al muttaqin collection gunakan 10 pilihan bahan kemeja...

1
14 Edisi 16 • Th X • 05 - 18 Juni 2015 UTAMA B esar dalam lingkungan keluarga wirausahawan, membuat Edi Suryadi tidak asing dengan dunia entrepreneurship. Bahkan sejak duduk di bangku sekolah dasar, tak jarang ia selalu merintis usaha kecil-kecilan seperti berjualan beberapa produk. “Saat kuliah saya sempat ditanya oleh salah satu dosen, kenapa saya sebagai laki-laki tidak malu berjualan produk. Bagi saya berwirausaha itu sudah panggilan jiwa, jadi nggak perlu malu,” kenangnya. Awal mula terjun di usaha pembuatan baju koko, memang tidak dimungkiri dimulai dari orangtua. Sejak tahun 1987, orangtua Edi sudah menjalankan bisnis konveksi baju muslim di Pekalongan. Hingga tahun 2004, mereka menambah produksi baju koko. Dan di tahun 2010, orangtuanya pun berniat pensiun dari usaha dan kembali ke kampung halaman di Tasikmalaya. Semua investasi usaha dan rumah di Pekalongan dijual semua. Tak ingin melihat orangtuanya menganggur di Tasikmalaya, Edi dan saudara-saudaranya menyarankan untuk membuka konveksi kemeja koko di Tasikmalaya. Uang hasil penjualan investasi usaha dan rumah di Pekalongan, serta tabungan hasil usaha terdahulu sebesar Rp 500 juta lebih digunakan sebagai modal awal membuat jasa konveksi kemeja koko. Modal tersebut dibelikan 3 buah mesin bordir komputer, 20 buah mesin jahit, bahan baku, serta menyewa toko di Pasar Tanah Abang Blok F. Ikuti Saran Pelanggan untuk Gaet Konsumen Loyal E di sangat sadar, merintis usaha memang cukup mudah, namun untuk mempertahankan usaha tersebut tetap stabil sangatlah susah. Diperlukan konsistensi penuh agar pelanggan tetap percaya dengan produknya. Oleh karena itu, memberikan pelayanan terbaik dan terus mempertahankan kualitas produk, menjadi sebuah keharusan baginya dalam menjalankan usaha produksi kemeja koko. Selain itu Edi juga kerap mendengarkan kritik dan saran dari para pelanggan. “Ibaratnya pelanggan itu raja, jadi apa yang mereka mau segera kita realisasikan. Seperti saat pelanggan meminta warna kemeja lebih banyak dan ukuran kemeja yang besar, saya pun mencoba untuk merealisasikannya,” tutur pria kelahiran Jakarta, 32 tahun lalu ini. Ditambahkannya, keinginan pelanggan yang beragam itu cukuplah wajar, mengingat produk yang dibuat adalah fesyen. Di mana pelanggan menginginkan kemeja koko yang tak hanya nyaman, tetapi juga terlihat stylish saat dikenakan di mana pun. Loyalitas Edi dalam melayani pelanggan pun dibuktikan dengan selalu menanggapi kritik dan saran pelanggan, kapan pun dan di mana pun. Hal inilah yang membuat waktunya habis dengan meningkatkan mobilitas usahanya. Terkadang di saat ia menutup toko sore hari, masih banyak pelanggan yang menghubunginya hingga tengah malam. Tak ingin mengecewakan pelanggan, membuatnya terus menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan. Hal tersebut pun terkadang membuat istrinya kerap protes. “Sampai di rumah, yang seharusnya kita istirahat dan berkumpul dengan keluarga, dia malah sibuk mengurus pertanyaan pelanggan. Saya pun sering protes,” ujar Siti Marpupah sambil tertawa. Bahkan dengan kesibukannya melayani pelanggan via online membuatnya pun resign dari kantornya, agar ia bisa fokus berwirausaha. Tak ingin mengecewakan para pelanggan setiap waktu, membuat Edi ke depan, berencana merekrut seorang karyawan di bagian customer service. Selain itu ia juga ingin memiliki karyawan yang membantunya menjaga toko, karena menurut Edi kadang ia kerap kewalahan memenuhi permintaan konsumen. Okky Martha Al Muttaqin Collection Tak ingin kalah dengan fesyen muslim wanita, Edi Suryadi memanjakan para muslim pria dengan memproduksi ragam desain kemeja koko. Selain itu, dengan banyak pilihan bahan baku kain yang digunakan, membuat para pelanggan pun menyebar dari berbagai kalangan. Dengan mengedepankan kualitas serta desain yang eksklusif, tak heran kemeja koko Al Muttaqin sudah menyebar di seluruh Indonesia. Bahkan omset yang diraupnya mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Apa saja keunggulannya? Dalam merintis usaha tersebut, orangtua Edi, yakni H. Yahya dan Hj. Ilah serta kedua adiknya Dede Mulyana dan Jihad bertugas dalam hal kontrol produksi dan desain produk. Sedangkan dirinya dan sang istri, Siti Marpupah menjalankan tugas sebagai marketing dan pemasaran. Dengan kerja sama yang baik, serta pengalaman orangtua yang bertahun-tahun menjalankan bisnis konveksi, mereka pun mampu memperluas jaringan usaha hingga ke seluruh Indonesia. Kemeja Koko. Sepintas busana muslim pria yang dibuat Edi bersama keluarganya terlihat sama dengan produk sejenis, namun kemeja koko Al Muttaqin memiliki banyak kelebihan. Prinsip utama usahanya yakni membuat kemeja koko yang lebih modern dan tidak hanya cocok untuk beribadah, melainkan juga bisa dipakai dalam aktivitas di luar ibadah antara lain pergi ke kantor, kampus, hingga menghadiri acara pesta tanpa mengurangi ciri khas kemeja koko. Kelebihan yang terlihat menonjol dari kemeja koko Al Muttaqin yakni banyaknya pilihan desain yang tak pernah monoton. Tidak heran, karena seminggu sekali selalu ada dua desain baru. “Dulu kita selalu dikritik pelanggan, modelnya kok itu-itu aja. Akhirnya saya pun menyarankan tim desain untuk menciptakan desain baru seminggu dua kali,” ujar Edi. Satu desain biasanya diproduksi 5-20 kodi, agar desain baru tersebut bisa tersebar rata ke seluruh pelanggan hingga agen dan reseller. Desain-desain yang diciptakan Edi biasanya berupa bordiran di bagian dada kemeja, pinggiran lengan baju, hingga kerah baju. Dalam setiap produknya, ia memang mengedepankan desain yang simple, untuk mengesankan produk yang eksklusif dan tidak terlihat norak. Menurutnya tim desain kemeja koko Al Muttaqin selalu bisa menampilkan desain yang cukup mewah meski tanpa banyak aksesori. Masing-masing desain, ada 8 pilihan warna yang ditawarkan. Dari segi ukuran, Edi memproduksi baju koko untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Khusus anak-anak usia 1-10 tahun, Edi menyediakan busana koko setelan kemeja lengan pendek atau lengan panjang dengan celananya. Kemeja koko Al Muttaqin menyediakan ukuran anak-anak SD-SM dan dewasa dengan masing-masing ukuran S, M, L, dan XL baik lengan pendek maupun lengan panjang. Saat ini ukuran terbesar memang XL, namun atas saran pelanggan ke depan ia akan memproduksi ukuran XXL dan XXXL. Harga yang ditawarkan juga bervariasi, tergantung bahan yang digunakan. Setelan busana muslim anak-anak bekisar Rp 45 ribu hingga Rp 65 ribu per item, dan Rp 70 ribu–Rp 80 ribu per item untuk kualitas bahan baku terbaik. Kemeja koko untuk anak SD dan SMP dijual dengan harga Rp 40 ribu–Rp 50 ribu per item baju lengan pendek dan Rp 45 ribu–Rp Gunakan 10 Pilihan Bahan Kemeja Koko • Ganti Desain Seminggu Dua Kali • Jelang Lebaran Pemesanan Naik 80% Edy Suryadi dan istri, pemilik dari usaha Al Muttaqin Collection FOTO-FOTO: JAKA MARSITA/KMP

Upload: phamdat

Post on 27-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

14 Edisi 16 • Th X • 05 - 18 Juni 2015utama

Besar dalam lingkungan keluarga wirausahawan, membuat Edi Suryadi tidak asing dengan dunia entrepreneurship.

Bahkan sejak duduk di bangku sekolah dasar, tak jarang ia selalu merintis usaha kecil-kecilan seperti berjualan beberapa produk. “Saat kuliah saya sempat ditanya oleh salah satu dosen, kenapa saya sebagai laki-laki tidak malu berjualan produk. Bagi saya berwirausaha itu sudah panggilan jiwa, jadi nggak perlu malu,” kenangnya.

Awal mula terjun di usaha pembuatan baju koko, memang tidak dimungkiri dimulai dari orangtua. Sejak tahun 1987, orangtua Edi sudah menjalankan bisnis konveksi baju muslim di Pekalongan. Hingga tahun 2004, mereka menambah produksi baju koko. Dan di tahun 2010, orangtuanya pun berniat pensiun dari usaha dan kembali ke kampung halaman di Tasikmalaya. Semua investasi usaha dan rumah di Pekalongan dijual semua.

Tak ingin melihat orangtuanya menganggur di Tasikmalaya, Edi dan saudara-saudaranya menyarankan untuk membuka konveksi kemeja koko di Tasikmalaya. Uang hasil penjualan investasi usaha dan rumah di Pekalongan, serta tabungan hasil usaha terdahulu sebesar Rp 500 juta lebih digunakan sebagai modal awal membuat jasa konveksi kemeja koko. Modal tersebut dibelikan 3 buah mesin bordir komputer, 20 buah mesin jahit, bahan baku, serta menyewa toko di Pasar Tanah Abang Blok F.

Ikuti Saran Pelanggan untuk Gaet Konsumen Loyal

Edi sangat sadar, merintis usaha memang cukup mudah, namun untuk mempertahankan usaha tersebut tetap stabil sangatlah susah. Diperlukan konsistensi penuh agar pelanggan tetap percaya dengan produknya. Oleh karena itu,

memberikan pelayanan terbaik dan terus mempertahankan kualitas produk, menjadi sebuah keharusan baginya dalam menjalankan usaha produksi kemeja koko.

Selain itu Edi juga kerap mendengarkan kritik dan saran dari para pelanggan. “Ibaratnya pelanggan itu raja, jadi apa yang mereka mau segera kita realisasikan. Seperti saat pelanggan meminta warna kemeja lebih banyak dan ukuran kemeja yang besar, saya pun mencoba untuk merealisasikannya,” tutur pria kelahiran Jakarta, 32 tahun lalu ini. Ditambahkannya, keinginan pelanggan yang beragam itu cukuplah wajar, mengingat produk yang dibuat adalah fesyen. Di mana pelanggan menginginkan kemeja koko yang tak hanya nyaman, tetapi juga terlihat stylish saat dikenakan di mana pun.

Loyalitas Edi dalam melayani pelanggan pun dibuktikan dengan selalu menanggapi kritik dan saran pelanggan, kapan pun dan di mana pun. Hal inilah yang membuat waktunya habis dengan meningkatkan mobilitas usahanya. Terkadang di saat ia menutup toko sore hari, masih banyak pelanggan yang menghubunginya hingga tengah malam. Tak ingin mengecewakan pelanggan, membuatnya terus menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan.

Hal tersebut pun terkadang membuat istrinya kerap protes. “Sampai di rumah, yang seharusnya kita istirahat dan berkumpul dengan keluarga, dia malah sibuk mengurus pertanyaan pelanggan. Saya pun sering protes,” ujar Siti Marpupah sambil tertawa. Bahkan dengan kesibukannya melayani pelanggan via online membuatnya pun resign dari kantornya, agar ia bisa fokus berwirausaha.

Tak ingin mengecewakan para pelanggan setiap waktu, membuat Edi ke depan, berencana merekrut seorang karyawan di bagian customer service. Selain itu ia juga ingin memiliki karyawan yang membantunya menjaga toko, karena menurut Edi kadang ia kerap kewalahan memenuhi permintaan konsumen. Okky Martha

Al Muttaqin Collection

Tak ingin kalah dengan fesyen muslim wanita, Edi Suryadi memanjakan para muslim pria dengan memproduksi ragam desain kemeja koko. Selain itu, dengan banyak pilihan bahan baku kain yang digunakan, membuat para pelanggan pun menyebar dari berbagai kalangan. Dengan mengedepankan kualitas serta desain yang eksklusif, tak heran kemeja koko Al Muttaqin sudah menyebar di seluruh Indonesia. Bahkan omset yang diraupnya mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Apa saja keunggulannya?

Dalam merintis usaha tersebut, orangtua Edi, yakni H. Yahya dan Hj. Ilah serta kedua adiknya Dede Mulyana dan Jihad bertugas dalam hal kontrol produksi dan desain produk. Sedangkan dirinya dan sang istri, Siti Marpupah menjalankan tugas sebagai marketing dan pemasaran. Dengan kerja sama yang baik, serta pengalaman orangtua yang bertahun-tahun menjalankan bisnis konveksi, mereka pun mampu memperluas jaringan usaha hingga ke seluruh Indonesia.

Kemeja Koko. Sepintas busana muslim pria yang dibuat Edi bersama keluarganya terlihat sama dengan produk sejenis, namun kemeja koko Al Muttaqin memiliki banyak kelebihan. Prinsip utama usahanya yakni membuat kemeja koko yang lebih modern dan tidak hanya cocok untuk beribadah, melainkan juga bisa dipakai dalam aktivitas di luar ibadah antara lain pergi ke kantor, kampus, hingga menghadiri acara pesta tanpa mengurangi ciri khas kemeja koko.

Kelebihan yang terlihat menonjol dari kemeja koko Al Muttaqin yakni banyaknya pilihan

desain yang tak pernah monoton. Tidak heran, karena seminggu sekali selalu ada dua desain baru. “Dulu kita selalu dikritik pelanggan, modelnya kok itu-itu aja. Akhirnya saya pun menyarankan tim desain untuk menciptakan desain baru seminggu dua kali,” ujar Edi. Satu desain biasanya diproduksi 5-20 kodi, agar desain baru tersebut bisa tersebar rata ke seluruh pelanggan hingga agen dan reseller.

Desain-desain yang diciptakan Edi biasanya berupa bordiran di bagian dada kemeja, pinggiran

lengan baju, hingga kerah baju. Dalam setiap produknya, ia memang mengedepankan desain yang simple, untuk mengesankan produk yang eksklusif dan tidak terlihat norak. Menurutnya tim desain kemeja koko Al Muttaqin selalu bisa menampilkan desain yang cukup mewah meski tanpa banyak aksesori. Masing-masing desain, ada 8 pilihan warna yang ditawarkan.

Dari segi ukuran, Edi memproduksi baju koko untuk semua kalangan,

mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Khusus anak-anak usia 1-10 tahun,

Edi menyediakan busana koko setelan

kemeja lengan pendek atau lengan panjang dengan celananya. Kemeja koko Al Muttaqin menyediakan ukuran anak-anak SD-SM dan dewasa dengan masing-masing ukuran S, M, L, dan XL baik lengan pendek maupun lengan panjang. Saat ini ukuran

terbesar memang XL, namun atas saran pelanggan ke depan ia akan memproduksi ukuran XXL dan XXXL.

Harga yang ditawarkan juga bervariasi, tergantung bahan yang digunakan. Setelan busana muslim anak-anak bekisar Rp 45 ribu hingga Rp 65 ribu per item, dan Rp 70 ribu–Rp 80 ribu per item untuk kualitas bahan baku terbaik. Kemeja koko untuk anak SD dan SMP dijual dengan harga Rp 40 ribu–Rp 50 ribu per item baju lengan pendek dan Rp 45 ribu–Rp

Gunakan 10 Pilihan Bahan Kemeja Koko•GantiDesainSeminggu DuaKali•JelangLebaranPemesanan Naik 80%

Edy Suryadi dan istri, pemilik dari usaha Al Muttaqin Collection

foto

-fo

to: j

ak

a m

ars

ita

/km

p