al hannan

52
Al Hannan Bottom of Form Beran da Manhaj Kami Artikel Islami Artikel Elektro Inform asi Kontak Kami Nasih at Aqidah Akhlaq Ahkam Manhaj Nasihat Niswah Fatawa Resensi Biografi Ketenagaan Telekomunikasi Kendali Sistem Informasi Komputer Komunikasi Menu Beranda Manhaj Kami Artikel Islami Artikel Elektro Informasi Kontak Kami

Upload: shinta-ari-herdiana

Post on 30-Jun-2015

254 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Al Hannan

Al Hannan

Bottom of FormBeranda Manhaj Kami Artikel Islami Artikel Elektro Informasi Kontak Kami Nasihat AqidahAkhlaqAhkamManhajNasihatNiswahFatawaResensiBiografiKetenagaanTelekomunikasiKendaliSistem InformasiKomputer Komunikasi

Menu

Beranda Manhaj Kami

Artikel Islami

Artikel Elektro

Informasi

Kontak Kami

Nasihat

Artikel Islami

Aqidah Akhlaq

Manhaj

Ahkam

Page 3: Al Hannan

Banners

Designed by:

web design

Memaknai Poitik Syar'i (As Siyasah Asy Syar'iyyah)

Ditulis oleh Admin    Sabtu, 04 April 2009 11:28  

Makna Politik

Politik, dalam bahasa arab disebut dengan siyasah. Dalam kamus Lisanul Arab karya Ibnu Manzhur (juz 6 hal. 429) disebutkan bahwa kata siyasah bermakna mengurus sesuatu dengan kiat-kiat yang membuatnya baik.

Politik itu sendiri, menurut Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu terbagi menjadi dua macam: Politik yang diwarnai kezaliman. Maka ini diharamkan dalam syariat Islam. Yang kedua, Politik yang diwarnai keadilan. Maka ini bagian dari syariat Islam. (Lihat Ath-Thuruq Al-Hukmiyyah fis Siyasah Asy-Syar’iyyah, hal. 4)

Politik, bila dilihat dari sisinya yang buruk (politik yang diwarnai kezaliman) semata, akan melahirkan trauma politik pada seseorang. Ujung-ujungnya berkesimpulan bahwa politik itu kejam dan politikus tak lain hanyalah ahli tipu muslihat yang kental dengan sifat makar, dusta, dan licik. Sebenarnya bila dilihat dari segala sisinya, ada pula politik yang syar’i (politik yang diwarnai keadilan). Bahkan ia merupakan salah satu cabang dan pintu dari syariat Islam yang mulia ini, sebagaimana dikatakan Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam kitabnya yang monumental I’lamul Muwaqqi’in, juz 4 hal. 452. Dalam khazanah ilmu-ilmu Islam, politik yang syar’i disebut dengan as-siyasah asy-syar’iyyah.

Page 4: Al Hannan

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, lantas apakah keterangan di atas merupakan legitimasi bagi politik praktis yang ‘diimani’ partai politik (parpol) Islam sekarang ini? Untuk mengetahui jawabannya simaklah penjelasan berikut ini

Fatamorgana Politik Praktis 

Politik praktis merupakan cara berpolitik ala barat (baca: musuh-musuh Islam) dalam menentukan kepala negara/pemerintahan serta anggota lembaga legislatif (baca: politik untuk mencapai kekuasaan), yang dijejalkan di negeri-negeri muslim. Sistem tersebut tidaklah diciptakan dan dijejalkan di negeri-negeri muslim melainkan untuk mem-fait accompli kekuatan umat Islam yakni agar mereka tidak punya pilihan di negerinya sendiri (seakan-akan tidak bisa menghindarinya), sekaligus memalingkan mereka dari mendalami agamanya (tafaqquh fiddin) dengan berbagai kesibukan politik. Sehingga tidaklah satu negeri muslim pun yang menganut sistem tersebut, melainkan kekuatan dan keilmuan umat Islamnya benar-benar terpantau dengan jelas oleh musuh-musuhnya.

Mungkinkah sistem yang diciptakan barat (baca: musuh-musuh Islam) dengan sekian pelanggarannya tersebut dapat mengantarkan umat Islam kepada kejayaannya? Spontan, orang yang berakal akan menjawab: “Tidak mungkin!” Tak ubahnya fatamorgana, dari jauh seakan air yang menyejukkan, namun setelah didekati ternyata pemandangan semu belaka.

Tengoklah kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir, pimpinan Hasan Al-Banna. “Perjuangan” bertahun-tahun harus berakhir di tiang gantungan, penjara, atau tembak mati. Demikian pula FIS (sebuah partai “Islam” di Aljazair) yang berhasil menang pada putaran pertama pemilu tahun 1412 H. Impian pun lenyap manakala militer melakukan kudeta dengan alasan ‘negeri dalam kondisi darurat’. FIS pun meradang, genderang “jihad” melawan penguasa ditabuh. Pertempuran bersenjata pun terjadi, dan akhirnya pertumpahan darahlah kesudahannya.1 Lagi-lagi umat Islam sebagai tumbalnya. Agama mereka terlantar, dakwah pun semakin hari semakin tergerus oleh ‘kejamnya’ kehidupan berpolitik mereka.2

Lebih dari itu, konsekuensinya sangat berat khususnya bagi seorang muslim yang berteguh diri di atas Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengapa demikian? Karena asasnya adalah demokrasi yang ‘menuhankan’ suara rakyat (mayoritas). Kendaraannya adalah kampanye dengan segala pelanggaran syar’i dan etikanya. Panoramanya adalah ikhtilath (campur-baur laki perempuan). Ciri khasnya adalah persaingan ketat, bahkan perseteruan tak sehat dengan obral janji yang (nampak) menggiurkan. Taruhannya adalah menjual prinsip al-wala’ wal bara’.3 Wallahul Musta’an.

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk mengetahui lebih rinci

Page 5: Al Hannan

tentang jalan yang mengantarkan kepada kejayaan umat Islam, silakan buka kembali Majalah Asy Syariah edisi Polemik Menuju Negara Islam (No. 16/II/1426 H/2005). Adapun rincian bahasan seputar partai politik Islam, maka dapat anda ikuti pada Kajian Utama Majalah Asy Syariah edisi kali ini, insya Allah.

Apa Itu As-Siyasah Asy-Syar’iyyah (Politik yang Syar’i)?

Setelah mengikuti bahasan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa as-siyasah asy-syar’iyyah adalah bagian dari syariat Islam. Sedangkan politik praktis, tak lain adalah ciptaan barat (baca: musuh-musuh Islam) yang tidak ada kaitannya dengan as-siyasah asy-syar’iyyah dan sudah barang tentu bukan dari Islam.

Jila demikian, apa definisi as-siyasah asy-syar’iyyah menurut terminologi syariat? Menurut terminologi syariat, as-siyasah asy-syar’iyyah bermakna pengaturan urusan pemerintahan kaum muslimin secara menyeluruh dengan kiat-kiat yang dapat mewujudkan kebaikan (maslahat) serta mencegah terjadinya keburukan (mafsadah), dengan tetap menjaga batasan-batasan syar’i dan prinsip-prinsipnya secara umum -meskipun tidak secara nash- serta perkataan para imam ahli ijtihad. (As-Siyasah Asy-Syar’iyyah karya Abdul Wahhab Khallaf, hal. 15. Dinukil dari Madarikun Nazhar fis Siyasah hal. 126-127)

Dari sini, diketahui bahwa as-siyasah asy-syar’iyyah disamping berpegang dengan dalil yang tegas, juga berpijak pada maslahah mursalah, yaitu suatu maslahat di mana tidak didapati dalil secara tegas baik yang memerintahkan maupun yang melarang. Tentunya, yang menentukan sebagai maslahat adalah para imam ahli ijtihad, bukan sembarang orang. Demikianlah penjelasan Ibnu ‘Aqil, Ibnul Qayyim, Ibnu Nujaim, dan yang lainnya rahimahumullah dari para pakar di bidang ini. (Lihat Madarikun Nazhar fis Siyasah hal. 128-129)

Mengenai rincian as-siyasah asy-syar’iyyah, sesungguhnya telah dijelaskan para ulama Islam dalam banyak karya tulisnya. Di antaranya; Al-Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sulthaniyyah wal Wilayat Ad-Diniyyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam As-Siyasah Asy-Syar’iyyah (yang terhimpun dalam Majmu’ Fatawa, juz 28), Al-Imam Ibnul Qayyim dalam Ath-Thuruq Al-Hukmiyyah fis Siyasah Asy-Syar’iyyah, dan selainnya.

Mengenal Lebih Jauh As-Siyasah Asy-Syar’iyyah (Politik yang Syar’i)

Para pembaca yang semoga dirahmati Allahl, mengingat as-siyasah asy-syar’iyyah amat terkait dengan pengaturan urusan pemerintahan, maka tentunya ada dua pihak yang saling terkait dengannya; pihak pengatur dalam hal ini adalah para penguasa (ulil amri) dan pihak yang diatur dalam hal ini adalah rakyat. As-siyasah asy-syar’iyyah yang dijalankan para penguasa tersebut

Page 6: Al Hannan

tak akan berjalan dengan baik tanpa adanya sambutan ketaatan dari rakyat. Maka dari itu, adanya gayung bersambut antara para penguasa dan rakyatnya dalam hal penerapan as-siyasah asy-syar’iyyah merupakan keharusan. Karena dengan itulah terwujud kehidupan yang tenteram, aman, dan sentosa. Sebagaimana yang terjadi pada masyarakat sahabat di bawah kepemimpinan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga masyarakat tabi’in serta tabi’ut tabi’in di bawah kepemimpinan para penguasanya.

Di antara dasar pijakan as-siyasah asy-syar’iyyah adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

�ع�م�ا ن الله� �ن� إ �ع�د�ل� �ال ب �م�وا �ح�ك ت �ن� أ �اس� الن �ن� �ي ب �م� �م�ت ح�ك �ذ�ا و�إ �ه�ا ه�ل� أ �ل�ى إ �ات� �م�ان األ� �ؤ�د'وا ت �ن� أ �م� ك م�ر�

� �أ ي الله� ن� . �م�ر� األ� �ول�ي و�أ س�ول� الر� �ط�يع�وا و�أ الله� �ط�يع�وا أ �وا ء�ام�ن �ذ�ين� ال 'ه�ا ي

� �اأ ي ا �ص�ير3 ب م�يع3ا س� �ان� ك الله� �ن� إ �ه� ب �م� �ع�ظ�ك ي�ر6 ي خ� ذ�ل�ك� خ�ر� اآل� � �و�م �ي و�ال �الله� ب �ون� �ؤ�م�ن ت �م� �ت �ن ك �ن� إ س�ول� و�الر� الله� �ل�ى إ د'وه� ف�ر� ي�ء= ش� ف�ي �م� ع�ت �از� �ن ت �ن� ف�إ �م� �ك م�نو�ي

� �أ ت �ح�س�ن� و�أ

“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kalian) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya) jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa’: 58-59)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: “Menurut para ulama, ayat pertama (dari dua ayat di atas) turun berkaitan dengan para penguasa (ulil amri), agar mereka menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya menetapkannya dengan adil. Sedangkan ayat kedua turun berkaitan dengan rakyat baik dari kalangan militer maupun selainnya, agar mereka senantiasa taat kepada para penguasanya dalam hal pembagian jatah, keputusan, komando pertempuran, dan lain sebagainya. Kecuali jika mereka memerintahkan kepada kemaksiatan, maka tidak boleh menaati makhluk (para penguasa tersebut) dalam rangka bermaksiat kepada Al-Khaliq (Allah Subhanahu wa Ta’ala). Jika terjadi perbedaan pendapat antara para penguasa dengan rakyatnya dalam suatu perkara, hendaknya semua pihak merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun jika sang penguasa tidak mau menempuh jalan tersebut, maka perintahnya yang tergolong ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap wajib ditaati. Karena ketaatan kepada para penguasa dalam perkara ketaatan tersebut merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula hak mereka (para penguasa), tetap harus dipenuhi (oleh rakyatnya),

Page 7: Al Hannan

sebagaimana yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

�ع�ق�اب� ال د�يد� ش� الله� �ن� إ الله� �ق�وا و�ات �ع�د�و�ان� و�ال � �م �ث اإل� ع�ل�ى �وا �ع�او�ن ت و�ال� �ق�و�ى و�الت Jر� �ب ال ع�ل�ى �وا �ع�او�ن و�ت

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa. Dan takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras balasannya.

Dikutip dari Majalah Asy Syari'ah

 

Comments Add NewSearch

Write comment

Name:

Email: 

Title:

UBBCode:             

 

Page 8: Al Hannan

Please input the anti-spam code that you can read in the image.

Powered by !JoomlaComment 4.0alpha3LAST_UPDATED2  

Elektro dan TIK

Telekomunikasi Ketenagaan

Kendali

Sistem Informasi

Komputer Komunikasi

Komentar

2009-06-05 04:03:40 ... saya di [email protected]

2009-06-05 03:55:24 ... Sunnah dengan arti bahasa yaitu Pola,...

2009-05-14 09:05:23 ... assalamu'alaykum ya mr.kahvi cuman n...

2009-05-13 13:01:37 ... Salam silaturahim gih... oya, yang...

2009-05-13 08:59:40 ... wa'alaykumussalam warohmatullohi waba...

Paling Banyak Dibaca

Kitabul Ilmi - Sahih Al Bukhari sebuah pertanyaan tentang transmisi daya listrik

Memaknai Poitik Syar'i (As Siyasah Asy Syar'iyyah)

Page 9: Al Hannan

Menjalin Ukhuwah, Menebar Nasihat

Arti Sebuah Cinta

Gigitlah Sunnah dengan Gerahammu

Antarmuka Aplikasi Web Ramah Tunanetra dengan XHTML+Voice

Posting Terbaru

Bingkisan untuk Penonton KCB Hal-hal Penting Terkait Bulan Ramadhan

Kajian Ramadhan Elektro 1430 H

Mengenal Ulama Kita

Sanggupkah Aku Menjawabnya?

Kitabul Ilmi - Sahih Al Bukhari

Meraih kemuliaan hakiki dengan ilmu syar'i

Selasa, 23 Syawal 1430 H13 Oktober 2009

Al Hannan, Powered by Joomla! and designed by 123WebDesign

Page 10: Al Hannan

azmi muharam

Kami adalah insan umat dan anak bangsa yang muda, berbangga-hati, percaya diri, dan berprestasi. Generasi kami ingin menoreh prestasi sendiri, mencetak pahlawan masa kini, dan mengukir sejarah.

headline tulisan

alih bahasa

Gadgets powered by Google

Page 11: Al Hannan

klik bendera maka ubah bahasa !

Widget edited by anangku.blogspot.com

Fiqh Siyasah Adalah

Diposkan oleh azmi muharam Senin, Oktober 05, 2009

    KATA PENGANTAR

    

Puji dan Syukur kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, Pengusa segala kerajaan seluruh alam di langit dan bumi, Shalawat dan Salam tetap tercurah kepada Rasullallah Muhammad SAW.

PENGANTAR FIQH SIYASAH,pengertian, Objek, Ruang Lingkup, Metode dan Manfaat Pembahasan Fiqh Siyasah adalah makalah yang kami angkat sebagai bahan pemenuh program mata kuliah Fiqh Siyasah, kami termasuk kelompok pertama dan mengambil tema Pengantar Fiqh Siyasah.

Kami sampaikan rasa terima kasih yang sangat luas kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu. Kepada Ibu Dosen Ala'i Nadjib M.A, kepada pihak perpustakaan utama, kepada kawan-kawan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional dan kepada semua pihak yang sulit kami sebutkan seluruhnya, songsonglah perubahan dengan tanpa rasa takut, mari mencari ide dan inovasi baru serta yakin perubahan diri yang terus menerus adalah kunci vitalitas dan kesuksesan Umat serta Bangsa.

Semoga makalah ini bermanfaat, kami memohon ridho serta berkah dari Allah, kami meminta maaf dan terimaksih dari pemerhati serta saran dan kritik kami nantikan.

Page 12: Al Hannan

 

Jakarta, Oktober 2009

 

 

KELOMPOK PERTAMA

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Kata Pengantar    i

Daftar Isi    ii

I PENDAHULUAN    1

II PENGERTIAN FIQH SIYASAH    1

III OBJEK FIQH SIYASAH    3

Page 13: Al Hannan

IV RUANG LINGKUP FIQH SIYASAH    3

V METODE PEMBAHASAN FIQH SIYASAH    5

VI MANFAAT PEMBAHASAN FIQH SIYASAH    8

DAFTAR PUSTAKA    9

 

 

 

1. PENDAHULUAN

"Agama dan politik adalah seperti dua orang saudara kembar, keduanya tidak bisa dipisahkan. Jika salah satu tidak ada, maka yang lain tidak akan berdiri secara sempurna. Agama adalah pondasi sementara politik adalah penjaganya. Segala sesuatu tanpa adanya pondasi akan rusak dan jika tidak dijaga, ia akan hilang"

Ini adalah kutipan seorang Filosof dan Raja Persia bernama Azdasyir (224-241), Dr. Yusuf Al Qaradhawi menulisnya dalam buku Ad-din wa As-Siyasah, kutipan mengenai Siyasah ini menjadi bukti bahwa agama dan politik sejak dahulu adalah semisal dua sisi mata uang.

Pengkajian akademis terhadap Fiqh Siyasah di Indonesia baru dimulai sekitar 1960-an, tetapi Fiqh Siyasah bukanlah objek kajian fiqh yang baru. Kajian terhadap gejala siyasah telah tumbuh dan berkembang sejak Islam menjadi pusat kekuasaan dunia, bahkan usia Fiqh Siyasah setua ajaran Islam itu sendiri.

Hijrahnya Nabi ke Madinah, Piagam Madinah, pembentukan baitulmal (perbendaharaan negara), perdamaian, pengaturan dan pertahanan Madinah, pengiriman utusan dan surat ke negara lain serta penerimaan duta dari negara lain termasuk sejumlah implementasi kebijakan lain demi maslahat rakyat, umat dan bangsa saat itu dapat dipandang upaya-upaya siyasah dalam mewujudkan Islam.

Page 14: Al Hannan

Sebelum melangkah lebih jauh, dalam makalah ini kami bermaksud memberikan pengantar mengenai Fiqh Siyasah meliputi Pengertian, Objek, Ruang Lingkup, Metode dan Manfaat Pembahasan Fiqh Siyasah.

1. PENGERTIAN FIQH SIYASAH

Topik bahasan ini terdiri dari dua kata berbahasa Arab yaitu Fiqh dan Siyasah, agar mendapat pemahaman yang pas maka dijelaskan pengertian masing-masing kata dari segi bahasa dan istilah.

Secara etimologis (bahasa), Fiqh adalah tahu, paham dan mengerti dalam istilah yang dipakai secara khusus dibidang hukum agama yurispendensi Islam dan dapat pula Fiqh adalah keterangan tentang pengertian atau paham dari maksud ucapan si pembicara.

Secara terminologi (istilah), Ulama berpendapat Fiqh adalah pengetahuan tentang hukum-hukum yang sesuai dengan syara mengenai amal perbuatan yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang تفصىل (terperinci, khusus terambil dari Al-Qur'an dan Sunnah).

Ahli hukum Islam klasik, Abu Hanifah, mendefinisikan Fiqh sebagai المعرفه (pengetahuan) tentang hak dan kewajiban. Adapun pengetahuan itu sendiri adalah pengetahuan tentang hal-hal yang amat spesifik yang diambil dari dalil, segala perkara agama baik Aqidah, Ibadah dan Muamalah, adalah Fiqh. Al-Kasani menyebut Fiqh itu ilmu tentang halal-haram, syariat dan hukum adapun Imam Syafi'i menulis dalam Jam'ul Jawami

Fiqh itu pengetahuan tentang hukum-hukum syara yang bersifat praktisyang diambil dari dalil-dali yang rinci.

Dikalangan Ulama ada yang membedakan Fiqh dan Syariat, artinya ketentuan hukum yang diambil melalui pemahaman berbeda dengan yang didasarkan melalui dalil-dalil eksplisit dan langsung, sehingga ada kesan bahwa Fiqh bersifat karena (dugaan) ظنى merupakan hasil ت hukum dari perkara-perkara yang tidak tercantum (penetapan) استنباdalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, sedang Syariat sudah jelas ketentuannya dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Adapun kata As-Siyasah berasal dari kata سياسة يسوس س ,(mengatur atau memimpin) ساSiyasah bisa juga berarti pemerintahan dan politik atau membuat kebijaksanaan. Al-Maqrizi menyatakan, arti kata adalah سياسة policy (of government, corporation, etc), kata س adalah سا

Page 15: Al Hannan

to govern, to lead.

Secara terminologi (istilah) dalam Lisan Al-A'rab, Siyasah adalah mengatur atau memimpin sesuatu dengan cara yang membawa kepada kemaslahatan. Sedangkan di dalam Al-Munjid, Siyasah adalah membuat kemaslahatan manusia dengan membimbing mereka ke jalan yang menyelamatkan.

Abdul Wahhab Khallaf mendefinisikannya sebagai "undang-undang yang diletakan untuk memelihara ketertiban dan kemaslahatan serta mengatur keadaan" dan dikemukakan oleh Bahantsi Ahmad Fathi siyasah sebagai "pengurasan kepentingan-kepentingan (mashalih) umat manusia sesuai dengan syara".

Definisi lain ialah Ibn Qayim dalam Ibnu Aqil menyatakan

"Siyasah adalah suatu perbuatan yang membawa manusia dekat kepada kemaslahatan dan terhindar dari kerusakan walaupun Rasul tidak menetapkanya dan Allah tidak mewahyukannya"

Prinsipnya definisi-definisi tersebut mengandung persamaan. Siyasah berkaitan dengan mengatur dan mengurus manusia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara dengan membimbing mereka kepada kemaslahatan dan menjauhkanya dari kemudaratan.

1. OBJEK BAHASAN FIQH SIYASAH

Setiap ilmu memiliki Objek bahasan. Fiqh siyasah adalah bagian ilmu fiqh yang mengkhususkan diri pada bidang muamalah dengan spesialisasi segala hal-ihwal dan seluk beluk tata pengaturan negara dan pemerintahan.

Objek fiqh siyasah menurut Abdul Wahhab Khallaf ialah membuat peraturan dan perundang-undangan untuk mengurus negara sesuai dengan pokok-pokok ajaran agama. Menurut Hasbi Ash Shiddieqy ialah pekerjaan mukallaf dan segala urusan pentadbiran (pengaturan) dengan jiwa syariah yang tidak diperoleh dalil khususnya dan tidak berlainan dengan syariah ammah. Menurut Ibn Taimiyah ialah berkaitan dengan memegang kekuasaan, mereka yang memiliki amanah dan menetapkan hukum yang adil.

Secara garis besar maka objeknya menjadi, pertama, peraturan dan perundang-undangan, kedua, pengorganisasian dan pengaturan kemaslahatan dan ketiga,

Page 16: Al Hannan

hubungan antar penguasa dan rakyat serta hak dan kewajiban masing-masing dalam mencapai tujuan negara.

1. RUANG LINGKUP FIQH SIYASAH

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hal ini, Al-Mawardi membagi kepada lima bidang, Ibnu Taimiyah meringkas pada empat bidang, Abdul Wahhab Khallaf mempersempit pada tiga bidang dan berbeda dengan TM Habsy yang membagi pada delapan bidang, namun perbedaan ini tidak bersifat prinsip karena hanya bersifat teknis.

Tabel Ruang Lingkup Fiqh Siyasah

NoNama Tokoh

Pembagian Ruang Lingkup

1 Al-Mawardi

Siyasah Dusturiyah (peraturan perundang-undangan), Siyasah Qadha'iyah (peradilan), Siyasah Maliyah (ekonomi / moneter), Siyasah Harbiyah (hukum perang) dan Siyasah Idariyah (administrasi negara).

2Ibnu Taimiyah

Peradilan, ekonomi / moneter, administrasi negara dan hubungan internasional (Siyasah Al-Kharijiyah)

3Abdul Wahhab Khallaf

Peradilan, hubungan internasional dan keuangan negara

4 TM Habsy

Politik pembuatan undang-undang, politik hukum, politik peradilan, politik ekonomi / moneter, politik administrasi, politik hubungan internasional, politik pelaksanaan perundang-undangan dan politik peperangan

 

Dari perbedaan-perbedaan pendapat diatas, dapat ditemukan secara umum fiqh siyasah terbagi pada tiga bagian pokok:

Page 17: Al Hannan

Pertama, Siyasah Dusturiyah (peraturan perundang-undangan) meliputi pengkajian hukum (tasyrifiyah) oleh lembaga legislatif, peradilan (qadhaiyah) oleh lembaga yudikatif dan administrasi pemerintah (idariyah) oleh lembaga eksekutif.

Kedua, Siyasah Al-Kharijiyah (politik luar negeri) meliputi hukum perdata internasional (asy syiasah al-duali al-khash) dan hubungan internasional negara (asy syiasah al-duali al-'am). Hukum perdata meliputi jual beli, perjanjian, perikatan dan utang piutang serta hubungan internasional meliputi kebijakan damai dan perang serta duta dan konsul.

Ketiga, Siyasah Maliyah (ekonomi / moneter) ternasuk dalma siyasah maliyah ialah sumber-sumber keuangan negara, pos-pos pengeluaran dan belanja negara, perdagangan internasional, kepentingan / hak publik, pajak dan perbankan.

1. METODE PEMBAHASAN FIQH SIYASAH

Metode yang digunakan dalam membahas Fiqh Siyasah tidak berbeda dengan metode yang digunakan dalam membahas Fiqh lain, dalam Fiqh Siyasah juga menggunakan Ilm Ushul Fiqh dan Qowaid fiqh.

Di banding dengan Fiqh lain, semisal Fiqh Munakahat atau Fiqh Mawarist penggunaan metode Ilm Ushul Fiqh dan Qowaid fiqh dalam Fiqh Siyasah terasa lebih penting karena masalah siyasah tidak diatur terperinci oleh Syariat dan Alhadits.

Secara umum metode yang digunakan adalah :

1. Al Qiyas (analogi)

Dalam fiqh siyasah qiyas digunakan untuk mencari umum al-ma'na atauIlat hukum. Dengan qiyas, masalah dapat diterapkan dalam masalah lain pada masa dan tempat berbeda jika masalah-masalah yang disebutkan terakhir mempunyai ilat hukum yang sama.

Dalam hal qiyas berlaku kaidah :

وعدما وجودا علته مع يدورو الحكم

"hukum berputar bersama ilatnya, ada dan tidaknya hukum bergantung atas ada dan tidaknya ilat hukum tersebut"

1. Al Maslahah Al Mursalah

Page 18: Al Hannan

Al maslahah artinya mencari kepentingan hidup manusiadan mursalah adalah sesuatu yang tidak ada ketentuan nash Al-Qur'an dan As-Sunah yang menguatkan atau membatalkan. Al maslahah al mursalah adalah pertimbangan penetapan menuju maslahah yangharus didasarkan dan tidak bisa tidak dengan hasil) استقراء penelitian yang cermat dan akurat).

1. Sadd Al-Dzariah dan Fathu Dzariah

Sadd al-dzariah adalah upaya pengendalian masyarakat menghindari kemafsadatan dan fathu dzariah adalah upaya perekayasaan masyarakat mencapai kemaslahatan.

Sadd Al-Dzariah dan Fathu Dzariah adalah "alat" dan bukan "tujuan", contohnya ialah pelaksaan jam malam, larangan membawa senjata dan peraturan kependidikan. Pengendalian dan perekayasaan berdasar sadd al-dzariah dan fathu dzariah dapat diubah atau dikuatkan sesuai situasi.

Dalam hal Sadd Al-Dzariah dan Fathu Dzariah berlaku kaidah :

, المقاصد الحكم ئل للوسا

"Hukum 'alat', sama dengan hukum 'tujuan'nya"

1. Al Adah (adat istiadat)

Kata Al-Adah disebut juga Urf. Al Adah terdiri dua macam, yaitu : al adah ash sholihah yaitu adat yang tidak menyalahi syaradan al adah al fasidah yaitu adat yang bertentangan syara.

Dalam hal Al adah berlaku kaidah :

محكمة العادة

"Adat bisa menjadi hukum"

1. Al Istihsan (memandang lebih baik)

Istihsan secara sederhana dapat diartikan sebagai berpaling dari ketetapan dalil khusus kepada ketetapan dalam umum. Dengan kata lain berpindah menuju dalil yang lebih kuat atau membandingkan dalil dengan dalil lain dalam menetapkan hukum.

Page 19: Al Hannan

Contoh : menurut sunnah tanah wakaf tidak boleh dialihkan kepemilikannya dengan dijual atau diwariskan, tapi jika tanah ini tidak difungsikan sesuai tujuan wakaf, ini berarti mubazir. Al-Qur'an melarang perbuatan mubazir, untuk kasus ini maka diterapkan istihsan untuk mengefektifkan tanah tersebut sesuai tujuan wakaf.

1. Kaidah Kulliyah Fiqhiyah

Kaidah kulliyah fiqhiyah adalah berbagai teori ulama yang banyak digunakan untuk melihat ketetapan fiqh. Kaidah-daidah yang sering muncul dalam fiqh siyasah antara lain seperti dalam tabel berikut ini.

Tabel Kaidah Kulliyah Fiqhiyah

Ta'rif Kaidah Fiqh Terjemah Indonesia

علته مع يدورو الحكموعدما وجودا

"hukum berputar bersama ilatnya, ada dan tidaknya hukum bergantung atas ada dan tidaknya ilat hukum tersebut"

بتغير االحكام تغيرو واالمنكة االزمنة

ت وانيا والفوئد االحوال

"Hukum berubah sejalan dengan perubahan zaman, tempat, keadaan, kebiasaan dan niat"

جلب و المفاسد دفعالمصالح "Menolak kemafsadatan dan meraih kemaslahatan"

اعظمهما روعى تان اذااخفهما تكاب يار ضررا

"Bila dihadapkan kepada dua kemafsadatan yang saling bertentangan, maka tolaklah satu kemafsadatan yang kadar mudaratnya lebih besar dan pada saat yang sama menerima yang mudaratnya lebih kecil"

الضررين باخف االخذ "Mengambil yang mudlaratnya lebih sedikit"

مقدم المفاسد دفعالمصالح جلب على

"Menolak kemafsadatan didahulukan daripada meraih kemaslahatan"

مقدمة العامة المصلحةالخاصة المصلحة على

"Kemaslahatan umum didahulukan daripada meraih kemaslahatan khusus"

Page 20: Al Hannan

يترك ال كله يدرك ال ماكله

"Jika tak dapat melaksanakan seluruhnya (sempurna), maka tidak harus ditinggalkan seluruhnya"

الضرر با ينزل ال الضررمثله

"Kemadlaratan yang satu tidak dapat dihilangkan dengan kemadlaratan yang lain yang sama kualitasnya"

الشك با ينزل ال اليقين "Yang menyakinkan tidak dapat dihilangkan dengan yang meragukan"

اليقين با ينزل اليقينمثله

"yang menyakinkan dapat hilang dengan adanya hal lain yang menyakinkan pula"

التيسير تجلب المشقة "Kesulitan membawa kepada kemudahan"

عال االمام تصرفب منطو الرعيةالمصلحت

"Kebijakan imam tergantung pada kemaslahatan rakyat"

 

 

1. MANFAAT PEMBAHASAN FIQH SIYASAH

1. Mengusahakan atas segala kebutuhan masyarakat sesuai dengan waktu dan tempat.

2. Mampu hidup sesuai kehendak syariah, meskipun tanpa undang-undang buatan manusia.

3. Mempertahankan identitas dan tidak mengorbankannya karena alasan situasi dan kondisi.

4. Orientasi masa lalu untuk masa kini dan akan datang.

5. Memudahkan dan menghindari bingung dalam mentarjih pendapat.

6. Membantu memahami hadis yang bersifat global dan universal.

Page 21: Al Hannan

 

1. Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Meluruskan Dikotomi, Agama & Politik, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar. 2008), hal 50. 2. Prof H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu Syariah, (Jakarta:

Kencana. 2003), hal v.

3. Dr. J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: Rajawali Press. 2002), hal 22.

4. Dr. M. Abdurrahman M. A. Dinamika Masyarakat Islam, Dalam Wawasan Fiqh (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2006), hal 6.

5.Dr. J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: Rajawali Press. 2002), hal 23.

6. Dr. J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: Rajawali Press. 2002), hal 24.

7.Ibid. hal 25.

8.Abdul Wahhab Khallaf dalam "As-Siyasah al-Syariah", Hasbi Ash Shiddieqy dalam "Pengantar Siyasah Syariah" dan Ibn Taimiyah dalam "As-Siyasah al-Syariah" berdasar QS An-Nisa 58-59. Ibid. hal 27.

9.Ibid. hal 27.

10. Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag. Fiqh Siyasah, Kontekstualitas, Doktrin Politik Islam (Jakarta: GMP. 2007), hal 14.

11. Prof H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu Syariah, (Jakarta: Kencana. 2003), hal 32.

12. Ilat hukum adalah sesuatu yang mendorong dan menjadi panutan hukum serta ia harus berupa sifat yang jelas, tegas dan dapat dipahami keserasian hubungannya dengan hukum yang ditetapkan itu.

13. Prof H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu Syariah, (Jakarta: Kencana. 2003), hal 35.

14. Dr. J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: Rajawali Press. 2002), hal 35.

15. Prof H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu Syariah, (Jakarta: Kencana. 2003), hal 38.

16. Prof H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu Syariah, (Jakarta: Kencana. 2003), hal 44.

Page 22: Al Hannan

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf Al-Qaradhawi, Meluruskan Dikotomi, Agama & Politik, Jakarta: Pustaka Al-kautsar. 2008.

Dr. M. Abdurrahman M. A. Dinamika Masyarakat Islam, Dalam Wawasan Fiqh, Bandung: Remaja Rosda Karya. 2006.

Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag. Fiqh Siyasah, Kontekstualitas, Doktrin Politik Islam Jakarta: GMP. 2007.

Prof H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu Syariah, Jakarta: Kencana. 2003

K.H Mawardi L Sulthani. Mudah dan Indahnya Syariat Islam, Jakarta: Penerbit Pribadi. 2003.

Dr. J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta: Rajawali Press. 2002.

Muhammad Farkhan. Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Cella Jakarta. 2006.

 

hubungan internasional, Islam, nasional, sosial masyarakat

0 komentar

Poskan Komentar

silahkan isi formnya lalu tolong pilih name/url, (url bisa dikosongkan). atau penyedia lain yang memungkinkan,,

Page 24: Al Hannan

ruang riung

komentar a on berkaca pada tetangga

collective security refers to an arguement where each state in the systemaccepts that the security...(more)

on pemilihan duta muda asean indonesia مسلم عزيزwes gaya eng...jd duta muda ASEAN,,,,

assalamualaikum on pemilihan duta muda asean indonesiaazmi wah... blog ente mah alus ouy....kumaha carana yeuh????lz

lusia on pemilihan duta muda asean indonesiaHi Friends,Very nice blog here.My blog walking with sharing a good information.Earn Money Through...(more)

rampadan on unique democratizationKalau masalah koneksi itu berbeda2 pada tiap wilayah bro.Soalnya sinyal dan trafik gak...(more)

Pasang Widget ini di Blog mu,,

You need to enable JavaScript to read this.

Arsip Blog ▼ 2009 (29)

o ▼ Oktober (4)

BERKACA PADA TETANGGA

MENUJU EKONOMI EFEKTIF

Fiqh Siyasah Adalah

St Austin

o ► Juli (2)

Page 25: Al Hannan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Sejarah akan berulang

o ► April (1)

PDMAI

o ► Maret (4)

The unique democratization

Demokratisasi Yang Unik

BAIK DAN BURUK, KEBEBASAN, TANGGUNG JAWAB DAN HATI...

TEORI SISTEM SOSIAL PARSONIANS

o ► Januari (18)

Citizenship in a Democratic Society

Amazing of Moms

Youth Essay Competition-2009

“Blogku untuk Negeriku”

INFO LOMBA NGEBLOG

kickzionism

"Green Poetry Valentine Day 2009"

Dasar-dasar Ilmu Politik -edisi Revisi- diresensi...

bersih desa

manifesto modernisator

ISRAEL DAN IMPERIALIS

Beasiswa

kesananti

Perang Dunia Pertama

Page 26: Al Hannan

implikasi negatif demokrasi

aswaja (almaturidiah bag 3)

aswaja(almaturidiah bag 2)

aswaja (almaturidiah, bag 1)

► 2008 (9)

o ► Desember (9)

Ideology Behind Terror in Mumbai, India

Sesama Manusia Sebagai Korban

gerakan sosial Islam

gerakan sosial

perilaku kolektif

perilaku kolektif dan gerakan sosial

DEKLARASI ANTIKORUPSI INDONESIA

Coretan Ceramah Idul Adha

catetan kecil

Label Beasiswa dan Lomba (9) engglish (3)

gerai (2)

hubungan internasional (12)

Islam (9)

nasional (14)

opini (8)

Page 28: Al Hannan

Yahoo!

Mail

Yahoo! SearchCari di Web:

Sign inPengguna baru? Daftar

Answers Home - Blog -

Tentang Kami -

Bantuan   

Tanya Jawab

Temukan

Mencari pertanyaan: Pencarian Tingkat Lanjut Profil Saya

1. Home >2. Masyarakat & Budaya >

3. Agama & Kepercayaan >

4. Pertanyaan Terselesaikan

Page 29: Al Hannan

Hendra Anggota sejak:

11 Mei 2008

Total poin:

277 (Tingkat 2)

Tambahkan ke Kontak Saya Blokir Pengguna

Pertanyaan TerselesaikanLihat lainnya »

Ada beberapa masalah, apa dasar hukumnya?1. Tentang larangan menampilkan visual Nabi Muhammad SAW.2. Saya mengenal 4 hukum shariah 1.wajib 2. sunat 3. Makruh 4. Mubah. Apakah itu betul ? apa dasarnya?3. Apa yg dimaksud "khalifah"? Apakah Islam jaman sekarang mengenal istilah "Khalifah Islam di Asia Tenggara" misalnya? apa dasar hukumnya?4. Apa yg dimaksud dengan "Shiah" dan "Sunni"

1 tahun lalu

Lapor Penyalahgunaan

by A'ang

Anggota sejak:

09 April 2008

Total poin:

5059 (Tingkat 5)

Page 30: Al Hannan

Tambahkan ke Kontak Saya Blokir Pengguna

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak.

> Hukum gambar / lukisan berbeda dengan hukum foto ... bila gambar dianggap sebagai tandingan atau menyerupai mahluk hidup lainnya .. foto adalah untuk mempermudah identitas ..

> 1. berkenaan dengan visualisasi Nabi Muhammad SAW adalah untuk mencegah "penyembahan" dan memuja Rasul secara bentuk fisik dan nashab .. karena Rasulullah untuk menjadi suri tauladan bukan untuk di puja membabi-buta / di jadikan tuhan .. karena melanggar hukum tauhid .. ada banyak contoh kasus ini ..

> 2. Betul . menurut Jumhur Ulama / "keputusan & ketetapan para ahli ...

> 3 khalifah = pemimpin tertinggi semua umat Islam

> 4. Syiah - Sunni = salah satu mahzab / aliran .. sama seperti Protestan dan Katolik ..

.

1 tahun lalu

50% 2 Suara Lapor Penyalahgunaan

Apakah ini yang Anda cari?

Penilaian: Jawaban Bagus Penilaian: Jawaban Buruk

0 bintang - tandai ini sebagai Pertanyaan Menarik!

Siapa yang menilainya menarik

Jadilah orang pertama yang menandai pertanyaan ini sebagai pertanyaan yang menarik!

Page 31: Al Hannan

Email Beri Komentar (0)

Simpan

o Tambahkan ke Daftar Pantau pribadi

o Simpan ke Yahoo! Bookmarks

o RSS

Saat ini tidak ada komentar untuk pertanyaan ini.

* Anda harus sign in ke Yahoo! Answers untuk memberikan komentar. Sign in or Daftar.

Jawaban Lain (3)

Tampilkan:

by IbuNya^I...

Anggota sejak:24 Maret 2008

Total poin:

12028 (Tingkat 6)

o Tambahkan ke Kontak Saya o Blokir Pengguna

1.“Sesungguhnya orang yang paling berat siksaannya nanti di hari kiamat, yaitu orang-orang yang menggambar gambar-gambar ini. Dalam satu riwayat dikatakan: Orang-orang yang menandingi ciptaan Allah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

“Barangsiapa membuat gambar nanti di hari kiamat dia akan dipaksa untuk meniupkan roh padanya; padahal dia selamanya tidak akan bisa meniupkan roh itu.” (Riwayat Bukhari) 2.Pembicaraan tentang fiqh siyasah tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan hukum Islam

Page 32: Al Hannan

secara keseluruhan, sebab bukan saja ia merupakan bagian tak terpisahkan dari hukum Islam, tetapi juga karena dengan cara demikian akan diketahui di mana letak fiqh siyasah dalam sistem hukum Islam. Oleh karena itu, pembahasan ini akan diawali dengan melakukan elaborasi terhadap term syari’ah, fiqh dan siyasah.Berdasarkan teori usul fiqh, mengklasifikasikan Hukum Islam menjadi dua, yaitu hukum Islam katagori syari’ah dan hukum Islam katagori Fiqh. Syari’ah adalah hukum Islam yang dijelaskan secara tegas di dalam al-Qur’an atau Sunnah yang tidak mengandung penafsiran atau penakwilan. Sedangkan fiqh adalah hukum Islam yang tidak/belum ditegaskan oleh nas al-Qur’an dan Sunnah di mana hal itu baru diketahui melalui ijtihad. Dari segi status dan penerapan antara syari’ah dan fiqh tidak sama. Syari’ah statusnya qot’i, sedangkan fiqh statusnya zanni, dan penerapannya harus sesuai dengan situasidan kondisi.Katagori yang termasuk dalam hukum Islam rumpun syari’ah (qat’i) adalah ma ‘ulima min al-din bi al-darurah (sesuatu yang diketahui dari agama secara pasti) dan Mujma’ alaih (yang disepakati ulama’). Sedangkan hukum Islam kategori fiqh (zanni) adalah hukum-hukum yang ditetapkan melalui ijtihad bi al-ra’yi (ijtihad dengan akal) dalam arti luas. Hukum Islam yang bersifat ijtihadi hanya dapat dilakukan pada; (1) sesuatu masalah yang hukumnya ditunjukkan oleh dalil zhanni, yang kemudian terkenal dengan “masalah fiqh”, (2) sesuatu masalah yang hukumnya sama sekali belum disinggung oleh al-Qur’an dan Sunnah maupun ijma’, yang disebut masalah baru atau hukum baru.Padahal, sebagaimana wacana hukum Islam yang telah berkembang, bahwa kajian fiqh tidak hanya memfokuskan diri pada pembahasan masalah-masalah yang ditunjukkan oleh dalil zhanni, tetapi masalah-masalah baru yang belum diungkap oleh nas, baik eksplisit maupun implisit.Hukum Islam yang berstatus syari’ah (Qat’i) jumlahnya relatif sedikit dibandingkankan dengan hukum Islam kategori fiqh. Sebab wahyu telah terputus dengan wafatnya Rasulullah Saw. sementara itu persoalan baru terus bermunculan dan hal ini harus dijawab oleh ijtihad. Contoh syari’ah, misalnya, salat lima waktu, puasa, zakat, haji, keharaman makan bangkai dan darah, durhaka kepada dua orang tua, mencuri sumpah palsu, dan lain sebagainya. Contoh fiqh, misalnya, hal-hal yang berkenaan dengan teknis dan pelaksanaan ibadah-ibadah wajib di atas, batas-batas menutup aurat, masalah asuransi, dan lain sebagainya.Berdasarkan pengklasifikasian ini, hukum Islam kategori Syariah tidak dipelukan ijtihad karena kebenarannya bersifat absolut/mutlak, 100 %, tidak bisa ditambah atau dikurangi. Dari segi penerapan, situasi dan kondisi harus tunduk kepadanya, ia berlaku umum tidak mengenal waktu dan tempat. Sedangkan kategori fiqh kebenarannya relatif, ia benar tetapi mengandung kemungkinan salah atau salah tetapi mengndung kemungkinan benar. Dan dari segi aplikasi, fiqh justru harus sejalan dengan, atau mengikuti kondisi dan situasi, untuk siapa dan di mana ia akan diterapkan. Di sebut sebagai kebenaran nisbi/relatif, sebab merupakan zann (prasangka)

Page 33: Al Hannan

seorang mujtahid mengenai hukum sesuatu yang dianggapnya sebagai hukum Allah melalui ijtihad. oleh karena itu, fiqh dalam pengertian ini disebut juga dengan fiqh ijtihadi. Seraya tetap harus sejalan dengan tujuan dan semangat hukum Islam, yaitu menciptakan kemaslahatan dan menghindari kemafsadatan.Sedangkan kata siyasah secara etimologis merupakan bentuk masdar dari sasa, yasusu yang berarti mengatur, menurus, mengemudikan, memimpin dan memerintah. Di samping itu kata siyasah dapat diartikan politik dan penetapan suatu bentuk kebijakan. Berdasarkan pengertian etimologis ini, Ahmad Sukardja menyatakan, fiqh siyasah (siyasah syar’iyyah) dapat diartikan sebagai peraturan politik yang bersifat syar’i, yaitu suatu bentuk kebijakan negara yang sejalan dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Dede Rosyada memberikan pengertian, fiqh siyasah adalah mengetahui ketentuan-ketentuan hukum tentang masalah-masalah politik yang yang dikaji dari dalil-dalil yang terperinci dalam al-Qur’an dan al-Sunnah.Dengan mengutip pendapat Ibn Aqil, Ibrahim Hosen menyatakan, siyasah (yang islami) ialah suatu (peraturan, perundang-undangan, kebijaksanaa) yang secara factual lebih dapat mendekatkan manusia kepada kemaslahatan dan lebih dapat menjauhkannya dari kemafsadatan/kerusakan, sekalipun hal itu tidak ditetapkan oleh Rasul dan tidak pula ada wahyu yang turun mengenainya.Dari pengertian yang diberikan oleh Ibrahim Hosen, terdapat dua hal yang menjadi titik tekan fiqh siyasah, yakni (1) harus terkait erat dengan kemaslahatan manusia dan menjauhkannya dari kemafsadatan/keusakan, (2) tidak ditetapkan secara langsung atau eksplisit oleh al-Qur’an dan Sunnah.Oleh karena tidak ditetapkan secara langsung oleh al-Qur’an dan Sunnah, maka maslahah menjadi dasar bagi eksistensi fiqh siyasah. Dan ini merupakan akibat langsung dari ciri yang melekat pada hukum Islam itu sendiri, yaitu seluruhnya adil, rahmat, maslahat, dan mengandung hikmat. Setiap masalah yang keluar dari keadilan menjadi kezaliman, dari rahmat menjadi laknat, dari maslahat menjadi mafsadat, dari yang mengandung hikmat menjadi sia-sia, bukanlah syari’ah.Dari pandangan di atas, mengaskan bahwa kajian siyasah syar’iyah bukanlah ilmu yang membicarakan tarikh al-muluk wa al-salatin, dan bukan hanya ilmu yang hanya bercerita tentang system pemerintahan Islam pada masa lalu, sebagaimana sering disalahpahami orang.Menganai hubungan antara fiqh dan siyasah dalam sistem hukum Islam, bahwa antara fiqh dan siyasah merupakan hukum-hukum Islam yang digali untuk mewujudkan kemaslahatan manusia. Perbedaannya, fiqh digali dan ditetapkan dengan titik tekan orientasi pada kebutuhan dan kepentingan individu. Sedangkan siyasah digali berdasarkan kepentingan bersama dan ditetapkan oleh pemegang kekuasaan (pemerintah). Perbedaan yang lain adalah, hukum-hukum yang terdapat dalam fiqh tidak mempunyai kekuatan mengikat, dalam arti wajib dilaksanakan

Page 34: Al Hannan

oleh selain mujtahid. Sedangkan hukum-hukum siyasi bersifat mengikat dan wajib dita’ati masyarakat, termasuk mujtahid yang hasil ijtihadnya berbeda dengannya.

materi referensi:

3Khalifah mempunyai arti dasarnya adalah yang di belakang, fungsinya memberikan dorongan kepada yang ada di depan. Kata Khalifah di dalam Al-Quran hanya 2 kali disebut. Pertama, ketika Tuhan memberitahukan kepada malaikat tentang rencananya untuk mengutus manusia sebagai khalifah di muka bumi. Surat Al-Baqarah, Allah berfirman “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." .(QS. 2:30).

Kedua, di dalam Surat Ash-Shaad, “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi”. (QS. 38:26).

Lihatlah perbedaan dalam kedua surat di atas. Allah menggunakan kata “Aku” dalam merencanakan adanya khalifah/pemimpin di muka bumi, tapi pada QS. (2:30), digunakan kata “Kami” ketika mengangkat seorang khalifah/pemimpin pada QS. (38:26). Menurut hemat penceramah (Pak Quraish), apabila Allah menggunakan kata “Kami” maka menunjukkan bahwa ada keterlibatan peran makhluk selain Allah sendiri, berbeda halnya jika Allah menggunakan kata “Aku” maka itu hanya Allah saja yang berperan. Ketika Nabi Daud diangkat menjadi pemimpin maka ketika itu, Allah dan manusia di lingkungan Nabi Daud telah mengangkat Nabi Daud sebagai pemimpin buat umat/rakyatnya.

Jadi maknanya adalah ketika merencanakan seseorang untuk menjadi ketua, pemimpin, calon presiden sah-sah saja jika direncanakan oleh sendiri, namun ketika hendak mengangkat seseorang menjadi seorang pemimpin, calon presiden, ketua dan sebagainya yang bermakna pemimpin maka mengangkatnya harus oleh orang banyak atau diwakili oleh sekelompok orang yang merepresentasikan orang banyak.

Page 35: Al Hannan

Makna khalifah erat sekali kaitannya dengan bumi. Khalifah ditempatkan di bumi. Maka ketika kita mengangkat seorang pemimpin hendaknya ada keterkaitan dia dengan bumi tempat dia tinggal. Khalifah erat juga kaitannya dengan Allah. Jika Anda tidak mempunyai hubungan baik dengan Allah, maka Allah tidak akan mengilhami Anda. Jadi seorang pemimpin atau khalifah harus mempunyai hubungan erat dengan Allah dan masyarakat tempat dia memimpin dan tinggal bersamanya.

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS. 33:72). Masih berkaitan dengan khalifah, sebenarnya tugas apakah yang dibebankan kepada manusia ? Kepemimpinan bukanlah fasilitas tapi dia merupakan tanggung jawab. 4.Syi’ah (Bahasa Arab: شيعة, Bahasa Persia: شیعه) ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam. Muslim Syi'ah mengikuti Islam sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan Ahlul Bait-nya. Syi'ah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam Syi'ah. Bentuk tunggal dari Syi'ah adalah Shī`ī (Bahasa Arab: شيعي.) menunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait dan Imam AlAhl al-Sunnah wa al-Jama'ah atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah (Bahasa Arab: والجماعة السنة أهل ) atau lebih sering disingkat Ahlul-Sunnah (bahasa Arab: السنة أهل ) atau Sunni.Ahlussunnah adalah mereka yang senantiasa tegak di atas Islam berdasarkan Al Qur'an dan hadits yang shahih dengan pemahaman para sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in. . Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan ±10% menganut aliran Syi'ah

o 1 tahun lalu

25% 1 Suara

o 3 Penilaian: Jawaban Bagus o 0 Penilaian: Jawaban Buruk

o Lapor Penyalahgunaan

Page 36: Al Hannan

by Anzer E

Anggota sejak:21 Juni 2008

Total poin:

266 (Tingkat 2)

o Tambahkan ke Kontak Saya o Blokir Pengguna

1. jelas sekali kenapa nabi Muhammad SAw tidak boleh di visulkan. sesudah beliau mati Allah menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang boleh menampilkan beliau bahkan JIn pun takut untuk dapat menyerupai beliau,selain itu beliau dalah orang yang suci yang di ma'sum oleh Allah.2. Wajib adalah sesuatu yang harus dikerjakan oleh umat musli,sunat adalah segala sesuatu yang apabila di kerjakan akan mendapatkan pahala dan tidak di keerjakan tidak akan mendapat pahala namun sunat pun dianjurkan untuk dikerjakan,makruh adalah perbuatan yang di benci oleh Allah dalam konteks ini apabila di kerjakan tidak mendapat dosa dan dan yang mengerjakan pun tidaka akan mendapat dosa tetapi seperti yang di uraikan diatas makruh dalah perbuatan yang di benci Allah3. khlifah adalah seorang ytang memimpin umat, secara keselruhan kitapun mempunyai khalifah sejati yaitu RAsulullah SAW. ini merupakan tonggak khalifah kita, apabila anda bertany apakah di asia tenggara ada khalifah ini akan terjadi suatu saat nanti4.shiah dan suni adalh merupakan aliran sama seperti di indonesia

materi referensi:

fikih

o 1 tahun lalu

0% 0 Suara

o 1 Penilaian: Jawaban Bagus o 0 Penilaian: Jawaban Buruk

Page 37: Al Hannan

o Lapor Penyalahgunaan

by Redwara

Anggota sejak:28 April 2008

Total poin:

3115 (Tingkat 4)

o Tambahkan ke Kontak Saya o Blokir Pengguna

1. Karena Muhammad tahu tingkah laku umat akhir zaman ini lebih mengepankan logika. Panca indera selalu digunakan utk mencari tauhid kpd Allah, sebenarnya iman yakin itu dlm hati bukan di mata (panca indera). Jd kalo dibuat gambar/patung muhammad umat akhir zaman cenderung utk mengagungkannya melebihi Allah, padahal Muhammad itu cuma hamba Allah yg diberi tugas membawa pesan dari Allah. Bukan Tuhan, bukan dewa, apalagi sesembahan. Muhammad cuma manusia biasa yg tdk punya kuasa apapun thd dirinya. Buktinya muhammad bisa meninggal.

2. wajib, sunnat, makruh, mubah dan haram adalah hukum fiqih dlm syariat Islam. masing2 indikator itu utk memberi batasan setiap ibadah yg musti dijalankan. mis:Sholat 5 waktu adlh wajib bagi semua muslim, melakukan 2 kali sholat fardhu dlm satu waktu berarti haram.

3. Khalifah adalah pemimpin umat Islam, saat ini khalifah tdk ada lagi krn tdk ada umat Islam tdk sungguh2 mengamalkan agama.

4. Shiah adalah golongan terbesar dalam Islam, sunni adl salah satu gol yg ada dlm Islam. Sekalipun begitu dasar aqidah mereka sama dgn kita yg di Indonesia ini.

o 1 tahun lalu

0% 0 Suara

o 1 Penilaian: Jawaban Bagus

Page 38: Al Hannan

o 0 Penilaian: Jawaban Buruk

o Lapor Penyalahgunaan

Pertanyaan terbuka di Agama & Kepercayaan Jadi, nonmuslim kagak bole megang al-Qur'an ya? Benarkah isi Al Kitab yg ADA SEKARANG semuanya BENAR2 langsung FIRMAN ALLAH ? seTEBAL

itukah !?

petanyaan tentang AHLI KITAB ....?

mo nanya tentang FATWA MUI neh .....?

Pertanyaan terselesaikan di Agama & Kepercayaan Terjun massal ke neraka...? Muslim,apa hikmah dr sunan kali jaga menunggu tongkat guru nya..?

Muslim,dr segi tata bhs arab thd bacaan al-fatehah org" indo gmn y..,kan beda tajwid,beda arti..?

Kenapa Nabi Isa As, di panggil dengan yesus ?

Masih ada pertanyaan? Tanyakan.

Ajukan Pertanyaan

ADVERTISEMENT

Kategori Semua Kategori

o Masyarakat & Budaya

Adu Banteng

Agama & Kepercayaan

Page 39: Al Hannan

Bahasa

Budaya & Kelompok

Etiket

Hari Libur

Keluarga Kerajaan

Lain-lain - Masyarakat & Budaya

Mitologi & Cerita Rakyat

Pelayanan Masyarakat

Answers Internasional Amerika Serikat Argentina

Australia

Berbahasa Spanyol

Brasil

China

Filipina

Hong Kong

India

Indonesia

Inggris

Italia

Jepang

Jerman

Kanada

Page 40: Al Hannan

Korea Selatan

Malaysia

Meksiko

Prancis

Quebec

Selandia Baru

Singapura

Spanyol

Taiwan

Thailand

Vietnam

Yahoo! tidak mengevaluasi atau menjamin keakuratan segala konten Yahoo! Answers. Klik di sini untuk Sanggahan lengkap.

Hak Cipta © 2009 Yahoo! Southeast Asia Pte Ltd. (Co. Reg. No. 199700735D). Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Kebijakan HKI - Kebijakan Privasi -

Ketentuan Layanan -

Pedoman Komunitas

Page 41: Al Hannan