file · web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif...

36
IDEOLOGI PANCASILA Di Susun Dalam Memenuhi Tugas : Mata Kuliah kewarganegaraan Penyusun : ( D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK ) FAKULTAS ILMU KOMPUTER Page 1 Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Upload: hadang

Post on 31-Jan-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

IDEOLOGI PANCASILA

Di Susun Dalam Memenuhi Tugas :

Mata Kuliah kewarganegaraan

Penyusun :

( D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK )

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

JURUSAN SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS SUBANG

Page

1Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 2: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

2Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

PANCASILA SEBAGAI

IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing

oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu perlu memiliki

dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat. Tanpa itu, maka bangsa dan negara

akan rapuh.

Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang

memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk

menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi.

sebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap positif terhadap

Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan yang diperoleh dapat dijadikan bekal

keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara negara yang

menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.1

1.2 RUMUSAN MASALAH

Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.1 Bagaimana sejarah Lahirnya Pancasila?

1.2 Apakah Pengertian ideologi?

1.3 Bagaimanakah Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia?

1.4 Bagaimana Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat?

1 http://kanal3.wordpress.com/?s=pancasila, diakses hari rabu tanggal 21 Maret 2012 pukul

17.30 WIB

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 3: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

3Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

1.3 PEMBAHASAN

A. SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di kemudian hari

kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki pada tanggal 7

September 1944. Lalu, pemerintah Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-

Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 29 April 1945 (2605, tahun Showa

20) yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan

Indonesia Merdeka.

BPUPKI semula beranggotakan 70 orang (62 orang Indonesia dan 8 orang anggota istimewa

bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya mengamati/ observer),kemudian ditambah

dengan 6 orng Indonesia pada sidang kedua. Sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1

Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama empat hari

bersidang ada tiga puluh tiga pembicara. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa Soekarno

adalah "Penggali/Perumus Pancasila". Tokoh lain yang yang menyumbangkan pikirannya

tentang Dasar Negara antara lain adalah Mohamad Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo.

"Klaim" Muhammad Yamin bahwa pada tanggal 29 Mei 1945 dia mengemukakan 5 asas bagi

negara Indonesia Merdeka, yaitu kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan

kesejahteraan rakyat. oleh "Panitia Lima" (Bung Hatta cs)diragukan kebenarannya. Arsip

A.G Pringgodigdo dan Arsip A.K.Pringgodigdo yang telah ditemukan kembali menunjukkan

bahwa Klaim Yamin tidak dapat diterima. Pada hari keempat, Soekarno mengusulkan 5 asas

yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri-kemanusiaan, persatuan dan

kesatuan, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa, yang oleh Soekarno

dinamakan Pancasila, Pidato Soekarno diterima dengan gegap gempita oleh peserta sidang.

Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari lahirnya pancasila.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa

utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi

2. Hamidhan, wakil dari Kalimantan

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 4: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

4Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

3. I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara

4. Latuharhary, wakil dari Maluku.

Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam

rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya, yang

berbunyi, "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya".

Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah

tujuh kata tersebut menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pengubahan kalimat ini telah

dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman

Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan

kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan

penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18

Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.

Hari Kesaktian Pancasila

Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI).

Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi

komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta.

Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami

kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September

dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa

dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan.

Makna Lambang Garuda Pancasila

Burung Garuda melambangkan kekuatan

Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan

Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia

Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila,

yaitu:

Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 5: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

5Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti

berani dan putih berarti suci

Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang

dilintasi Garis khatulistiwa

Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945),

antara lain:

o Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17

o Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8

o Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19

o Jumlah bulu di leher berjumlah 45

Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu

Bhinneka Tunggal Ika yang berarti "berbeda beda, tetapi tetap satu jua".

Asal Istilah Pancasila dan Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika"

Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang ada pada pita yang dicengkram oleh burung

garuda, berasal dari Kitab Negarakertagama yang dikarang oleh Empu Prapanca pada zaman

kekuasaan kerajaan Majapahit. Pada satu kalimat yang termuat mengandung istilah "Bhinneka

Tunggal Ika", yang kalimatnya seperti begini: "Bhinneka tunggal Ika, tanhana dharma

mangrwa. " Sedangkan istilah Pancasila dimuat dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh

Empu Tantular yang berisikan sejarah kerajaan bersaudara singhasari dan Majapahit. Istilah

Pancasila ini muncul sebagai Pancasila Karma, yang isinya berupa lima larangan sebagai

berikut:

1. Melakukan tindak kekerasan

2. Mencuri

3. Berjiwa dengki

4. Berbohong

5. Mabuk (oleh miras)

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 6: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

6Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

Peraturan Tentang Lambang Negara

Lambang negara Garuda diatur penggunaannya dalam Pp No. 43/1958

Lagu: Garuda Pancasila

Garuda pancasila

Akulah pendukungmu

Patriot proklamasi

Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara

Rakyat adil makmur sentosa

Pribadi bangsaku

Ayo maju maju

Ayo maju maju

Ayo maju maju. 2

2 http://chaplien.files.wordpress.com diakses hari SABTU tanggal 24 Maret 2012 pukul 22.10 WIB

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 7: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

7Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

Asal Mula Langsung

Asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara, yaitu asal

mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi kemerdekaan. Rincian asal mula langsung

Pancasila menurut notonagoro, yaitu :

a. Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)

Nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari Bangsa Indonesia yang berupa

adat-istiadat, religius. Dengan demikian pada bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam

kepribadiandan pandangan hidup.

b. Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)

Bentuk Pancasila dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asal mulanya adalah Ir.

Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI.

c. Asal Mula Karya (Kausa Efisien)

Asal mula dengan menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang

sah.

d. Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)

Tujuannya : untuk dijadikan sebagai dasar negara. Para anggota BPUPKI dan Soekarno –

Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI.

Asal Mula Tidak Langsung

Adalah asal mula yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan sehari-hari

bangsa Indonesia perincian asal mula tidak langsung :

a. Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar

filsafat negara. Nilai-nilainya yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan

keadilan.

b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum

membentuk negara. Nilai-nilainya yaitu adat istiadat, kebudayaan dan religius. Nilai-nilai

tersebut menjadi pedoman memecahkan problema.

c. Asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia sendiri (Kausa

Materealis).

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 8: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

8Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

Filsafat pancasila

1. Pengertian Filsafat

Bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa Arab falsafah. Secara Etimologis

kata filsafat berasal dari bahasa yunani Philosophia dan philoso-Phos. Philos/Philein

(shabat/cinta) dan Sophia/sophos (pengetahuan yang bijaksana / hikmah-kebijaksanaan.)

Bertens, 2006. Menurut Burhanudin Salam (1983), filsafat adalah sistem kebenaran tentang

segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari pada berfikir secara radikal, sistematis,

dan universal.

2. Landasan Filsafat Pancasila

Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa tersebut terhadap nilai-nilai

luhur bangsanya. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur tersebut terkristalisasi dan

terakumulasi dalam filsafat Pancasila yang merupakan karya Bapak Bangsa (Founding

Fathers) yang tak ternilai. Filsafat Pancasila merupakan renungan jiwa yang dalam,

berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas yang harmonis sebagai satu

kesatuan yang bulat dan utuh.

1) Landasan Etimologis

Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansakerta yang ditulis dalam huruf

Dewa Nagari . Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama panca artinya lima dan Syila (huruf

I pendek) artinya baru sendi, Jadi Pancasyila berarti berbatu sendi yang bersendi lima. Kedua

Panca artinya lima Syiila (huruf I panjang) artinya perbuatan yang senonoh/ normatif

Pancasyiila berarti lima perbuatan yang senonoh/normatif, perilaku yang sesuai dengan

norma kesusilaan. (Saidus S. 1975)

2) Landasan historis

Secara historis Pancasila dikenal secara tertulis oleh bangsa Indonesia sejak abad ke

XIV pada zaman Majapahit yang tertulis pada 2 (dua) buku yaitu Sutasoma dan Nagara

Kertagama. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular tercantum dalam Panca Syiila

Krama yang merupakan 5 (lima) pedoman yaitu :

- Tidak boleh melakukan kekerasan

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 9: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

9Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

- Tidak boleh mencuri

- Tidak boleh dengki

- Tidak boleh berbohong

- Tidak bolehmabuk

Buku Negara Kertagama ditulis oleh Mpu Prapanca tercantum pada sarga 53 bait 2

(dua) sebagai berikut : Yatnag gegwani Pancasyiila kertasangkara bhiseka karma. Selama

berabad-abad bangsa Indonesia tidak mendengar lagi kata Pancasila, baru pada tanggal 1 Juni

1945 pada rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) I,

yang berlangsung mulai 29 Mei – 1 Juni 1945 kata Pancasila digemakan kembali oleh Bung

Krno untuk memenuhi permintaan ketua BPUPKI dr. Rajiman Wedyodiningrat dasar Negara

Indonesia merdeka. Pancasila yang disampaikan Bung Karno sebagai Berikut:

- Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,

- Internasionalisme atau Perikemanusiaan,

- Mufakat atau Demokrasi,

- Kesejahteraan Sosial, dan

- Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Pancasila menurut Bung Karno dapat diperas menjadi TRISILA, yaitu: Sila Pertama

dan kedua menjadi Sosio Nasionalisme. Sila ke tiga dan keempat menjadi Sosio Demokrasi

dan Ketuhanan. Trisila masih bisa diperas menjadi EKASILA yaitu GOTONG ROYONG

(Wedyodiningrat, 1947)

Pancasila rumusan Bung Karnodikaji anggota panitia lainnya dan dirumuskan kembali

pada tanggal 22 Juni 1945 yang dikenal sebagai PIAGAM JAKARTA, oleh Muhammad

Yamin disebut JAKARTA CHARTER.

Sila-sila Pancasila dalam Piagam Jakarta:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syare’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Menurut dasar

2. Perikemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /

perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta ini dirumuskan dan ditanda tangani oleh 9 orang yaitu :

1. Ir. Soekarno (Bung Karno)

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 10: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

10Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

2. Drs. Mohamad Hatta (Bung Hatta)

3. Mr. A.A Maramis

4. Abikoesno tjokrosoejoso

5. Abdoel Kahar Moezakir

6. H. Agoes Salim

7. Mr. Achmad Soebarjo

8. Wachid Hasyim

9. Mr. Mohamad Yamin. (Ismaun, 1978; Kansil, 1968)

Pada waktu diundangkan UUD’45 tanggal 18 Agustus 1945 rumusan Pancasila Berbeda

dengan yang tercantum pada Piagam Jakarta. Rumusan tersebut menjadi berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perumus Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD’45 menurut Prof.

Dr. Sri Soemantri S.H. LLM. Dalam ceramahnya pada Pelatihan Nasional Dosen Mata Kuliah

Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila di Yogyakarta (2002) adalah :

1. Drs. Mohammad Hatta

2. Abikoesno Tjokrosoejoso

3. Kasman Singomedjo

4. Wahid Hasjim

5. Mr. Mochamad Hasan

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pada bulan Desember 1949 NKRI menjadi

Republik Indonesia Serikat (RIS), sebagai hasil dari persetujuan pemerintah Republik

Indonesia dengan Kerajaan Belanda yang dikenal dengan Konperensi Meja Bundar (KMB),

RIS terdiri atas 16 negara bagian. Usia RIS berakhir pada bulan Mei 1950 NKRI terbentuk

kembali.

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 11: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

11Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

Mulai tahun 1950 sampai tahun 1959 Indonesia menggunakan Undang-Undang dasar

Sementara Th. 1950 (UUDS ’50) dimana sifat pemerintahannya Parlementer dan menganut

demokrasi Liberal.

Perubahan pemerintahan maupun bentuk Negara. Sifat Konsistensi mempertahankan

Pancasila sebagai Dasar Negara. Sifat kesadaran dari bangsa Indonesia akan pentingya

Pancasila sebagai norma dasar/fundamental norm/grund norm bagi kokohnya NKRI.

3) Landasan Yuridis

Secara yudridis butir-butir Pancasila tercantum pada pembukaan UUD’45 alinea ke IV,

yang diejawantahkan dalam pasal-pasal UUD’45. Dalam TAP MPR RI No. XVIII/MPR/’98

dikukuhkan Pancasila sebagai dasar Negara harus konsisten dalam kehidupan bernegara.

Dalam TAP MPR RI No. IV/MPR/’99 diamanatkan agar visi bangsa Indonesia tetap

berlandaskan pada Pancasila.

4) Landasan Kultural

Pancasila yang bersumber dari nilai agama dan nilai budaya bangsa Indonesia tercermin

dari keyakinan akan Kemahakuasaan Tuhan YME dan kehidupan budaya berbagai suku

bangsa Indonesia yang saat kini masih terpelihara, seperti : Tiap upacara selalu memohon

perlindungan Tuhan YME, gotong royong , asas Musyawarah mufakat. Pada masyarakat

Padang dalam perilaku kehidupan bermasyarakat erat terkait dengan nilai agama yang

tercermin pada konsep: “ Adat basandi syara dan syara basandi kitabbullah.” Yang berarti

hokum adat bersendikan syara dan syara bersendikan Al-Quran.

Pada masyarakat Sunda kegiatan kehidupan sudah seyogyanya berpedoman pada tiga

aspek yang tidak terpisahkan yaitu:

Elmu tungtut, dunya siar, ibadah tetep lakonan (carilah ilmu, carilah rizki/ harta dan tetaplah

beribadah pada Tuhan YME). Dalam azas musyawarah mufakat/ demokrasi terungkap pada

nilai tetap dikemukan dengan cara yang santun tanpa orang kehilangan kehormatan dirinya

(Win-win solution). Hal ini tercermin dari prinsip sebagai berikut.

Hade ku omong goring ku omong (baik atau buruk katakanlah). Namun harus Caina herang

laukna beunang (airnya bersih ikannya tertangkap/win-win solution) 3

3 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/464/jbptunikompp-gdl-dewitriwah-23165-3-(pertemu-l.pdf

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 12: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

12Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

B. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

1. Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Edios yang berarti cita-cita dan Logos yang

berarti pengatahuan atau ilmu dan paham. Dalam pengertian sempit atau sederhana, ideologi

diartikan sebagai gagasan yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau

menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertindak. Sedangkan

ideologi dalam arti luas digunakan untuk segala cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-

keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman yang normatif.

Ideologi menurut W. White adalah:

“soal cita-cita politik atau doktrin atau ajaran suatu lapisan masyarakat atau sekelompok

manusia yang dapat dibeda-bedakan”.

diakses hari SABTU tanggal 24 Maret 2012 pukul 17.10 WIB

Sedangan Harold H. Titus mendefinisikan ideologi adalah:

“Suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam

masukan politik dan ekonomi filsafat social yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana

yang sistematis tentang cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat”.

Ada banyak sifat atau tipe ideology. Secara umum tipe ideology ini bagi menjadi empat (BP-

7, 1991:384), yaitu:

1) Ideologi Konservatif

Yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang ada (status quo), setidak-tidaknya secara

umum, walaupun membuka peluang. Kemungkinan perbaikan dalam hal teknis.

2) Kontra Ideologi

Yaitu melegitimasikan penyimpangan yang ada dalam masyarakat sebagai yang sesuai

dan dianggap baik. Tipe ideology ini selalu bersikap berseberangan dengan ideology yang

mapan.

3) Ideologi Reformis

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 13: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

13Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

merupakan tipe ideologi yang berkehendak merubah keaadaan. Ideologi ini

menginginkan perubahan yang perlahan dan bertahap.

4) Ideologi Revolusioner

Yaitu ideology yang bertujuan mengubah seluruh sistem nilai masyarakat itu atau secara

dramatis.

Menurut bahan penataran (BP-7 Pusat, 1993) ideologi diartikan sebagai ajaran.

Dokrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi

petunjuk pelaksanaanya dalam menanggapi dan masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat,

berbangsa dan bemegara. Sedangkan menurut. Gunawan Setiardja ideologi dapat dirumuskan

sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas, yang dijadikan pedoman

dan cita-cita hidup.

Dewasa ini ideologi telah menjadi suatu pengertian yang kompleks. Perkembangan

akhir-akhir ini menunjukkan terjadinya perbedaan yang makin jelas antara ideologi, filsafat,

ilmu dan teologi. Dalam perkembangan itu ideologi mempunyai arti berbeda:

1. Ideologi diartikan sebagai pengetahuan yang mengandung pemikiran besar, cita-cita besar,

mengenai sejarah, manusia, masyarakat, dan Negara.

2. Ideologi diartikan sebagai pemikiran yang tidak memperhatikan kebenaran internal dan

kenyataan empiris, ditujukan dan tumbuh berdasarkan kepentingan tertentu,

3. Ideologi dipandang sebagai belief system, sedangkan ilmu, filsafat maupun teologi

merupakan pemikiran yang bersifat refleksif, kritis, dan sistematik, dimana pertimbangan

utamanya adalah kebenaran pemikiran.

2. Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :

Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi mengandung di dalamnya

sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai-nilai itu akan

merupakan cita-cita yang memberi arah terhadap perjuangan bangsa dan negara.

1. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan berbagai

pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi kesepakatan bersama dari

suatu bangsa.

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 14: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

14Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

2. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan

menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri negara

(the fouding father).

3. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui

pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga memberi kekuatan

motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama.

4. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar negara dan

sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.

5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami dalam perspektif

kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif kekuasaan, sehingga bukan sebagai alat

kekuasaan.

3. Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :

a. Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-cita di

berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.

b. Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber dari

nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi milik mereka bersama

dan yang tak asing bagi mereka.

c. Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat

masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang harus dipatuhi atau ditaati

yang sifatnya positif.

d. Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan jaman,

dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat mengikuti perkembangan ilmu dan

teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.

4. Pancasila merupakan Ideologi terbuka

Ciri has ideologi terbuka adalah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari

luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakatnya

sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus

masyarakat, tidak diciptakan oleh Negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri.

Oleh sebab itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat, masyarakat dapat

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 15: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

15Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

menemukan dirinya di dalamnya. Ideologi terbuka menurut pandangan Negara modern bahwa

Negara modern hidup dari niali-nilai dan sikap-sikap dasar.

Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengna perkembangan zaman

dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat yang menyatakan, “…terutama bagi

Negara baru dan Negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-

aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya,

dan mencabutnya”.

Pancasila dapat menerima dan mengembangkan ideologi baru dari luar, dapat

berinteraksi dengan perkembangan/perubahan zaman dan lingkungannya, bersifat demokratis

dalam arti membuka diri akan masuknya budaya luar dan dapat menampung pengaruh nilai-

nilai dari luar yang kemudian diinkorporasi, untuk memperkaya aneka bentuk dan ragam

kehidupan bermasyarakat di Indonesia juga memuat empat dimensi secara menyeluruh.

Setiap negara memiliki ideologi tersendiri. Ada yang memiliki ideologi individualistik

yang memandang manusia dari sisi hak asasinya, ideologi komunistik yang memendasarkan

diri pada premise bahwa semua materi berkembang mengikuti hukum kontradiksi, dengan

menempuh proses dialektik yang mana di dalam diri manusia tidak ada yang permanen

sehingga kontradiksi terhadap lingkungan selalu menghasilkan perubahan yang menentukan

diri manusia dan faham agama yang bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kiblat

suci agama. Indonesia sendiri menganut ideologi pancasila yang memandang manusia selaku

makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan yang lain.

Pancasila dan kelima silanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga

pemahaman dan pengalamannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya.

Batas-batas Keterbukaan Ideologi Pancasila

Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh

dilanggar, yaitu sebagai berikut:

a. Stabilitas nasional yang dinamis

b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme, dan komunisme

c. Mencegah berkembangnya paham liberal

d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat

e. Penciptaan norma yang baru melalui suatu consensus. 4

4 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/451/jbptunikompp-gdl-irpanpirma-22536-6-10babi.pdf diakses hari sabtu tanggal 24 Maret 2012 pukul 18.10 WIB

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 16: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

16Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

4. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA

Sebagai nilai dasar yang bersifat abstrak dan normatif, perluupaya konkretisasi

yaitu dengan menjadikan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar dan sumber

normatif bagi penyusunan hukum positif negara. Sebagai negara yang berdasar atas

hukum, sudah seharusnya segala pelaksanaan dan penyelenggaraan bernegara bersumber

dan berdasar pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut teori jenjang norma (stufentheorie) yang dikemukakan oleh Hans Kelsen

seorang ahli filsafat hukum, dasar negara berkedudukan sebagai norma dasar (grundnorm)

dari sutu negara atau disebut norma fundamental negara (staatsfundamentalnorm).

Grundnorm merupakan norma hukum tertinggi dalam negara. Di bawah grundnorm

terdapat norma-norma hukum yang tingkatannya lebih rendah dari grundnorm tersebut.

Norma-norma hukum yang bertingkat-tingkat tadi membentuk susunan hierarkis yang

disebut sebagai tertib hukum.

Hans Nawiansky mengembangkan teori dari Hans Kelsen. Hans Nawiansky

menghubungkan teori jenjang norma hukum dalam kaitannya dengan negara. Menurut

Hans Nawiansky, norma hukum dalam suatu negara juga berjenjang dan bertingkat

membentuk membentuk sutau tertib hukum. Norma yang di bawah berdasar, bersumber

dan berlaku pada norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berdasar, bersumber

dan berlaku pada norma yang lebih tinggi lagi demikian seterusnya sampai pada norma

tertinggi dalam negara yang disebutnya sebagai Norma Fundamental Negara

(staatsfundamentalnorm). Norma dalam negara itu selain berjenjang, bertingkat dan

berlapis juga membentuk kelompok norma hukum yang terdiri atas 4 (empat) kelompok

besar, yaitu :

1. Staatsfundamentalnorm atau norma fundamental negara

2. Staatgrundgesetz atau aturan dasar/pokok negara

3. Formellgesetz atau undang-undang

4. Verordnung dan Autonome Satzung atau aturan pelaksana dan aturan otonom.

Kelompok norma itu bertingkat dan membentuk piramida.

Menurut Prof. Hamid S. Attamimi, selain berkedudukan sebagai

Staatsfundamentalnorm, Pancasila juga sebagai Cita Hukum (Rechtsidee). Pancasila

sebagai cita hukum memiliki dua fungsi, yaitu :

1. Fungsi regulatif

2. Fungsi konstitutif

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 17: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

17Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

Di Indonesia, norma tertinggi adalah Pancasila sebagaimana tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945. Jadi, Pancasila sebagai dasar negara dapat disebut sebagai :

1. Norma dasar;

2. Staatsfundamentalnorm;

3. Norma pertama;

4. Pokok kaidah negara yang fundamental;

5. Cita Hukum (Rechtsidee).

Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan dinyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber

hukum negara. Pernyataan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara

adalah sesuai dengan kedudukannya, yaitu sebagai dasar (filosofis) negara sebagaimana

tertuang dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Sebagai sumber nilai dan norma dasar

negara maka setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan

dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan juga menyebutkan adanya jenis dan hierarki peraturan perundang-

undangan sebagai berikut :

1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Undang-undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

3. Peraturan Pemerintah

4. Peraturan Presiden

5. Peraturan Daerah. 5

5 http:// elib.unikom.ac.id/files/disk1/451/j bptunikompp-gdl-waridi-19513-2-2 diakses hari sabtu tanggal 24 Maret 2012 pukul 21.45 WIB

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 18: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

18Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

1.2 Ketuhanan Yang Maha Esa

Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab Hormat

dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut

kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. Tidak memaksakan suatu

agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan

sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni

membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai

ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.

 

2.2 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Moralitas)

Nilai kemanusian ini bersumber pada dasar filosofi antropologi, bahwa hakikat manusia

adalah susunan kodrat rokhani (jiwa) juga jasmani (raga) yang berdiri sendiri sebagai mahluk

ciptaan Tuhan.

Dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab terkandung nilai bahwa Negara harus

menjunjung tinggi harkat dan martabat setiap warga Negara sebagai mahluk ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa.

Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang

keteraturan sebagai asas kehidupan, yang didasarkan pada nurani manusia dalam berhubungan

dengan lingkungan sekitarmya. sebab setiap manusia mempunyai kemampuan untuk menjadi

manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab.

Manusia yang maju peradabannya tentu lebih maju,mudah menerima kebenaran dengan

tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang lebih

teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun

kehidupan masyarakat yang aman untuk mencapai ketentraman dengan usaha keras, serta

dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.

 

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 19: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

19Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

2.3 Persatuan Indonesia

Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa Negara adalah perwujudan

sifat kodrat manusia sebagai mahluk monodualisme, yaitu mahluk individu juga mahluk

social. Negara adalah tempat berkumpulnya elemen-elemen yang berupa suku, ras, etnis, klan,

kelompok maupun golongan yang didlamnya saling mengisi. Meskipun begitu bangsa

Indonesia tetap bersatu walaupun terdapat banyak kebudayaan yang berbeda antara satu

dengan yang lainnya. Bangsa Indonesia hadir untuk

Mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke.

Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan yang sempit,namun harus

menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara

Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri

dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk

dipertentangkan tetapi justru dijadikan dasar persatuan Indonesia.

2.4 Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat dalam Permusyawaratan dan Perwakilan

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain,

dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas

dasar tujuan dan kepentingan bersama. Nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila ini

adalah;

1. Adanya kebebasan yang disertai tanggung jawab baik terhadap masyarakat maupun

moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan.

3. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.

4. Mengakui perbedaan individu, kelompok, ras, maupun golongan.

5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu.

6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab.

7. Menjunjung tinggi asas musyawarah.

Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa

Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu

mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam pergolakan untuk menciptakan

perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 20: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

20Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari

belenggu pemikiran dan aliran yang sempit dan hanya mementingkan dirinya sendiri.

2.5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan hak-hak dan tidak

memihak antara satu dengan yang lainnya, serta pemerataan terhadap suatu hal. Keadilan

disini meliputi keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri , manusia dengan

manusia lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan negaranya. Mewujudkan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa serta

hubungan manusia dengan Tuhannya.

Keadilan yang harus terwujud meliputi

Kedilan Distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap warganya,

maksudnya Negara harus menjamin kesejahteraan dan ketentraman warga negaranya.

Keadilan Legal,yaitu suatu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara

maksudnya warga Negara wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan

dan perundang-undangfan yang berlaku.

Keadilan Komutatif, maksudnya hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya

saling timbal balik. 

keadaan bertujuan agar masyarakat daopat bersatu secara organik, dimana setiap

anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta

belajar hidup pada kemampuan aslinya, sehingga kesejahteraan dapat tercapai secara

merata.6

6 http://kanal3.wordpress.com/2010/11/01/sejarah-lahirnya-pancasila diakses hari selasa

tanggal 20 Maret 2012 pukul 23.01 WIB

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 21: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

21Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

Kesimpulan

Dari kutipan diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

1. Lahirnya Pancasila berawal dari pidato Bung Karno dalam sidang BPUPKI yang

bertujuan untuk membahas dasar ideology bangsa Indonesia setelah merdeka yang

diadakan pada tanggal 29 mei – 1Juni 1945, akhirntya dibentuk dasar Negara dan

disahkan pada tanggal 18 juni 1945

2. Pancasila mempunyai makna dan kandungan disetiap sila.

Adapun kandunganya adalah sebagai berikut;

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai sprituil yang memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan kepercayaan terhadap Tuhan

YME sehingga atheis tidak berhak hidup di bumi Indonesia.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai satu derajat, sama hak dan

kewajiban, serta bertoleransi dan saling mencintai.

Sila Persatuan Indonesia, mengandung nilai kebersamaan, bersatu dalam memerangi

penjajah dan bersatu dalam mengembangkan negara Indonesia.

Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan berada di tangan rakyat atau

demokrasi yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang rill dan wajar.

Sila Keadiilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung sikap adil,

menghormati hak orang lain dan bersikap gotong royong yang menjadi kemakmuran

masyarakat secara menyeluruh dan merata.

Sistem Informasi Universitas Subang 2012

Page 22: file · Web viewsebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap

Page

22Iddologi Pancasila D1A.11.0059 AKMAL ATTARIK

Daftar Pustaka

Nasional. Kompas. Com

Pancasila Bung Karno, paksi Bhineka Tunggal Ika

http://kanal3.wordpress.com/?s=pancasila

http://kanal3.wordpress.com/2010/11/01/sejarah-lahirnya-pancasila

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/451/jbptunikompp-gdl-irpanpirma-22536-6-10babi.pdf

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/464/jbptunikompp-gdl-dewitriwah-23165-3-(pertemu-

l.pdf

http://ebookbrowse.com/im/implementasi-pancasila-dalam-kehidupan-bermasyarakat

www.Untag-sby.ac.id

Syarbaini. Syahrial.2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Ghaila Indonesia:

Jakarta

Khaelan, Zubaidi Ahmad. Pendidika Kewarnegaraan Untuk Perguruan

Tinggi, Paradigma: Yogyakarta.

Sistem Informasi Universitas Subang 2012