amal perbuatan yang memudahkan mukmin menyeberangi jembatan neraka
TRANSCRIPT
Amal Perbuatan Yang Memudahkan Mukmin Menyeberangi Jembatan NerakaFriday, 08/05/2009 21:04 WIB | email | print | share
Sebagaimana sudah kita ketahui setiap Ahli Tauhid sebelum berhak mencapai pintu gerbang
surga diharuskan melewati ujian berat yaitu menyeberangi jembatan yang membentang di atas
Neraka Jahannam. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam melukiskan jembatan itu sebagai lebih tipis
dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang. Ada mereka yang sukses
menyeberanginya, ada yang sukses namun terluka kena sabetan duri-duri dan besi-besi kait yang merobek
sebagian anggota tubuhnya sementara ada yang gagal sehingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya
terlebih dahulu masuk ke dalam api menyala-nyala Neraka Jahannam.
م!ن� �خ%ذ%ون! !أ ي و!ح!س!ك* 0يب% ل !ال! ك �ه0 !ي ع!ل �ف0 ي الس8 م0ن� !ح!د: و!أ ع�ر0 الش8 م0ن� !د!ق: أ ر* ج0س� 8م! 0ج!ه!ن و!ل
!اب0 ك Iو!الر �ل0 �خ!ي ال ج!او0يد0! !أ و!ك يح0 Iالر! و!ك ق0 !ر� �ب !ال و!ك !الط8ر�ف0 ك �ه0 !ي ع!ل 8اس% و!الن 8ه% الل اء! ش!
ف0ي !و8ر* و!م%ك 8م* ل م%س! و!م!خ�د%وش* 8م* ل م%س! Yاج! ف!ن Iم� ل س! Iب ر! Iم� ل س! Iب ر! %ون! !ق%ول ي !ة% 0ك ئ �م!ال! و!ال
و!ج�ه0ه0 ع!ل!ى 8ار0 الن
“Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya
ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah. Dan manusia di
atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada yang laksana kilat dan ada yang laksana angin,
ada yang laksana kuda yang berlari kencang dan ada yang laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata:
”Rabbi sallim. Rabbi sallim.” ( ”Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.”) Maka ada yang selamat, ada yang
tercabik-cabik lalu diselamatkan dan juga ada yang digulung dalam neraka di atas wajahnya.” (HR Ahmad 23649)
Setiap orang yang mengaku beriman sudah barang tentu berharap dirinya masuk ke dalam golongan mereka yang
selamat menyeberanginya sehingga berhak masuk Surga dan dijauhkan dari azab api neraka. Namun
pertanyaannya ialah bagaimana hal itu bisa tercapai? Apa syarat-syarat agar seorang Mukmin berhak menikmati
kesuksesan tersebut? Sebenarnya dalam hadits lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam telah mengisyaratkan
sebagian jawabannya.
م8ا ! و!أ !اد0ه0، ع0ب ع!ل!ى �ه% م0ن ا fر� ت س0 0ه0م� م!ائ س�
! 0أ ب !ام!ة0 �ق0ي ال !و�م! ي 8اس! الن !د�ع%و ي !ى !ع!ال ت 8ه! الل 0ن8 إ
%ل8 و!ك ا، fور% ن Yة! م%ؤ�م0ن %ل8 و!ك ا، fور% ن Yم0ن�م%ؤ %ل8 ك %ع�ط0ي ي و!ج!ل8 ع!ز8 8ه! الل 0ن8 ف!إ اط0، الصIر! �د! ن ع0
، !اف0ق!ات0 �م%ن و!ال !اف0ق0ين! �م%ن ال %ور! ن 8ه% الل ل!ب! س! اط0 الصIر! ع!ل!ى !و!و�ا ت اس� 0ذ!ا ف!إ ا، fور% ن Yاف0ق! م%ن
نا %ور! ن !ا !ن ل �م0م� !ت أ !ا 8ن ب ر! %ون! �م%ؤ�م0ن ال و!ق!ال! %م� %ور0ك ن م0ن� 0س� !ب !ق�ت ن !ا ون �ظ%ر% ان !اف0ق%ون! �م%ن ال ف!ق!ال!
!ح!دfا أ !ح!د* أ 0ك! ذ!ل �د! ن ع0 %ر% !ذ�ك ي ف!ال
“Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka ada tirai penghalang dari-Nya.
Adapun di atas jembatan Allah memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka
telah berada di tengah jembatan, Allah-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru
kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.” (QS Al-
Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.”(QS
At-Tahrim ayat 8) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079)
Di antara solusinya ialah seorang mukmin mesti mengupayakan agar dirinya kelak memiliki cukup cahaya agar
mampu menyeberangi kegelapan dan panasnya neraka. Sebab pada saat akan menyeberangi jembatan tersebut
setiap orang dibekali Allah cahaya agar mampu melihat jalan yang sedang ditelusurinya di atas jembatan tersebut.
Dan bila ia termasuk mukmin sejati cahaya yang diterimanya itu akan setia menemani dan menyinari dirinya
sepanjang penyeberangan itu hingga sampai ke ujung menjelang pintu surga. Namun jika ia termasuk orang yang
imannya bermasalah lantaran begitu banyak dosanya, apalagi kalau ia termasuk orang munafik, maka di tengah
perjalanan menyeberangi jembatan Allah tiba-tiba padamkan cahaya yang menemaninya sehingga ia dibiarkan
dalam kegelapan dan akibatnya ia menjadi tersesat dan terjatuh ke dalam api neraka.
Begitu cahaya orang-orang munafik itu mendadak dipadamkan Allah, maka mereka akan berteriak panik dan
memohon kepada orang-orang beriman sejati agar dibagi sebagian cahaya yang setia menemani mukmin sejati itu.
Sungguh gambaran mengerikan yang dengan jelas diuraikan Allah di dalam ayat-ayat berikut ini:
!ر0يم* ك !ج�ر* أ !ه% و!ل !ه% ل %ض!اع0ف!ه% ف!ي fا ن ح!س! ضfا ق!ر� 8ه! الل %ق�ر0ض% ي 8ذ0ي ال ذ!ا م!ن�
%م% اك ر! %ش� ب 0ه0م� �م!ان ي! 0أ و!ب �د0يه0م� ي
! أ �ن! !ي ب ه%م� %ور% ن ع!ى !س� ي !ات0 �م%ؤ�م0ن و!ال 0ين! �م%ؤ�م0ن ال ى !ر! ت !و�م! ي
!ق%ول% ي !و�م! ي �ع!ظ0يم% ال �ف!و�ز% ال ه%و! 0ك! ذ!ل ف0يه!ا 0د0ين! ال خ! �ه!ار% ن! األ� 0ه!ا ت !ح� ت م0ن� !ج�ر0ي ت 8ات* ن ج! !و�م! �ي ال
%وا !م!ن آ 8ذ0ين! 0ل ل !اف0ق!ات% �م%ن و!ال !اف0ق%ون! �م%ن ال
ا fور% ن وا !م0س% �ت ف!ال %م� اء!ك و!ر! ج0ع%وا ار� ق0يل! %م� %ور0ك ن م0ن� 0س� !ب !ق�ت ن !ا ون �ظ%ر% ان
0ه0 !ل ق0ب م0ن� ه% و!ظ!اه0ر% ح�م!ة% الر8 ف0يه0 %ه% !اط0ن ب !اب* ب !ه% ل Yور 0س% ب !ه%م� �ن !ي ب ف!ض%ر0ب!
%م� �ت !ن ف!ت %م� 8ك 0ن !ك و!ل !ل!ى ب %وا ق!ال %م� م!ع!ك %ن� !ك ن !م� !ل أ !ه%م� !اد%ون %ن ي �ع!ذ!اب% ال
ح!ت8ى 0ي: !م!ان األ� %م% �ك ت و!غ!ر8 %م� �ت !ب ت و!ار� %م� 8ص�ت ب !ر! و!ت %م� ك �ف%س! !ن أ
و!ال! !ة* ف0د�ي %م� �ك م0ن %ؤ�خ!ذ% ي ال! !و�م! �ي ف!ال ور% �غ!ر% ال 8ه0 0الل ب %م� ك و!غ!ر8 8ه0 الل م�ر%! أ ج!اء!
�م!ص0ير% ال �س! 0ئ و!ب %م� ك م!و�ال! ه0ي! 8ار% الن %م% و!اك� م!أ وا !ف!ر% ك 8ذ0ين! ال م0ن!
”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan
melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang
banyak, (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu'min laki-laki dan perempuan,
sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan
kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak. Pada hari ketika orang-
orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami
dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan
carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah
dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka
(orang-orang mu'min) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab:
"Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta
ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh
(syaitan) yang amat penipu. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang
kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia adalah sejahat-jahat tempat kembali.” (QS
Al-Hadid ayat 11-15)
Lalu apakah amal perbuatan yang akan menyebabkan seorang mukmin memiliki cukup cahaya untuk sukses
menyeberangi jembatan itu? Ternyata, di antaranya ialah kesungguhan seorang mukmin untuk bertaubat dari
dosa-dosa yang selama ini dia kerjakan. Inilah yang disebut dengan aktifitas Taubatan Nasuhan (Taubat Yang
Murni). Taubatan Nasuha inilah yang akan menyebebkan seorang mukmin memperoleh cahaya yang
disempurnakan untuk sukses menyeberangi jambatan Neraka. Bukan taubat musiman alias taubat yang tidak
menyebabkan seseorang benar-benar meninggalkan perbuatan dosa yang dilakukannya. Perhatikanlah ayat Allah
berikut ini:
%م� �ك ع!ن !فIر! %ك ي !ن� أ %م� :ك ب ر! ع!س!ى !ص%وحfا ن fة! !و�ب ت 8ه0 الل 0ل!ى إ %وا %وب ت %وا !م!ن آ 8ذ0ين! ال :ه!ا ي! أ !ا ي
8ذ0ين! و!ال 0ي8 8ب الن 8ه% الل %خ�ز0ي ي ال! !و�م! ي �ه!ار% ن! األ� 0ه!ا ت !ح� ت م0ن� !ج�ر0ي ت Y8ات ن ج! %م� !ك %د�خ0ل و!ي %م� 0ك !ات Iئ ي س!
و!اغ�ف0ر� !ا ن %ور! ن !ا !ن ل �م0م� !ت أ !ا 8ن ب ر! %ون! !ق%ول ي 0ه0م� �م!ان ي! 0أ و!ب �د0يه0م� ي
! أ �ن! !ي ب ع!ى !س� ي ه%م� %ور% ن م!ع!ه% %وا !م!ن آ
ق!د0ير* Yء�ي ش! Iل% ك ع!ل!ى 8ك! 0ن إ !ا !ن ل
”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan Taubatan Nasuhan (taubat yang semurni-
murninya), mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke
dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-
orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan
mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah
kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS At-Tahrim ayat 8)
Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, beliau bersabda: ”Shirath itu
setajam pedang dan sangat menggelincirkan.” Beliau melanjutkan: ”Lalu mereka melintas sesuai dengan cahaya
yang mereka miliki. Maka di antara mereka ada yang melintas secepat meteor, ada pula yang melintas secepat
kedipan mata, ada pula yang melintas secepat angin, ada pula yang melintas seperti orang berlari, dan ada pula
yang berjalan dengan cepat. Mereka melintas sesuai amal perbuatan mereka, hingga tibalah saat orang yang
cahayanya ada di jari jempol kedua kakinya melintas, satu tangannya jatuh, dan satu tangannya lagi menggantung,
satu kakinya jatuh dan satu kakinya lagi menggantung, kedua sisinya terkena api neraka.”
Kedua, seorang Mukmin akan dijamin memiliki cukup cahaya saat menyeberangi jembatan di atas Neraka jika ia
rajin berjalan ke masjid dalam kegelapan untuk menegakkan sholat wajibnya semata ingin meraih keridhaan
Allah. Nabi bersabda:
!ام!ة0 �ق0ي ال !و�م! ي I8ام الت :ور0 0الن ب اج0د0 �م!س! ال 0ل!ى إ 0 !م الظ:ل ف0ي 0ين! ائ �م!ش8 ال ر� Iش! ب
“Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid-masjid dalam kegelapan dengan cahaya
yang sempurna pada hari Kiamat.” (HR Ibnu Majah 773)
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam seringkali ketika berjalan menuju ke masjid berdoa dengan doa sebagai berikut:
ا fور% ن م�ع0ي س! و!ف0ي ا fور% ن !ص!ر0ي ب و!ف0ي ا fور% ن 0ي �ب ق!ل ف0ي اج�ع!ل� 8ه%م8 الل
!ح�ت0 و!ت ا fور% ن و!ف!و�ق0ي ا fور% ن ار0ي !س! ي و!ع!ن� ا fور% ن 0ي !م0ين ي و!ع!ن�
ا fور% ن 0ي ل و!اج�ع!ل� ا fور% ن �ف0ي ل و!خ! ا fور% ن م!ام0ي! و!أ ا fور% ن
“Ya Allah jadikanlah cahaya dalam hatiku, dalam penglihatanku, dalam pendengaranku, di sebelah kananku, di
sebelah kiriku, di sebelah atasku, di sebelah bawahku, di depanku, di belakangku dan jadikanlah aku bercahaya.”
(HR Bukhary 5841)
Ketiga, seorang Mukmin akan sukses menyeberangi jembatan neraka bila ia melindungi sesama mukmin dari
kejahatan orang Munafik. Dan sebaliknya barangsiapa yang mengucapkan perkataan buruk untuk mencemarkan
seorang Muslim, maka Allah akan menghukumnya dalam bentuk ia ditahan di atas jembatan neraka hingga dosa
ucapannya menjadi bersih.
!ح�م0ي ي fا !ك م!ل 8ه% الل !ع!ث! ب ق!ال! اه% ر!% أ Yاف0ق! م%ن م0ن� fا م%ؤ�م0ن ح!م!ى م!ن�
%ر0يد% ي Yء�ي 0ش! ب 0مfا ل م%س� م!ى ر! و!م!ن� 8م! ج!ه!ن !ار0 ن م0ن� !ام!ة0 �ق0ي ال !و�م! ي !ح�م!ه% ل
ق!ال! م0م8ا ج! !خ�ر% ي 8ى ح!ت 8م! ج!ه!ن ر0 ج0س� ع!ل!ى 8ه% الل ه% !س! ح!ب 0ه0 ب !ه% �ن ي ش!
“Barangsiapa melindungi seorang Mukmin dari kejahatan orang Munafik, Allah akan mengutus malaikat untuk
melindungi daging orang itu –pada hari Kiamat- dari neraka jahannam. Barangsiapa menuduh seorang Muslim
dengan tujuan ingin mencemarkannya, maka Allah akan menahannya di atas jembatan neraka jahannam hingga
orang itu dibersihkan dari dosa perkataan buruknya.” (HR Abu Dawud 4239)
Saudaraku, sungguh kita semua sangat membutuhkan cahaya yang mencukupi untuk
menyeberangi jembatan neraka dengan selamat. Semoga Allah masukkan kita bersama ke
dalam golongan Mukmin sejati. Semoga Allah bersihkan hati kita bersama dari penyakit
kemunafikan. Sebab kemunafikan akan menyebabkan cahaya seseorang tiba-tiba padam saat
menyeberangi jembatan neraka sehingga ia menjadi tergelincir lalu jatuh ke dalam api neraka
yang menyala-nyala. Na’udzubillahi min dzalika...!
!ا !ن %ن !ع�ي أ و! !ذ0ب �ك ال م0ن! !ا !ن !ت ن �س0 !ل أ و! !اء ي Iالر م0ن! !ا !ن !ع�م!ال ا و! Iف!اق الن م0ن! !ا !ن %وب ق%ل ط!هIر� 8ه%م8 !لل ا
الص:د%ور %خ�ف0 ت م!ا و! %ن !ع�ي األ� !ة! 0ن ائ خ! !م% !ع�ل ت 8ك! 0ن إ !ة !ان ي الخ0� م0ن!
Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, dan ‘amal perbuatan kami dari riya dan lisan kami dari dusta
serta pandangan mata kami dari khianat. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu khianat pandangan mata dan apa
yang disembunyikan hati.
Jembatan Neraka Lebih Tipis Dari Rambut Lebih Tajam Dari PedangThursday, 07/05/2009 05:39 WIB | email | print | share
Salah satu peristiwa dahsyat yang bakal dialami oleh
setiap orang yang telah mengucapkan ikrar syahadat
Tauhid ialah keharusan menyeberangi suatu jembatan
yang dibentangkan di atas kedua punggung neraka
jahannam. Ia tidak saja dialami oleh ummat Islam dari
kalangan ummat Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa
sallam, melainkan semua orang beriman dari ummat
para Nabi sebelumnya juga wajib mengalaminya.
Peristiwa ini akan dialami oleh setiap orang beriman,
baik mereka yang imannya sejati maupun yang berbuat
banyak maksiat termasuk kaum munafik. Menurut sebagian ahli tafsir peristiwa menyeberangi jembatan di atas
neraka telah diisyaratkan Allah di dalam Al-Qur’anul Karim.
”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu
kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 71)
Maksud dari kata ”mendatangi” ialah melintas di atas Neraka Jahannam dengan menyeberangi jembatan tersebut.
Semua orang beriman –bagaimanapun kualitas imannya- pasti mengalaminya. Hanya saja Allah jamin keselamatan
bagi mereka yang imannya sejati (orang-orang bertaqwa). Dan adapun mereka yang imannya bermasalah (orang-
orang zalim/kaum munafik) akan jatuh tergelincir ke dalam Neraka Jahannam saat melintasinya.
Dalam sebuah hadits bahkan secara lebih detail Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keadaan
jembatan dimaksud. Jembatan itu lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang. Laa haula wa
laa quwwata illa billah...! Betapa sulitnya bagi kita untuk berjalan menyeberang di atasnya. Tetapi Allah Maha
Perkasa sekaligus Maha Bijaksana. Allah akan berikan bekal bagi orang-orang yang imannya sejati untuk sanggup
melintas di atas jembatan tersebut. Beginilah gambaran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai jembatan
tersebut dengan kejiadian-kejadian yang menyertainya:
“Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya
ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah. Dan manusia di
atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada yang laksana kilat dan ada yang laksana angin,
ada yang laksana kuda yang berlari kencang dan ada yang laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata: ”Ya
Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.” Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik lalu diselamatkan dan
juga ada yang digulung dalam neraka di atas wajahnya.” (HR Ahmad 23649)
Jadi, menurut hadits di atas ada mereka yang bakal menyeberanginya dengan selamat dan ada yang
menyeberanginya dengan selamat namun harus mengalami luka-luka dikarenakan terkena sabetan duri-duri yang
mencabik-cabik tubuhnya. Lalu ada pula mereka yang gagal menyeberanginya hingga ujung. Mereka terpeleset,
tergelincir sehingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya ke dalam neraka yang menyala-nyala di bawah
jembatan. Na’udzubillahi min dzaalika...!
Lalu bagaimana seseorang dapat menyeberanginya dengan selamat? Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan
bahwa pada saat peristiwa menegangkan itu sedang berlangsung para Nabi dan para malaikat sibuk mendoakan
keselamatan bagi orang-orang beriman. Mereka berdoa: ”Rabbi sallim. Rabbi sallim. (Ya Rabbi, selamatkanlah. Ya
Rabbi, selamatkanlah).” Selanjutnya Allah akan memberikan cahaya bagi setiap orang. Baik mereka yang beriman
sejati, mereka yang banyak berbuat dosa, maupun yang munafik sama-sama memperolehnya. Namun ketika
sedang melintasi jembatan tersebut orang-orang yang imannya emas akan terus ditemani dan diterangi oleh
cahaya tersebut hingga selamat sampai ke ujung penyeberangan. Sedangkan orang-orang munafik hanya sampai
setengah perjalanan melintas jembatan tersebut tiba-tiba Allah mencabut cahaya yang tadinya menerangi mereka
sehingga mereka berada dalam kegelapan lalu terjatuhlah mereka dari atas jembatan shirath ke dalam api
menyala-nyala Neraka Jahannam. Na’udzubillahi min dzaalika...!
“Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka ada tirai penghalang dari-Nya.
Adapun di atas jembatan Allah memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka
telah berada ditengah jembatan, Allah-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru
kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.” (QS Al-
Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.”(QS
At-Tahrim ayat 8) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079)
Saudaraku, sungguh pemandangan yang sangat mendebarkan. Pantaslah bila Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
menyatakan bahwa saat peristiwa menyeberangi jembatan di atas Neraka Jahannam sedang berlangsung setiap
orang tidak akan ingat kepada orang lainnya. Sebab semua orang sibuk memikirkan keselamatannya masing-
masing.
Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, dan ‘amal perbuatan kami dari riya dan lisan kami dari dusta
serta pandangan mata kami dari khianat. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu khianat pandangan mata dan apa
yang disembunyikan hati.
Tiga Tanda Kiamat Yang Harus Diantisipasi Dewasa IniSaturday, 23/05/2009 21:28 WIB | email | print | share
Ada tiga tanda fenomenal dari tanda-tanda Kiamat yang perlu diantisipasi dewasa ini oleh umat manusia pada
umumnya dan umat Islam pada khususnya. Dua di antara ketiga tanda itu masuk dalam kategori tanda-tanda besar
Kiamat. Satu lagi kadang dimasukkan ke dalam tanda besar, namun ada pula yang menyebutnya sebagai tanda
penghubung antara tanda- tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat.
Tanda penghubung antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat ialah diutusnya Imam
Mahdi. Imam Mahdi merupakan tanda Kiamat yang menghubungkan antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan
tanda-tanda besar Kiamat karena datang pada saat dunia sudah menyaksikan munculnya seluruh tanda-tanda kecil
Kiamat yang mendahului tanda-tanda besar Kiamat. Allah tidak akan mengizinkan tanda-tanda besar Kiamat datng
sebelum berbagai tanda kecil Kiamat telah tuntas kemunculannya.
Banyak orang barangkali belum menyadari bahwa kondisi dunia dewasa ini ialah dalam kondisi dimana hampir
segenap tanda-tanda kecil Kiamat yang diprediksikan oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah
bermunculan semua. Coba perhatikan beberapa contoh tanda-tanda kecil Kiamat berikut ini:
Dan perceraian banyak terjadi الطالق ويكثر
Dan banyak terjadi kematian mendadak (tiba-tiba) الفجاء الموت و
Dan banyak mushaf diberi hiasan (ornamen) المصاحف حلية و
Dan masjid-masjid dibangun megah-megah المساجد زخرفت و
Dan berbagai perjanjian dan transaksi dilanggar sepihak العهود نقضت و
Dan berbagai peralatan musik dimainkan المأزف استعملت و
Dan berbagai jenis khamr diminum manusia الخمور شربت و
Dan perzinaan dilakukan terang-terangan الزنا فخش و
Dan para pengkhianat dipercaya (diberi jabatan kepemimpinan) الخائن اؤتمن و
Dan orang yang amanah dianggap pengkhianat (penjahat/teroris) األمين خون و
Tersebarnya Pena (banyak buku diterbitkan) القلم ظهور
Pasar-pasar (Mall, Plaza, Supermarket) Berdekatan األسواق تتقارب
Penumpahan darah dianggap ringan بالدم استخفاف
Makan riba الربا أكل
Jadi kalau kita perhatikan, contoh-contoh di atas jelas sudah kita jumpai di zaman kita dewasa ini. Bahkan bila kita
buka kitab para Ulama yang menghimpun hadits-hadits mengenai tanda-tanda kecil Kiamat, lalu kita baca satu per
satu hadits-hadits tersebut hampir pasti setiap satu hadits selesai kita baca kita akan segera bergumam di dalam
hati: “Wah, yang ini sudah..!” Hal ini akan selalu terjadi setiap habis kita baca satu hadits. Laa haula wa laa
quwwata illa billah....
Jika tanda-tanda kecil Kiamat sudah hampir muncul seluruhnya berarti kondisi dunia dewasa ini berada di ambang
menyambut kedatangan tanda-tanda besar Kiamat. Dan bila asumsi ini benar, berarti dalam waktu dekat kita
semua sudah harus bersiap-siap untuk menyambut datangnya tanda penghubung antara tanda-tanda kecil Kiamat
dengan tanda-tanda besar Kiamat, yaitu diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat Islam. Hal ini menjadi selaras
dengan isyarat yang diungkapakan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai dua pra-kondisi menjelang
diutusnya Imam Mahdi.
8اس0 الن م0ن� Yف 0ال! اخ�ت ع!ل!ى 0ي م8ت% أ ف0ي �ع!ث% %ب ي Iد0ي�م!ه� 0ال ب %م� ك ر% Iش! %ب أ
�مfا و!ظ%ل ا fر�ج!و !ت� 0ئ م%ل !م!ا ك fال�و!ع!د ق0س�طfا ر�ض!! األ� % !م�أل! ف!ي ز0ل! ال! و!ز!
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi
perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran
sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kese-wenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad)
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengisyaratkan adanya dua prakondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi ke
tengah ummat Islam. Kedua prakondisi tersebut ialah pertama, banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan
kedua, terjadinya gempa-gempa. Subhaanallah. Jika kita amati kondisi dunia saat ini sudah sangat sarat dengan
perselisihan antar-manusia, baik yang bersifat antar-pribadi maupun antar-kelompok. Demikian pula dengan
fenomena gempa sudah sangat tinggi frekuensi berlangsungnya belakangan ini.
Berarti kedatangan Imam Mahdi merupakan tanda Akhir Zaman yang jelas-jelas harus kita antisipasi dalam waktu
dekat ini. Dan jika sudah terjadi berarti kitapun harus segera mempersiapkan diri untuk mematuhi perintah
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam yang berkaitan dengan kemunculan Imam Mahdi. Kita diperintahkan untuk
segera berbai’at dan bergabung ke dalam barisannya sebab episode-episode berikutnya merupakan rangkaian
perang yang dipimpin Imam Mahdi untuk menaklukkan negeri-negeri yang dipimpin oleh para Mulkan Jabriyyan
(Para penguasa yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya).
�م!ه�د0ي: ال 8ه0 الل 0يف!ة% ل خ! 8ه% 0ن ف!إ �ج0 8ل الث ع!ل!ى �وfا ب ح! !و� و!ل 0ع%وه% !اي ف!ب %م%وه% �ت ي! أ ر! 0ذ!ا ف!إ
“Ketika kalian melihatnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di
atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Ibnu Majah)
Imam Mahdi akan mengibarkan panji-panji Al-Jihad Fi Sabilillah untuk memerdekakan negeri-negeri yang selama ini
dikuasai oleh para Mulkan Jabriyyan (Para penguasa yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak
Allah dan RasulNya).Beliau akan mengawali suatu proyek besar membebaskan dunia dari penghambaan manusia
kepada sesama manusia untuk hanya menghamba kepada Allah semata, Penguasa Tunggal dan Sejati langit dan
bumi. Beliau akan memastikan bahwa dunia diisi dengan sistem dan peradaban yang mencerminkan
kalimatthoyyibah Laa ilaha illAllah Muhammadur Rasulullahdari ujung paling timur hingga ujung paling barat.
Ghazawaat (perang-perang) tersebut akan dimulai dari jazirah Arab kemudian Persia (Iran) kemudian Ruum (Eropa
dan Amerika) kemudian terakhir melawan pasukan Yahudi yang dipimpin langsung oleh puncak fitnah, yaitu Dajjal.
Dan uniknya pasukan Imam Mahdi Insya Allah akan diizinkan Allah untuk senantiasa meraih kemenangan dalam
berbagai perang tersebut.
8ه% الل !ح%ه!ا !ف�ت ف!ي ف!ار0س! %م8 ث 8ه% الل !ح%ه!ا !ف�ت ف!ي ب0 �ع!ر! ال ة! ج!ز0ير! ون! !غ�ز% ت
8ه% الل !ح%ه% !ف�ت ف!ي الد8ج8ال! ون! !غ�ز% ت %م8 ث 8ه% الل !ح%ه!ا !ف�ت ف!ي وم! الر: ون! !غ�ز% ت %م8 ث
“Kalian akan perangi jazirah Arab dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan
menghadapi Persia dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan perangi Ruum dan Allah
akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan perangi Dajjal dan Allah akan beri kemenangan kalian
atasnya.” (HR Muslim)
Lalu kapan Nabiyullah Isa ’alihis-salaam akan turun dari langit diantar oleh dua malaikat di kanan dan kirinya?
Menurut hadits-hadits yang ada Nabi Isa putra Maryam ’alihis-salaam akan datang sesudah pasukan Imam Mahdi
selesai memerangi pasukan Ruum menjelang menghadapi perang berikutnya melawan pasukan Dajjal. Pada saat
itulah Nabi Isa ’alihis-salaam akan Allah taqdirkan turun ke muka bumi untuk digabungkan ke dalam pasukan Imam
Mahdi dan membunuh Dajjal dengan izin Allah.
Begitu Imam Mahdi dan pasukannya mendengar kabar bahwa Dajjal telah hadir dan mulai merajalela menebar
fitnah dan kekacauan di muka bumi, maka Imam Mahdi mengkonsolidasi pasukannya ke kota Damaskus. Lalu pada
saat pasukan Imam Mahdi menjelang sholat Subuh di sebuah masjid yang berlokasi di sebelah timur kota
Damaskus tiba-tiba turunlah Nabi Isa ’alihis-salaam diantar dua malaikat di menara putih masjid tersebut. Maka
Imam Mahdi langsung mempersilahkan Nabi Isa ’alihis-salaam untuk mengimami sholat Subuh, namun ditolak
olehnya dan malah Nabi Isa ’alihis-salaam menyuruh Imam Mahdi untuk menjadi imam sholat Subuh tersebut
sedangkan Nabi Isa ’alihis-salaam makmum di belakangnya. Subhanallah.
: "، بنا صل تعال المهدي أميرهم فيقول ، مريم بن عيسى ينزل
األمة : " . لهذه الله تكرمة ، بعض أمير بعضهم إن ال فيقول
"Turunlah Isa putra Maryam ’alihis-salaam. Berkata pemimpin mereka Al-Mahdi: "Mari pimpin sholat kami." Berkata
Isa ’alihis-salaam: "Tidak. Sesungguhnya sebagian mereka pemimpin bagi yang lainnya sebagai penghormatan
Allah bagi Ummat ini." (Al Al-Bani dalam ”As-Salsalatu Ash-Shohihah”)
Saudaraku, marilah kita bersiap-siap mengantisipasi kedatangan tanda-tanda Akhir Zaman yang sangat fenomenal
ini. Tanda-tanda yang akan merubah wajah dunia dari kondisi penuh kezaliman dewasa ini menuju keadilan di
bawah naungan Syariat Allah dan kepemimpinan Imam Mahdi beserta Nabiyullah Isa ’alihis-salaam.
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam barisan pasukan Imam Mahdi yang akan memperoleh satu dari dua kebaikan:
’Isy Kariman (hidup mulia di bawah naungan Syariat Allah) au mut syahidan (atau Mati Syahid). Amin ya Rabb.
Surga Dan Neraka Sudah Tercipta Sejak DahuluSenin, 30/11/2009 15:08 WIB | email | print | share
Saudaraku, tahukah Anda bahwa sesungguhnya Surga dan Neraka telah tercipta sejak dahulu? Keduanya bukan
ciptaan Allah yang baru ada setelah Kiamat kelak terjadi. Dalam kitabnya yang berjudul Al-Aqidah Ath-
Thahawiyyah, Ath-Thahawi menulis sebagai berikut:
”Surga dan Neraka telah diciptakan Allah. Keberadaan keduanya tidak akan pernah
berakhir. Allah menciptakan surga dan neraka sebelum menciptakan yang lain, dan Dia
juga menciptakan penduduk untuk masing-masingnya. Siapa yang diinginkanNya, akan
masuk ke dalam surga dengan ampunan dan pertolonganNya, dan siapa yang
diinginkanNya akan masuk ke dalam neraka sesuai dengan keadilanNya. Setiap orang
akan berperilaku sesuai dengan ketentuan yang telah diciptakan untuknya; perbuatan baik dan perbuatan jelek
telah ditaqdirkan untuk semua orang.”
Dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Kiamat, Dr Umar Sulaiman Al-Asyqar menyatakan bahwa statement
Ath-Thahawi di atas mewakili aqidah ahlus-sunnah wal-jama’ah. Beliau selanjutnya menguatkan pandangan di atas
dengan mengutip beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits. Di antaranya:
Y8ة ن و!ج! %م� Iك ب ر! م0ن� Yة م!غ�ف0ر! 0ل!ى إ ار0ع%وا و!س!
8ق0ين! �م%ت 0ل ل %ع0د8ت� أ ر�ض%! و!األ� م!و!ات% الس8 ض%ه!ا ع!ر�
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)
Ayat ini menegaskan bahwa surga telah Allah sediakan atau siapkan bagi kaum muttaqin
(orang-orang bertaqwa) jauh-jauh hari sebelumnya, maka hendaknya orang-orang beriman
berkompetisi untuk mendapat hak memasukinya. Demikian pula sebaliknya, berdasarkan
ayat di bawah ini berarti Allah telah sediakan atau siapkan bagi kaum kafir api neraka yang
karenanya hendaknya manusia tidak memilih jalan hidup orang kafir jika tidak ingin
berakhir di tempat mengerikan itu.
!اف0ر0ين! �ك 0ل ل %ع0د8ت� أ 0ي 8ت ال 8ار! الن 8ق%وا و!ات
”Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (QS Ali Imran ayat 131)
Di antara sabda Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang membenarkan pendapat bahwa surga dan
neraka telah diciptakan Allah sejak awal ialah:
Iي �ع!ش0 و!ال �غ!د!اة0 0ال ب م!ق�ع!د%ه% �ه0 !ي ع!ل ع%ر0ض! م!ات! 0ذ!ا إ %م� !ح!د!ك أ 0ن8 إ
8ة0 ن �ج! ال !ه�ل0 أ ف!م0ن� 8ة0 ن �ج! ال !ه�ل0 أ م0ن� !ان! ك 0ن� إ
8ار0 الن !ه�ل0 أ ف!م0ن� 8ار0 الن !ه�ل0 أ م0ن� !ان! ك 0ن� و!إ
!ام!ة0 �ق0ي ال !و�م! ي 8ه% الل !ك! �ع!ث !ب ي 8ى ح!ت م!ق�ع!د%ك! ه!ذ!ا %ق!ال% ف!ي
“Sesungguhnya bila salah seorang di antaramu meninggal, maka diperlihatkan kepadanya tempatnya di waktu pagi
dan petang. Jika ia termasuk ahli surga, maka ia ahli surga. Dan jika termasuk ahli neraka, maka ia ahli neraka. Lalu
dikatakan kepadanya: ”Inilah tempatmu sehingga Allah bangkitkan kamu pada hari Kiamat.” (HR Bukhary)
Hadits di atas menjelaskan bahwa begitu seorang manusia meninggal dunia kemudian
dimasukkan liang lahat, maka setelah selesai proses interview oleh dua malaikat, maka
selanjutnya ia akan diperlihatkan tempat tinggalnya kelak di akhirat. Jika ia calon penghuni
surga, maka ia akan diperlihatkan surga tempat tinggalnya kelak di setiap waktu pagi dan
petang di dalam kuburnya. Sebaliknya, jika ia termasuk calon penghuni neraka maka ia
akan diperlihatkan neraka tempat tinggalnya kelak di setiap waktu pagi dan petang di dalam kuburnya. Hal ini
akan berlangsung terus di alam kubur atau alam barzakh hingga tibanya hari Kiamat, dimana ia tidak lagi sekedar
menyaksikan tempat tinggalnya di akhirat namun ia bahkan bakal memasukinya. Sehingga di dalam hadits lainnya,
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menyebutkan doa yang diucapkan seorang beriman selama di dalam
kuburnya saat ia berhak melihat tempatnya di surga yaitu:
و!م!ال0ي !ه�ل0ي أ !ى 0ل إ ج0ع! ر�! أ 8ى ح!ت اع!ة! الس8 !ق0م� أ Iب ر!
“Ya Rabb, datangkanlah hari Kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku.”(HR Ahmad)
Si mu’min tidak sabar menanti datangnya hari Kiamat. Sebaliknya, ucapan seorang kafir atau munafik selama di
dalam kuburnya saat ia melihat neraka sebagai calon tempat tinggalnya di akhirat kelak nanti ialah:
اع!ة! الس8 %ق0م� ت ال! Iب ر!
“Ya Rabb, janganlah Engkau datangkan hari Kiamat.” (HR Ahmad)
Dalam hadits lainnya diriwayatkan bahwa ketika Nabi shollallahu ’alaih wa sallam diperjalanankan pada malam Isra’
dan Mi’raj, maka beliau diizinkan Allah melihat surga. Hal ini juga menegaskan bahwa surga sesungguhnya sudah
ada sejak dahulu.
!ه!ى �ت �م%ن ال ة0 د�ر! س0 0ل!ى إ 0ي ب !ه!ى �ت ان 8ى ح!ت 0ي ب !ق! �ط!ل ان %م8 ث
8ة! ن �ج! ال %د�خ0ل�ت% أ %م8 ث ه0ي! م!ا د�ر0ي! أ ال! �و!ان* ل
! أ !ه!ا ي و!غ!ش0
ك% �م0س� ال %ه!ا اب %ر! ت 0ذ!ا و!إ %ؤ0 :ؤ�ل الل 0ل% !اي ب ح! ف0يه!ا 0ذ!ا ف!إ
“Kemudian Jibril mengantar aku ke Sidratul Muntaha, yang diliputi oleh warna-warna yang sulit dilukiskan
keindahannya. Kemudian aku masuk ke dalam surga, yang cahayanya seperti cahaya mutiara dan tanahnya seperti
kesturi.” (HR Bukhary)
Bahkan ada lagi suatu hadits panjang yang menggambarkan bahwa surga dan neraka telah Allah ciptakan dahulu
dan bahwa Allah telah menyuruh Malaikat Jibril untuk melihat dan memberikan penilaian terhadap keduanya.
Kemudian Allah melapisi masing-masing surga dan neraka dengan lapisan yang bisa menyebabkan manusia tertipu
akan hakikat keduanya. Dan pelapis itulah –wallahu a’lam- alam fana dunia yang sedang kita jalani saat ini. Dunia
yang fana ini memang sangat kaya dengan tipuan mata bagi manusia.
�ه!ا !ي 0ل إ �ظ%ر� ف!ان اذ�ه!ب� �ر0يل! ب 0ج0 ل ق!ال! 8ة! �ج!ن ال 8ه% الل !ق! خ!ل !م8ا ل
0ك! ت و!ع0ز8 Iب ر! ي�! أ ف!ق!ال! ج!اء! %م8 ث �ه!ا !ي 0ل إ !ظ!ر! ف!ن ف!ذ!ه!ب!
!ار0ه0 �م!ك 0ال ب ح!ف8ه!ا %م8 ث !ه!ا ل د!خ! 0ال8 إ !ح!د* أ 0ه!ا ب م!ع% !س� ي ال!
ف!ذ!ه!ب! �ه!ا !ي 0ل إ �ظ%ر� ف!ان اذ�ه!ب� �ر0يل% ج0ب !ا ي ق!ال! %م8 ث
0ك! ت و!ع0ز8 Iب ر! ي�! أ ف!ق!ال! ج!اء! %م8 ث �ه!ا !ي 0ل إ !ظ!ر! ف!ن
د* !ح! أ !ه!ا ل !د�خ% ي ال! !ن� أ خ!ش0يت% !ق!د� ل
اذ�ه!ب� �ر0يل% ج0ب !ا ي ق!ال! 8ار! الن 8ه% الل !ق! خ!ل !م8ا ف!ل ق!ال!
ف!ق!ال! ج!اء! %م8 ث �ه!ا !ي 0ل إ !ظ!ر! ف!ن ف!ذ!ه!ب! �ه!ا !ي 0ل إ �ظ%ر� ف!ان
%ه!ا ل !د�خ% ف!ي !ح!د* أ 0ه!ا ب م!ع% !س� ي ال! 0ك! ت و!ع0ز8 Iب ر! ي�! أ
اذ�ه!ب� �ر0يل% ج0ب !ا ي ق!ال! %م8 ث ه!و!ات0 0الش8 ب ف!ح!ف8ه!ا
ف!ق!ال! ج!اء! %م8 ث �ه!ا !ي 0ل إ !ظ!ر! ف!ن ف!ذ!ه!ب! �ه!ا !ي 0ل إ �ظ%ر� ف!ان
!ه!ا ل د!خ! 0ال8 إ !ح!د* أ �ق!ى !ب ي ال! !ن� أ خ!ش0يت% !ق!د� ل 0ك! ت و!ع0ز8 Iب ر! ي�! أ
“Ketika Allah menciptakan surga Dia berfirman kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah surga.” Maka Jibril pergi dan
melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, tidak
seorangpun yang mendengar perihal surga melainkan pasti ingin memasukinya.” Kemudian
Allah lapisi surga dengan al-makaarih (hal-hal yang tidak disukai manusia) lalu Allah
berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan lihatlah surga.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian
ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak
seorangpun bakal ingin memasukinya.” Ketika Allah menciptakan neraka Dia berfirman kepada Jibril: ”Pergi dan
lihatlah neraka.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb,
tidak seorangpun yang mendengar perihal neraka bakal mau memasukinya.” Kemudian Allah lapisi neraka dengan
asy-syahawaat (hal-hal yang disukai manusia) lalu Allah berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan lihatlah neraka.” Maka Jibril
pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak
akan ada orang yang bakal lolos dari api neraka.” (HR Abu Dawud)
Ya Allah, sungguh kami memohon ridha dan surgaMu, dan sungguh kami berlindung kepada Engkau dari murka
dan nerakaMu. Amin ya Rabb.-
Empat Hal Menyebabkan Su’ul KhatimahRabu, 23/12/2009 21:15 WIB | email | print | share
Dalam kitab Ensiklopedia Kiamat (aslinya: al-Yaum al-Akhir:al-Qiyamah ash-Shughra wa ‘Alamat al-Qiyamah al-
Kubra), Dr Umar Sulaiman al-Asyqar menulis pasal khusus berjudul “Hal-hal Yang Menyebabkan Su’ul Khatimah
(akhir kehidupan yang buruk)”. Di dalamnya beliau menyebutkan ada empat perkara yang dapat menyebabkan
seseorang mengakhiri hidupnya dalam keadaan buruk sehingga menghantarkannya ke Neraka di kehidupan abadi
negeri akhirat kelak. Namun sebelum kita uraikan keempat hal tersebut alangkah baiknya kita perhatikan hadits di
bawah ini yang memuat salah satu rukun iman yang fundamental, yaitu iman akan taqdir Allah, baik itu taqdir yang
terasa menyenangkan maupun yang terasa pahit.
Y0م!ات !ل ك !ع0 ب ر�! 0أ ب %ؤ�م!ر% و!ي وح! الر: ف0يه0 �ف%خ% !ن ف!ي �م!ل!ك% ال س!ل% %ر� ي %م8 ث
ه% �ر% غ!ي !ه! 0ل إ ال! 8ذ0ي ف!و!ال ع0يد* س! و�! أ ق0ي و!ش! 0ه0 و!ع!م!ل 0ه0 ل !ج! و!أ ق0ه0 ر0ز� �ب0 !ت 0ك ب
!ه% �ن !ي ب %ون% !ك ي م!ا 8ى ح!ت 8ة0 �ج!ن ال !ه�ل0 أ 0ع!م!ل0 ب !ع�م!ل% !ي ل %م� !ح!د!ك أ 0ن8 إ
%ه!ا ل !د�خ% ف!ي 8ار0 الن !ه�ل0 أ 0ع!م!ل0 ب !ع�م!ل% ف!ي !اب% 0ت �ك ال �ه0 !ي ع!ل 0ق% ب !س� ف!ي اع* ذ0ر! 0ال8 إ !ه!ا �ن !ي و!ب
!ه!ا �ن !ي و!ب !ه% �ن !ي ب %ون% !ك ي م!ا 8ى ح!ت 8ار0 الن !ه�ل0 أ 0ع!م!ل0 ب !ع�م!ل% !ي ل %م� !ح!د!ك أ 0ن8 و!إ
%ه!ا ل !د�خ% ف!ي 8ة0 ن �ج! ال !ه�ل0 أ 0ع!م!ل0 ب !ع�م!ل% ف!ي !اب% 0ت �ك ال �ه0 !ي ع!ل 0ق% ب !س� ف!ي اع* ذ0ر! 0ال8 إ
Dari Abu Abdirrohman, Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam
telah bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: “…Kemudian diutuslah
seorang malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh kepadanya dan ia diperintahkan menulis empat
kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya. Maka demi Alloh yang
tiada tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada diantara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu
mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah
ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. Dan
sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu
mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir
yang telah ditetapka atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.”
(HR. Muslim)
Seorang yang beriman kepada taqdir yang ditetapkan oleh Allah pastilah sangat khawatir bilamana dirinya
termasuk ke dalam golongan yang disabdakan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di atas yaitu “… sesungguhnya ada
diantara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak
antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia
melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya.” Sungguh merugilah orang yang
ditaqdirkan Allah seperti itu. Namun tentunya melalui pelajaran ini Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bermaksud
untuk menjelaskan adanya orang yang amalan baiknya selama ini sekedar yang tampak pada manusia. Sedangkan
bisa jadi pada hakikatnya tersimpan dalam hatinya kejahatan yang kemudian muncul secara lahir pada akhir
hayatnya.
Sebaliknya golongan orang yang digambarkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai ”dan sesungguhnya ada
seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka
sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas
dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” Tentunya ini adalah orang
yang sangat beruntung dan disayang Allah ta’aala. Boleh jadi manusia memberi penilaian buruk karena perilakunya
selama ini, namun sesungguhnya ia memiliki suatu kebaikan tertentu yang tersembunyi dari penglihatan orang lain
sedangkan Allah memandang kebaikannya itu layak menjauhkan dirinya dari neraka dan menghantarkannya ke
surga. Wallahu a’lam.
Yang pasti, beriman kepada taqdir akan menghasilkan rasa takut yang mendalam akan nasib akhir hidup dan
menumbuhkan semangat yang tinggi untuk beramal dan istiqomah dalam ketaatan demi mengharap husnul
khatimah. Beriman kepada taqdir bukanlah alasan untuk bermaksiat dan bermalas-malasan. Beriman kepada taqdir
justru semakin membuat seseorang berusaha keras berbuat sebanyak mungkin ’amal sholeh dan ’amal ibadah
sekaligus menjauhi segala bentuk kemungkaran dan kemaksiatan yang berpotensi menyebabkan terjadinya su’ul
khatimah.
Shiddiq Hasan Khan mengatakan bahwa su’ul khatimah memiliki sebab-sebab yang harus diwaspadai oleh seorang
mukmin. Pertama, kerusakan dalam aqidah, walau disertai zuhud dan kesholehan. Jika ia memiliki kerusakan
dalam aqidah dan ia meyakininya sambil tidak menganggap itu salah, terkadang kekeliruan aqidahnya itu
tersingkap pada saat sakratul maut. Bila ia wafat dalam keadaan ini sebelum ia menyadari dan kembali ke iman
yang benar, maka ia mendapatkan su’ul khatimah dan wafat dalam keadaan tidak beriman. Setiap orang yang
beraqidah secara keliru berada dalam bahaya besar dan zuhud serta kesholehannya akan sia-sia. Yang berguna
adalah aqidah yang benar yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasul. Mereka terancam oleh ayat Allah
berikut:
%ه%م� ع�ي س! ض!ل8 8ذ0ين! ال fم!اال�ع! أ ر0ين! !خ�س! 0األ� ب %م� %ك Iئ !ب %ن ن ه!ل� ق%ل�
�عfا ص%ن %ون! ن %ح�س0 ي 8ه%م� ن! أ %ون! ب !ح�س! ي و!ه%م� !ا �ي الد:ن !اة0 ي �ح! ال ف0ي
”Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka
bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS Al-Kahfi ayat 103-104)
Kedua, banyak melakukan maksiat. Orang yang sering bermaksiat akan didominasi oleh memori tersebut saat
kematian menjelang. Sebaliknya bila seseorang seumur hidupnya banyak melakukan ketaatan, maka memori
tersebutlah yang menemaninya saat sakratul maut. Orang yang banyak dosanya sehingga melebihi ketatannya
maka ini sangat berbahaya baginya. Dominasi maksiat akan terpateri di dalam hatinya dan membuatnya
cenderung dan terikat pada maksiat, dan pada gilirannya menyebabkan su’ul khatimah. Adz-Dzahabi dalam
kitabnya al-Kaba’ir mengutip Mujahid: Tidaklah seseorang mati kecuali ditampilkan kepadanya orang-orang yang
biasa ia gauli. Seorang lelaki yang suka main catur sekarat, lalu dikatakan kepadanya: ”Ucapkanlah La ilaha illa
Allah.” Ia menjawab: ”Skak!” kemudian ia mati. Jadi, yang mendominasi lidahnya adalah kebiasaan permainan
dalam hidupnya. Sebagai ganti kalimat Tauhid, ia mengatakan skak.
Ketiga, tidak istiqomah. Sungguh, seorang yang istiqomah pada awalnya, lalu berubah dan menyimpang dari
awalnya bisa menjadi penyebab ia mendapat su’ul khatimah, seperti iblis yang pada mulanya merupakan
pemimpin dan guru malaikat serta malaikat yang paling gigih beribadah, tapi kemudian tatakala ia diperintah untuk
sujud kepada Adam, ia membangkang dan menyombongkan diri, sehingga ia masuk golongan kafir. Demikian pula
dengan ulama Bani Israil Bal’am yang digambarkan dalam ayat berikut:
�ط!ان% ي الش8 !ع!ه% �ب ت! ف!أ �ه!ا م0ن !خ! ل �س! ف!ان !ا 0ن !ات !ي آ !اه% �ن !ي !ت آ 8ذ0ي ال ! !أ !ب ن �ه0م� !ي ع!ل �ل% و!ات
ض0 ر�! األ� 0ل!ى إ !د! ل !خ� أ 8ه% 0ن !ك و!ل 0ه!ا ب !اه% ف!ع�ن !ر! ل !ا �ن ئ ش0 !و� و!ل �غ!او0ين! ال م0ن! !ان! ف!ك
�ه!ث� !ل ي �ه% ك �ر% !ت ت و�! أ �ه!ث� !ل ي �ه0 !ي ع!ل !ح�م0ل� ت 0ن� إ !ل�ب0 �ك ال !ل0 !م!ث ك %ه% !ل ف!م!ث ه!و!اه% !ع! 8ب و!ات
ون! 8ر% !ف!ك !ت ي 8ه%م� !ع!ل ل �ق!ص!ص! ال ف!اق�ص%ص0 !ا 0ن !ات !ي 0آ ب %وا !ذ8ب ك 8ذ0ين! ال 0 �ق!و�م ال !ل% م!ث 0ك! ذ!ل
0م%ون! !ظ�ل ي %وا !ان ك ه%م� �ف%س! !ن و!أ !ا 0ن !ات !ي 0آ ب %وا !ذ8ب ك 8ذ0ين! ال �ق!و�م% ال fال! م!ث اء! س!
”Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan
tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia
tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami
tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya
yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat
zalim.” (QS Al-A’raaf ayat 175-177)
Keempat, iman yang lemah. Hal ini dapat melemahkan cinta kepada Allah dan menguatkan cinta dunia dalam
hatinya. Bahkan lemahnya iman dapat mendominasi dirinya sehingga tidak tersisa dalam hatinya tempat untuk
cinta kepada Allah kecuali sedikit bisikan jiwa, sehingga pengaruhnya tidak tampak dalam melawan jiwa dan
menahan maksiat serta menganjurkan berbuat baik. Akibatnya ia terperosok ke dalam lembah nafsu syahwat dan
perbuatan maksiat, sehingga noda hitam dosa menumpukdi dalam hati dan akhirnya memadamkan cahaya iman
yang lemah dalam hati. Dan ketika sakratul maut tiba, cinta Allah semakin melemah manakala ia melihat ia akan
berpisah dengan dunia yang dicintainya. Kecintaannya pada dunia sangat kuat, sehingga ia tidak rela
meninggalkannya dan tak kuasa berpisah dengannya. Pada saat yang sama timbul rasa khawatir dalam dirinya
bahwa Allah murka dan tidak mencintainya. Cinta Allah yang sudah lemah itu berbalik menjadi benci. Akhirnya bila
ia mati dalam kondisi iman seperti ini, maka ia mendapat su’ul khatimah dan sengsara selamanya.
Ya Allah, kami memohon kepadaMu husnul khatimah dan berlindung kepadaMu dari su’ul khatimah. Amin ya Rabb,-