komodo dewasa.

Sensus di awal tahun 1970 mencatat lebih

dari 5.000 komodo yang hidup liar di Pulau Komodo dan Pulau Rinca serta beberapa pulau kecil lainnya. Penetapan komodo sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia menambah daya tarik terhadap hewan yang satu ini hingga mengundang lebih banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk menyaksikan mereka di habitat aslinya.

Namun demikian, gigitan kadal raksasa ini perlu ditakuti dan diwaspadai. Air liur komodo mengandung lebih dari 100 jenis bakteri hidup yang sangat berbahaya dan mematikan. Pada luka gigitan hewan ini, ekstremitas yang digigit harus dibebat utuk menghambat penyebaran kuman ke arah jantung. Lalu dengan anestesi lokal, lubang bekas gigitan diperlebar agar darah mengalir keluar. Luka kemudian dicuci dengan NaCl 0,9% dan H2O2. Korban diberi broad spectrum antibiotics dan obat-obatan lainnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti multi vitamin dan makanan bergizi g(dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, FICS,

Sp.B, Sp.BTKV)

27

Ibu FITRIBpk. FRANS KALITA - PEKAN BARUIbu FRANSISKA KBpk. FX NURSALIM Bpk. GUNADI WIDJAJA Bpk. GUNAWAN GUSTIBpk. GUNAWAN SUBAGIOBpk. GUNAWAN WIDJAJABpk. HANDI WIJAYABpk. HENRY KUSUMABpk. HENRY MAKNAWIIbu HERWATY FETY SOEGANTOIbu HUNGLYA SUMINTOBpk. HUSEIN GOZALIBpk. IGNANTO SANDJOJOIbu INDRY YOSEPHINEIbu INGE DAHLANIbu JANEIbu JANTY NURDINIbu JAUW GEK SINBpk. JERRIO RINALDIIbu JESSICA BELINDABpk. JIMMY WIJAYABpk. JOSEPH LOHARJOBpk. JUSUF TJANDRA DJAJABpk. KOE SIN LIE & LILIBpk. LEO HARTONOIbu LIANA ASLIIbu LIE YOSEFINEIbu LINA TRISNAWATYIbu LINIWATI DJAJAIbu LISA SUROSOIbu LISTIJANI GUNAWANIbu LORENSIA EFAIbu MARGARETH LIE PERMANAIbu MARIA ANGELINA BUNAWANIbu MARIA ASTRID LESTARIIbu MARIA TARIGANIbu MINARTI

Ibu MINIIbu MONIKA NATALIAIbu NATALIA JANE LIEIbu NETTY WILLYIbu PASCALINA ALWIDINIbu PETRICIABpk. PHILIAWAN WIDAJAIbu PUSPITAIbu RATNAWATI BINTOROBpk. RICKY SIDHARTABpk. RONALD FITONO A Md ParBpk. RUDOLF TJANDRA - PERMATA MOBILBpk. RUDY SETIAWANBpk. SAFUDDINBpk. SASMITA WINATABpk. SEBASTIAN DHARMAWANBpk. SEBASTIAN LUTTER-GERMANYBpk. SEBASTIAN ONGIbu SEKAR ADINDAIbu SELVIA LOIbu SIAUW MAYLIBpk. SO WEE MINGBpk. SOMBOON YUPRAPAN Ibu ZR. WIWIK Ibu SRI DANIELIbu SRI REJEKI RIUHATBpk. STEPHEN TANUDJAJAIbu SU CENBpk. SUKINTOBpk. SULAIMANBpk. SURYANTO GOWIJOYOBpk. SUSHANNA NGADIBpk.SUTRISNO DHARMAIbu TERESA SUBRATABpk. YOHAN SUTANDARBpk. YOYOBpk. YUDIIbu YULIANA GUNAWANIbu YVONNE

28 29

ALUMNI URECA CHEMICAL GOLF CLUBCHEZ INGRID CATERING SERVICE CIPUTRA GROUPKEL. ALM BPK LUPINGKEL. ALM NY TJIA KIM LANKEL. BP SOESANTO WIJAYA - NEW ZEALAND

KENCANA GROUPLIONS CLUB JAKARTA - MITRA ANYELIRMEGA GLODOK KEMAYORANPROSKUNEO DOCKING SHIPSPROVIDENTIA DIVINAPT. ADITYA SARANA GRAHA PT. BUKIT MERAPIN PT. CITRA NUSANTARA PERKASAPT. DIPA PHARMALAB INTERSAINSPT. DUNIA SAFTINDOPT. HALIMJAYA SAKTIPT. GRAFIKA KARYA INDAH LESTARIPT. PANCA TALENTAMASPT. PERINDUSTRIAN - BPK. DJENGGOTPT. SETIAWAN MANGGALA PT. SURYA PERTIWIPT. SURYA TOTO INDONESIASAHABAT CLUBSINAR DAMAIYAYASAN DEWI MUSTIKA

Bpk. AA TOHARIBpk. AGUS SUPANGATBpk. ALEX SUHARLIBpk. ANDRY SOEKIYAT TEZA Bpk. ANTON HALIMBpk. ANTON/OTTOBpk. ANTONI SUSANTOBpk. ARIF SURYADI

Ibu ARYANI LOANBpk. BENDI SIMONBpk. BENNY KARIMBpk. BENNY TJANBpk. BOBBY HALIMIbu CAROLINEIbu CAROLINE DHARMAWANIbu CAROLINE/ALENAIbu CHRISTILIAWATY GUNAWANIbu CHRISTINE SUTANDIIbu CICILIA BUCHANAN Bpk. DARMAN & IBU TUMI IDA SITOMPUL

Bpk. DHARMAWIIbu DESSY - PALEMBANGIbu DEVY YULIANAIbu DEVY YULIANA Ibu DEWI SUPARDJOBpk. DJONNY EFFENDIIbu dr. CECILIA ARYANTI HUSADAIbu dr. ERLINA SUTJIADIIbu dr. ERLINA SUTJIADIIbu dr. FRANSISKA MOCHTAR SpOGIbu dr. LENNIBpk. dr. LIE DHARMAWAN, KELUARGA BESAR

Ibu dr. LILIATI WIDJAJAIbu dr. MURLINA WBpk. dr. NOVPI SUSANTOIbu dr. SIANLYBpk. dr. TAN SIE TIK DKK Bpk. EDDY SETIADIBpk. EDO LESMANABpk. EDYBpk. EKAIbu ERNI SUBANDIIbu FATIAH KARIMBpk. FATLI

Partisipasi ANDA Membantu MewujudkanINDONESIA SEHAT

Kala mereka merintih sakit, telinga Anda mendengarnyaKala perut lapar melilit bayi-bayi kecil, tangan Anda membebaskannya

Kala harapan itu pupus sudah, Anda bantu menggapainyaPartisipasi Anda membuat ribuan orang menerima harapan dan hidup yang baru.

Terima kasih untuk terus peduli.

DAN KEPADA SEMUA RELAWAN DAN PIHAK YANG TIDAK BISA DISEBUTKAN SATU PER SATU

**Daftar donatur urut abjad, dimulai dari donatur perusahaan/yayasan dan donatur pribadi.

Atau Download link rekaman mars doctorSHARE:https://mega.co.nz/#!lIYCGAiQ!PBH2o255zTKJU_HcSEKjHizQ7Ot3nhIXvDe3O0dnWZwhttp://www.4shared.com/music/0PCg3tqh/MARS_DOCTOR_SHARE_MASTER.html

30 31

Mars doctorSHARE

Dm G Em Am3 2 1 7 6 2 7 7 7 7 1 2 2 5 1Di sekeliling kita, banyak orang menderita

Dm G C 3 2 1 7 6 2 7 7 7 7 1 2 2 1 3Di sekeliling kita, banyak orang kelaparan

Dm G3 3 4 5 6 6 6 6 7 1 3 2M’reka butuhkan, uluran tangan kita

Em Am7 7 1 2 5 5 5 5 2 7 1M’reka butuhkan, kasih sayang kita

F Dm G C1 7 6 7 1 6 6 1 32 2 2 1 7 1Kami doctorSHARE Ada di sini, untuk mereka Chorus:

C G Am Em F Em Dm. G.1 2 3 5 2 1 2 3 5 4 4 4 4 3 3 2 1 2Kami berkarya tanpa pamrih Merajut mimpi anak bangsa

C G Am Gm C71 2 3 5 2 1 1 2 3 43Satu hal yang buat Kami bahagia

F C/E F C/E4 3 2 1 2 3 21 4 3 2 1 2 3 21Saat m’reka dapatkan Kehidupan yang layak

F C/E Dm G C4 3 2 1 2 6 5 6 1 4 3 1 4 3 2 1 1 Dan tersenyum bahagia Karna kita semua bersaudara...

Bridge:

F/A G/B F/C C F/A G/B A1 1 2 5 5 4 4 4 5 3 1 1 1 2 2 2 5 6Mari kita bergandengan tangan Berbagi kasih dan cinta

Dm C Bb G6 5 4 3 1 3 4 2 2 1 5Demi Indonesia sehat dan damai

Music by Melia Sugiarto SantosoLyric by Sylvie Tanaga & Melia Sugiarto Santoso

© 2009

1 = C

Behind The SceneMars doctorSHARE

Mars doctorSHARE diperdengarkan pertama kalinya dalam acara Malam Dana doctorSHARE 2009. Aransemen mars ini dibuat

oleh Melia Sugiarto Santoso. Wanita kelahiran 29 Agustus 1989 yang sudah membuat lagu sejak SD ini pernah menjadi komposer Red Planet Music Publisher Singapore, dan mengaransemen lagu untuk Overseas Chinese Taiwan Youth Study Tour di Kaoshiung, Taiwan.

Lirik dibuat oleh Melia berkolaborasi dengan Sylvie Tanaga, penulis kelahiran 1 Maret 1987yang menulis berbagai artikel opini surat kabar, jurnal, majalah, dan website serta aneka jenis tulisan lainnya. Ide membuat rekaman mars kembali muncul saat doctorSHARE mempersiapkan peresmian RSA dr. Lie Dharmawan. DVD acara Malam

Dana 2009 pun kembali diputar dan mars yang sedang dinyanyikan direkam secara manual untuk dipelajari para musisi dan seluruh anggota doctorSHARE.

Rekaman dibuat beberapa hari sebelum peresmian RSA dr. Lie Dharmawan oleh Functuality Band beranggotakan Daniel Reinhard (vokalis), Marcel Christophorus (saxophone), Reno Adrian (gitar), Piter Pical (bass), Daniel Winardi (drum), dan Ferdinand Alexander (keyboard) yang telah memiliki pengalaman bermusik dalam berbagai even ternama seperti Java Jazz Festival dan Asian Beat.

Rekaman berlangsung tanggal 4 Juni 2013 di Roemah Iponk Studio, Lippo Karawaci Tangerang mulai pukul 22.00 hingga pukul 02.00. Setelah merekam per instrumen, proses berikutnya adalah mixing dan mastering. Hasil rekaman diperdengarkan pada acara peresmian RSA dr. Lie Dharmawan. Anda juga dapat mengunduh mars doctorSHARE melalui alamat situs yang tertera di bawah halaman ini.

Selamat Menikmati!

Scan QRcode di bawah ini:

Melia Sugiarto Santoso“Pertama kali cukup bingung menentukan apakah akan menggunakan tempo cepat atau lambat. Rasanya sedih mengingat

banyak orang menderita karena sulit berobat. Namun tempo lambat hanya

akan menambah nuansa sedih dan seolah tidak memberi solusi. Akhirnya

saya putuskan memberi beat untuk menyuntikkan semangat. Kita harus selalu

bersemangat membantu sesama.”

Sylvie Tanaga“Tidak mudah membuat lirik mars yang tidak terkesan klise. Lirik mars ini adalah

hasil utak-atik berulang kali bersama Melia dengan tujuan menyampaikan visi kemanusiaan doctorSHARE dengan baik

sekaligus pas dengan nada. Harapan saya semoga siapapun yang mendengar mars ini tersentuh untuk berbuat sesuatu bagi

mereka yang membutuhkan, apapun bentuknya.”