akhlaqul kharimah

21

Upload: bubblebubblyphi

Post on 03-Jul-2015

101 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Akhlaqul karimah adalah akhlak yang baik

TRANSCRIPT

Page 1: Akhlaqul Kharimah
Page 2: Akhlaqul Kharimah
Page 3: Akhlaqul Kharimah

Sabar

Page 4: Akhlaqul Kharimah

Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.”

Pengertian SabarSyaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah

berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….”.

Page 5: Akhlaqul Kharimah

Macam-Macam Sabar

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:

Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada AllahBersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang

diharamkan AllahBersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang

dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain

Page 6: Akhlaqul Kharimah

Pelaksanaan Sabar dalam Kehidupan Sehari – Hari :

Sabar sebab meraih kemuliaanSabar dalam menuntut ilmuSabar dalam mengamalkan ilmuSabar dalam berdakwahSabar menjauhi maksiatSabar dalam menerima takdirDe – eL – eL

Page 7: Akhlaqul Kharimah

Pelaksanaan Sabar dalam Kehidupan Sehari - Hari

Sabar Sebab Meraih Kemuliaan• Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak

berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al Baqarah [2]: 45).

• Selain itu Allah pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala, “Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani Isra’il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah [32]: 24)

Sabar Dalam Menuntut Ilmu• Syaikh Nu’man mengatakan, “Betapa banyak gangguan yang harus dihadapi

oleh seseorang yang berusaha menuntut ilmu. Maka dia harus bersabar untuk menahan rasa lapar, kekurangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya. Sehingga dia harus bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghadiri pengajian-pengajian, mencatat dan memperhatikan penjelasan serta mengulang-ulang pelajaran dan lain sebagainya.

Page 8: Akhlaqul Kharimah

Sabar Dalam Mengamalkan Ilmu• Syaikh Nu’man mengatakan, “Dan orang yang ingin beramal dengan

ilmunya juga harus bersabar dalam menghadapi gangguan yang ada di hadapannya. Sehingga gangguan berupa ucapan harus diterimanya, dan terkadang berbentuk gangguan fisik, bahkan terkadang dengan kedua-keduanya. Dan kita sekarang ini berada di zaman di mana orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api, maka cukuplah Allah sebagai penolong bagi kita, Dialah sebaik-baik penolong”.

Sabar Dalam Berdakwah• Syaikh Nu’man mengatakan, “Begitu pula orang yang berdakwah

mengajak kepada agama Allah harus bersabar menghadapi gangguan yang timbul karena sebab dakwahnya, karena di saat itu dia tengah menempati posisi sebagaimana para Rasul. Waraqah bin Naufal mengatakan kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah ada seorang pun yang datang dengan membawa ajaran sebagaimana yang kamu bawa melainkan pasti akan disakiti orang.”

Page 9: Akhlaqul Kharimah

Sabar Menjauhi Maksiat• Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Bersabar

menahan diri dari kemaksiatan kepada Allah, sehingga dia berusaha menjauhi kemaksiatan, karena bahaya dunia, alam kubur dan akhirat siap menimpanya apabila dia melakukannya. Dan tidaklah umat-umat terdahulu binasa kecuali karena disebabkan kemaksiatan mereka, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Allah ‘azza wa jalla di dalam muhkam al-Qur’an.

• Firman Allah“Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 40).

Page 10: Akhlaqul Kharimah

Sabar Menerima Takdir• Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan,

“Macam ketiga dari macam-macam kesabaran adalah Bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan Allah serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba-Nya. Karena tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan melainkan Allah lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut ketentuan Allah di alam semesta…”

Page 11: Akhlaqul Kharimah

Tawakal

Page 12: Akhlaqul Kharimah

Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah Ta’ala untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan jadikan baginya jalan keluar dan memberi rizqi dari arah yang tiada ia sangka-sangka, dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Dia itu cukup baginya.”(Ath Tholaq: 2-3).

Tawakal kepada Allah tidaklah berarti meninggalkan usaha. Seseorang berkata kepada Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku bertawakal ?” Nabi bersabda, “Ikatlah kemudian bertawakallah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan Al Albani dalam Shohih Jami’ush Shoghir). Dalam riwayat Imam Al-Qudha’i disebutkan bahwa Amr bin Umayah Radhiyallohu ‘anhu berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rosululloh!! Apakah aku ikat dahulu unta tungganganku lalu aku bertawakal kepada Alloh, ataukah aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakal?’, Beliau menjawab, ‘Ikatlah untamu lalu bertawakallah kepada Allah.”

Tawakal tidaklah berarti meninggalkan usaha. Hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Alloh, dan bahwa rizki itu hanyalah dari Dia semata.

Page 13: Akhlaqul Kharimah

Makna Bertawakal Kepada Allah • Tawakal adalah menampakkan kelemahan serta penyandaran

(diri) kepada yang ditawakali. • Tawakal bermakna percaya sepenuhnya kepada Allah Ta’ala. • Ridho kepada Allah Ta’ala.• Tawakal adalah bersandarnya hati dengan sebenarnya kepada

Allah Ta’ala dalam memperoleh kemashlahatan dan menolak bahaya, baik urusan dunia maupun akhirat secara keseluruhan

• Tawakal yaitu memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan.

• Bertawakal Kepada Alloh Adalah Kunci Rizki • Mendapatkan kebaikan dan menghindari kerusakan

Page 14: Akhlaqul Kharimah

Qanaah

Page 15: Akhlaqul Kharimah

Qana’ah (rela dan menerima pemberian Allah subhanahu wata’ala apa adanya) adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.

Namun meskipun demikian kita dituntut untuk memerangi hawa nafsu supaya bisa menekan sifat tamak dan membimbingnya menuju sikap zuhud dan qana’ah.

Page 16: Akhlaqul Kharimah

Jalan menuju Qanaah, yaitu :

1. Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.2. Yaqin bahwa Rizki Telah Tertulis. 3. Memikirkan Ayat-ayat al-Qur’an yang Agung. 4. Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki5. Banyak Memohon Qana’ah kepada Allah 6. Menyadari bahwa Rizki Tidak Diukur dengan Kepandaian7. Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia 8. Membaca Kehidupan Salaf 9. Menyadari Beratnya Tanggung Jawab Harta 10. Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh

Berbeda.

Page 17: Akhlaqul Kharimah

Adil dan Bijaksana

Page 18: Akhlaqul Kharimah

Adil artinya dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya. Sifat adil artinya suatu sifat yang tegak kukuh yang tidak menunjukkan memihak kepada seseorang atau golongan, baik itu keluarga, kekasih, karib kerabat, golongan dan sebagainya.

Bijaksana adalah suatu sifat yang senantiasa menggunakan akal budi, arif dan tajam pikiran dalam setiap melaksanakan suatu hal.

Adil dan Bijaksana, sebenarnya merupakan suatu kesatuan yang sulit dipisahkan. Karena jika seseorang itu bisa bersikap adil, pastilah dia merupakan orang yang bijaksana. Dan, kalau seseorang mempunyai sifat bijaksana, tentunya dia pasti bisa bersikap adil. Ini sebuah sikap paling utama di bidang “budi pekerti luhur” seorang manusia, dan pasti dimiliki oleh mereka yang mau memelihara, mendengarkan, dan mau menaati “bisikan hati nuraninya”, yang mana pada dasarnya itu semua adalah bimbingan Allah.

Memiliki sifat adil dan bijaksana ini, bisa membimbing diri kita, bagaimana sebaiknya hidup dan bertindak di tempat dan waktu tertentu, dan bisa mengatasi berbagai masalah atau problem kehidupan dengan tepat dan baik, sehingga kita bisa memahami makna kehidupan ini dengan lebih baik. Hal ini terdapat dalam firman Allah surat An – Nahl : 90

Page 19: Akhlaqul Kharimah

Keutamaan berlaku adil dan bijaksana antara lain :a. Terciptanya rasa aman, tenang, tentram dalam jiwa

dan tidak ada rasa khawatir kepada orang lain.b. Membentuk pribadi yang dapat melaksanakan

kewajiban dengan baik, taat dan patuh kepada Allah SWT.

c. Dapat memanfaatkan alam sekitar untuk kemaslahatan dan kebaikan hidup di dunia dan di akhirat.

Page 20: Akhlaqul Kharimah

Percaya Diri

Page 21: Akhlaqul Kharimah

Percaya diri adalah sikap tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain, serta tidak mudah diombang – ambingkan walau dalam keadaan bagaimanapun, mereka yakin sepenuhnya bahwa apa yang ia hadapi atau yang ia usahakan akan berhasil.

Percaya diri juga disebut optimis (harapan penuh keyakinan), kebalikannya adalah pesimis (mudah putus asa).

Islam mengajarkan supaya optimis dalam menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan bahwa rahmat Allah senantiasa bersamanya. Allah senantiasa memberi petunjuk, pertolongan dan kasih sayang terhadap orang yang sungguh – sungguh mengharapkannya. Segala kemaslahatan datangnya dari Allah dan semua kejelekan akibat perbuatan mereka sendiri. Seperti Firman Allah QS. Annisa : 79.