alat mikrobiologi

Upload: nabelakp

Post on 10-Jan-2016

62 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

  • Pengenalan Alat dan Media

    A. Alat

    Untuk pemeriksaan mikrobiologi dilakukan peralatan, diantaranya sebagai berikut :

    1. Mikroskop

    a. Mikroskop cahaya

    Gambar 1. Mikroskop monokuler

    Gambar 2. Mikroskop biokuler

  • Bagian-bagian mikroskop cahaya :

    Bagian statis : kaki mikroskop(base), tiang mikroskop, tangkai mikroskop(neck),

    meja preparat(stage), makrometer(course focus), mikrometer(fine course),

    pengatur meja preparat (coaxial stage controls)

    Bagian optik : buluh teropong, lensa obyektif, lensa okuler(eyepiece)

    Alat penerangan : lampu, diafragma, kondensor

    Cara pemakaian mikroskop cahaya:

    1. Membersihkan lensa dan cermin

    2. Melihat sumber cahaya

    3. Mencari medan penglihatan

    4. Memasang preparat

    5. Mengatur fokus

    6. Paska penggunaan

    Untuk pemeriksaan mikrobiologi digunakan pembesaran antara 600-1000 kali (lensa

    okuler pembesaran 6 atau 10, lensa obyektif 100kali).

    Untuk cara ini dibutuhkan

    Minyak emersi

    Lensa obyektif harus terendam dalam minyak emersi

    Kondensor dinaikkan maksimal

    Diagfragma dibuka selebar-lebarnya

    b. Mikroskop lapangan gelap/dark field: Mikroskop ini digunakan untuk melihat sediaan

    basah. Bakteri masih hidup sehingga dapat dilihat pergerakannya yang khas. Bakteri

    tampak terang latar belakang yang gelap.

  • c. Mikroskop elektron

    Dengan menggunakan seberkas elektron yang difokuskan dengan magnet maka

    mikroskop elektron dapat menampakkan partikel-partikel secara terpisah yang terletak

    kurang 0,001m satu terhadap yang lain. Virus dari garis tengah < 0,001- 0,2 m dapat

    dengan mudah dilihat secara terpisah satu sama lainnya.

    d. Mikroskop fase

    Yang mendasari mekanisme cara kerja mikroskop adalah kenyataan bahwa gelombang

    cahaya yang melalui benda-benda tembus cahaya, seperti sel, akan keluar lagi dengan

    fase-fase yang berlainan tergantung pada sifat bahan yang dilalui. Suatu sistem optik

    khusus dapat merubah perbedaan fase ini ke dalam perbedaan intensitas, sehingga

    beberapa struktur terlihat lebih gelap dari yang lainnya, sehingga dapat digunakan untuk

    memeriksa sel/bakteri hidup tanpa harus diwarnai terlebih dahulu.

    2. Autoclave

    Alat ini digunakan untuk mensterilkan bahan/alat/media dengan cara pemanasan basah

    (moist heat)

    Cara sterilisasi menggunakan autoclave (temperature 1210C selama 15 menit)

    Isi autoklaf dengan aquades secukupnya(4-5cm)

    Masukkan sampel yang akan disterilkan kedalam

    dandang bagian dalam.

    Penutup autoklaf diolesi vaselin tipis pada bagian luar

    yang akan menempel di badan autoklaf, kemudian

    tutuplah autoklaf dengan rapat, anak panah pada penutup

  • harus bertemu dengan garis di badan autoklaf.

    Buka katup klep (posisi tegak lurus).

    Nyalakan kompor atau listrik, tunggu sampai klep mengeluarkan uap dan mulai hitung

    selama lima menit, kemudian tutuplah katup hingga posisi horizontal.

    Tunggu sampai jarum menunjukkan angka 15 PSI (1210C), biarkan pada posisi tekanan

    15 PSI selama 15 menit. Setelah itu matikan listrik atau api lalu buka klep.

    Penutup autoklaf jangan dibuka dulu sebelum semua uap keluar.

    Setelah itu buka penutup autoklaf.

    3. Hot air sterilizer

    Fungsi : untuk mensterilkan alat dengan cara pemanasan kering (dry heat). Untuk sterilasi

    * 1600C selama 60 menit

    * 1700C selama 40 menit

    * 1800C selama 20 menit

    4. Incubator

    Fungsi :

    Untuk mengeramkan mikroorganisme yang telah ditanam

    pada media kultur.

    Untuk menyimpan bahan pemeriksaan/spesimen

    Untuk uji sterilisasi

  • 5. Inspirator/koagulator

    Fungsi : untuk memadatkan dan mensterilkan media yang mengandung protein dengan cara

    pemanasan basah dimana media tersebut tidak dapat disterilkan dengan autoklaf, misalnya

    pada media Loeffler atau PAI dan media LJ (Lowenstein jensen)

    6. Refrigerator

    Fungsi :

    Menyimpan media steril yang siap pakai agar isi dan mutu media tersebut tidak

    rusak/berubah

    Menyimpan untuk sementara waktu bahan/spesimen yang belum sempat diperiksa

    agar tidak mengalami perubahan.

    Menyimpan cakram antibiotika yang belum dipakai agar tidak berubah

    Menyimpan stok mikroorganisme.

    7. Alat-alat lainnya

    a. Timbangan

    Mechanical scales (Neraca ohauss) Analytical scales

    b. Colony counter

  • c. Centrifuges

    d. Vortex

    e. Anaerobic jar

    f. Rak pewarnaan

    g. Ose

  • h. Cawan petri

    i. Glass beaker

    j. Obyek glass & cover glass

    k. Micropipette

    l. Stirrer

    m. Pipet Pasteur

  • n. Tabung

    o. Jangka sorong

    p. Pipet filler/Rubber bulb

  • B. Media

    Dalam pemeriksaan laboratoris mikrobiologi penggunaan media sangat penting untuk

    isolasi, identifikasi maupun diferensiasi. Sedangkan media kultur adalah adalah beberapa

    nutrisi baik organik maupun anorganik yang dapat dalam bentuk cair, semi solid dan padat

    yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Untuk mendapatkan suatu lingkungan

    kehidupan yang cocok bagi pertumbuhan bakteri, maka syarat-syarat media, pembuatan

    media harus memenuhi beberapa hal dibawah ini :

    1. Susunan makanan

    Dalam suatu media yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri haruslah ada :

    a. Air

    b. Nitrogen

    c. Sumber energy

    d. Vitamin dan mineral

    e. Gas

    f. Solidifying agents

    Gelatin

    Agar-agar

    2. Tekanan osmose

    3. Derajat keasaman (pH)

    4. Temperature

    5. Sterilisitas

  • Penggolongan media

    1. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua, yaitu;

    a. Media Hidup

    Terutama digunakan untuk menanam/mengisolasi virus, di samping itu sering

    pula media hidup digunakan untuk mengetahui sifat-sifat tertentu dari bakteri

    misalanya: untuk mengetahui jenis Escherichia coli yang patogen digunakan

    tikus putih yang berumur 3-7 hari. Kebanyakan virus hanya dapat ditanam pada

    bagian tertentu dari binatang, misalnya: ginjal kera, embryo ayam, dll

    b. Media buatan

    Adalah media yang dibuat, berasal dari kumpulan zat-zat tertentu (organik dan

    anorganik). Untuk masing-masing bakteri membutuhkan susunan media yang

    berbeda-beda.

    2. Berdasarkan konsistensinya dikenal adanya :

    a. Media padat (datar, padat miring, dan tegak)

    b. Media setengah padat (semi solid)

    Misalnya : SSS (semi solid sucrose medium), MIO (motility indol ornithine).

    c. Media cair (ex: media gula-gula, media kaldu, kaldu pepton, kaldu darah)

    3. Menurut isi dari media

    a. Media basal

    - Media basal padat : kaldu agar, TSA (tryptone soy agar)

    - Media basal cair : air pepton,kaldu pepton

    b. Media campuran

  • 4. Berdasarkan tingkatannya dibedakan menjadi :

    a. Media sederhana

    Hanya mengandung zat-zat kimia yang sederhana, misalnya :

    - Media larutan alkali pepton

    - Media gula-gula

    b. Media kaya

    Mengandung zat-zat kimia sederhana dan zat organik tingkat tinggi seperti :

    Serum, darah dan telur.

    5. Menurut penggunaannya dapat digolongkan menjadi :

    a. Media kaya

    Digunakan untuk mendapatkan pertumbuhan bakteri yang tidak dapat tumbuh

    dalam media sederhana (ex: Gonococcus, Pneumococcus dll).

    Contoh : media agar darah, agar coklat, kaldu darah

    b. Media ekslusif

    Media ini dibuat khusus untuk bakteri tertentu, dapat berupa :

    1. Membuat pH sangat alkalis :

    - Media cair alkali pepton

    - TCBS untuk isolasi Vibrio cholera

    2. Menambahkan antibiotik tertentu :

    - Chloramphenicol untuk jamur Sabourraud

    - Kanamycine untuk bakteri anaerob Brucella agar darah

  • c. Media selektif

    Media ini mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga kuman yang dicari

    akan tumbuh dengan koloni yang khas.

    Contoh : media tellurit yang digunakan untuk isolasi Corynebacterium

    diphteriae, dimana koloni difteri akan berwarna hitam.

    d. Media pembiakan

    Media ini digunakan bila dalam suatu material, kuman yang dicari jumlahnya

    sedikit dan atau terdapat kuman-kuman lain dalam jumlah besar. Oleh karena itu

    material perlu dimasukkan ke dalam media pembiakan, agar kuman yang dicari

    dapat tumbuh subur, sedang kuman yang lain akan terhambat pertumbuhannya.

    Contoh :

    - media SC (selenite Cystein) broth yang digunakan sebagai media

    penyubur untuk salmonella,

    - media alkali pepton cair yang digunakan sebagai media penyubur untuk

    vibrio

    e. Media untuk mengetahui sifat biokimiawi bakteri terhadap berbagai

    macam zat

    1. Media gula-gula

    Contoh : glukosa, maltosa, laktosa, sakarosa, manitol, xylose dll

    Yang perlu diamati apakah bakteri tersebut :

    - Memecah gula-gula menjadi asam dan gas

    - Memecah gula-gula hanya menghasilkan asam tanpa gas

    - Tidak memecah gula-gula

  • 2. Media darah

    Dalam media ini dipelajari sifat-sifat bakteri terhadap darah,apakah bakteri

    tersebut :

    - Menghemolisa darah (-streptococcus)

    - Hemodigesh terhadap darah (- streptococcus)

    - Tidak berpengaruh terhadap darah (- streptococcus)

    3. Media yang dapat digunakan mempelajari berbagai sifat bakteri, contoh :

    a. KIA (Kliger Iron Agar)

    Dalam media ini (bentuknya miring) di samping mempelajari reaksi

    bakteri terhadap kmponen penyusun media juga diperhatikan adanya

    produksi asam atau perubahan warna dari merah ke kuning, baik pada

    daerah yang miring (slant) ataupun tusukan (butt). Dengan media KIA

    dapat dipelajari;

    Reaksi bakteri terhadap gula-gula (lactose dan dextrose) apakah bakteri

    tersebut:

    Menghasilkan asam dan gas

    Tidak memecah kedua gula tersebut

    Kemampuan bakteri membentuk H2S

    Adanya ferri ammonium sulfat dalam media ini maka bila kuman

    tersebut membentuk H2S akan diikat sebagai Ferri sulfid yang akan

    terlihat berwarna hitam.

    b. TSI (Triple Sugar Iron)

  • Prinsipnya media ini hampir sama dengan KI-Agar hanya perbedaan

    pokok adalah dalam media TSI mengandung tiga macam gula yakni:

    Dextrose, Lactose, dan Sucrose

    c. SSS (Semi Solid Sucrose)

    Dalam media ini dapat dipelajari:

    Motility (pergerakan bakteri)

    Reaksi bakteri terhadap sucrose

    Di samping itu bila sucrose diganti dengan gula yang lain ( yang

    diperlukan) maka dapat diketahui kelakuan bakteri terhadap gula

    tersebut.

    d. LIA (Lysin Iron Agar)

    Dalam media ini dapat dilihat kelakuan bakteri terhadap:

    - L.Lysine

    - Kemampuan membentuk H2S

    e. MIO (Manitol Indol Ornithine)

    Dalam medium ini dipelajari :

    - Pergerakan bakteri

    - Kemampuan bakteri menghasilkan Indol

    - Reaksi pemecahan ornithine

    f. Media agar

    Contoh:media agar padat miring

  • Disamping itu dewasa ini untuk menyimpan bakteri dalam jangka

    waktu yang lama (juga virus), dapat ditempuh dengan menyimpan

    bakteri pada suhu kira-kira -60oC (minus 60

    oC).

    Secara garis besar dan dipandang dari segi praktis, maka laboratorium Mikrobiologi membagi

    media yang dipakai sebagai berikut:

    1. Media transport

    A. BGS (Buffered Glycerol Saline)

    B. Cary dan Blair transport medium

    C. Amies transport medium

    D. Alkaline pepton water (air pepton alkalis)

    E. Stuart transport medium

    F. Kaldu pepton

    2. Media untuk isolasi:

    A. Kultur umum

    1) Agar darah (untuk kultur dan angka kuman)

    2) Agar coklat

    3) DCLS (Deoxycholate Citrate Lactose Sucrose agar)

    4) Media Tellurit

    5) Media untuk pertusis (Bordet Gengou Agar)

    6) Thayer Martin Medium

    7) Mc.Conkey Agar

  • B. Penanaman Mycobacterium tuberculosa

    Loewenstein medium

    C. Penanaman bakteri anaerob

    1) Brucella Agar Darah

    2) Brucella Agar darah dengan kanamycin/antibiotik lain

    3) Agar darah

    4) Thioglycolat

    5) Thioglycolat dengan antibiotik

    D. Leptospira

    Fletchers medium

    E. Bagian Mikologi

    Sabouraud

    Sabouraud dengan chloramphenicol

    F. Enterobacter

    1) DCLS

    2) TCBS

    3) Mc.Conkey Agar

    3. Enriched media (media penyubur)

    A. Selenite Cystein Broth

    B. Larutan alkali pepton

    C. Kaldu darah

    D. Thioglycolat

    E. Gall kultur

  • 4. Media untuk sensitivitas test

    A. Mueller Hinton Agar

    B. DST Agar

    C. Supristol Agar

    D. BHI (Brian Heart Infusion)

    E. Agar Base

    5. Media untuk identifikasi

    A. Kultur umum

    1) Media gula-gula

    2) Deret media komplek untuk identifikasi kuman perut batang gram negatif

    B. Enterobacter

    1) KIA/TSI Agar

    2) SSS

    3) LIA

    4) MIO

    5) ACE (Acetat Agar)

    6) Urea broth

    7) MR (Methyl Red)

    8) VP (Voges Proskauer)

    Beberapa contoh media

    Tryptic soy agar (TSA)

    Tryptic soy agar, uninoculated

    Type: General

    Purpose: Cultivation of nonfastidious bacteria

    Interpretation: Growth indicates nonfastidious bacteria present

  • Chocolate agar

    Chocolate agar, uninoculated

    Type: Enriched

    Purpose: Cultivation of fastidious organisms such as Neisseria or

    Haemophilussp.

    Interpretation: Some organisms grow on chocolate agar that do

    not grow on standard media

    Thayer-Martin agar

    Thayer-Martin agar, uninoculated

    Type: Enriched and selective; contains three antibiotics -- colistin

    (kills gram-negative coliforms), vancomycin (kills gram-positives),

    and nystatin (kills fungi)

    Purpose: To select for fastidious organisms, such as N.

    gonorrhoeae, in patient samples containing large numbers of

    normal flora, such as from the female genital tract

    MacConkey (lactose) agar

    MacConkey agar, uninoculated

    Type: Selective and differential

    Purpose: Contains bile salts and crystal violet which selects for

    gram-negative enterics, differentiates lactose fermenters from

    nonfermenters. Can include sugars other than lactose for further

    differentiation (e.g., to differentiate enterohemorrhagic E. coli

    (EHEC), which does not ferment sorbitol, from other E. coli types

    which do)

    Interpretation: Selects for nonfastidious gram-negatives; red

    colonies indicate fermentation of lactose, white colonies indicate no

    fermentation of lactose

    Hektoen agar

    Hektoen agar, uninoculated

    Type: Selective and differential

    Purpose: Detects lactose fermentation and H2S production, inhibits

    nonenterics

    Interpretation: Lactose fermenters are yellow or salmon while

    nonfermenters colorless; H2S production causes black precipitate

  • Mannitol salt agar

    Mannitol salt agar, uninoculated

    Type: Selective and differential

    Purpose: Selects for staphylococci, which grow at high salt

    concentrations; differentiates Staphylococcus aureus from other

    staphylococci

    Interpretation: Staphylococcus aureus is yellow (ferments

    mannitol), other staphylococci are white

    Sheep blood agar

    Sheep blood agar, uninoculated

    Type: Differential and enriched

    Purpose: Determine types of hemolysis (i.e., , , ) Interpretation: , partial clearing, green or brownish ring; , wide zone of clearing; , no clearing, nonhemolytic

    Salmonella typhi Tube Indole = Negative

    TSI slant = Alkaline / Acid, no gas production and

    very weak hydrogen disulfide production

    LIA slant = Lysine decarboxylase positive,

    deaminase negative

    MIO agar = Motility negative, ornithine

    decarboxylase negative

    Urea slant = Urease negative

    Tube TSI slant LIA slant MIO Urea slant

    Indole

    TCBS untuk Vibrio cholera

    Vibrio cholerae : Tumbuh

    sebagai koloni berwarna kuning

    Vibrio parahaemolyticus :

    Tumbuh sebagai koloni

    berwarna hijau

    Staphylococcus aureus : Tidak

    tumbuh

  • SS (Salmonella Shigela agar)

    Salmonella typhi: Koloni tak berwarna dengan bagian

    tengah berwarna hitam

    Escherichia coli: Koloni berwarna merah muda

    Citrat Agar

    Citrat (+) : warna biru (Klebsiella pneumonia dan Proteus

    mirabilis)

    Citrat (-) : warna hijau (E. coli dan Shigella dysentriae)

    KIA

    MR (methyl red)

    If the pH indicator (methyl red) is added to an aliquot of the

    culture broth and the pH is below 4.4, a red color will appear

    (tube on the left). If the MR turns yellow, the pH is above 6.0

    and the mixed acid fermentation pathway has not been utilized

    (tube on the right)

  • VP (Voges-Proskauer)

    If the culture is positive for acetoin, it will turn brownish-red to pink (tube on the left). If the culture is negative for acetoin, it will turn brownish-green to yellow (tube on the left)

    Tugas mahasiswa :

    1. Amati dan gambarlah alat dan media yang ada dalam demonstrasi (warna gambar sesuai

    dengan asli)!

    2. Tuliskan fungsi dari masing-masing alat dan media tersebut !

    3. Buat laporan praktikum masing-masing kelompok satu laporan dengan ketentuan sebagai

    berikut :

    Ditulis di folio bergaris (tulis tangan)

    Terdiri dari :

    o Judul praktikum

    o Tujuan praktikum

    o Dasar teori

    o Alat dan bahan

    o Hasil pengamatan

    o Pembahasan

    o Kesimpulan dan

    o Daftar pustaka

    Laporan dikumpulkan paling lambat seminggu setelah pelaksanaan praktikum.

  • Pemeriksaan Air Minum Secara Bakteriologis

    A. Syarat kualitas air minum

    Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi persyaratan fisika, kimia, bakteriologis dan

    radioaktif. Di Indonesia syarat kualitas air minum berdasarkan Kepmenkes RI adalah

    sebagai berikut:

    a. Syarat Bakteriologis

    Adapun persyaratan bakteriologis air minum ditentukan oleh ada tidaknya

    mikroorganisme patogen. Air minum harus bebas dari bakteri patogen karena bakteri

    patogen dapat menimbulkan penyakit. Bakteri patogen biasanya berasal dari

    kontaminasi tinja. Air minum tidak boleh mengandung E. coli (fecal coli) dalam 100 ml

    air yang dianalisis. Kadar yang diisyaratkan dan tidak boleh dilampaui adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 1. Syarat Bakteriologis Air Minum

    No

    Parameter Satuan Kadar maksimum

    yang

    diperbolehkan

    1

    2

    3

    Air Minum

    E.coli atau fecal coli

    Air yang masuk

    sistem distribusi

    E.coli atau fecal coli

    Total Bakteri Coliform

    Air pada sistem

    distribusi

    E.coli atau fecal coli

    Total Bakteri Coliform

    Jumlah per 100 ml

    sampel

    Jumlah per 100 ml

    sampel

    Jumlah per 100 ml

    sampel

    Jumlah per 100 ml

    sampel

    Jumlah per 100 ml

    sampel

    0

    0

    0

    0

    0

    Sumber: Kepmenkes No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang persyaratan kualitas air minum

  • b. Syarat Fisik

    Syarat fisik air minum adalah air minum tidak boleh berbau, tidak boleh berasa,

    tidak boleh berwarna, dan jernih. Kadar yang diisyaratkan dan tidak boleh dilampaui

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 2. Syarat Fisik Air Minum

    Parameter Satuan Kadar maksimum yang

    diperbolehkan

    Keterangan

    Warna

    Rasa dan bau

    Temperatur

    Kekeruhan

    TCU

    -

    0C

    NTU

    15

    -

    suhu udara 30C

    5

    Tidak berbau

    dan berasa

    Sumber: Kepmenkes No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang persyaratan kualitas air minum

    c. Syarat Radioaktivitas

    Syarat radioaktivitas air minum adalah air minum tidak boleh tercemar bahan-bahan

    buangan radioaktif karena senyawa radioaktif yang memancarkan radiasi alfa () dan

    beta () dapat membahayakan kesehatan manusia. Kadar yang diisyaratkan dan tidak

    boleh dilampaui:

    Tabel 3. Syarat Radioaktivitas Air Minum

    Parameter Satuan Kadar maksimum yang

    diperbolehkan

    Gross alpha activity

    Gross beta activity

    (Bq/liter)

    (Bq/liter)

    0,1

    1 Sumber: Kepmenkes No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang persyaratan kualitas air minum

    d. Syarat Kimia

    Syarat kimia air minum yaitu air minum tidak boleh mengandung zat-zat yang

    berbahaya dan beracun. Kadar yang diisyaratkan dan tidak boleh dilampaui oleh bahan

    kimia yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen sebagai berikut:

  • Tabel 4. Syarat Kimia Air Minum Berdasarkan Bahan Anorganik

    Parameter Satuan Kadar maksimum yang

    diperbolehkan

    Ammonia

    Alumunium

    Klorida

    Tembaga

    Kesadahan

    Hidrogen Sulfida

    Besi

    Mangan

    pH

    Sodium

    Sulfat

    Total zat padat terlarut

    Seng

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    mg/l

    1,5

    0,2

    250

    1

    500

    0,05

    0,3

    0,1

    6,5-8,5

    200

    250

    1000

    3 Sumber: Kepmenkes No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang persyaratan kualitas air minum

    B. Pemeriksaan air minum secara bakteriologis

    1. Standar Air Minum

    Standar air minum yang dipakai adalah dari WHO (Edisi III thn 1971). Semua sampel

    tidak boleh mengandung E. coli dan sebaliknya juga bebas dari bakteri Coliform. Standar

    WHO tersebut adalah: (1) Dalam setiap tahun 95% dari sampel-sampel tidak boleh

    mengandung Coliform dalam 100 ml; (2) Tidak boleh ada sampel yang mengandung E.

    coli dalam 100 ml; (3) Tidak boleh ada sampel yang mengandung Coliform lebih dari 10

    dalam 100 ml; (4) Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dari dua sampel yang

    berurutan.

    2. Frekuensi Sampling

    Lebih baik sering mengambil sampel dan diperiksa dengan cara yang sederhana daripada

    jarang mengambil sampel walaupun cara pemeriksaannya lebih lengkap. Pengambilan

    sampel perlu ditingkatkan pada keadaan hujan deras terus-menerus, sangat panas,

    kecepatan aliran berkurang, angin kencang, dan angin yang berdebu.

  • 3. Metode Sampling dan Pengirimannya

    Pada waktu sampling harus selalu dijaga agar tidak terjadi kontaminasi. Untuk itu

    digunakan botol steril yang tertutup (screw cup) yang dibalut dengan celophan sebelum

    diotoklaf. Bila sampel yang akan diambil adalah air yang telah diklorinasi, botol diberi

    sedikit larutan Na2S2O3 misalnya 0,1 ml dari 3% Na2S2O3 tiap 100 ml air sebelum

    disterilkan.

    4. Pengujian Bakteriologis dari Air Minum

    Pengujian bakteriologis terutama berhubungan dengan kesehatan konsumen dan

    meniadakan bakteri patogen untuk air minum. Karena kuman patogen biasanya ada dalam

    jumlah kecil, maka tidak sesuai bila yang digunakan sebagai standar untuk pengujiian

    adalah ada atau tidaknya kuman patogen dalam air. Oleh karena itu adanya bakteri yang

    berasal dari faeces dipakai sebagai indikator adanya kuman patogen dari kuman perut.

    Kuman patogen dapat berasal dari manusia, binatang (piaraan atau liar), dan burung.

    Walaupun demikian tidak dapat diasumsikan bahwa air dari persediaan yang tertutup

    untuk pabrik (diisolasi) dan distok akan bebas dari kuman perut, walaupun biasanya

    derajat kontaminasinya jauh berkurang. Yang biasa digunakan sebagai indikator dari

    polusi faeces adalah E. coli, Streptococcus faecalis, Clostridium perfingens, dan virus

    perut. Pemeriksaan bakteriologis air minum terdiri dari:

    a. Pemeriksaan Kualitatif

    Pemeriksaan ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: 1) Uji

    Presumptif (Presumptive Coliform Count), uji untuk mengetahui angka terkaan

    tertinggi (Most Probable Number) kuman Colilform tiap 100 ml contoh air. Ada 2

    metode yaitu; a) metode 155, digunakan bila contoh air yang akan diperiksa tampak

  • cukup jernih; b) metode 333, digunakan bila contoh air yang akan diperiksa tampak

    cukup keruh; 2) Uji Eijkman (Differential Coliform Test), uji ini untuk mengetahui

    angka terkaan tertinggi (Most Probable Number) kuman E. coli tiap 100 ml contoh

    air; 3) Completed Test, uji ini dilakukan untuk menegakkan diagnosa akhir kuman

    yang ditemukan pada Differential Coliform Test.

    1) Uji Presumtif (Presumptive Coliform Count)/Metode 333

    Pada metode ini terdapat tiga kelompok tabung reaksi yang berisi medium

    cair laktosa atau medium cair Mac. Conkey modifikasi dan tabung Durham (tabung

    kecil yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan mulut tabung menghadap ke

    bawah). Kelompok pertama: terdiri dari 3 tabung reaksi dan ke dalam masing-masing

    tabung reaksi yang telah berisi 10 ml medium, ditambahkan 10 ml contoh air.

    Kelompok kedua: terdiri dari 3 tabung reaksi dan ke dalam masing-masing tabung

    reaksi yang telah berisi 1 ml medium, ditambahkan 1 ml contoh air. Kelompok

    ketiga: terdiri dari 3 tabung reaksi dan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang

    telah berisi 0,1 ml medium, ditambahkan 0,1 ml contoh air. Semua tabung reaksi

    tersebut diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Bila tidak terdapat cukup gas

    (

  • Biakan tiap tabung reaksi yang presumtif positif ditanam pada tabung reaksi

    yang berisi medium cair Mac Conkey modifikasi dan tabung Durham. Kemudian

    diinkubasi pada suhu 44oC selama 24 jam. Bila terdapat gas, dinyatakan positif dan

    dianggap mengandung E. coli. Kemudian dicatat banyaknya tabung yang positif dari

    masing-masing kelompok. Menggunakan tabel Mc Crady untuk mengetahui Most

    Probable Number (MPN) kuman E. coli tiap 100 ml contoh air.

    3) Completed Test

    Biakan dalam tiap tabung pada nomor 2 yang positif, ditanam secara goresan

    pada lempeng agar Eosin Methylen Blue (EMB). Kemudian diinkubasi pada suhu

    37oC selama 24 jam. Koloni kuman E. coli pada medium agar EMB menunjukkan

    gambaran metallic sheen. Terhadap koloni ini dilakukan penanaman secara goresan

    pada lempeng agar nutrien. Setelah diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam,

    lakukanlah pewarnaan gram terhadap kuman yang tumbuh. Bila kuman yang

    diperiksa berbentuk batang gram negatif dan tidak membentuk spora, dikatakan

    completed test positif.

    b. Pemeriksaan Kuantitatif

    Pada pemeriksaan ini dilakukan perhitungan terhadap semua kuman yang

    tumbuh dari sejumlah contoh air yang diperiksa. Bila koloni kuman yang tumbuh

    begitu banyak, hingga secara makroskopik tidak dapat dihitung, maka dipakai alat

    penghitung koloni dari Quebeck.

    1) Total Plate Count (TPC)

    Satu mililiter contoh air yang tidak diencerkan ditanam pada lempeng agar nutrien

    dengan metode tuang. Kemudian diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam.

  • Kemudian dihitung jumlah koloni kuman yang tumbuh (bila perlu digunakan

    Quebeck Colony Counter). Bila koloni yang ditemukan antara 30-300, jumlah

    tersebut menyatakan jumlah kuman tiap mililiter contoh air. Bila koloni yang tampak

    sukar dihitung secara langsung, dapat digunakan kotak-kotak berarsir pada alat

    penghitung koloni ini sebagai pembantu. Kemudian dihitung koloni kuman pada 10

    kotak berarsir, kemudian dihitung rata-ratanya. Bila angka tersebut dikalikan luas

    permukaan medium, dianggap menyatakan jumlah koloni kuman yang tumbuh pada

    medium lempeng agar tersebut dan sekaligus menyatakan banyak kuman dalam

    sejumlah volume bahan cair (1 ml contoh air) yang telah ditanam pada medium

    lempeng agar itu.

    Tabel 5. Persyaratan air minum menurut WHO

    MPN Coliform

    MPN E. coli

    TPC

    0/100 ml air

    0/100 ml air

    100 kuman/ml air

    Tabel 6. Persyaratan air minum menurut Menteri Kesehatan RI

    MPN Coliform

    MPN E. coli

    TPC

    0/100 ml air

    0/100 ml air

    200 kuman/ml air

    C. Media spesifik pembiakan E. coli

    Eosin Metilen Blue

    Media ini mengandung zat warna eosin dan metilen blue, juga mengandung laktosa.

    Medium ini bisa membedakan kuman yang memfermentasi laktosa dan yang tidak

    memfermentasi laktosa. E. coli menimbulkan warna metallic sheen, karena asam yang

    dihasilkan akibat fermentasi laktosa akan membuat zat warna eosin dan metilen blue

  • mengadakan presipitasi dalam permukaan agar. Koloni kuman enterobactericeae yang

    tidak memfermentasi laktosa tidak berwarna.

    Gambar :

    Cara kerja untuk menghitung MPN, uji coliform

    Berdasar sifat coliform, maka bakteri ini dapat memfermentasikan laktosa menjadi asam dan gas

    yang dideteksi oleh berubahnya warna dan gas dalam tabung durham. Nilai MPN ditentukan

    dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan gas) tiap serinya setelah diinkubasi.

  • Cara kerja :

    1. Sediakan 9 tabung berisi LactoseBroth (9 ml tiap tabung) lengkap dengan tabung durham.

    Atur kesembilan tabung menjadi 3 seri (seperti di gambar).

    2. Kocok botol yang berisi air sampel.

    3. Pindahkan suspensi air sample sebanyak 10 ml ke masing-masing tabung seri pertama,

    secara aseptis.

    4. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri kedua, secara

    aseptis.

    5. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 0,1 ml ke masing-masing tabung seri ketiga,

    secara aseptis.

    6. Inkubasi semua tabung pada suhu 37 C selama 48 jam.

    7. Lihat tabung gas positif (asam dan gas ; harus ada keduanya), lalu hitung tabung positif

    untuk tiap seri. Tulis kombinasi tabung positif tiap seri (misal : 3 2 1). Kombinasi angka

    tersebut lalu dicocokkan dengan tabel MPN untuk seri 3 sehingga diperoleh jumlah mikroba

    sebenarnya.

  • Tabel 7. MPN metode 333

    Contoh :

    Didapatkan kombinasi jumlah tabung positif : 312 maka jumlah bakteri coliform adalah 120 sel/100 ml.

  • Didapatkan kombinasi jumlah tabung positif : 330 maka jumlah bakteri coliform adalah 240 sel/100 ml.

    Tugas mahasiswa :

    1. Masing-masing kelompok membawa sampel air minum yang akan diperiksa !

    2. Lakukan langkah-langkah seperti petunjuk dan amati !

    3. Gambarlah alat dan media yang ada dalam demonstrasi (warna gambar sesuai dengan

    asli)!

    4. Buat laporan praktikum masing-masing kelompok satu laporan dengan ketentuan sebagai

    berikut :

    Ditulis di folio bergaris (tulis tangan)

    Terdiri dari :

    o Judul praktikum

    o Tujuan praktikum

    o Dasar teori

    o Alat dan bahan

    o Hasil pengamatan

    o Pembahasan

    o Kesimpulan dan

    o Daftar pustaka

    Laporan dikumpulkan paling lambat seminggu setelah pelaksanaan praktikum