akuntansi keuangan bab 16
DESCRIPTION
akunansi keuangan bab 16TRANSCRIPT
![Page 1: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/1.jpg)
1. HUTANG DAN EKUITAS
Banyak kontroversi yang terkait dengan perlakuan akuntansi untuk instrument keuangan
seperti opsi saham, sekuritas konvertibel , dan saham preferen berhubungan dengan apakah
perusahaan harus melaporkan instrument-instrumen ini sebagai kewajiban(liability) ataukah
sebagai ekuitas. Misalnya, perusahaaan harus menggolongkan saham biasa yang tidak dapat
ditebus (nonredeemable) sebagai ekuitas karena perusahaan penerbitnya tidak memiliki
kewajiban (obligation) untuk membayar deviden atau membeli kembali saham tersebut.
Pengumuman deviden adalah kebijakan perusahaan penerbit, demikian pula mengenai keputusan
untuk membeli kembali saham tersebut. Demikian pula, saham preferen yang tidak dapat ditebus
tidak mengharuskan perusahaan penerbitnya untuk membayar deviden atau membeli kembali
sahamnya. Oleh karena itu, saham biasa atau saham preferen yang tidak dapat ditebus tidak
mempunyai karakteristik kewajiban yang penting-kewajiban untuk membayar pemegang saham
biasa atau saham preferen pada suatu saat di masa depan.
1.1. AKUNTANSI UNTUK HUTANG KONVERTIBEL
Jika obligasi dapat dikonversi menjadi sekuritas perusahaan lainnya selama periode
tertentu sesudah penerbitannya, maka obligasi tersebut disebut sebagai Obligasi konvertibel
(convertible bonds). Obligasi konvertibel menggabungkan maanfaat dari sebuah obligasi dengan
hak istimewa untuk menukarnya dengan saham pada opsi pemegang saham. Obligasi itu dibeli
oleh investor yang menginginkan keamanan atas obligasi yang dipegangnya (jaminan bunga dan
pokok) ditambah opsi tambahan berupa konversi jika nilai saham tersebut meningkat secara
drastis.
Perusahaan menerbitkan sekuritas konvertibel karena dua alas an utama. Pertama adalah
keinginan untuk meningkatkan modal ekuitas tanpa memberikan pengendalian kepemilikan yang
berlebihan kecuali diperlukan. Alasan kedua mengapa perusahaan menerbitkan sekuritas
konvertibel adalah untuk memperoleh pembiayaan dengan saham biasa pada suku bunga yang
rendah. Banyak perusahaan hanya dapat menerbitkan hutang pada suku bunga yag tinggi, kecuali
jika perjanjian konvertibel dicantumkan. Hak istimewa atau privilege konversi membuat para
investor bersedia menerima suku bunga yang lebih rendah dibandingkan penerbitan hutang
secara normal. Akuntansi untuk hutang konvertibel mencakup masalah pelaporan pada saat 1)
penerbitan, 2) konversi, dan 3) penarikan.
![Page 2: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/2.jpg)
o Pada Saat Penerbitannya
Metode pencatatan obligasi konvertibel pada tanggal penerbitan mengikuti metode yang
digunakan untuk mencatat penerbitan hutang langsung. Tanpa mencatat hasilnya sebagai ekuitas.
Setiap diskonto atau premi yang dihasilkan dari penerbitan obligasi konvertibel diamortisasi
hingga tanggal jatuh temponya. Hal ini dikarenakan sulit untuk memprediksi kapan secara
keseluruhan, konversi akan terjadi. Akan tetapi akuntansi untuk hutang konvertibel sebagai
penerbitan hutang langsung bersifat kontroversial.
o Pada Saat Konversi
Jika obligasi dikonversi menjadi sekuritas lainnya, maka perusahaan menggunakan
metode nilai buku untuk mencatat konversi. Metode nilai buku mencatat pertukaran sekuritas
untuk obligasi pada jumlah tercatat(nilai buku) obligasi.
Asumsikan bahwa Hilton Inc. menerbitkan suatu obligasi konvertibel senilai $1.000 yang
dapat dikonversi menjadi 10 lembar sham biasa (nilai pari $10).pada saat konversi, premi yang
belum diamortisasi adalah $50. Ayat jurnal untuk konversi obligasi Hilton Inc. adalah :
Hutang Obligasi 1.000
Premi atas Hutang Obligasi 50
Saham Biasa 100
Agio Saham 950
Para pendukung pendekatan nilai buku menyatakan bahwa suatu perjanjian telah
ditetapkan pada tanggal penerbitan untuk membayar sejumlah uang yang ditetapkan pada saat
jatuh tempo atau untuk menerbitkan sejumlah sekuritas ekuitas yang telah ditentukan. Oleh karea
itu, apabila hutang dikonversi menjadi ekuitas sesuai dengan syarat-syarat kontrak sebelumnya,
maka tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui atas konversi.
![Page 3: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/3.jpg)
o Konversi yang Dirangsang (Induced Conversion)
Kadang-kadang penerbit ingin merangsang lebih cepat konversi hutang konvertibelnya
menjadi sekuritas ekuitas, dengan tujuan mengurangi biaya bunga atau meningkatkan rasio
hutang terhadap ekuitas. Sebagai akibatnya, penerbit dapat menawarkan beberapa bentuk
pertimbangan tambahan (seperti kas atau saham biasa), yang disebut sebagai “pemanis”, untuk
merangsang konversi. Pemanis (sweetener) ini harus dilaporkan sebagai beban berjalan dalam
jumlah yang sama dengan nilai wajar sekuritas tambahan atau pertimbangan lain yang diberikan.
Asumsikan bahwa Helloid Inc. mempunyai surat hutang konvertibel yang beredar dan
bernilai pari $1.000.000 yang dapat dikonversi menjadi 100.000 lembar saham biasa degan nilai
pari $1. Helloid ingin mengurangi biaya bunga tahunannya. Untuk melakukan hal tersebut,
Helloid setuju membayar pemegang surat hutag konvertibel suatu tambahan sebesar $80.000 jika
mereka akan mengkonversikannya. Dengan mengansumsikan bahwa telah terjadi konversi, ayat
jurnal berikut harus dibuat Helloid ;
Biaya Konversi Hutang 80.000
Hutang Obligasi 1.000.000
Saham Biasa 100.000
Tambahan Modal Disetor 900.000
Kas 80.000
Tambahan sebesar $80.000 ini dicatat sebagai beban periode berjalan dan bukan
sebagai pengurang ekuitas.
Beberapa akuntan berpendapat bahwa biaya perangsangan konversi adalah biaya untuk
memperoleh modal ekuitas. Sebagai akibatnya, hal ini harus diakui sebagai biaya (pengurang
dari) modal ekuitas yang diperoleh dan bukan sebagai beban. Akan tetapi, FASB menunjukkan
bahwa jika diperlukan tambahan pembayaran untuk membuat para pemegang obligasi
![Page 4: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/4.jpg)
mengkonversinya, maka pembayaran tersebut adalah untuk jasa (pemegang obligasi
mengkonversikan pada waktu tertentu) dan harus dilaporkan sebagai beban. Beban ini tidak
boleh dilaporkan perusahaan penerbit sebagai pos luar biasa.
o Penarikan Hutang Konvertibel
Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, bahwa metode pencatatan penerbitan obligasi
konvertibel mengikuti metode yang digunakan dalam mencatat penerbitan hutang langsung.
Secara khusus hal ini berarti bahwa tidak ada bagian dari hasil yang harus berasal dari
karakteristik konversi dan dikredit ke tambahan modal disetor.
Meskipun tujuan teoritis dan pendekatan ini dapat ditingkatkan, namun agar konsisten,
keuntungan atau kerugian atas penarikan hutang konvertibel perlu diakui dengan cara yang sama
seperti pada keuntungan atau kerugian atas penarikan hutang nonkonvertibel. Karena alasan
tersebut, perbedaan antara harga tunai akuisisi hutang dan jumlah tercatatnya harus dilaporkan
dalam laba berjalan sebagai keuntungan atau kerugian.
1.2. SAHAM PREFEREN KONVERTIBLE
Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock) mencakup opsi bagi
pemegang untuk mengkonversi saham preferen menjadi saham biasa dengan jumlah tetap.
Perbedaan utama akuntasi untuk obligasi konvertibel dan saham preferen konvertibel adalah
pada tanggal penerbitannya; Obligasi konvertibel dianggap sebagai kewajiban, sedangkan saham
preferen konvertibel (kecuali ada penebusan wajib) dianggap sebagai bagian dari ekuitas
pemegang saham.
Disamping itu, ketika pemegang saham menggunakan saha preferen konvertibel, tidak
ada justifikasi teoritis untuk mengakui keuntungan atau kerugian. Tidak ada keuntugan atau
kerugian yang diakui pada saat perusahaan bertemu dengan pemegang saham dalam
kapasitasnya sebagai pemilik usaha. Oleh karena itu, perusahaan tidak mengakui keuntungan
atau kerugian pada saat pemegang saham menggunakan saham preferen konvertibel.
![Page 5: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/5.jpg)
Dalamnya akuntansi untuk saham preferen konvertibel, perusahaan menggunakan metode
nilai buku dapat diterapkan : saham preferen di debet bersamaan dengan setiap hal yang
berhubungan dengan tambahan Modal Disetor; sementara saham biasa dan tambahan modal
disetor (jika ada kelebihan) dikredit. Perlakuan yang berbeda dikembangkan apabila nilai pari
saham biasa yang diterbitkan melebihi nilai buku saham preferen. Laba ditahan biasanya di debet
sebesar perbedaan tersebut.
Asumsikan bahwa Host Enterprises menerbitkan 1.000 lembar saham biasa (nilai pari $2)
atas konversi 1.000 lembar saham preferen (nilai pari $1), yang pada awalnya diterbitkan dengan
premi sebesar $200. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut :
Saham Preferen Konvertibel 1.000
Aigo saham (Premi atas saham preferen) 200
Laba Ditahan 800
Saham Biasa 2.000
Dasar pemikiran untuk mendebet Laba Ditahan adalah bahwa pemegang saham preferen
ditawari tambahan pengembalian untuk memudahkan konversinya menjadi saham biasa.
1.3. WARRAN SAHAM
Warran atau surat jaminan (warrant) adalah sertifikat yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk memperoleh saham pada harga tertentu selama periode yang telah
ditetapkan. Opsi ini serupa dengan privilege atau hak istimewa konversi karena warran, jika
digunakan, akan menjadi saham biasa dan biasanyamempunyai pengaruh dilutif (mengurangi
laba per saham) yang serupa dengan konversi sekuritas konvertibel. Akan tetapi, perbedaan
pokok antara sekuritas konvertibel dan warran saham terletak pada penggunaan warran, dimana
pemilik harus membayar sejumlah uang tertentu untuk memperoleh saham. Penerbitan warran
atau opsi untuk membeli tambahan saham biasanya timbul dalam tiga situasi :
![Page 6: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/6.jpg)
1. Pada saat menerbitkan jenis sekuritas yang berbeda, seperti obligasi atau saham
preferen, sering kali warran disertakan agar sekuritas terlihat lebih menarik - untuk
memberikan suatu “pendorong ekuitas (equity kicker)”.
2. Pada penerbitan tambahan saham biasa, pemegang saham yang ada mempunyai hak
istimewa untuk lebih dahulu membeli saham biasa. Warran dapat diterbitkan untuk
membuktikan hak tersebut.
3. Warran yang sering kali disebut sebagai opsi saham diberikan sebagai kompensasi
kepada para eksekutif dan karyawan.
o Warran Saham Yang Diterbitkan Dengan Sekuritas Lainnya
Warran yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya pada dasarnya merupakan opsi jangka
panjang untuk membeli saham biasa dengan harga tetap. Meskipun beberapa warran perpetual
telah diperdagangkan, namun umumnya hanya bertahan selama 5 tahun, terkadang 10 tahun.
Warran memiliki cara kerja sebagai berikut : menawarkan suatu unit yang terdiri dari satu
lembar saham dan satu warran yang dapat dipisahkan. Seperti namanya, warran saham yang
dapat dipisahkan (detachable stock warrant) maka dapat “dipisahkan” dari saham dan
diperdagangkan sebagai sekuritas terpisah.
Perusahaan seharusnya mengalokasikan hasil dari penjualan hutang dengan warran
saham yang dapat dipisahkan di antara kedua sekuritas itu. Warran yang dapat dipisah dapat
diperdagangkan secara terpisah dari hutang dan oleh karenanya, nilai pasar dapat ditentukan.
Ada dua metode alokasi yang tersedia :
1. Metode proporsional
2. Metode incremental
![Page 7: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/7.jpg)
o Metode Proporsional
Metode proporsional mengalokasikan hasil dengan menggunakan proporsi dari dua nilai,
berdasarkan nilai wajar. Untuk menentukan nilai kedua sekuritas harus ditetapkan nilai obligasi
tanpa warran dan nilai warrannya. Sebagai contoh, asumsikan bahwa obligasi AT&T (nilai pari
$1.000) dijual seharga 99 tanpa warran, segera setelah diterbitkan. Nilai pasar warran saat itu
adalah $30. Alokasi yang akan dilakukan didasarkan atas estimasi nilai pasar, yang umumnya
ditetapkan oleh banker investasi, atau berdasarkan nilai pasar erlatif obligasi serta warran, segera
sesudah diterbitkan dan diperdagangkan. Harga yang dibayar untuk 10.000 obligasi bernilai
$1.000 yang dilampirkan dengan warran adalah nilai parinya, atau $10.000.000.
Nilai pasar wajar obligasi (tanpa warran)($10.000.000 x 0,99) = $9.900.000
Nilai pasar wajar warran (10.000 x $30) = 300.000
Nilai wajar pasar agregat $10.200.000
Dialokasikan ke obligasi : $ 9.900 .000
$ 10.200 .000x $ 10.000 .000=$ 9.705 .882
Dialokasikan ke warran : $ 300.000
$ 10.200 .000x $ 10.000 .000=$ 294.118
Total alokasi = $10.000.000
Dalam situasi ini obligasi dijual dengan diskonto, AT&T mencatat penjualan sebagai :
Kas 9.705.882
Diskonto atas Hutang Obligasi 294.118
Hutang Obligasi 10.000.000
![Page 8: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/8.jpg)
Di samping itu, AT&T juga menjual warran yang dikredit ke modal disetor. Ayat
jurnalnya :
Kas 294.118
Modal disetor-Warran Saham 294.118
Dengan mengasumsikan bahwa semua dari 10.000 warran digunakan (satu warran per
satu saham). Ayat jurnalnya :
Kas (10.000 x $25) 250.000
Modal Disetor-Warran Saham 294.118
Saham Biasa (10.000 x $5) 50.000
Agio Saham 494.118
o Metode Inkremental
Dalam situasi dimana nilai wajar warran maupun obligasi tidak dapat ditetapkan maka
metode inkremental yang digunakan dalam pembelian sekuritas secara lump sum dapat
digunakan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa harga pasar warran AT&T diketahui sebesar
$300.000, tetapi harga pasar obligasi tanpa warran tidak dapat ditetapkan.
Penerimaan lump sum $10.000.000
Dialokasikan ke warran 300.000
Saldo yang dialokasikan ke obligasi $ 9.700.000
o Pertanyaan Konseptual
FASB menyatakan bahwa karakteristik sekuritas konvertibel adalah tidak dapat
dipisahkan dengan pengertian bahwa pilihan bersifat saling meniadakan. Selain itu FASB
menyatakan pula bahwa penerbitan obligasi dengan warran yang dapat dipisahkan melibatkan
dua sekuritas, yaitu sekuritas hutang, yang akan tetap beredar sampai jatuh tempo dan yang
![Page 9: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/9.jpg)
lainnya adalah warran untuk membeli saham biasa. Pada saat penerbitan, terdapat instrument
terpisah dank arena itu perlakuan yang terpisah dapat dibenarkan. Akan tetapi, warran yang tidak
dapat dipisahkan tidak memerlukan alokasi hasil di antara obligasi dan warran atau surat
jaminan. Sama dengan akuntansi untuk obligasi konvertibel perusahaan mencatat hasil
keseluruhan dari warran yang tidak dapat dipisahkan sebagai hutang.
o Hak Untuk Memesan Saham Tambahan
Hak saham adalah menyelamatkan pemegang saham yang ada dari kerugian dilunasi hak
suara tanpa persetujuan mereka, dan memperkenankan mereka untuk membeli saham di bawah
nilai pasarnya. Warran yang diterbitkan dalam situasi ini sifatnya berjangka panjang, tidak
seperti warran yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya.
Sertifikat yang mewakili hak saham menyatakan jumlah saham yang dapat dibeli oleh
pemilik hak saham, serta harga saham baru yang dapat dibeli. Dari waktu diterbitkan hingga
kadaluarsa, hak itu dapat diperjualbelikan seperti setiap sekuritas lainnya. Disini tidak diperlukan
ayat jurnal pada saat menerbitkan hak-hak kepada pemegang saham yang dusah ada, hanya ayat
jurnal memorandumnya yang diperlukan. Apabila hak tersebut digunakan, maka biasanya
melibatkan beberapa jenis pembayaran kas.
1.4. PROGRAM KOMPENSASI SAHAM
Bentuk lain dari warran muncul dalam program kompensasi saham yang digunakan untuk
membayar dan memotivasi karyawan. Warran ini merupakan opsi saham, dimana para karyawan
terpilih diberi opsi untuk membeli saham biasa pada harga tertentu selama periode waktu yang
diperpanjang. Di bawah ini merupakan ilustrasi yang menunjukkan bagaimana standar ini dapat
mempengaruhi perusahaan menggunakan opsi saham.
![Page 10: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/10.jpg)
Ilustrasi di atas mengidikasikan bahwa beban opsi itu lumayan besar tetapi telah
memuncak pada tahun 2002 dan sekarang menurun. Data dibawah ini dapat memperkuat bukti
bahwa desain program kompensasi sedang berubah. Studi ini mencatat tren kompensasi terbaru
dari 68 CEO berbagai perusahaan yang terdaftar dalam S&P 500.
2004 % Perubahan dari 2003
Kompensasi langsung total $7.247.903 8,80%
Gaji 908.269 4,1
Bonus 975.000 32,6
Nilai opsi saham 3.217.811 (18,7)
Saham terbatas 2.679.435 34,0
Insentif jangka panjang 773.719 72,1
Sumber: Compustat, First Call, UBBS,
Equilar, Inc
Di atas menunjukkan bahwa kompensasi tunai meningkat. Di samping itu, insentif jangka
panjang juga meningkat, tetapi komposisi kompensasinya berubah.
Program kompensasi jangka panjang berusaha untuk memperkuat loyalitas eksekutif
kepada perusahaan. Cara yang efekktif untuk mencapai tujuan ini adalah memberikan karyawan
![Page 11: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/11.jpg)
“a piece of the action” yaitu suatu kepentingan ekuitas. Program tersebut umumnya disebuut
program kompensasi berdasarkan saham.
o Masalah Pelaporan yang Utama
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pemberian opsi yang harus
dilaporan. Misalnya menggunakan pendekatan yang dikenal sebagai metode nilai intrinsik.
Metode ini mengukur berapa yang akan diterima pemegang pada hari ini jika opsi sekarang juga
digunakan. Ini merupakan perbedaan antara harga pasar saham dan harga penggunaan opsi pada
tanggal hibah.
Cara kedua untuk memandang pertanyaan: bagaimana melaporkan pemberian opsi ini,
didasarkan pada biaya opsi saham pada nilai wajar opsi saham itu. Dengan metode nilai wajar
ini, perusahaam memakai model penentuan harga opsi yang dapat diterima, untuk menentukan
nilai opsi pada tanggal hibah.
Sebagian besar perusahaan menggunakan pendekatan nilai intrinsik karena metode ini
biasanya akan membuat beban kompensasi menjadi lebih rendah. Namun, pilihan di antara dua
metode itu tidak ideal. Sejumlah perusahaan memasukkan biaya kompensasi berdasarkan saham
tersebut ke dalam angka laba bersihnya. Namun tidak semua perusahaan melakukannya. Para
analisis mengkhawatirkan ketidaksetaraan ini, dan FASB mengembangkan standar baru untuk
kompensasi berdasarkan saham.
o Akuntansi Untuk Kompensasi Saham
Program opsi saham melibatkan dua masalah akuntansi yang utama :
1. Bagaimana beban kompensasi harus ditentukan?
2. Selama berapa periode beban kompensasi harus dialokasikan?
![Page 12: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/12.jpg)
a. Penentuan Beban
Dengan menggunakan metode nilai wajar, total beban kompensasi dihitung berdasarkan
nilai wajar opsi yang diharapkan menjadi haknya tanggal opsi itu dihibahkan kepada karyawan.
Nilai wajar bagi perusahaan public akan diestimasi dengan menggunakan model penetapan harga
opsi, dengan beberapa penyesuaian atas faktor-faktor unik dari opsi saham karyawan.
b. Alokasi Beban Kompensasi
Pada umumnya, beban kompensasi diakui dalam periode dimana karyawan melakukan
jasa periode jasa. Total beban kompensasi ditentukan pada tanggal hibah dan dialokasikan ke
periode yang menerima manfaat dari pada tanggal hibah dan dialokasikan ke periode yang
menerima manfaat dari jasa karyawan.
c. Contoh Kompensasi Saham
Asumsikan pada tanggal 1 November 2005, pemegang saham Chen Company menyetujui
program yang menghibahkan opsi kepada lima eksekutif perusahaan untuk membeli 2.000
lembar saham biasa perusahaan dengan nilai pari $1. Opsi ini dihibahkan pada tanggal 1 Januari
2006, dan dapat digunakan setiap saat selama sepuluh tahun mendatang. Harga opsi per saham
adalah $60, dan harga pasar saham pada tanggal hibah adalah $70 per saham. Penetapan harga
opsi nilai wajar menentukan total beban kompensasi Chen menjadi sebesar $220.000.
Ayat jurnal dasar. Menurut metode nilai wajar, perusahaan mengakui nilai opsi sebagai
beban pada periode sepanjang karyawan tersebut bekerja. Dalam kasus ini, asumsikan bahwa
umur manfaatnya dua tahun, dimulai dari tanggal hibah.
Pada tanggal hibah (1 Januari 2006)
Tidak ada ayat jurnal
Untuk mencatat beban kompensasi untuk tahun 2006 (31 Desember 2006)
Beban kompensasi 110.000
Modal Disetor – Opsi Saham ($220.000 / 2) 110.000
![Page 13: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/13.jpg)
Untuk mencatat beban kompensasi untuk tahun 2007 (31 Desember 2007)
Beban kompensasi 110.000
Modal disetor – Opsi Saham 110.000
Penggunaan. Jika 20% atau 2.000 dari 10.000 opsi digunakan oleh eksekutif Chen pada tanggal
1 Juni 2009 (3 tahun 5 bulan setelah tanggal hibah), ayat jurnal sebagi berikut :
1 Juni 2009
Kas (2.000 × $60) 120.000
Modal Disetor-Opsi Saham (20% × $220.000) 44.000
Saham Biasa (2.000 × $1,00) 2.000
Aigo Saham 162.000
Kadaluarsa. Jika opsi saham yang tersisa tidak digunakan eksekutif Chen sebelum
tanggal kadaluarsa, maka saldo akun Modal Disetor-Opsi Saham harus dialihkan ke judul akun
modal disetor yang lebih tepat, seperti Modal Saham dari Opsi Saham yang kadaluarsa. Chen
mencatat transaksi ini pada tanggal kadaluarsa adalah sebagai berikut :
1 Januari 2016 (tanggal kadaluarsa)
Modal Disetor-Opsi Saham 176.000
Modal Disetor dari Opsi Saham yang Kadaluarsa 176.000
(80% × $220.000)
Penyesuaian. Opsi Saham yang belum digunakan tidak menghilangkan kebutuhan untuk
mencatat biaya jasa yang diterima dari eksekutif, dan berasal dari program opsi saham. Oleh
karena itu, menurut GAAP beban kompensasi tidak perlu disesuaikan dengan kadaluarsa opsi
tersebut.
![Page 14: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/14.jpg)
Akan tetapi, jika opsi saham batal karena karyawan gagal untuk memenuhi kewajiban
jasa (misalnya, meninggalkan pekerjaan), maka estimasi beban kompensasi yang dicatat dalam
periode berjalan harus disesuaikan (sebagai perubahan estimasi). Perubahan estimasi ini akan
dicatat dengan mendebet Modal Disetor –Opsi Saham dan mengkredit Beban Kompensasi untuk
jumlah kumulatif beban kompensasi yang dicatat pada tanggal (sehingga menurunkan beban
kompensasi dalam periode pembatalan).
o Program atau Rencana Pembelian Saham Karyawan
Program atau rencana pembelian saham karyawan (employee stock purchase plans/ESPP)
membolehkan semua karyawan untuk membeli saham dengan harga yang didiskontokan selama
periode waktu yang pendek. Perusahaan sering kali menggunakan banyak program untuk
mengamankan modal ekuitas atau merangsang penyebarluasan kepemilikan saham biasa
perusahaan diantara para karyawan tersebut. Program ini dianggap sebagai kompensasi kecuali
jika program ini memenuhi semua dari tiga syarat yang disajikan dibawah ini:
1. Semua karyawan tetap secara substansial boleh berpartisipasi atas dasar yang wajar.
2. Diskonto dari harga pasar adalah kecil; yaitu, tidak lebih besar daripada kewajiban
diskonto per saham yang ditawarkan kepada pemegang saham atau jumlah biaya per
saham yang dihindari dengan tidak menaikkan kas dalam penawaran public. Jika
jumlah diskonto 5% atau kurang, kompensasi tidak perlu dicatat.
3. Program tersebut tdak menawarkan karakteristik opsi yang substantif.
o Pengungkapan Program Kompensasi
Perusahaan harus mengungkapkan secara penuh status rencana kompensasinya pada akhir
periode terkait. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus melakukan pengungkapan secara
penuh. Tepatnya, perusahaan yang mempunyai satu atau lebih pengaturan pembayaran
berdasarkan saham harus mengungkapkan informasi berikut yang memungkinkan para pengguna
laporan keuangan memahaminya :
![Page 15: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/15.jpg)
1. Syarat-syarat pembayaran semacam itu yang berlaku selama periode tersebut dan
akibat potensial dari pengaturan semacam itu bagi para pemegang saham.
2. Pengaruh biaya kompensasi yang timbul karena pengaturan pembayaran berdasarkan
saham terhadap laporan laba-rugi.
3. Metode estimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar instrument
ekuitas yang dihibahkan (atau ditawarkan untuk hibah) selama periode tersebut.
4. Pengaruh arus kas yang berasal dari pengaturan pembayaran berdasarkan saham.
o Pendebatan Mengenai Akuntansi Opsi Saham
Metode nilai wajar banyak ditentang oleh berbagai pihak, karena metode nilai wajar akan
menyebabkan biaya kompensasi yang l;ebih besar dibandingkan dengan model nilai intrinsik.
Secara khusus, banyak perusahaan kecil yang berteknbologi tinggi menentang keras
metode tersebut, dengan menyatakan bahwa hanya melalui penawaran opsi saham mereka dapat
menarik manajemen puncak professional. Perusahaan itu beralasan bahwa jika mereka dipaksa
untuk mengakui jumlah beban kompensasi yang besar dalam program tersebut, maka mereka
akan berada di posisi kompetitif yang tidak menguntungkan melawan perusahaan besar yang
dapat menanggung beban kompensasi yang lebih tinggi.
Cerita mengenai opsi saham merupakan contoh klasik dari kesulitan yang dihadapi FASB
dalam menerbitkan standar akuntansi. Pelaporan keuangan yang transparan, termasuk
pengakuan beban berbasis saham semestinya tidak dikritik hanya karena laba akan menjadi lebih
rendah. Kita mungkin tidak akan menyukai apa yang terdapat pada laporan keuangan, tetapi kita
akan selalu berada pada posisi yang lebih baik ketika laporan itu benar-benar mencerminkan
substansi transaksi ekonomi yang sesungguhnya.
Dengan mengeluarkan beban kompensasi berdasarkan saham dari laporan laba rugi, laba
yang dilaporkan akan bias (tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya). Pelaporan yang
bias tidak hanya akan menimbulkan keraguan pada kredibilitas laporan perusahaan , tetapi juga
![Page 16: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/16.jpg)
pada pelaporan keuangan secara umum. Jika membengkokkan standar untuk memenuhi tujuan
social, ekonomi, atau kebijakan public tertentu , pelaporan keuangan akan kehilangan
kredibilitasnya.
2. MENGHITUNG LABA PER SAHAM
Perusahaan biasanya melaporkan jumlah per saham yang berpengaruh terhadap item-item
lainnya, seperti keuntungan atau kerugian atas pos-pos luar biasa. Data laba per saham sering
kali dilaporkan dalam penerbitan keuangan, dan telah digunakan secara luas oleh pemegang
saham dan investor potensial dalam mengevaluasi profitabilitas perusahaan. Laba per saham
menunjukan laba yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa. Jadi, laba per saham hanya
dilaporkan untuk saham biasa. Sebagai contoh, jika Oscar Co. mempunyai laba bersih sebesar
$300.000 dan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama tahun berjalan adalah
100.000 lembar, laba per saham adalah $3 ($300.000 : 100.000). Karena pentingnya informasi
tentang laba per saham, sebagian besar perusahaan diwajibkan melaporkan informasi ini dalam
laporan laba rugi. Pengecualiannya adalah perusahaan non-publik yang karena pertimbangan
biaya manfaat tidak harus melaporkan informasi ini. Umunya informasi tentang laba per saham
dilaporkan dibawah laba bersih dalam laporan laba rugi. Ilustrasi menunjukan penyajian laba per
saham dalam laporan laba rugi :
Laba bersih $300.000
Laba per saham $3.00
Apabila laporan laba rugi berisikan komponen laba antara, laba per saham harus
diungkapkan untuk setiap komponen. Berikut ini adalah contohnya:
Laba per saham:
Laba dari operasi berlanjut $4,00
Rugi dari operasi yang dihentikan, setelah pajak 0,06
Laba sebelum pos luar biasa 3,40
![Page 17: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/17.jpg)
Keuntungan luar biasa, sesudah pajak 1,00
Laba bersih $4,40
Pengungkapan ini memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengetahui pengaruh
laba dari operasi berlanjut terhadap EPS, yang dibedakan dari laba atau rugi dari pos-pos tidak
biasa.
2.1. LABA PER SAHAM – STRUKTUR MODAL SEDERHANA
Struktur modal perusahaan bersifat sederhana jika hanya terdiri dari saham biasa atau
tidak mencakup saham biasa potensial yang pada saat konversi atau penggunaan dapat mendilusi
laba per saham biasa. Struktur modal bersifat kompleks jika mencakup sekuritas yang dapat
mempunyai pengaruh dilutive terhadap laba per saham biasa.
o Dividen Saham Preferen
Sebagaimana telah ditunjukan sebelumnya, laba per saham berhubungan dengan laba per
saham biasa. Jika suatu perusahaan memiliki baik saham biasa maupun saham preferen yang
beredar, maka deviden saham preferen tahun berjalan dikurangi dari laba bersih untuk
memperoleh laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa. Ilustrasi rumus untuk menghitung
laba per saham:
Laba per saham= Laba Bersih−Dividen Saham PreferenRata−rata Tertimbang jumlahSaham yang Beredar
dalam melaporkan informasi tentang laba per saham, perusahaan harus menghitung laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa. Untuk melakukannya, dividen saham preferen harus
dikurangi dari setiap komponen laba antara (laba dari operasi berlanjut dan laba sebelum pos-pos
luar biasa) dan akhirnya dari laba bersih. Jika dividen saham preferen tgelah diumumkan dan
terjadi rugi bersih, maka dividen saham preferen itu akan ditambahkan ke rugi untuk menghitung
kerugian per saham.
Jika saham preferen bersifat kumulatif dan dividen tidak diumumkan pada tahun berjalan,
maka jumlah yang sama dengan dividen yang seharusnya sudah diumumkan untuk tahun
![Page 18: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/18.jpg)
berjalan saja yang harus dikurangi dari laba bersih (atau ditambahkan ke rugi bersih). Dividen
tertunggak untuk tahun sebelumnya harus dicantumkan dalam perhitungan tahun sebelumnya.
o Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Yang Beredar
Dalam semua perhitungan laba per saham, jumlah rata-rata tertimbang saham yang
beredar selama periode bersangkutan merupakan dasar untuk melaporkan jumlah per saham.
Saham yang diterbitkan atau dibeli selama periode itu akan mempengaruhi jumlah saham yang
beredar dan harus ditimbang menurut bagian dari periode peredarannya. Dasar pemikiran untuk
pendekatan ini adalah mencari jumlah ekuivalen dari keseluruhan saham yang beredar selama
tahun berjalan.
Untuk menggambarkan asumsi Franks Inc., mengalami perubahan jumlah saham biasa yang
beredar selama satu periode seperti yang disajikan pada ilustrasi berikut:
Tanggal Perusahaan Saham Saham Beredar
1 Januari Saldo Awal 90.000
1 April Diterbitkan 30.000 saham secara tunai 30.000
120.000
1 Juli Dibeli 39.000 saham 39.000
81.000
1 November Diterbitkan 60.000 saham secara tunai 60.000
31 Desember Saldo Akhir 141.000
![Page 19: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/19.jpg)
Franks menghitung rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar sebagai berikut:
Tanggal (A) (B) (C)
Beredar saham Bagian saham tertimbang
Yang beredar dari tahun (A x B)
1 Jan – 1 Apr. 90.000 3/12 22.500
1 Apr – 1 Jun. 120.000 3/12 30.000
1 Jun – 1 Nov. 81.000 4/12 27.000
1 Nov – 31 Des 141.000 2/12 32.000
o Deviden Saham Dan Pemecahan Saham
Apabila terjadi dividen saham atau pemecahan saham, perhitungan rata-rata tertimbang
jumlah saham membutuhkan penetapan kembali saham yang beredar sebelum dividen saham
atau pemecahan saham terjadi. Sebagai contoh, asumsikan bahwa Vijay Corp. memiliki 100.000
saham yang beredar tanggal 1 Januari dan menerbitkan dividen 25% pada tanggal 30 Juni. Untuk
tujuan perhitungan rata-rata tertimbang tahun berjalan, tambahan 25.000 saham yang beredar
sebagai hasil dari dividen saham diasumsikan telah beredar sejak awal tahun. Jadi rata-rata
tertimbang untuk tahun berjalan Vijay Corp. menjadi 125.000 saham.
Penerbitan dividen saham atau pemecahan saham harus ditetapkan kembali tetapi
penerbitan atau pembelian kembali saham secara tunai tidak perlu ditetapkan kembali, karena
pemecahan saham atau dividen saham tidak meningkatkan atau menurunkan aktiva bersih
perusahaan; hanya saham tambahan yang diterbitkan , dan karena itu rata-rata tertimbang saham
![Page 20: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/20.jpg)
harus ditetapkan kembali. Setelah ditetapkan kembali, perbandingan atas laba per saham dapat
dibuat antara periode sebelum dan sesudah pemecahan saham atau deviden saham. Sebaliknya,
penerbitan atau pembelian saham secara tunai akan mengubah jumlah aktiva bersih. Akibatnya
perusahaan memperoleh laba yang lebih besar atau lebih kecil di masa depan sebagai hasil dari
perubahan aktiva bersih. Jika dinyatakan dengan cara lain, maka pemecahan saham atau dividen
saham tidak mengubah total investasi pemegang saham , karena hal tersebut hanya
meningkatkan jumlah saham biasa yang mewakili investasi tersebut.
Berikut adalah ilustrasi yang menggambarkan bagaimana dividen saham mempengaruhi
perhitungan rata-rata tertimbang jumlah saham beredar dari Sabrina Comp.
Tanggal Perubahan Saham Saham Beredar
1 Januari Saldo Awal 100.000
1 Maret Diterbitkan 20.000 saham secara tunai 20.000
120.000
1 Juni 60.000 saham tambahan ( dividen saham 50%) 60.000
180.000
1 November Diterbitkan 30.000 saham secara tunai 30.000
31 Desember Saldo Akhir 210.000
![Page 21: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/21.jpg)
Sabrina Comp. menghitung rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar sebagai berikut :
Tanggal
Beredar
(A)
Saham yang
Beredar
(B)
Penetapan
Kembali
(C)
Bagian dari
Tahun
(D)
Saham
Tertimbang
(AxBxC)
1 Jan – 1 Mar 100.000 1,50 2/12 25.000
1 Mar – 1 Jun 120.000 1,50 3/12 45.000
1 Jun – 1 Nov 180.000 5/12 75.000
1 Nov – 31 Des 210.000 2/12 35.000
Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar 180.000
Saham yang beredar tanggal 1 Januari sampai 1 Juni harus disesuaikan dengan dividen
saham, sehingga saham tersebut ditetapkan atas dasar yang sama seperti saham yang diterbitkan
kemudian untuk dividen saham. Saham yang diterbitkan setelah dividen saham tidak perlu
ditetapkan kembali karena hal itu telah ditetapkan atas dasar yang baru. Dividen saham hanya
menetapkan kembali saham yang ada. Perlakuan yang sama juga diterapkan pada pemecahan
saham.
Jika dividen saham atau pemecahan saham terjadi setelah akhir tahun tetapi sebelum
laporan keuangan diterbitkan , maka jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama
tahun tersebut harus ditetapkan kembali.
2.2. LABA PER SAHAM – STRUKTUR MODAL KOMPLEKS
![Page 22: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/22.jpg)
Sekuritas dilutif adalah sekuritas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa. Sekuritas
dilutif dapat menimbulkan masalah karena konversi atau penggunaannya dapat mengurangi laba
per saham. Pengaruh yang merugikan dapat menjadi signifikan dan tidak diperkirakan kecuali
laporan keuangan memperhatikan kemungkinan pengaruh dilutif dalam beberapa cara.
Terdapat struktur modal yang kompleks apabila perusahaan mempunyai sekuritas
konvertibel, opsi, warran atau hak-hak lain atas dasar konversi atau penggunaan yang dapat
mendilusi laba per saham. Oleh karena itu, apabila perusahaan mempunyai struktur modal yang
kompleks , baik laba per saham dasar maupun yang didilusi umumnya dilaporkan.
Perhitungan laba per saham yang didilusi ( diluted EPS) sama dengan perhitungan EPS
dasar. Perbedaannya adalah bahwa EPS yang didilusi mencakup pengaruh seluruh saham biasa
dilutif yang potensial yang telah beredar selama periode berjalan.
Beberapa sekuritas adalah antidilutif, yaitu sekuritas yang konversi atau penggunaannya
akan meningkatkan laba per saham ( atau mengurangi rugi per saham). Perusahaan dengan
struktur modal kompleks tidak akan melaporkan laba per saham yang didilusi jika sekuritas pada
struktur modalnya adalah antidilutif. Tujuan dari penyajian ganda ini adalah untuk
menginformasikan para pemakai laporan keuangan situasi yang mungkin akan terjadi dan
menyajikan “kasus terburuk” dalam situasi dilutif (EPS dilutive). Jika sekuritas bersifat
antidilutif , maka kemungkinan konversi atau penggunaan dianggap kecil, jadi perusahaan yang
hanya mempunyai sekuritas anti dilutif diwajibkan untuk hanya melaporkan jumlah EPS dasar.
o EPS yang Didilusi – Sekuritas Konvertibel
Pada saat dikonversi, sekuritas konvertibel ditukar dengan saham biasa. Metode yang
digunakan untuk mengukur pengaruh dilutif dari konversi potensial terhadap EPS disebut
sebagai metode jika dikonversi (if-converted method). Metode jika dikonversi untuk obligasi
konvertibel mengasumsikan :
1. Konversi sekuritas konvertibel pada awal periode (atau pada saat penerbitan sekuritas,
jika diterbitkan selama periode berjalan)
2. Penghapusan bunga yang berhubungan sesudah pajak.
![Page 23: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/23.jpg)
Jadi, pembagi (denominator) – jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar –
ditingkatkan dengan tambahan saham yang diasumsikan dapat diterbitkan. Sementara pembilang
(numerator) – laba bersih – ditingkatkan dengan jumlah beban bunga, sesudah pajak yang
berkaitan dengan saham biasa potensial tersebut.
Contoh Komprehensif – Metode Jika Dikonversi
Sebagai contoh, Mayfield corporation mempunyai laba bersih tahun berjalan sebesar
$210.000 dan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar selama periode berjalan
sebanyak 100.000 saham. Karena itu, laba per saham dasar adalah $2,10 ($210.000 : 100.000).
perusahaan juga mempunyai dua terbitan obligasi surat hutang konvertibel yang beredar. Salah
satunya adalah obligasi 6% yang dijual pada 100 (total $1.000.000) pada tahun sebelumnya dan
dapat dikonversi menjadi 20.000 saham biasa. Sementara yang lainnya berupa obligasi 10% yang
dijual pada 100 (total $1.000.000) pada tanggal 1 april tahun berjalan dan dapat dikonversi
menjadi 32.000 saham biasa. Tariff pajak adalah 40%.
Sebagaimana ditunjukkan pada ilustrasi 16-18, untuk menentukan pembilangan laba
persaham yang didilusi, Mayfield menambahkan kembali bunga atas sekuritas jika konversikan
dikurangi pengaruh pajak yang berhubungan. Karena metode jika dikonversi mengansumsikan
konversi dilakukan pada awal tahun,. Maka tidak ada bunga atas obligasi konvertibel yang akan
dibayar selama tahun berjalan. Bunga atas obligasi konvertibel 6% adalah $60.000 untuk tahun
berjalan ($1.000.000 x 6%). Peningkatan beban pajak adalah $24.000 ($60.000 x$ 0,40), dan
bunga yang ditambahkan kembali sesudah pajak adalah $36.000 [ $60.000 - $24.000 atau secara
sederhana $60.000 x ( 1-0,40)].
Laba bersih tahun berjalan $210.000
Ditambah : penyesuaian bunga (sesudah pajak)
Surat hutang 6% ($60.000 x [1-0,40]) 36.000
Surat hutang 10% ($100.000 x 9/2 x [1-0,40]) 45.000
Penyesuaian laba bersih $291.000
![Page 24: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/24.jpg)
Melanjutkan informasi dari ilustrasi 16-18, karena obligasi konvertibel 10% diterbitkan
berikutnya pada awal tahun saham tersebut maka saham dihitung dengan rata-rata tertimbang.
Dengan kata lain, dianggap telah beredar dari tanggal 1 april hingga akhir tahun. Akibatnya,
penyesuaian bunga untuk pembilang obligasi hanya akan mencerminkan bunga selama Sembilan
bulan. Jadi, bunga yang ditambahkan kembali ke obligasi konvertibel 10% akan menjadi $45.000
[$1.000.000 x 10% x 9/2 tahun x (1-0,04)]. Pos terakhir pada ilustrasi 16-18 menunjukkan
penyesuaian laba bersih. Jumlah ini menjadi pembilang pada perhitungan laba persaham yang
diilusi Mayfield.
Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar 100.000
Ditambah saham yang diasumsikan diterbitkan :
Surat hutang 6% ( pada awal tahun) 20.000
Surat hutang 10% ( tanggal penerbitan, 1 April: 9/12 x 32.000) 24.000
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang disesuaikan untuk sekuritas dilutive 144.000
Mayflied kemudian melaporkan EPS dasar dan yang didilusi pada laporan laba-rugi.
Penyajiannya ditunjukkan pada ilustrasi berikut:
Labar bersih tahun berjalan $210.000
Laba per saham (catatan X )
EPS dasar ($210.000 : 100.000) $2,10
EPS yang didilusi ($291.000 : 144.000) $2,02
o Faktor-Faktor Lainnya
Contoh diatas mengasumsikan bahwa obligasi MayField dijual pada jumlah nominal. Jika
obligasi dijual dengan premi atau diskonto, maka beban bunga harus disesuaikan setiap periode
untuk memperhitungkan kejadian ini. Karena itu, jumlah beban bunga yang ditambahkan
![Page 25: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/25.jpg)
kembali, sesudah pajak, ke laba bersih adalah beban bunga yang dilaporkan dalam laporan laba-
rugi (bukan bunga yang dibayar secara tunai selama periode berjalan).
Disamping itu, tingkat konversi atas sekuritas dilutive juga dapat berubah selama periode
sekuritas dilutive tersebut beredar, dalam situasi ini, untuk perhitungan EPS yang didilusi,
tingkat konversi paling menguntungkan yang tersedia untuk pemegang saham akan digunakan.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa obligasi konvertibel diterbitkan 1 januari 2005, dengan tingkat
konversi sebesar 10 saham biasa untuk setiap obligasi yang dimulai tanggal 1 januari 2007;
mulai 1 januari 2010, tingkat konversinya adalah 12 saham biasa untuk setiap obligasi, dan mulai
1 januari 2014, tingkat konversinya adalah 15 saham untuk setiap obligasi. Dalam menghitung
EPS yang didilusi pada tahun 2005, digunakan tingkat konversi 15 saham untuk satu obligasi.
Terakhir, jika surat hutang konvertibel 6% digantikan dengan saham preferen konvertibel
6%, maka saham preferen konvertibel itu akan dianggap sebagai saham biasa yang potensial dan
dianggap sebagai saham yang beredar dalam perhitungan EPS yang dilusi. Dividen saham
preferen tidak dikurangi dari laba bersih ketika menghitung pembilang, mengapa tidak? Karena
diasumsikan bahwa saham preferen konvertibel dikonversi dan beredar sebagai saham biasa,
untuk tujuan perhitungan EPS. Laba bersih digunakan sebagai pembilang-tidak ada pengaruh
pajak yang dihitung karena dividen saham preferen pada umumnya tidak dapat dikurangi untuk
tujuan pajak.
o EPS yang Didilusi – Opsi Dan Warran
Opsi saham dan warran yang beredar. Opsi saham dan warran serat ekuivalennya
dimasukkan dalam perhitungan laba persaham melalui metode saham treasur. Metode saham
treasuri mengansumsikan bahwa opsi atau warran digunakan pada awal tahun, dan hasil dari
penggunaan opsi serta warran tersebut digunakan untuk membeli saham biasa untuk treasuri.
Jika harga penggunaan lebih rendah daripada harga pasar saham, maka hasil penggunaan tidak
cukup untuk membeli kembali semua saham. Saham incremental yang tersisa lalu ditambahkan
ke jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar untuk tujuan perhitungan laba per saham
yang didilusi. Jika penggunaa opsi atau warran lebih rendah daripada harga pasar saham, maka
akan terjadi dilusi. Jika harga penggunaan opsi atau warran lebih tinggi daripada harga pasar
![Page 26: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/26.jpg)
saham, maka saham akan berkurang. Dalam kasus ini, opsi atau warran bersifat antidilutif karena
pemanfaatannya diasumsikan menyebabkan kenaikan laba persaham.
o Perjanjian Penerbitan Kontinjen
Dalam penggabungan usaha, pihak yang mengakuisisi dapat menjanjikan untuk
menerbitkan saham tambahan disebut sebagai saham kontinjen jika beberapa syarat tertentu
terpenuhi. Jika saham-saham tersebut dapat diterbitkan hanya setelah berlalunya waktu atau pada
pencapaian laba atau tingkat harga pasar tertentu dan tingkat ini dicapai pada akhir tahun, maka
saham-saham itu harus dianggap beredar untuk perhitungan laba per saham yang didilusi.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa Watts Corporation membeli Cardoza Company dan
setuju untuk memberi pemegang saham Cardoza Company 20.000 saham tambahan pada tahun
2010, jika laba bersih Cardoza Company pada tahun 2009 adalah $90.000. Pada tahun 2008 laba
bersih Cardoza Company adalah $100.000. Karena laba tahun 2009 yang dijanjikan sebesar
$90.000 telah tercapai, maka laba per saham yang didilusi Watts untuk tahun 2008 akan
memasukkan 20.000 saham kontinjen dalam perhitungan saham yang beredar.
o Penelaahan Kembali Sekuritas Antidilutif
Dalam menghitung EPS yang didilusi, agregat dari semua sekuritas dilutif harus
dipertimbangkan. Namun pertama-tama kita harus menentukan sekuritas dilutif mana yang
secara potensial dalam kenyataannya bersifat antidilutif harus dikeluarkan dan tidak dapat
digunakan untuk mengoffset sekuritas dilutif.
Sekuritas antidikutif adalah sekuritas yang pencantumannya dalam perhitungan laba per
saham akan meningkatkan laba per saham (atau mengurangi rugi bersih per saham). Dengan opsi
atau warran, dimana harga penggunaan lebih besar dari pada harga pasar, maka sekuritas itu
adalah antidilutif.
Untuk mengilustrasikannya, anggaplah bahwa martin corporation mempunyai terbitan
hutang 6% senilai senilai $1.000.000 yang dapat dikonversi menjadi 10.000 saham biasa. Laba
bersih tahun berjalan adalah $210.000, jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
adalah 100.000 saham dan tariff pajak adalah 40%. Dalam kasus ini diasumsikan bahwa konversi
![Page 27: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/27.jpg)
hutang menjadi saham biasa pada awal tahun membutuhkan penyesuaian laba bersih dan jumlah
rata-rata tertimbang saham yang beredar berikut :
Laba bersih tahun berjalan $210.000 jumlah rata-rata saham yang
Ditambah: penyesuaian untuk Beredar 100.000
Bunga (sesudah pajak) ditambah: saham yang diterbitkan
Atas surat hutang 6% atas asumsi konversi hutang 10.000
$60.000 x (1-0,40) 36.000 jumlah rata-rata saham biasa
Laba bersih yang disesuaikan $246.000 dan saham biasa potensial 110.000
EPS dasar = $210.000 + 100.000 =$2,10
EPS yang Didilusi = $246.000 + 110.000 = $2,24 = Antidilutif
Sebagai jalan pintas, hutang konvertibel juga dapat diidentifikasi sebagai antidilutif
dengan membandingkan EPS yang dihasilkan dari konversi, $3,60 , dengan EPS sebelum
pencantuman hutang konvertibel $2,10.
Sekuritas antidilutif harus diabaikan dalam semua perhitungan dan tidak boleh
dipertimbangkan dalam perhitungan laba per saham yang didilusi. Pendekatan ini masuk akal
karena tujuan profesi akuntan adalah menginformasikan para inverstor mengenai kemungkinan
dilusi yang mungkin terjadi pada pelaporan laba per saham, dan bukan mengenai sekuritas yang
jika dikonversi atau digunakan akan menghasilkan kenaikan laba per saham.
o Penyajian dan Pengungkapan EPS
![Page 28: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/28.jpg)
Jika struktur modal suatu perusahaan bersifat kompleks, maka penyajian per saham akan menjadi
sebagai berikut :
Laba per saham biasa
Laba per saham dasar $3,30
Laba per saham yang didilusi $2,70
Apabila laba periode mencakup pos-pos tidak biasa, perusahaan harus menunjukkan
jumlah per saham laba dari operasi berlanjut, laba belum pos-pos luar biasa, dan laba bersih.
Perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan atau pos luar biasa, harus menyajikan
jumlah per saham untuk pos-pos lain yang sejenis pada laporan laba-rugi atau catatan atas
laporan keuangan. Penyajian pos-pos luar biasa disajikan pada ilustrasi berikut :
Laba per saham dasar
Laba sebelum pos luar biasa $3,80
Pos luar biasa 0,80
Laba bersih $3,00
Laba per saham yang didilusi
Laba sebelum pos luar biasa $3,35
Pos luar biasa 0,65
Laba bersih $2,70
Jumlah laba per saham harus diperlihatkan untuk semua periode yang disajikan dan
jumlah laba per saham periode sebelumnya yang telah disajikan harus ditetapkan kembali untuk
dividen saham dan pemecahan saham. Jika data EPS yang didilusi dilaporkan paling tidak
selama satu periode, maka hal ini harus laporkan untuk semua periodepenyajian, meskipun hal
ini sama dengan EPS dasar. Apabila hasil operasi periode sebelumnya telah ditetapkan kembali
![Page 29: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/29.jpg)
sebagai hasil penyesuaian periode sebelumnya, maka data laba per saham yang diperlihatkan
untuk periode sebelumnya juga harus ditetapkan kembali.
Struktur modal kompleks dan penyajian ganda per saham memerlukan pengungkapan
tambahan berikut dalam bentuk catatan:
1. Uraian tentang hak dan keistimewaan atau privilege dari berbagai sekuritas yang
beredar.
2. Rekonsiliasi pembilang dan pembagi dalam perhitungan laba per saham dasar dan
yang didilusi, termasuk pengaruh laba individual dan jumlah saham dari semua
sekuritas yang mempengaruhi EPS.
3. Pengaruh devidendalam saham preferen tertentu dalam menentukan laba yang tersedia
untuk pemegang saham biasa ketika menghitung EPS dasar.
4. Sekuritas yang secara potensial dapat mendilusi EPS dasar dimasa depan yang tidak
dimasukkan dalam perhitungannya karena dapat menjadi antidilutif.
5. Pengaruh konversi sesudah akhir tahun, tetapi sebelum laporan diterbitkan.
o Ringkasan Perhitungan EPS
Perhitungan laba per saham menimbulkan permasalahan yang kompleks. Bidang ini
bersifat controversial karena banyak sekuritas, meskipun secara teknis bukan merupakan saham
biasa, namun mempunyai karakteristik dasar. Beberapa perusahaan telah menerbitkan sekuritas
jenis ini dan bukan saham biasa untuk menghindari pengaruh dilutive yang merugikan terhadap
laba per saham. Ilustrasi berikut menggambarkan poin-poin mendasar dari perhitungan laba per
saham dalam struktur modal sederhana dana struktur modal kompleks.
![Page 30: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/30.jpg)
Struktur Modal Sederhana
(Penyajian EPS Tunggal)
Menghitung Laba yang Berlaku untuk Saham Biasa
(Laba Bersih dikurangi Dividen Preferen)
EPS= Laba yangBerlaku untuk Saham BiasaRata−rataTertimbang Jumlah Saham Biasa
Menghitung Rata-Rata Tertimbang
Jumlah Saham Biasa yang Beredar
Struktur Modal Kompleks (Penyajian Ganda EPS)
LABA PER SAHAM DASAR
Rumus :
Laba yang berlaku untuk saham biasa
Jumlah rata-rata tertimbang saham
Laba Per Saham yang Didilusi
(Termasuk semua sekuritas dilutif potensial)
Sekuritas Konvertibel
(Selalu dimasukkan jika dilutif)
Opsi dan Warran
(Selalu dimasukkan jika dilutif)
![Page 31: Akuntansi keuangan Bab 16](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052117/563db97c550346aa9a9dc317/html5/thumbnails/31.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Donald E.kieso, Jerry J Weygandt. Terry D. Warfield.2007. Akuntansi Intermediate Edisi
Kedua Belas Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Rumus :
Laba yang berlaku untuk saham biasa yang telah disesuaikan dengan bunga (setelah pajak) dan dividen preferen atas semua sekuritas dilutive : jumlah rata-rata tertimbang saham biasa dengan mengasumsikan dilusi maksimum dari semua sekuritas dilutive.