akut limfoblastik leukimia

11
Akut limfoblastik leukimia A.Definisi Leukimia adalah akibat terjadinya proleferasi (pertumbuhan sel imatur) yang abnormal dan ganas , serta sering disertai adanya leukosit , jumlah sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakkhir fatal. Akut limfoblastik leukimia (ALL) adalah bentuk akut leukimia yang diklasifikasikan menurut sel yang lebih banyak, dalam sumsum tulang belakang yaitu berupa lymphoblast. Pada keaadan leukimia terjadi proliferasi sel leukosit yang abnormal ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia,trombositopenia dan diakhiri dengan kematian B.Etiologi Penyebab leukimia sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan karena virus dan beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor eksogen a. Sinar x, sinar radioaktif b. Hormon c. Bahan kimia seperti : Bensol, arsen, preparat sulfat, chloramphinecol, anti neoplastic agent. 2. Faktor endogen a. Ras b. Kongenital (kelainan kromosom) c. Hereditas C.Patofisiologi Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah terdiri (RBC) dan leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada sumsum darah (Myeloid). Dimana pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi didalam sumsum tulang belakang, tengkorak, panggul tulang dada, dan proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang.

Upload: andrisaputra

Post on 04-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

akut limfoblastik

TRANSCRIPT

Page 1: Akut limfoblastik leukimia

Akut limfoblastik leukimia

A. Definisi

Leukimia adalah akibat terjadinya proleferasi (pertumbuhan sel imatur) yang abnormal dan ganas , serta sering disertai adanya leukosit , jumlah sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakkhir fatal.

Akut limfoblastik leukimia (ALL) adalah bentuk akut leukimia yang diklasifikasikan menurut sel yang lebih banyak, dalam sumsum tulang belakang yaitu berupa lymphoblast. Pada keaadan leukimia terjadi proliferasi sel leukosit yang abnormal ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia,trombositopenia dan diakhiri dengan kematian

B. Etiologi

Penyebab leukimia sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan karena virus dan beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor eksogena. Sinar x, sinar radioaktifb. Hormonc. Bahan kimia seperti : Bensol, arsen, preparat sulfat, chloramphinecol, anti neoplastic

agent.2. Faktor endogen

a. Rasb. Kongenital (kelainan kromosom)c. Hereditas

C. Patofisiologi

Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah terdiri (RBC) dan leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada sumsum darah (Myeloid). Dimana pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi didalam sumsum tulang belakang, tengkorak, panggul tulang dada, dan proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang.

ALL meningkat dari sel batang lymphoid tunggal dengan kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan didalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang. Mulai dari yang sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya merupakan petunjuk untuk menentukan / meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tapi ditemukan sel muda limfoblasbdan biasanya ada leukositosis kadang-kadang leukopenia. Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah , demikian pula kadar Hb dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan

Page 2: Akut limfoblastik leukimia

Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstremedular sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit tulang juga sering dijumpai,sering juga timbul seranga pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah-muntah dangangguan penglihatan.

Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur/ abnormal dalam jumlah yang berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup keberbagai organ termasuk sum-sum tulang dan menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Lifosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga menggangu perkembangan sel normal. Hal ini menyebabkan haeomofisis normla terhambat, akibatnya terjadi jumlah leukosit, sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pembesaran hati, limfa, limfodenopati, sakit kepala, muntah dan nyeri tulang serta persendian. Penurunan jumlah erittrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit mempermudah terjadinya pedarahan (echimosia, pedaharan gusi, epistaksis dll ). Adanya sel kanker juga mempengaruhi sistem retikuloen doteil yang dapat menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi.adanya sel kanker juga mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan.

D. Manifestasi Klinis1. Pilek tak sembuh-sembuh2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi3. Demam,anoreksia,mual,muntah4. BB turun5. Ptechiae,epistakis,pendarahan gusi,memar tanpa sebab6. Nyeri tulang dan persendian7. Nyeri abdomen8. Hepatosplenomegali,limfadenopali9. Abnormalitas WBC10. Nyeri kepala

E. Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan sumsum tulang (BMP/Bone Morrow Punction)

a. Ditemukan sel blast yang berlebihanb. Peningkatan protein

2. Pemeriksaan darah tepia. Pansitopenia (anemia,ledkopenia,trombositopenia)b. Peningkatan asam urat serumc. Peningkatan tembaga(Cu) serumd. Penurunan kadar zink (Zn)

3. Biopsi hati,limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji, keterlibatan/infiltrasi sel kanker ke organ tersebut.

4. Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum5. Sitogenik : 50-60 % dari protein ALL

a. Kelainan berupa jumlah kromosomb. Bertambah atau hilangnya bagian kromosomc. Terdapat marker kromosom normal dari bentuk yang sangat besar sampai yang

sangat kecil.

Page 3: Akut limfoblastik leukimia

F. Penatalaksaan 1. Transfusi darah,biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 6 g% pada trombositopenia

yang berat dan pendarahan masif,dapat diberikan transfusi trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan Heparin

2. Kortikosteroid (prendnison,kartison,dexametason, dsb). Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.

3. Sitostika, selain sitostika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-mp metotreksat atau MTX ) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih paten seperti vinkristin (oncovin), rubidomisin,sitosin,asabinosid,L-asparaginase,siklosfamia,atau CPA, adriamisin dsb, umumnya sitostika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan predmison. Pada pemberian obat-obatan ini sering terdapat efek samping berupa alopesia,stomatitis,leukopenia, infeksi sekunder atau kandidiagis. Hendaknya berhati-hati bila jumlah leukosit kurang dari 2000/m

4. Infeksi sekunder dihindarkan5. Imunoterapi,merupakan cara pengobatan yang terbaru, setelah tercapai remisi dan

jumlah sel leukimia cukup rendah ( 105-106 ), imunuterapi mulai diberikan. Pengobatan yang aspesifik dilakukan dengan pemberian imunisasi BCGatau dengan corynae bacterium dan dimasukkan agar terbentuk anti bodi yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Pengobatn spesifik dikerjakan dengan penyuntikan sel leukimia yang telah diradiasi. Dengan cara ini diharappkan akan terbentuk antibodi yang spesifik terhadap sel leukimia. Seehingga semua sel patologis akan dihancurkan sehingga diharapkan penderita leukimia dapat sembuh sempurna

6. Cara pengobatan7. Pengobatan imunologik diharapkan sel leukimia dalam tubuh akan hilang sama sekali

dan dengan demikian diharapkan penderita dapat sembuh sempurna.

G. Komplikasi1. Pendarahan dan infeksi2. Anemia3. Pendarahan berhubungan dengan tingkat trombostopenia

Page 4: Akut limfoblastik leukimia

Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN

1. Biodata

Leukemia Limfositik Akut (LLA) paling sering menyerang anak-anak di bawah umur 15 tahun, dengan puncak insiden antara 3-4 tahun. Penderita kebanyakan laki-laki dengan rasio 5:4 jika dibandingkan dengan perempuan.

2. Riwayat Keperawatana. Keluhan Utama

Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala.

b. Riwayat Perawatan Sebelumnya

Riwayat kelahiran anak :

Prenatal Natal Post natal

Riwayat Tumbuh Kembang

Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.

c. Riwayat keluarga

Insiden ALL lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih pada kembar monozigot (identik).

3. Kebutuhan Dasara. Cairan : Terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan diare.b. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah, anorexia ataupun alergi makanan. Berat badan menurun.c. Pola tidur : Mengalami gangguan karena nyeri sendi.d. Aktivitas : Mengalami intoleransi aktivitas karena kelemahan tubuh.e. Eliminasi : Pada umumnya diare, dan nyeri tekan perianal.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum tampak lemah– Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi.b. Tanda-Tanda Vital– Tekanan darah : dbn– Nadi :– Suhu : meningkat jika terjadi infeksi– RR : Dispneu, takhipneuc. Pemeriksaan Kepala Leher– Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri), perdarahan gusi– Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP.d. Pemeriksaan Integumen

Page 5: Akut limfoblastik leukimia

– Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi dehidrasi.e. Pemeriksaan Dada dan Thorax– Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.– Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru), bunyi

jantung I, II, dan III jika ada– Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)– Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.f. Pemeriksaan Abdomen– Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat bayangan vena, auskultasi peristaltic

usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa.– Perkusi tanda asites bila ada.

Page 6: Akut limfoblastik leukimia

Pengkajian

No. MRS :

No. Ruangan :

Pengkajian tanggal :

A. Identitas pasienNama pasien : Ny IJenis kelamin : PerempuanUmur : 2 TahunAlamat : SekayuAgama : IslamPekerjaan : -Suku bangsa : Indonesia/ SumatraDiagnoasa medis : ALL

Yang bertanggung jawab dibawah ini :Nama : Ny ZAlamat : SekayuAgama : IslamPendidikan : SMAHubungan dengan pasien : Orang Tua (IBU)

B. Riwayat kesehatan1. Keluhan utama

Saat masuk : pro kemoterapi2. Riwayat penyakit sekarang

Penderita datang untuk menjalani kemoterapi secara prosedur penderita terdiagnosa mengalami ALL SR sejak juni 2015

3. Riwayat penyakit dahuluAnak pernah dirawat di RSMH

4. Riwayat keluargaOrang tua menyatkan belum pernah keluarga meraka terkena penyakit seperti ini, baru Anak mereka yang terkena

5. Genogram

C. Pemeriksaan fisikKeadaan umum : SedangKeadaan gizi : SedangTTV :

Nadi : 115 Suhu : 36,3 C Pernafasan : 28 x/m BB : 15 kg TB : 70 cm

D. Pengkajian fungsional

Page 7: Akut limfoblastik leukimia

1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatanKeluarga menyatakan kesehatan anak dan keluarga adalah yang terpenting dan utama

2. Pola nutrisiMakan : NasiMinum : Susu

3. Pola eliminasiBAK : -BAB : 1 x sehari

4. Pola aktifitas dan latihanTidak ada yang bermasalah

5. Pola istirahat dan tidurCukup

6. Pola persepsi sensoris dan kognitifNormal

7. Pola hubungan dengan orang lainBaik-baik saja, lincah, dan berani.

8. Pola persepsi diri dan konsep diriBelum mengerti

E. Rencana Asuhan Medis- Kemoterapi- IVFD- CLH DPL KU

Page 8: Akut limfoblastik leukimia

D.X Tujuan IntevensiPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan aroksia

Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam status nutrisi klien normal dengan indikator :

- Intake nutrisi normal

- Intake makanan dan cairan normal

- Berat badan normal

- Masa tubuh normal

- Monitor adanya penurunan berat badan

- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan pasien

- Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan conjungtiva

- Anjurkan pasien untuk meningkatan proten dan vit C

- Berikan informasi kebutuhan nutrisi

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam daya tahan pasien meningkat dengan indikator

- Menunjukkan kebiasaan rutin

- Tertarik pada lingkungan

- Hb : (11.5-15.5) g/l- Ht : ( 35-45) %

- Bantu klien untuk mengidentikasi pilihan-pilihan aktivitas

- Rencanakan aktivitas untuk periode dimana pasien mempunyai energi yang banyak

- Bantu dengan aktifitas fisik teratur- Monitor pola tidur pasien dan

jumlah jam tidur- Batasi simulasi lingkunagan- Batasi pengumjung

Resiko pendarahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi pendaharan dengan indikator :

- Tidak ada luka pada kulit

- Tidak lesi pada gusi

- Tidak ada pendarahan dari hidung

- Trombosit normal- Sel darah putih

normal

- Gunakan semua tindakan untuk mencegah pendarahan

- Cegah ulserasi oral dan rektal- Gunakan jarum yang kecil pada

saat melakukan injeksi - Menggunakan sikat gigi yang

lembut dan lunak- Laporkan setiap ada tanda-tanda

pendarahan- Hindari obat-obatan yang

mengandung aspirin- Ajarkan orang tua dan keluarga

yang mengawasi untuk mengkontrol pendaran dihidung

Page 9: Akut limfoblastik leukimia

Tanggal pengkajian

No D.X implementasi Evaluasi

29 juli 2015 1 - Mencatat makan dan minum yang masuk

- Monitor adanya penurunan BB

- Monitor TTV

S : kel tidak ada O : monitor TTV

S : 36,5 CN : 110R : 24x/m

A : ansietas P : interrvensi dilanjutkan

30 juli 2015 2 - Rencanakan aktivitas untuk periode dimana pasien mempunyai banyak energi

- Mengingatkan keluarga untuk meningkatkan protein dan vit C

S : kel tidak ada O : monitor TTV

S : 36,5 CN : 115R : 20x/m

A : ansietas P : interrvensi dilanjutkan

31 juli 2015 3 - Menganjurkan orang tua untuk membatasi orang yang berkunjung

- Memantau apabila ada pendarahan

S : kel tidak ada O : monitor TTV

S : 36,5 CN : 114R : 23x/m

A : ansietas P :

- Obs KU- Obs intake output- Kolaborasi dengan

tim medis