akhir

14
M – V SLUICE BOX 5.1 Tujuan Percobaan 1. Memisahkan mineral – mineral berharga dari pengotornya berdasarkan dengan perbedaan berat jenisnya. 2. Menentukan recorvery atau perolehan mineral berharga. 3. Menentukan ratio of concentration mineral berharaga. 5.2 Teori Dasar Sluice box atau palong adalah salah satu alat pengolahan berupa talang atau saluran, dimana sistem pengolahannya berdasarkan perbedaan berat jenis dengan umpan berupa slurry. Sedangkan sluicng adalah proses konsentrasi berdasarka flowing film concentration (proses pemisahan mineral dengan air yang menggunakan prinsip perbedaan berat jeni), banyak dipakai untuk konsentrasi kasr terhadap endapan bijih yang kadarnya rendah, dimana butiran-butiran mineral berharga bebas sempurna. Sluice box biasanya memiliki dimensi dengan panjang 8 – 12 meter dan lebar 1 – 1,5 m. Pada dasar talang riffles (kayu penahan) yang arahnya memotong atau tegak lurus terhadap talang. Fungsi riffles ini adalah : Mengahmbat butiran mineral berat Membuat arus turbulensi

Upload: shadiq-dwipa

Post on 16-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ASASASA

TRANSCRIPT

M VSLUICE BOX

5.1Tujuan Percobaan 1. Memisahkan mineral mineral berharga dari pengotornya berdasarkan dengan perbedaan berat jenisnya.2. Menentukan recorvery atau perolehan mineral berharga.3. Menentukan ratio of concentration mineral berharaga.5.2Teori DasarSluice box atau palong adalah salah satu alat pengolahan berupa talang atau saluran, dimana sistem pengolahannya berdasarkan perbedaan berat jenis dengan umpan berupa slurry. Sedangkan sluicng adalah proses konsentrasi berdasarka flowing film concentration (proses pemisahan mineral dengan air yang menggunakan prinsip perbedaan berat jeni), banyak dipakai untuk konsentrasi kasr terhadap endapan bijih yang kadarnya rendah, dimana butiran-butiran mineral berharga bebas sempurna.Sluice box biasanya memiliki dimensi dengan panjang 8 12 meter dan lebar 1 1,5 m. Pada dasar talang riffles (kayu penahan) yang arahnya memotong atau tegak lurus terhadap talang. Fungsi riffles ini adalah : Mengahmbat butiran mineral berat Membuat arus turbulensi Membuat disentegrasi butiran butiran, sehingga terjadi stratifikasi butiran mineral berat.Cairan yang melewati dan meloncati riffles, pada waktu turun menimbulkan putaran atau pusaran air. Sehingga air yang ada pada bagian atas akan mengalami aliran laminer dan air yang ada pada bagian bawah akan mengalami aliran turbulen. Adanya riffles akan menahan mineral berat, sedangkan butir mineral ringan akan terbawa melewati riffles dan keluar sebagai tailling.Arus turbulen akan mengakibatkan pengadukan air, sehingga butiran butiran mineral yang tertahan pada riffles teradauk kembali dan terjadi disintgritas. Butiran butiran yang masih menempel satu sama lain bisa terlepas dan terbawa dengan aliran air. Butiran mineral berat akan tertahan oleh riffles dan akan mengendap dan menyusun dirinya (stratifikasi), sedangkan butiran mineral ringan akan terbawa bersama lairan air.faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pemisahan mineral dengan alat ini adalah : a. Kecepatan aliran fluidaApbila Kecepatan aliran fluida terlalu besar, maka akan mengakibatkan aliran turbulen yang sangat besar sehingga mineral yang ringan maupun yang berat akan dapat melewati riffles.b. Kekerasan permukaan karpetSemakin kasar permukaan karpet yang digunakan, maka semakin besar pula kemungkinan mineral berharga akan tersangkut pada karpet tersebut sehingga lebih mudah untuk dipisahkan dan diolah.c. Berat Jenis material yang dipisahkanBerat jenis material yang digunakan harus cukup besr agar bisa mengimbangi aliran turbulen yang dihasilkan aliran fluida, apabila terlalu ringan maka semua material akan terbawa oleh airan fluida.d. Banyak air atau fluidaApabila air yang digunakan dalam proses ini terlalu sedikit, maka mineral yang berharga tidak akan dapat terpisahkan, atau hasilnya heterogen.e. Ketinggian rifflesKetinggian riffles harus sebanding dengan ketinggian aliran air minimal ketinggian 0,5 cm diatas riffles.f. Panjang boxMakin panjang box, maka makin banyak mineral yang tersangkut pada riffles.

Sumber : Lab. Tambang UNISBAFoto 6.1Sluice box

5.3Alat dan Bahan5.3.1Alat1. Timbangan (neraca)2. Splitter3. Alas plastik / karpet4. Sendok5. Nampan6. Kantong plastik7. Mikroskop / loope

Sumber : Lab. Tambang UNISBAFoto 6.2Loope

8. Corong 9. Papan grain counting

Sumber : Lab. Tambang UNISBAFoto 6.3Pan pemanas10. Pamn Pemanas11. Pemanas (oven)12. Ember13. Gelas Ukur14. Stop watch15. Karpet konsentrat16. Sluice box

5.3.2Bahan a. Mineral kasiterit (SnO2), sebanyak 100 gr dengan ukuran 40 + 70 # dan 70#.b. Mineral kuarsa (SiO2), sebanyak 300 gr dengan ukuran 40 + 70# dan 70#5.4Prosedur Percobaan 1. Lakukan mixing antara kuarsa dan kasiterit.2. Lakukan coning dan quartering3. Tentukan kadar feed dan grain counting4. Ukur debit air yang digunakan5. Campur kasiterit dan kuarsa di atas dengan air dan aduk hingga merata6. Masukkan feed diatas pada sluice box7. Atur kecepatan air sampai proses selesai8. Ambil konsentrat, kemudian saring9. Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 1000 1500 C sampai airnya hilang.

Sumber : Lab. Tambang UNISBAFoto 6.4Pan pemanas

10. Timbang berat konsentrat 11. Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting12. Tentukan berat tailing (T) dengan kadarnay (t), dengan rumus :

Material Balance :

Metallurgical Balance :

Dimana : F = Berat Feed (gr) f = Kadar Feed (%) C= Berat Konsentrat (gr) c = Kadar Konsentrat (%) T = Berat Tailing (gr) T = Kadar Tailing (%)

5.5Rumus yang Digunakan Material Balance :

Metallurgical Balance :

c. Recorfery (R) : d. Ratio of concentration (K) Dimana : F = Berat Feed (gr)f = Kadar Feed (%)C= Berat Konsentrat (gr)c = Kadar Konsentrat (%)T = Berat Tailing (gr)T = Kadar Tailing (%)

Keterangan : : Kadar kasiterit pada tiap kotak (%): Jumlah butir kasiterit per kotak. : Density kasiterit (7 ton/m3) : Density butir kuarsa per kotak : Density kuarsa (2,5 ton/m3)5.6Hasil Pengamatan dan Perhitungan 5.6.1Hasil PengamatanTabel 5.1Hasil perhitungan mineral pada papan grain countingNOn SnO2n SiO2

182

280

3230

4123

5277

6111

7121

8113

991

10233

1130

12111

1352

1461

15292

1641

17183

18131

1971

20214

21202

22201

23112

24133

25223

Jumlah34052

Sumber : Lab. Tambang UNISBA5.6.2 Perhitungan

Diketahui : n SnO2 : 340 n SiO2 : 52

Berat kasiterit : 196,1 grBerat total feed : 500 Berat Feed Kuarsa = Kasiterit = = = 209 gr Berat Konsentrat Kuarsa = Kasiterit = = 10,79 gr a. Material Balance :

b. Metallurgical Balance : Kasiterit

Kuarsa 100 - 7,8 = 92,2 %c. Recorfery (R) :

d. Ratio of concentration (K)

Tabel 5.2Hasil lengkap perhitunganMineralFeed (F)Konsentrat (K)Tailling (T)

Berat (gr)Kadar (%)Berat (gr)Kadar (%)Berat (gr)Kadar (%)

Kasiterit (SnO2)29141,8185,319594,523,717,8

Kuarsa (SnO2)20958,210,795,5280,292,2

Sumber : Lab. Tambang UNISBA5.7AnalisaPenggunaan sluice table pada percobaan mendapatkan kadar yang tinggi pada konsentratnya. Dibandingkan dengan percobaan pada minggu lalu yaitu dengan menggunakan shaking table, penggunaan sluice box lebih mampu memisahkan konsentrat dari pengotornya. Pada shaking tabel di dapatkan 69,76% konsentrat saja jika dibandingkan dengan penggunaan sluice box yang mencapai 94, 5 % kadar konsentrat. Sluice box mampu memisahkan mineral berharga dengan baik hal tersebut dapat terlihat pada tailinngnya. Pada tailingnya hanya menyisakan 7,8% kadar kasiterit dibandingkan dengan kadara kasiterit di tailing pada shaking tabel yang mencapai 32 %. Dari data tersebut dapat terlihat penggunaan sluice box lebih dapat diandalkan dari pada penggunaan shaking tabel.Pada proses pengolahan bahan galian dengan menggunaka sluice box ini hal yang paling mempengaruhi adalah ketinggian riffles. Normalnya ketinggian air ketika melewati riffles di sluice box tidak lebih dari 0,5 cm. Hal tersebut agar mineral kasiterit tidak ikut terbawa arus air. Debit air juga sangat berpengaruh pada penggunaan sluice box ini. Debit air yang tidak konstan akan membuat beberapa mineral kasiterik ikut terbawa ke tailling. Pada pratikum kali ini kami menggunakan debit air 1,5 x 10-4 l/s.

5.8KesimpulanPengunaan sluice box cukup efektif untuk suatu proses pengolahan bahan galian. Dibandingkan dengan shaking tabel alat ini lebih baik dalam memisahkan mineral dengan prinsip perbedaan berat jenis. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah ketinggian riffles dan juga debit air.

DAFTAR PUSTAKA

Senju, Kira (2012). Sluice box. Di akses dari blogger : http://kiradminner.blogspot.com/2012/05/sluice-box.htmlStaff Asisten Laboratorium Tambang. 2015. Diktat Penuntun Pratikum Pemgolahan Bahan Galian. Universitas Islam BandungStaff Asisten Laboratorium Tambang. 2015. Diktat Penuntun Pratikum Pemgolahan Bahan Galian. Universitas Islam Bandung

LAMPIRAN