alur kajian ismki
DESCRIPTION
Pendekatan alur kajiansecara sistematisTRANSCRIPT
ALUR KAJIAN dan ADVOKASI ISMKI
ISMKI dalam gerak dinamisnya dituntut untuk tetap menjaga identitasnya
sebagaimana yang telah di ikrarkan oleh mahasiswa kedokteran dalam deklarasi Hasanuddin.
ISMKI harus hadir dalam menjaga serta menjunjung tinggi budi pekerti luhur dan martabat
profesi dokter. Harus ada upaya dalam optimalisasi segala potensi dan sumber daya yang
dimiliki demi kesehatan bangsa serta menjadi teladan dan garda terdepan bagi pembangunan
Indonesia. Menjawab tantangan era kesehatan, ISMKI memandang sebuah visi sebagai
bangunan masa depan bangsa yang lebih baik dan sebuah misi yang dijalankan oleh kaum
intelektual muda kedokteran.
Sebagai sebuah organisasi yang secara formal menjadi wajah mahasiswa kedokteran
seluruh Indonesia, ISMKI memiliki tanggung jawab moral untuk bisa menjadi pusat
pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia dengan segala strategi dan taktik dan upaya
penyempurnaannya. Dengan potensi yang besar ini, ISMKI memiliki peran untuk mengawal
kebijakan strategis bidang kesehatan di tataran nasional agar mampu berpihak bagi
kepentingan bangsa.
A. Definisi Kajian
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan “Kajian” memiliki definisi
sebuah proses, cara, penyelidikan secara mendalam dan sebuah eksplorasi. Dalam ISMKI
sendir proses kajian harus menjelaskan sebuah eksplorasi mendalam tentang Isu atau kodisi
yang terjadi dengan tetap mengedepankan karakternya.
B. Alur Kajian
. Beberapa langkah akan diwujudkan dengan membangun sebuah karakter gerakan
yang ilmiah, kritis & konstruktif, dan massif. Ilmiah berarti Kastrad ISMKI tetap pada
koridor jati dirinya sebagai seorang mahasiswa yang memiliki intelektualitas. Kastrad selalu
membawakan isu yang didasarkan pada data dan fakta yang valid, tidak meraba-raba, tidak
subjektif, dan tidak superfisial. Inilah yang akan membedakan ISMKI dengan gerakan yang
lain. Kritis & Konstruktif memiliki makna bahwa, dalam pergerakannya tetap
mengedepankan sikap tidak semata mengkritik, namun juga solutif terhadap masalah yang
dihadapi. Hingga pada akhirnya sebuah gerakan akan berhasil melakukan perubahan jika
pergerakan yang terjadi bersifat resultan dan berkesinambungan serta melibatkan respon yang
representative dari warga masyarakat, inilah yang kami maksud dengan massif.
Issu ataupun realita kesehatan yang menjadi kegelisahan ISMKI harus di dasarkan
pada sebuah konstruksi fikiran dan pemetaan yang mempuni. Hal ini menjadi sangat penting
karena dalam pengambilan sikap ISMKI sebagaimana yang dijelaskan sejak awal bahwa
harus menjadi sebuah kekuatan representative dari potensi besar yang dimiliki oleh
mahasiswa kedokteran dengan dasar kepentingan bangsa.
Piramida Kajian Kebijakan Kesehatan
1. Pengumpulan Isu dan data kesesuaian realita kesehatan
ISMKI sejatinya memiliki kewajiban dalam mengawal kondisi kesehatan. Mengawal
upaya kesehatan tersebut dilihat secara holistic bahwa setiap individu harus memiliki
kesadaran sehat yang tercermin dalam setiap prilakunya. Namun prilaku saja belum cukup
Kejelasan Sikap
Penyesuaian kajian dengan Pengambil
kebijakan (Advokasi)
Pembandingan dengan fakta Konstisusional
Analisa dan Eksplorasi data
Pengumpulan Isu dan Data kesesuaian dengan Realitas kesehatan
untuk memastikan kesehatan setiap individu. Kondisi lingkungan yang baik serta fasilitas
pelayanan kesehatan yang prima merupakan factor lain yang berpengaruh dalam menopang
kondisi kesehatan setiap individu. Mengambil sebuah sikap tegas harus berdasarkan atas
kegelisahan yang dirasakan. Dari hal tersebut kemudian di hubungkan dengan realita
kesehatan yang terjadi.
2.Analisa dan Eksporasi Data
Pada tahapan ini realita kesehatan atau pelayanan kesehatan yang hadir terus digali
hingga “kegelisahan” yang telah didapat muncul dan mampu dituangkan melalui
pembandingan data. Sejatinya, pelayanan kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan
yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah secara
bertanggung jawab, aman, bermutu, merata dan non diskriminatif, yang pengawasannya
dilakukan bersama – sama dengan masyarakat. Termasuk mayarakat Intelekual kedokteran
dalam hal ini ISMKI.
3.Pembandingan dengan Fakta Kostitusional
Fakta Konstitusional yang menjadi dasar pedoman dalam penerapan upaya pelayanan
kesehatan yang adil, manusiawi, berkeadilan dan tanpa diskriminatif sebagaimana yang
terdapat pada pasal 28 H UUD 1945 Amandemen tahun 2000, serta UU no. 23/1992 tentang
kesehatan.Hal ini jelas bahwa pemerinta secara penuh kesdaran harus memenuhi kondisi
kesehatan yang merupakan Hak setiap warga Negara. Ketika hasil analisa dan eksplorasi data
telah dilakuakan dan banyak pelencengan konstitusional maka Advokasi yang sejak awal
dimaksud harus terus dilakukan.
Beberapa butir pasal tentang kesehatan yang bias dijadikan acuan dalam
pembandingan hasil kajian misalnya adalah
Pasal 54 Ayat 1,2,3 UU no.36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menjelaskan soal
pelayanan kesehatan pada prakteknya haruslah bermutu, ama, merata dan
nondsikriminatif. Yang jaminan penyelenggaraannnya berada ditangan pemerintah
dan pemerintah daerah. Pasal ini adalah paying hokum yang melindungi terjadinya
praktek ketidakadilan yang bias dialami warga Negara dalam memperoleh layanan
kesehatan
Pasal 52 ayat (1,2) UU no.36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menjamin cakupan
penyelenggaraan layanan kesehatan. Pasal ini merupakan landasan penyelenggaraan
layanan kesehatan yang menyeluruh mulai dari aspek promotif hingga rehabilitative
baik itu yang bersifat perseorangan maupun warga masyarakat.
4.Penyesuaian Dengan Dengambil Kebijakan
Tak bias dipungkiri bahwa semua upaya perbaikan dalam dimensi pembangunan kesehatan
yang dilakukan pemerintah (pengambil kebijakan) adalah bentuk dari cita – cita untuk mewujudkan
apa yang menjadi semangat dan cita – cita bangsa ini sejak pertamakali medeklarasikan
kemerdekaanya 69 tahun lalu, yakni mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam konteks pembangunan kesehatan maka semua upaya tersebut tidak lain adalah untuk menjamin
terwujudnya keadilan kesehatran bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun sebagai bentuk ikhtiar untuk
terus mewujudkan cita – cita tersebut sudah menjadi kewajiban ISMKI untuk terus mengingatkan
pemerintah akan tanggung jawab yang mereka emban dalam konstitusi diNegara ini.
5.Kejelasan Sikap
Kejelasan sikap merupakan bentuk komitmen tegas ISMKI untuk terus memperjuangkan apa
yang menjadi ikhtiar kita bersama dalam dunia kesehatan. Akan tetapi kejelasan sikap yang
dimaksudpun adalah sebuah intonasi yang merdu dari segenap komponen ISMKI. Berbagai upaya
perjuanagan mulai dari kajian hingga penyesuaian deengan pengambilan kebijakan (Advokasi) akan
terasa hambar ketika tidak ada kejelasan sikap tentang mau kemana. Oleh karena itu akan kita rancang
sebuah moment untuk konsolidasi nasional yang disisipkan dalam setiap agenda nasional.
( Hal ini cuman akan menjadi sebuah teori ketika kawan2 tidak turun untuk mengikhtiarkan
perjuangan. Mari Berjuang Bersama.
Kajian Strategi dan Advokasi Nasional
Hidup Mahasiswa ! Hidup Rakyat Indonesia !