amdal {fandi}

Upload: fandi-jasmadi

Post on 05-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    1/26

    MAKALAH AMDAL TENTANG

    PASAR

    Didusun oleh:  Nama: FANDI JASMADI

     NIM: 131031092Mapel: teknik lingkungan

    Kelas: ADosen: Dra. Yuli Pratiwi,M.Si

    Dikumpul: selasa 16-06-2015

    IST AKPRIND YOGYAKARTA2014/2015

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    2/26

    BAB I 

    PENDAHULUAN 

    1.1 Latar Belakang

    Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan di mana di dalamnya terdapat berbagai

    macam kehidupan yang saling ketergantungan. Lingkungan hidup juga merupakan penunjang

    yang sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup yang ada. Lingkungan yang

    sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.

    Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan jangka pendek dan

     jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung menyambung untuk dapat menciptakan

    kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

    seyogyanya menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta

    keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga

    keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan sumberdaya alam seharusnya

    dapat memberikan akses kepada segenap masyarakat, bukan terpusat pada beberapa kelompok

    masyarakat dan golongan tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan sumberdaya alam harus

    memberi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta memikirkan dampak  – dampak yang

    timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut.

    Seringkali pembangunan suatu usaha dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas

    tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu

     proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup yang lebih

    kecil yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.

    Oleh karena itu lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani di karenakan adanya

     beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai keadaan

    lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah.

    Untuk itu di perlukan suatu pemahaman yang cukup dalam menganalisis mengenai dampak

    tehadap lingkungan. Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu dikendalikan

    untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak daerah antara lain pencemaran industri,

     pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan bahan

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    3/26

     bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan

    hutan yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

    Agar pembangunan tidak menyebabkan menurunya kemampuan lingkungan yang

    disebabkan karena sumber daya yang terkuras habis dan terjadinya dampak negatif, maka sejak

    tahun 1982 telah diciptakan suatu perencanaan dengan mempertimbangkan lingkungan. Hal ini

    kemudian digariskan dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 tentang Anlisis Mengenai

    Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Peraturan Pemerintah ini kemudian diganti dan

    disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 dan terakhir Peraturan Pemerintah

     No. 27 Tahun 1999 tentan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

    Pasar PAL merupakan sebuah pasar tradisional yang berlokasi di sekitar Jl Raya Bogor

    Mekarsari, Depok. Pasar PAL terdiri dari beberapa kios yang menjual kebutuhan sehari-hari.

    Mulai dari perlengkapan pangan dan sandang. lokasi pasar yang terletak disekitar pemukiman

    warga memiliki dampak positif, seperti tersedianya lapangan kerja baru, dan memudahkan warga

    dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun dikarenakan kios yang terdapat di pasar PAL

    memiliki tata letak yang tidak teratur, sehingga sedikit banyak menimbulkan gangguan lalu lintas

     bagi pengendara yang melewati jalan raya tersebut.

    1.2 Perumusan Masalah 

    Berdasarkan uraian latar belakang, dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana

     pengaruh sumber daya manusia (SDM) dan bagaimana tata kerja peraturan AMDAL dalam

     pengelolaan lingkungan hidup di Pasar PAL.

    1.3 Tujuan 

    Tujuan umum adalah untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan tata kerja dari

    AMDAL terhadap lingkungan pasar PAL. Sedangkan tujuan khususnya, untuk mengetahui

    variabel mana yang paling dominan dalam mempengaruhi kualitas AMDAL pada pengelolaan

    lingkungan hidup di pasar PAL.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    4/26

    BAB II 

    LANDASAN TEORI 

    2.1 Pembangunan dan Lingkungan Hidup

    Peningkatan usaha pembangunan sejalan dengan peningkatan penggunaan sumber daya

    untuk menyokong pembangunan dan timbulnya permasalahan-permasalahan dalam lingkungan

    hidup manusia. Pembangunan ini merupakan proses dinamis yang terjadi pada salah satu bagian

    dalam ekosistem yang akan mempengaruhi seluruh bagian. Kita tahu bahwa pada era

     pembangunan dewasa ini, sumber daya bumi harus dikembangkan semaksimal mungkin secara

     bijaksana dengan cara-cara yang baik dan seefisien mungkin.

    Dalam pembangunan, sumber alam merupakan komponen yang penting karena sumber

    alam ini memberikan kebutuhan asasi bagi kehidupan. Dalam penggunaan sumber alam tadi

    hendaknya keseimbangan ekosistem tetap terpelihara. Acapkali meningkatnya kebutuhan proyek

     pembangunan, keseimbangan ini bisa terganggu, yang kadang-kadang bisa membahayakan

    kehidupan umat.

    Kerugian-kerugian dan perubahan-perubahan terhadap lingkungan perlu diperhitungkan,

    dengan keuntungan yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu proyek pembangunan. Itulah

    sebabnya dalam setiap usaha pembangunan, ongkos-ongkos sosial untuk menjaga kelestarian

    lingkungan perlu diperhitungkan. Sedapat mungkin tidak memberatkan kepentingan umum

    masyarakat sebagai konsumen hasil pembangunan tersebut.

    Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam mengambil keputusan-keputusan

    demikian, antara lain adalah kualitas dan kuantitas sumber daya alam yang diketahui dan

    diperlukan; akibat-akibat dari pengambilan sumber kekayaan alam termasuk kekayaan hayati dan

    habisnya deposito kekayaan alam tersebut. Bagaimana cara pengelolaannya, apakah secara

    tradisional atau memakai teknologi modern, termasuk pembiayaannya dan pengaruh proyek pada

    lingkungan, terhadap memburuknya lingkungan serta kemungkinan menghentikan pengrusakan

    lingkungan dan menghitung biaya- biaya serta alternatif lainnya.

    Hal-hal tersebut di atas hanya merupakan sebagian dari daftar persoalan, atau pertanyaan

    yang harus dipertimbangkan bertalian dengan setiap proyek pembangunan. Juga sekedar

    menggambarkan masalah lingkungan yang masih harus dirumuskan kedalam pertanyaan-

    http://rimalrimaru.com/sumber-daya-kewirausahaan/http://rimalrimaru.com/penegakan-hukum-lingkungan-di-indonesia-melalui-konsep-amdal/http://rimalrimaru.com/jenis-kebutuhan-berdasarkan-sifatnya/http://rimalrimaru.com/pengertian-antropologi-kesehatan/http://rimalrimaru.com/perilaku-konsumen-dalam-mengonsumsi-barang/http://rimalrimaru.com/sumber-daya-alam/http://rimalrimaru.com/perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi/http://rimalrimaru.com/pengertian-biaya-kualitas-jasa/http://rimalrimaru.com/pengertian-biaya-kualitas-jasa/http://rimalrimaru.com/perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi/http://rimalrimaru.com/sumber-daya-alam/http://rimalrimaru.com/perilaku-konsumen-dalam-mengonsumsi-barang/http://rimalrimaru.com/pengertian-antropologi-kesehatan/http://rimalrimaru.com/jenis-kebutuhan-berdasarkan-sifatnya/http://rimalrimaru.com/penegakan-hukum-lingkungan-di-indonesia-melalui-konsep-amdal/http://rimalrimaru.com/sumber-daya-kewirausahaan/

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    5/26

     pertanyaan konkrit yang harus dijawab. Setelah ditemukan jawaban-jawaban yang pasti atas

     pertanyaan-pertanyaan tadi, maka disusun pedoman-pedoman kerja yang jelas bagi pelbagai

    kegiatan pembangunan baik berupa industri atau bidang lain yang memperhatikan faktor

     perlindungan lingkungan hidup.

    Maka dalam rangka pembangunan dan pemanfaatan sumber-sumber alam yang dapat

    diperbaharui, hendaknya selalu diingat dan diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    1.Generasi yang akan datang harus tetap mewarisi suatu alam yang masih penuh sumber

    kemakmuran untuk dapat memberi kehidupan kepada mereka.

    2.Tetap adanya keseimbangan dinamis diantara unsur-unsur yang terdapat di alam.

    3.Dalam penggalian sumber-sumber alam harus tetap dijamin adanya pelestarian alam, artinya

     pengambilan hasil tidak sampai merusak terjadinya autoregenerasi dari sumber alam tersebut.

    4.Perencanaan kehidupan manusia hendaknya tetap dengan lingkungan dan terciptanya kepuasan

     baik fisik, ekonomi, sosial, maupun kebutuhan spiritual.

    Selain itu, dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan dan penggalian sumber

    daya alam untuk kehidupan harus disertai dengan:

    1.Strategi pembangunan yang sadar akan permasalahan lingkungan hidup, dengan

    dampak  ekologi yang sekecil-kecilnya.

    2.Suatu  politik lingkungan se-Indonesia yang bertujuan mewujudkan persyaratan

    kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik untuk puluhan tahun yang akan datang

    (kalau mungkin untuk selamanya).

    3.Eksploitasi sumber hayati didasarkan tujuan kelanggengan atau kelestarian lingkungan

    dengan prinsip memanen hasil tidak akan menghancurkan daya autoregenerasinya.

    4.Perencanaan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan penghidupan,

    hendaknya dengan tujuan mencapai suatu keseimbangan dinamis dengan lingkungan

    hingga memberikan keuntungan secara fisik, ekonomi, dan sosial spiritual

    5.Usahakan agar sebagian hasil pembangunan dapat dipergunakan untuk memperbaiki

    kerusakan lingkungan akibat proyek pembangunan tadi, dalam rangka menjaga

    kelestraian lingkungan.

    6.Pemakaian sumber alam yang tidak dapat diganti, harus sehemat dan seefisien

    mungkin.

    http://rimalrimaru.com/manfaat-pesta-untuk-karir-anda/http://rimalrimaru.com/sistem-akuntansi-biaya/http://rimalrimaru.com/antropologi-kesehatan-dan-ekologi/http://rimalrimaru.com/sistem-ekonomi-pancasila/http://rimalrimaru.com/sistem-ekonomi-pancasila/http://rimalrimaru.com/antropologi-kesehatan-dan-ekologi/http://rimalrimaru.com/sistem-akuntansi-biaya/http://rimalrimaru.com/manfaat-pesta-untuk-karir-anda/

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    6/26

    2.2 Aturan Hukum Mengenai Lingkungan 

    Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

    makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan

    dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan pengelolaan lingkungan hidup

    adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan

     penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan

     pengendalian lingkungan hidup. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi

    ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan nusantara dalam

    melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya. Berikut aturan hukum mengenai

    Lingkungan Hidup:

    1. Undang-Undang Lingkungan Hidup

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan

     bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

    makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan

     perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

    Pasal 1

    Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan:

    a. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk

    hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

    kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;

     b. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup

    yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,

     pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup;

    c. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan

    terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses

     pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini

    dan generasi masa depan;

    d. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh

    dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas

    lingkungan hidup;

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    7/26

    e. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung

     perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain;

    f. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,

    energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya;

    g. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau

    komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya

    dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup;

    h. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,

    dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya

    turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi

    sesuai dengan peruntukkannya;

    i. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat fisik dan/atau

    hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang;

     j. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak

    langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak

     berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan;

    k. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan;

    l. Bahan berbahaya dan beracun adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya,

     baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan

    lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain;

    m.Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang

    mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya

    dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau

    merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

    kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain;

    n. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan

    oleh suatu usaha dan atau kegiatan;

    o. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian mengenai dampak besar dan penting

    suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi

     proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan; Organisasi

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    8/26

    lingkungan hidup adalah kelompok orang yang terbentuk atas kehendak dan keinginan sendiri di

    tengah masyarakat yang tujuan dan kegiatannya di bidang lingkungan hidup;

     p. Audit lingkungan hidup adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung jawab

    usaha dan/atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku

    dan/atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan oleh penanggung jawab usaha dan/atau

    kegiatan yang bersangkutan;

    Pasal 2

    Ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik

    Indonesia yang ber-Wawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan

    yurisdiksinya.

    ASAS, TUJUAN, DAN SASARAN

    Pasal 3

    Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas

     berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang

     berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

     pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

    Maha Esa.

    HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

    Pasal 5

    a.Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

     b. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran

    dalam pengelolaan lingkungan hidup.

    c. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 6

    a. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan

    menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

     b. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang

     benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    9/26

    WEWENANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

    Pasal 8

    a. Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi

    kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan oleh Pemerintah.

     b. Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah:

    1) Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup;

    2) Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup, dan pemanfaatan

    kembali sumber daya alam, termasuk sumber daya genetika;

    3) Mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang dan/atau subyek hukum lainnya

    serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan, termasuk sumber

    daya genetika;

    4) Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial;

    5) Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai peraturan

     perundang-undangan yang berlaku.

    c. Ketentuan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

    Pasal 9

    a. Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup dan

     penataan ruang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang

    hidup dalam masyarakat.

     b. Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara terpadu oleh instansi pemerintah sesuai

    dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing, masyarakat, serta pelaku

     pembangunan lain dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan

    kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup.

    c. Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan penataan ruang,

     perlindungan sumber daya alam nonhayati, perlindungan sumber daya buatan, konservasi sumber

    daya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

    d. Keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan

    hidup, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikoordinasi oleh Menteri.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    10/26

    Pasal 10

    a. Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah berkewajiban:

    Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung

     jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;

     b. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan kesadaran akan hak dan

    tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;

    c. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara masyarakat,

    dunia usaha dan Pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan

    hidup;

    d. Mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang

    menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

    e. Mengembangkan dan mengembangkan perangkat yang bersifat preemtif, preventif, dan proaktif

    dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

    f. Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup;

    g. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang lingkungan hidup;

    h. Menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada masyarakat;

    i. Memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup.

    2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

    PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

     NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK

    INDONESIA TENTANG JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG

    WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP.

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

    a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian

    mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan

    hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha

    dan/atau kegiatan.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    11/26

     b. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan

    terhadap zona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup.

    c. Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan

    oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan.

    d. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya

    disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang

    tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

    keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.

    e. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan

    dan pengelolaan lingkungan hidup.

    Pasal 2

    a. Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib

    memiliki Amdal.

     b. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

    Menteri ini.

    c. Untuk menentukan rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

     pemrakarsa melakukan penapisan sesuai dengan tata cara penapisan sebagaimana tercantum

    dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    d. Terhadap hasil penapisan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), instansi lingkungan hidup Pusat,

     provinsi, atau kabupaten/kota menelaah dan menentukan wajib tidaknya rencana Usaha dan/atau

    Kegiatan memiliki Amdal.

    Pasal 3

    a.Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan:

    1) Di dalam kawasan lindung; dan/atau

    2) Berbatasan langsung dengan kawasan lindung, wajib memiliki Amdal.

     b.Kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    c.Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang:

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    12/26

    1) Batas tapak proyek bersinggungan dengan batas kawasan lindung; dan/atau

    2) Dampak potensial dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan diperkirakan mempengaruhi kawasan

    lindung terdekat.

    d. Kewajiban memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikecualikan bagi rencana

    Usaha dan/atau Kegiatan:

    1) Eksplorasi pertambangan, minyak dan gas bumi, dan panas bumi;

    2) Penelitian dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan;

    3) Yang menunjang pelestarian kawasan lindung;

    4) Yang terkait kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang tidak berdampak penting

    terhadap lingkungan hidup;

    5) Budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup; dan

    6) Budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap dan tidak mengurangi fungsi

    lindung kawasan dan di bawah pengawasan ketat.

    Pasal 4

    a.Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang:

    1)Memiliki skala/besaran lebih kecil daripada yang tercantum dalam Lampiran I; dan/atau

    2)Tidak tercantum dalam Lampiran I tetapi mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup,

    3) Dapat ditetapkan menjadi jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal di

    luar Lampiran I.

     b. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

    Menteri berdasarkan:

    1) Pertimbangan ilmiah mengenai daya dukung dan daya tampung lingkungan; dan

    2) Tipologi ekosistem setempat diperkirakan berdampak penting terhadap lingkungan hidup.

    c. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan secara

    tertulis kepada Menteri, oleh:

    1) Kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian;

    2) Gubernur;

    3) Bupati/walikota; dan/atau

    4) Masyarakat.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    13/26

    d. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan setelah

    dilakukan telaahan sesuai kriteria sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan

     bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 5

    a. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal dapat ditetapkan menjadi

    rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak wajib memiliki Amdal, apabila:

    1. Dampak dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan tersebut dapat ditanggulangi berdasarkan

     perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau

    2. Berdasarkan pertimbangan ilmiah, ,tidak menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan

    hidup.

     b. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

    Menteri.

    c. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan secara

    tertulis kepada Menteri, oleh:

    1) Kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian;

    2) Gubernur;

    3) Bupati/walikota; dan/atau

    4) Masyarakat.

    d. Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki

    UKL-UPL atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai jenis rencana usaha dan/atau kegiatan

    yang wajib memiliki UKL-UPL atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan

    lingkungan hidup

    Pasal 6

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

     Nomor 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi

    dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

    3. Peraturan Pemerintah

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    14/26

    PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012

    TENTANG IZIN LINGKUNGAN

    4. Peraturan Gubernur

    Menimbang :

    a. Bahwa pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu kewenangan yang wajib

    dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sejalan dengan berlakunya otonomi daerah;

     b. Bahwa sehubungan dengan huruf a diatas perlu ditetapkan jenis kegiatan yang wajib dilengkapi

    dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan dengan keputusan

    Gubernur.

    Mengingat :

    1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 (BN no. 5000 hal 1B-12B) tentang Konservasi Sumber

    Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

    2) Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 (BN No. 5326 hal 5B-10B dst) tentang Penataan Ruang;

    3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 (BN No. 6066 hal 14 B-20B dst) tentang Pengelolaan

    Lingkungan Hidup;

    4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 (BN No. 6336 hal 8B-15b dst) tentang Pemerintahan

    Daerah;

    5) Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 (BN No. 6372 hal 5B-8B) tentang Pemerintahan

    Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta;

    6) Peraturan Pemrintah Nomor 27 Tahun 1999 (BN No. 6436 hal 1B-9B) tentang Analisis

    Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

    7) Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 (BN No. 6468 hal 1B-9B) tentang Kewenangan

    Pemerinytah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi;

    8) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-12/MENLH/ 3/94 (BN No. 5556 hal

    3B-5B) tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan.

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan :

    PERTAMA :

    Jenis usaha /kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan

    Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) di Propinsi Jawa Barat.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    15/26

    KEDUA :

    Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sebagaimana

    dimaksud pada diktum PERTAMA dilakukan bersama oleh instansi pemberi izin operasional,

    Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup daerah Propinsi Jawa Barat, Badan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup Kotamadya/ Kabupaten Administrasi setempat, dan instansi terkait lainnya.

    KETIGA :

    Pengawasan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan (UPL) dilakukan bersama oleh instansi pemberi izin operasional, Badan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat, Badan Pengelolaan Lingkungan

    Hidup Kotamadya/ Kabupaten Administrasi setempat, dan instansi terkait lainnya.

    KEEMPAT :

    Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (uPl)

    Proyek Pemerintah di Propinsi Jawa Barat disusun oleh instansi yang membidangi kegiatan

    melalui pemimpin proyek yang bersangkutan.

    KELIMA :

    Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

    Agar setiap orang mengetahuinya , memerintahkan pengundangan Keputusan ini dengan

     penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat.

    2.2. AMDAL 

    AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL

    merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap

     perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses

    AMDAL antara lain adalah aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan

    kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha atau kegiatan.

    AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu

    usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

     pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan. (Peraturan Pemerintah No.

    27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

    Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan,

     pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    16/26

    secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para

     pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin

    usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang

     penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

    Dokumen AMDAL terdiri dari :

    1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-AMDAL).

    2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

    3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).

    4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) .

    Tiga dokumen (AMDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi

    Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau

    kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk

    diberi ijin atau tidak. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,

    yaitu:

    1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan penapisan 1

    langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request

    list).  Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan

    Hidup Nomor 11 Tahun 2006.

    2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL,

    sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002.

    3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH

     NO. 08/2006.

    4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    17/26

    2.2.1 Prosedur AMDAL

    Terdapat empat prosedur dalam penyusunan AMDAL. Prosedur AMDAL terdiri dari :

    1. Proses penapisan ( screening ) wajib AMDAL.

    Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu

    menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.

    2. Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat.

    Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Berdasarkan Keputusan Kepala BAPEDAL

     Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib mengumumkan rencana kegiatannya selama waktu yang

    ditentukan dalam peraturan tersebut, menanggapi masukan yang diberikan, dan kemudian

    melakukan konsultasi kepada masyarakat terlebih dulu sebelum menyusun KA-ANDAL.

    3. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL ( scoping ).

    Proses penyusunan KA-ANDAL. Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk menentukan

    lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan). Proses

     penilaian KA-ANDAL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen KA-ANDAL

    kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal

    untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk

    memperbaiki atau menyempurnakan kembali dokumennya.

    4. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL.

    Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan

    dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL).

    Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan

    dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan

     peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar

    waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki atau menyempurnakan kembali

    dokumennya.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    18/26

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    19/26

    3. Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan

    dalam proses AMDAL.

    Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena

    dampak, dan masyarakat pemerhati.

    2.2.3 Alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL 

    Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib dibuat

    AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999 yaitu ;

    1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.

    2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui.

    3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, kerusakan,

     pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya.

    4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.

    5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.

    6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi

    lingkungan.

    7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara

    Meskipun AMDAL secara resmi diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1982, sebagian

     besar praktisi mengetahui asal muasal sebenarnya untuk beranjak dari Peraturan No. 29/19869

    yang menciptakan berbagai elemen penting dari proses AMDAL10. Sepanjang awal era 1990

    didirikan suatu badan perlindungan lingkungan pusat (BAPEDAL) terlepas dari Kementerian

     Negara Lingkungan, dengan mandat meningkatkan pelaksanaan.

    AMDAL dan kendali atas polusi, didukung oleh tiga kantor daerah. Kajian dan persetujuan

    atas berbagai dokumen AMDAL pada saat ini ditangani oleh Komisi Pusat atau Komisi Daerah,

    sesuai dengan skala proyek dan sumber pendanaan. Lebih dari 4000 AMDAL dikaji sampai

    dengan 1992 dimana menjadi lebih jelas bahwa berbagai elemen dari proses tersebut terlalu

    kompleks dan terlalu banyak didasarkan pada AMDAL ‘gaya barat’. Legislasi AMDAL yang

     baru yang diberlakukan pada tahun 199311 yang memiliki efek pembenahan atas prosedur

     penapisan, mempersingkat jangka waktu pengkajian, dan memperkenalkan status format EMP

    yang distandardisasi (UKL/UPL) untuk proyekdengan dampak yang lebih terbatas. Lebih dari

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    20/26

    6000 AMDAL nasional dan propinsi diproses berdasarkan peraturan ini termasuk sejumlah kecil

    AMDAL daerah di bawah suatu komisi pusat yang didirikan di dalam BAPEDAL.

    Dengan diundangkannya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan yang baru (No.

    23/1997) berbagai reformasi lanjutan atas regulasi AMDAL menjadi perlu. Peraturan 27/199912

    diperkenalkan dengan simplifikasi lebih lanjut. Komisi sektoral dibubarkan dan dikonsolidasikan

    ke dalam suatu komisi pusat tunggal, sementara komisi propinsi diperkuat. Ketentuan yang lebih

    spesifik dan lengkap atas keterlibatan publik juga diperkenalkan, sebagaimana halnya juga

    dengan suatu rangkaian arahan teknis pendukung. Namun demikian PP 27/1999 ternyata tidak

    tepat waktu, gagal untuk secara memadai merefleksikan berbagai perubahan politis yang pada

    saat itu lebih luas yang akhirnya mengarah kepada desentralisasi politik dan administratif.

    AnalisisMengenai Dampak Lingkungan, yang sering di singkat dengan AMDAL, lahir dengan di

    undangkannya undang-undang tentang lingkungan  hidup di Amerika Serikat,  National

     Environmental Policy Act  (NEPA), pada tahun 1969. NEPA 1969 mulai berlaku pada tanggal 1

    Januari 1970. Pasal 102 (2) (C) dalam undang-undang ini menyatakan, semua usulan legislasi

    dan aktifitas pemerintah federal yang besar di perkirakan akan mempunyai dampak penting

    terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan  Environmental Impact Assessment   (Analisis

    Dampak Lingkungan) tentang usulan tersebut.

     NEPA 1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh aktifitas manusia

    yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida serta limbah industri

    dan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya nilai estetika

    alam. Misalnya, sejak permulaan tahun 1950-an Los Angeles di negara bagian Kalifornia,

    Amerika Serikat, telah terganggu oleh asap-kabut atau asbut (smog = smoke + fog), yang

    menyelubungi kota, mengganggu kesehatan dan merusak tanaman. Asbut berasal dari gas limbah

    kendaraan dan pabrik yang mengalami fotooksidasi dan terdiri atas ozon,  peroksiasetil nitrat

    (PAN), nitrogenoksida, dan zat lain lagi.

    AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yang sifatnya formal

    dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi pembangunan proyek-proyek

    kegiatan-kegiatan pasal 17a yang kemungkinan akan menimbulkan dampak besar dari penting

    terhadap lingkungan hidup.

    Dalam PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak besar dan penting adalah

     perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di akibatkan oleh suatu usaha dan atau

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    21/26

    kegiatan. Selanjutnya pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan bahwa kriteria dari dampak besar dan

     periting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap lingkungan antara lain:

    1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak.

    2. Luas wilayah persebaran dampak.

    3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.

    4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak.

    5. Sifat kumulatif dampak.

    6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (ireversible). 

    Dasar hukum dan prosedur pelaksanaan AMDAL diatur dalam PP No.27 tahun 1999

     beserta beberapa KEPMEN yang terkait dan dikeluarkan oleh Kementrian Negara Lingkungan

    Hidup. AMDAL dibuat sebelum kegiatan berjalan atau operasi proyek dilakukan. Karena itu

    AMDAL merupakan salah satu persyaratan keluarnya perizinan.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    22/26

    BAB III 

    PEMBAHASAN 

    4.1 Wawancara 

    Pasar PAL merupakan sebuah pasar tradisional yang berlokasi di sekitar Jl Raya Bogor

    Mekarsari, Depok. Pasar PAL terdiri dari beberapa kios yang menjual kebutuhan sehari-hari.

    Mulai dari perlengkapan pangan dan sandang. lokasi pasar yang terletak disekitar pemukiman

    warga memiliki dampak positif, seperti tersedianya lapangan kerja baru, dan memudahkan warga

    dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun dikarenakan kios yang terdapat di pasar PAL

    memiliki tata letak yang tidak teratur, sehingga sedikit banyak menimbulkan gangguan lalu lintas

     bagi pengendara yang melewati jalan raya tersebut. Untuk mengetahui dampak spesifik pada

    warga sekitar, kami mengadakan wawancara terhadap 6 warga sekitar pasar sebagai narasumber.

    Berikut pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara.

    1. Siapa nama dan sudah berapa lama Anda tinggal di sekitar pasar PAL?

    a. Muhtar. Sudah 51 tahun saya tinggal disini.

     b. Eddy. Sudah 25 tahun saya tinggal disini.

    c. Ai Maimunah. Saya tinggal sekitar 22-25 tahun disini.

    d. Nina. 40 tahun saya dan keluarga tinggal disini.

    e. Santi. Sudah 30 tahun saya tinggal disini.

    f. Joko. Tinggal disini sudah lama, sekitar 51 tahun.

    2. Apakah ketika Anda tinggal disini, pasar PAL sudah berdiri?

    a. Belum didirikan. Masih sepi dan hanya ada jalan.

     b. Seingat saya,,, belum ada apa-apa disini. Pasar baru berdiri setelah beberapa tahun saya tinggal

    disini.

    c. Belum ada.

    d. Belum berdiri pasar disini waktu itu.

    e. Belum ada.

    f. Seingat saya belum ada pasar disini.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    23/26

     

    3. Apa perbedaan yang Anda rasakan sebelum dan sesudah Pasar PAL berdiri?

    a. Awalnya saya tidak setuju ketika pasar PAL mau didirikan apalagi dekat dengan pemukiman

    warga. Saya membayangkan rumah saya akan terkena polusi bau setiap harinya dan tidak

    nyaman. Tetapi, Pasar PAL pada akhirnya berdiri karena banyak warga yang menyetujui hal itu.

    Sebelum Pasar PAL tidak berdiri, sekitar rumah saya sepi. Hanya ramai karena dilalui oleh

     beberapa mobil yang rumahnya sekitar sini dan angkutan umum yang memang jalurnya disnini.

    Tetapi, setelah pasar PAL berdiri, kondisi di sekitar lingkungan rumah saya menjadi lebih ramai,

    karena banyak orang yang lalu lalang membawa kendaraan motor dan mobil, sehingga jalan

    lebih sering. Umumnya, ketika melewati pasar, akan tercium bau yang sangat menyengat. Tetapi,

     pasar hanya bau di tempat penampungan sampah atau dekat parkiran motor saja, sedangkan saat

    memasuki pasar, pasar tidak sekotor pasar-pasar pada umumnya dan tidak berbau semenyengat

    di pasar-pasar lainnya.

     b. Sebelum ada pasar PAL, jalanan hanya dilalui oleh angkutan umum dan kendaraan-kendaraan

    warga yang tinggal di sekitar pasar. Tetapi sekarang lebih ramai lagi karena dilalui oleh

    kendaraan-kendaraan yang datang ke pasar. Kelebihannya dari adanya pasar, Saya jadi lebih

    mudah berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tidak perlu menunggu gerobak sayur lewat dulu, dan di

     pasar barang-barangnya lebih fresh dan lengkap, sedangkan kalau menunggu gerobak sayur,

     barang-barangnya sudah sisa-sisa dan tidak sesegar di pasar.

    c. Yang saya rasakan sebelum ada pasar PAL, sepi. Setelah pasar PAL ada, jalanan jadi lebih

    cepat rusak karena sering dilewati truk-truk besar. Tapi, dengan adanya Pasar PAL, saya tidak

    hanya menjadi ibu rumah tangga tapi saya juga mempunyai penghasilan berdagang di Pasar

    PAL. Jadi, pasar PAL memberikan lapangan pekerjaan juga untuk saya dan warga-warga disini.

    d. Pas belum ada pasar, lingkungan lebih bersih. Setelah ada pasar, lebih banyak produksi pasar

    tetapi sampah yang dihasilkan tidak tersebar dimana-dimana. Pihak pasar tetap melakukan

     pembersihan tetapi, pembuangannya ditampung di pinggir jalan dekat kali dan itu memang

    mengganggu ketika melewatinya.

    e. Kalau dulu suasanya tenang. Hanya ada mobil lalu lalang, tapi sekarang berisik, dimana-mana

    ada orang. Mau berangkat kerja ada orang dimana-mana. Saya malas bertemu banyak orang

    apalagi yang tidak dikenal.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    24/26

    f. Saya lebih suka suasana dulu. Karena, lebih fresh udaranya ketika masih pagi-pagi buta.

    Tetapi sekarang saya lebih suka dengan adanya pasar PAL disini karena lebih dekat dalam

    memenuhi kebutuhan sehari-hari karena saya sekarang hanya tinggal bersama istri saya dan kami

     juga sudah tua.

    4.2 Analisis Hasil Wawancara 

    Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap enam sumber akan dilakukan

    analisis sesuai undang-undang mengenai lingkungan hidup yaitu undang-undang No. 23 tahun

    1997. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa setiap bangunan/usaha yang didirikan harus

    memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar serta dapat membantu kesejahteraan umum bagi

    masyarakat sekitar bangunan/usaha tersebut.

    Hasil wawancara warga sekitar pasar PAL menunjukkan bahwa berdirinya pasar PAL

    memberikan dampak tersendiri bagi lingkungan dan warga sekitar. Dampak negatif bagi

    lingkungan adalah tercemarnya lingkungan dikarenakan pengelolaan sampah pasar yang tidak

     baik. Sementara, bagi warga dirasakan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari pasar

    PAL adalah terbukanya lapangan kerja baru bagi warga sekitar. Selain itu, warga mendapat

    sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan dampak negatif yang dialami

    warga adalah menambah kemacetan lalu lintas dan menimbulkan kebisingan dari para

     pengunjung pasar. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pasar PAL belum memenuhi standar

    undang-undang lingkungan hidup No. 23 tahun 1997, karena meskipun pasar PAL meningkatkan

    kesejahteran warga sekitar namun pasar PAL tidak menjaga lingkungan dengan baik.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    25/26

     

    BAB IV 

    PENUTUP 

    5.1 Kesimpulan 

    Penutup ini berisikan solusi yang diberikan dan diharapkan mampu membantu

    memberikan perbaikan terhadap pasar PAL agar memenuhi standar lingkungan hidup.

    1. Memperbaiki tata letak kios-kios yang terdapat di pasar PAL.

    2. Memperbaiki pengelolaan sampah. Sampah-sampah organik dapat dikumpulkan dan diolah

    menjadi kompos yang berguna sebagai pendapatan tambahan sedangkan sampah-sampah non

    organik diolah menjadi kerajinan tangan.

  • 8/16/2019 AMDAL {FANDI}

    26/26

     

    DAFTAR PUSTAKA 

    Sumber Buku :  

    Budihardjo, Eko. (1992). Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bandung: Alumni.

    Gautama, Sudargo. (1975).  Komentar Atas Undang-Undang Pokok Perumahan dan Peraturan Sewa-

     Menyewa. Bandung : Alumni. 

    Sastra M, Suparno. (2005). Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Yogyakarta : ANDI.

    Sastrawijaya, Tresna. (2009). Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta

    Dongoran, Timbul. Dkk. (1998).  Lingkungan Budaya Pada Masyarakat Perumahan Rakyat Daerah

    Sumatera Utara. Depdikbud.

    Sayfudin , Achmad.  ( 2011 ). Antropologi sosial Budaya. 

    Suwarsono dan Alvin. (2000). Perubahan Sosial Dan Pembangunan. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.

    Yudohusodo, Siswono. (1991).  Rumah Untuk Seluruh Rakyat . Jakarta. INKOPPOL, Unit Percetakan

    Bharakerta.

    Wati, Eka. (2009). Keberadaan Perumahan Bumi Rancaekek Kencana Kabupaten Bandung Serta

     Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Sekitar Tahun 1993-2007. Skripsi Sarjana

    FPIPS : Tidak diterbitkan. 

    Sumber I nternet :  

    Dial_Thespider. (2008).  Pembangunan Perumahan Dan Pemukiman Yang Bertumpu Pada Swadaya

     Masyarakat. [Online]. Tersedia : http://de-arch.blogspot.com/2008/09/pembangunan-perumahan-

    dan-pemukiman.html [02 November 2011].

    Saputro, Anton. (2008).  Identifikasi Risiko Dalam Aspek Pembangunan perumahan. [Online].

    Tersedia:

    http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=we

     b&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddig

    ital%2F126828-

    R010828Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjC

     NFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rja [02 November 2011]

    http://de-arch.blogspot.com/2008/09/pembangunan-perumahan-dan-pemukiman.html%20%5b02http://de-arch.blogspot.com/2008/09/pembangunan-perumahan-dan-pemukiman.html%20%5b02http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori%2Bpembangunan%2Bperumahan&source=web&cd=1&ved=0CBcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.lontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F126828-R010828-Identifikasi%2520resikoLiteratur.pdf&ei=LkmxTvWUAoayrAfTsaSrDg&usg=AFQjCNFXW1GI88ieL89rQWOx5ixQMTXw2w&cad=rjahttp://de-arch.blogspot.com/2008/09/pembangunan-perumahan-dan-pemukiman.html%20%5b02http://de-arch.blogspot.com/2008/09/pembangunan-perumahan-dan-pemukiman.html%20%5b02