aksel

127
EVALUASI PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : NANI MAYADIANTI NIM : 104018200677 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 M

Upload: akbar-prasetya

Post on 28-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aksel

TRANSCRIPT

Page 1: Aksel

EVALUASI PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SMP

NEGERI 3 TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NANI MAYADIANTI

NIM : 104018200677

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M/1432 M

Page 2: Aksel
Page 3: Aksel
Page 4: Aksel
Page 5: Aksel
Page 6: Aksel
Page 7: Aksel

iii

ABSTRAK

Nani Mayadianti, Nim: 104018200677, Evaluasi Program Kelas Akselerasi di

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Skripsi dibawah bimbingan Drs. Ahmad

Sofyan, M.Pd. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen

Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan untuk

mengevaluasi program kelas akselerasi yang telah diselenggarakan selama 7 tahun

terakhir. Penelitian meliputi 4 Dimensi, Yaitu dimensi Konteks, Masukan, Proses,

Produk.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif analisis, yaitu

penelitian dengan cara menganalisis data yang diarahkan untuk menjawab

rumusan masalah, tetapi tidak untuk menguji hipotesis. Dengan demikian data

utama dari penelitian ini dapat diketahui dengan jelas dari analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kelas akselerasi yang dikelola

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan telah terselenggara dengan baik, dalam

melayani kebutuhan siswa cerdas dan berbakat istimewa. Dari ke-empat dimensi

tersebut, dimensi masuk dan produk berada dalam kategori sangat baik, dan

dimensi konteks serta proses berada dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut direkomendasikan bahwa program

akselerasi harus dilanjutkan pelaksanaannya karena mampu memberikan

pelayanan bagi siswa yang tergolong cerdas istimewa dan berbakat istimewa.

Pada proses seleksi dan penerimaan calon siswa kelas akselerasi, pihak sekolah

harus lebih selektif, dan harus sesuai dengan standar kualifikasi siswa cerdas

istimewa dan berbakat istimewa.

Page 8: Aksel

iv

KATA PENGANTAR

السالم عليكن ورحمة اهلل وبركاته

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan Kehadirat

ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah – Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai

sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang

diridhoi oleh Allah.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd). Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini

tidak akan selesai dengan baik.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya atas dukungan yang diberikan pada penulis selama menyusun skripsi ini.

Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Rusydy Zakaria M.Ed, M.Phill, Ketua Jurusan Kependidikan Islam,

serta Fauzan MA, Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Muarif SAM, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan.

4. Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd, Dosen Pembimbing yang memberikan saran

produktif dan kritik membangun dalam penyelasaian skripsi ini.

5. Drs. H. Nurochim, MM, Dosen Penasehat Akademik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kependidikan Islam Program Studi

Manajemen Pendidikan, atas ilmu pengetahuan, bimbingan, pengalaman,

motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama proses perkuliahan.

Page 9: Aksel

v

7. Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, Maryono, SE, M.M.Pd, serta

Koordinator Program Kelas Akselerasi Ibu Hj. Eni Subekti, S.Pd, M.Pd,

atas kesempatan dan informasi yang telah diberikan selama penulis

melakukan penelitian.

8. Pengelola perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas Ilmu dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas fasilitas dan

layanan yang diberikan selama penulis menyusun skripsi ini.

9. Untuk Kedua orang tua tercinta, “Papa” H. Didi Heryanto dan “Mama”

H. Umayah (Almh), “Ibu” Khoiriyah yang tiada hentinya memberikan

doa, kasih sayang, motivasi serta dukungan moriil maupun materiil kepada

penulis. Maaf Kalau Ananda sedikit terlambat Lulus nya.

10. Untuk Adik-adik ku tercinta Eva Riyatussholihah, Imam Ahmad

Nurkholis, Fadia Fikriyatunnuha, terima kasih atas do’a, kasih sayang dan

segala dukungan yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

11. Untuk Anggriawan Pranata yang selalu ku sayang, yang sabar

mendengarkan keluh kesah ku dan menemani penulis dalam segala hal,

terima kasih atas cinta dan kasih sayang, Thank You Soo Much.

12. Teman-teman “Seperjuangan” KIMP ’04 B, Iin, Bu Haji Iie, Uphe, Rani,

Afif, Dede, Atni, Nia, Mumu, Lulu, Pipit, Ule, Naila, Nurhayati, Zumaroh

Mangaph Man, Coax, Abenk, Rohim, Zamzam, Lukman, Faisal, Arif,

Jaway, Pawpaw, Zaki, Fadli, Kang Irfan, Eko, Encep, Arofah, Insan.

Teman-Teman KIMP ’06, Retya, Syafrina, Siti Nurseha, Jeung Papah,

Vivi, Ipah, Reta, semoga semua sukses dan jadi orang yang berguna bagi

diri sendiri maupun orang lain, Aamiin.

13. Segenap Senior dan Junior KI – Manajemen Pendidikan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

14. Serta kepada semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima

kasih atas dukungan dan motivasinya, teruskan perjuangan “Man jadda

wajada”

Page 10: Aksel

vi

Penulis berharap, skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang

membutuhkannya khususnya penulis sendiri, rekan-rekan mahasiswa dan

masyarakat pada umumnya.

Semoga semua bantuan yang diberikan kepada penulis akan mendapatkan

balasan setimpal dari Allah SWT, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 23 Juni 2011

Penulis

NANI MAYADIANTI

Page 11: Aksel

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ ii

ABSTRAK ……………………….....…………….....……………............................. iii

KATA PENGANTAR ………………………...……....………...………………….. iv

DAFTAR ISI ……………………………………...……....…...……………………. vii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ………….…...……......….…………..........…. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………….................... 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………...... 6

C. Pembatasan Masalah ...…………………………….................. 8

D. Perumusan Masalah ...……………………....……………….... 8

E. Fokus Penelitian ........................................................................ 9

F. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

G. Manfaat Penelitian ………………………………………......... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program ...……………….................. 11

2. Tujuan Evaluasi Program .……………………………...... 13

3. Model-Model Evaluasi Program ……………………….... 15

B. Program Akselerasi

1. Pengertian Program Akselerasi .................……………..... 20

2. Tujuan Program Akselerasi ................................................ 27

3. Aspek – aspek Program Akselerasi

1) Aspek Filosofis Program Akselerasi .............................

2) Aspek Psikologis Program Akselerasi ..........................

3) Aspek Empiris Program Akselerasi ..............................

4) Aspek Yuridis Program Akselerasi ...............................

28

30

31

33

Page 12: Aksel

viii

4. Bentuk Program Akselerasi ................................................ 35

5. Waktu Tempuh Belajar Program Akselerasi ...................... 37

6. Standar Kualifikasi Siswa Program Akselerasi .................. 37

7. Mekanisme Penyelenggaraan Program Akselerasi ............ 38

C. Kerangka Konseptual ................................................................ 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 51

B. Metode Evaluasi ………………………………….................... 51

C. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................... 51

D. Teknik Pengumpulan Data …………......…………………..… 52

E. Teknik Pengolahan Data ..………………………………......... 52

F. Teknik Analasis Data ...............................………………......... 53

G. Tabel Perencanaan Evaluasi ..............……………………........ 55

H. Instrumen Penelitian .................................................................. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 60

1. Sejarah Sekolah ....................................................................

2. Latar Belakang Penyelenggaraan Kelas Akselerasi .............

3. Proses Penerimaan Siswa Baru Program CI-BI Akselerasi

60

61

62

B. Deskripsi Data ……….....…...………………………………... 66

C. Analisis dan Interpretasi Data .…………………….………..... 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………...………………….....…………...……. 95

B. Saran .............………………………………….…………........ 97

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 98

LAMPIRAN

Page 13: Aksel

ix

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

hlm

Gambar 1 Mekanisme Permohonan Penyelenggaraan Program Akselerasi 40

Gambar 2 Faktor Pendukung Sumber Daya Pendidikan 41

Tabel 1 Perencanaan Evaluasi Program Akselerasi. 56

Tabel 2 Kisi-Kisi Angket. 58

Tabel 3 Penerimaan Siswa Baru Program Kelas Akselerasi SMP Negeri 3

Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2010 / 2011. 63

Tabel 4 Sosialisasi Tujuan Program Kelas Akselerasi. 66

Tabel 5 Sosialisasi Sasaran Program Akselerasi. 67

Tabel 6 Kenyamanan Ruang Kelas. 67

Tabel 7 Kelayakan Laboratorium. 67

Tabel 8 Ketidaklayakan Perpustakaan. 68

Tabel 9 Ketidaklayakan Ruang BK. 68

Tabel 10 Ketidaklayakan Tempat Ibadah. 69

Tabel 11 Professionalisme Guru Kelas Akselerasi. 69

Tabel 12 Professionalisme Petugas Laboratorium. 70

Tabel 13 Professionalisme Pustakawan. 70

Tabel 14 Ketidakprofesionalan Guru BK. 71

Tabel 15 Ketidakmampuan Sekolah Mengelola Program Akselerasi 71

Tabel 16 Program Pembelajaran Tersendiri/Khusus Kelas Akselerasi. 71

Tabel 17 Ketidaknyamanan Lingkungan Sekolah. 72

Tabel 18 Kesiapan Dana Sekolah Untuk Pelaksanaan Kelas Akselerasi. 72

Tabel 19 Pengelolaan Waktu Program Kelas Akselerasi. 72

Tabel 20 Ketidakmampuan Sekolah dalam Penyelenggaran Penerimaan

Siswa Baru. 73

Tabel 21 Uji Berkas Penerimaan Siswa Baru. 73

Tabel 22 Pelaksanaan Tes Masuk (Tes Akademik, Tes Psikologi dan Tes

Kesehatan). 74

Tabel 23 Persetujuan/kesediaan orang tua siswa. 74

Tabel 24 Perbedaan SPP antara kelas akselerasi dengan kelas regular. 74

Tabel 25 Perbedaan jadwal pendaftaran program antar wilayah. 75

Tabel 26 Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran. 76

Page 14: Aksel

x

Tabel 27 Kemampuan guru mengatur waktu setiap mata pelajaran. 76

Tabel 28 Kemampuan guru menggunakan media dan metode pembelajaran

yang sesuai. 77

Tabel 29 Ketidakmampuan guru menciptakan kondisi pembelajaran yang

menyenangkan. 77

Tabel 30 Pemberian tugas, PR, dan kuis pada setiap pertemuan. 78

Tabel 31 Pelaksanaan Ulangan Harian. 78

Tabel 32 Pelaksanaan Ujian Tengah Semester. 79

Tabel 33 Pelaksanaan Ujian Akhir Semester. 79

Tabel 34 Pengawasan oleh Kepala Sekolah. 79

Tabel 35 Pengawasan oleh Komite Sekolah. 80

Tabel 36 Kesempatan menyampaikan kritik/masukan. 80

Tabel 37 Efek program kelas akselerasi terhadap kemampuan

berkompetisi. 81

Tabel 38 Peningkatan Prestasi Akademik Siswa. 81

Tabel 39 Manfaat Program dalam Memudahkan Siswa Mengikuti

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 82

Tabel 40 Manfaat Program Kelas Akselerasi dalam Membantu Siswa

Memilih Program Lanjutan. 82

Tabel 41 Kerjasama sekolah dengan orang tua siswa yang mengalami

masalah dalam pembelajaran. 83

Tabel 42 Manfaat Pemberian Jadwal Tambahan. 83

Tabel 43 Ketepatan Program Akselerasi Bagi Siswa CI-BI. 84

Tabel 44 Distribusi Frekuensi Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri

3 Tangerang Selatan. 84

Tabel 45 Evaluasi Program Kelas Akselerasi Dilihat Dari Dimensi

Program. 85

Tabel 46 Profil guru yang mengajar di kelas akselerasi SMP Negeri 3

Tangerang Selatan. 87

Tabel 47 Nilai Mata Pelajaran Siswa Kelas IX Akselerasi Tahun Pelajaran

2010/2011. 93

Tabel 48 Nilai Ujian Nasional Siswa Kelas IX Akselerasi Tahun Pelajaran

2010/2011. 94

Page 15: Aksel

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 3 Surat Pengantar Wawancara Dengan Koordinator Program Kelas

Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Lampiran 4 Berita Wawancara dan Hasil wawancara Dengan Koordinator

Program Kelas Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Lampiran 5 Pedoman Studi Dokumentasi

Lampiran 6 Profil SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Lampiran 7

Panduan Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru Program CI-BI

Akselerasi (Percepatan Belajar) SMP Negeri 3 Tangerang Selatan,

Tahun Pelajaran 2011/2012

Lampiran 8 Leger Sementara Semester VI Kelas IX Akselerasi Tahun Pelajaran

2010/2011

Lampiran 9 Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional Kelas IX Akselerasi Tahun

Pelajaran 2010/2011

Lampiran 10 Data Lulus Program CI-BI Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan Tahun (Angkatan I – Angkatan V)

Lampiran 11 Angket Tentang Evaluasi Program Kelas akselerasi di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan

Lampiran 12 Hasil Rekap Jawaban Angket

Lampiran 13 Hasil Hitungan Perdimensi Kisi-kisi Angket

Lampiran 14 Surat Pengajuan Judul Skripsi

Page 16: Aksel

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kelas akselerasi merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan.

Program kelas akselerasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

kualitas sumberdaya manusia dengan cara memberikan wadah kepada peserta

didik yang berbakat dan cerdas istimewa agar dapat mempercepat pendidikan

mereka. Baik pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Depdiknas, yang

menyatakan bahwa:

Program kelas akselerasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan

dan kualitas sumberdaya manusia dengan cara memberikan wadah kepada

peserta didik yang berbakat dan cerdas istimewa yang diidentifikasi oleh

tenaga profesional dan mempunyai pencapaian kinerja tinggi. Kinerja tinggi

ditunjukan dengan pencapaian dan mempunyai kemampuan dalam salah satu

area atau kombinasi beberapa area bidang studi. Adapun area kemampuan

yang ditunjukan oleh siswa cerdas istimewa adalah kemampuan kecerdasan

umum, bakat akademik khusus, berfikir kreatif dan produktif, kemampuan

kepemimpinan, kemampuan psikomotorik, dan seni peran dan visual.1

1Departemen Pendidikan Nasional, Bimbingan Teknis Penyusunan Kurikulum Mata

Pelajaran MIPA Siswa Cerdas Istimewa (Jakarta:Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa,

2009), hlm. 7.

Page 17: Aksel

2

Sedangkan U.S Office Of Education, sebagaimana dikutip oleh Utami

Munandar, mendefinisikan bahwa siswa istimewa dan berbakat adalah:

“Anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai

kemampuan-kemampuan yang unggul, anak-anak tersebut memerlukan

program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar

jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan sumbangan

mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri.

Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang telah

nyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus,

kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan

dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor (seperti

olahraga).”2

Departemen Pendidikan Nasional, menetapkan lima tujuan yang

mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi

tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana yang disebutkan dalam buku

pedoman penyelenggaraan akselerasi, yaitu:

1) Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk

mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang

dimilikinya.

2) Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan

pendidikan bagi dirinya.

3) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran bagi peserta

didik cerdas istimewa.

4) Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual,

emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran

fisik.

5) Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan

seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat yang

bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti

pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.3

Namun, seperti halnya penetapan kebijakan yang selalu menimbulkan pro

dan kontra, program akselerasi yang dikembangkan di sekolah-sekolah

Indonesia, juga mengalami pertentangan. Hal ini muncul dikarenakan adanya

anggapan bahwa program akselerasi hanya memperlebar jurang kesenjangan

2Utami Munandar, Pemanduan Anak Berbakat : Suatu Studi Penjajakan, (Jakarta:PT.

Rajawali, 1998), hlm. 6-7. 3Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk

Peserta Didik Cerdas Istimewa, (Jakarta:Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009),

hlm.10.

Page 18: Aksel

3

antar siswa. Sebagian kalangan menganggap pihak sekolah terlalu

memberikan pelayanan super spesial kepada siswa-siswa berbakat, sementara

siswa yang berada dalam tahap normal hanya diberikan pelayanan seperti

pelayanan pendidikan sewajarnya. Pihak sekolah juga dinilai tidak

memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan kecerdasan anak didik di

luar lingkungan siswa berbakat.

Keadaan ini menimbulkan segelintir pertanyaan, apakah program

akselerasi yang dicanangkan pemerintah ini akan benar-benar meningkatkan

mutu pendidikan yang akhirnya akan memunculkan sumber daya manusia

yang kompetitif? Apakah program akselerasi ini akan tepat sasaran dalam

mengklasifikasikan anak berbakat yang akan masuk dalam kelas percepatan

belajar ini? Atau kah dalam pelaksanaannya nanti akan terjadi penyimpangan

seperti penyalahgunaan kelas akselerasi yang tadinya ditujukan untuk anak

berbakat menjadi kelas percepatan belajar bagi anak-anak yang kaya, bukan

untuk anak-anak yang memiliki kecerdasan istimewa?

Hal ini coba dijawab oleh para praktisi pendidikan dengan membuka

program akselerasi (percepatan belajar) di sekolahnya seperti Al-Azhar

Kebayoran Baru Jakarta Selatan4, Lab School Rawamangun

5, SMA Negeri 1

Pamulang6, SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

7 dan lain sebagainya.

Dari semua penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui apakah

penyelenggaraan program akselerasi yang dikembangkan oleh pemerintah

dan pihak sekolah sudah berjalan dengan baik dan benar-benar efektif untuk

meningkatkan mutu pendidikan, yang pada akhirnya akan menghasilkan

output dan sumber daya manusia yang terkualifikasi dan mampu bersaing di

dunia internasional. Dan sekolah yang dipilih penulis untuk menjadi objek

penelitian adalah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

4Akses internet, http://smaia1.al-

azhar.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=50&Itemid=60, 3 Agustus 2011. 5Akses internet, http://smplabschoojkt.blogspot.com/2008/03/kelas-akselerasi.html,

3 Agustus 2011. 6Akses internet, http://iisnurhayati.wordpress.com/2009/09/28/sman-1-pamulang/,

3 Agustus 2011. 7Akses internet, http://smpn3tangsel.com/viewpage.php?page_id=2 , 3 Agustus 2011.

Page 19: Aksel

4

Setiap program yang disusun berdasarkan rencana dan tujuan yang terarah

selayaknya memiliki kegiatan evaluasi yang dapat memberikan jawaban

apakah program itu berhasil mencapai sasaran atau tidak, khususnya

mengenai pendidikan anak berbakat atau Program Percepatan Belajar.

Evaluasi adalah penetapan mengenai seberapa jauh sebuah program mencapai

sasaran-sasarannya.

Sekolah yang berdiri sejak tahun 1976 ini mengalami perkembangan dan

peningkatan yang signifikan. Setelah berjalan sekitar 28 tahun atau tepatnya

pada tahun 2004 sekolah ini membuat sebuah kebijakan dalam program

peningkatan mutu sekolah mereka, yaitu program kelas akselerasi.

Adapun visi dan misi yang dijalankan oleh SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan, Visi: (1) Terunggul dalam prestasi, (2) Teladan dalam bersikap dan

bertindak, (3) Konsisten dalam menjalankan ajaran agama. Dan Misi : (1)

Mewujudkan peningkatan kualitas mutu lulusan, (2) Mewujudkan

peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA dan SMKN, (3) Membina

sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air, (4)

Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak

serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan, (5)

Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan. (lampiran 6)

Dengan misi meningkatkan kualitas mutu lulusan dan meningkatkan status

sekolah menjadi sekolah unggulan, pada tahun 2004 SMP Negeri 3

Tangerang Selatan memulai program kelas akselerasi. Pada saat itu sekolah

yang dipimpin oleh Drs. H. Kuswanda, M.Pd memulai program kelas

akselerasi dan terus berjalan hingga saat ini di bawah pimpinan Maryono,

S.E.M.M.Pd dan telah memiliki 5 angkatan lulusan program kelas akselerasi

(Lampiran 10, Data Lulus Program CI-BI Akselerasi SMP Negeri 3

Tangerang Selatan).

Dari 7 tahun berjalannya program kelas akselerasi di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan dan telah menghasilkan 5 angkatan lulusan, dapat

diketahui kualitas output (lulusan) dan juga efektifitas pelaksanaan program

kelas akselerasi ini dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 3

Page 20: Aksel

5

Tangerang Selatan. (Lampiran 10, Data Lulus Program CI-BI Akselerasi

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan).

Namun dalam pelaksanaan program akselerasi ini, ada beberapa fenomena

dan permasalahan yang menurut penulis harus menjadi pertimbangan dalam

mengevaluasi program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

Di antaranya adalah proses penerimaan dan seleksi siswa program kelas

akselerasi. Selain proses pengklasifikasian, dan pengidentifikasian siswa

berbakat istimewa, serta tes masuk yang dilakukan sekolah, siswa-siswa

tersebut juga harus membayar uang sekolah/SPP yang lebih dibandingkan

dengan siswa kelas regular. Perbedaan biaya yang mencolok, sekitar Rp

150.000,-/bln untuk siswa kelas 7 reguler, dan Rp 300.000,-/bln untuk siswa

kelas 7 akselerasi membuat program percepatan belajar ini tidak bisa

dinikmati oleh semua siswa berbakat istimewa. Dengan kata lain program

akselerasi hanya bisa dinikmati oleh siswa yang memiliki kecerdasan dan

berbakat istimewa serta memiliki kemampuan finansial yang baik pula. Dan

apakah program percepatan belajar ini dapat juga diikuti oleh siswa yang

memiliki kemampuan finansial yang memadai tanpa harus diimbangi dengan

kecerdasan dan berbakat istimewa untuk mengikuti program kelas akselerasi?

Fenomena ini diperparah dengan perbedaan kalender pendidikan di setiap

daerah. Otonomi daerah dan otonomi pendidikan menyebabkan setiap daerah

menetapkan waktu yang berbeda-beda untuk tes masuk dan penerimaan siswa

baru. Perbedaan ini berdampak pada kualitas input/penerimaan siswa baru di

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Berada di daerah Tangerang menyebabkan

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan selalu melaksanakan proses penerimaan

siswa baru lebih awal dibandingkan dengan sekolah-sekolah di DKI Jakarta.

Siswa-siswa yang mendaftar di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan juga

mendaftarkan diri di sekolah-sekolah unggulan di DKI Jakarta. Dan jika

mereka yang telah lulus tes masuk baik untuk program regular maupun

program akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan juga diterima di

sekolah unggulan di DKI Jakarta, mereka akan lebih memilih untuk

bersekolah di DKI Jakarta dibanding dengan bersekolah di SMP Negeri 3

Page 21: Aksel

6

Tangerang Selatan. Keadaan ini merugikan pihak SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan dikarenakan mereka kehilangan beberapa siswa yang memiliki

kecerdasan dan intelegensi di atas rata-rata, serta berbakat istimewa untuk

program kelas akselerasi. Dengan kata lain SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

dijadikan pilihan terakhir dalam memilih sekolah, bukan menjadi pilihan

utama para calon siswa yang cerdas dan berbakat istimewa dalam

melanjutkan pendidikannya.

Untuk dapat mengetahui apakah penyelenggaraan program percepatan

belajar sudah berjalan dengan baik diperlukan suatu penilaian atau evaluasi

terhadap program tersebut.

Beberapa alasan tersebut yang menggugah penulis untuk meneliti di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan sebagai tempat penelitian skripsi. Apakah dengan

adanya beberapa masalah yang muncul baik dari dalam (persepsi siswa

regular tentang perbedaan pelayanan pendidikan) maupun luar sekolah

(kebijakan penetapan kalender pendidikan yang berbeda di setiap daerah)

serta permasalahan-permasalahan lain dapat diantisipasi pihak sekolah dalam

kelangsungan program kelas akselerasi sebagai alat peningkatan mutu

pendidikan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Apakah dengan keadaan

seperti itu program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

mampu berjalan dengan baik maka diperlukan evaluasi terhadap program

tersebut untuk menilai apakah pelaksanaan Program Akselerasi yang

diselenggarakan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Untuk mengetahui lebih lengkap, penulis mengambil judul skripsi, yaitu:

“Evaluasi Program Kelas Akselerasi di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Pada pelaksanaan Program akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan,

terdapat berbagai komponen yang perlu diamati dan dievaluasi untuk

dijadikan sebagai bahan untuk mengetahui ketercapaian tujuan program

tersebut. Pelaksanaan penelitian evaluasi terhadap program akselerasi

Page 22: Aksel

7

dilaksanakan dengan pendekatan sistem yang mengacu pada komponen

berikut, yaitu komponen konteks, komponen masukan, komponen proses, dan

komponen produk. Berdasarkan komponen itu, maka dapat diidentifikasi

sejumlah permasalahan terkait dengan program akselerasi, yaitu:

1. Permasalahan pada komponen konteks berkaitan dengan relevansi tujuan

program akselerasi dengan kebutuhan, masalah, dan sasaran.

2. Permasalahan pada komponen masukan berkaitan dengan kualitas strategi

program yang dibangun dari sejumlah unsur masukan yang

dikelompokkan dalam raw input dan instrumental input.

a. Bagaimana karakteristik peserta yang mengikuti program Akselerasi?

Seberapa tinggi minat mereka mengikuti program akselerasi? Seberapa

besar tingkat kebutuhan mereka terhadap program akselerasi? Seberapa

jauh pengalaman belajar yang dimiliki calon peserta yang relevan

dengan program akselerasi?

b. Bagaimana mutu kurikulum SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?

Bagaimana mekanisme pengembangan dan penyusunan kurikulum

Akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan? Metode pengajaran

apa yang diterapkan? Apa saja bahan ajar yang digunakan? Bagaimana

koherensi antar komponen kurikulum kelas akselerasi?

c. Bagaimana kapabilitas guru dan tenaga pendidikan yang mengajar di

kelas akselerasi?

d. Bagaimana kualitas sarana prasarana yang disediakan SMP Negeri 3

Tangerang Selatan? Bagaimana tingkat ketercukupan sarana prasarana

tersebut? Bagaimana tingkat kebermanfaatan sarana prasarana tersebut

bagi program akselerasi?

3. Permasalahan pada komponen proses berkaitan dengan kesesuaian antara

implementasi program dan rencana program akselerasi.

a. Bagaimana kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas

akselerasi?

b. Bagaimana interaksi belajar yang terjadi di kelas akselerasi?

c. Bagaimana pemanfaatan media dan sumber belajar di kelas akselerasi?

Page 23: Aksel

8

d. Bagaimana kinerja sekolah dalam penyelenggaraan program kelas

akselerasi?

4. Permasalahan pada komponen produk berkaitan dengan hasil atau keluaran

program.

a. Bagaimana nilai hasil belajar peserta program kelas akselerasi?

b. Bagaimana nilai hasil Ujian Nasional peserta program kelas akselerasi?

c. Bagaimana perubahan sikap yang terjadi pada peserta program kelas

akselerasi?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat permasalahan yang berkaitan dengan program akselerasi cukup

luas, maka masalah penelitian pada penelitian evaluasi perlu dibatasi.

Oleh karena itu, penelitian evaluasi dibatasi pada penilaian terhadap

komponen-komponen program akselerasi yang berpengaruh terhadap

efektivitas pelaksanaan program kelas akselerasi yang bertujuan pada

peningkatan mutu pendidikan. Mutu yang dimaksud di sini adalah pada

penyediaan pelayanan pendidikan yang diberikan SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan kepada siswa/i yang cerdas istimewa atau memiliki kemampuan di

atas rata-rata.

Penulis memberikan batasan terkait salah satu latar belakang masalah,

seputar penyelenggaraan program akselersi yang memunculkan banyak

pertentangan. Apakah program seperti ini masih layak digunakan sebagai

salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia? Dengan

mengikuti model evaluasi CIPP, maka komponen program yang dievaluasi

adalah komponen konteks, masukan, proses, dan produk.

D. Perumusan Masalah

Masalah penelitian atau pertanyaan evaluasi pada penelitian evaluasi ini

adalah apakah program kelas akselerasi efektif dalam meningkatkan mutu

pendidikan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?

Page 24: Aksel

9

E. Fokus Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang menggunakan metode

riset evaluasi. Sasaran riset evaluasi adalah program kelas akselerasi di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan, yang meliputi:

1. Latar belakang penyelenggaraan Program Akselersi

2. Perencanaan Program Akselerasi

3. Proses penerimaan siswa baru

4. Pelaksanaan program akselerasi

5. Pengawasan/evaluasi Program Akselerasi

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menilai ketepatan program akselerasi

sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan dalam hal, pelayanan pendidikan bagi siswa cerdas

istimewa dan berbakat istimewa.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai informasi baru yang berguna untuk

meningkatkaan mutu dan profesionalisme dalam mengelola

penyelenggaraan program pendidikan dan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan di bidang manajemen pendidikan.

2. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberi ide atau gagasan

dalam upaya melakukan inovasi pengembangan program pendidikan dan

sebagai bahan rujukan (mekanisme) penyelenggaraan program kelas

akselerasi, sebagai langkah evaluasi dalam mengukur tingkat keberhasilan

program kelas akselerasi, serta untuk mengetahui apa yang menjadi

kekuatan dan kelemahan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan

khususnya di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, umumnya lembaga

pendidikan di Indonesia.

Page 25: Aksel

10

3. Bagi masyarakat, yaitu sebagai bahan rujukan (modul) jika ingin

menyelenggarakan program kelas akselerasi (program percepatan belajar)

dan dapat dijadikan program studi khusus sebagai langkah dunia

pendidikan untuk memperhatikan masyarakat yang memiliki potensi tinggi

sehingga dapat menikmati hasil dari pendidikan yang bermutu sesuai

dengan potensi, bakat dan minat siswa dan kebutuhan semua pihak.

Page 26: Aksel

11

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “evaluation” yang memiliki

dasar kata “value”, yang berarti “menilai”.1 Dalam Oxford Advanced

Learner’s Dictionary Evaluasi adalah to form an opinion of the amount,

value or quality of something after thinking about it carefully.2 yang

artinya sebuah pendapat tentang nilai, jumlah atau kualitas sesuatu yang

telah dipikirkan dengan matang. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto,

evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang

bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.3 Worthen

dan Sanders Seperti yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto menambahkan,

evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu;

dalam mencari sesuatu tersebut juga termasuk mencari informasi yang

bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur,

1John M. Echols & Hasan Sadily, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta:PT.Gramedia

Pustaka Utama, 2005), Cet.XXVI, hlm.626. 2A S Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, (New York:Oxford University

Press, 2000), hlm.450. 3Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan–

Pedoman Toeritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), hlm. 2.

Page 27: Aksel

12

serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan.4 Selanjutnya Suharsimi mengutip Stufflebeam, menjelaskan

bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan

pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan

dalam menentukan alternatif keputusannya.5

Jelas Terlihat bahwa, dalam evaluasi terdapat tahap-tahap atau proses

yang dilalui yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi guna melihat

tingkat keberhasilan sebuah program. Dan penulis menyimpulkan bahwa

evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencari

informasi yang berguna bagi decision maker dalam mengambil keputusan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, program diartikan sebagai

rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (di ketatanegaraan,

perekenomian, dsb) yang akan dijalankan.6 Suharsimi arikunto

menambahkan bahwa program dapat dipahami dalam dua pengertian yaitu

secara umum dan khusus. Secara umum, program dapat diartikan sebagai

rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang di

kemudian hari. Sedangkan pengertian khusus dari program biasanya jika

dikaitkan dengan evaluasi yang bermakna suatu unit atau kesatuan

kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,

berlangsung dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam satu

organisasi yang melibatkan sekelompok orang.7

Menurut Isaac dan Michael seperti dikutip oleh Djunaidi Lababa

sebuah program harus diakhiri dengan evaluasi. Hal ini dikarenakan kita

akan melihat apakah program tersebut berhasil menjalankan fungsi

sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Isaac dan

Michael, ada tiga tahap rangkaian evaluasi program yaitu : (1) menyatakan

4Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan–

Pedoman Toeritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan,… hlm.1-2. 5Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan–

Pedoman Toeritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan,… hlm.1-2. 6Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta:Balai Pustaka, 1988), Cet.I, hlm.702. 7Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan–

Pedoman Toeritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan,… hlm. 3-4.

Page 28: Aksel

13

pertanyaan serta menspesifikasikan informasi yang hendak diperoleh, (2)

mencari data yang relevan dengan penelitian dan (3) menyediakan

informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan untuk melanjutkan,

memperbaiki atau menghentikan program tersebut.8

Dari beberapa penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa sebuah

program atau rencana sangat erat kaitannya dengan evalusi. Berhasil atau

tidaknya sebuah program yang dijalankan dapat dilihat dari hasil evaluasi

yang dilakukan. Bahkan menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafrudin

ada Empat kemungkinan kebijakan berdasarkan hasil evaluasi yaitu :

(1) Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut

tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana

diharapkan.

(2) Merevisi Program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai

dengan harapan (terdapat kesalahan, tetapi hanya sedikit).

(3) Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan

bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan

memberikan hasil yang bermanfaat.

(4) Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat

lain atau mengulangi lagi program dilain waktu), karena program

tersebut berhasil dengan baik, maka sangat baik jika dilaksanakan lagi

di tempat dan waktu yang lain.9

2. Tujuan Evaluasi Program

Dalam evaluasi terdapat perbedaan yang mendasar dengan penelitian

meskipun secara prinsip, antara kedua kegiatan ini memiliki metode yang

sama. Perbedaan tersebut terletak pada tujuan pelaksanaannya. Jika

penelitian bertujuan untuk membuktikan sesuatu (prove) maka evaluasi

bertujuan untuk mengembangkan (improve).

8Akses Internet, http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/evaluasi-program-

sebuah-pengantar.html , 07 Oktober 2010. 9Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan–

Pedoman Toeritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan,… hlm. 22.

Page 29: Aksel

14

Implementasi program harus senantiasa dievaluasi untuk melihat

tingkat efektifitas program tersebut mencapai maksud pelaksanaan

program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi,

program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya. Dengan

demikian, kebijakan-kebijakan baru yang berhubungan dengan program itu

tidak akan didukung oleh data. Karenanya, evaluasi program bertujuan

untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil

kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan melanjutkan,

memperbaiki atau menghentikan sebuah program.

Senada dengan Suharsimi Arikunto, Fuddin menjelaskan bahwa Secara

umum alasan dilaksanakannya program evaluasi yaitu;

1) Pemenuhan ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya,

2) Mengukur efektivitas dan efesiensi program,

3) Mengukur pengaruh, efek sampingan program,

4) Akuntabilitas pelaksanaan program,

5) Akreditasi program,

6) Alat mengontrol pelaksanaan program,

7) Alat komunikasi dengan stakeholder program,

8) Keputusan mengenai program ;

a) Diteruskan

b) Dilaksanakan di tempat lain

c) Dirubah

d) Dihentikan

Untuk mempermudah mengidentifikasi tujuan evaluasi program, kita

perlu memperhatikan unsur-unsur dalam kegiatan pelaksanaannya yang

terdiri dari:

a) What yaitu apa yang akan di evaluasi

b) Who yaitu siapa yang akan melaksanakan evaluasi

c) How yaitu bagaimana melaksanakannya

Page 30: Aksel

15

Dengan memperhatikan pada tiga unsur kegiatan tersebut, ada tiga

komponen paling sedikit yang dapat dievaluasi: tujuan, pelaksana kegiatan

dan prosedur atau teknik pelaksanaan.

Didalam evaluasi program pendidikan terdapat ketepatan model

evaluasi yang berarti ada keterkaitan yang erat antara evaluasi program

dengan jenis program yang dievaluasi. Dan jenis program ini dapat

dibedakan menjadi tiga yaitu:

a) Program pemrosesan, maksudnya adalah program yang kegiatan

pokoknya mengubah bahan mentah (input) menjadi bahan jadi sebagai

hasil proses (output).

b) Program layanan, maksudnya adalah sebuah kesatuan kegiatan yang

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu sehingga merasa

puas dengan tujuan program.

c) Program umum, maksudnya adalah sebuah program yang tidak tampak

apa yang menjadi ciri utamanya.10

3. Model-Model Evaluasi Program

Ada banyak model yang bisa digunakan dalam melakukan evaluasi

program khususnya program pendidikan. Meskipun terdapat beberapa

perbedaan antara model-model tersebut, tetapi secara umum model-model

tersebut memiliki persamaan yaitu mengumpulkan data atau informasi

obyek yang dievaluasi sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil

kebijakan. Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabbar

model-model evaluasi dapat dikelompokan menjadi tujuh yaitu: 11

1) Goal Oriented Evaluation

Merupakan model yang paling awal muncul. Yang menjadi objek

pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah

ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara

10

Fuddin Van Batavia, Wordpress Blog, http://fuddin.wordpress.com/2008/07/02/teori-

evaluasi-dengan-cipp/ 07 Oktober 2010. 11

Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan-

Pedoman Toeritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan,… hlm. 40-48.

Page 31: Aksel

16

berkesinambungan, terus-menerus, mencek sejauh mana tujuan tersebut

sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program.

2) Goal Free Evaluation Model

Dikembangkan oleh Michel Scriven. Model ini disebut juga dengan

evaluasi lepas dari tujuan, tetapi bukannya lepas sama sekali dari tujuan

tetapi hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya

mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program,

bukan secara rinci atau perkomponen.

3) Formatif - Summatif Evaluation Model

Evaluasi Formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang

dilaksanakan ketika program masih berlangsung atau ketika program

masih dekat dengan permulaan kegiatan. Tujuan evaluasi formatif

tersebut adalah mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat

berlangsung, sekaligus mengidentifikasikan hambatan. Dengan

diketahuinya hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak

lancar, pengambil keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan

yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program

Evaluasi Sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan dari

evaluasi sumatif adalah untuk mengukur ketercapaian program.

4) Countenance Evaluation Model

Dikembangkan oleh Stake. Model ini menekankan pada adanya

pelaksanaan dua hal pokok, yaitu (1) deskripsi (description), dan (2)

perimbangan (judgements), serta membedakan adanya tiga tahap dalam

evaluasi program yaitu: (1) anteseden (antecedents/context), (2)

transaksi (transaction/process), (3) keluaran (output - outcomes).

5) CSE – UCLA Evaluation Model

Ciri dari model ini adalah adanya 5 tahap yang dilakukan dalam

evaluasi, yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil, dan

dampak. Hernandez, seperti yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto

menjelaskan ada 4 tahap dalam model ini, yaitu:

Page 32: Aksel

17

a. Needs Assessment, dalam tahap ini evaluator memusatkan perhatian

pada penentuan masalah pertanyaan yang diajukan:

Hal-hal apakah yang perlu dipertimbangkan sehubungan dengan

keberadaan program?

Kebutuhan apakah yang terpenuhi sehubungan dengan adanya

pelaksanaan program ini?

Tujuan jangka panjang apakah yang dapat dicapai melalui program

ini?

b. Program Planning, dalam tahap ini evaluator mengumpulkan data

yang terkait langsung dengan pembelajaran dan mengarah pada

pemenuhan kebutuhan yang telah diidentifikasi pada tahap kesatu.

c. Formative Evaluation, dalam tahap ketiga ini perhatian terpusat pada

keterlaksanaan program. Dengan demikian, evaluator diharapkan

betul-betul terlibat dalam program, karena harus mengumpulkan data

dan berbagai informasi dari pengembangan program.

d. Summative Evaluation, dalam tahap keempat evaluator diharapkan

dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak dari

program.

6) CIPP Evaluation Model

Model evaluasi ini adalah model yang paling banyak dikenal,

dikembang oleh Stufflebeam. CIPP merupakan singkatan dari huruf

awal 4 buah kata, yaitu:

a) Context Evaluation/evaluasi terhadap konteks.

Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan

merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan

sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.12

Evaluasi konteks

meliputi penggambaran latar belakang program yang dievaluasi,

memberikan perkiraan kebutuhan dan tujuan program, menentukan

sasaran program dan menentukan sejauh mana tawaran ini cukup

12

Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan–

Pedoman Toeritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan,… hlm. 46.

Page 33: Aksel

18

responsif terhadap kebutuhan yang sudah diidentifikasi. Penilaian

konteks dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah tujuan yang

ingin dicapai?”13

b) Input Evaluation/evaluasi terhadap masukan.

Evaluasi terhadap masukan menyediakan informasi tentang

masukan yang terpilih , butir-butir kekuatan dan kelemahan, strategi

dan desain untuk merealisasikan tujuan. Evaluasi masukan

dilaksanakan dengan tujuan dapat menilai relevansi rancangan

program, strategi yang dipilih, prosedur, sumber baik yang berupa

manusia (guru, siswa) atau mata pelajaran serta sarana prasarana

yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Singkatnya masukan (input) merupakan model yang digunakan

untuk menentukan bagaimana cara agar penggunaan sumberdaya

yang ada bisa mencapai tujuan serta secara esensial memberikan

informasi tentang apakah perlu mencari bantuan dari pihak lain atau

tidak. Aspek input juga membantu menentukan prosedur dan desain

untuk mengimplementasikan program.14

Dalam hal pendidikan yang dimaksud dari evaluasi masukan

adalah kemampuan awal siswa.

c) Process Evaluation/evaluasi terhadap proses.

Evaluasi Proses dilaksanakan dengan harapan dapat memperoleh

informasi mengenai bagaimana program telah diimplementasikan

sehari- hari di dalam maupun di luar kelas, pengalaman belajar apa

saja yang telah diperoleh siswa, serta bagaimana kesiapan guru dan

siswa dalam implementasi program tersebut dan untuk memperbaiki

kualitas program dari program yang berjalan serta memberikan

13

Edison Blogspot, http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html, 09 Juni

2011. 14

Edison Blogspot, http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html, 09 Juni

2011.

Page 34: Aksel

19

informasi sebagai alat untuk menilai apakah sebuah proyek relatif

sukses/gagal.15

Pada model ini, perhatian terpusat pada “apa” (what) kegiatan

yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk

sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan

selesai. Pada model ini juga, perhatian diarahkan pada seberapa jauh

kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksanakan

sesuai dengan rencana.

d) Product Evaluation / evaluasi terhadap hasil.

Evaluasi produk meliputi penentuan dan penilaian dampak umum

dan khusus suatu program, mengukur dampak yang terantisipasi,

mengidentifikasi dampak yang tak terantisipasi, memperkirakan

kebaikan program serta mengukur efektifitas program.16

Pada tahap

ini perhatian terpusat pada hal-hal yang menunjukan perubahan yang

terjadi.

Keunggulan CIPP Evaluation Model :

1. CIPP memiliki pendekatan yang holistik dalam evaluasi, bertujuan

memberikan gambaran yang sangat detail dan luas terhadap suatu

proyek, mulai dari konteknya hingga saat proses implementasi.

2. CIPP memiliki potensi untuk bergerak diwilayah evaluasi formative dan

summative sehingga sama baiknya dalam membantu melakukan

perbaikan selama program berjalan maupun memberikan informasi

final.17

Dalam penulisan skripsi ini penulis memilih menggunakan CIPP

Evaluation Model sebagai acuan dalam menilai komponen-komponen

program akselerasi. Penulis memilih CIPP Evaluation Model

15

Edison Blogspot, http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html, 09 Juni

2011. 16

Edison Blogspot, http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html, 09 Juni

2011. 17

Edison Blogspot, http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html, 09 Juni

2011.

Page 35: Aksel

20

dikarenakan penulis lebih mudah memahami dan menilai komponen

program akselerasi.

B. Program Akselerasi

1. Pengertian Program Akselerasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program ialah “rancangan

rencana kegiatan mengenai asas-asas, serta usaha-usaha yang akan

dijalankan”.18

Dari pengertian tersebut sudah terlihat adanya unsur-unsur

pengelolaan atau manajemen dalam suatu program yang merupakan

serangkaian kegiatan dalam bentuk program yang dilaksanakan secara

bertahap dengan menyusun terlebih dahulu suatu rancangan rencana, asas-

asas dan usaha-usaha untuk diimplementasikan dilapangan.

Akselerasi diambil dari kata bahasa Inggris yaitu “Accelerated” bila

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti dipercepat”.19

Sedangkan

dalam kamus besar bahasa Indonesia, akselerasi diartikan “Proses

mempercepat”.20

Menurut Dave Meier seperti yang dikutip Busro

akselerasi dapat dilakukan jika adanya suatu objek, dalam hal ini objeknya

adalah belajar, yaitu menjadi percepatan belajar/Accelerated learning.

“Accelerated learning” adalah “Cara belajar yang alamiah. Akarnya telah

tertanam sejak zaman kuno”.21

Ini berarti model pembelajaran akselerasi

dilakukan secara alamiah sesuai dengan kebutuhan dan tingkat

kemampuan anak, dan pembelajaran akselerasi sudah dilakukan sejak

zaman dahulu sebagai suatu gerakan modern yang mendobrak metodologi

pembelajaran dan pelatihan yang dikemas dalam sebuah program

pendidikan.

18

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta:Balai Pustaka, 1988), Cet.I, hlm. 702. 19

Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta:PT.Gramedia

Pustaka Utama, 2005), Cet.XXVI, hlm. 5. 20

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm. 16. 21

Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA

Negeri 1 Pamulang, (Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), hlm. 21.

Page 36: Aksel

21

Ketika kata ini digunakan dalam dunia kependidikan maka dikenal

dengan istilah program akselerasi. Program ini sendiri ditujukan kepada

peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, program akselerasi diartikan “Seperangkat

kegiatan kependidikan yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat

dilaksanakan oleh anak didik dalam waktu yang lebih singkat dari

biasanya”. Program ini berisikan seperangkat kegiatan pendidikan yang

telah dirancang khusus untuk peserta didik yang memiliki kemampuan dan

kecerdasan tinggi dibandingkan dengan siswa lainnya, sehingga proses

pembelajaran dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat.

Herry Widyastono, seperti yang dikutip Veria Wulandari mengatakan

bahwa program percepatan belajar (accelerated) yaitu pemberian

pelayanan dengan membolehkan mereka (siswa) menyelesaikan program

reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan

teman-temannya. Program ini cocok bagi anak yang berbakat dengan tipe

accelerated learner.22

Depdiknas mendefinisikan bahwa program akselerasi adalah “Program

layanan belajar diperuntukan bagi siswa yang diidentifikasikan memiliki

ciri-ciri keberbakatan intelektual dan program ini dirancang khusus untuk

dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang telah

ditetapkan”.23

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa program

akselerasi berisikan seperangkat kegiatan pelayanan pendidikan yang

dirancang khusus dan diperuntukan bagi siswa yang memiliki

keberbakatan istimewa dengan kecerdasan dan kemampuan serta bakat dan

minat luar biasa dibandingkan dengan siswa lain (siswa biasa), sehingga

kegiatan belajar dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dan

singkat.

22

Veria Wulandari, Pengelolaan Program Kelas Akselerasi-Studi Kasus di SD Panglima

Besar Jendral Sudirman Cijantung, (Jakarta Timur:FIP-UNJ, 2004), hlm. 2. 23

Depdiknas, Isu-isu Pendidikan: Lima Isu Pendidikan Triwulan Kedua,

(Jakarta:Balitbang Diknas, 2004), hlm. 87.

Page 37: Aksel

22

Karena program ini diberikan kepada siswa yang memiliki potensi

kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa, maka pihak sekolah (guru/tenaga

kependidikan) harus mengetahui, mengamati dan menseleksi ciri dari

siswa tersebut, hal ini dilakukan agar penyelenggaraan program akselerasi

diberikan tepat sasaran kepada siswa yang benar-benar memiliki potensi

kecerdasan tinggi dan bakat istimewa.

Renzulli menjelaskan bahwa “Keberbakatan menunjukan pada adanya

keterkaitan antara tiga kelompok ciri (Cluster) yaitu kemampuan umum,

kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (Task Commitment) di atas

rata-rata”.24

Dengan menggunakan konsep keberbakatan dari Renzulli di atas,

dengan disesuaikan dengan kondisi yang ingin dikembangkan oleh pihak

sekolah maka definisi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan

tinggi dan bakat istimewa dalam program akselerasi adalah:

Siswa yang diidentifikasi oleh tenaga professional dan mempunyai

pencapaian kinerja tinggi. Kinerja tinggi ditunjukan dengan pencapaian

dan mempunyai kemampuan dalam salah satu area atau kombinasi

beberapa area bidang studi. Adapun area kemampuan yang ditunjukan oleh

siswa cerdas istimewa adalah kemampuan kecerdasan umum, bakat

akademik khusus, berfikir kreatif dan produktif, kemampuan

kepemimpinan, kemampuan psikomotorik, dan seni peran dan visual.25

Sedangkan U.S Office Of Education, sebagaimana yang dikutip oleh

Utami Munandar, mendefinisikan bahwa siswa istimewa dan berbakat

adalah:

Anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai

kemampuan-kemampuan yang unggul, anak-anak tersebut memerlukan

program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar

jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan sumbangan

mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri.

Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang

telah nyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan

24

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, (Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009),

hlm. 18. 25

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa ......... hlm. 7.

Page 38: Aksel

23

akademik khusus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan

memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan

psikomotor (seperti olahraga).26

Untuk mendapatkan peserta didik berbakat seperti yang disebutkan

dalam definisi di atas, Departemen Pendidikan Nasional, menyebutkan 14

ciri-ciri keberbakatan yang telah memiliki korelasi yang signifikan dengan

kemampuan umum, kreatifitas dan tanggung jawab terhadap tugas, yaitu:

1) Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pemikirannya).

2) Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan.

3) Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berfikir logis dan kritis.

4) Mau belajar/bekerja secara mandiri.

5) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

6) Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya.

7) Cermat atau teliti dalam mengamati.

8) Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan

masalah.

9) Mempunyai minat luas.

10) Mempunyai daya imajinasi yang tinggi.

11) Belajar dengan mudah dan cepat.

12) Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat.

13) Mampu berkonsentrasi.

14) Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar.27

Selain Depdiknas, Balitbang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

sebagaimana dikutip Rahmi Nurrahmah, secara rinci mengidentifikasi ciri-

ciri siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, yaitu:

1) Memiliki ciri-ciri belajar, antara lain; mudah menangkap pelajaran,

mempunyai ingatan baik, pembendaharaan kata yang luas, penalaran

tajam, berfikir kritis, logis, sering membaca buku bermutu, dan

mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual.

2) Memiliki ciri-ciri tanggung jawab terhadap tugas, antara lain; tekun

terhadap tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu bekerja sendiri tanpa

bantuan orang lain. Ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan rajin

belajar, penuh semangat, dan bosan dengan tugas-tugas rutin.

26

Utami Munandar, Pemanduan Anak Berbakat : Suatu Studi Penjajakan, (Jakarta:PT.

Rajawali, 1998), hlm. 6-7. 27

Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA

Negeri 1 Pamulang…, hlm. 23-24.

Page 39: Aksel

24

3) Memiliki kreatifitas, antara lain; bersifat ingin tahu, sering

mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan

usulan-usulan terhadap suatu masalah, mampu menyatakan pendapat

secara spontan tanpa malu-malu, tidak mudah terpengaruh pendapat

orang lain, dan mampu mengajukan gagasan pendapat yang berbeda

dengan orang lain.

4) Memiliki ciri-ciri kepribadian, antara lain; disenangi oleh teman

sekolah, dipilih menjadi pemimpin, dapat bekerja sama, dapat

mempengaruhi teman-teman, banyak mempunyai inisiatif dan percaya

pada diri sendiri.28

Siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa merupakan asset

pembangunan nasional yang luar biasa, untuk itu diperlukan kesadaran

akan pentingnya pembinaan dan pengembangan siswa yang memiliki

kemampuan, kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa secara optimal melalui

pelayanan pendidikan program akselerasi. Karena pada dasarnya tujuan

program akselerasi diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan siswa

yang memiliki potensi akademik dan bakat istimewa yang merupakan

bagian dari kebutuhan sekolah. Sebaliknya jika siswa tersebut

mendapatkan pelayanan pendidikan yang tidak sesuai dengan potensi

tingkat kecerdasan, kemampuan, dan bakat serta minat yang dimilikinya,

maka mereka tidak dapat mengoptimalkan potensinya dengan baik, atau

bahkan mereka bisa menjadi anak yang bermasalah (mengalami kesulitan

belajar) lebih dari itu mereka dapat mengganggu teman-teman dalam

kegiatan pembelajaran.

Persoalan yang perlu dipecahkan dalam kaitannya dengan upaya

peningkatan mutu pendidikan bagi siswa berpotensi tinggi dan bakat

istimewa adalah perlunya diciptakan sekolah unggulan, yang di dalamnya

terdapat berbagai program pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi

28

Rahmi Nurrahmah, Metodologi Pembelajaran Pada Program Akselerasi di SLTP Islam

Al-Azhar I Kebayoran Baru Jakarta Selatan, (Jakarta:Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Jakarta, 2005), hlm. 14-15.

Page 40: Aksel

25

kecerdasan, bakat, minat, serta kebutuhan siswa, sehingga potensi mereka

dapat dioptimalkan dengan baik.

Syafaruddin, mengidentifikasikan sekolah unggulan adalah “Sekolah

yang efektif (mampu mencapai tujuan) dan efesien (menggunakan

sumberdaya dengan hemat) untuk mencapai tujuan dengan lulusan yang

terbaik, dalam keunggulannya secara kompetitif dan komparatif”.29

Lebih

jelas, Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan bahwa sekolah

unggulan pada hakikatnya adalah “Sekolah yang membekali proses belajar

mengajar yang bermutu kepada siswa dengan kurikulum yang bermutu

pula”.30

Lebih lanjut Depdiknas, menyebutkan dimensi-dimensi sekolah

unggulan, yaitu:

1) Masukan (Input, Intake) berupa siswa yang diseleksi secara ketat

dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat

dipertanggungjawabkan.

2) Sarana dan prasarana yang menunjang guna memenuhi kebutuhan

belajar siswa serta dapat menyalurkan minat dan bakat, baik dalam

kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.

3) Lingkungan belajar yang kondusif untuk terwujud dan berkembangnya

potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata, baik lingkungan

dalam arti fisik maupun sosial-psikologi.

4) Guru dan tenaga kependidikan yang menanganinya harus guru/tenaga

kependidikan yang terpilih mutunya, baik dari segi penguasaan mata

pelajaran, penguasaan metode mengajar, maupun komitmen dalam

menjalankan tugas.

5) Kurikulum yang diperkaya.

6) Rentang waktu belajar di sekolah lebih panjang/lebih lama

dibandingkan dengan sekolah lain.

29

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi dan

Aplikasi, (Jakarta:PT Grasindo, 2002), hlm 95. 30

Departemen Pendidikan Nasional, Isu-isu Pendidikan di Indonesia: Enam Isu

Pendidikan Triwulan Ketiga, (Jakarta:Balitbang Diknas, 2004), hlm. 102.

Page 41: Aksel

26

7) Proses belajar mengajar yang berkualitas dan hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan (accountable) kepada siswa, lembaga dan

masyarakat.

8) Nilai lebih (plus) dari sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan

di luar kurikulum nasional melalui pengembangan materi kurikulum,

program pengayaan dan perluasan serta percepatan, pengajaran

remedial, pelayanan bimbingan dan penyuluhan/konseling yang

berkualitas, pembinaan kreatifitas, dan disiplin, sistem asrama dan

kegiatan ektrakurikuler lainnya.

9) Pembinaan kemampuan kepemimpinannya (leadership) yang menyatu

dalam keseluruhan sistem pembinaan siswa dan melalui praktek

langsung dalam kehidupan sehari-hari, bukan sebagai materi pelajaran.

10) Sekolah unggulan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.

11) Sekolah unggulan diproyeksikan untuk menjadi pusat keunggulan

(agent of excellence).31

Dengan demikian siswa yang diperkenankan belajar pada program

unggulan harus memiliki kriteria tertentu seperti prestasi belajar siswa

yang superior berupa angka raport, nilai ujian nasional (UN), dan hasil tes

prestasi akademik lainnya, skor psiko-tes yang meliputi intelegensi dan

kreatifitas, tes fisik dengan baik (keterangan sehat dari dokter). Selain itu

perlu diberikan pula insentif tambahan bagi guru dan tenaga kependidikan

lainnya, baik berupa uang maupun fasilitas lainnya. Kurikulum yang

digunakan harus berpegang pada kurikulum nasional yang standar, dan

sekolah perlu mengimprovisasi kurikulum secara maksimal sesuai dengan

tuntutan kecepatan dan motivasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan

dengan siswa seusianya. Selain itu sekolah perlu menyediakan sarana dan

prasarana penunjang seperti perpustakaan, laboratorium IPA, Bahasa,

komputer, kebutuhan olahraga, kebutuhan kesenian berbagai peralatan

praktek dan lain sebagainya.

31

Depdiknas, Isu-isu Pendidikan:Enam Isu Pendidikan Triwulan Ketiga…, hlm. 103-104.

Page 42: Aksel

27

Dengan mengacu pada sekolah unggulan yang dijelaskan di atas, salah

satu bentuk program yang dapat menampung siswa berpotensi tinggi dan

berbakat istimewa adalah program percepatan belajar (program akselerasi),

dimana program tersebut hanya diberikan kepada siswa yang memiliki

potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa. Hal ini dilakukan tidak lain

dalam rangka mengoptimalkan potensi siswa, meningkatkan hasil prestasi

belajar, baik prestasi akademik berupa nilai hasil belajar, maupun prestasi

non akademik berupa keterampilan hidup.

Untuk selanjutnya, dalam membahas program aksalerasi, penulis

menggunakan teori dari Depdiknas yaitu program akselerasi adalah

Program layanan belajar diperuntukan bagi siswa yang diidentifikasikan

memiliki ciri-ciri keberbakatan intelektual dan program ini dirancang

khusus untuk dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu

yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Program Akselerasi

Departemen Pendidikan Nasional, menetapkan lima tujuan yang

mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi

tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana yang disebutkan dalam buku

pedoman penyelenggaraan akselerasi, yaitu:

1) Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk

mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang

dimilikinya.

2) Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan

pendidikan bagi dirinya.

3) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran bagi peserta

didik cerdas istimewa.

4) Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual,

emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan

kebugaran fisik.

5) Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan

dan seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat

yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti

Page 43: Aksel

28

pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.32

Selain tujuan di atas Dave Meier seperti yang dikutip Busro,

menjelaskan tujuan pembelajaran program akselerasi adalah “Menggugah

sepenuhnya kemampuan belajar para pelajar, membuat belajar

menyenangkan, dan memuaskan bagi mereka, serta memberikan

sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, keberhasilan

mereka sebagai manusia”.33

Dari beberapa tujuan di atas, penulis berpendapat bahwa tujuan

diselenggarakannya program akselerasi adalah untuk memberikan

pelayanan pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa yang

berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sehingga siswa tersebut dapat

mengoptimalkan potensi yang dimilikinya secara maksimal yang

mengarah pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan, dalam arti

peningkatan prestasi belajar siswa baik prestasi akademik maupun non

akademik.

3. Aspek-aspek Program Akselerasi

1) Aspek Filosofis Program Akselerasi

Penyelenggaraan program kelas akselerasi bagi siswa yang

memiliki potensi kecerdasan, kemampuan tinggi, dan bakat istimewa

didasari filosofis oleh berbagai faktor, yaitu:

a. Hakikat Manusia

b. Hakikat Pembangunan Nasional

c. Tujuan Pendidikan

d. Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan.34

32

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, …, hlm. 10. 33

Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA

Negeri 1 Pamulang…, hlm. 31. 34

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, …, hlm. 24.

Page 44: Aksel

29

Penjelasan masing-masing filosofis di atas akan dijelaskan sebagai

berikut:

Hakikat Manusia, manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha

Esa telah dilengkapi dengan berbagai potensi dan kemampuan yang

merupakan anugrah yang semestinya dimanfaatkan dan

dikembangkan, jangan sampai disia-siakan. Dalam hal ini peserta

didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa juga mempunyai

kebutuhan akan keberadaan (eksistensinya), mereka membutuhkan

pelayanan pendidikan khusus yang sesuai dengan potensi yang

dimilikinya. Usaha untuk mewujudkan anugrah potensi tersebut secara

penuh merupakan konsekuensi dari amanah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hakikat Pembangunan Nasional, dalam pembangunan nasional,

manusia memiliki peran sentral, yaitu sebagai subjek pembangunan.

Untuk dapat memainkan perannya sebagai subjek, maka manusia

Indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia yang utuh, yang

berkembang segenap dimensi potensinya secara wajar, sebagaimana

mestinya. Pelayanan pendidikan yang kurang memperhatikan potensi

anak, bukan saja akan merugikan anak itu sendiri, melainkan akan

membawa kerugian yang lebih besar bagi perkembangan pendidikan

dan percepatan pembangunan Indonesia.

Tujuan Pendidikan, pendidikan nasional berusaha menciptakan

keseimbangan antara pemerataan kesempatan dan keadilan.

Pemerataan kesempatan berarti membuka kesempatan seluas-luasnya

kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat untuk

mendapat pendidikan tanpa dihambat perbedaan jenis kelamin, suku

bangsa, dan agama. Akan tetapi, memberikan kesempatan yang sama

pada akhirnya akan dibatasi oleh kondisi objektif peserta didik, yaitu

kepastian untuk dikembangkan. Untuk mencapai keunggulan dalam

pendidikan, maka diperlukan intensi yaitu memberikan perlakuan

yang sesuai dengan kondisi objektif peserta didik, perlakuan yang

didasarkan pada minat, bakat, dan kemampuan serta kecerdasan

Page 45: Aksel

30

peserta didik, kalau tidak demikian maka yang akan terjadi adalah

ketidakadilan pendidikan.

Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan, dalam upaya

pengembangan kemampuan peserta didik, pendidikan berpegang

kepada asas keseimbangan dan keselarasan, yaitu keseimbangan

antara kreatifitas dan disiplin, keseimbangan antara persaingan

(kompetisi) dan kerja sama (kooperatif), keseimbangan antara

pengembangan kemampuan berfikir holistik dengan kemampuan

berfikir atomistik, dan keseimbangan antara tuntunan dan prakarsa.

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa program akselerasi didasarkan

pada pendidikan keadilan, seperti yang tertera pada Undang-undang

RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab

III, ayat 1 tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan yaitu:

“Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan

serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,

nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.”35

Dari undang-undang tersebut terlihat jelas bagaimana seharusnya

pendidikan diselenggarakan, yaitu memberikan pelayanan,

pengalaman belajar sesuai dengan potensi kecerdasan, kemampuan,

dan bakat minat yang dimiliki setiap manusia sebagai anugrah Tuhan

untuk dimanfaatkan sebaik mungkin agar potensi tersebut berguna

bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (pembangunan nasional

dalam memajukan pendidikan).

2) Aspek Psikologis Program Akselerasi

Secara psikologis anak berbakat diidentikan dengan istilah anak

yang memiliki kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa.

Berkenaan dengan hal itu, maka teori-teori program percepatan ini

mengacu pada teori tentang anak berbakat:

35

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Sistem Pendidikan

Nasional No.20, Tahun 2003, (Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006), hlm. 9.

Page 46: Aksel

31

Anak berbakat memiliki potensi kecerdasan yang berhubungan

dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat tidak hanya terbatas

pada kemampuan intelektual, namun berhubungan juga dengan

beberapa jenis seperti kecerdasan linguistic, kecerdasan musical,

kecerdasan kinestik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan

intrapersonal, teori ini dikenal dengan toeri (Multiple Intelligences).

(Gardner, 1983).36

Pengertian potensi kecerdasan dan bakat istimewa

dalam program akselerasi ini dibatasi hanya pada kemampuan

intelektual umum saja.

Dalam skripsi ini dijelaskan satu pendekatan/acuan yang dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual umum siswa yang

berbakat, yaitu Pendekatan Multidimensional. Dalam pendekatan ini

kriteria yang digunakan adalah mereka yang memiliki dimensi

kemampuan umum pada taraf cerdas (ditetapkan skor IQ 130 ke atas

Skala Wechsler), dimensi kreatifitas cukup (ditetapkan skor CQ dalam

nilai cukup), dan pengikatan diri terhadap tugas baik (ditetapkan skor

TC dalam kategori nilai baku baik), (Renzuli, Reis dan Smith 1978).37

Jadi secara psikologis siswa yang memiliki kemampuan,

kecerdasan dan bakat istimewa (anak berbakat) tingkat kemampuan

intelektual umumnya adalah mereka memiliki IQ 140 dengan kategori

(genius), dan mereka yang memiliki IQ 130 dengan kategori cerdas

dengan ditunjang oleh kreatifitas dan keterkaitan terhadap tugas dalam

kategori di atas rata-rata.

3) Aspek Empiris Program Akselerasi

Melihat ciri-ciri yang dijelaskan di atas, terkesan seakan-akan

siswa yang memiliki kemampuan, kecerdasan, dan bakat istimewa

hanya memiliki sifat dan perilaku yang positif saja. Sebetulnya tidak

demikian, sebagaimana anak pada umumnya, mereka membutuhkan

36

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan

Belajar SD, SMP, dan SMA: Suatu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Yang

Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa, (Jakarta:Balitbang Diknas, 2003), hlm. 12-13. 37

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan

Belajar SD, SMP, dan SMA: Suatu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Yang

Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa..., hlm.13.

Page 47: Aksel

32

pengertian, perhatian, penghargaan, dan perwujudan diri. Apabila

kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi mereka akan menderita

kecemasan, keragu-raguan, dan mungkin akan mengakibatkan

timbulnya masalah-masalah kesulitan belajar, seperti:

1) kemampuan berfikir kritis mengarah ke arah sikap meragukan

(skeptis) baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

2) Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru

bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan dengan

tugas-tugas rutin.

3) Perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, dapat menjurus ke

keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya.

4) Kepekaan yang tinggi dapat membuat mereka menjadi mudah

tersinggung atau peka terhadap kritik.

5) Semangat, kesiagaan mental dan inisiatifnya yang tinggi dapat

membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada

kegiatan atau jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang

sedang berlangsung.

6) Dengan kemampuan dan minat yang beraneka ragam, mereka

membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki

dan mengembangkan minatnya.

7) Keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, serta

kebutuhan akan kebebasan, dapat menimbulkan konflik karena

tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan dari

orang tua, sekolah, atau teman-temannya, bahkan mereka merasa

ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya.

8) Sikap acuh tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran

yang diberikan di sekolah kurang mengundang tantangan baginya.

9) Berdasarkan penelitian Henry (1993) mereka juga suka

mengganggu teman-teman sekitarnya, mengadakan aktifitas

Page 48: Aksel

33

sekehendaknya, berbuat usil misalnya mencubit atau melempar

benda-benda kecil/kapur ke teman kelasnya.38

Masalah-masalah di atas dapat terjadi karena mereka belum

mendapat pelayanan pendidikan yang memadai. Untuk menghindari

sifat, perilaku, dan masalah tersebut, kita hendaknya berusaha

memberikan kepuasan rohaniah dalam kegiatan belajar mengajar,

yaitu dengan memberikan pelayanan pendidikan yang disesuaikan

dengan bakat minat, potensi kemampuan, dan kecerdasan siswa.

Dalam hal ini melalui program akselerasi agar mereka dapat

mengoptimalkan potensinya dengan baik sehingga berguna bagi

dirinya, investasi bagi masyarakat dan bangsa.

4) Aspek Yuridis Program Akselerasi

Kesungguhan pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan

bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan dan bakat

istimewa secara tegas telah dinyatakan sebagai berikut:

a) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 5 Ayat 4, Pasal 3, Pasal 32 ayat 1dan Pasal 12 Ayat

1 Poin b dan f menegaskan bahwa:

Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Sedangkan pasal

12 ayat 1, bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan

berhak: (b) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya; (f) Menyelesaikan program pendidikan sesuai

dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang

dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.39

b) UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak pasal 52, “anak yang

memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesbilitas untuk

memperoleh pendidikan khusus.

38

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 22-23. 39

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Sistem Pendidikan

Nasional No.20, Tahun 2003…., hlm. 12.

Page 49: Aksel

34

c) PP No. 72/1991, tentang Pendidikan Luar Biasa.

d) Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan

Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negera

Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan peraturan

Presiden Nomor 62 Tahun 2005.

e) Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit

Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik

Indonesia.

f) Keputusan Presiden RI Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai

pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah

dengan keputusan Presiden Nomor 171/M Tahun 2005.

g) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2005

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan

Nasional.

h) Keputusan Mendiknas No. 053/2001 tentang Pedoman Penyusunan

Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang

Pendidikan Dasar dan Menengah.

i) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

j) Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

k) Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan.

l) Peraturan mendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendididkan

Dasar dan Menengah.

m) Permendiknas no. 34/26 tentang pembinaan prestasi peserta didik

yang memiliki potensi kecerdasan istimewa.

Page 50: Aksel

35

n) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tantang Pengelolaan

Pendidikan.40

4. Bentuk Program Akselerasi

Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi siswa cerdas

istimewa dan berbakat istimewa dapat dilakukan dalam bentuk kelas

khusus, inklusif, dan satuan pendidikan khusus:

1) Kelas Khusus adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik

yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan

reguler pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran

yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus adalah mata

pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu

pengetahuan alam.

2) Kelas Inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta

didik, peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam

proses pembelajaran bergabung dengan peserta didik program reguler.

Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus

adalah mata pelajaran lain diluar rumpun matematika dan ilmu

pengetahuan alam.

3) Satuan Pendidikan Khusus adalah lembaga pendidikan formal pada

jenjang pendidikan dasar (SD/ MI, SMP / MTs) menengah (SMA / MA,

SMK / MAK) yang semua peserta didik memiliki potensi kecerdasan

istimewa dan bakat istimewa.41

Dan layanan pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa dapat

berupa program pengayaan (enrichment) dan gabungan program

percepatan dengan pengayaan (acceleration - enrichment).

40

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 4-6. 41

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 41.

Page 51: Aksel

36

a) Program Pengayaan (enrichment) adalah pemberian layanan

pendidikan pada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan

istimewa yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas

belajar tambahan yang bersifat perluasan / pendalaman, setelah yang

bersangkutan menyelesaikan tugas yang diprogramkan untuk peserta

didik lainnya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe

enriched learner.42

Bentuk layanan ini antara lain dilakukan dengan memperkaya

materi melalui kegiatan-kegiatan penelitian dan sebagainya.

Disamping itu, ada kemungkinan juga peserta didik tersebut

mendapatkan pengayaan dengan pendalaman, terutama bila ia akan

mengikuti lomba kejuaraan untuk mata pelajaran tertentu (misal:

mengikuti olimpiade Matematika, Biologi, Fisika atau yang lainnya).

Penekanan (fokus) layanan untuk kelompok ini adalah pada

perluasan/pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada

kecepatan waktu belajar di kelas. Artinya siswa kelompok tetap

menyelesaikan pendidikan di SD / MI dalam jangka waktu 6 tahun

atau di SMP/MTs dan SMA/MA dalam waktu 3 tahun.

b) Gabungan program percepatan dan pengayaan (acceleration -

enrichment) adalah pemberian pelayanan pendidikan peserta didik

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk dapat

menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu lebih singkat

dibanding teman-temannya yang tidak mengambil program tersebut.

Artinya peserta didik kelompok ini dapat menyelesaikan pendidikan di

SD / MI dalam jangka waktu 5 tahun, di SMP / MTs atau SMA / MA

dalam waktu 2 tahun.43

Dalam program ini, peserta didik tidak semata-mata memperoleh

percepatan waktu penyelesaian studi di sekolah, tetapi sekaligus

memperoleh eskalasi atau pengayaan materi dengan penyediaan

kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat

perluasan/pendalaman. Pemberian layanan akselerasi tanpa melakukan

42

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 42-43. 43

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 42-43.

Page 52: Aksel

37

eskalasi atau pengayaan materi pada dasarnya sangat merugikan

peserta didik.

Pengayaan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal.

Pengayaan vertikal merujuk pada pengalaman belajar di tingkat

pendidikan yang sama, tetapi bersifat lebih luas, sedangkan yang vertikal

makin meningkatkan dalam kompleksitasnya. Bentuk layanan ini antara

lain melalui kegiatan-kegiatan penelitian ketika peserta didik tersebut

mengikuti lomba kejuaraan untuk mata pelajaran tertentu (misal :

mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika atau yang lainnya).44

5. Waktu Tempuh Belajar Program Akselerasi

Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program akselerasi bagi

siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa lebih cepat

dibandingkan dengan siswa regular, yaitu:

Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun

dipercepat menjadi 5 (lima) tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

masing-masing 3 (tiga) tahun dapat dipercepat menjadi 2 (dua) tahun.45

6. Standar Kualifikasi Siswa Program Akselerasi

Standar kualifikasi yang diharapkan dapat dihasilkan melalui program

akselerasi adalah peserta didik yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

1) Kualifikasi perilaku kognitif meliputi; daya tangkap cepat, mudah dan

cepat memecahkan masalah, dan kritis.

2) Kualifikasi perilaku kreatif meliputi; rasa ingin tahu, imajinatif,

tertantang, berani ambil resiko.

44

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 43. 45

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 43.

Page 53: Aksel

38

3) Kualifikasi perilaku keterikatan terhadap tugas meliputi: tekun,

bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, keteguhan, dan daya juang.

4) Kualifikasi perilaku kecerdasan emosi meliputi; pemahaman diri

sendiri, pemahaman diri orang lain, pengendalian diri, penyesuaian diri,

harkat diri, dan berbudi pekerti.

5) Kualifikasi perilaku kecerdasan spiritual meliputi; pemahaman apa

yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kebahagiaan bagi

diri sendiri dan orang lain.46

Dari penjelasan di atas, jelas program akselerasi diberikan pada siswa

yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa sesuai

kualifikasi yang dimiliki siswa dengan memberikan kesempatan belajar

dalam kelas/program khusus untuk dapat menyelesaikan program regular

dalam jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan teman-

temannya. Arti sederhananya adalah tidak semua siswa dapat belajar pada

program akselerasi.

7. Mekanisme Penyelenggaraan Program Akselerasi

Mekanisme penyelenggaraan progam akselerasi melalui berbagai tahap,

sebagai berikut:

1) Tahapan Persiapan Penyelenggaraan Program Akselerasi

Dalam tahapan penyelenggaraan program akselerasi perlu dilakukan

berbagai persiapan, diantaranya yaitu:

a) Mengadakan konsultasi dan komunikasi intensif dengan sekolah-

sekolah yang sudah menyelenggarakan lebih dulu program

akselerasi, untuk mendapatkan berbagai informasi dan masukan.

b) Membentuk tim kecil program akselerasi di sekolah penyelenggara,

terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru-guru

senior yang memiliki kepedulian dan perhatian untuk memberikan

46

Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA

Negeri 1 Pamulang..…, hlm. 29.

Page 54: Aksel

39

layanan bagi anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar

biasa.

c) Memberikan pembekalan dan wawasan tentang progam percepatan

belajar dengan mengundang nara sumber atau sekolah yang sudah

menyelenggarakan program akselerasi, yang dihadiri oleh semua

unsure tenaga kependidikan di sekolah yang akan terlibat dalam

penyelenggaraan program akselerasi.

d) Melakukan seleksi terhadap guru-guru yang akan mengajar pada

program akselerasi untuk mengetahui kompetensi guru.

e) Menyusun program kerja.

f) Mengurus perijinan penyelenggaraan program akselerasi.47

Setelah tahapan persiapan sudah direalisasikan, langkah selanjutnya

yang harus dilakukan oleh sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

a) Sekolah mengajukan usulan permohonan izin tertulis dengan

kelengkapan data dan informasi tentang sekolah diantaranya memiliki

sarana prasarana, manajemen, dan sumber daya pendidikan kepada

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

b) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota meneliti usulan sekolah yang telah

memenuhi kriteria penyelenggaraan program akselerasi (percepatan

belajar), selanjutnya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

memberikan rekomendasi untuk mendapatkan surat keputusan (SK)

dari Kepala Dinas Provinsi.

c) Dinas Pendidikan Provinsi melalui Tim Pengendalian Program

mengevaluasi usulan yang sudah memenuhi kriteria, kemudian

Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Tim Pengendalian Program

bersama-sama mengadakan observasi ke sekolah.

d) Dinas pendidikan Provinsi mengeluarkan Surat Keputusan (Sk)

penetapan sekolah penyelenggara program akselerasi.

47

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan

Belajar SD, SMP, dan SMA: Suatu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Yang

Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa..., hlm. 32.

Page 55: Aksel

40

e) Selanjutnya Dinas Pendidikan Provinsi mengirim statistik sekolah

penyelenggara program akselerasi yang berada di wilayahnya kepada

Direktur Jenderal Dikdasmen c. q. Direktur Pendidikan Luar Biasa dan

tembusan direktur terkait.48

f) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bersama Pejabat

Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota secara periodik

melakukan monitoring dan evaluasi ke sekolah-sekolah dalam upaya

pengendalian mutu pendidikan.49

Gambar mekanisme permohonan penyelenggaraan program akselerasi dapat

digambarkan dalam diagram sebagai berikut.50

e f

b

a

Gambar 1

Mekanisme Penyelenggaraan Program Kelas Akselerasi

48

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan

Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 102-103. 49

Depdiknas, Isu-isu Pendidikan:Lima Isu Pendidikan Triwulan Kedua…, hlm. 90. 50

Depdiknas, Isu-isu Pendidikan:Lima Isu Pendidikan Triwulan Kedua…, hlm. 91.

Direktorat Jendral Pendidikan

Dasar dan Menengah

Dinas Pendidikan Provinsi

Dinas Pendidikan Kabupaten /

Kota

Sekolah (SD, SMP, SMA)

Page 56: Aksel

41

2) Tahapan Pelaksanaan Penyelenggaraan Program Akselerasi

Tahapan ini merupakan tahapan implementasi penyelenggaraan

program akselerasi, dimana segala sumber daya pendidikan sudah tersedia.

Adapun sumber daya dalam program akselerasi meliputi segala sumber

daya baik yang berasal dari internal sekolah maupun eksternal sekolah

yang mendukung terhadap penyelenggaraan program akselerasi.

Bila pendidikan bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa

(luar biasa), dikembangkan untuk mencapai keunggulan lulusan

pendidikan, maka akan tercapai keunggulan tersebut. (Henry, 1999),

sebagaimana dikutip oleh Anggriawan Pranata, setidaknya terdapat

“Delapan faktor penunjang yang mempengaruhi tercapainya tujuan

pendidikan, meliputi; (1) masukan (input, intake), (2) kurikulum, (3)

tenaga kependidikan, (4) sarana prasarana, (5) dana, (6) manajemen, (7)

lingkungan, (8) proses belajar mengajar”.51

Input Output

Siswa Lulusan

Gambar 2

Faktor Pendukung Sumber Daya Pendidikan

51

Anggriawan Pranata, Efektifitas Program Kelas Akselerasi Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan di SMP N 2 Ciputat, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), hlm. 43.

Kurikulum Sarana dan Prasarana Manajemen

Guru Dana

Proses Belajar Mengajar

Lingkungan

Kondusif

Sistem

Evaluasi

Bimbingan

Konseling

Page 57: Aksel

42

Pertama, masukan (input, intake) siswa diseleksi secara ketat dengan

menggunakan kriteria dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kriteria yang digunakan adalah: (a) prestasi belajar, dengan indikator angka

raport, Nilai Ebtanas Murni/NEM (sekarang nilai UN), dan/atau hasil tes

prestasi akademik, (b) kesehatan jasmani bila diperlukan. Depdiknas, dalam

buku pedoman program kelas akselerasi, menyebutkan syarat dan kriteria

siswa pada program akselerasi yaitu:

a) Informasi Data Objektif, yaitu berupa skor akademis dan skor hasil

pemeriksaan psikologis meliputi:

(1) Nilai ujian nasional dengan rata-rata 8,0 ke atas baik untuk SMP,

SMA, sedangkan untuk SD tidak dipersyaratkan.

(2) Tes kemampuan akademis dengan nilai sekurang-kurangnya 8,0

(3) Rapor, dengan nilai rata-rata seluruh mata pelajaran tidak kurang

dari 8,0.

(4) Psikologis, yang diperoleh dari hasil pemeriksaan meliputi tes

intelegensi umum, tes kreatifitas, dan inventori keterikatan pada

tugas dengan skor (IQ ≥ 140) kategori jenius dan skor IQ≥125

kategori cerdas.

b) Informasi Data Subjektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri

sendiri, teman sebaya, dan guru sebagai hasil dari pengamatan dari

sejumlah ciri keberbakatan.

c) Kesehatan Fisik, yaitu keterangan kesehatan jasmani dan rohani yang

ditunjukan dengan surat keterangan sehat dari dokter.

d) Kesediaan Siswa dan Persetujuan Orang Tua, yaitu pernyataan

tertulisdari pihak sekolah untuk siswa dan orang tuanya, tentang hak dan

kewajiban serta hal-hal yang dianggap perlu dipatuhi untuk menjadi

peserta program akselerasi.52

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa penerimaan siswa program kelas

akselerasi dilakukan seleksi secara ketat, melalui berbagai tahapan dan

kriteria serta syarat-syarat tertentu. Hal ini dilakukan agar program

penyelenggaraan kelas akselerasi tepat sasaran pada siswa yang memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa sehingga dalam proses

pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kedua, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang

standar, namun dilakukan improvisasi alokasi waktu sesuai dengan

52

Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA

Negeri 1 Pamulang…, hlm. 40-41.

Page 58: Aksel

43

tuntutan belajar peserta didik yang memiliki kecepatan serta motivasi

belajar. Depdiknas menetapkan kurikulum program akselerasi adalah

kurikulum nasional dan muatan lokal yang dimodifikasi dan

berdiferensiasi dengan penekanan pada materi esensial (penting) dan

dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan

mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, etika, dan

estetika, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir holistik

kreatif, dan sistematik, linear dan konvergen, untuk memenuhi tuntutan

masa kini dan masa mendatang dengan cara:

a) Modifikasi alokasi waktu, yang disesuaikan dengan kecepatan belajar.

b) Modifikasi isi/materi, dipilih yang esensial.

c) Modifikasi proses pembelajaran, yang menekankan pengembangan

proses berpikir tingkat tinggi (analisis, sintesis, evaluasi, dan

pemecahan masalah).

d) Modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan dengan karakteristik

siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa, senang

menemukan sendiri pengetahuan baru.

e) Memodifikasi lingkungan belajar, yang memungkinkan siswa yang

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat memenuhi

kehausan akan pengetahuan.

f) Memodifikasi pengelolaan kelas, yang memungkinkan siswa yang

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat bekerja di kelas

secara mandiri, berpasangan maupun kelompok.

g) Struktur program (jumlah jam setiap mata pelajaran) lebih dipercepat

daripada kelas regular dengan mengurangi pembahasan materi-materi

yang tidak esensial (tidak penting) dengan memperhatikan keselarasan

dan keseimbangan antara dimensi tujuan pembelajaran,

pengembangan kreatifitas dan disiplin, pengembangan persaingan dan

kerja sama, pengembangan kemampuan holistik dan kemampuan

Page 59: Aksel

44

berpikir elaborasi, dimensi pelatihan berpikir induktif dan dedukatif,

serta pengembangan IPTEK dan IMTAQ terpadu.53

h) Komponen kurikulum, terdiri dari tujuan, isi atau materi, proses atau

sistem penyampaian dan media, serta evaluasi, harus tetap menjadi

perhatian pihak sekolah jika menginginkan mutu lulusan yang baik.54

Ketiga, tenaga kependidikan/guru, karena siswanya memiliki

kemampuan dan kecerdasan luar biasa, maka tenaga kependidikan/guru

yang menanganinya terdiri atas tenaga kependidikan yang unggul, baik

dari segi penguasaan materi pelajaran, penguasaan metode, dan media

pembelajaran, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas. Berkaitan

dengan ini, Depdiknas menyebutkan beberapa kriteria guru program

kelas akselerasi, yaitu:

a) Memiliki tingkat kependidikan yang dipersyaratkan sesuai dengan

jenjang sekolah yang diajarkan, sekurang-kurangnya Sarjana (S1)

untuk SD, SMP, dan SMA.

b) Mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

c) Memiliki pengalaman mengajar di kelas regular sekurang-kurangnya 3

(tiga) tahun dengan prestasi yang baik.

d) Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik siswa

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (anak berbakat).

e) Memiliki karakteristik umum yang dipersyaratkan antara lain:

(1) Adil dan tidak memihak.

(2) Sikap kooperatif demokratis.

(3) Fleksibilitas.

(4) Rasa humor.

(5) Menggunakan penghargaan dan pujian.

(6) Minat yang luas.

(7) Memahami perhatian terhadap masalah anak.

53

Anggriawan Pranata, Efektifitas Program Kelas Akselerasi Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan di SMP N 2 Ciputat,..... hlm. 45-46. 54

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,

(Bandung:Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 102.

Page 60: Aksel

45

(8) Penampilan dan sikap menarik.

f) Memenuhi sebagian besar persyaratan berikut:

(1) Memiliki pengetahuan tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat.

(2) Memiliki keterampilan dalam mengembangkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi.

(3) Memiliki pengetahuan tentang kebutuhan aktif dan kognitif anak

berbakat.

(4) Memiliki kemampuan untuk mengembangkan pemecahan masalah

secara kreatif.

(5) Memiliki kemampuan untuk mengembangkan bahan ajar untuk

anak berbakat.

(6) Memiliki kemampuan untuk menggunakan strategi mengajar

perorangan.

(7) Memiliki kemampuan untuk menunjukan teknik mengajar yang

sesuai.

(8) Memiliki kemampuan untuk bimbingan dan memberi konseling

kepada anak berbakat dan orang tuanya.

(9) Memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian.55

Keempat, sarana dan prasarana yang menunjang diperlukan untuk

mendapat mendukung kegiatan belajar mengajar dalam program

akselerasi disesuaikan dengan kemampuan kecerdasan siswa, sehingga

dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar, serta

menyalurkan potensi kemampuan, kecerdasannya, termasik bakat dan

minatnya baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Depdiknas menyebutkan sarana dan prasarana yang harus tersedia dalam

program akselerasi meliputi sarana belajar:

a) Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang Bimbingan Konseling,

Ruang Tata Usaha, Ruangan Osis.

55

Anggriawan Pranata, Efektifitas Program Kelas Akselerasi Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan di SMP N 2 Ciputat…, hlm. 47.

Page 61: Aksel

46

b) Ruang kelas, dengan formasi tempat duduk yang mudah di pindah-

pindah sesuai dengan keperluan.

c) Ruang Lab IPA, Lab IPS, Lab Bahasa, Lab Kertakes, Lab Komputer,

dan Ruangan Perpustakaan.

d) Kantin Sekolah, Koperasi Sekolah, Musholla/Tempat ibadah dan

Poliklinik.

e) Aula Pertemuan

f) Lapangan Olah Raga.

g) Kamar Mandi/WC

Prasarana belajar meliputi:

a) Sumber belajar seperti: buku paket, buku pelengkap, buku referensi,

buku bacaan, majalah, Koran, modul, lembar kerja, kaset Video,

VCD, CDROM, dan sebagainya.

b) Media pembelajaran seperti radio, cassette recorder, TV, OHP,

Wireless, Slid Projector, LD/LCD/VCD/DVD Player, Komputer,

dan sebagainya.

c) Adanya sarana Information Technology , (IT): Jaringan Internet, dan

lain-lain.

Kelima, adalah dana. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam program akselerasi perlu adanya dukungan dana yang cukup

memadai, termasuk perlunya disediakan intensif tambahan bagi tenaga

kependidikan yang terlibat dalam penyelenggaraan program kelas

akselerasi baik itu berupa uang maupun fasilitas lainnya.

Keenam, manajemen, berhubungan dengan strategi dan implementasi

seluruh sumberdaya yang ada dalam sistem sekolah untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu bentuk manajemen pada sekolah

dengan diselenggarakannya program akselerasi, harus memiliki tingkat

fleksibilitas yang tinggi, realitas dan berorientasi pada peningkatan mutu

pendidikan jauh kedepan.

Ketujuh, lingkungan belajar yang kondusif dibutuhkan untuk

mendukung terciptanya proses pembelajaran dengan baik. Hal ini

Page 62: Aksel

47

dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi keunggulan menjadi

keunggulan yang nyata. Lingkungan tersebut berupa lingkungan dalam

arti fisik maupun sosial di sekolah, di masyarakat, dan di rumah.

Maka dari itu, keluarga, sekolah, masyarakat dan semua pihak harus

menciptakan lingkungan yang kondusif supaya proses pembelajaran

dalam program kelas akselerasi berjalan dengan baik sehingga

menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan harapan semua pihak.

Kedelapan, proses pembelajaran yang bermutu hasilnya selalu dapat

dipertanggungjawabkan kepada siswa, orang tua, dan lembaga maupun

masyarakat.56

Kesembilan, yang dimaksud dengan output pendidikan adalah

“Bahan jadi (Siswa lulusan sekolah) yang dihasilkan dari oleh

transformasi (proses kegiatan belajar megajar)”.57

Output program kelas

akselerasi merupakan siswa lulusan yang berprestasi tinggi dibandingkan

dengan siswa biasa/program regular baik dari segi kemampuan akademis,

psikologis, prilaku sosial, seni, olah raga, dan mereka di senangi oleh

banyak siswa.

Sedangkan Depdiknas, menyebutkan selain kesembilan faktor di atas

terdapat faktor-faktor lain yaitu:

1) Proses Evaluasi Belajar

Evaluasi dilakukan bertujuan untuk mengukur pencapaian belajar

dimaksud tingkat daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan.

Adapun bentuk evaluasi yang dilakukan dalam program akselerasi

meliputi:

a) Ulangan Harian

Dalam satu semester setiap guru minimal memberikan ulangan

harian sebanyak 3 kali. Bentuk soal yang disarankan adalah soal

uraian.

56

Anggriawan Pranata, Efektifitas Program Kelas Akselerasi Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan di SMP N 2 Ciputat…, hlm. 47-49. 57

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005),

Cet.IV. Edisi Revisi, hlm. 4-5.

Page 63: Aksel

48

b) Ulangan Umum

Ulangan umum diberikan lebih cepat dibandingkan siswa regular,

sesuai dengan kalender pendidikan program akselerasi. Soal

ulangan dibuat oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan

menyusun kisi-kisi serta materi yang esensial.

c) Ujian Nasional

Ujian Nasional akan diikuti oleh siswa pada tahun kelima untuk

SD, tahun kedua untuk SMP, SMA bersamaan dengan pelaksanaan

ujian nasional regular.

d) Pembagian Buku Rapor

Pembagian laporan hasil belajar siswa program akselerasi diberikan

sesuai dengan kalender pendidikan program akselerasi yang telah

ditentukan secara khusus.

e) Evaluasi terhadap penyelenggaraan program kelas akselerasi

dilakukan oleh Ditjen Dikdasmen sekurang-kurangnya 1 (satu) kali

setahun dalam bentuk supervisi atau monitoring dan evaluasi.58

2) Bimbingan dan Konseling

Bimbingan konseling program akselerasi dilakukan dengan tujuan

untuk membantu individu mengenali dan memahami diri dan

mengarahkan dirinya dengan tepat terhadap lingkungan mengatasi

masalah-masalah yang dialaminya yang berhubungan dengan teman

sebaya, keluarga, dan kepala sekolah, terlebih membimbing karirnya

yang perlu mendapatkan pelayanan yang tepat.

Dari apa yang telah dikemukakan di atas, penulis berpendapat bahwa

program kelas akselerasi merupakan satuan pelayanan pendidikan yang

diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan, kecerdasan tinggi, dan

bakat istimewa dibandingkan dengan siswa biasa, sehingga mereka dapat

mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Program kelas akselerasi

memberikan kesempatan belajar kepada mereka dalam menyelesaikan

pendidikan dengan jangka waktu yang lebih singkat dan cepat. Dengan

diselenggarakannya program kelas akselerasi, berarti kita sudah menjalankan

prinsip keadilan dalam pendidikan sesuai dengan potensi manusia sebagai

anugrah Tuhan.

58

Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA

Negeri 1 Pamulang…, hlm. 46.

Page 64: Aksel

49

C. Kerangka Konseptual

Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencari

informasi yang berguna bagi decision maker dalam mengambil keputusan.

Program atau rencana berkaitan erat dengan evaluasi. Berhasil atau tidaknya

sebuah program dalam mencapai tujuan dapat diukur melalui evaluasi.

Evaluasi program diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan sebuah program dalam mencapai

tujuan.

Akselerasi dalam pendidikan merupakan seperangkat kegiatan pelayanan

pendidikan yang dirancang khusus dan diperuntukan bagi siswa yang

memiliki keberbakatan istimewa dengan kecerdasan dan kemampuan serta

bakat dan minat luar biasa dibandingkan dengan siswa lain (siswa biasa),

sehingga kegiatan belajar dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat

dan singkat.

Tujuan utama program akselerasi adalah:

1) Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk

mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang

dimilikinya.

2) Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan

pendidikan bagi dirinya.

3) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran bagi peserta

didik cerdas istimewa.

4) Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual,

emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran

fisik.

5) Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan

seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat yang

bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti

pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

Page 65: Aksel

50

Evaluasi program kelas akselerasi diartikan sebagai serangkaian kegiatan

untuk mengetahui keberhasilan program akselerasi yang tujuan utamanya

adalah peningkatan mutu pendidikan dalam hal pelayanan kebutuhan siswa

cerdas istimewa.

CIPP Evaluation Model yang dikembangkan Stufflebeam merupakan

salah satu model evaluasi yang membagi komponen-komponen program

kedalam 4 bagian utama yaitu: Context, Input, Process, Product. (Konteks,

Masukan, Proses, Produk/Hasil).

Dimensi konteks program kelas akselerasi yaitu untuk memfasilitasi atau

memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk mengikuti

program pendidikan sesuai dengan potensi keserdasan yang dimilikinya.

Sedangkan dimensi input meliputi perencanaan penyelenggaraan program

akselerasi diawal dengan kegiatan rekruitmen siswa sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan. Dimensi proses meliputi implementasi program

akselersasi kajian terhadap seberapa jauh pelaksanaan program ini akan

sedang dijalankan. Sedangkan dimensi produk merupakan tahap akhir dari

serangkaian evaluasi program. Evaluasi produk akselerasi meliputi prestasi

akademik siswa.

Page 66: Aksel

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, Jl. Ir. H. Juanda

No.1 Cempaka Putih Tangerang - Banten 15412. Sedangkan waktu penelitian

ini dilaksanakan pada Bulan November 2010 M.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dan model evaluasi

CIPP, yaitu penelitian dengan cara menganalisis data yang diarahkan untuk

menjawab rumusan masalah, tidak untuk menguji hipotesis. Dengan demikian

data utama dari penelitian (Context/konteks–Input/masukan–Process/proses–

Product/produk) ini dapat diketahui dengan jelas dari analisis deskriptif.

Dengan demikian model evaluasi CIPP akan mampu menjawab masalah

penelitian yang diangkat dalam skripsi ini.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan tujuan tertentu.1

Dan sampel yang digunakan adalah siswa Kelas IX akselerasi yang berjumlah

19 orang. Kelas IX dipilih karena kelas IX memiliki lebih banyak informasi

seputar kelas akselerasi, karena mereka telah mengikuti program akselerasi

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Jakarta: CV. Alfabeta, 2008), Cet.IV, hlm.300.

Page 67: Aksel

52

lebih dari 1 tahun pelajaran, dibandingkan dengan kelas VIII yang belum 1

tahun mengikuti program kelas akselerasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa cara antara lain:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan koordinator program

kelas akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Wawancara bertujuan

untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai

penyelenggaraan program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan. Salah satunya adalah masalah nilai lulusan program akselerasi,

yang sudah 6 tahun diselenggarakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

2. Angket

Angket yaitu pengumpulan data dengan memberikan beberapa

pertanyaan berupa angket kepada siswa, untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap program kelas akselerasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud adalah berupa arsip-arsip yang digunakan

untuk memperoleh data tentang kualitas output (siswa) yang mengikuti

program akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh maka selanjutnya data tersebut akan diolah dengan

menggunakan teknik pengolahan data sebagai berikut :

a. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh

para responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan

kepada penulis, kemudian penulis segera memeriksa satu persatu angket yang

dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.

Page 68: Aksel

53

b. Coding (Pengkodean)

Tahap pengkodean meliputi kegiatan mengubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka atau bilangan hasil isian angket yang

diserahkan kepada responden.

c. Tabulating

Tabulating (menyusun data dalam bentuk tabel) merupakan tahap lanjutan

dalam proses editing, lewat tabulasi ini data lapangan akan tampak ringkas

dan tersusun dalam suatu tabel yang baik, sehingga dapat dipahami dengan

mudah.

d. Skoring (Penilaian)

Pada tahap skoring ini peneliti memberi nilai pada data sesuai dengan skor

yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.

F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul melalui angket di analisa secara kuantitatif melalui

distribusi frekuensi dengan persentase, dalam hal ini penulis menggunakan

rumus sebagai berikut:

x 100%

F = Frekeunsi yang sedang dicari presentasenya

N= Number of case (jumlah frekeunsi/banyaknya individu)

P = Angka persentase 2

Setelah angket diolah menjadi angka, hasil angket dimasukan dalam

tabulasi, kemudian langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat efektifitas

program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

Untuk mengevaluasi program akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan, penulis menggunakan skala likert, dengan butir pernyataan positif dan

pernyataan negatif. Kemudian penulis melakukan langkah-langkah berikut :

2Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,

2005), hlm. 43.

Page 69: Aksel

54

1. Memberikan skor untuk setiap alternatif jawaban pada angket. Skor

tertinggi (4) diberikan pada jawaban yang merupakaan keadaan ideal dari

pelaksanaan program kelas akselerasi.

a. Skor untuk pernyataan positif :

Untuk jawaban A diberi skor 4

Untuk jawaban B diberi skor 3

Untuk jawaban C diberi skor 2

Untuk jawaban D diberi skor 1

b. Skor untuk pernyataan negatif :

Untuk jawaban A diberi skor 1

Untuk jawaban B diberi skor 2

Untuk jawaban C diberi skor 3

Untuk jawaban D diberi skor 4

2. Membuat rentang skor.

Skor maksimal dalam angket evaluasi program kelas akselerasi di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan adalah jumlah dari butir soal pada angket (40)

dikalikan skor maksimal 4. Dan jumlah skor minimal adalah jumlah butir

soal pada angket (40) dikalikan 1. Dengan begitu dapat diketahui bahwa

skor minimal adalah 40, dan skor maksimal adalah 160. Kemudian dapat

dihitung daerah jangkauan (range) untuk membuat rentang skala, yaitu

dengan rumus :

Keterangan :

X Maks : Skor maksimal

X Min : Skor minimal3

Dengan rumus di atas, maka akan didapat daerah jangkauan (range)

sebagai berikut :

R = 160-40

R = 120

3 M. Subana.et.all, Statistik Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), hlm.38.

R = X Maks – X Min

sdfsdfsdfsdfsdfmMiMi

n

Page 70: Aksel

55

Dengan perhitungan tersebut kemudian dibagi menjadi 4 kelompok,

yaitu Sangat Baik, Baik, Kurang Baik, Tidak Baik, maka rentang skor

menjadi 4 tingkatan:

Tingkat Sangat Baik dengan rentang skor : 131 – 160

Tingkat Baik dengan rentang skor : 101 – 130

Tingkat Kurang Baik dengan rentang skor : 71 – 100

Tingkat Tidak Baik dengan rentang skor : 40 – 70

Selain mengukur distribusi frekuensi program kelas akselerasi secara

umum, penulis juga menghitung berdasarkan setiap dimensi program

(komponen konteks, masukan, proses, dan produk) kelas akselerasi,

dengan memberikan persentase perolehan skor dari hasil angket, sebagai

berikut:

Klasifikasi Nilai Rentang Interval

Klasifikasi Persentase Mean

Tidak Baik 0 % - 25 %

Kurang Baik 26 % - 50 %

Baik 51 % - 75 %

Sangat Baik 76 % - 100 %

G. Tabel Perancanaan Evaluasi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode evaluasi CIPP Yaitu

(Context – Input – Process – Product), maka komponen program akselerasi

yang dievaluasi adalah komponen konteks, masukan/siswa-calon siswa

program akselerasi, proses meliputi kegiatan pembelajaran, kurikulum-dll,

dan produk-lulusan program kelas akselerasi.

Berikut adalah Tabel Perencaan Evaluasi Program Kelas Akselerasi di

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, tahun pembelajaran 2010-2011:

Page 71: Aksel

56

Tabel 1 Perencanaan Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan

T.A 2010/2011

Dimensi

Evaluasi Masalah Yang Diteliti

Instrumen

Penelitian

Sumber

Data

Konteks

a. Latar belakang penyelenggaraan

program Akselerasi

b. Tujuan penyelenggaraan program

Akselerasi

c. Sasaran program kelas akselerasi

d. Perencanaan program kelas akselerasi di

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

e. Permasalahan seputar fenomena yang

ditemukan penulis; seperti: perbedaan

kalender pendidikan antara daerah DKI

Jakarta dengan Tangerang Selatan,

anggapan siswa kelas reguler mengenai

perbedaan pelayanan yang diberikan

sekolah kepada siswa kelas akselerasi.

f. Uang Sekolah/SPP kelas akselerasi.

Wawancara

&

Angket

Koordinator

Program

Akselerasi

&

Sampel

penelitian

Masukan

a. Seleksi dan Tes masuk program kelas

akselerasi

b. Minat siswa terhadap program kelas

akselerasi

c. Persetujuan orang tua siswa kelas

akselerasi

d. Kesiapan sekolah dalam

menyelenggarakan program akselerasi

(dana, sarana-prasarana, laboratorium,

perpustakaan, ruang ibadah, fasilitas

pendukung pelaksanaan program

akselerasi)

e. Kualitas guru yang mengajar di kelas

akselerasi

f. Kualitas tenaga kependidikan seperti,

pustakawan, petugas laboratorium, guru

BK

g. Kelengkapan sarana pendukung

pembelajaran siswa

Wawancara

&

Angket

Koordinator

Program

Akselerasi

&

Sampel

penelitian

Proses

a. Kualitas pelayanan yang diberikan

sekolah kepada siswa kelas akselerasi,

meliputi kegiatan pembelajaran di kelas,

laboratorium, pelajaran tambahan

(persiapan menghadapi ujian), media dan

metode pembelajaran di kelas akselerasi,

Wawancara,

Angket

&

Dokumenrasi

Koordinator

Program

Akselerasi

&

Sampel

penelitian

Page 72: Aksel

57

kurikulum pembelajaran khusus kelas

akselerasi, pengelolaan waktu

pembelajaran kelas akselerasi

b. Kegiatan kontrol dan pengawasan yang

dilakukan oleh kepala sekolah

c. Kegiatan kontrol dan pengawasan yang

dilakukan oleh orang tua, komite

sekolah, pihak DEPDIKNAS

d. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran

Produk/

Lulusan

a. Kualitas lulusan program akselerasi

selama 7 tahun penyelenggaraannya.

b. Nilai rata-rata ujian akhir nasional siswa

kelas akselerasi selama 7 tahun

penyelenggaraan.

c. Mutu/pelayanan sekolah setelah

pelaksanaan program kelas akselerasi

Wawancara,

Angket

&

Dokumenrasi

Koordinator

Program

Akselerasi

&

Sampel

penelitian

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data mengenai

evaluasi program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dibuat

dalam bentuk non test dengan menggunakan angket. Jenis angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dengan jawaban sudah

disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih. Kisi-kisi angket,

disusun berdasarkan teori pada bab II, namun sebelum membahas mengenai

kisi-kisi angket penelitian, penulis akan menjelaskan definisi konseptual dan

definisi operasinal dari variabel penelitian ini, yaitu :

1. Evaluasi program akselerasi.

a. Definisi konseptual

Evaluasi program akselerasi memiliki arti bagaimana pencapaian tujuan

dari penyelenggaraan program (program akselerasi/percepatan belajar)

sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan yang ditinjau

dari segi proses penyelenggaraan, yaitu penyediaan pelayanan pendidikan

bagi siswa cerdas istimewa, atau siswa yang memiliki kecerdasan di atas

rata-rata.

Page 73: Aksel

58

b. Definisi operasional

Evaluasi program akselerasi secara operasional didefinisikan sebagai

skor yang diperoleh dari responden yang telah menjawab angket/kuisioner

tentang evaluasi program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan, mengenai komponen yang dievaluasi yaitu komponen konteks,

masukan/siswa-calon siswa program akselerasi, proses meliputi kegiatan

pembelajaran, kurikulum-dll, dan produk-lulusan program akselerasi yang

telah diselenggarakan oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

Tabel 2

Kisi-kisi Angket

Respon Siswa Tentang Program Akselerasi

di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Dimensi Indikator No. Item &

Keterangan Soal Jumlah

Positif (+) Negatif (-)

1. Context/

Konteks

A. Tujuan perencanaan program kelas

akselerasi

B. Sasaran perencanaan program kelas

akselerasi

C. Perbedaan Jadwal Kalender Pendidikan

di Tangerang Selatan dengan DKI

Jakarta

D. Perbedaan SPP antara Kelas Akselerasi

dengan Kelas Reguler

1

21

2

22

1

1

1

1

2. Input /

Masukan

A. Kegiatan Penerimaan Siswa Baru

Program Kelas Akselerasi

B. Kesiapan Pelaksanaan program kelas

akselerasi

1) Sarana prasarana

2) Tenaga Kependidikan

3) Manajemen

4) Kurikulum

5) Lingkungan yang kondusif

6) Dana

7) Waktu

19, 20,

3, 4

10, 11

38

13

15

16

17, 18,

5, 6, 7

8, 9

12, 39

14

4

5

4

3

1

1

1

1

3. Process /

Proses

A. Kegiatan pengawasan internal program

kelas akselerasi

B. Kegiatan pengawasan eksternal program

kelas akselerasi

C. Kegiatan Pembelajaran Siswa Program

Kelas Akselerasi

D. Kegiatan Evaluasi Belajar Siswa Kelas

31

32

23, 24, 25

27, 28, 29,

26

1

1

4

4

Page 74: Aksel

59

Akselerasi 30

4. Product /

Lulusan

A. Penilaian proses

B. Penilaian hasil

36

37

33, 34, 35

40

4

2

Jumlah 23 17 40

Page 75: Aksel

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Sekolah

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan beralamat di jalan Ir. H. Juanda No.1

(Samping UIN) Ciputat, Tangerang Selatan.

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan berdiri sejak tahun 1976 dengan

nama Kelas Jauh SMPN 2 Tangerang dan dikukuhkan menjadi SMPN 2

Filial tahun 1979. Bulan Februari 1983 menjadi sekolah mandiri dengan

nama SMP negeri 1 Ciputat.

Perubahan nomenkelatur pada tahin 1999 untuk kecamatan Ciputat

menjadikan SMPN 1 Ciputat berubah nama menjadi SMP negeri 2 Ciputat

hingga SMPN 3 Tangerang Selatan saat ini.

Sejak berdirinya SMP Negeri 3 Tangerang Selatan telah dipimpin oleh

7 orang kepala sekolah :

1. R. Soeharto : 1976

2. Drs. H. Wanhar : 1977 - 1989

3. Drs. H. Munadjat Indria : 1989 - 1996

4. Dra. Hj. Ade Halimatusa'diah : 1996 - 2000

5. Drs. H. Kuswanda MPd : 2000 - 2006

6. Drs. H. Nurhadi MM : 2006 - 2009

7. Maryono, SE : 2009 - sekarang

Page 76: Aksel

61

Adapun visi dan misi yang dijalankan oleh SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan, Visi: (1) Terunggul dalam prestasi, (2) Teladan dalam bersikap

dan bertindak, (3) Konsisten dalam menjalankan ajaran agama. Dan Misi :

(1) Mewujudkan peningkatan kualitas mutu lulusan, (2) Mewujudkan

peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA dan SMKN, (3) Membina

sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air, (4)

Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang

layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan, (5)

Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan. (lampiran 6)

2. Latar Belakang Penyelenggaraan Kelas Akselerasi

Dengan misi meningkatkan kualitas mutu lulusan dan meningkatkan

status sekolah menjadi sekolah unggulan, pada tahun 2004 SMP Negeri 3

Tangerang Selatan memulai program kelas akselerasi. Pada saat itu

sekolah yang dipimpin oleh Drs. H. Kuswanda, M.Pd memulai program

kelas akselerasi dan terus berjalan hingga saat ini di bawah pimpinan

Maryono, S.E.M.M.Pd dan telah memiliki 5 angkatan lulusan program

kelas akselerasi (Lampiran 10, Data Lulus Program CI-BI Akselerasi SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan).

Hasil wawancara dengan koordinator program kelas akselerasi

menambahkan bahwa ada beberapa alasan yang menjadi latar belakang

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan menyelenggarakan kelas Akselerasi,

diantaranya melihat potensi anak didik yang menonjol dalam

pembelajaran. Sering kali anak didik tersebut (anak didik yang menonjol)

dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka harus menunggu untuk

masuk ke materi baru, atau melewati materi yang telah mereka pahami, di

karenakan teman sekelas yang lain belum paham mengenai materi yang di

sampaikan. Dari keadaan inilah sekolah mulai berfikir untuk memberikan

wadah untuk memberikan pelayanan khusus pada anak didik yang

memiliki kecerdasaan istimewa tersebut. Selain itu pihak SMP Negeri 3

Tangerang Selatan juga merasa sudah mampu untuk menjalankan program

kelas akselerasi. (hasil wawancara)

Page 77: Aksel

62

3. Proses Penerimaan Siswa Baru Program CI-BI Akselerasi

a. Tujuan

1) Memberikan informasi dan promosi tentang Program Ci-Bi

Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kepada masyarakat

luas, khususnya kepada lulusan SD/MI di wilayah tangerang selatan.

2) Menjaring bibit-bibit unggul yang potensial, khususnya dari lulusan

SD dan MI di wilayah Tangerang Selatan khususnya.

3) Memberikan kesempatan kepada lulusan SD dan MI negeri maupun

swasta, khususnya yang ada di wilayah Tangerang Selatan yang

selama ini kurang mendapatkan kesempatan menikmati pendidikan

yang bermutu.

4) Melakukan proses rekruitmen untuk menjaring calon peserta didik

yang memiliki ptensi kecerdasan yang tinggi dan berkualitas di

bidang akamedik, keimanan, dan ketakwaan.

(lampiran 7. Panduan sistem penerimaan peserta didik baru SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan)

b. Target

Peserta ditargetkan dalam penerimaan peserta didik baru ini adalah para

sisswa lulusan SD/MI, lebih diutamakan lulusan SD/MI yang ada di

wilayah Tangerang Selatan sebanyak 200 siswa. Dari jumlah tersebut

akan diseleksi dan diluluskan ± 40 peserta didik khusus untuk Program

Inklusif CI-BI Akselerasi (percepatan belajar).

Page 78: Aksel

63

c. Tahap-tahap penerimaan siswa baru

Tabel 3

Proses Penerimaan Siswa Baru Program Kelas Akselerasi SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan

Tahun Ajaran 2010 / 2011

Tahap-tahap Kegiatan

Penerimanaan Siswa

Kelas Akselerasi

Deskripsi Kegiatan

Tahap Persiapan 1. Penyusunan panduan penerimaan siswa baru

2. Penyiapan berkas formulir pendaftaran

3. Penyiapan software data base pendaftaran siswa

baru

4. Pembuatan brosur dan spanduk (banner)

5. Rapat koordinasi antara pengelola program dengan

panitia pelaksana

6. Rapat koordinasi antara pengelola program dengan

dinas pendidikan

Tahap Sosialisasi dan

Publikasi

1. Percetakan buku panduan penerimaan peserta didik

baru

2. Percetakan brosur penerimaan peserta didik baru

3. Pembuatan baliho dan banner penerimaan peserta

didik baru

4. Pemasangan iklan penerimaan peserta didik baru di

media cetak dan internet

5. Sosialisasi pemerimaan peserta didik baru kepada

kepala SD/MI yang ada di wilayah Tangerang

Selatan

6. Sosialisasi penerimaan peserta didik baru ke

beberapa satuan pendidikan yang petensial menjadi

calon peserta didik baru Program CI-BI Akselerasi

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Proses Pendaftaran 1. Persyataran Pendaftaran Calon Siswa Baru

A. Persyaratan Umum:

1) Siswa kelas VI SD/MI tahun pelajaran

2010/2011

2) Memiliki NISN (Nomor Induk Siswa Nasioanal)

3) Maksimal berusia 14 tahun pada tanggal 11 Juli

2011

4) Menyerahkan foto copy akta/kenal lahir

5) Surat keterangan peserta UASBN tahun

2010/2011

6) Mengisi formulir pendaftaran (F-A1 dan F-A2)

yang telah disediakan panitia PSB SMP Negeri 3

Tangerang Selatan

7) Bila dinyatakan diterima (lulus seleksi) sebagai

Page 79: Aksel

64

siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan,

melampirkan foto copy nilai UASBN tahun

2010/2011

8) Melampirkan foto copy sertifikat prestasi

akademik (jika memiliki).

B. Persyatan Khusus:

1) Aspek Akademik:

Nilai rata-rata ujian akhir SD/MI ≥ 8,00

Rata-rata nilai Rapor kelas VI ≥ 8,00

Tes potensial akademik (General Tes) ≥ 8,00

2) Aspek Psikologi:

Intellegent Quotient (IQ) ≥ 140 (Jenius)

Kreativitas baik, di atas skor 120

Komitmen pada tugas (TC) di atas 125

Spiritual Quotient (SQ) baik/taat

3) Aspek Kesahatan

4) Minat siswa dan persetujuan orang tua.

2. Cara pendafataran a. Mengisi formulir pendaftaran penerimaan peserta

didik baru program CI-BI Akselerasi SMP Negeri

3 Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2010 / 2011

yang dapat diperoleh di panitia penerimaan

peserta didik baru

b. Formulir pendaftaran yang sudah diisi dan

dilengkapi persyaratan diserahkan langsung

kepada panitia di SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan

Seleksi Berkas Untuk menjamin bahwa hanya calon peserta didik

baru yang memenuhi persyaratan saja yang berhak

mengikuti tes seleksi baik tes potensi akademik

maupun tes skolatik. Seleksi berkas dilakukan dengan

meneliti data dan bukti fisik data pendaftar apakah

sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

Selanjutnya, pendaftar yang memenuhi syarat dan

berhak mengikuti tes seleksi akan ditetapkan dalam

bentuk surat pemberitahuan dari kepala SMP Negeri 3

Tangerang Selatan. Pendaftar yang lolos seleksi

berkas diumumkan di papan pengumuman SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan, surat pemberitahuan, dan

di upload di website (www.smpn3tangsel.com)

Pemanggilan Test Pendaftar yang lolos seleksi berkas akan mendapatkan

surat panggilan mengikuti tes seleksi dari Panitia

Penerimaan Peserta Didik Baru Pogram CI-BI

Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Surat

panggilan tes tersebut bukti untuk memperoleh kartu

peserta tes potensi akademik (TPA).

Page 80: Aksel

65

Pelaksanaan Seleksi 1. Materi Seleksi

Materi seleksi calon peserta didik baru Program CI-

BI Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan tes

potensi akademik (TPA) untuk mata pelajaran:

Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS, dan

tes skolastik (psikotest). Materi Tes Bakat:

Skolastik disusun oleh panitia penilai pendidikan

(Puspendik) Balitbang Depdiknas dan Lembaga

Psikologi UIN Jakarta, sedangkan tes potensi

akademik disusun oleh tim khusus SMP Negeri 3

Tangerang Selatan.

2. Tempat Seleksi

Seleksi peserta didik baru program CI-BI

Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan,

Jl. Ir. H. Juanda No.1 (Samping UIN) Ciputat

15412 Telp./Fax (021) 740 1312

Pengolahan Hasil Tes 1. Pengolahan Hasil Tes

Pengolahan hasil tes potensi akademik (TPA)

dilakukan oleh panitia penerimaan peserta didik

baru, dan pengolahan tes bakat skolastik (TBA)

dilakukan oleh Lembaga Psikologi Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

2. Standar Kelulusan

Peserta tes dinyatakan lulus apabila:

a. Aspek Akademik:

Nilai rata-rata ujian akhir SD/MI ≥ 8,00

Rata-rata nilai Rapor kelas VI ≥ 8,00

Tes potensial akademik (General Tes) ≥ 8,00

b. Aspek Psikologi:

Intellegent Quotient (IQ) ≥ 140 (Jenius)

Kreativitas baik, di atas skor 120

Komitmen pada tugas (TC) di atas 125

Spiritual Quotient (SQ) baik/taat

c. Lulus dari satuan pendidikan SD/MI

3. Rapat Kelulusan

Rapat kelulusan peserta didik baru Program CI-BI

Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

dilaksanakan dan dihadiri oleh:

a. Unsur Kepala Sekolah dan para Pembantu Kepala

Sekolah (PKS)

b. Unsur Pengelola Program CI-BI Akselerasi

c. Unsur-unsur Panitia Penerimaan peserta didik

baru

d. Unsur komite sekolah

Page 81: Aksel

66

Pengumuman

Kelulusan dan Daftar

Ulang

Berdasarkan rapat kelulusan calon peserta didik baru

Program CI-BI Akselerasi, akan ditetapkan calon

peserta didik baru yang dinyatakan lulu. Penetapan

tersebut dituangkan dalam surat keputusan Kepala

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Pengumuman

kelulusan dapat dilihat di papan pengumuman di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan, surat pemberitahuan,

atau melalui website: www.smpn3tangsel.com

Bagi peserta yang dinyatakan lulus seleksi harus

segera melaksanakan proses daftar ulang dengan

melengkapi berkas daftar ulang yang telah disiapkan

panitia. Penyerahan berkas daftar ulang dapat

dilaksanakan secara langsung ke panitia penerimaan

peserta didik baru program CI-Bi akselerasi SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan. Salah satu berkas yang

wajib dilengkapi dalam proses daftar ulang adalah

rekaman medis hasil tes kesehatan calon siswa baru

sebagai bahan tes kesehatan. Jika sampai batas waktu

yang ditentukan calon siswa yang lulus tidak

melakukan daftar ulang, dianggap mengundurkan diri.

Posisi calon siswa yang menundurkan diri tersebut

selanjutnya digantikan calon siswa yang berada pada

posisi cadangan berdasarkan nomor urut.

(Lampiran 7. Panduan sistem penerimaan peserta didik baru SMP Negeri 3

Tangerang Selatan)

B. Deskripsi Data

Untuk mengetahui secara rinci hasil dari penelitian evaluasi program kelas

akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, maka akan dijelaskan dalam

bentuk tabel-tabel sebagai berikut :

Tabel 4

Sosialisasi Tujuan Program Kelas Akselerasi

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Jelas 4 21,1

Jelas 14 73,6

Kurang Jelas 1 5,3

Tidak Jelas - -

Total 19 100

Tabel di atas menunjukan bahwa, sekolah menjelaskan tujuan perencanaan

program akselerasi kepada peserta program kelas akselerasi. Hal ini dapat

dilihat dari jawaban siswa, yakni : (73,6%) siswa menjawab “jelas”, dan

(21,1%) siswa menjawab “sangat jelas”, (5,3%) siswa menjawab “kurang jelas”

Page 82: Aksel

67

dan tidak ada siswa yang menjawab “tidak jelas”.

Tabel 5

Sosialisasi Sasaran Program Akselerasi

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju 2 10,5

Kurang Setuju 13 68,4

Tidak Setuju 4 21,1

Total 19 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa, sekolah menjelaskan sasaran perencanaan

program akselerasi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (68,4%)

siswa menjawab “kurang setuju”, (21,1%) siswa menjawab “tidak setuju”,

meskipun sekolah telah mensosialisasikan sasaran program akselerasi kepada

siswa, namun ada beberapa siswa yang kurang mengetahui tentang informasi

ini karena ada (10,5%) siswa yang menjawab “setuju.

Tabel 6

Kenyamanan Ruang Kelas

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Nyaman 8 42,1

Nyaman 11 57,9

Kurang Nyaman - -

Tidak Nyaman - -

Total 19 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa, sekolah memiliki ruang kelas yang

memadai dan memberikan kenyamanan kepada siswa untuk menerima pelajaran

yang disampaikan guru. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (42,1%)

siswa menjawab “sangat nyaman”, dan (57,9%) siswa menjawab “nyaman”, dan

tidak ada siswa yang menjawab “kurang nyaman” atau “tidak nyaman”.

Tabel 7

Kelayakan Laboratorium

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju 1 5,3

Setuju 14 73,6

Kurang Setuju 4 21,1

Tidak Setuju - -

Total 19 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, sekolah memiliki laboratorium yang

memadai untuk menunjang proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

Page 83: Aksel

68

jawaban siswa, yakni:(73,6%) siswa menjawab “setuju”,(5,3%) siswa menjawab

“sangat setuju”. Meskipun demikian sebagian siswa menganggap laboratorium

di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kurang layak digunakan, hal ini dapat

dilihat dari (21,1%) siswa yang menjawab “kurang setuju”.

Tabel 8

Ketidaklayakan Perpustakaan

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju 2 10,5

Kurang Setuju 16 84,2

Tidak Setuju 1 5,3

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan sebagian besar siswa menunjukan bahwa sekolah

memiliki perpustakaan yang lengkap dan nyaman. Hal ini dapat dilihat dari

jawaban siswa, yakni : (84,2%) siswa menjawab “kurang setuju”, (5,3%) siswa

yang menjawab “tidak setuju”. Namun meskipun tidak ada siswa yang

menjawab “sangat setuju”, ada (10,5%) siswa menjawab “setuju”, yang berarti

mereka menyatakan bahwa perpustakaan yang dimiliki sekolah kurang lengkap

dan tidak nyaman untuk digunakan.

Tabel 9

Ketidaklayakan Ruang BK

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju - -

Kurang Setuju 6 31,6

Tidak Setuju 13 68,4

Total 19 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sekolah memiliki ruang BK

(bimbingan konseling) untuk siswa berkonsultasi. Hal ini dapat dilihat dari

jawaban siswa, yakni : (68,4%) siswa menjawab “ tidak setuju”, dan (31,6 %)

siswa menjawab “kurang setuju”.

Page 84: Aksel

69

Tabel 10

Ketidaklayakan Tempat Ibadah

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat setuju - -

Setuju - -

Kurang Setuju 13 68,4

Tidak Setuju 6 31,6

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa sekolah memiliki tempat ibadah yang baik.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (68,4%) siswa menjawab

“kurang setuju”, dan (31,6%) siswa menjawab “tidak setuju”.

Tabel 11

Professionalisme Guru Kelas Akselerasi

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju - -

Kurang Setuju 9 47,3

Tidak Setuju 10 52,7

Total 19 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa guru-guru yang mengajar di Kelas

Akselerasi adalah guru-guru pilihan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa,

yakni: (52,7%) siswa menjawab “tidak setuju”, dan (47,3%) siswa menjawab

“kurang setuju”, dan tidak ada siswa yang menjawab “setuju” atau “sangat

setuju”.

Hasil wawancara dengan koordinator kelas Akselerasi di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan juga menegaskan bahwa, guru-guru yang mengajar di kelas

Akselerasi adalah guru-guru regular yang dipilih berdasarkan pertimbangan

tertentu, pertimbangan tersebut antara lain yaitu S1 di bidang materi yang

diajarkan, mampu mengelola proses pembelajaran peserta didik yang meliputi:

perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil belajar, dan juga memahami

psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan, tidak semua guru bidang

studi dapat mengajar di kelas Akselerasi. Hal ini merupakan salah satu bentuk

pelayanan pendidikan dalam program akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan yaitu dengan menyediakan guru yang memiliki kemampuan lebih dan

memenuhi persyaratan kriteria guru program akselerasi, sehingga mampu

Page 85: Aksel

70

mengimbangi kemampuan belajar siswa dengan kemapuan mengajarnya,

dengan begitu diharapkan hasil belajar siswa mencapai hasil yang memuaskan.

(Hasil wawancara, jawaban No.12).

Tabel 12

Professionalisme Petugas Laboratorium

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat setuju - -

Setuju 2 10,5

Kurang Setuju 14 73,6

Tidak Setuju 3 15,9

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa petugas laboratorium di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang baik kepada

siswa. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (73,6%) siswa menjawab

“kurang setuju”, (15,9%) siswa menjawab “tidak setuju”. Meskipun demikian,

ada beberapa siswa yang menganggap bahwa petugas laboratorium di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan yang kurang mampu memberikan pelayanan

pendidikan yang baik kepada siswa, hal ini bisa dilihat dari (10,5%) siswa yang

menjawab “setuju”.

Tabel 13

Professionalisme Pustakawan

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju 1 5,3

Setuju 17 89,4

Kurang Setuju 1 5,3

Tidak Setuju - -

Total 19 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tenaga pustakawan yang dimiliki SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan, bukanlah guru mata pelajaran. Hal ini dapat dilihat

dari jawaban siswa, yakni: (89,4%) siswa menjawab “setuju”, (5,3%) siswa

menjawab “sangat setuju”, sedangkan hanya (5,3%) siswa yang menjawab

“kurang setuju”, dan tidak ada siswa yang menjawab “tidak setuju”.

Page 86: Aksel

71

Tabel 14

Ketidakprofesionalan Guru BK

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju 2 10,5

Kurang Setuju 16 84,2

Tidak Setuju 1 5,3

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa petugas BK yang dimiliki oleh SMP Negeri

3 Tangerang Selatan, bukanlah guru mata pelajaran atau wali kelas. Hal ini

dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (10,5%) siswa menjawab “setuju”, dan

(5,3%) siswa menjawab “tidak setuju”, namun ada sebagian siswa yang

menganggap bahwa guru BK di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah guru

kelas, hal ini bisa dilihat dari (84,2%) siswa yang menjawab “kurang setuju”.

Berarti sebagian guru telah mengembangkan profesionalisme dalam bekerja.

Tabel 15

Ketidakmampuan Sekolah Mengelola Program Akselerasi

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju - -

Kurang Setuju 15 78,9

Tidak Setuju 4 21,1

Total 19 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan,

mampu mengelola program kelas akselerasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat

dari jawaban siswa, yakni: (78,9%) siswa menjawab “kurang setuju”, dan

(21,1%) siswa menjawab “tidak setuju”, sedangkan tidak ada siswa yang

menjawab “sangat setuju” atau “setuju”

Tabel 16

Program Pembelajaran Tersendiri/Khusus Kelas Akselerasi

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju 6 31,6

Setuju 13 68,4

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa kelas akselerasi di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan, memiliki program pembelajaran tersendiri/khusus. Hal ini

Page 87: Aksel

72

dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni : (68,4 %) siswa menjawab “setuju”, dan

(31,6 %) siswa menjawab “sangat setuju”, sedangkan tidak ada siswa yang

menjawab “kurang setuju” atau “tidak setuju”.

Tabel 17

Ketidaknyamanan Lingkungan Sekolah

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju 1 5,3

Kurang Setuju 14 73,6

Tidak Setuju 4 21,1

Total 19 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

memiliki lingkungan yang nyaman untuk proses pembelajaran siswa. Hal ini

dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (73,6%) siswa menjawab “kurang

setuju”, dan (21,1%) siswa menjawab “tidak setuju”, sementara hanya (5,3%)

siswa menjawab “setuju”, dan tidak ada siswa yang menjawab “sangat setuju”.

Tabel 18

Kesiapan Dana Sekolah Untuk Pelaksanaan Kelas Akselerasi

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju 1 5,3

Setuju 17 89,4

Kurang Setuju 1 5,3

Tidak Setuju - -

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki

dana yang cukup untuk menyelenggarakan program kelas akselerasi. Hal ini

dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (89,4%) siswa menjawab “setuju”, dan

(5,3%) siswa menjawab “sangat setuju”, sementara hanya (5,3%) siswa

menjawab “kurang setuju”, dan tidak ada siswa yang menjawab “tidak setuju”.

Tabel 19

Pengelolaan Waktu Program Kelas Akselerasi

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju 2 10,5

Setuju 16 84,2

Kurang Setuju 1 5,3

Tidak Setuju - -

Total 19 100 %

Page 88: Aksel

73

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

mampu mengatur/mengelola waktu penyelenggaraan program kelas akselerasi

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (84,2%) siswa

menjawab ”setuju”, dan (10,5%) siswa menjawab “sangat setuju”, sementara

hanya (5,3%) siswa yang menjawab “kurang setuju”, dan tidak ada siswa yang

menjawab “tidak setuju”.

Tabel 20

Ketidakmampuan Sekolah dalam Penyelenggaran Penerimaan Siswa Baru

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju - -

Kurang Setuju 5 26,4

Tidak Setuju 14 73,6

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan mampu

menyelenggarakan kegiatan pendaftaran program kelas akselerasi dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (73,6%) siswa menjawab “tidak

setuju”, dan (26,4%) siswa menjawab “kurang setuju”, sedangkan tidak ada

siswa yang menjawab “setuju” atau “sangat setuju”.

Tabel 21

Uji Berkas Penerimaan Siswa Baru

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju - -

Kurang Setuju 5 26,4

Tidak Setuju 14 73,6

Total 19 100 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

melakukan seleksi berkas calon siswa program kelas akselerasi pada saat

pendaftaran. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (73,6%) siswa

menjawab “tidak setuju”, dan (26,4%) siswa menjawab “kurang setuju”,

sedangkan tidak ada siswa yang menjawab “sangat setuju” atau “setuju”.

[

Page 89: Aksel

74

Tabel 22

Pelaksanaan tes masuk (tes akademik, tes psikologi dan tes kesehatan)

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju 12 63,1

Setuju 6 31,6

Kurang Setuju 1 5,3

Tidak Setuju - -

Total 19 100

Dari tabel di atas dapat dilihat 63,1% siswa menjawab “sangat setuju” dan

31,6% siswa menjawab “setuju”. Sementara yang menjawab “kurang setuju”

5,3%. Untuk mengambil kesimpulan yang tepat, penulis melakukan wawancara

dengan koordinator program kelas akselerasi mengenai masalah ini. Dan dari

hasil wawancara tersebut diketahui bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

melakukan tes kesahatan, karena tes kesehatan merupakan persyaratan khusus

bagi siswa yang ingin masuk program kelas akselerasi.

Tabel 23

Persetujuan/kesediaan orang tua siswa

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat setuju 11 57,9

Setuju 8 42,1

Kurang setuju - -

Tidak setuju - -

Total 19 100 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan,

meminta persetujuan dari orang tua calon siswa program kelas akselerasi pada

saat pendaftaran. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (57,9%) siswa

menjawab “sangat setuju”, (42,1%) siswa menjawab “setuju”, dan tidak ada

siswa yang menjawab “kurang setuju” atau “tidak setuju”.

Tabel 24

Perbedaan SPP antara kelas akselerasi dengan kelas reguler

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat setuju 2 10,5

Setuju 17 89,5

Kurang setuju - -

Tidak setuju - -

Total 19 100 %

Page 90: Aksel

75

Tabel tersebut menunjukan bahwa perbedaan SPP kelas akselerasi yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas reguler, tidak menjadi masalah siswa kelas

akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Hal ini dapat dilihat dari

jawaban siswa, yakni: (89,5%) siswa menjawab “setuju”, (10,5%) siswa

menjawab “sangat setuju”, dan tidak ada siswa yang menjawab “kurang setuju”

atau “tidak setuju”.

Hal ini menjawab salah satu fenomena yang ditemukan penulis, sebelumnya

penulis melihat bahwa perbedaan SPP antara kelas Akselerasi dengan kelas

Reguler akan menimbulkan permasalahan, namun hasil penelitian ini

menunjukan bahwa fenomena tersebut adalah tidak benar atau salah. Hasil

penelitian ini diperkuat oleh hasil wawancara penulis dengan koordinator

program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, yang menyatakan

bahwa perbedaan SPP antara kelas Akselerasi dengan kelas Reguler tidak

menjadi permasalahan (hasil wawancara, pertanyaan No.10-11).

Tabel 25

Perbedaan jadwal pendaftaran program antar wilayah

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat setuju - -

Setuju 9 47,3

Kurang setuju 10 52,7

Tidak setuju - -

Total 19 100 %

Dari di atas menunjukkan bahwa 47,3% siswa menjawab “setuju”, sementara

52,7% siswa menjawab “kurang setuju”. Untuk memberikan pernyataan yang

tepat, penulis melakukan wawancara dengan koordinator program kelas

akselerasi mengenai masalah ini. Dan dari hasil wawancara tersebut diketahui

bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memang menghadapi kendala dalam

perbedaan kalendar pendidikan, tapi hanya untuk kelas reguler, tidak untuk

kelas akselerasi. Seluruh siswa/i yang mendaftar di kelas akselerasi diyakini

menjadikan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan sebagai tempat melanjutkan

pendidikan. Keyakinan ini muncul karena kegiatan pendaftaran dan proses

seleksi calon siswa dilakukan sebelum pengumuman kelulusan Sekolah Dasar

dilakukan. Jadi dapat dinyatakan bahwa Kelas Akselerasi SMP Negeri 3

Page 91: Aksel

76

Tangerang Selatan menjadi pilihan utama calon siswa dalam melanjutkan

jenjang pendidikan.

Hasil angket dan wawancara tersebut juga menjawab salah satu fenomena

yang ditemukan penulis. Sebelumnya penulis melihat bahwa perbedaan kalender

akademik (jadwal penerimaan siswa baru) antara wilayah Tangerang dan DKI

Jakarta, akan menjadi masalah, khususnya dalam hal input siswa yang akan

masuk di kelas Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

Tabel 26

Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran

Alternatif Jawaban F Persentase %

Selalu 1 5,3

Sering 17 89,4

Kadang-kadang 1 5,3

Tidak Pernah - -

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa guru-guru di kelas akselerasi SMP Negeri 3

Tangerang Selatan, selalu menggunakan rencana pembelajaran yang sesuai

dengan program kelas akselerasi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa,

yakni: (89,4%) siswa menjawab “sering”, dan (5,3%) siswa menjawab “selalu”,

sementara hanya (5,3%) siswa yang menjawab “kadang”, dan tidak ada siswa

yang menjawab “tidak pernah”.

Tabel 27

Kemampuan guru mengatur waktu setiap mata pelajaran

Alternatif Jawaban F Persentase %

Selalu 2 10,5

Sering 14 73,7

Kadang-kadang 3 15,8

Tidak Pernah - -

Total 19 100 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa, guru-guru di kelas akselerasi SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan, mengatur yang tepat untuk setiap mata pelajaran di

kelas akselerasi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (73,7%) siswa

menjawab “sering”, dan (10,5%) siswa menjawab “selalu”. Meskipun demikian

sebagian siswa menganggap bahwa guru di kelas akselerasi kurang mampu

mengatur waktu untuk setiap mata pelajaran, hal ini bisa dilihat dari (15,8%)

Page 92: Aksel

77

siswa menjawab “kadang-kadang”.

Tabel 28

Kemampuan guru menggunakan media dan metode pembelajaran yang

sesuai

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju 2 10,5

Setuju 16 84,2

Kurang Setuju 1 5,3

Tidak Setuju - -

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa, guru-guru kelas akselerasi di SMP Negeri

3 Tangerang Selatan, selalu menggunakan media dan metode pembelajaran yang

sesuai. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (84,2%) siswa menjawab

“setuju”, dan (10,5%) siswa menjawab “sangat setuju”, sementara hanya (5,3%)

siswa menjawab “kurang setuju”, dan tidak ada siswa yang menjawab “tidak

setuju”.

Tabel 29

Ketidakmampuan guru menciptakan kondisi pembelajaran yang

menyenangkan

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju 1 5,3

Setuju 3 15,8

Kurang Setuju 13 68,4

Tidak Setuju 2 10,5

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa kelas akselerasi

menganggap guru-guru kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan,

mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini dapat

dilihat dari jawaban siswa, yakni: (68,4%) siswa menjawab “kurang setuju”, dan

(10,5%) siswa menjawab “tidak setuju”, namun ada (15,8 %) siswa menjawab

“setuju”, dan (5,3 %) siswa menjawab “sangat setuju”, yang artinya, mereka

menganggap bahwa guru-guru di kelas akselerasi kurang mampu menciptakan

kondisi pembelajaran yang menyenangkan.

Page 93: Aksel

78

Tabel 30

Penberian tugas, PR, dan kuis pada setiap pertemuan

Alternatif Jawaban F Persentase %

Selalu 1 5,3

Sering 9 47,3

Kadang-kadang 8 42,1

Tidak Pernah 1 5,3

Total 19 100 %

Dari tabel diatas, 5,3% siswa menjawab “selalu”, 47,3% siswa menjawab

“sering”, 42,1% siswa menjawab “kadang-kadang”, dan 5,3% siswa menjawab

“tidak pernah”. Persentase jawaban siswa hampir sebanding, dan untuk

memberikan pernyataan yang tepat penulis melakukan wawancara dengan

koordinator program kelas akselerasi. Dan dari hasil wawancara tersebut

diketahui bahwa hanya sebagian guru di kelas akselerasi yang selalu

memberikan tugas, PR, dan kuis pada setiap pertemuan. Bagi sebagian guru

lainnya, tugas, PR, dan kuis merupakan cara untuk mengetahui kesiapan belajar

dan pemahaman siswa terhadap materi yang akan ataupun yang telah diajarkan.

Sebagian guru tersebut melakukannya dengan cara yang berbeda, meskipun

kadang-kadang mereka memberikan tugas atau PR kepada siswa.

Jadi dapat dinyatakan bahwa guru di kelas akselerasi tidak selalu

memberikan tugas, PR, dan Kuis pada setiap pertemuannya.

Tabel 31

Pelaksanaan Ulangan Harian

Alternatif Jawaban F Persentase %

Selalu 2 10,5

Sering 11 57,9

Kadang-kadang 5 26,3

Tidak Pernah 1 5,3

Total 19 100 %

Dari di atas menunjukkan bahwa sebagian besar menyatakan bahwa guru-guru

di kelas akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan selalu memberikan ulangan

harian. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (57,9%) siswa menjawab

“sering”, dan (10,5%) siswa menjawab “selalu”, meskipun demikian (26,3%)

siswa yang menjawab “kadang-kadang”, dan (5,3%) siswa menjawab “tidak

pernah” nmenyatakan bahwa guru di kelas akselerasi tidak memberikan ulangan

harian.

Page 94: Aksel

79

Tabel 32

Pelaksanaan Ujian Tengah Semester

Alternatif Jawaban F Persentase %

Selalu 1 5,3

Sering 5 26,4

Kadang-kadang 13 68,3

Tidak pernah - -

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan sebagian besar siswa kelas akselerasi menyatakan

bahwa guru-guru kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, tidak

selalu mengadakan ujian tengah semester. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

siswa, yakni: (68,3%) siswa menjawab “kadang-kadang,” meskipun demikian

ada (26,4%) siswa menjawab “sering”, dan (5,3%) siswa menjawab “selalu”,

yang artinya mereka menyatakan bahwa guru kelas akselerasi menyatakan

bahwa guru-guru dikelas akselerasi mengadakan ujian tengah semester.

Tabel 33

Pelaksanaan Ujian Akhir Semester

Alternatif Jawaban F Persentase %

Selalu 1 5,3

Sering 9 47,3

Kadang-kadang 8 42,1

Tidak pernah 1 5,3

Total 19 100 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa guru-guru dikelas akselerasi, tidak

selalu memberikan ujian akhir semester. Hal ini dapat dilihat dari persentase

jawaban siswa yang hampir sebanding antara “selalu” (5,3%) dan “sering”

(47,3%) dengan “kadang-kadang” (42,1%), dan “tidak pernah” (5,3%).

Tabel 34

Pengawasan oleh Kepala Sekolah

Alternatif Jawaban F Persentase %

Selalu 1 5,3

Sering 16 84,1

Kadang-kadang 1 5,3

Tidak pernah 1 5,3

Total 19 100 %

Page 95: Aksel

80

Tabel tersebut menunjukan bahwa kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

selalu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kelas akselerasi, minimal

sebulan sekali. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (84,1%) siswa

menjawab “sering”, dan (5,3%) siswa menjawab “selalu”, namun ada beberapa

siswa yang tidak mengetahui bahwa kepala sekolah melakukan pengawasan, hal

ini bisa dilihat dari (5,3%) siswa yang menjawab “kadang-kadang”, dan (5,3%)

siswa yang menjawab “tidak pernah”.

Tabel 35

Pengawasan oleh Komite Sekolah

Alternatif Jawaban F Persentase %

Selalu 1 5,3

Sering 14 73,6

Kadang-kadang 4 21,1

Tidak pernah - -

Total 19 100 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mengetahui

bahwa komite sekolah/orang tua melakukan pengawasan, terhadap pelaksanaan

program kelas akselerasi sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun. Hal ini

dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (73,6%) siswa menjawab “sering”, dan

ada sebagian siswa yang tidak mengetahui bahwa komite sekolah/orang tua

melakukan pengawasan, terhadap pelaksanaan program kelas akselerasi

sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun, hal ini bisa dilihat dari (5,3%) siswa

menjawab “selalu”, sementara hanya (21,1%) siswa menjawab “kadang-

kadang”, dan tidak ada siswa yang menjawab “tidak pernah”.

Tabel 36

Kesempatan menyampaikan kritik/masukan

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju 1 5,3

Kurang Setuju 18 94,7

Tidak Setuju - -

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa, SMP Negeri 3 Tangerang Selatan selalu

memberikan kesempatan kepada siswa kelas akselerasi untuk memberikan

masukkan berupa saran maupun kritik kepada sekolah mengenai

penyelenggaraan program kelas akselerasi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

Page 96: Aksel

81

siswa, yakni: (94,7%) siswa menjawab “kurang setuju”, sementara hanya (5,3%)

siswa yang menjawab “setuju”. Dan tidak ada siswa yang menjawab “sangat

setuju” atau “tidak setuju”.

Tabel 37

Efek program kelas akselerasi terhadap kemampuan berkompetisi

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat setuju - -

Setuju 2 10,5

Kurang setuju 17 89,5

Tidak setuju - -

Total 19 100 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat sebagian besar siswa menyatakan bahwa

program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan membuat siswa

menjadi lebih kompetitif/mampu bersaing. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

siswa yakni: (89,5%) siswa menjawab “kurang setuju”, sementara ada (10,5%)

siswa yang menjawab “setuju”, dan tidak ada siswa yang menjawab “sangat

setuju” atau “tidak setuju”, yang artinya mereka menyatakan bahwa kelas

akselerasi membuat mereka kurang kompetitif.

Tabel 38

Peningkatan Prestasi Akademik Siswa

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju - -

Setuju 1 5,3

Kurang Setuju 16 84,2

Tidak Setuju 2 10,5

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa, melalui program kelas akselerasi SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan mampu meningkatkan prestasi akademik siswa

kelas akselerasi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (84,2%) siswa

menjawab “kurang setuju”, dan (10,5%) siswa menjawab “tidak setuju”,

sementara hanya (5,3%) siswa yang menjawab “setuju”, dan tidak ada siswa

yang menjawab “sangat setuju”.

Page 97: Aksel

82

Tabel 39

Manfaat Program dalam Memudahkan Siswa Mengikuti

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat setuju 5 26,3

Setuju 13 68,4

Kurang Setuju 1 5,3

Tidak setuju - -

Total 19 100 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Program Akselerasi yang

diselenggarakan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memudahkan siswa program

kelas akselerasi untuk mengikut pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

siswa, yakni: (68,4%) siswa menjawab “setuju”, dan (26,3%) siswa menjawab

“sangat setuju”, sementara hanya (5,3%) siswa yang menjawab “kurang setuju”,

dan tidak ada siswa yang menjawab “tidak setuju”.

Tabel 40

Manfaat program kelas akselerasi dalam membantu siswa memilih

program lanjutan

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat Setuju 11 57,9

Setuju 8 42,1

Kurang Setuju - -

Tidak setuju - -

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa Program Akselerasi yang diselenggarakan

oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan mampu memberikan jaminan kepada

siswanya untuk dapat melanjutkan ke sekolah-sekolah unggulan. Hal ini dapat

dilihat dari jawaban siswa, yakni: (57,9%) siswa menjawab “sangat setuju”, dan

(42,1%) siswa menjawab “setuju”, dan tidak ada siswa yang menjawab “kurang

setuju” atau “tidak setuju”.

Dari hasil dokumentasi yang dilakukan penulis, sebagian besar alumni kelas

akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dari 5 angkatan yang berjumlah

83 lulusan, 78 diantaranya diterima di SMAN-SMKN Negeri, dan selebihnya

memilih sekolah swasta unggulan.(Lampiran 10)

Page 98: Aksel

83

Tabel 41

Kerjasama sekolah dengan orang tua siswa yang mengalami masalah dalam

pembelajaran

Alternatif Jawaban F Persentase %

Selalu 7 36,8

Sering 11 57,9

Kadang-kadang - -

Tidak Pernah 1 5,3

Total 19 100 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

memanggil dan berdiskusi dengan orang tua siswa program kelas akselerasi

yang mengalami masalah dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

jawaban siswa, yakni: (57,9%) siswa menjawab “sering”, dan (36,8%) siswa

menjawab “selalu”, sementara hanya (5,3%) siswa yang menjawab “tidak

pernah”, dan tidak ada siswa yang menjawab “kadang-kadang”.

Tabel 42

Manfaat Pemberian Jadwal Tambahan [

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat setuju 1 5,3

Setuju 1 5,3

Kurang setuju 4 21

Tidak setuju 13 68,4

Total 19 100 %

Tabel di atas menunjukan sebagian besar siswa menyatakan bahwa SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan, memberikan pelajaran tambahan kepada siswa

program kelas akselerasi sebagai persiapan dalam menghadapi ujian. Hal ini

dapat dilihat dari jawaban siswa, yakni: (68,4%) siswa menjawab “tidak setuju”,

dan (21%) siswa menjawab “kurang setuju”, namun ada (5,3%) siswa yang

menjawab “setuju”, dan (5,3%) siswa yang menjawab “sangat setuju”, yang

artinya mereka menyatakan bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan tidak

memberikan pelajaran tambahan kepada siswa dalam menghadapi ujian.

Page 99: Aksel

84

Tabel 43

Ketepatan Program Akselerasi Bagi Siswa CI-BI

Alternatif Jawaban F Persentase %

Sangat setuju - -

Setuju - -

Kurang setuju 9 47,4

Tidak setuju 10 52,6

Total 19 100 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Program Kelas Akselerasi di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan adalah program yang tepat dalam hal memberikan

pelayanan pendidikan khususnya bagi siswa yang memiliki kecerdasan dan

bakat istimewa seperti siswa kelas akselerasi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

siswa, yakni: (52,6%) siswa menjawab “tidak setuju”, dan (47,4%) siswa

menjawab “kurang setuju”, dan tidak ada siswa yang menjawab “sangat setuju”

atau “setuju”.

Secara keseluruhan, Evaluasi program akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan, akan dijelaskan melalui tabel berikut:

Tabel 44

Distribusi Frekuensi Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan

Klasifikasi Rentang Interval Frekuensi Persentase %

Sangat Baik 3 15,79

Baik 16 84,21

Kurang Baik - -

Tidak Baik - -

Total 19 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada umumnya siswa program kelas

akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan menyatakan bahwa program

akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan berada dalam tingkat baik. Hal

ini bisa dilihat dari distribusi frekuensi sampel yaitu siswa yang menjawab

dengan persentase 84,21 % atau sejumlah 16 orang. Sementara 3 orang lain nya

menjawab sangat baik. Namun jika dilihat dari persentase perolehan skor

angket, tingkat evaluasi program akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

berada dalam tingkat sangat baik dengan persentase perolehan skor mencapai

76,74%.

Page 100: Aksel

85

Selain itu, evaluasi program kelas akselerasi juga dapat dilihat dari 4 aspek

evaluasinya yaitu: Context/konteks, Input/Masukan, Process/Proses,

Product/produk, yang juga berada dalam tingkat sangat Baik. Hal ini bisa dilihat

dari tabel berikut:

Tabel 45

Evaluasi Program Kelas Akselerasi

Dilihat Dari 4 Aspek Evaluasi

Dimensi Persentase % Keterangan

Context/Konteks 68,75 Baik

Input/Masukan 87,5 Sangat Baik

Process/Proses 72,5 Baik

Product/Produk 83,33 Sangat Baik

Rata-rata 78,02 Sangat Baik

Tabel di atas menunjukan bahwa dimensi input/masukan dan product/Produk

program kelas akselerasi di SMPN Negeri 3 Tangerang Selatan berada dalam

tingkat sangat baik, sementara dimensi context/konteks dan process/proses

berada dalam tingkat baik. Dan jika dijumlahkan secara keseluruhan, keempat

dimensi ini mencapai rata-rata persentase sebesar 78,02 %, yang berarti berada

dalam tingkat sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan telah mampu merencanakan program akselerasi dengan baik, sesuai

dengan konteks, dan memiliki input serta proses yang baik, serta mampu

menghasilkan produk yang baik pula. Dengan kata lain, program kelas

akselerasi yang dilakukan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dapat

meningkatkan mutu pendidikan khususnya pelayanan kebutuhan pendidikan

siswa cerdas istimewa di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

C. Analisis dan Interpretasi Data

Dari hasil angket di atas, dapat diketahui bahwa persiapan penyelenggaraan

program kelas akselerasi yang dilakukan pihak SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan tergolong baik. Sebagian besar siswa kelas askselerasi berpendapat

bahwa ketersedian sarana kelas yang ada, nyaman untuk melakukan

pembelajaran, laboratorium yang memadai, ruang perpustakaan yang lengkap,

dan ruang BK sebagai tempat siswa berkonsultasi, serta tempat ibadah,

mempermudah untuk melakukan kegiatan pendidikan dan pelaksanaan

Page 101: Aksel

86

program kelas akselerasi (lihat tabel 6,7,8,9,10), namun ada 21,1 % siswa

yang menganggap laboratorium SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kurang

layak digunakan, dan 10,5% siswa menyatakan perpustakaan di SMP Negeri

Tangerang Selatan kurang lengkap dan tidak nyaman digunakan, hal ini harus

diperbaiki oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan agar peran laboratorium dan

perpustakaan sebagai sumber belajar tambahan (selain kelas) dapat optimal

memberikan kontribusi terhadap peningkatan kemampuan intelektual siswa,

pelayanan kebutuhan siswa. Sebagai satu-satunya sekolah menengah pertama

di kawasan Tangerang Selatan yang menyelenggarakan program kelas

akselerasi, sewajarnya hal ini menjadi perhatian penting pihak SMP Negeri 3

Tangerang Selatan. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan selalu menganggarkan

dana pemeliharaan dan perbaikan sarana prasana sekolah, seperti mengganti

bangku dan meja yang rusak, perbaikan white board, pengecatan dinding

kelas, penambahan dan perbaikan toilet, penambahan jumlah kelas, pengadaan

taman sekolah, perbaikan kantin, dan kebersihan, serta keindahan tata letak

bangunan sekolah (lihat tabel 17 & hasil penelitian lapangan).

Untuk tenaga kependidikan, khususnya guru, hanya guru-guru pilihan yang

dapat mengajar di kelas akselerasi (lihat tabel 11). Guru-guru ini dipilih

berdasarkan pengalaman dan kemampuan mengajar mereka. Guru-guru ini

dipilih langsung oleh kepala sekolah, sebagai penanggung jawab pelaksanaan

program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Berikut adalah

daftar nama-nama, guru, dan pendidikan terakhir, serta pengalaman mengajar

guru-guru yang mengajar di kelas akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan.

Page 102: Aksel

87

Tabel 46

Profil guru yang mengajar di kelas akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan

Tahun ajaran 2010 / 2011

No Nama & Jabatan Pendidikan

Terakhir Mata Pelajaran

1. Maryono, SE

Guru Pembina,

Kepala Sekolah

Sarjana ekonomi BP / BK

2. Hj. Eni Subekti, M.Pd

Koordinator Program

Kelas Akselerasi

S2 – Magister

Pendidikan Bahasa Inggris

3. H. M. Nasir Rinun, BA

Guru Pembina Sarjana Agama

Pendidikan

Agama Islam

4. Drs. Syaifullah

Guru Pembina Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

5. Drs. Junaidi

Guru Pembina Sarjana Pendidikan Penjaskes

6. Endar Suhendar, S.Pd

Guru Pembina Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris

7. Endang Hamidin, S.Pd,

M.Pd

Guru Pembina

S2 – Magister

Pendidikan

Teknologi

Informasi &

Komunikasi

8. Nurzaidah

Guru Pembina Sarjana Pendidikan Tata Boga

9. Hazali, S.Pd

Guru Pembina Sarjana pendidikan Pendidikan Seni

10. Hj. Neni Supriati

Guru Pembina Sarjana Pendidikan

Pendidikan

kewarganegaraan

11. Verdra Yoliska, S.Pd

Guru Pembina Sarjana Pendidikan IPA – Fisika

12. Indah Pudji Rahayu,

S.Pd

Guru Pembina

Sarjana Pendidikan IPA – Fisika

13. Drs. Anwarudin

Guru Pembina Sarjana Pendidikan

Pendidikan

Agama Islam

14. Takhriyah Agustina,

S.Pd

Guru Dewasa Tk.I

Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

15. Suparman, S.Pd

Guru Dewasa Tk.I Sarjana Pendidikan Penjaskes

16. Hj. N. Ery Sueri

Guru Dewasa Tk.I Sarjana Pendidikan Tata Boga

17. Dra. Lilis Susilawati

Guru Pembina Sarjana pendidikan IPA – Biologi

Page 103: Aksel

88

18. Netty Lutfiah

Guru Dewasa Tk.I Sarjana Pendidikan Matematika

19. Hj. Siti Budaya, S.Pd

Guru Dewasa Tk.I Sarjana Pendidikan Matematika

20. Hermanto, S.Pd

Guru Pembina Sarjana Pendidikan Seni Budaya

21. Drs. Sholeh Fathoni

Guru Dewasa Tk.I Sarjana Pendidikan IPS

21. Evi Syarfiatri, S.Pd

Guru Dewasa Tk.I Sarjana Pendidikan IPA – Biologi

23. Dadang Yohana

Guru madya TK.I Sarjana Pendidikan

Pendidikan

Kewarganegaraan

24. Dra. Rr. Rini

Pramadani, S.Pd

Guru Madya

Sarjana Pendidika IPS

Selain guru, keseriusan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dalam

penyelenggaraan pendidikan juga terlihat dalam pengelolaan tenaga

kependidikan yang mereka miliki. Sebagian besar siswa kelas akselerasi

(89,95%) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan menyatakan bahwa

laboratorium mereka dikelola oleh orang yang ahli dibidangnya (lihat tabel

12), namun masih ada 10,5% siswa yang menganggap bahwa petugas

laboratorium yang ada kurang profesional dalam melaksanakan tugasnya, hal

ini harus menjadi perhatian khusus bagi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

agar petugas laboratorium yang ada mampu memberikan pelayanan

pendidikan yang baik ketika pendidikan berlangsung atau berhubungan

dengan laboratorium. Pustakawan yang mereka miliki juga berkonsentrasi

pada pelayan pendidikan di perpustakaan, pustakawan mereka bukan guru

pelajaran atau bekerja rangkap (lihat tabel 13), namun ada 10,5% siswa yang

menganggap Pustakawan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan bekerja rangkap

sebagai guru mata pelajaran. Menurut sebagian besar siswa kelas akselerasi

(89,95% siswa), Petugas BK yang bertugas untuk membantu siswa dalam

menghadapi masalah dalam kegiatan pembelajaran bukan guru pelajaran atau

wali kelas, namun 10,5% siswa tidak sependapat (lihat tabel 14), hal ini perlu

menjadi perhatian bagi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, khususnya dalam

hal memilih guru BK agar siswa dapat dengan leluasa mengutarakan masalah

Page 104: Aksel

89

yang mereka hadapi kepada guru BK (Bimbingan dan Konseling) yang pada

akhirnya permasalahan-permasalahan siswa di dalam ataupun di luar

pembelajaran dapat teratasi sehingga siswa mampu menerima pembelajaran

dengan optimal. Dan untuk menjaga mutu sekolah maupun menjaga kepuasan

pelanggan (costumer satisfication) pihak SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

akan mengganti tenaga kependidikan (pustakawan, petugas laboratorium,

guru) yang dianggap tidak ahli atau tidak kompeten. Bahkan siswa kelas

akselerasi berhak untuk tidak suka pada guru dan juga berhak untuk meminta

pengganti guru yang tidak disukai tersebut (hasil wawancara).

Proses seleksi dan penerimaan siswa baru program kelas akselerasi di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan juga dapat tergolong baik (lihat tabel 20).

Kegiatan seleksi calon siswa tidak hanya sekedar seleksi berkas (tabel 21)

tetapi meliputi juga tes akademik (tabel 22) maupun tes IQ (hasil wawancara).

Meskipun tidak melakukan tes kesehatan secara langsung di sekolah, tetapi

calon siswa program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan juga

diminta untuk menyertakan surat keterangan sehat (hasil wawancara). Selain

itu, SMP Negeri 3 Tangerang Selatan juga meminta persetujuan dari orang tua

calon siswa (tabel 23). Persetujuan ini merupakan salah satu upaya kerjasama

pihak SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dalam menyelenggarakan program

kelas akselerasi. Orang tua siswa dan komite sekolah, akan memegang fungsi

kontrol terhadap kinerja sekolah dalam menjalankan pendidikan.

Salah satunya adalah program kelas akselerasi yang harus mendapatkan

pengawasan setidaknya 1 kali dalam setahun (tabel 35). Selain kontrol dari

eksternal/luar sekolah, SMP Negeri 3 Tangerang Selatan juga melakukan

pengawasan secara internal sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 semester,

peran ini dipegang oleh kepala sekolah (tabel 34). Namun 21,1% siswa

menyatakan tidak megetahui bahwa komite sekolah dan kepala Sekolah

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program akselerasi.

Hubungan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa tidak hanya

sebatas pengawasan. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan akan melaporkan hasil

ulangan harian, ujian tengah semester, dan tugas, serta hasil penilaian kepada

Page 105: Aksel

90

orang tua siswa pada saat pembagian raport. Pihak sekolah yang diwakili oleh

wali kelas atau guru BK juga akan memanggil orang tua siswa yang

menghadapi masalah dalam pembelajaran untuk berdiskusi mencari jalan

penyelesaian yang terbaik (lihat tabel 41). SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

juga akan menyampaikan perubahan, pernyesuaian ataupun perbaikan seputar

program kelas akselerasi kepada orang tua siswa baik melalui surat ataupun

dalam rapat akhir tahun (hasil wawancara).

Dalam kegiatan pembelajaran, sebagian besar siswa kelas akselerasi

menyatakan bahwa guru-guru yang mengajar di kelas akselerasi SMP Negeri

3 Tangerang Selatan telah mampu menciptakan suasana yang menyenangkan,

namun ada 21,1% siswa yang menyatakan sebaliknya, hal ini harus menjadi

perhatian bagi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, khususnya bagi guru-guru

yang mengajar di kelas akselerasi, agar dapat menciptakan kenyamanan bagi

siswa dalam pembelajaran di kelas, maupun di luar kelas. Dalam hal

penggunaan metode, dan media pembelajaran, guru-guru di kelas akselereasi

telah mamppu menyediakan dan menggunakan metode dan media yang sesuai

dengan kelas akselerasi. Tidak hanya itu, guru-guru tersebut juga telah

menggunakan rencana pembelajaran, meskipun belum mampu mengatur

waktu yang tepat untuk setiap mata pelajaran. Meskipun sebagian guru tidak

selalu memberikan tugas, pekerjaan rumah, ataupun kuis pada setiap

pertemuannya, mereka tetap menguji kesiapan belajar dan pemahaman materi

siswa, dengan cara yang berbeda, misalnya dengan bertanya secara langsung

kepada siswa. Guru-guru di kelas akselerasi juga memberikan ulangan harian

dan ujian tengah semester, serta ujian akhir semester (lihat tabel

26,27,28,29,30,31,32,33).

Untuk remedial khusus kelas akselerasi, pada tahun ajaran 2009/2010 telah

dihilangkan, hal ini bertujuan agar siswa kelas akselerasi tidak menganggap

ujian sebagai hal yang mudah dan bisa di ulang (hasil wawancara). Meskipun

10,5% siswa menyatakan bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan tidak

memberikan pelajaran tambahan, namun pada kenyataannya untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk persiapan menghadapi ujian,

Page 106: Aksel

91

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memberikan tambahan jam pelajaran diluar

jam sekolah reguler (lihat tabel 42).

Biaya program kelas akselerasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas reguler ternyata tidak menjadi permasalahan bagi siswa (lihat tabel 24).

Dan perbedaan kalender pendidikan antara wilayah Jakarta dengan tangerang

tidak membuat program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

menjadi pilihan kedua calon siswa (lihat tabel 25). Bahkan program kelas

akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan menjadi program unggulan

untuk menarik calon siswa.

Secara keseluruhan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan mampu mengelola

program kelas akselerasi dengan baik (tabel 15). SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan juga memiliki dana yang memadai untuk menyelenggarakan program

percepatan belajar yang tergolong mahal ini (tabel 18). Waktu

penyelenggaraan (pendaftaran, seleksi, penerimaan, sampai dengan kelulusan

siswa) juga dikelola dengan baik oleh pihak SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

(tabel 19). Selain itu, kurikulum yang diterapkan SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan untuk kelas akselerasi adalah kurikulum khusus, yang berbeda dengan

kelas reguler. Dengan kata lain SMP Negeri 3 Tangerang Selatan menjalankan

dua kurikulum yang berbeda dalam 1 tahun ajaran (tabel 16).

Dengan segala kelebihan, maupun profesionalisme yang ditunjukan SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan dalam menyelenggarakan program kelas

akselerasi, pihak SMP Negeri 3 Tangerang Selatan tetap terbuka untuk saran

maupun kritik dari siswa. Hal ini mereka lakukan agar program yang mereka

jalankan benar-benar mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada

siswa-siswi yang berbakat istimewa tersebut, yang secara langsung akan

meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri yang mereka kelola. (tabel 36)

Dari hasil jawaban angket, dan wawancara yang dilakukan penulis pada

siswa dan koordinator program kelas Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan, penulis menyimpulkan bahwa secara keseluruhan program kelas

akselerasi yang dilakukan oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dapat

dikatakan berjalan baik dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi siswa

Page 107: Aksel

92

cerdas istimewa.

Selain itu fenomena yang ditemukan penulis terjawab. Diantaranya adalah

masalah perbedaan SPP yang tidak menimbulkan masalah, perbedaan jadwal

penerimaan siswa baru antara wilayah Tangerang dan DKI Jakarta juga tidak

menjadi kendala bagi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan untuk mendapatkan

siswa-siswa yang berkualitas bagi kelas Akselersi. Adapun persepsi siswa

regular tentang perbedaan pelayanan pendidikan yang diberikan SMP Negeri

3 Tangerang Selatan tidaklah benar adanya. (Hasil wawancara no.9)

Jika ditinjau dari setiap dimensi programnya, dapat dilihat bahwa setiap

dimensi program tersebut memiliki rata-rata persentase sebesar 78,02% yang

berarti berada pada tingkat sangat baik dalam memberikan pelayanan

pendidikan siswa cerdas istimewa di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

Dimensi input memiliki persentase yang paling tinggi yaitu 87,5%, hal ini

menunjukan bahwa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan telah mempersiapkan

dan merencanakan program kelas akselerasi dengan sangat baik. Dimensi

produk, atau lulusan program kelas akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan juga tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari jawaban angket

pada dimensi produk yang mencapai 83,33% (sangat baik). Untuk dimensi

konteks dan proses berada dalam tingkat baik, masing-masing sebesar 68,75%

dan 72,5%. Angka tersebut menunjukan bahwa SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan telah mampu menyelenggarakan proram akselerasi yang telah

direncanakan sebelumnya, serta mampu melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan program kelas akselerasi tersebut dengan baik pula. Pada

dimensi konteks pula telah terjawab fenomena-fenomena yang pada awalnya

dipertanyakan penulis tentang perbedaan kalender pendidikan di daerah

Tangerang Selatan dengan DKI Jakarta dan perbedaan SPP/Iuran Sekolah

kelas reguler dan kelas akselerasi. Perbedaan kalender pendidikan ini tidak

menjadi masalah bagi siswa kelas akselerasi, semua siswa yang masuk dalam

kelas akselerasi menjadikan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan sebagai pilihan

utama sebagai tempat melanjutkan pendidikan. Perbedaan iuran sekolah/SPP

juga tidak menjadi masalah bagi siswa akselerasi dalam menjalani proses

Page 108: Aksel

93

pendidikan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

Melihat nilai output program akselerasi yang telah diselenggarakan SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan selama 7 tahun ini, ada sedikit perbedaan dari

tahun pertama penyelenggaraan hingga tahun terakhir ini. Tahun pertama

penyelenggaraan sampai saat ini masih menjadi angkatan terbaik dalam hal

nilai akademis, namun sangat minim dalam hal sikap, mereka terkesan acuh

dengan guru-guru yang tidak mengajar mereka. Berbeda dengan angkatan

setelahnya, meskipun nilai mereka sedikit rendah dibanding dengan angkatan

pertama, namun tetap di atas rata-rata sekolah, angkatan ke-2 sampai dengan

yang terakhir (ke-6), lebih unggul dalam hal interaksi, baik dengan guru-guru

yang tidak mengajar di kelas mereka, maupun dengan seluruh warga sekolah

lainnya (hasil wawancara).

Berdasarkan hasil dokumentasi nilai raport lulusan tahun pelajaran

2010/2011 nilai rata-rata kelas siswa terendah 83,82 dan rata-rata kelas siswa

tertinggi mencapai 89,00 dari 13 mata pelajaran.

Berikut adalah Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Siswa Kelas Akselerasi

Tahun Ajaran 2010 / 2011:

Tabel 47

Nilai Mata Pelajaran Siswa Kelas IX Akselerasi

Tahun Pelajaran 2010/2011

Mata Pelajaran Rata-rata Kelas

Agama 85

PKn 95

Bahasa Indonesia 84

Bahasa Inggris 85

Matematika 90

IPA 81

IPS 84

Seni Budaya 82

Penjaskes 87

TIK 84

Tata Boga 84

Eng Con 87

Budi Pekerti 90

Jumlah 1118

Rata-rata Mata Pelajaran 86

Page 109: Aksel

94

Dari hasil raport terlihat bahwa nilai rata-rata mata pelajaran di kelas

akselerasi mencapai angka 86. Sebuah pencapaian yang sesuai mengingat

mereka adalah siswa yang teridentifikasi sebagai siswa yang memiliki

kecerdasan istimewa, dan bakat istimewa. (Lampiran 8)

Pada hasil ujian nasional tahun pelajaran 2010/2011 siswa kelas akselerasi

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Lulus 100% dengan pencapaian nilai sebagai

berikut:

Tabel 48

Nilai Ujian Nasional Siswa Kelas IX Akselerasi

Tahun Pelajaran 2010 / 2011

Mata Pelajaran Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai

Ujian Nasional

Bahasa Indonesia 7.00 9.00 8.01

Bahasa Inggris 8.40 10.00 9.46

Matematika 7.75 10.00 8,70

IPA 6.50 8.50 7.80

Jumlah 33,97

Rata-rata Nilai Mata Pelajaran Ujian Nasional Siswa

kelas Akselerasi 8,49

(Lampiran Hasil Ujian Nasional Siswa kelas IX Akselerasi)

Berdasarkan data lulusan siswa program kelas akselerasi di SMP Negeri 3

Tangerang selatan dari angkatan pertama sampai dengan 5, hampir seluruh

lulusan di terima di SMA Negeri. Dari total 82 orang lulusan, 77 alumni kelas

akselerasi di terima di SMAN & SMKN, sementara 5 orang alumni lain nya

lebih memilih ke sekolah swasta unggulan. Alumni program akselerasi tahun

pelajaran 2005/2006 (angkatan I) yang berjumlah 18 orang, 14 orang

diantaranya tercatat diterima di perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia

(UI, ITB, IPB, UGM, UNSUD, UIN), 3 orang diterima di fakultas kedokteran

Universitas Veteran (UPN), dan 1 orang di Bina Nusantara (BINUS).

(Lampiran 10).

Data dari hasil dokumentasi ini mempertegas dan membuktikan hasil

penelitian pada dimensi produk yang memiliki persentase 83,33%, yang

menunjukan bahwa dimensi produk, atau lulusan program kelas akselerasi

berada dalam rentang interval yang sangat baik.

Page 110: Aksel

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa pelaksanaan

program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan sangat efektif

dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dibidang pelayanan

kesiswaan. Program akselerasi yang di jalankan SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik yang berbakat istimewa

dan memiliki kecerdasan akademik diatas rata-rata. Hal ini terlihat dari data

perdimensi berikut: Persentase pada dimensi program yaitu Input/masukan

dan dimensi product/produk yang masing-masing mencapai 87,5% dan

83,33%, dan pada dimensi context/konteks serta process/proses masing-

masing mencapai 68,75% & 72,5%. Dan jika dijumlah secara keseluruhan

maka persentase dimensi program (Konteks, Masukan, Proses, Produk) kelas

akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan mencapai rata-rata persentase

78,02 %, yang berarti berada dalam tingkat sangat baik. Hal ini diperkuat oleh

tidak terbuktinya fenomena-fenomena yang penulis lihat sebelumnya.

Permasalahan perbedaan SPP antara kelas akselerasi dan regular tidak menjadi

permasalahan. Perbedaan kalender akademik antara daerah Tangerang dengan

daerah DKI Jakarta tidak membuat SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

kehilangan siswa-siswi cerdas isitimewa untuk mengikuti program kelas

Page 111: Aksel

96

akselerasi. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan juga tidak melakukan

diskriminasi pelayanan terhadap siswa reguler. Adapun nilai output / lulusan

program kelas akselerasi dari tahun pertama hingga saat ini terus membaik,

khususnya dalam sikap, dan interaksi.

Meskipun ada 11 sub komponen yang masih harus menjadi perhatian dan

perlu perbaikan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan agar program kelas

akselerasi dapat terselenggara lebih baik. 11 sub kompenen tersebut, yaitu:

1. 10,5% siswa kelas akselerasi menyatakan siswa tidak mengetahui

sosialisasi sasaran program akselerasi.

2. 21,1% siswa kelas akselerasi menyatakan laboratorium SMP Negeri 3

Tangerang Selatan tidak memadai untuk menunjang proses pembelajaran.

3. 10,5% siswa kelas akselerasi menyatakan perpustakaan SMP Negeri 3

Tangerang Selatan kurang lengkap dan kurang nyaman dalam menunjang

proses pembelajaran.

4. 10,5% siswa kelas akselerasi menyatakan petugas laboratorium SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan kurang mampu dalam memberikan pelayanan

pendidikan kepada siswa kelas akselerasi.

5. 10,5% siswa kelas akselerasi menyatakan guru BK SMP Negeri 3

Tangerang Selatan kurang profesional menjalankan tugasnya karena masih

menjadi guru kelas.

6. Ketidakmampuan guru kelas akselerasi mengatur waktu setiap mata

pelajaran.

7. Ketidakmampuan guru menciptakan kondisi pembelajaran yang

menyenangkan.

8. 10,5% siswa kelas akselerasi menyatakan bahwa kepala sekolah SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan tidak melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan kelas akselerasi.

9. 21,1% siswa kelas akselerasi menyatakan komite sekolah SMP Negeri 3

Tangerang Selatan tidak melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

kelas akselerasi.

Page 112: Aksel

97

10. 10,5% siswa menyatakan program kelas akselerasi menjadikan siswa tidak

kompetitif.

11. 10,5% siswa kelas akselerasi menyatakan SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan tidak memberikan pelajaran tambahan bagi siswa untuk persiapan

menghadapi ujian.

Penulis menyimpulkan bahwa program kelas akselerasi yang

diselenggarakan oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan tepat sasaran dalam

hal meningkatkan mutu pendidikan khususnya pelayanan pendidikan bagi

siswa cerdas istimewa dan berbakat istimewa.

Program ini dapat dilanjutkan atau dikembangkan agar SMP Negeri 3

Tangerang Selatan dapat terus memberikan pelayanan pendidikan khusus bagi

siswa yang cerdas istimewa dan berbakat istimewa, yang pada akhirnya akan

meningkatkan mutu lulusan, maupun mutu pendidikan di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan.

B. Saran

1. Pihak SMP Negeri 3 Tangerang Selatan sebaiknya mampu

mempertahankan prestasi yang telah mereka capai. Khususnya dalam

pelayanan kebutuhan siswa-siswi yang berbakat istimewa dan berkampuan

akademik di atas rata-rata.

2. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan sebaiknya memperbanyak memberikan

pendidikan dan pelatihan guru, maupun pelatihan tenaga kependidikan

lain, agar dapat berkembang, baik kompetensi, maupun pengalamannya

sehingga mampu melayani kebutuhan siswa sesuai dengan perkembangan

zaman.

3. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan sebaiknya mampu memperbaiki

kekurangan ataupun keterbatasan yang mereka miliki, khususnya masalah

penerimaan dan seleksi calon siswa baru program kelas akselerasi, agar

program tersebut tepat sasaran dan benar-benar mampu menghasilkan

“bibit unggul” yang mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Page 113: Aksel

98

DAFTAR PUSTAKA

Akses Internet, http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/evaluasi-

program-sebuah-pengantar.html , 07 Oktober 2010.

Akses Internet Edison Blogspot, http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-

cipp.html , 09 Juni 2011.

Akses Internet Fuddin, Wordpress Blog,

http://fuddin.wordpress.com/2008/07/02/teori-evaluasi-dengan-cipp/ 07

Oktober 2010.

Akses internet, http://smaia1.al-

azhar.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=50&Itemid

=60, 3 Agustus 2011.

Akses internet, http://smplabschoojkt.blogspot.com/2008/03/kelas-akselerasi.html,

3 Agustus 2011.

Akses internet, http://iisnurhayati.wordpress.com/2009/09/28/sman-1-pamulang/,

3 Agustus 2011.

Akses internet, http://smpn3tangsel.com/viewpage.php?page_id=2 , 3 Agustus

2011.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

Cetakan IV, Edisi Revisi, 2005.

Arikunto, Suharsimi & Syafrudin, Cepi Abdul Jabar, Evaluasi Program

Pendidikan – Pedoman Toeritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, Jakarta:

Bumi Aksara, 2009.

Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi

di SMA Negeri 1 Pamulang, Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah, 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Basaha Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Departemen Pendidikan Nasional, Isu-Isu Pendidikan di Indonesia: Enam Isu

Pendidikan Triwulan Ketiga, Jakarta: Balitbang Diknas, 2004.

Page 114: Aksel

99

____________________________, Isu-isu Pendidikan di Indonesia: Lima Isu

Pendidikan Triwulan Kedua, Jakarta: Balitbang Diknas, 2004.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa,

Bimbingan Teknis Penyusunan Kurikulum Mata Pelajaran MIPA Siswa

Cerdas Istimewa Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009.

______________________, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk

Peserta Didik Cerdas Istimewa, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah

Luar Biasa, 2009.

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program

Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Suatu Model Pelayanan

Pendidikan Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan

Bakat Istimewa, Jakarta: Balitbang Diknas, 2003.

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Sistem Pendidikan

Nasional No.20, Tahun 2003, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam,

2006.

Echols, Jhon M., Hasan, Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.

Gramedia, 2006.

Hornby, A S Oxford Advanced Learner’s Dictionary, New York: Oxford

University Press, 2000.

Munandar, Utami, Pemanduan Anak Berbakat : Suatu Studi Penjajakan, Jakarta:

PT. Rajawali, 1998.

Nurrahmah, Rahmi, Metodologi Pembelajaran Pada Program Akselerasi di SLTP

Islam Al-Azhar I Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Jakarta: Perpustakaan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2005.

Page 115: Aksel

100

Pranata, Anggriawan, Efektifitas Program Kelas Akselerasi Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan di SMP N 2 Ciputat, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Subana, M..et.all, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2000.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT.RajaGrafindo

Persada, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D), Jakarta: CV. Alfabeta, Cet.IV, 2008

Syafaruddin, Soeratno, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep,

Strategi dan Aplikasi, Jakarta: PT Grasindo, 2002.

Syaodih, Nana Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.

Wulandari, Veria, Pengelolaan Program Kelas Akselerasi-Studi Kasus di SD

Panglima Besar Jendral Sudirman Cijantung, Jakarta Timur. Jakarta: FIP-

UNJ 2004.

Page 116: Aksel

Pedoman Wawancara

Nama Responden : Hj. Eni Subekti, M.Pd

NIP : 196307201985012001

Jabatan : Koordinator Program Kelas Akselerasi

Tempat wawancara : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Mei 2011

Pokok Pembicaraan

1. Apa yang melatarbelakangi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Membuka Kelas

Akselerasi?

2. Apakah tujuan dan sasaran utama penyelenggaraan kelas akselerasi di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan?

3. Bagaimana mekanisme penerimaan perserta didik baru program akselerasi?

4. Bagaimana proses seleksi calon siswa baru program kelas akselerasi di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan?

5. Apakah tes kesehatan menjadi salah satu bentuk tes masuk kelas akselerasi?

6. Hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program kelas

akselerasi?

7. Sebelum masuk kelas akselarasi apakah siswa mendapat bimbingan dari BK?

8. Bagaimana tindakan sekolah/konsekuensi yang dilakukan sekolah terhadap

calon siswa yang mengikuti tes di kelas akselarasi, namun hasil tes siswa

tersebut berada dibawah standar? Apakah dimasukkan ke dalam kelas reguler?

Atau ada tindakan lain dari pihak sekolah?

9. Apakah perbedaan kalender pendidikan antara daerah DKI Jakarta dan

Tangerang membuat Kelas Akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Tidak menjadi pilihan utama calon siswa/i baru?

Page 117: Aksel

10. Apakah perbedaan biaya antara kelas akselerasi dan kelas regular menjadi

kendala bagi siswa kelas akselerasi dalam pelaksanaan pendidikan di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan?

11. Berapakah besar biaya uang sekolah / SPP siswa program kelas akselerasi, dan

berapa besar uang sekolah / SPP siswa reguler?

12. Apakah guru-guru yang mengajar di kelas akselarasi

dipilih/diminta/dilatih/dites?

13. Apakah Guru yang mengajar di kelas akselerasi selalu memberikan tugas, PR,

dan kuis pada setiap pertemuan?

14. Kurikulum seperti apa yang diterapkan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?

15. Bagaimana output/hasil nilai Ujian Nasional siswa Kelas Akselerasi selama

penyelenggaraannya di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan? Setelah lulus dari

Kelas Akselarasi, mayoritas siswa diterima di sekolah apa?

16. Apa saja yang dilakukan oleh pihak SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dalam

mengevaluasi, atau memperbaiki pelaksanaan program kelas akselerasi?

17. Bagaimana perbandingan kualitas output / hasil Ujian Nasional di SMP Negeri

3 Tangerang Selatan, sebelum dah sesudah menyelenggarakan program kelas

akselerasi?

18. Apakah program kelas akselerasi mampu meningkatkan mutu pendidikan di

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, baik dari segi input siswa, kualitas

pelayanan pendidikan, kompetensi guru, sarana-prasarana, manajemen

sekolah, kualitas lulusan?

Page 118: Aksel

Hasil Wawancara

Nama Responden : Hj. Eni Subekti, M.Pd

NIP : 196307201985012001

Jabatan : Koordinator Program Kelas Akselerasi

Tempat wawancara : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Mei 2011

Pokok Pembicaraan

1. Apa yang melatarbelakangi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Membuka Kelas

Akselerasi?

Jawaban:

Ada beberapa penyebab atau alasan yang melatarbelakangi SMP Negeri 3

membuka kelas akselerasi. Diantaranya melihat potensi anak didik yang

menonjol dalam pembelajaran. Sering kali anak didik tersebut (anak didik yang

menonjol) dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka harus menunggu untuk

masuk ke materi baru, atau melewati materi yang telah mereka pahami, di

karenakan teman sekelas yang lain belum paham mengenai materi yang di

sampaikan. Dari keadaan inilah sekolah mulai berfikir untuk memberikan

wadah untuk memberikan pelayanan khusus pada anak didik yang memiliki

kecerdasaan istimewa tersebut. Selain itu pihak SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan juga merasa sudah mampu untuk menjalankan program kelas

akselerasi.

2. Apakah tujuan dan sasaran utama penyelenggaraan kelas akselerasi di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan?

Jawaban:

Tujuan penyelenggaraan program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan adalah memberikan wadah kepada siswa/i yang menonjol dalam

pembelajaran (berbakat istimewa).

Sasarannya adalah siswa/i yang menonjol dalam pembelajaran.

3. Bagaimana mekanisme penerimaan perserta didik baru program akselerasi?

Page 119: Aksel

Jawaban:

Pengrekrutan pertama kita adakan tes berupa:

a. Aspek Akademik:

Nilai rata-rata ujian akhir SD/MI ≥ 8,00

Rata-rata nilai Rapor kelas VI ≥8,00

Tes potensial akademik (General Tes) ≥ 8,00

b. Aspek Psikologi:

Intellegent Quotient (IQ) ≥ 140 (Genius)

Kreativitas baik, di atas skor 120

Komitmen pada tugas (TC) di atas 125

Spiritual Quotient (SQ) baik/taat

c. Aspek Kesahatan

4. Bagaimana proses seleksi calon siswa baru program kelas akselerasi di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan?

Jawaban:

Selain membuka pendaftaran dan tes masuk, SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

juga mencari bibit-bibit unggul (calon siswa) dari SD dengan melakukan

promosi, serta memberikan penawaran kepada siswa SD yang dianggap

memiliki kemampuan untuk masuk dan mengikuti pembelajaran di kelas

akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

5. Apakah tes kesehatan menjadi salah satu bentuk tes masuk kelas akselerasi?

Jawaban:

Tes kesehatan menjadi salah satu persyaratan khusus basi siswa yang ingin

masuk di program kelas akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, pada

saat pendaftaran, calon siswa diharuskan menyertakan surat keterangan sehat,

baik dari dokter, rumah sakit, ataupun Puskesmas.

6. Hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program kelas

akselerasi?

Jawaban:

Salah satu yang kendala yang sering dirasakan oleh pihak SMP Negeri 3

Tangerang Selatan dalam pelaksanaan kelas akselerasi datang dari siswa itu

sendiri (eksternal). Nilai tes akademik maupun tes IQ yang baik tidak menjadi

jaminan bagi siswa/i untuk mampu mengikuti pembelajaran di kelas akselerasi.

Sering kali siswa/i tersebut gagal untuk mengikuti pembelajaran di kelas.

Page 120: Aksel

Selain itu juga yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kelas akselerasi di

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah perbedaan keinginan antara orang tua

dan calon siswa itu sendiri. Terkadang keinginan untuk mengikuti program

kelas akselerasi hanya datang dari orang tua siswa, tanpa diiringi keinginan

yang kuat, serta keseriusan anak. Atau sebaliknya, keinginan sang anak tidak

mampu dipenuhi orang tua, dikarenakan keragu-raguan orang tua terhadap

kelas akselerasi.

7. Sebelum masuk kelas akselarasi apakah siswa mendapat bimbingan dari BK?

Jawaban:

Tidak. Tidak ada bimbingan BK sebelum para calon siswa memasuki kelas

akselerasi.

8. Bagaimana tindakan sekolah/konsekuensi yang dilakukan sekolah terhadap

calon siswa yang mengikuti tes di kelas akselarasi, namun hasil tes siswa

tersebut berada dibawah standar? Apakah dimasukkan ke dalam kelas reguler?

Atau ada tindakan lain dari pihak sekolah?

Jawaban:

Sekolah tidak secara otomatis memasukan calon siswa yang tidak lulus seleksi

kelas akselerasi ke dalam kelas reguler. Jika mereka tidak lulus di kelas

akselerasi dan ingin masuk ke dalam kelas reguler, mereka harus mengikuti tes

masuk kelas reguler sebagaimana mestinya.

9. Apakah perbedaan kalender pendidikan antara daerah DKI Jakarta dan

Tangerang membuat Kelas Akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Tidak menjadi pilihan utama calon siswa/i baru?

Jawaban:

Perbedaan kalender pendidikan antara wilayah Jakarta dan Tangerang memang

menjadi salah satu kendala di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, dan terkadang

membuat SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, dijadikan pilihan alternatif/pilihan

kedua/tidak menjadi pilihan utama untuk melanjutkan pendidikan, tetapi

keadaan tersebut hanya berlaku untuk kelas-kelas reguler saja, tidak untuk

kelas akselerasi. Seluruh siswa/i yang mendaftar di kelas akselerasi SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan sudah menjadikan SMP Negeri 3 Tangerang

Page 121: Aksel

Selatan sebagai pilihan utama, dikarenakan kegiatan pendaftaraan dan seleksi

calon siswa dilaksanakan jauh sebelum pengumuman kelulusan SD (sekolah

dasar).

10. Apakah perbedaan biaya antara kelas akselerasi dan kelas regular menjadi

kendala bagi siswa kelas akselerasi dalam pelaksanaan pendidikan di SMP

Negeri 3 Tangerang Selatan?

Jawaban:

Tidak, perbedaan uang sekolah tidak pernah menjadi kendala.

11. Berapakah besar biaya uang sekolah / SPP siswa program kelas akselerasi, dan

berapa besar uang sekolah / SPP siswa reguler?

Jawaban:

a. Uang sekolah untuk Kelas Reguler

Kelas VII, VIII, X = Rp 150.000,-

b. Uang sekolah untuk kelas Akselerasi

Kelas VII akselerasi = Rp 300.000,-

Kelas X akselerasi = Rp 375.000,- *

Terjadi peningkatan biaya ketika kenaikan kelas, jika ada siswa yang yang

tereliminasi dari kelas akselerasi sebab biaya dibebankan kepada siswa yang

masih melangsungkan pembelajaran di kelas akselerasi. (Sumber : Iskandar,

S.Pd bendahara program kelas akselerasi tata usaha SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan).

12. Apakah guru-guru yang mengajar di kelas akselarasi

dipilih/diminta/dilatih/dites?

Jawaban:

Sebagian besar guru yang mengajar di kelas akselerasi telah ditinjau terlebih

dahulu performance nya. Dilihat dari pengalaman mengajar, kemampuan

intelektual, metode pembelajaran, serta pencapaian ketuntasan belajar siswa

juga menjadi bahan pertimbangan. Guru-guru yang mengajar di kelas

Akselerasi adalah guru-guru regular yang dipilih berdasarkan pertimbangan

tertentu, pertimbangan tersebut antara lain yaitu S1 di bidang materi yang

diajarkan, mampu mengelola proses pembelajaran peserta didik yang meliputi:

perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil belajar, dan juga memahami

Page 122: Aksel

psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan, tidak semua guru bidang

studi dapat mengajar di kelas Akselerasi. Hal ini merupakan salah satu bentuk

pelayanan pendidikan dalam program akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan yaitu dengan menyediakan guru yang memiliki kemampuan lebih dan

memenuhi persyaratan kriteria guru program akselerasi, sehingga mampu

mengimbangi kemampuan belajar siswa dengan kemapuan mengajarnya,

dengan begitu diharapkan hasil belajar siswa mencapai hasil yang memuaskan.

13. Apakah Guru yang mengajar di kelas akselerasi selalu memberikan tugas, PR,

dan kuis pada setiap pertemuan?

Jawaban:

Sebagian guru melakukan hal tersebut, sebagian lain melakukan penilaian

terhadap persiapan maupun pemahaman siswa dengan cara yang berbeda,

sesuai dengan gaya pembelajaran siswa yang dimiliki masing-masing guru.

Tetapi guru-guru tersebut juga kadang-kadang memberikan tugas dan PR

kepada siswa/i.

14. Kurikulum seperti apa yang diterapkan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?

Jawaban:

Kurikulum yang diterapkan oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah

kurikulum KTSP. Namun pada saat penerapannya kurikulum inti dari KTSP ini

lebih dipadatkan, dengan tujuan mempercepat pembelejaran/proses akselerasi

siswa/i.

15. Bagaimana output/hasil nilai Ujian Nasional siswa Kelas Akselerasi selama

penyelenggaraannya di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan? Setelah lulus dari

kelas Akselarasi, mayoritas siswa diterima di sekolah apa?

Jawaban:

Out put/hasil ujian kelas akselerasi selama 7 tahun penyelenggaraan ini bisa

dikatan baik. Alumni pertama tahun 2005 merupakan lulusan dengan nilai

akademik terbaik, namun dalam hal sosialisasi baik dengan guru yang tidak

mengajar di kelas akselerasi maupun dengan masyarakat sekolah, mereka dapat

dikatakan acuh dan egoismenya tinggi. Untuk angkatan kedua dan hingga

lulusan terakhir pada 2010 ini, meskipun nilai akademik mereka sedikit berada

Page 123: Aksel

dibawah angkatan pertama, namun tetap dapat dikatakan baik karena nilai ujian

mereka berada di atas rata-rata dan memiliki kemampuan bersosialisasi dengan

masyarakat sekolah jauh lebih baik dari angkatan pertama. Data tertulis tentang

sekolah lanjutan para alumni siswa kelas akselerasi memang tidak ada, tapi

sepengetahuan saya, sebagian besar dari alumni siswa kelas akselerasi

melanjutkan dan diterima di sekolah-sekolah menengah unggulan.

16. Apa saja yang dilakukan oleh pihak SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dalam

mengevaluasi, atau memperbaiki pelaksanaan program kelas akselerasi?

Jawaban:

Selalu diadakan rapat mengenai peningkatan mutu program kelas akselerasi di

SMP Negeri 3 pada akhir tahun pembelajaran. Bahkan untuk mengeliminasi

siswa/i ataupun menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di

kelas akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Rapat eliminasi melibatkan

kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wali kelas akselerasi,

dan seluruh guru yang mengajar di kelas akselerasi. Dalam rapat ini, wali kelas

menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada guru yang mengajar di kelas

akselerasi. Biasanya siswa yang tereliminasi akan di transfer ke kelas

VII/VII/X regular, sesuai dengan ketuntasan materi mata pelajaran yang telah

ia dapatkan di kelas akselerasi. Hal ini dilakukan karena siswa/i tersebut

dianggap kurang mampu mengikuti pembelajaran di kelas akselerasi, sehingga

ditakutkan akan mengalami permasalahan belajar jika terus dipaksakan

mengikuti program kelas akselerasi.

Adapun SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memberikan kesempatan pada

seluruh guru di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan untuk mengajar di kelas

akselerasi, dengan catatan mampu memenuhi persyaratan serta kompetensi

yang telah di tetapkan. Selain itu pihak sekolah juga memberikan informasi-

informasi mengenai program kelas akselerasi dengan bekerja sama dengan

pihak UIN (Universitas Islam Negeri) yang bertujuan peningkatan mutu

program kelas akselerasi dan peningkatan mutu pendidikan di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan. Sekolah juga akan mengganti guru yang mengajar, atau

Page 124: Aksel

tenaga kependidikan lain yang dianggap tidak ahli atau tidak kompeten

dibidangnya.

17. Bagaimana perbandingan kualitas output/hasil Ujian Nasional di SMP Negeri 3

Tangerang Selatan, sebelum dah sesudah menyelenggarakan program kelas

akselerasi?

Jawaban:

Untuk nilai ujian nasional, baik sebelum maupun selama penyelenggaraan

akselerasi yang telah berjalan 7 tahun ini, nilai ujian nasional tertinggi selalu

dipegang oleh kelas regular. Meskipun begitu kelas akselerasi secara

keseluruhan dan rata-rata nilai ujian nasionalnya jauh lebih baik dibandingkan

dengan kelas regular. Karena meskipun nilai ujian nasional tertinggi dipegang

oleh kelas regular, tetapi di kelas regular juga banyak siswa yang nilainya

jelek, tidak seperti kelas akselerasi yang secara keseluruhan dapat dikatakan

bagus-bagus atau baik.

18. Apakah program kelas akselerasi mampu meningkatkan mutu pendidikan di

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, baik dari segi input siswa, kualitas

pelayanan pendidikan, kompetensi guru, sarana-prasarana, manajemen sekolah,

kualitas lulusan?

Jawaban:

Iya pastinya. Semua poin yang disebutkan mengalami peningkatan. Yang

paling menonjol adalah peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan

kompetensi guru, karena setiap guru berlomba-lomba ingin mengajar di kelas

akselerasi. Guru juga harus mampu melayani kebutuhan siswa kelas akselerasi

serta harus siap digantikan jika siswa kelas akselerasi tidak menginginkan guru

tersebut untuk mengajar mereka lagi.

Ciputat-Tangerang 18 Mei 2011

Koordinator Program Kelas Akselerasi

Hj. Eni Subekti, M.Pd

NIP : 196307201985012001

Page 125: Aksel

PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI

NO ITEM Ada Tidak Ada

1 Profil Sekolah

2 Data Guru Kelas Akselerasi

3 Data Perkembangan Siswa Kelas Akselerasi

4 Sarana dan Prasarana Kelas Akselerasi

5 Kurikulum Sekolah

6 Tata Tertib Guru

7 Pedoman Kerja Kepala Sekolah

8 Pedoman Kerja Guru Kelas Akselerasi

9 Lembar Kerja Guru Piket

10 Lembar Kerja Guru Mata Pelajaran

11 Lembar Kerja Wali Kelas

12 Lembar Kerja Guru di Kelas

13 Jadwal Pelajaran Kelas Akselerasi

14 Tata Tertib Siswa

15 Data Kekosongan Kelas Akselerasi

16 Rencana Kerja Sekolah

Page 126: Aksel

NO. ANGKET

NO. SOAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Total

1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 60

2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 59

3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 65

4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 54

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 56

6 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 70

7 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 63

8 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 67

9 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 58

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 57

11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 56

12 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 61

13 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 63

14 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 60

15 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 57

16 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 58

17 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 71

18 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 71

19 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 68

20 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 68

21 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 59

22 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 47

23 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 57

24 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 56

25 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 58

26 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 4 2 3 3 54

27 3 3 2 2 3 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2 4 3 2 3 48

28 4 3 3 2 3 3 1 2 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 52

29 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 2 45

30 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 48

31 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 55

32 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 54

33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56

34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 55

35 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 58

36 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 61

37 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 68

38 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 4 3 3 4 4 4 3 3 62

39 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 67

40 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 67

Total 129 124 122 120 143 118 133 122 129 124 111 129 122 113 120 140 127 120 123 2369

Page 127: Aksel

Keterangan :

: Dimensi Konteks

: Dimensi Masukan

: Dimensi Proses

: Dimensi Produk