aksesibilitas keluraha pocin
DESCRIPTION
transportasi dan aksesibilitasTRANSCRIPT
Oky Pratama
Sindi lovania Putri
Dyah Pratita sari
Safira Timami
• March (2004:4) aksesbilitas mengaacu pada kemudahan yang bisa
diperoleh pengunjung untuk melakukan perjalanan dan memasuki
subuah tempat
• Halden, Jones dan Sarah (2005:2) menyatakan bahwa aksesibilitas
adalah atribut bagi orang-orang (dan barang) bukan modal
transportasi atau tesedianya jasa dan menjelaskan sistem terintegrasi
dari sudut pandang pengguna
• Menurut Cakici, Harman (2007:135) aksesibilitas mangacu pada
keseluruhan sistem transportasi, terminal, dan kendaraan. Meliputi
akses mudah, kualitas jalan, fasilitas parkir, waktu mengemudi
• Menurut Halden, Jones, dan Wikey (2005:2) Ada tiga
komponen dasar yang membangun aksesibilitas, yaitu
• Biaya
• Terjangkau oleh semua kalangan
• Waktu
• Jauh jarak tempuh pada tiap satuan waktu
• Kemudahan
• Keberadaan absolut maupun relatif barrier
• Penggunaan tanah di pondok cina dapat dikategorikan
menjadi 2 jenis yang mempengaruhi aktivitas mobilitas dan
aksesibilitas.
• Penggunaan tanah permukiman, yang didominasi kelurahan pondok cina
bagian timur (Kober,Barel,Pocin)
• Penggunaan tanah di bagian Barat adalah daerah pendidikan, yaitu
universitas Indonesia dan gunadarma
• Daerah sepanjang jalan margonda sebagai pusat aktivitas utama di Kota
Depok. Hal ini dilihat dengan adanya poles seperti detos dan margo City
• Poles di pondok cina dapat dibedakan berdasarkan
aktivitasnya
• Aktivitas ekonomi perdagangan yang berada di margo city dan detos.
• Aktivitas pendidikan yang berada di wilayah Universitas Indonesia.
Pergerakan berasal dari daerah sekitar UI (Kober, Barel, Kutek dll) yang
didominasi dengan penggunaan tanah permukiman. (Peta Landuse)
• Stasiun sebagi HUB dan proses terjadinya intermoda antara mobil/motor
pribadi dan commuter line
• Pergerakan pada pagi hari memiliki beberapa karakteristik.
• Menuju arah Universitas Indonesia, dimana jam pada terjadi pada jam
8.00, hal ini dapat diidentifikasi melalui penerapan satu lajur menuju
arah UI pada jam tersebut pada senin-jumat
• Menuju pusat aktivitas ekonomi perdagangan (Margo&detos) dimana
mulai pada pada jam 9.00, karena detos dan margo baru memulai
aktivitas pada jam tersebut.
• Menuju stasiun pondok cina padat pada jam 6-8 pagi. Karena menjadi
lokasi terjadinya intermoda KRL dan kendaraan pribadi.
• Pergerakan keluar dari universitas Indonesia dan menuju stasiun
Pondok cina. Hal ini karena adanya pendulum movement dari
orang-orang yang melakukan commuter dari depok menuju
jakarta.
• Jalan margonda juga terlihat padat pada ruas dari arah
Jakarta (Survei 12-4-2016 jam 16.00)
• Kelurahan pondok cina dapat dibagi menjadi dua zonasi. Yaitu
• Zonasi timur yang didominasi penggunaan tanah permukiman. (daerah
asal pergerakan pada pagi hari)
• Zonasi barat yang di dominasi penggunaan tanah pendidikan. (daerah
tujuan pergerakan pada pagi hari)
• Dua zonasi tersebut dibatasi oleh rel kereta sebagai absolut
barrier.
Hanya bisa
dilewati
pejalan kaki
Hanya bisa
dilewati motor
roda dua
• Akses penghubung antar zona tidak memadai, sehingga koneksi
antar zona yang ada sangat terbatas.Pintu akses pocin hanya
bisa dilalui kedaraan bermotor roda 2 dan pejalan kaki,
sedangkan daerah barel dan UI hanya dihubungkan oleh
jembatan penyeberangan. Sehingga satu-satunya akses utama
adalah melewati gerbatama.
Jembatan
Penyeberangan
???
Pedagang Liar
Pengawasan???
Angkot Ngetem???
Halte??
Penindakan???
• Halangan atau rintangan yang menghambat pergerakan dapat dijumpai
karena adanya aktitvitas ekonomi informal (ilegal). Dimana pedagang kaki
lima yang mengambil badan jalan, angkot “ngetem” dan kendaraan yang
parkir tidak pada tempatnya mempeburuk tingkat aksesibilitas daerah
Pocin. Ditambah lagi lebar jalan yang tidak memadai, khusus yang
menghubungkan margonda dan stasiun pocin.
• Dalam kajian ini kami juga memberikan masukan dan evaluasi bahwa
jembatan penyeberangan yang dibangun di depan maronda residance
harusnya di posisikan antara barel dan kober. Mengingat jumlah
pergerakan yang lebih besar (hasil observasi)
• Kelurahan pondok cina menjadi salah satu daerah di depok
yang memiliki potensi pergerakan yang besar, hal ini
disebabkan karena keberadaan poles di beberapa tempat di
Kelurahan tersebut, namun jika memperhatikan tingkat
aksesibilitas yang diukur dari konektivitas antar wilayah, bentuk
network, barrier fisik maupun prilaku manusia menyebabkan
tingkat aksesibilitas di kelurahan pocin belum dapat
dikategorikan baik. Perlu banyak pembenahan guna
menciptkan pergerakan yang mudah, murah, cepat, aman dan
efisien
• Ted Sanders,Joost Schilperoord,Wilbert Spooren (2001). Ariel 1985a, Text Representation: Linguistic and Psycholinguistic Aspects
• Weibull, 1980. Harvey.J.Miller (1999). Measuring Space-Time Accessibility Benefits Between Transportation Networks: Basic Theory and Computational Procedures. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1538-4632.1999.tb00408.x/epdf
• Halden, Derek., Jones, Peter., and Wixey, Sarah.,2005. Measuring Accessibility as Experienced by Different Socially Disadvantaged Groups, Funded by the EPSRC FIT Programme, Working Paper 3, Accessibility Analysis Literature Review, Transport Studies Group – University of Westminster. DHC Consultancy, Edinburgh.
• Çakici, A Celil., Harman, Serhat., 2007, Importance Of Destination Attributes Affecting Destination Choice Of Turkish Birdwatchers, Journal of Commerce & Tourism Education Faculty, Year: 2007 No: 1, Ticaret ve Turizm Egitim Fakültesi Dergisi
• March, Roger., 2004, A Marketing-Oriented Tool To assess Destination Competitiveness, National Library of Australia Cataloguing in Publication Data, CRC for Sustainable Tourism Pty Ltd, page 1-15, ISBN 1 920704 12 4