al_fatihah-ikhlas-falaq-annas-al_asr
TRANSCRIPT
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
Surat Al Fatihah
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang menguasai di hari Pembalasan.
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat
kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Keterangan:
Surat Al Fatihah terdiri dari 7 (tujuh) ayat, karena itu surat ini
disebut sab’um matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang). Lewat
surat ini Allah SWT memberitahukan kepada kita bahwa manusia
memiliki kewajiban di dalam hidup di dunia. Kewajiban manusia
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
1
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
sesuai surat Al Fatihah adalah:
1. Segala yang diperbuat manusia harus atas-nama Allah
SWT. Artinya bahwa hidup manusia harus taat dan patuh
pada aturan-Nya dan melakukan apa yang diridho-Nya.
Adalah terlarang bagi manusia hidup mengikuti kehendak
dirinya sendiri atau kehendak orang lain, sekalipun jalan
hidup dan perbuatan tersebut sudah menjadi kehendak
orang banyak dan bahkan sudah menjadi kehendak
manusia sedunia.
2. Segala puji milik Allah SWT. Adalah terlarang bagi
manusia melakukan sesuatu karena ingin mendapat
pujian, sanjungan atau balasan dari sesama. Manusia
dilarang memuji kepada sesama manusia, sekalipun
kepada Nabi nabi dan rasul Allah. Kepada sesama
manusia hanya diperbolehkan mengucapkan terima kasih
dan mendo’akan kebaikan. Dan apabila ia dipuji
sesamanya ia harus segera mengembalikan pujian itu
kepada pemiliknya yaitu Allah SWT dengan ucapan
Alhamdulillah.
3. Manusia diwajibkan mengikuti sifat Allah SWT yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang, yakni suka mengasihi dan
menyayangi kepada sesama manusia. Bukan menjadi
orang yang suka dikasih dan dikasihani, atau menjadi
orang yang senang dan terus menerus dimaklumi orang
seperti orang gila.
4. Manusia harus berjuang memaksakan diri untuk
mematuhi aturan dan melakukan apa yang diperintah
Allah SWT di dunia, tanpa berharap budi baik dan balas
jasa dari sesama manusia. Apa yang dilakukannya hanya
karena mengharap ridho dan balasan Allah SWT dalam
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
2
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
hidup setelah kematiannya.
5. Semua yang diberikan Allah SWT di dunia (badan, harta,
ilmu dan umur) harus digunakan hanya untuk mematuhi
aturan dan melaksanakan perintah-Nya, demi kehidupan
bahagia hakiki di hari akherat. (catatan: segala kewajiban
dari Allah hanya berlaku pada saat manusia di dunia. Di
hari akherat kelak kewajiban tersebut tidak ada).
6. Manusia harus mengikuti jalan hidup yang telah dijalani
para nabi dan Rasul Allah SWT (shirotolmustaqim), yakni
mengabdi hanya kepada Allah dan berbuat baik kepada
sesama.
7. Terlarang bagi manusia untuk membuat jalan hidup
sendiri (shirothol maghdub), atau mengikuti jalan hidup
yang dibuat orang lain atau syetan (shirothoddhollin).
Dari 7 (tujuh) ayat Al Fatihah wajib dibaca dalam semua
shalat terlebih dalam shalat fardhu, baik dalam shalat munfarid
ataupun berjamaah. Dalam berjamaah shalat Maghrib, Isya dan
Shubuh, kewajiban ma’mum untuk membaca Al Fatihah tersebut
telah terwakili Imam. Kewajiban ma’mum hanya harus
mengucapkan aamiin atau (meng-iya-kan) kepada Imam setelah
imam selesai membaca Surat Al Fatihah.
Dalam sholat berjamaah yang pembacaan Alfatihah-nya
nyaring seorang imam boleh membaca bismillah tidak nyaring
yakni dibaca di hati. Membaca dan menghapal Surat Al Fatihah
lebih mudah daripada menjalankan isi dan kandungannya, seperti
membaca “bismillah” lebih mudah daripada menjalani hidup atas-
nama Allah. Seseorang yang ingin menjalankan “bismillah” (hidup
atas-nama Allah), ia harus terlebih dahulu menjalani proses hidup
berurut mulai dari ayat Al Fatihah yang ketujuh (Al Fatihah
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
3
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
terbalik). Yaitu:
1. Memaksakan diri untuk mempelajari tiga jalan hidup
(shirotol mustaqim, shirothol maghdub dan
shirothoddhollin) serta sekaligus bisa membedakannya.
2. Teguh pendirian bahwa jalan hidup yang benar adalah
jalan hidup para Nabi dan rasul Allah serta berusaha
untuk meneladaninya.
3. Berjanji akan menggunakan segala ni’mat yang diberikan
Allah (badan, harta, ilmu dan umur) untuk mengabdi
hanya kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama.
Tidak mengharap budi baik atau balas jasa dan
sanjungan dari sesama.
4. Selalu mencari ridho Allah dan mengharapkan balasan
baik untuk hidup setelah kematiannya.
5. Selalu berprasangka baik kepada Allah dan menyayangi
sesama.
6. Hidup patuh pada aturan dan hukum yang telah
ditetapkan Allah SWT.
Hidup yang seperti diuraikan di atas adalah hidupnya para
nabi dan rasul Allah SWT. Mereka hidup hanya melakukan apa
yang diperintahkan Allah kepada mereka. Tak ada satupun nabi
atau rasul Allah yang hidup mengikuti kemauan mereka sendiri
atau mengikuti kemauan manusia lain, sekalipun kemauan
manusia tersebut telah menjadi adat istiadat atau kebiasaan
umum. Mereka menjalani hidup sesuai maunya Allah SWT.
Surat Al Ikhlas
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
4
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
Artinya:
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Keterangan:
Nama asli tuhan semesta alam adalah Allah. Dia itu satu,
bukan banyak dan bukan pula tidak ada. Dialah tempat manusia
meminta dan alam semesta bergantung. Tidak memiliki anak
ataupun mengambil (memungut) anak. Tidak berkembang biak
atau bergenerasi. Dia ada tanpa permulaan dan tak akan berakhir
menjadi tidak ada. Dia hidup dan berkuasa. Tak ada yang dapat
mengalahkan atau menandingi kepada-Nya.
Allah mengajari manusia agar jangan bertuhan kepada tuhan
yang tidak pasti; tidak pasti adanya, namanya, kedudukannya,
tempatnya dan tidak pasti kemauannya. Allah mengajari manusia
agar jangan bertuhan kepada yang mati dan yang beranak. Allah
adalah tuhan yang suci dari apa yang manusia anggap dan
perkirakan. Dia Maha Ghaib diantara yang ghaib. Tak dapat
dilihat dan didengar oleh semua makhluk-Nya kecuali oleh
makhluk yang dikehendaki-Nya. Manusia diperintah untuk
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
5
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
beriman (percaya) kepada-Nya dan bukan diperintah untuk tahu
dan mencari-Nya.
Surat ini bernilai sepertiga dari Al Qur'an. Tiga kali
membacanya sama dengan nilai membaca tamat seluruh Al
Qur'an. Allah sangat senang kepada orang yang membaca dan
memahami surat ini.
Minimal hidup adalah mengenal nama penciptanya, mengenal
kehendak dan kasih sayang-Nya dan mengenal petunjuk-Nya.
Setelah itu baru kita berusaha sekuat tenaga untuk patuh pada
aturan-Nya dan taat pada perintah-Nya.
Dapat dibayangkan bagaimana gelapnya hidup ini bila tidak
mengenal tuhan dan aturan-Nya! kesehariannya ada dalam
lingkaran syetan: bekerja untuk makan - makan untuk hidup –
hidup untuk bekerja. Hidup seperti ini adalah hidupnya binatang
bukan hidupnya manusia.
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
6
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
Surat Al Falaq
Artinya:
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai
subuh,
Dari kejahatan makhluk-Nya,
Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang
menghembus pada buhul-buhul,
Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
Keterangan:
Iblis berusaha untuk mencelakai manusia. Ia tidak hanya
menggoda agar hidup manusia sesat, bahkan dia juga berusaha
agar manusia hidup kalap, bingung dan gelisah. Agar manusia
buta tak mengetahui benar dan salah, serta lupa pada arah dan
keberadaan hidup diatur. Iblis senantiasa menyediakan diri untuk
diperintah manusia yang merasa dengki dan ingin berbuat aniaya
kepada sesamanya, dengan cara atau jalan yang tak dapat
ketahui disadari manusia sehat dan normal. Seperti misalnya:
dengan jalan sihir, santet, asihan, guna-guna, hipnotis, telepati
dan lain sebagainya. Semua itu dapat dilakukan Iblis atas suatu
ikatan perjanjian yang diselenggarakan di tempat agen
tunggalnya yaitu dukun. Melalui dukun inilah manusia yang
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
7
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
berniat dengki dan aniaya kepada sesamanya dapat
melaksanakan maksudnya dengan mengadakan kontrak kerja
dengan iblis. Dukun adalah pengacara iblis bagi manusia yang
ingin menggunakan iblis.
Perbuatan Iblis inipun tak dapat dilawan oleh manusia. Hanya
dengan meminta perlindungan kepada Allah SWT-lah, semuanya
dapat dicegah dan dihindari. Membaca surat Al Falaq adalah
cara manusia meminta perlindungan kepada Allah SWT dari
manusia yang melampiaskan rasa dengki dan aniaya kepada
sesamanya dengan memperalat Syetan dan Iblis. Seorang
muslim diwajibkan hapal dan paham pada surat ini, sebagai bekal
bahasa dalam meminta perlindungan kepada Allah SWT dari
perbuatan orang dengki dan aniaya yang memperalat iblis.
Manusia diizinkan Allah SWT mengajarkan, mempelajari dan
menggunakan Ilmu sihir, santet, asihan, guna-guna, didunia ini
namun tidak diridhoi-Nya. Dan di hari akherat mereka akan
disiksa. Status ilmu-ilmu tersebut menurut ajaran Islam
dinyatakan ilmu Istijrod atau penglulu, yakni diizinkan Allah tapi
dimurkai-Nya.
Banyak ilmu-ilmu seperti ini digunakan dan berkembang di
manusia yang terkadang datang dari orang yang tampak paham
Agama, tapi juga tidak sedikit datang dari dukun ilmu hitam yang
biasa orang sebut ilmu putih atau hitam. Orang yang
mengajarkan, mempelajari dan menggunakan ilmu-ilmu tersebut
dinyatakan agama Islam sebagai orang musyrik.
Jenis dan macam ilmu sihir:
1. Asihan dan pelet. Ilmu ini biasa digunakan manusia untuk
mempengaruhi (menghipnotis) manusia agar tertarik
kepada pengguna.
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
8
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
2. Kadugalan atau kanuragan. Ilmu ini biasa digunakan
manusia agar memiliki kekuatan atau tenaga dalam untuk
mengalahkan manusia lain yang menjadi lawan bicara
atau lawan berkelahinya.
3. Kesaktiaan atau ajimat. Ilmu atau benda-benda ini biasa
digunakan manusia agar dapat melakukan sesuatu diluar
kemampuan manusia biasa seperti; bisa menghilang,
berjalan dipermukaan air, terbang dan duduk ujung
tanaman padi, melipat bumi, tahan api dan tahan peluru
dan lain-lain.
4. Guna-guna dan santet. Ilmu ini biasa digunakan manusia
untuk menganiaya, menyakiti dan membunuh manusia
secara tak tampak.
5. Sulap. Ilmu ini biasa digunakan manusia untuk mencuri
dan menggandakan uang, melihat alam jin (penampakan).
6. Pawang dan Debus. Ilmu ini biasa digunakan manusia
untuk minta dan menolak hujan, menjinakkan dan
menaklukan binatang buas, berbisa dan lain-lain.
7. Pengobatan dan paranormal. Ilmu ini biasa digunakan
manusia untuk mengobati penyakit melalui cara yang
tidak normal. Kebanyakan paranormal benar niatnya tapi
salah dalam caranya dan membuat syarat dan
pantangannya.
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
9
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
Surat An Naas
Artinya:
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara
dan menguasai) manusia.
Raja manusia.
Sembahan manusia.
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
dari (golongan) jin dan manusia.
Keterangan:
Iblis berusaha menggoda manusia dan jin agar mereka hidup
sesat di dunia, hidup tak mengindahkan perintah dan larangan
Allah SWT. Manusia dan jin yang telah tergoda Iblis akan menjadi
syetan dan menggoda sesamanya, yakni agar hidup sesat seperti
mereka. Iblis tak dapat dilawan manusia atau jin sesamanya.
Karena Iblis melihat dan mendengar manusia sedangkan
manusia tidak dapat melihat dan mendengar Iblis. Satu-satunya
cara manusia mencegah godaan Iblis adalah dengan cara
meminta perlindungan kepada Allah SWT. Membaca surat An
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
10
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
Naas adalah salah satu cara meminta perlindungan kepada Allah
SWT dari godaan Iblis yang selamanya berupaya menyesatkan
hidup manusia. Seorang muslim diwajibkan hapal dan paham
pada surat ini sebagai bekal bahasa untuk meminta perlindungan
kepada Allah SWT dari godaan iblis.
Dalam surat ini pula Allah SWT juga memperkenal 3 (tiga)
jabatan dan kedudukan-Nya di hadapan manusia, yaitu:
1. Pengatur manusia
Dialah yang menciptakan manusia dan Dia pula yang
membuat aturan hidup bagi manusia. Allah mengatur dan
manusia diatur. Allah mengatur manusia dengan aturan-Nya.
Manusia terlarang untuk membuat aturan hidup sendiri di Bumi (di
wilayah kedaulatan hukum dan aturan kerajaan Allah SWT).
2. Rajanya manusia
Allah adalah raja semesta Alam dan karena manusia berada
di sebagian wilayah kerajaan Allah, maka Allah adalah rajanya
manusia pula. Dia yang menciptakan kerajaan-Nya dan Dia pula
pemilik dan penguasa-Nya. Dia yang membuat aturan, hukum
dan sanksi hukum bagi manusia dan semua yang berada di
wilayah kedaulatan hukum kerajaan-Nya. Dia yang menetapkan
benar - salah. Dia pula yang menetapkan baik - buruk. Dia yang
menciptakan Sorga dan Neraka sebagai tempat pembalasan-Nya.
Manusia terlarang membuat aturan tentang benar - salah,
baik - buruk. Manusia terlarang membuat hukum dan sanksi
hukum bagi dirinya atau bagi manusia lain di wilayah kedaulatan
hukum kerajaan Allah SWT. Manusia terlarang untuk
menyimpang, menolak dan menentang sekalipun Dia
mengizinkan manusia untuk menantang-Nya, kalaulah berani.
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
11
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
Orang yang membuat aturan, hukum dan sanksi hukum dan tidak
mau mematuhi atau menjalankan aturan, hukum dan sanksi
hukum yang telah ditetapkan Allah SWT adalah orang yang
menganggap remeh dan menantang kepada-Nya.
3. Tuhannya manusia
Allah adalah pujaan manusia. Idola dan idaman manusia.
Manusia dilarang memuja selain harus hanya kepada-Nya.
Manusia dilarang berdo’a dan membuat andalan serta pamrih
selain harus hanya kepada-Nya. Manusia dilarang memiliki idola
dan idaman kepada selain-Nya. Manusia tidak boleh melakukan
sesuatu agar menjadi idaman orang lain atau mengharap sikap
baik dari orang lain. Manusia dilarang hidup atas-nama dirinya
pribadi ataupun atas-nama kelompok selain harus karena atas-
nama Allah SWT. Segala sesuatu baik sikap, niat, ucapan,
tindakan dan perbuatan dalam hidup harus atas-nama Allah SWT.
Semua sikap, niat, ucapan, tindakan dan perbuatan dalam hidup
yang tidak karena Allah tidak akan diberi balasan baik oleh-Nya,
selain balasan kemurkaan dari-Nya.
Surat ini dinamakan surat An Naas. Artinya Manusia. Segala
hal ihwal tentang manusia tidak bisa dilepaskan dengan Allah
sebagai penciptanya, dan iblis yang dari golongan jin yang terus
akan menggoda untuk menyesatkan hidup manusia di dunia,
untuk menjadi kawannya di Neraka.
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
12
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
Surat Al ‘Asr
Artinya:
Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Keterangan:
Waktu
Allah SWT menciptakan hanya 2 (dua) hari (masa) yaitu hari
dunia dan hari akhirat. Hari Dunia adalah hari manusia bekerja,
sedangkan Hari Akhirat adalah hari mereka menerima upah
(balasan) bekerja. Bekerja kepada Allah SWT di dalam bahasa
Arab disebut ibadat. Yaitu melaksanakan semua perintah Allah
SWT dan menjauhkan diri dari larangan-Nya.
Ibadat hanya berlaku semasa hidup manusia di dunia dan
setelah masuk ke pintu akherat (mati) hilanglah semua kewajiban
ibadat tersebut. Di sana di hari akherat manusia baik yang muslim
maupun non muslim tidak diperintah untuk mempelajari dan
menjalankan syahadat, shalat, zakat, puasa, haji. Tidak diperintah
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
13
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
berjuang menegakkan dan memberlakukan hukum dan sanksi-
Nya. Tidak diperintah untuk menghukum dan memvonis para
pelanggar hukum-Nya. Hari akhirat adalah tempat dan waktu
menerima balasan ibadat dan maksiat manusia di dunia. Hari
akhirat adalah tempat dan waktu menerima balasan perbuatan
baik dan buruk manusia di dunia.
Semua manusia akan merugi kecuali mereka yang
menggunakan waktu hidup (umur) dan segala ni’mat yang
diberikan Allah di dunianya yakni: (badan, ilmu, harta dan
kelebihan lainnya) untuk mengabdi kepada Allah dan berbuat baik
kepada sesama. Inilah yang disebut amal shaleh.
Bekerja kepada siapapun harus benar sesuai aturan dan
prosedur yang ditetapkan majikan. Harus tekun, ulet dan teliti.
Harus sabar menunggu waktu pemberian upah kerja yang
dijanjikan majikan. Demikianpun dalam mengabdi kepada Allah
dan berbuat baik kepada sesama, harus benar sesuai aturan dan
prosedur yang ditetapkan Allah. Harus tekun, ulet dan teliti. Harus
sabar menunggu waktu pemberian pahala ibadat yang dijanjikan
Allah SWT.
Allah menjanjikan pahala mengabdi kepada-Nya dan berbuat
baik kepada sesama semasa hidup di dunia, pada hari akherat
kelak setelah mati. Allah tidak menjanjikan pemberian pahala di
dunia. Semua yang Allah berikan di dunia berupa fasilitas dan
rizki (anggaran) untuk mengabdi kepada Allah dan berbuat baik
kepada sesama.
Surat ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa ancaman
yang akan menghancurkan keselamatan dan kesejahteraan
manusia adalah ancaman Allah SWT. Itulah sebabnya maka kita
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
14
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
manusia harus memprioritaskan umur, harta dan kemampuan kita
untuk menggunakan sebanyak-banyaknya perhatian dan fasilitas
hidup kepada apa-apa yang diperintahkan-Nya. Bila tidak, maka
kemungkinan datangnya ancaman dan siksa Allah SWT kepada
kita adalah sebuah kepastian.
Berikut ancaman besar Allah yang pasti datang kepada
manusia di dunia dan hari akherat kelak:
1. Ancaman kemiskinan dan hinanya hidup bila manusia
melepas hubungan dengan tuhan (lepas dari Islam) dan
melepas hubungan (silaturahmi) dengan sesama
manusia.
2. Ancaman bila tidak menunaikan zakat: hilangnya berkah
usaha, merajalelanya hama penyakit, sulit air tawar,
musim kemarau panjang dan banyak bencana alam.
3. Ancaman bila hidup tidak bersatu dan berpemimpin: hidup
terjajah dan bergantung kepada musuh, banyak
kerusuhan dan hidup tak bermartabat.
4. Ancaman bila hidup tak menggunakan Aturan dan hukum
Islam: tidak diridhoi Allah, hilangnya rahmat dan
pertolongan Allah, tidak diterimanya amal baik dan mati
sia-sia (mati konyol).
5. Ancaman tidak baik (menyakiti hati) kepada orangtua dan
sesama: hilang perhatian dan do’a baik dari orang lain,
sulit mencari rizki, dimarahi masyarakat ketika sakit,
dibiarkan ketika sesat, terkutuk masyarakat ketika mati,
mendapat siksa kubur dan siksa Neraka di akherat kelak.
6. Banyak pula ancaman dan siksa yang akan Allah
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
15
Majelis Mudzakarah Rahmatan lil ‘Alamin
timpakan kepada orang-orang yang memiliki usaha dan
perbuatan khusus misalnya: pezina, pemabuk, renteneer,
koruptor, pemimpin zalim, penyuap, penghianat, pembuat
dan penyebar fitnah, musisi dan pemboros waktu dan
harta. Ini semua tertulis jelas dalam Al Qur’an dan Hadist
nabi Muhammad SAW.
7. Tujuh dosa besar yang akan disiksa kontan dari dunia
kemudian diteruskan dengan siksa kubur dan hari Akherat
adalah: syirik, sihir, menyakiti hati Orangtua, berzina,
makan harta anak yatim, membunuh orang dan lari dari
perjuangan (peperangan).
Thibbul Qulub (Pengobatan Hati)
16