akhir grain counting

12
M – II GRAIN COUNTING 2.1 Tujuan Percobaan Tujuan dari pada percobaan ini adalah untuk menentukan kadar mineral pada kasiterit (SnO 2 ) 2.2 Teori Dasar Bagi orang-orang yang banyak berkutat pada mineral, tentu tak asing mendengar istilah analisis mineral butir, atau yang disebut sebagai grain counting . Dalam artian Bahasa Indonesia pun, maknanya tidak jauh dari maksud sebenarnya. Grain adalah butiran, counting adalah menghitung butiran mineral. Jika diartikan, maka grain counting adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kadar dari suatu sampel (konsentrat mineral berat, sayatan poles, maupun sayatan tipis), dengan membandingkan antara persen volume suatu mineral tertentu terhadap mineral secara keseluruhan. Umumnya analisa ini dilakukan untuk mendeteksi mineral-mineral logam, yang mempunyai densitas yang lebih besar dibanding mineral pengotor. Cara untuk mendapatkan mineral berat dapat dilakukan dengan pengkonsentrasian mineral berat seperti dengan jig, flotasi, maupun yang paling sederhana, dengan pendulangan. Sebagai contoh, kuarsa mempunyai nilai SG 2,59-2,63, akan sangat mudah dipisahkan

Upload: shadiq-dwipa

Post on 04-Oct-2015

227 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

akhir

TRANSCRIPT

M IIGRAIN COUNTING

2.1Tujuan Percobaan Tujuan dari pada percobaan ini adalah untuk menentukan kadar mineral pada kasiterit (SnO2)2.2Teori Dasar Bagi orang-orang yang banyak berkutat pada mineral, tentu tak asing mendengar istilah analisis mineral butir, atau yang disebut sebagaigrain counting. Dalam artian Bahasa Indonesia pun, maknanya tidak jauh dari maksud sebenarnya. Grain adalah butiran, counting adalah menghitung butiran mineral. Jika diartikan, maka grain counting adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kadar dari suatu sampel (konsentrat mineral berat, sayatan poles, maupun sayatan tipis), dengan membandingkan antara persen volume suatu mineral tertentu terhadap mineral secara keseluruhan.Umumnya analisa ini dilakukan untuk mendeteksi mineral-mineral logam, yang mempunyai densitas yang lebih besar dibanding mineral pengotor. Cara untuk mendapatkan mineral berat dapat dilakukan dengan pengkonsentrasian mineral berat seperti dengan jig, flotasi, maupun yang paling sederhana, dengan pendulangan. Sebagai contoh, kuarsa mempunyai nilai SG 2,59-2,63, akan sangat mudah dipisahkan dengan magnetit yang mempunyai SG 5,17-5,19, dengan pirit yang mempunyai SG 4,95-5,10, atau pun dengan emas yang mempunyai SG 19. Dalam konsep Grain Countinh, pertama-tama, kita harus mengenal konsep mineral dengan butir bebas dan mineral dengan butir terikat. Mineral dengan butir bebas artinya mineral yang akan kita amati, telah terliberasi/ terbebaskan dan tidak berikatan dengan mineral lain. Adanya proses kominusi (penghancuran) dan liberasi bertujuan untuk memisahkan mineral berharga dengan mineral pengotornya pada ukuran yang optimal (mineral liberation). Rumus dari derajat liberasi adalah:

Keterangan : : derajat liberasi NA : Jumlah butir mineral ASG : spesific grafity

Grain counting merupakan salah satu cara yang sangat sederhana untuk menentukan kadar suatu mineral, dengan menggunakan bantuan alat kertas ukur (milimeter block) yang berukuran 10 x 10 cm2 atau lebih yang terbagi dalam beberapa bagian dengan ukuran 1 x 1 cm2 atau dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm2, kegiatan ini bertujuan untuk pemisahan terhadap material yang berbeda dalam sifat fisiknya dengan tujuan untuk menentukan kadar suatu mineral. Proses identifikasi butiran biasanya dilakukan dengan menggunakan bantuan mikroskop binokuler.Perhitungan untuk menentkan kadar mineral concentrate hasil grain counting dapat dilihat dari persamaan dibawah ini : (bila bahan yang dipakai adalah kasiterit dan kuarsa)

Keterangan : : Kadar kasiterit pada tiap kotak (%): Jumlah butir kasiterit per kotak. : Density kasiterit (7 ton/m3) : Density butir kuarsa per kotak : Density kuarsa (2,5 ton/m3) 2.3Alat dan Bahan2.3.1 Alat1. Timbangan 2. Splitter

Sumber : Lab. Tambang UNISBAFoto 2.1Splitter 3. Alas plastik atau karpet4. Sendok5. Nampan6. Kantong plastik7. Mikroskop atau loope8. Corong9. Papan grain Counting10. Mineral kasiterit (SnO2)11. Mineral kuarsa (SiO2)

Sumber : Lab. Tambang UNISBAFoto 2.2Mineral kuarsa dan kasiterit

2.3.2 Bahan a. Mineral kasiterit (SiO2) sebanyak 100 gr dengan ukuran - 40 + 70 # dan - 70 #.b. Mineral kuarsa (SiO2), sebanyak 300 gr dengan ukuran 40 + 70 # dan 70 #.2.4 Prosedur Percobaan 1. Lakukan mixing atau bending kurang lebih 20 kali.2. Lakukan coning atau quatering.3. Reduksi jumlahnya dengan splitter, sehingga didapat sampel sebanyak 3 gr.

Sumber : Lab. Tambang UNISBAFoto 2.3Proses reduksi sampel dengan menggunakan splitter

4. Taburkan secara merata pada papan grain counting yang berukuran 10 x 10 cm2.

Sumber : Lab. Tambang UNISBAFoto 2.4Butiran sampel yang ditaburkan secara merata pada papan grain counting

5. Hitung jumlah butir kuarsa dan kasiterit pada setiap kotak yang berukuran 1 x 1 cm2 dengan bantuan loope atau ukuran 0,5 x 0,5 cm2 dengan mikroskop.6. Hitung kadar kasiterit untuk masing masing kotak dengan rumus :

Keterangan : : Kadar kasiterit pada tiap kotak (%): Jumlah butir kasiterit per kotak. : Density kasiterit (7 ton/m3) : Density butir kuarsa per kotak : Density kuarsa (2,5 ton/m3)

7. Hitung rata rata kasiterit totalSnO22.5 Rumus yang DigunakanRumus yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah :

Keterangan : : Kadar kasiterit pada tiap kotak (%): Jumlah butir kasiterit per kotak. : Density kasiterit (7 ton/m3) : Density butir kuarsa per kotak : Density kuarsa (2,5 ton/m3)

2.7Hasil Pengamatan dan Perhitungan2.7.1Hasil PengamatanBerat awal sampel campuran kasiterit ( ) dan kuarsa () adalah : 486,6 gram.

Sumber : Lab. Tambang UNISBAFoto 2.5Pemimbangan berat awal sampelTabel 2.1Hasil perhitungan pada papan grain countingNOn n

11936

22192

32182

415105

52397

635129

750167

823109

927136

1028185

1146177

1240163

132482

142753

151851

161567

172781

182338

192667

203269

211449

222678

2325105

243395

252373

261673

272791

282369

292570

301852

312266

322278

331977

342455

351791

361973

371862

381970

39755

4012127

412984

422166

4324132

442889

451354

462168

472294

481655

493586

5021110

Sumber : Lab. Tambang UNISBA

Jumlah : 1179Jumlah : 4333Berat jenis : 7 Berat jenis : 2,65 7

2.7.2Perhitungan Perhitungan konsentrasi kasiterit ( :Rumus :

Diketahui : Jumlah : 1179Jumlah : 4333Berat jenis : 7 Berat jenis : 2,65 7

Jadi, konsentrasi di dalam sampel tersebut adalah sebanyak 41,8 %Konsentrasi kelompok 1 : 38 % Konsentrasi kelompok 2 : 51,78% % Konsentrasi kelompok 1 : 41,8 %

2.8AnalisaDalam percobaan grain counting ini karena dilakukan dengan sangat sederhana dan manual, sangat memungkinkan terjadinya kesalahan ketika menghitung konsentrasi akhir sampel. Dalam metode grain counting faktor kesalahan manusia sangat mempengaruhi. Dalam sampel yang diberikan oleh asisten tidak kelihatan sepertidalam penghitungan. Seperti pada kelompok 3 dan kelompok 2 yang mana konsentrasi kelompok 51,78% dan konsentrasi kelompok 3 sebesar 41,8 %. Dari sampel yang diberikan pada kelompok 2 jumlah tidak lah 50% 50% dengan SiO2 atau setengah setngahnya, begitu juga dengan sampel yang diberikan ke kelompokk 3 dimana jumlah sampel SnO2 tidaklah hampir sama banyak dengan sampel SiO2 karena perhitungan % konsentrasi berbeda dengan perhitungan persentase jumlah seperti biasanya2.9Kesimpulan Grain counting adalah cara paling sederhana untuk penentuan kadar, dibanyak perusahaan lebih memilih dengan menggunakan metode analisis kimia, karena lebih cepat dan datanya lebih akurat. Namun bukan berarti grain countung tidak penting, karena pada suatu kondisi grain counting akan digunakan untuk penentuan kadar. Grain counting sangat besar terjadinya faktor kesalahan manusia yang berakibat akan kesalahn perhitungan kadar mineral nantinya.