al quran sebagai pedoman hidup serta sifat dan kandungannya (ovilia reg b1)
TRANSCRIPT
Disusun Oleh:OVILIA DELLA PRATIVI
REGULER B/I
Guru Pembimbing:DRA. NYIMAS NUR KHOTIMAH, M.KES.
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANGJURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya,
serta petunjuknya sehingga makalah agama dengan judul Al Qur'an Sebagai Pedoman Hidup
Serta Sifat dan Kandungan Yang Ada Di dalamnya dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat
atas dasar karena tugas yang diberikan oleh guru agama penulisi. Selain itu makalah ini
penulis jadikan sarana untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah dalam materi
pembelajaran agama.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan pada pembuatan
makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan ilmu yang berguna dan
berfungsi pada setiap kesempatan yang bermanfaat.
Palembang, November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………. iii
Pendahuluan ………………………………………………………………………………... 4
Isi ……………………………………………………………………………………………. 5
1. Al Qur'an Sebagai Pedoman Hidup………………………………………………….. 5
2. Sejarah Turunnya Al Qur'an…………………………………………………………..
3. Kandungan Al QUr'an………………………………………………………………..12
4. Keutamaan atau Fungsi Al Qur'an…………………………………………………... 16
Penutup …………………………………………………………………………………….. 18
1. Kesimpulan …………………………………………………………………………..18
2. Saran ………………………………………………………………………………... 18
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….. 19
I. PENDAHULUAN
"Tak kenal maka tak sayang" sebuah pepatah yang sering kita dengar dalam hidup ini.
Jika kita aplikasikan pepatah tersebut dalam hal keimanan kita pada Allah SWT, maka kita
dapat menarik kesimpulan bagaimana kita akan cinta pada Allah SWT jika kita belum
mengenal-Nya. Bagaimanakah cara kita mengenal Allah SWT? Salah satu caranya adalah
dengan mempelajari Al Qur'an, mendalami, dan memahami, serta mengamalkan dalam
kehidupan. Dengan demikian kita akan mengetahui betapa besarnya kuasa Allah SWT,
mengetahui tentang agama-Nya, sehingga akan menambah keimanan serta kecintaan kita pada
Allah SWT.
Selain itu, bagai anak ayam yang kehilangan induknya, akan tersesat tanpa ada yang
memberinya petunjuk dalam menjalani kehidupan. Begitupun kita sebagai menusia, .
Seandainya saja tidak ada ‘utusan’ yang membawa petunjuk, tentulah kita akan tersesat dan
kebingungan dalam mengarungi hidup ini. Sebagaimana mereka yang tidak beriman seperti kaum
materialis, atheis, dan hedonis yang hidup dalam kesesatan. Maka bersyukurlah kita yang
mendapatkan petunjuk dari utusan Allah yaitu Muhammad SAW, yang menyampaikan kabar gembira,
memberi peringatan, dan menerangkan hakikat penciptaan kita di dunia. Bersama Beliau,
diturunkanlah Al Qur’an sebagai pedoman hidup.
Sebagai umat muslim, kita perlu mempelajari dan mendalami kitab kita Al Qur'an.
Bagaimana mungkin seorang muslim tidak mengenal kitabnya sendiri. Dengan mempelajari
sejarah, sifat, isi atau kandungan yang terdapat di dalamnya, kita dapat menjadikan Al Qur;an
sebagai pedoman dan petunjuk kita dalam menjalani kehidupan demi mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat kelak, serta menambah keimanan serta kecintaan kita pada
sang Khalik Allah SWT.
II. ISI
Di dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai Al Qur;an sebagai pedoman
hidup, sejarah, dan kandungan yang ada di dalamnya.
1. Al Qur'an Sebagai Pedoman Hidup Manusia
Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Di samping itu
Dia juga memberikan bekal kepada manusia supaya dapat menjalankan tugas kekhalifahan,
yakni Al-Qur’an Al-Karim. Al-Quran adalah pedoman hidup manusia dalam mengarungi
tugas kekhalifahannya di muka bumi, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat barikut
"dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap
gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke
jalan yang lurus."(Q.S. Surat Al Maidah:19)
"Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang meyakini."(Q.S. Surat Al-Jaatsiyah:20)
Asy-Syahid Hasan Al-Banna pernah mengungkapkan bahwa sikap kebanyakan
manusia di masa-masa sekarang ini terhadap kitab Allah SWT ibarat manusia yang diliputi
dengan kegelapan dari segala penjuru. Berbagai sistem telah bangkrut, masyarakat telah
hancur, nasionalisme telah jatuh. Setiap kali manusia membuat sistem baru untuk diri mereka,
segera sistem itu hancur berantakan. Hari ini, manusia tidak mendapatkan jalan selain berdoa,
bersedih, dan menangis. Sungguh aneh, karena di hadapan mereka sebenarnya terdapat Al-
Qur’an, cahaya sempurna.
Al-Qur’an adalah kitab suci sebagai Kalam Ilahi yang diturunkan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Di
dalamnya terkumpul Wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi yang
meyakini, mempelajari dan mengamalkannya.
Karena itu, kaum muslimin harus benar-benar yakin bahwa hanya dengan Al-Qur’an-
lah umat silam dapat maju ke arah kesempurnaan. Kuat atau lemahnya, maju atau mundurnya
umat Islam tergantung kepada sikapnya dan pemahamannya terhadap Al-Qur’an. Syekh
Muhammad Al-Ghazali, seorang ulama kharismatik dari Mesir dalam bukunya “Kaifa
nata’ammal Ma’al Qur’an mengatakan “Sikap sekarang terhadap Al-Qur’an sangat
memprihatinkan, seolah-olah Al-Qur’an dibicarakan kepada mereka dari tempat yang yang
sangat jauh, dan sangat sulit menemukan orang yang benar-benar berpegang teguh kepada Al-
Qur’an . Ini adalah masalah besar yang tidak boleh dibiarkan berlarut begitu saja, bila kita
tidak menginginkan keterasingan dari agama dan dari keterasingan Al Qur’an sebagai
pedoman hidup”.
Dalam Al-Qur’an telah diceritakan tentang orang-orang yang meninggalkan/acuh tak
acuh terhadap Al-Qur’an, dimana mereka yang menolak dan meninggalkan Al-Qur’an itu
diadukan oleh Nabi Muhammad SA|W kepada Allah SWT. Sebagaimana yang tergambar
dalam firman Allah SWT surat Al Furqan:30
"berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu
yang tidak diacuhkan".(Q.S. al Furqan:30)
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an, ataukah hati mereka yang
terkunci?”. (Q.S. Muhammad: 24)
Banyak hal dalam Al-Qur'an yang dapat kita gunakan sebagai pedoman hidup kita.
Mulai dari masalah akidah, akhlak, syariat hingga ilmu pengetahuan. Dengan demikian, hidup
yang kita jalani, dengan berdasar pada Al Qur'an, akan menapaki jalan yang diridhai Allah
SWT.
2. Sejarah Turunnya Al Qur'an
"Quran" menurut pendapat Dr. Subhi Al Salih berarti "bacaan", asal kata qara’a. Kata
Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca).
Di dalam Al Qur’an sendiri ada pemakaian kata "Qur’an" dalam arti demikian sebagai
tersebut dalam surah Al Qiyaamah :17-18
"Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya
itu."(Q.S Al Qiyaamah :17-18)
Kemudian dipakai kata "Qur’an" itu untuk Al Quran yang dikenal sekarang ini.
Adapun definisi Al Qur’an ialah: "Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang
diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan
diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah"
Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad
SAW. tidak dinamakan Al Qur’an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. atau
Injil yang diturun kepada Nabi Isa a.s
. Nabi Muhammad SAW dalam hal menerima wahyu mengalami bermacam-macam
cara dan keadaan. di antaranya:
1. Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Rasulullah SAW tidak
melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu sudah berada saja dalam kalbunya.
Mengenai hal ini Nabi mengatakan: "Ruhul qudus mewahyukan ke dalam kalbuku", (lihat
surah (42) Asy Syuura ayat (51).
2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang mengucapkan
kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.
3. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincing lonceng. Cara inilah yang amat berat
dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun
turunnya wahyu itu di musim dingin. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti dan
duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai
unta. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: "Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan
kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan diserang
oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah
selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa".
4. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki seperti
keadaan no. 2, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini tersebut dalam Al Qur’an
surah An Najm: 13-14.
"dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada
waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha"(Q.S. An Najm: 13-14)
Periode Turunnya Al-Quran
Al Qur'an diturukan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para
ulama ‘Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode
sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama
dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat
Madaniyyah.
a. Periode Pertama
Turunnya Al Qur’an pada periode pertama ini terjadi ketika Nabi saw. bermukim di
Mekah (610 – 622 M) sampai Nabi Muhammad saw. melakukan hijrah. Ayat-ayat yang
diturunkan pada masa itu, kemudian disebut dengan ayat-ayat Makiyah, yang berjumlah 4.726
ayat dan terdiri atas 89 surat. Negeri Arab sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul,
terkenal dengan sebutan Jahiliyah. Sebutan ini diberikan karena masyarakat Arab waktu itu
memiliki perilaku yang telah melampaui batas. Berzina, berjudi, merampok, mabuk-mabukan,
membunuh anak – anak perempuan, menyembah berhala, dan sebagainya merupakan
pemandangan sehari-hari. Melihat perilaku masyarakat yang telah rusak tersebut, pada saat itu
Nabi Muhammad SAW berumur 40 tahun, beliau pun banyak melakukan perenungan. Beliau
sering mengasingkan diri di Goa Hira untuk menghindari hiruk pikuknya kota mekkah ketika
itu.
Setelah melakukan khalwat beberapa lama di Goa Hira, pada malam 17 Ramadhan
atau 6 Agustus 610 M, datanglah Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dan menyuruhnya
untuk membaca tulisan yang dibawa Jibril. Dengan agak terkejut beliau menjawab : ”Aku
tidak dapat membaca.” Jawaban tersebut dikemukakan Nabi berulang-ulang, hingga akhirnya
Jibril membimbing beliau sampai mampu membaca.
Adapun ayat yang dibawa Malaikat pada saat itu adalah :
”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang
mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (QS. Al-Alaq : 1-5)
Peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW pada tanggal 17 Ramadhan itulah yang
menandai turunnya wahyu pertama sehingga diperingati oleh umat Islam diseluruh dunia sebagai
malam Nuzulul Qur’an (malam dirunkannya Al-Qur’an). Selain itu, kejadian tersebut juga
merupakan titik awal diangkatnya Muhammad sebagai Rasul Allah SWT.
Periode ini berlangsung sekitar 12 tahun 5 bulan 13 hari dan telah menimbulkan
bermacam-macam reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata
dalam tiga hal pokok:
1.Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Quran.
2.Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Quran, karena kebodohan
mereka (QS 21:24), keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek
moyang (QS 43:22), dan atau karena adanya maksud-maksud tertentu dari satu golongan.
3. Dakwah Al-Quran mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah
sekitarnya.
b. Periode Kedua
Periode yang kedua adalah Periode Madinah. Sebuah periode yang terjadi pada masa
setelah Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah (622 – 632 M). Ayat-ayat yang turun
dalam periode ini kemudian dinamakan ayat-ayat Madaniyah, meliputi 1.510 ayat dan
mencakup 25 surat. Periode kedua ini berlangsung selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dimana
terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam
menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah.
Dimulai dari fitnah, intimidasi dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut
ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka semua –
termasuk Rasulullah saw.– berhijrah ke Madinah.
Ayat Makkiyah dan ayat Madaniyah
Ditinjau dari segi masa turunnya, maka Al Qur’an itu dibahagi atas dua golongan:
1. Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke
Madinah dinamakan ayat-ayat Makkiyyah.
2. Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi Muhammad SAW hijrah ke
Madinah dinamakan ayat-ayat Madaniyyah.
Ayat-ayat Makkiyyah meliputi 19/30 dari isi Al Qur’an terdiri atas 86 surah, sedang
ayat-ayat Madaniyyah meliputi 11/30 dari isi Al Qur’an terdiri atas 28 surah.
Perbedaan ayat-ayat Makiyyah dengan ayat-ayat Madaniyyah ialah:
1. Ayat-ayat Makkiyyah pada umumnya pendek-pendek sedang ayat-ayat Madaniyyah
panjang-panjang; surat Madaniyyah yang merupakan 11/30 dari isi Al Qur’an ayat-ayatnya
berjumlah 1,456, sedang ayat Makkiyyah yang merupakan 19/30 dari isi Al Qur’an jumlah
ayat-ayatnya 4,780 ayat.
Juz 28 seluruhnya Madaniyyah kecuali ayat (60) Mumtahinah, ayat-ayatnya berjumlah 137;
sedang juz 29 ialah Makkiyyah kecuali ayat (76) Addahr, ayat-ayatnya berjumlah 431. Surat
Al Anfaal dan surat Asy Syu’araa masing-masing merupakan setengah juz tetapi yang
pertama Madaniyyah dengan bilangan ayat sebanyak 75, sedang yang kedua Makiyyah
dengan ayatnya yang berjumlah 227.
2. Dalam ayat-ayat Madaniyyah terdapat perkataan "Ya ayyuhalladzi na aamanu" dan sedikit
sekali terdapat perkataan ‘Yaa ayyuhannaas’, sedang dalam ayat ayat Makiyyah adalah
sebaliknya.
3. Ayat-ayat Makkiyyah pada umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan dengan
keimanan, ancaman dan pahala, kisah-kisah umat yang terdahulu yang mengandung
pengajaran dan budi pekerti; sedang Madaniyyah mengandung hukum-hukum, baik yang
berhubungan dengan hukum adat atau hukum-hukum duniawi, seperti hukum
kemasyarakatan, hukum ketata negaraan, hukum perang, hukum internasional, hukum antara
agama dan lain-lain
3. Kandungan Al Qur'an
Nama-nama al-Quran
al-Kitaab (الكتاب)bermaksud sebuah kitab berdasarkan firman Allah:
"Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" .(Q.S. Al-Baqarah :1-2)
al-Furqaan (الفرقان) bermaksud pemisah hak dan batil sebagaimana firman Allah:
"Maha berkat Tuhan Yang menurunkan al-Furqaan kepada hambaNya (Muhammad), untuk
menjadi peringatan dan amaran bagi seluruh penduduk alam. (Q.S.Al-Furqaan 25:1)
adz-Dzikr (الذكر) bermaksud peringatan berdasarkan firman Allah:
"Sesungguhnya Kamilah Yang menurunkan al-Quran, dan Kamilah Yang memelihara dan
menjaganya. (Q.S Al-Hijr 15:9)
at-Tanzil (التنزيل) bermaksud penurunan. Nama ini diambil sempena firman Allah:
"Dan Sesungguhnya Al-Quran (yang di antara isinya kisah-kisah Yang tersebut) adalah
diturunkan oleh Allah Tuhan sekalian alam." (Q.S. Asy-Syuara 26:192)
Sifat al-Quran
Al Qur'a bersifat universal, cakupan sasarannya untuk seluruh umat manusia, dimana berlaku hingga akhir zaman.
an-Nuur bermaksud cahaya yang menerangi kegelapan. Al-Quran disifatkan sebagai
nur (cahaya) kerana ia memberikan cahaya keimanan kepada orang yang berada di
dalam kegelapan serta kekufuran. Selain itu, al-Quran juga menjadi cahaya yang
menerangi jiwa orang yang selalu membacanya dan menghayati isi kandungannya.
al-Mubiin bermaksud menerangkan sesuatu. Al-Quran disifatkan sebagai penerang
kerana ia menghuraikan ajaran Islam kepada seluruh umat.
al-Huda bermaksud petunjuk. Al-Quran disifatkan sebagai petunjuk kerana ia
menunjukkan jalan yang lurus kepada umat manusia.
ar-Rahmah bermaksud kerahmatan. Allah menyifatkan al-Quran sebagai rahmat
kerana ia membawa rahmat kepada orang Mukmin yang sentiasa membaca,
mempelajari dan mengamalkan isi kandungannya.
Syifa’ yakni obat penawar segala macam penyakit rohani manusia.
Surah-surah dalam al-Quran
Secara keseluruhan Al-Qur’an terdiri atas 30 Juz, 114 surat, 554 ruku’ dan 6.666 ayat
diawali dengan Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas. Nama-namanya dan batas-
batas tiap-tiap surat, susunan ayat-ayatnya adalah menurut ketentuan yang ditetapkan dan
diajarkan oleh Rasulullah sendiri (tauqifi). Sebagian dari surat-surat Al Qur’an mempunyai
satu nama dan sebagian yang lain mempunyai lebih dari satu nama, sebagaimana yang akan
diterangkan dalam muqaddimah tiap-tiap surat.
Surat-surat yang ada dalam Al Qur’an ditinjau dari segi panjang dan pendeknya
terbagi atas 4 bagian, yaitu:
1. ASSAB’UTHTHIWAAL, dimaksudkan, tujuh surat yang panjang Yaitu: Al Baqarah, Ali
Imran, An Nisaa’, Al A’raaf, Al An’aam, Al Maa-idah dan Yunus.
2. Al MIUUN, dimaksudkan surat-surat yang berisi kira-kira seratus ayat lebih seperti: Hud,
Yusuf, Mu’min dsb.
3. Al MATSAANI, dimaksudkan surat-surat yang berisi kurang sedikit dari seratus ayat
seperti: Al Anfaal. Al Hijr dsb.
4. AL MUFASHSHAL, dimaksudkan surat-surat pendek. seperti: Adhdhuha, Al Ikhlas, AL
Falaq, An Nas. dsb.
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat Al Qur'an terkandung kandungan yang secara garis
besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti
definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :
1. Aqidah
adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib
dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al Qur'an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu
menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak
beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama.
Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2. Ibadah
adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha" ibadah
adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari
Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum
dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu,
membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah
mampu menjalankannya.
3. Akhlak
adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul
karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi
Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap
manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4. Hukum-huum
adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili
dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah.
Hukum dalam islam berdasarkan Al Qur'an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat,
mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
5. Tadzkir atau peringatan
adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT
berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang
yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa'ad. Di
samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al Qur'an atau disebut juga
targhib dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
6. Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah
adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan
akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat
atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita
mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan
pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya,
terutama mengenai alam semesta.
4. Keutamaan atau fungsi Al Qur'an
Beberapa keutamaan dari membaca, menghafal, hingga mengamalkan Al Qur'an:
1. Sebagai petunjuk umat manusia
2. Sebagai penyelamat manusia di akhirat
3. Sebagai bacaan
4. Sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Pembela bagi para pembacanya yang juga mengamalkannya
6. Pembacanya yang baik akan bersama para utusan (malaikat) yang mulia lagi berbakti
dan dua pahala bagi pembacanya yang tersendat-sendat dan susah payah.
7. Menempati tempat yang paling mulia di antara umat Rasulullah SAW (penghafal Al
Qur'an)
8. Pembacanya ibarat pohon utrujah : yang baunya sedap dan rasanya enak
9. Menembus seluruh waktu, tempat dan sasaran.
Hikmah diturunkan al-Quran secara beransur-ansur
1. Agar lebih mudah difahami dan dilaksanakan.
2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan
permasalahan pada waktu itu. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al Qur’an diturunkan
sekaligus. (ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan mansukh).
3. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih
mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.
4. Memudahkan penghafalan.
5. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan atau penolakan suatu
pendapat atau perbuatan.
III. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam menjalani kehidupan kita perlu memiliki pedoman hidup, dan tak ada pedoman
yang lebih baik dan sesempurna Al Qur'an. Dengan membaca, mempelajari, mendalami, dan
mengamalkannya dalam kehidupan kita dapat memetik hikmah serta mendapat keridhaan dari
Allah swt. Selain itu kita juga memperoleh banyak kutamaan darinya. Dan sebagai umat islam
kita wajib mengamalkan ajaran-ajaran islam yang terdapat dala Al Qur'an.
2. Saran
Kepada para pembaca, saya menyadari masih banyak kesalahan dan tidak kesempurnaan
yang terdapat dalam tulisan saya dan masih banyak pihak yang belum mengetahuinya. Oleh
karena itu, saya mohon untuk mengembangkan lebih lanjut dan menyebarluaskan gagasan
pokok dalam karya tulis ini kepada semua pihak dan masyarakat. Semoga dengan gagasan
yang saya sampaikan pada karya tulis ini dapat memberikan dampak positif bagi keadaan
bumi dan masyarakat semuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Kedudukan dan Fungsi Al-Qur’an. http://javavist.dagdigdug.com/index.php/2008/12/26/al-quran-sebagai-pedoman-hidup/. 29 November 2010. 8.00 WIB.
Anonim. 2010. Al-Qur'an. http://ms.wikipedia.org/wiki/Al-Quran. 29 November 2010. 8.00 WIB
Anonim. Sejarah Al Quran. http://joerzack.tripod.com/SEJARAH_AL_QURAN.htm. 29 November 2010. 8.00 WIB.
Alrasikh. 2008. Al Qur'an Sebagai Pedoman Hidup. http://alrasikh.wordpress.com/2008/04/18/alqur%E2%80%99an-sebagai-pedoman-hidup/. 29 November 2010. 8.00 WIB.
godam64. 2006. Isi Kandungan Al Qur'an : Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum, Sejarah & Dorongan Untuk Berfikir - Garis Besar / Inti Sari Al-Quran. http://organisasi.org/isi_kandungan_Al Qur'an_aqidah_ibadah_akhlak_hukum_sejarah_dorongan_untuk_berfikir_garis_besar_inti_sari_al_quran. 29 November 2010. 8.00 WIB.
Hadrami, Abdullah. 2007. Al-Qur?an Adalah Pedoman Hidup. http://www.kajianislam.net/modules/smartsection/item.php?itemid=161. 29 November 2010. 8.00 WIB
Jannah, Izzatul dan Irfan Hidayatullah. 2010. Sejarah Turunnya Al Qur’an. http://lookman89.wordpress.com/2010/04/22/nama-dan-sifat-Al Qur'an/. 29 November 2010. 8.00 WIB.
Kms , Selamat. 2008. Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran. http://salendra.wordpress.com/2008/05/22/sejarah-turunnya-dan-tujuan-pokok-al-quran/. 29 November 2010. 8.00 WIB
Y, H. Sunaryo A. 2009. Sejarah Turunnya Al-Qur’an, Pengertian Al-Qur’an Serta Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup. http://www.hajisunaryo.com/component/content/article/78-sejarah-turunnya-al-quran-pengertian-al-quran-serta-al-quran-sebagai-pedoman-hidup.html. November 2010. 8.00 WIB.
Zaidallah, Alwisral Imam. 2010. 100 Khutbah Jum'at Kontemporer 1. Jakarta: Kalam Mulia.