aliran salaf

Download ALIRAN SALAF

If you can't read please download the document

Upload: muhammad-mustain

Post on 25-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ALIRAN SALAF

3

ALIRAN SALAF PendahuluanPerbedaan pendapat pada manusia adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dimungkiri. Kalau manusia sejak kecilnya memandang alam sekelilingnya dengan pandangan philosofis, sedang pandang orang berbeda-beda, maka kelanjutannya ialah bahwa gambara dan imajinasi manusia juga berbeda-beda. Semakin jauh orang melangkah dalam civilisasi dan kebudayaan, semakin jauh pula perbedaan itu, sehingga timbullah karenanya aliran-aliran, seperti aliran salaf.

PembahasanSejarah Lahirnya Alirah Salaf Aliran salaf terdiri dari orang-orang Hanabilah yang muncul pada abad keempat Hijrah dengan mempertalikan dirinya dengan pendapat-pendapat Imam Ahmad bin Hanbal, yang dipandang oleh mereka telah menghidupkan dan mempertahankan pendirian ulama salaf. Karena pendapat ulama salaf ini menjadi motif berdirinya, maka orang-orang Hanabilah menamakan dirinya "aliran salaf".

Antara golongan Hanabilah tersebut dengan aliran Asy'ariyah sering-sering terjadi pertentangan, baik yang bersifat mental maupun yang bersifat physik, karena di mana terdapat aliran Asy'ariyah yang kuat, maka di situ pula terdapat orang-orang Hanabilah. Masing-masing mengaku bahwa dirinya itu yang berhak mewakili ulama salaf.M. Amin Abdullah, Falsafah Kalam di Era Posmodernisme, Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 138.

Tokoh-tokoh Aliran Salaf Yang dipandang sebagai tokoh aliran salaf antara lain, yaitu:

Ibnu Taimiyah (661-726 H/1263-1328 M)Nama lengkap Taqiyuddin Abdul Abbas bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah bin Muhammad bin Taimiyah al-Harrany, lahir pada hari Senin, 10 Rabi'ul Awwal 661/22 Januari 1263 M, di Harran. Diburu oleh bangsa Mongol, ayahnya pindah ke Damaskus dengan seluruh keluarganya. Ahmad mulai mempelajari Islam dan ternyata sebagai seorang yang cerdas dan cakap. Ia belajar pada ayahnya, pada ulama Zainuddin Ibnu Dalm al-Mukaddas, Najmuddin Ibnu Asakir, juga pada seorang ulama perempuan Zainab binti Naki.Tim Penyusun, Ensiklopedia Islam, Balai Pustaka, Jakarta, 1999, hlm. 834.

Belum sampai 20 tahun umurnya, ia sudah menamakan pelajarannya, tatkala ayahnya meninggal pada 681/1282 dia sudah mendapat gelar profesor dalam ilmu hukum madzhab Hanbali.Pada tiap hari Jum'at ia mengajar Tafsir Al-Qur'an dengan cara yang mendalam sehingga menarik perhatian umum. Dengan pengetahuannya yang luas baik agama maupun umum, ia berusaha mempertahankan paham salaf yang ketika itu kurang mendapat perhatian ulama Fiqih. Pengajian tafsirnya untuk umum dan terbuka untuk berebat. Maka banjirlah serangan-serangan dari ulama tua yang tidak setju dengan pendapatnya. Pada tahun 1292 ia pergi haji ke Makkah, yang membuat namanya lebih harum dan dikenal oleh ulama besar.Pada bulan Rabi'ul Awwal 699/1299 ia pergi ke Mesir dan di sana ia menerima pertanyaan yang dikirimkan oleh seseorang dari Hamah mengenai sifat Tuhan. Pertanyaan tersebut dijawabnya berupa fatwa dengan alasan-alasan yang cukup tefas, sehingga fatwanya itu membuat para ulama Syafi'i tidak menyukainya, bahkan bangkit menentangnya, sehingga akhirnya pangkat profesornya dicopot.Pada tahun 1305 ia ikut berperang melawan rakyat Jabal Kasrawan, termasuk menghancurkan golongan Syi'ah yang percaya terhadap kesaktian Ali r.a, serta mengkafirkan sahabat Nabi yang lain, tidak pernah melaksanakan sembahyang dan puasa serta menghalalkan daging babi dan sebagainya.Dengan dipimpin oleh seorang Syafi'i, diadakan suatu pertemuan dengan pembesar negara di Istana Sultan, di mana diputuskan bahwa Ibnu Taimiyah adalah berbahaya baik untuk negara maupun agama. Dengan alasan itu, maka Sultan memerintahkan untuk menangkapnya seraya dimasukkan di dalam penjara selama satu setengah tahun. Demikian pula, dengan fatwanya tentang ittihadiyah yang mengupas mengenai kekuasaan Tuhan, sehingga akhirnya ia dimusuhi penguasa, sehingga ia diusir agar supaya kembali ke Mesir. Selama dalam penjara ia mengajar penghuni penjara menjadi pengikutnya yang setia. Setelah keluar dari penjara beberapa hari ia pun kemudian dicari polisi dan akhirnya dimasukkan kembali ke dalam penjara di Aleksandra.Dalam tahun 1313 sekali lagi ia diperintah untuk memimpin peperangan ke Sirya melalui Yerusalem menghadapi bangsa Tartar. Tatkala masuk kota Damaskus, ia merasakan suatu kebahagiaan hidup yang sulit dilukiskan, karena sudah lama kota itu ditinggalkannya. Segera ia diangkat menjadi profesor pada sekolah tinggi. Tetapi sayang atas perintah Sultan pada bulan Agustus 1318 ia dilarang mengeluarkan fatwa. Meskipun demikian murid-muridnya dapat mengumpulkan fatwa-fatwanya yang kemudian dicetak di Mesir, yang merupakan peninggalan yang berharga.Muslim Ishak, Sejarah dan Perkembangan Theologi Islam, Duta Grafika, Semarang, 1988, hlm. 156. Pergeseran paham dengan ualama-ulama Sultan, membuatnya dimusuhi di sana sini da selang beberapa tahun ia dimasukkan lagi dalam penjara.Meskipun demikian ia tetap mengajar dan menulis, ia mengupas soal-soal pelik secara ahlu salaf, orang-orang sangat takut pada syirik dan bid'ah yang menurut pendapatnya kedua perkara itulah yang melemahkan agama sesudah zaman keemasan. Oleh karena itu, dua perkara itulah yang selalu ditentangnya setiap ada kesempatan juga di dalam buku-buku karangannya.Muhammad Ibn Abdul Wahab (1115-1206 H/1703-1791 M)

Muhammad Ibn Abdul Wahab dilahirkan di 'Ujainah, yaitu sebuah dusun di Nadjed daerah Saudi Arabia sebelah Timur. Salah satu tempat belajarnya ialah kota Madinah, pada Sulaiman al-Kurdi dan Muhammad al-Khayyat as-Sindi. Ia banyak mengadakan perlawatan dan sebagian hidupnya digunakan untuk berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain. Empat tahun di Basrah, lima tahun di Baghdad, satu tahun di Kurdestan, dua tahun di Hamzan, kemudian pergi ke Isfahan. Kemudian lagi pergi ke Qumm dan Kairo, sebagai penganjur aliran Ahmad bin Hanbal.Tim Penyusun, Op. Cit, hlm. 537. Setelah beberapa tahun mengadakan perlawatan, ia kemudian pulang ke negeri kelahirannya, dan selama beberapa bulan ia merenung dan mengadakan orientasi, untuk kemudian mengajarkan paham-pahamnya, seperti yang dicantumkan dalam bukunya "AT-Tauhid". Meskipun tidak sedikit orang yang menentangnya, antara lain dari kalangan keluarganya sendiri, namun ia mendapat pengikut yang banyak, bahkan banyak diantaranya yang dari luar 'Ujainah.Karena ajaran-ajarannya telah menimbulkan keributan-keributan di negerinya, ia diusir oleh penguasa setempat, kemudian ia bersama keluarganya pindah ke Dari'ah, sebuah dusun tempat tinggal Muhammad bin Sa'ud yang telah memeluk ajaran-ajaran Wahabiah, bahkan menjadi pelindung dan penyiarnya.M. Amin Abdullah, Op. Cit, hlm. 149. Pokok-pokok PikiranIbnu Taimiyah (661-726 H/1263-1328 M)

Di dalam kitabnya Al-Aqidah Al-Wasithiyyah banyak masalahnyang menyangkut bidang aqidah dikupasnya, antara lain menyatakan bahwa yang disebut aqidah adalah suatu perkara yang wajib dibenarkan dalam hati, sehingga jiwa menjadi tenang, karena yakinm dan tidak ada keraguan maupun kesangsian lagi.Di dalam kitab tersbut, Ibnu Taimiyyah membagi Tauhid ke dalam tiga, yaitu:Tauhid Rububiyah, hanya Tuhan Allahlah yang mencipta dan memelihara segala ciptaan-Nya Tauhid Asma was sifat, hanya Tuhan Allahlah yang patut dipanggil dengan nama dan sifat sebagaimana yang tercantum di dalam al Qur'an.Tauhid Uluhiyah, hanya Tuhan Allah yang patut dipertuhan yang Maha Tinggi.

Secara garis besar pokok-pokok pikiran Ibnu Taimiyyah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:Muslim Ishak, Op. Cit, hlm. 160. Negatif, artinya sikap yang menentang dan membantah terhadap beberapa ajaran Islam yang dipandang salah dan terhada[ pengaruh dari agama lain.Positif, artinya sikap dan pikirannya yang membangun.

Muhammad Ibn Abdul Wahab (1115-1206 H/1703-1791 M)

Pokok-pokok pikiran dalam ajaran aliran wahabiah adalah adanya ketauhidan yang diajarkan, di mana hanya menyembah Tuhan semata-mata dan tidak mengakui ketuhanan selain bagi Allah, siapa yang mengikutsertakan seseorang makhluk untuk disembah bersama Tuhan, berarti ialah telah syirik. Siapa yang mempersamakan al-Khalik dengan makhluk dalam sesuatu macam ibadah, berarti ia mengangkat Tuhan selain Allah, meskipun ia mempercayai keesaan Tuhan al-Khalik.M. Amin Abdullah, Op. Cit, hm. 151. KesimpulanDari uraian di atas, dapat ditarik benang merah, bahwa aliran salaf, yaitu terjadi pada masa Ibnu Taimiyyah, Muhammad Ibn Abdul Wahab dan Muhammad Abduh. Di sini pemakalah memberikan simpulan pada kedua tokoh saja, di mana pokok-pokok pemikirannya adalah sebagai berikut:

Pokok pikiran Ibnu Taimiyyah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:Negatif, artinya sikap yang menentang dan membantah terhadap beberapa ajaran Islam yang dipandang salah dan terhadap pengaruh dari agama lain.Positif, artinya sikap dan pikirannya yang membangun.

Sedangkan pokok pikiran dalam ajaran aliran wahabiah adalah adanya ketauhidan yang diajarkan, di mana hanya menyembah Tuhan semata-mata dan tidak mengakui ketuhanan selain bagi Allah, siapa yang mengikutsertakan seseorang makhluk untuk disembah bersama Tuhan, berarti ialah telah syirik. Siapa yang mempersamakan al-Khalik dengan makhluk dalam sesuatu macam ibadah, berarti ia mengangkat Tuhan selain Allah, meskipun ia mempercayai keesaan Tuhan al-Khalik. PenutupDemikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, apabila ada kekurangan dan kesalahan kami minta maaf serta dengan senang hati kami menerima saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata semoga dapat memberikan manfaat dan menambah khazana bagi kita semua. Amiiin.

Daftar Pustaka M. Amin Abdullah, Falsafah Kalam di Era Posmodernisme, Pustaka Pelajar, 2004.

Tim Penyusun, Ensiklopedia Islam, Balai Pustaka, Jakarta, 1999. Muslim Ishak, Sejarah dan Perkembangan Theologi Islam, Duta Grafika, Semarang, 1988.