aik gula dan bioetanol
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
1/10
TAHAP PENYELESAIAN
Pengeringan dilakukan dengan penyemprotan uap panas dengan suhu 70 oC,
kemudian didinginkan kembali karena gula tidak tahan pada temperatur yang tinggi. Tujuan
pengeringan adalah untuk menghindari kerusakan gula yang disebabkan oleh
mikroorganisme, agar gula tahan lama selama proses penyimpanan sebelum disalurkan
kepada konsumen. Setelah kering gula diangkut dengan elevator dan disaring pada saringan
vibrating screen. Gula dengan ukuran standar SHS (Super High Sugar) diangkut dengan
sugar conveyor yang diatasnya dipasang magnetic saparator untuk menarik logam (besi) yang
melekat pada kristal gula dengan menggunakan alat includit fan. Dari alat pengering ini, gula
produksi diangkut dengan elevator menuju saringan vibrating screen, kadar moisture 0.05%
dengan suhu 30-50o
c. Kristal gula yang diturunkan dari putaran SHS (Super High Sugar)melalui grasshoper conveyor menuju jacob evaporator. Kemudian ditumpahkan ke sugar
dryer dan cooler untuk dikeringkan karena gula hasil putaran hasil SHS (Super High Sugar)
masih basah, selain itu menghindari kerusakan gula oleh jamur agar bisa disimpan lebih
lama. Pengeringan dilakukan dengan cara penghembusan udara panas dengan temperatur
75oC. Kemudian gula tersebut diangkat ke saringan gula yang mempunyai dua macam ukuran
yang berbeda.
Gula halus dan kasar yang tidak memenuhi standar akan dilebur kembali. Gula yang
memenuhi standar akan melewati saringan yang dilengkapi dengan magnet yang berguna
untuk menangkap partikel-partikel logam yang mungkin terikat dalam gula. Kemudian gula
ditumpahkanke belt konveyor menuju sugar bin yang dilengkapi suatu mesin pengisi dan
penimbang serta alat penjahit karung. Dari sugar bin dikeluarkan gula yang beratnya 50kg
perkantongan yang selanjutnya dengan belt konveyor disimpan kegudang penyimpanan gula.
Vibrating Screen
Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring
digerakkan padafrekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan jenis ini mempunyai kapasitas
tinggi, dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang digunakan untuk range yang luas dari
ukuran partikel.Vibrating screenpada dasarnya adalah lapisan bergetar yang berfungsi untuk
melakukan proses pengelompokan material dengan carascreening. Screeningitu sendiri ialah
proses pengelompokan atau pemisahan material secara mekanik berdasarkan perbedaan
ukuran partikel dan ukuran lubang ayakan sehingga ukurannya seragam. Prinsip kerja dari
vibrating screenini adalah menghasilkan getaran dari sumber getar yang kemudia diteruskan
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
2/10
ke permukaan screen sehingga screen tersebut dapat bergerak naik-turun. Pergerakan naik-
turun permukaan screen kemudia diterima material yang berada diatasnya sebagai energi
penggerak yang menyebabkan material tersebut terseleksi dengan sendirinya hingga lolos
dari lubang ayakan pada screen. Jumlah lubang pada screen diukur dengan satuan mesh,
yakni jumlah lubang yang terdapat per satu inch kuadrat dari luas screen. Semakin tinggi nilai
mesh berarti jumlah lubang per satuan luas screen semakin banyak, yang berarti ukuran
lubang semakin kecil sehingga dapat dikatakan hasil yang diperoleh semakin halus.
Bucket elevator
Bucket elevator adalah suatu alat transportasi material yang digunakan untuk
mengangkut material dengan arah vertikal. Alat ini mengangkut material dalam bentuk bubuk
maupun bulk dengan ukuran sampai dengan 50 mm dan temperatur sampai 350 derajat.Kearah vertical kapasitasnya bisa mencapai 1300 m3/jam dengan isian maksimal 75% dan
ketinggian 60 meter.
Blending Silo
Alat utama yang digunakan untuk mencampur dan menghomogenkan bahan baku
adalah blending silo, dengan media pengaduk adalah udara. Bahan baku masuk dari bagian
atas blending silo, oleh karena itu alat transportasi yang digunakan untuk mengirim bahan
baku hasil penggilingan blending siloadalah bucket elevator, dan keluar dari bagian bawah
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
3/10
blending silo dilakukan pada beberapa titik dengan jarak tertentu, dan diatur dengan
menggunakan valve yang sudah diatur waktu bukaannya. Proses pengeluarannya dari
beberapa titik dilakukan untuk menambah kehomogenan bahan baku. Blending silo
dilengkapi dengan alat pendeteksi ketinggian ( levelindicator ), sehingga jika blending silo
sudah penuh, maka pemasukan bahan baku terhenti secara otomatis.
Alat-alat pada pembuatan Bioetanol dari MolasseTangki penyimpanan
Pada tangki penyimpanan dilengkapi dengan level controller (LC) yang berfungsi
untuk mengukur ketinggian permukaan cairan di dalam tangki. Prinsip kerja adalah jumlah
aliran fluida diatur oleh control valve ,dimana nantinya akan mendeteksi dan menunjukkan
tinggi permukaan pada set point. Alat penting yang digunakan adalah berupa pelampung atau
transducer difragma untuk mendeteksi dan menunjukkan tinggi permukaan cairan di dalam
tangki.
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
4/10
Penimbangan tetes
Pada penimbangan tetes ini dipakai jenis timbangan cepat dengan kapasitas timbang
tertentu, dilengkapi dengan alat pembuka dan penutup berupa katup buangan yang
dioperasikan secara manual. Dan juga panel on-off pompa tetes yang yang diatur secara
otomatis. Cara kerjanya dengan menimbang tetes yang dipompa dari gudang penyimpan tetes
untuk setiap harinya.
Tangki Pencampur
Tahap pencampuran tetes ini menggunakan tangki pencampur tetes dengan kapasitas
tertentu yang dilengkapi pancaran uap air panas (steam), yang berfungsi sebagai pengaduk
dan pemanas tetes. Cara kerjanya yaitu pertama-tama air panas bersuhu 70o C dimasukkan ke
dalam tangki pencampur tetes (mixing tank), kemudian disusul dengan tetes yang telah
ditimbang. Setelah itu disirkulasi dengan menggunakan pompa hingga tetes dan air tercampur
dengan baik. Pencampuran dianggap selesai dengan indikasi kepekatan mencapai 90o brix
dan dipanskan dengan uap air panas (steam) sampai suhunya mencapai 90 o C. Tujuan
diberikannya air panas adalah untuk mempercepat proses pelarutan, sedangkan pemanasan
dengan uap air panas (steam) adalah untuk sterilisasi larutan tetes. Setelah semua tercampurdengan baik ditambahkan asam sulfat (H2SO4) teknis dengan kepekatan 96,5 % sampai pH
mencapai 4,5 - 5. Pemberian asam sulfat (H2SO4) ini bertujuan untuk mengendapkan garam
garam mineral di dalam tetes dan untuk memecah di-sakarida (sukrosa) didalam tetes menjadi
monosakarida berupa senyawa d-glukosa dan d-fruktosa.
Pompa dan Pipa Decanter
Pada tahap pengendapan ini menggunakan tangki yang dilengkapi dengan pipa
decanter. Pada tahap ini larutan tetes dengan kepekatan 40obrix dari tangki pencampur
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
5/10
ditampung dalam tangki ini dan diendapkan selama 5 jam untuk mengendapkan kotoran-
kotoran tetes (sludge), terutama endapan garam. Pengendapan ini bertujuan untuk
mengurangi kerak yang terjadi pada mash column (kolom destilasi pertama). Setelah 5 jam,
cairan tetes dipompa menuju tangki fermentor melalui decanter dan heat exchanger (HE).
Heat exchanger ini berfungsi untuk menurunkan suhu sampai 30oC sebagai syarat operasi
fermentasi. Sedangkan cairan sisa yang berupa endapan kotoran-kotoran dan sebagian cairan
tetes dipompa ke tangki pencuci endapan kotoran tetes (tangki sludge).
Cooler
Prinsip kerja alat cooler adalah menurunkan suhu aliran air mengekstraksi panas dariair dengan membuang panas ke atmosfer. Air panas yang masuk kebagian atas kemudian
menuju kebagian bawah karena adanya gaya gravitasi atau diarahkan kebawah. Selanjutnya
udara(searah air) masuk melalui filling dan terjadi perpindahan massa dan panas dari air ke
udara.
Pre-Fermentor
Tahap ini menggunakan tangki prefermentor yang dilengkapi pipa aliran udara dan
pipa aliran air pendingin pada bagian luar dinding tangki. Tahap ini bertujuan untuk
mengembangbiakkan ragi jenissaccharomycescereviseae dengan menggunakan media tetes.
Untuk pembuatan larutan ragi, mula-mula diawali dengan cara memasukkan air proses
bersuhu 15oC dan tetes 40obrix dari tangki pengendap tetes ke dalam tangki seeding dan
mencampurnya hingga mencapai kekentalan sekitar 12 - 13o brix yang disertai aliran udara
dari blower dengan fungsi ganda yaitu untuk mempercepat tercampurnya tetes dengan air dan
juga untuk konsumsi kebutuhan oksigen bagi ragi saccharomyces cereviseae yang
berlangsung pada suasana aerob. Selain itu juga menjaga suhu tangki konstan pada 30o C
dengan mengalirkan air pada dinding luar tangki. Jika tidak dijaga, maka ragi sedang
dikembangbiakkan akan terganggu kelangsungan hidupnya dan kemudian akan mati.
Kemudian memasukkan ragi roti (gist) yang telah dilarutkan dengan air secukupnya. Untuk
nutrisinya, dimasukkan urea, diammonium phospat, dan ammonia. PHP juga ditambahkan ke
dalam larutan ini dengan tujuan untukmempertahankan pH agar tetap konstan yaitu 4.5 5.
Dari hasil campuran ini didapatkan biakan ragi.Pada Tangki pre-fermentor terdapat beberapa
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
6/10
reaksi yaitu: reaksi hidrolisa, reaksi penguraian urea serta reaksi pertumbuhan yeast. Asumsi
pada reaksi hidrolisa adalah konversi yang terjadi 95%.
Persamaan reaksi hidrolisa sebagai berikut:
C12H22O11+H2O 2C6H12O6
Persamaan reaksi pada 95% konversi proses
penguraian urea adalah:
(NH2)2CO + H2O 2NH3+ H2O
Persamaan reaksi untuk pertumbuhan yeast adalah:
C6H12O6+ 3.198O2+ 0.316NH3 1.929CH1.703N0.171O0.459 +4.098CO2+
4.813H2O
Hr 298 = -855.7055 kcal/kg
Tangki Fermentor danRotary vacuum filter
Tahap ini menggunakan tangki fermentor dengan dilengkapi pipa aliran udara dan
pipa aliran air pendingin yang berasal dari air sungai untuk menjaga suhu fermentasi pada 30-
32oC. Fermentasi ini bertujuan untuk mendapatkan alcohol dengan kadar 8,5 9 % atau
lebih. Pertama-tama dimulai dengan sterilisasi tangki fermentor yamg masih kosong dengan
uap air panas (steam) sampai suhu 121o C lalu membiarkan suhu di dalam tangki turun
sampai 30o C. Setelah itu memasukkan air proses dengan suhu 30o C, larutan tetes 40obrix,
proses fermentasi ini berjalan secara aerob. Selanjutnya biakan ragi yang telah dibiakkan
pada tangki pre-fermentor dipompa masuk ke tangki fermentor. Setelah itu, tetes 40o brix
dipompa masuk ke tangki dan proses berlangsung selama 36 jam. Untuk pH larutan ini dijaga
sekitar 4,5 - 5. Kemudian memasukkan ragi roti yang telah dilarutkan dengan air secukupnya
dan yeast cream. Untuk nutrisinya, dimasukkan urea, ammonium, dan diammonium phospat.
Sedangkan turkey red oil ditambahkan sebagai anti foam untuk mencegah pembentukan foam
selama proses terjadi. Hal ini dilakukan selama 15 menit setelah persiapan media pada tangki
fermentor selesai. Kemudian dimasukkan ke dalam 2 tangki fermentor pada waktu yang
disesuaikan dengan jam awal fermentasi. Tahap fermentasi ini berlangsung selama 24 jam
hingga kadar alkohol mencapai 8,5 - 9% dan kekentalan 6,5 - 7o brix. Setelah kadar alkohol
sebesar 8,5 - 9% terpenuhi, larutan hasil fermentasi dipompa menuju separator untuk
dipisahkan antara hasil fermentasi (cairan mash) dengan ragi (yeast cream). Separator ini
menggunakan alat rotary vacuum filteryang merupakan alat dengan prinsip vacuum sehingga
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
7/10
ragi (yeast cream) dan cairan hasil fermentasi (cairan mash) yang memilliki perbedaan massa
jenis dapat dipisahkan. Ragi yang didapatkan masih dalam konsentrasi yang tinggi. Dari hasil
fermentasi tidak semuanya dipisahkan raginya,hanya sekitar 80-90% saja. Sisanya 10-20%
tidak diambil raginya karena mengandung kotoran- kotoran sisa berupa endapan garam
mineral.Hasil fermentasi yang telah dipisahkan inilangsung masuk ke tangki mash (mash
tank). Dan selanjutnya didestilasi hingga menjadi alkohol prima (fine alkohol) dengan kadar
mencapai
96,5%. Pada tahap fermentasi ini terjadi reaksi hidrolisa, dimana sukrosa diubah menjadi
glukosa.
Persamaan reaksi hidrolisa yaitu:
C12H22O11+H2O 2C6H12O6
Sedangkan reaksi utama adalah reaksi fermentasi, dimana glukosa diubah menjadi etanol dan
air. Persamaan reaksinya adalah:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Pada main fermenter selain terbentuk etanol, juga akan terbentuk produk samping. Hasil
samping dalam persen berat (%gula) adalah sebagai berikut:
Asam asetat = 0,65%
Fusel Oil = 0,85%
Asetaldehid = 0,05%
Reaksi samping yang terjadi pada main fermenter yaitu:
C6H12O6 C3H8O3+ CH3CHO + 2CO2
C6H12O6+ H2O 2C3H8O3+ CH3COOH + C2H5OH + 2CO2
Hr 298 = -324.3860 kcal/kg
Komponen pada fusel oil meliputi:
Propanol = 12,5 %
Isobutyl alcohol = 15 %
Amyl alcohol = 30 %
Isoamyl alcohol = 32,5 %
Etanol = 10 %
Rotary vacuum filter
Prinsip kerjanya adalah Tekanan di luar drum adalah tekanan atmosferik tetapi di
dalam drum mendekati vakum. Drum dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
8/10
suspensi padatan, lalu diputar dengan kecepatan rendah. Cairan tertarik melewati filter cloth
karena tekanan vakum, sedangkan padatan tertinggal di permukaan luar drum membentuk
cake. RVF (Rotary Vacuum Filter) bekerja secara continous. Setiap perputarannya terdiri dari
cake formation, cake washing (jika diperlukan), drying, dan cake discharge. Selama
perputaran drum, tekanan vakum menarik liquid melalui medium filter (cloth) di permukaan
drum yang menahan padatan. Tekanan vakum mendorong gas/udara melalui cake dan gas
tersebut akan mendorong liquid masuk ke dalam. Filtrat dan aliran udara akan melalui pipa
filtrat internal kemudian masuk ke katup RVF dan bermuara di vakum receiver di mana
liquiddipisahkan dari aliran udara. RVF ini biasanya dilengkapi dengan liquid ring vacuum
pumpatau barometric leguntuk menghasilkan tekanan vakum.
Tahap purifikasi ( Destilasi)
Dalam proses purifikasi ini digunakan unit destilasi, dimana proses destilasi ini
dilakukan dengan metode destilasi bertingkat dengan jumlah 5 buah kolom destilasi. Tiap-
tiap kolom destilasi memiliki beberapa jumlah dan ukuran tray tertentu dengan jenis plate
bubble cup yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk memisahkan
alkohol dari senyawa-senyawa ikutannya. Alat untuk destilasi terdiri dari 5 kolom destilasi
utama yaitu:1. Kolom pertama :Mash column & Degasification column.
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
9/10
2. Kolom kedua :Pre-running Separating column.
3. Kolom ketiga :Lees column & Rectifyng column.
4. Kolom Keempat : Repurifying column.
5. Kolom kelima : Alcohol column.
Mash & Degasification column.
Mash & degasification column ini merupakan satu unit kolom. Mash column terdiri
dari 20 tingkat atau tray, sedangkan degasification column terdiri dari 5 tingkat atau tray.
Fungsinya adalah untuk memisahkan alkohol dari mash (cairan hasil fermentasi) hingga
residu destilasi (slope) sudah tidak mengandung alkohol lagi atau kadarnya hanya sekitar 0 -
0,5%.
Pre-Running Separating Column.
Kolom II atau Pre-running Separating Column ini terdiri dari 39 tingkat yang
berfungsi untuk memisahkan ester-ester dan kandungan lainnya sehingga didapatkan cairan
dengan kadar alkohol 30%.
Lees Column & Rectifying Column.
Kolom III atau Lees column & Rectifying Column ini merupakan satu rangkaian
kolom dengan jumlah 71 tingkat atau tray. Kolom ini berfungsi untuk memekatkan kadar
alkohol dari hasil destilasi pada kolom II.
Repurifying Column.
Kolom IV atau Repurifying Column ini terdiri dari 40 tingkat yang halus karena
kolom ini berfungsi untuk memurnikan alkohol dari bahan-bahan atau senyawa-senyawa
ikutan yang lebih volatil.
Alcohol Column.
Kolom V atau Alcohol Column merupakan kolom terakhir, yang terdiri dari 45
tingkat dengan 13 tingkat pada bagian bawah merupakan plate-plate yang kasar dan 32
tingkat pada bagian atas merupakan plate-plate yang halus. Kolom ini berfungsi sebagai
tempat pengolahan terakhir dari beberapa campuran alkohol yaitu cairan dari kolom II, II,
dan IV yang mengandung alkohol dengan kadar rendah untuk dijadikan alkohol teknis.
-
7/25/2019 AIK Gula Dan Bioetanol
10/10