alat bahan caker data fia
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Alat Bahan Caker Data Fia
1/7
ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
- Spektrofotometer visible - Asam asetil salisilat-
Kuvet - Aspirin- Alat timbang - Aquadest- Mortir dan stemper - NaOH- Labu takar 50 dan 250 mL - FeCl3- Kompor- Labu erlenmeyer
CARA KERJA
Timbang 20 tablet aspirin satu per satu
Timbang 20 tablet aspirin sekaligus
Pembuatan larutan sampel
Gerus tablet aspirin dan timbang 400 mg serbuk tablet
Larutkan dalam NaOH dan sedikit aquadest
Panaskan hingga hampir mendidih, ad 250 mL aquadest
Ambil 2,5 mL larutan sampel, ad 50 mL aquadest
-
8/2/2019 Alat Bahan Caker Data Fia
2/7
Tambahkan beberapa tetes FeCL3, baca absorbansi dengan spetrofotometer vis pada 533 nm
Pembuatan larutan standar
400 mg asam asetilsalisilat ditmbahkan 10 mL NaOH dan sedikit aquadest
Panaskan hingga mulai mendidih
Ad 250 mL aquadest
Ambil 2,5 mL larutan dan ad 50 mL aquadest
Lakukan hal yang sama pada pembuatan larutan standar 0,2 ; 1,5 ; 1,0 ; dan 0,5 mL
Tambahkan FeCl3, tentukan percobaan dengan spektrofotometer vis
Baca absorbansi dengan percobaan
DATA PERCOBAAN
Penimbangan 20 tablet aspirinBerat kertas timbang : 0,2674 gr
Berat tablet + kertas timbang (gr) Berat tablet (gr)
0,8682
0,8653
0,86730,8661
0,8746
0,8747
0,8689
0,8741
0,87300,8701
0,8621
0,8691
0, 6008
0,5979
0,59990,5987
0,6072
0,6073
0,6015
0,6067
0,60560,6027
0,5947
0,6017
-
8/2/2019 Alat Bahan Caker Data Fia
3/7
0,8753
0,8677
0,8716
0,8735
0,8586
0,8765
0,8647
0,8692
0,6079
0,6003
0,6042
0,6061
0,5912
0,6112
0,5973
0,6018
Penimbangan serbuk asam asetil salisilat standarNo.
Bobot kertas + asam asetilsalisilat
(gr)
Berat kertas timbang
(gr)
Berat asam asetil salisilat
(gr)
1.
2.
3.
4.5.
0,6515
0,6548
0,5437
0,66270,6604
0,2493
0,2528
0,1437
0,26210,2588
0,4022
0,4020
0,4000
0,40060,4016
Penimbangan serbuk aspirin sampelNo. Bobot kertas + aspirin (gr)
Berat kertas timbang
(gr)Berat asam aspirin (gr)
1.
2.
3.
0,8081
0,7776
0,8045
0,4032
0,3775
0,4023
0,4049
0,4001
0,4022
Data TabletExpired date : Maret 2012
Peoduksi : PT BAYER INDONESIA
No. Batch : 1033A50
No. Registrasi : DBL 8802001410A1
Organoleptis
Warna : putih
Bau : khas
Rasa : pahit
Bentuk : tablet
-
8/2/2019 Alat Bahan Caker Data Fia
4/7
Hasil Pembacaan AbsorbansiLarutan standar
No. Volume Konsentrasi (mg/mL) Absorbansi
1
23
4
5
0,5
1,01,5
2,0
2,5
0,016
0,0320,048
0,064
0,080
0,184
0,3390,505
0,730*
0,662
* = direject
Larutan sampel
1. 0,4792. 0,5813. 0,601
-
8/2/2019 Alat Bahan Caker Data Fia
5/7
VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan kadar aspirin dalam bentuk sediaan tablet
dengan metode spektrofotometri visual. Tablet yang dianalisis adalah tablet aspirin 0,5 gram
produksi PT. Bayer Indonesia dengan nomor batch 1033A50 dan nomor registrasi
DBL8802001410A1. Spektrofotometri merupakan teknik analisis menggunakan cahaya untuk
mengukur konsentrasi suatu bahan kimia. Spektrofotometri visual menggunakan cahaya di
daerah visibel pada panjang gelombang dengan rentang 400 800 nm.
Metode yang dapat digunakan dalam menganalisis aspirin yaitu asidi-alkalimetri titrasi
langsung terhadap asam bebas, asidi-alkalimetri dengan hidrolisis dan titrasi kembali,
bromometri, iodometri, metode titrasi bebas air (TBA), spektrofotometri UV-Vis,
spektrofluorometri, HPLC (High Performance Liquid Chromatography).Pada percobaan ini
digunakan metode spektrofotometri visual. Metode ini dipilih karena sederhana, cepat, serta
memiliki selektivitas dan sensitivitas yang baik. Senyawa yang dianalisis yaitu aspirin.
Pada percobaan ini pertama-tama sampel diuji secara organoleptis, diperoleh hasil berupa tabletberwarna putih, homogen, berasa pahit, dan berbau khas. Syarat umum untuk sediaan tablet adalah
memenuhi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, dan waktu hancur. Untuk keseragaman ukuran,
kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
Waktu hancur yang dipersyaratkan untuk tablet tidak bersalut adalah 15 menit. Akan tetapi kedua uji
tersebut tidak dilakukan. Pada uji keseragam bobot, diantara 20 tablet dengan bobot > 500 mg per tablet,
tidak ada satupun tablet yang menyimpang 5 % dan 10% dari bobot rata-rata tablet. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa sediaan tablet yang dianalisis memenuhi / tidak memenuhi syarat keseragaman
bobot.
Langkah selanjutnya, dibuat larutan induk dengan memasukkan 400 mg serbuk asam salisilat ke
dalam labu takar 250 ml, larutkan dengan 10 ml NaOH, dan tambahkan sedikit aquadest. Panaskan di atas
penangas air selama 10 menit. Ambil 2,5 ml larutan tersebut dan lakukan pengenceran dengan aquadest
hingga diperoleh volume 50 mL. Lakukan hal yang sama untuk volume 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; 2,5 mL. Seri kadar
tersebut digunakan untuk mendapatkan kurva baku.
-
8/2/2019 Alat Bahan Caker Data Fia
6/7
Sedangkan dalam penetapan kadar asam asetilsalisilat dalam tablet aspirin, pertama-tama gerus
10 tablet aspirin bersama-sama. Gerus sampai homogen dalam mortir. Kemudian ditimbang seksama 400
mg sampel, kemudian masukkan dalam labu takar 250 mL, larutkan dengan 10 ml NaOH. Panaskan
larutan dengan penangas air selama 10 menit. Add 250 mL aquadest hingga batas labu takar. Selanjutnya
saring larutan. Penyaringan dilakukan untuk mengantisipasi adanya bahan eksipien dalam tablet yang
tidak larut dan dapat mengganggu dalam pembacaan absorbansi. Apabila terdapat molekul yang tidak
larut di dalam kuvet, maka molekul ini dapat menyebabkan pemantulan maupun scattering sehingga
dapat mengganggu respon yang diterima oleh detektor. Hal ini tentunya mempengaruhi pembacaan
absorbansi dan menjadikan analisis kita tidak valid. Kemudian larutan yang telah disaring diambil 2,5 mL
dan ditambahkan aquadest hingga 50 mL.
Untuk pembacaan absorbansi sebelumnya dicari terlebih dahulu panjang gelombang maksimal.
Hal ini dikarenakan pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal sehingga
perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.
Alasan ngga sesuai teori :
- pH sampel yang terlalu basa. Hal ini terlihat dari warna larutan sampel yang berubahmenjadi ungu kecokelatan setelah ditambahkan FeCl3. Secara teoritis, kompleks warna
yang terbentuk seharusnya berwarna ungu. pH optimal agar dapat terbentuk kompleks
ferri salisilat yang sempurna berkisar 5-6.Jika pH terlalu asam maka akan terbentuk
warna kemerahan. Sedangkan bila pH terlalu basa, maka akan terbentuk warna ungu
kecokelatan. Ketidaksesuaian kompleks warna yang terbentuk menyebabkan kesalahan
pada panjang gelombang maksimum. Pada percobaan ini kami mendapatkan panjang
gelombang maksimum pada 533 nm, sedangkan secara teoritis panjang gelombang
maksimum asam salisilat berkisar di 525 nm. Perbedaan panjang gelombang yang cukup
mencolok ini dapat menyebabkan data absorbansi yang terbaca bukan berasal dari
senyawa yang kita inginkan (kompleks ferri salisilat). Pembacaan absorbansi dilakukan
pada panjang gelombang maksimum dikarenakan beberapa hal, yaitu :
1. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal sehingga perubahanabsorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.
-
8/2/2019 Alat Bahan Caker Data Fia
7/7
2. Di sekitar panjang gelombang maksimal bentuk kurva absorbansi datar dan padakondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi.
3. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasanganulang panjang gelombang akan kecil sekali.
- Hidrolisis yang belum sempurna. Pada percobaan ini hidrolisis dilakukan denganmelarutkan sampel pada basa kemudian dipanaskan di atas penangan air. Hidrolisis
bertujuan untuk mendapatkan ion salisilat agar nantinya akan membentuk kompleks
warna dengan FeCl3. Hidrolisis yang tidak sempurna menyebabkan tidak semua asetosal
terhidrolisis. Hal ini menyebabkan ion salisilat yang terbentuk sedikit, dan pada akhirnya
komlpeks ferri salisilat pun yang terbentuk juga sedikit.
- Adanya sampel yang tidak larut sempurna dalam NaOH. Hal ini ditunjukkan denganadanya endapan, walaupun sampel telah dipanaskan setelah ditambahkan dengan NaOH.