akhlak
DESCRIPTION
sipTRANSCRIPT
![Page 1: Akhlak](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083011/5695d3af1a28ab9b029ecfb8/html5/thumbnails/1.jpg)
Akhlak terhadap Allah Swt.
Orang Islam yang memiliki aqidah yang benar dan kuat, berkewajiban untuk
berakhlak baik kepada Allah Swt. Dengan cara :
(QS. Ali ‘Imran (3): 132) yang berbunyi : menaati perintah Allah atau bertakwa
berdoa dan penuh harapan (raja’) kepada Allah SWT seperti yang tertulis di QS.
Al-Zumar (39): 53 yang berbunyi, “Dan taatlah kepada Allah dan rasul, agar
kamu diberi rahmat berdoa dan penuh harapan (raja’) kepada Allah SWT
bersyukur (QS. al-Baqarah (2): 152 yang berbunyi “ Maka igatlah kepada Ku,
niscaya Aku akan ingat kepadamu ,Bersyukurlah kepada Ku ,Dan janganlah
kamu ingkar kepada Ku
Akhlak terhadap Sesama Manusia
Akhlak terhadap sesama manusia harus dimulai dari akhlak terhadap Rasulullah
Saw., sebab Rasullah yang paling berhak dicintai, baru dirinya sendiri. Di antara
bentuk akhlak
kepada Rasulullah yaitu :
1. cinta kepada Rasul dan memuliakannya (QS. al-Taubah (9): 24) yang
berbunyi :
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari)
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
fasik.
2. taat kepadanya ( QS. An- nisa’ (4) :59 ) yang berbunyi : Hai orang-orang yang
beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.
![Page 2: Akhlak](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083011/5695d3af1a28ab9b029ecfb8/html5/thumbnails/2.jpg)
Untuk berakhlak kepada dirinya sendiri, manusia yang telah diciptakan Allah
Swt. dan dalam potensi fitriahnya berkewajiban menjaganya dengan cara :
1. memelihara. kesucian lahir dan batin (QS. al-Taubah (9): 108) yang
berbunyi: Janganlah kamu melaksanakan shalat dalam mesjid itu selama-
lamanya[7]. Sungguh, mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba),
sejak hari pertama[8] adalah lebih pantas kamu melaksanakan shalat di
dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah
menyukai orang-orang yang bersih.
2. menambah pengetahuan sebagai modal amal (QS. al-Zumar (39):9) yang
berbunyi:
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.
Selanjutnya yang terpenting adalah akhlak dalam lingkungan keluarga. Akhlak
terhadap keluarga dapat dilakukan misalnya dengan:
1. berbakti kepada kedua orang tua (QS. al-Isra’ (17):23) yang berbunyi:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sakali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkatan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
2. bergaul dengan ma’ruf (QS. al-Nisa’ (4): 19) yang berbunyi:
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kalian mempusakai wanita
dengan jalan paksa. Janganlah kalian menghalangi mereka kawin dan
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa
yang telah kalian berikan kepada mereka, kecuali jika mereka melakukan
perbuatan keji yang nyata. Bergaullah kalian dengan mereka secara patut.
Kemudian jika kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
![Page 3: Akhlak](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083011/5695d3af1a28ab9b029ecfb8/html5/thumbnails/3.jpg)
mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak.
Akhlak kepada Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia, yakni binatang, tumbuhan, dan benda mati. Akhlak yang
dikembangkan adalah cerminan dari tugas kekhalifahan di bumi, yakni untuk
menjaga agar setiap proses
pertumbuhan alam terus berjalan sesuai dengan fungsi ciptaan- Nya. Dalam
al-Quran Surat al-An’am (6): 38 yang berbunyi:
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-
burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-
Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. Dijelaskan
bahwa binatang melata dan burung-burung adalah seperti manusia yang
menurut Qurtubi tidak boleh dianiaya (Shihab, 1998: 270).
Baik di masa perang apalagi ketika damai akhlak Islam menganjurkan agar
tidak ada pengrusakan binatang dan tumbuhan kecuali terpaksa, tetapi
sesuai dengan sunnatullah dari tujuan dan fungsi penciptaan (QS. al-Hasyr
(59): 5) yang berbunyi:
Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang
kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya,
maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak
memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.