ai konduktometer
DESCRIPTION
bknTRANSCRIPT
KONDUKTOMETER
I. Tujuan
1. Untuk mengetahui hantaran dari suatu larutan.
2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan konduktometer
3. Untuk mengetahui cara menghitung banyak-nya DHL dalam suatu larutan
II. Teori
Apabila didalam larutan terdapat garam-garam anorganik yang terlarut maka
akan terbentuk ion positif dan ion negatif. Ion positif dan ion negatif akan
bergerak menuju elektroda menghasilkan hantaran (conductance). Hantaran
disimbolkan dengan huruf “l” adalah kebalikan dari hambatan (resistence)
disombolkan dengan “R” sehingga
L =
1R
Satuan-satuan dari hantaran adalah:
L =
1Ohm
Pada hambatan ada istilah hambatan jenis (specific resistance) maka begitu
pula pada hantaran ada istilah hantaran jenis atau specific conductance.
Hantaran jenis suatu larutan berbanding luirus dengan panjang hantaran dan
berbanding terbalik dengan penampang penghantar.
R = ρ
lA
1R
=A
ρ .ℓ
L =
1ρ X
Aℓ L = k
Aℓ
K =
L. ℓA
1
Keterangan :
K = hantaran jenis Ρ = hambatan jenis
L = hantaran L = panjang hantaran (cm)
A = penempang penghantar (cm2)
Satuan hantaran jenis: S/cm
Satuan hantaran dan hantaran jeenis terkecil dinyatakan dalam satuan ms (mili
siemen) dan µs (mikro siemen) untuk hantaran serta mS/cm dan µS/cm untuk
hantaran jenis.
1 mS = 103µS.
Conductivitymeter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk hantaran
ataupun hantaran jenis suatu larutan yang mengandung senyawa-senyawa
anorganik yang terlarut. Didasarkan atas penggerakan ion positif dan ion negatif
ke elektroda.
Semakin banyak garam-garan anorgani yang terlarut didalam larutan maka
semakin beasr pula hantaran larutan. Sehingga di samping condictivitymeter ada
pula peralatan dengan prinsip kerja sama yang disebut dengan TDS meter.
TDS = Total Dissolved Solid (total zat padat terlarut).
Peralatan conductivity meter
Komponen-komponen utama dari peralatan conductivitymeter terdiri dari:
1. Sumber sinar
Sumber arus yang digunakan adalah arus bolak balik (AC) dengan
frekuensi tinggi 600-1000 Hz. Untuk mendapatkan arus bolak balik
frekuensi tinggi digunakan alat osilator. Arus dengan frekuensi tinggi
bertujuan untuk mencegah jangan sampai terjadi peristiwa elektrolisa.
2
2. Jembatan wheatstone
Jembatan wheatstone yang digunakan adalah system nol, dimana salah
satu tahanan diketahui besarnya. Apabila tahanan larutan diperoleh maka
hantaran larutan juga akan diperoleh.
Rx. RDC = Rs . RAD
Rx = RAD x Rs
RDC
Keterangan :
Rx = hambatan larutan
Rs = hambatan satandar
Bila Rx diperoleh maka dip[eroleh pula hantaran larutan (Lx)
Lx =
1Rx
3. Sel hantaran
Sel hantaran dibuat dari platina (Pt) yang panjang dan penampangnya
konstan
Prinsip kerja:
Sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada
dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan
listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik
larutan.
Kegunaan conductivitymeter
Digunakan untuk menentukan hantaran larutan terutama hantaran air, khusus
untuk air minum disyaratkan hantaran maiksimal250 µS. conductovitymeter dapat
juga digunakan untuk menetukan TDS.
3
III. Prosedur kerja
1. Alat yang digunakan
Konduktometer
Gelas piala
Labu ukur
Pipet gondok
Pipet takar
Batang pengaduk
Buret
Satandar dan Klem
2. Bahan yang digunakan
Aguades
NaOH 0,5 N
HCl 0,1 N
3. Cara kerja
a. Semua alat dicuci dan dikeringkan.
b. Dihidupkan alat konduktometer.
c. Dibuat larutan NaOH 0,1 N dan HCl 0,1 N.
d. Lalu dipipet 10 mL larutan HCl 0,1 N dan diencerkan sampai 80 mL.
e. Setelah itu dititrasi NaOH 0,1 N.dengan penambahan 1 mL.
f. Diukur hantarannya dengan konduktometer tiap penambahan 1 mL
g. Dilakukan hal tersebut sampai terjadi penurunan nilai DHL dan setelah
itu terjadi lagi kenaikan nilai DHL.
4
IV. Data
Titrasi larutan standar HCL 0,1 N Titrasi Larutan Cx dengan NaOH 0,1 N
dengan NaOH 0,1 N
V titrasi (mL) DHL (mS) V titrasi (mL) DHL (mS)
5
0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
0,00
42,8
39,3
35,4
34,3
37,2
33,4
32,1
28,2
27,6
27,4
0
0,5
1,0
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
8,0
8,5
9,0
9,5
10
10,5
11
11,5
12,0
0,00
28,2
28,1
25,0
24,4
23,3
20,9
18,3
17,2
16,4
15,8
14,1
12,4
10,4
9,2
8,2
7,1
8,2
8,5
9,0
9,6
9,8
10,6
10,8
V. Perhitungan
Titrasi larutan standar HCl dengan NaOH
N HCl = 0,1 N
6
V HCl = 10 mL
V NaOH = 10mL
N NaOH =
(V .N )HClVNaOH
=
10 x0,110
= 0,1N
Titrasi larutan Cx (HCl) dengan NaOH
N NaOH = 0,4 N
V NaOH = 9,0 mL
N HCl = 0,1 N
V HCl =
(V .N )NaOHNHCl
=
9×0,10,1
= 9,0mL
VI. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan yang berjudul “Konduktometri” maka
didapatkan hasil sebagai berikut :
Konsentrasi tepat NaOH adalah 0,1 N
Volume larutan contoh atau Cx adalah 9,0 mL
7
Daftar Pustaka
Darmawangsa. Z. A. 1986. Penuntun Paraktikum Analisis Instrumen. (dasar-dasar
dan Penggunaan). CV Graguna Jakarta. Jakarta.
S.M. Kophlior. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Dujaatma ph. D. “Kimia Universitas”. Jilid II Erlangga. Jakarta
Konsentrasi NaOH = 0,1 N
Volume Hcl dari Cx = 9,5 ml
8