[akt pajak] penyusutan fiskal

10
2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal http://vero.my.id/?p=503 1/10 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal Posted on December 5, 2014 by admin Penyusutan Fiskal Salah satu biaya usaha yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, saat menghitung penghasilan kena pajak, adalah biaya Penyusutan. Meski secara umum sama dengan prinsip akuntansi umum, sebenarnya peraturan pajak memiliki ketentuan tersendiri dalam soal penghitungan biaya Penyusutan. Ketentuan Umum Melalui ketentuan Pasal 9 ayat (2), UU PPh secara tegas menyatakan bahwa pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 atau Pasal 11A. Pasal 11 UU PPh secara umum berisi ketentuan mengenai penyusutan untuk harta berwujud sedangkan Pasal 11A UU PPh berisi ketentuan mengenai amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud termasuk HGB, HGU, Hak Pakai, Goodwill, dan harta atau asset tak berwujud lainnya. Namun perlu diketahui bahwa terkait dengan masalah penghitungan penyusutan dan amortisasi fiskal ini, ketentuan pajak atau ketentuan fiskal tidak seluruhnya mengadopsi ketentuan-ketentuan yang ada dalam prinsip akuntansi umum (Standar Akuntansi Keuangan/SAK). Secara khusus, otoritas pajak telah menetapkan beberapa ketentuan khusus yang diatur dalam peraturan-peraturan berikut (yang masih berlaku sampai saat artikel ini ditulis): 1. Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh; 2. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96/PMK.03/2009; dan 3. PMK Nomor 249/PMK.03/2008 stdd PMK Nomor 126/PMK.03/2012; Prinsip Usia atau Masa Manfaat Harta Perbedaan pertama antara peraturan fiskal dengan SAK, adalah terkait dengan penentuan apakah harta tersebut boleh dibebankan atau dibiayakan sekaligus pada tahun terjadinya pengeluaran atau harus melalui penyusutan/amortisasi. Dalam SAK, kita telah tahu bahwa penetapan mengenai hal ini diserahkan sepenuhnya kepada manajemen perusahaan. Artinya manajemen, oleh SAK dibolehkan untuk menentukan bahwa pengeluaran tersebut dibebankan sekaligus pada tahun terjadinya pengeluaran atau biaya. Biasanya manajemen akan memilih membebankan sekaligus terutama jika nilai atau materialitasnya tidak terlalu besar. Tetapi menurut ketentuan fiskal, sebagaimana bisa kita baca pada redaksional kalimat Pasal 9 ayat (2) UU PPh, pengeluaran atau biaya usaha yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak boleh dibebankan sekaligus. Pengeluaran atau biaya tersebut harus dibebankan melalui vero'de verodeswanto @ web

Upload: johnecholsphrasetyo

Post on 17-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Penyusutan Fiskal

TRANSCRIPT

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 1/10

    [Akt Pajak] Penyusutan FiskalPosted on December 5, 2014 by admin

    Penyusutan Fiskal

    Salah satu biaya usaha yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, saat menghitung penghasilan kena pajak,adalah biaya Penyusutan. Meski secara umum sama dengan prinsip akuntansi umum, sebenarnya peraturanpajak memiliki ketentuan tersendiri dalam soal penghitungan biaya Penyusutan.

    Ketentuan Umum

    Melalui ketentuan Pasal 9 ayat (2), UU PPh secara tegas menyatakan bahwa pengeluaran untuk mendapatkan,menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkanuntuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11 atau Pasal 11A.

    Pasal 11 UU PPh secara umum berisi ketentuan mengenai penyusutan untuk harta berwujudsedangkan Pasal 11A UU PPh berisi ketentuan mengenai amortisasi atas pengeluaran untukmemperoleh harta tak berwujud termasuk HGB, HGU, Hak Pakai, Goodwill, dan harta atau asset takberwujud lainnya.

    Namun perlu diketahui bahwa terkait dengan masalah penghitungan penyusutan dan amortisasi fiskal ini,ketentuan pajak atau ketentuan fiskal tidak seluruhnya mengadopsi ketentuan-ketentuan yang ada dalam prinsipakuntansi umum (Standar Akuntansi Keuangan/SAK). Secara khusus, otoritas pajak telah menetapkan beberapaketentuan khusus yang diatur dalam peraturan-peraturan berikut (yang masih berlaku sampai saat artikel iniditulis):

    1. Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh;2. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96/PMK.03/2009; dan3. PMK Nomor 249/PMK.03/2008 stdd PMK Nomor 126/PMK.03/2012;

    Prinsip Usia atau Masa Manfaat Harta

    Perbedaan pertama antara peraturan fiskal dengan SAK, adalah terkait dengan penentuan apakah harta tersebutboleh dibebankan atau dibiayakan sekaligus pada tahun terjadinya pengeluaran atau harus melaluipenyusutan/amortisasi.

    Dalam SAK, kita telah tahu bahwa penetapan mengenai hal ini diserahkan sepenuhnya kepada manajemenperusahaan. Artinya manajemen, oleh SAK dibolehkan untuk menentukan bahwa pengeluaran tersebutdibebankan sekaligus pada tahun terjadinya pengeluaran atau biaya. Biasanya manajemen akan memilihmembebankan sekaligus terutama jika nilai atau materialitasnya tidak terlalu besar.

    Tetapi menurut ketentuan fiskal, sebagaimana bisa kita baca pada redaksional kalimat Pasal 9 ayat (2)UU PPh, pengeluaran atau biaya usaha yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidakboleh dibebankan sekaligus. Pengeluaran atau biaya tersebut harus dibebankan melalui

    vero'de

    verodeswanto @ web

    http://vero.my.id/?p=503http://vero.my.id/?author=1http://vero.my.id/

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 2/10

    penyusutan/amortisasi yang ketentuannya diatur dalam Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh.

    Usia atau Masa Manfaat Harta

    Dalam menentukan usia atau masa manfaat harta, fiskal juga memiliki aturan tersendiri yaitu seperti yangdicantumkan dalam Pasal 11 maupun Pasal 11A UU PPh . Dalam kedua pasal ini, usia atau masa manfaat hartaditetapkan sebagai berikut:

    Pengelompokkan Harta

    Untuk mengetahui di kelompok berapa aktiva atau harta yang kita gunakan, kitaWajib Pajakharus melihatpada Lampiran I s.d. Lampiran IV yang ada di PMK Nomor 96/PMK.03/2009 (bisa dilihat di halaman bawahtulisan ini) . Di lampiran tersebut sudah ditentukan jenis-jenis aktiva untuk masing-kelompok harta yangdisebutkan di tabel di atas, sesuai dengan jenis usaha dan kegiatan Wajib Pajak. PMK ini berlaku umum untukseluruh Wajib Pajak, kecuali bagi Wajib Pajak yang disebutkan dalam PMK Nomor 249/PMK.03/2008.

    Kemudian jika misalnya kita punya aktiva tetapi aktiva kita tidak tercantum dalam Lampiran I hinggaLampiran IV PMK tersebut, maka aktiva kita itu dianggap masuk Kelompok 3. Itu artinya aktiva kitatadi harus disusutkan selama 16 tahun [Pasal 2 ayat (1) PMK Nomor 96/PMK.03/2009).

    Namun jika kita bisa menunjukkan bahwa aktiva kita yang tidak tercantum dalam lampiran-lampiran PMK tersebutbukan termasuk Kelompok 3, maka kita bisa mengajukan permohonan untuk penetapan kelompok atasaktiva kita tersebut sesuai dengan masa manfaat yang sebenarnya. Permohonan ini harus diajukankepada Kepala Kantor Wilayah DJP setempat, sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-55/PJ./2009. Tanpa ada surat persetujuan dari Kepala Kantor Wilayah DJP, aktiva kita yang tidaktercantum dalam Lampiran I hingga Lampiran IV akan tetap dianggap masuk Kelompok 3.

    Khusus bagi Wajib Pajak bidang usaha tertentu, ketentuan mengenai penyusutan aktiva atau hartanyadiatur secara khusus melalui PMK Nomor 249/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentangPenyusutan Atas Pengeluaran Untuk Memperoleh Harta Berwujud Yang Dimiliki Dan Digunakan DalamBidang Usaha Tertentu.

    Non-Depreciable Assets

    Dalam ketentuan fiskal, ada aktiva yang digolongkan sebagai aktiva yang tidak boleh disusutkan (non-depreciable assets) yaitu tanah hak milik, termasuk tanah yang berstatus hak guna bangun, hak gunausaha, dan hak pakai yang pertama kali.Terkait dengan tanah, hanya perpanjangan hak guna bangun, hak guna usaha, atau hak pakai saja yang bolehdisusutkan melalui mekanisme amortisasi sesuai Pasal 11A UU PPh.

    Misalnya di tahun 2012 ini kita membeli sebidang tanah seharga Rp 1.500,- dengan rincian Rp 1.000,- sebagaiharga pokok tanah, Rp 300,- sebagai penggantian hak guna bangun yang tersisa dan Rp 200,- sebagai biayanotaris dan biaya perolehan lainnya. Dalam hal ini seluruh biaya pembelian tanah Rp 1.500,- tidak boleh

    https://armuhammad.files.wordpress.com/2012/09/penyusutan-fiskal1.png

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 3/10

    disusutkan yang artinya tidak akan pernah ada biaya terkait dengan tanah tersebut.

    Jika misalnya terhadap tanah tadi kita perpanjang hak guna bangunnya dengan biaya Rp 500,- untuk masa hakguna bangun 20 tahun, maka terhadap biaya perpanjangan ini bisa disusutkan melalui mekanisme amortisasiseperti yang diisyaratkan Pasal 11A UU PPh.

    Menurut penjelasan Pasal 11 ayat (1) UU PPh, tanah bisa saja disusutkan dan dibebankan menjadi biaya usahaapabila tanah tersebut berkurang karena penggunaannya untuk memperoleh penghasilan. Misalnya tanah yangdipergunakan oleh perusahaan genteng, keramik atau batu bata untuk memproduksi genteng, keramik dan batubatanya.

    Depreciable-Not-Deductible

    Aktiva atau harta yang tergolong depreciable-not-deductible-assets adalah aktiva-aktiva yang olehketentuan dan peraturan pajak dianggap tidak memilki hubungan dengan kegiatan usaha untukmendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan/3M.

    Misalnya saja asset berupa perumahan atau mess karyawan bagi Wajib Pajak yang tidak mendapat penetapansebagai pengusaha di daerah terpencil. Dalam hal ini, kita boleh saja menghitung penyusutan atas mess atauperumahan tersebut untuk kepentingan penyusunan laporan laba rugi komersial kita. Tetapi saat akan membuatSPT Tahunan PPh, biaya penyusutan mess atau perumahan itu harus dikoreksi positif.

    Meski asset yang kita miliki kita gunakan dalam kegiatan usaha atau terkait 3M, tetapi apabila penghasilan darikegiatan usaha kita itu dikenakan PPh bersifat final, maka penyusutan asset itu pun tidak boleh dibebankansebagai biaya. Misalnya jika kita bergerak di bidang usaha jasa konstruksi dan kita memiliki alat-alat beratkonstruksi. Dalam hal ini, karena penghasilan dari usaha jasa konstruksi sudah dikenakan PPh Final Pasal 4 ayat(2), maka penyusutan atas alat-alat konstruksi itu tidak boleh dibiayakan lagi.

    Depreciable Deductible Only 50%

    Untuk asset berupa kendaraan dinas dan telepon selular milik perusahaan, yang boleh dibawa pulang olehpegawai tertentu berlaku ketentuan bahwa penyusutannya hanya boleh dibebankan sebesar 50% dari totalpenyusutan fiskal yang berlaku. Ketentuan ini di atur melalui Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 tanggal 18 April 2002 dan dijelaskan lebih lanjut dalam Surat Edaran Dirjen Pajak NomorSE-09/PJ.42/2002 tanggal 17 Mei 2002.

    Metode Penyusutan

    Metode penyusutan yang diperbolehkan oleh UU PPh hanya ada dua, yaitu Metode Garis Lurus/GL(Straight Line Method) dan Metode Saldo Menurun/SM(Declining Balance Method).

    Khusus untuk asset atau aktiva berupa bangunan, metode penyusutan yang diperkenankan oleh UU PPhhanyalah Metode Garis Lurus/GL.

    Dengan Metode Garis Lurus, biaya penyusutan untuk setiap tahun dihitung dengan cara membagijumlah biaya perolehan asset dengan masa manfaat asset yang sudah ditentukan oleh Pasal 11 UUPPh. Misalnya kita membeli komputer dengan total harga perolehan Rp 10.000.000,-. Kemudian jikamisalnya komputer itu menurut PMK 96/PMK.03/2009 tergolong sebagai asset Kelompok 1 denganmasa manfaat 4 tahun, maka dengan menggunakan Metode Garis Lurus, biaya penyusutan pertahunnya = Rp 10.000.000,00/4 tahun = Rp 2.500.000,00/tahun.

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 4/10

    Jika penyusutan komputer dihitung dengan Metode Saldo Menurun (SM), maka besarnya penyusutanuntuk masing-masing tahun akan berbeda. Penyusutan pada awal-awal tahun akan lebih besardibandingkan dengan akhir tahun.

    Penyusutan Tahun ke-1: = Rp 10.000.000,00 x 50% = Rp 5.000.000,00Penyusutan Tahun ke-2: = (Rp 10.000.000,00 Rp 5.000.000,00) x 50% = Rp 2.500.000,00Penyusutan Tahun ke-3: = (Rp 10.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 2.500.000,00 ) x 50% = Rp1.250.000,00Penyusutan Tahun ke-4: = seluruh nilai sisa buku fiskal (Rp 10.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp2.500.000,00 Rp 1.250.000,00 = Rp 1.250.000,00) disusutkan sekaligus pada tahun ke-4 (tahunterakhir).

    Untuk satu aktiva, Wajib Pajak hanya boleh memilih satu metode penyusutan dan metode itu harusditerapkan secara konsisten atau taat azas. Jika Wajib Pajak memiliki dua aktiva berbeda, maka keduaasset itu bisa dipilih metode yang berbeda-beda. Misalnya untuk asset A dipilih Metode Garis Lurus,sedangkan untuk asset B dipilih Metode Saldo Menurun. Jika Wajib Pajak hendak mengubah metodepenyusutannya, Wajib Pajak terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Dirjen Pajak sesuai ketentuanPasal 28 ayat (6) UU KUP. Lihat juga SE-40/PJ.42/1998 dan SE-14/PJ.313/1991.

    Saat Dimulainya Penyusutan

    Penyusutan fiskal dimulai pada bulan terjadinya pengeluaran. Meski pengeluaran itu terjadi diakhirbulan misalnya, maka secara fiskal atas asset tersebut berhak mendapat penyusutan.

    Misalnya jika kita membeli komputer di bulan September 2012 seharga Rp 10.000.000,00, maka untuk tahunpajak 2012 komputer tersebut boleh disusutkan sebanyak 4 bulan (terhitung mulai September hinggaDesember). Dengan menggunakan Metode Garis Lurus misalnya, penyusutan komputer untuk tahun 2012dihitung sebesar = (Rp 10.000.000,00/4 tahun) x 4/12 = Rp 833.333,00.

    Khusus untuk asset yang masih dalam proses pengerjaan, misalnya bangunan yang masih dalam prosespembangunan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan asset tersebut [Pasal 11 ayat (3) UUPPh].

    Dalam kondisi tertentu bahkan dimungkinkan untuk Wajib Pajak mengajukan permohonan agar penyusutan atasasset tersebut dimulai pada saat harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memeliharapenghasilan atau pada saat asset itu menghasilkan. Misalnya bagi Wajib Pajak perkebunan di mana pada tahunpertama penanaman hingga tahun ketiga atau keempat belum menghasilkan panen. Dalam hal ini, Wajib Pajakdapat mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak agar biaya-biaya usaha yang telah dikeluarkan sebelummasa panen ditunda pembebanannya hingga saat panen dan memperoleh penghasilan (income).

    LAMPIRAN I

    PERATURAN MENTERIKEUANGAN

    NOMOR : 96/PMK.03/2009

    TENTANG : JENIS-JENIS HARTA YANGTERMASUK DALAMKELOMPOK HARTABERWUJUD BUKAN

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 5/10

    BANGUNAN UNTUKKEPERLUAN PENYUSUTAN

    JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 1

    Nomor Jenis Usaha Jenis Harta

    1 Semua jenis usaha 1. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja,bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagiandari bangunan.

    2. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator,mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer,printer, scanner dan sejenisnya.

    3. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette,video recorder, televisi dan sejenisnya.

    4. Sepeda motor, sepeda dan becak.5. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang

    bersangkutan.6. Dies, jigs, dan mould.7. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile,

    telepon seluler dan sejenisnya.

    2 Pertanian,perkebunan,kehutanan,

    Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul,peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.

    3 Industri makanan danminuman

    Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller,pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.

    4 Transportasi danPergudangan

    Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutanumum.

    5 Industri semikonduktor

    Falsh memory tester, writer machine, biporar test system,elimination (PE8-1), pose checker.

    6 Jasa PersewaanPeralatan Tambat AirDalam

    Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, SteelWire Ropes, Mooring Accessoris.

    7 Jasa telekomunikasiselular

    Base Station Controller

    LAMPIRAN II

    PERATURAN MENTERI KEUANGAN

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 6/10

    NOMOR : 96/PMK.03/2009

    TENTANG : JENIS-JENIS HARTA YANG TERMASUK DALAMKELOMPOK HARTA BERWUJUD BUKANBANGUNAN UNTUK KEPERLUAN PENYUSUTAN

    JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 2

    Nomor Jenis Usaha Jenis Harta

    1 Semua jenis usaha 1. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku,kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagiandari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angindan sejenisnya.

    2. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.3. Container dan sejenisnya.

    2 Pertanian,perkebunan,kehutanan, perikanan

    1. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesinbajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dansejenisnya.

    2. Mesin yang mengolah atau menghasilkan ataumemproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan,peternakan dan perikanan.

    3 Industri makanan danminuman

    1. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas danperikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan .

    2. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesinminyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula,mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras,gandum, tapioka.

    3. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman danbahan-bahan minuman segala jenis.

    4. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahanmakanan dan makanan segala jenis.

    4 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan(misalnya mesin jahit, pompa air).

    5 Perkayuan,kehutanan

    1. Mesin dan peralatan penebangan kayu.2. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau

    memproduksi bahan atau barang kehutanan.

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 7/10

    6 Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck,crane buldozer dan sejenisnya.

    7 Transportasi danPergudangan

    1. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, trukperon, truck ngangkang, dan sejenisnya;

    2. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untukpengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapalpendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dansejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100DWT;

    3. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorongkapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk,keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai beratsampai dengan 100 DWT;

    4. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai beratsampai dengan 250 DWT;

    5. Kapal balon.

    8 Telekomunikasi 1. Perangkat pesawat telepon;2. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan

    penerimaan radio telegraf dan radio telepon.

    9 Industri semikonduktor

    Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ballshear tester, bipolar test handler (automatic), cleaningmachine, coating machine, curing oven, cutting press, dambarcut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-insystem oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), fullautomatic handler, full automatic mark, hand maker, individualmark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-01),logic test system, marker (mark), memory test system,molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S testermanual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMDstocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/formingmachine, wire bonder, wire pull tester.

    10 Jasa PersewaanPeralatan Tambat AirDalam

    Spoolling Machines, Metocean Data Collector

    11 Jasa TelekomunikasiSeluler

    Mobile Switching Center, Home Location Register, VisitorLocation Register. Authentication Centre, Equipment IdentityRegister, Intelligent Network Service Control Point, intelligentNetwork Service Managemen Point, Radio Base Station,Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antena

    LAMPIRAN III

    PERATURAN MENTERI KEUANGAN

    NOMOR : 96/PMK.03/2009

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 8/10

    TENTANG : JENIS-JENIS HARTA YANG TERMASUK DALAM KELOMPOKHARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN UNTUK KEPERLUANPENYUSUTAN

    JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 3

    Nomor Jenis Usaha Jenis Harta

    1 Pertambangan selainminyak dan gas

    Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan,termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan.

    2 Permintalan,pertenunan danpencelupan

    1. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk tekstil(misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol dan buluhewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule).

    2. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing,finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.

    3 Perkayuan 1. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk kayu,barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyamanlainnya.

    2. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.

    4 Industri kimia 1. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produkindustri kimia dan industri yang ada hubungannya denganindustri kimia (misalnya bahan kimia anorganis,persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia,elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produkfarmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis,minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian,obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahanorganis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahanpeledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis,barang fotografi dan sinematografi.

    2. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri lainnya(misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dariselulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dankulit mentah).

    5 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah danberat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 9/10

    6 Transportasi danPergudangan

    1. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untukpengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum,batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapalpendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dansejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWTsampai dengan 1.000 DWT.

    2. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal,kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keranterapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.

    3. Dok terapung.4. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat

    di atas 250 DWT.5. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.

    7 Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.

    LAMPIRAN IV

    PERATURANMENTERIKEUANGAN

    NOMOR 96/PMK.03/2009

    TENTANG JENIS-JENIS HARTAYANG TERMASUKDALAM KELOMPOKHARTA BERWUJUDBUKAN BANGUNANUNTUK KEPERLUANPENYUSUTAN

    JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 4

    Nomor Jenis Usaha Jenis Harta

    1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi

    2 Transportasi danPergudangan

    1. Lokomotif uap dan tender atas rel.2. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau

    dengan tenaga listrik dari sumber luar.3. Lokomotif atas rel lainnya.

  • 2/10/2015 [Akt Pajak] Penyusutan Fiskal

    http://vero.my.id/?p=503 10/10

    About adminorang biasa - dosen biasa - praktisi biasaView all posts by admin

    4. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainerkhusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alatatau beberapa alat pengangkutan.

    5. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untukpengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum,batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapalpendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dansejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.

    6. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal,kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai berat diatas 1.000 DWT.

    7. Dok-dok terapung.

    Share this:

    Share

    This entry was posted in coretan VED. Bookmark the permalink.

    vero'de

    Like this:

    Like

    Be the f irst to like this.

    Related

    RINGKASAN PERKULIAHAN AKUNTANSIPAJAK

    [Perpajakan] PPh 24 KELOMPOK PRESENTASI & DISKUSIPERPAJAKAN @ UMB#MINGGU/B203

    October 29, 2014In "coretan VED"

    December 17, 2014In "coretan VED" September 7, 2014

    In "coretan VED"

    http://vero.my.id/?author=1http://vero.my.id/?cat=1http://vero.my.id/?p=503http://vero.my.id/http://vero.my.id/?p=462http://vero.my.id/?p=533http://vero.my.id/?p=407