web viewbagaimana cara mengimani malaikat, kitab-kitabnya, dan rasul-rasulnya? apa hikmah yang bisa...
Post on 02-Feb-2018
279 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang yang belum mengaplikasikan keimanannya, berupa iman
kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, dan iman kepada taqdir baik
dan buruk. Pada kali ini kami akan membahas iman kepada malaikat, kitab,
rasul, bagaimana mengimaninya, dan hikmah mengimaninya. Mengingat
banyak orang yang mengaku beriman kepada ketiganya, namun akhlaqnya
belum menunjukkan keimanannya.
Berbuat sesukanya tanpa memperdulikan yang halal dan yang haram,
merupakan salah satu contoh tidak adanya aplikasi dari keimananya. Ia
mengatakan beriman kepada malaikat, mengakui adanya malaikat, namun ia
tidak menyadari bahwa malaikat selalu mencatat amalnya, sehingga ia berbuat
sesukanya. Oleh karena itu, memahami dan mengaplikasikan keimanan sangat
penting untuk setiap muslim.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengimani malaikat, kitab-kitabNya, dan Rasul-
rasulNya?
2. Apa hikmah yang bisa diambil dari iman kepada malaikat, kitab, dan
rasul?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui bagaimana cara beriman kepada malaikat, kitab, dan
rasul.
2. Agar mengetahui apa hikmah yang bisa diambil dari beriman kepada
malaikat, kitab, dan rasul.
3.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Iman Kepada Malaikat
a. Pengertian Iman Kepada Malaikat
Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun
iman kepada malaikat menurut istilah yaitu percaya atau yakin bahwa
malaikat itu makhluk gaib ciptaan Allah yang senantiasa patuh
menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka sedikit pun. Firman Allah
swt.
Artinya: “Malaikat-malaikat yang tidak pernah mendurhakai Allah
swt. terhadap apa yang telah diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim: 6).
Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya (nur) sebagaimana
Allah telah menciptakan manusia dari tanah dan jin dari api.
Rasulullah saw. bersabda.
Artinya: Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan
dari api, dan Adam dari apa yang telah diterangkan pada kamu
semua." (HR Muslim).
Berdasarkan hadis qudsi tersebut, malaikat diciptakan dari cahaya yang
karakternya memantulkan cahaya pada hati manusia dan kedamaian di
bumi. Manusia diciptakan dari tanah yang karakternya tenang, diam,
stabil, sedangkan jin diciptakan dari api yang sifatnya selalu bergerak,
bergejolak, dan tidak pernah tenang. Para malaikat mempunyai
karakter patuh hanya pada Allah swt. Mereka melaksanakan tugas
mengatur dan menertibkan alam semesta serta tidak pernah mengeluh.
2
Malaikat senantiasa melaksanakan perbuatan-perbuatan yang sesuai
dengan kehendak-Nya dan tidak pernah melakukan perbuatan di luar
kehendak Allah swt. memantulkan cahaya clan kedamaian pada
manusia. Firman Allah swt
Artinya: “Malaikat itu takut pada Tuhannya yang berkuasa di atas
mereka dan mengerjakan apa saja yang diperintahkan.” (QS An Nahl:
50)
b. Sifat-Sifat Malaikat
Seperti telah disinggung sebelumnya, malaikat merupakan ark
makhluk Allah SWT yang
diciptakan dari cahaya dan merupakan makhluk gaib (tidak dapat
dirasakan keberadaannya
melalui indera manusia). Malaikat juga merupakan makhluk Allah
SWT yang dimuliakan,
karena mereka selalu taat dan tidak pernah menentang perintah Allah
SWT sedikitpun.
Walaupun tidak dapat ditangkap melalui indera, setiap mukmin wajib
mempercayai malaikat
dengan mengetahui sifat-sifatnya. Adapun di antara sifat-sifat malaikat
adalah sebagai
berikut..
1. Selalu taat kepada Allah SWT dan tidak pernah menentang
perintah-Nya.
2. Tidak berjenis kelamin (tidak ada malaikat laki-laki atau malaikat
perempuan).
3. Tidak mempunyai nafsu, berarti malaikat tidak makan, tidak
minum, dan tidak tidur.
3
4. Selalu bertasbih dan beribadah kepada Allah.
5. Dapat menjelma ke dalam berbagai bentuk sesuai kehendak Allah
SWT.
6. Selalu benar, tidak pernah berbohong.
7. Tidak beranak, berayah, dan beribu karena malaikat tidak menikah.
c. Nama dan Tugas Malaikat
Malaikat jumlahnya sangat banyak dan yang tahu hanyalah Allah swt.
Kita hanya dapat mengetahui beberapa nama saja. Adapun tugas
malaikat yang tercantum dalam Al Quran dan hadis adalah sebagai
berikut.
1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada nabi dan
rasul.
2. Mikail bertugas membagi rezeki dari Allah kepada seluruh makhluk.
3. Israfil bertugas meniup sangkakala sebagai pertanda datangnya hari
kiamat
4. Izrail bertugas mencabut nyawa.
5. Raqib bertugas mencatat setiap aural (baik dan buruk).
6. Atid bertugas mencatat setiap amal (baik dan buruk). Mereka selalu
berada di kanan dan kiri kita.
7. Munkar bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.
8. Nakir bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.
9. Malik bertugas menjaga neraka.
10. Ridwan bertugas menjaga surga.
d. Cara Beriman Kepada Malaikat
Cara beriman kepada Malaikat yaitu dengan cara mengenal dan
mengetahui sifat dan tugas masing-masing malaikat. Dengan
mengetahui sifat dan tugas tersebut, kita dapat lebih meyakini bahwa
malaikat benar-benar ada. Apabila kita mau merenung dan berpikir
maka tidak akan ada keraguan sedikitpun akan adanya malaikat Allah
4
SWT. Salah satu bukti bahwa malaikat benar-benar ada adalah adanya
wahyu Allah yang diturunkan kepada para Nabi.
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu
dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian,
bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka
hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku". Q.S(An-Nahl 16:2)
e. Hikmah Beriman Kepada Malaikat
Iman yang sempurna harus memiliki perwujudan dalam kehidupan
pada setiap pribadi muslim. Beberapa contoh penghayatan terhadap
iman kepada malaikat adalah sebagai berikut.
1. Seorang mukmin harus senantiasa merasa gembira dan bersyukur
karena didoakan supaya diampuni dosanya, dipelihara dari
kesalahan, dan dimasukkan surga oleh para malaikat. Oleh karena
itu, Seorang mukmin tidak boleh berputus asa untuk mendapatkan
ampunan atas dosa-dosa yang terlanjur dilakukan. Rahmat dan
ampunan Allah lebih besar, asalkan orang itu belum terlambat
untuk meninggalkan perbuatan dosa. Mulailah berbuat baik
sehingga perbuatan dosa yang sudah dilakukan akan mendapatkan
ampunan dari Allah swt. Firman Allah swt:
5
Artinya: “Malaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang
berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka
beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman seraya mengucapkan, Ya Tuhan kami, rahmat dan
ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilab ampunan
kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau
dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala.
" (QS Al Mukmin: 7).
2. Rajin melakukan ibadah, khususnya salat. Dengan iman kepada
malaikat, salat yang tadinya terasa berat akan menjadi ringan. Ada
malaikat yang bertugas menjaga di waktu malam dan di waktu
siang. Firman Allah swt.
Artinya: “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir
sampai gelap malam dan dirikanlah pula salat subuh.
Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh malaikat" (QS Al
Isra: 78).
3. Rajin salat berjemaah. Para malaikat ikut serta membaca tamin
(amin) bersama-sama dengan orang yang salat berjemaah.
Rasulullah saw
bersabda.
6
Artinya: “Jika imam mengucapkan gairil magdubi `alaihim
Artinya: Apabila seorang imam berkata, “ghoiril maghdhubi
‘alaihim waladhdhaallin," maka ucapkanlah amin. Sesungguhnya
para malaikat pun mengucapkan dmin. Maka barang siapa yang
bacaan amin-nya bersamaan dengan bacaan amin-nya malaikat,
maka diampunilah untuknya dosa-dosa yang telah lalu."
(HR Bukhari).
4. Rajin membaca AI Quran. Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa
pada suatu ketika Usaid bin Hudair membaca Al Quran di ruangan
yang jaraknya dekat dengan kandang kudanya dan kuda tersebut
melompat-lompat. Setelah ditengok, ada pelita-pelita seperti awan
yang terang cahayanya di dalam kandang tersebut. Ternyata itu
adalah para malaikat yang sedang mendengarkan bacaan Al Quran.
ketika Usaid melaporkan kejadian itu kepada Rasulullah saw.,
beliau bersabda:
Artinya: “Itu adalah malaikat yang mendengarkan bacaanmu,
andai kata engkau terus membacanya sampai pagi, niscaya orang-
orang dapat melihat sesuatu yang hingga hari ini masih
terselubung." (HR Bukhari Muslim).
5. Selalu berupaya menyucikan jiwa. Kita berusaha membersihkan
diri dari akhlak yang tercela, takabur, rakus, pemarah, dan
sebagainya. Bahkan syarat untuk memperoleh ilmu dan hati yang
tergerak untuk mengamalkan ilmu tersebut yaitu hati harus suci
dari akhlak yang tercela. Malaikat tidak akan menurunkan ilmu
pada orang yang di dalam hatinya terdapat sifat, tabiat, atau akhlak
yang rusak. Maka satu-satunya jalan agar seseorang mendapat ilmu
yang bermanfaat (diamaikan), terlebih dulu is harus membersihkan
hatinya dari sifat-sifat tercela.
6. Dapat memperluas pengamatan dan kesadaran kita terhadap alam
7
wujud yang tidak terjangkau oleh panca indra kita.
7. Para malaikat senantiasa mengikuti kita secara bergiliran untuk
menjaga kita. Hal ini membuat kita tidak perlu lagi mencari atau
memohon kepada selain Allah SWT.
8. Senantiasa memiliki keteguhan nurani untuk tidak melakukan hal-
hal yang mengakibatkan dosa, seperti berbuat jahat atau hal – hal
tidak baik lainnya.
9. Selalu memberi pertolongan kepada sesama, khususnya fakir
miskin. Malaikat akan menyampaikan ilham ke dalam hati manusia
untuk berlaku baik/beramal saleh.
10. Mengimani malaikat dengan seyakin-yakinnya dan menyimak,
menghayati ayat-ayat Allah SWT di dalam Al-Qur’an yang
berhubungan dengan informasi tentang malaikat. Ini kan
berdampak positif kepada peningkatan kualitas iman dan takwa
kepada Allah SWT.
11. Mengimani malaikat dan memahami tugas-tugasnya sebagai utusan
Allah SWT, memotivasi kita untuk selalu berupaya menjadi
Rabbani, yakni yang selalu mengajarkan dan mempelajari
kitabullah.
12. Orang yang tidak beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT,
berarti tidak pula beriman kepada Allah SWT. Ia musuh yang kafir
kepada Allah SWT, karena ia tidak mengimani apa yang Allah
perintahkan untuk mengimaninya (beriman kepada malaikat).
8
B. Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT
a. Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT
Secara etimologis kata kitab adalah bentuk masdhar dari ka-ta-ba yang berarti menuli.
Setelah jadi mashdar berarti tulisan, atau yang ditulis. Bentuk jamak dari kitab adalah
kutub yang berarti buku.
Kata al-kitab di dalam alqur’an dipakai untuk beberapa pengertian:
1. Menunjukan semua kitab suci yang pernah diturunkan kepada para nabi dan Rasul
2. Menunjukan semua kitab Suci yang diturunkan sebelum Alqur’an
3. Menunjukan Kitab Suci tertentu sebelum Alqur’an misalnya Taurat
4. Menunjukan kitab Suci Alqur.an secara khusus.
Diantara bentuk rakhmat dan kasi sayang Alloh subhanahu wa ta’ala kepada para
hamba-Nya adalah Dia mengutus para Rasul untuk membimbing manusia kepada jalan yang
lurus dan menurunkan kitab-kitab-Nya yang di dalamnya berisi cahaya dan hidayah. Beriman
kepada kitab-kitab Alloh subhanahu wa ta’ala salah satu rukun iman. Yakni meyakini dengan
keyakinan yang kuat bahwa Alloh ta’ala memiliki kitab-kitab yang Dia turunkan kepada
Rasul yang dikehendaki-Nya, Dia turunkan dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang
terang. Kitab-kitab tersebut adalah (firman/ perkataan Alloh) bukan makhlu. Maka wajib
beriman secara global kepada semua kitab-kitab Alloh ta’ala,dan wajib beriman secara rinci.
b. Cara Beriman Kapada Kitab-kitab Allah SWT
Beriman kepada Kitab-Kitab Alloh subhanahu wa ta’ala mencakup beberapa hal
berikut:
1. Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar turun dari sisi Alloh
subhanahu wa ta’ala.
2. Beriman kepada kitab yang kita ketahui nama-namanya. Kita mengimaninya
sesuai dengan namanya, seperti beriman bahwa Alloh subhanahu wata’ala
menurunkan kitab Alqur’an.
3. Membenarkan berita-berita yang terdapat di dalam kitab-kitab tersebut. Seperti
berita-berita dalam Alqur’an, dan berita-berita dalam kitab-kitab sebelumnya yang
belum mengalami perubahanatau penyimpangan.
4. Mengamalkan hukum-hukum dalam kitab-kitab tersebut selama tidak dihapus.
Penuh ridho dan penerimaan, baik kita memahami hikmah dibalik hukum-hukum
tersebut ataukah tidak. Adapun kitab-kitab terdahulu maka semuanya telah
dihapus dengan kitab Alqur’anul karim.
9
Kitab-kitab Alloh sebagai wahyu
Karena kitab suci yang diturunkanoleh Alloh swt kepada para Nabi dan Rasul-
Nya itu adalah kumpulan dari wahyu-wahyu-Nya,maka ada baiknya kita
membahas terlebih dahulu apa pengertian wahyu.
Kata wahyu secara terminologis, wahyu adalah kalam Alloh yang diturunkan
kepada para Nabi dan Rasul-Nya (mabahitsfi’ulum Alqur’an Manna’ Al-Qathan,
1976, hal. 32-33)
c. Hikmah Beriman Kepada Kitab-kitab Allah SWT
Ada hikmah yang bisa direnungi mengapa Allah menurunkan Al Qur’an kepada umat
manusia yang diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman,
tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah
dalam menjalani kehidupan.
2. Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan di antara sesama manusia yang
disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang
dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan.
3. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa.
4. Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya.
5. Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu
mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah
6. Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai Islam dipecah belah
7. Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah,
larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga
kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan
pelajaran bagi orang yang bertakwa.
8. Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat
manusia
10
C. Beriman Kepada Rasull-rasull Allah SWT
a. Pengertian Rasulullah
Menurut pengertian kebahasaan, perkataan rasul berasal dari bahasa Arab yang
artinya: utusan, kurir, pembawa misi atau pembawa berita. menurut istilah dalam
ilmu tauhid, rasul adalah manusia pilihan Allah yang diangkat sebagai utusan-
Nya, untuk menyampaikan firman-firman-Nya (wahyu) kepada masyarakat, agar
dijadikan pedoman hidup, demi terwujudnya keselamatan dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Menurut kata nabi berasal dari bahasa arab dan merupakan kata
benda tunggal (singular), yang bentuk jamaknya, anbiya’ atau nabiyyun dan yang
artinya yang memberikan atau penyampai berita.
Sebagian ulama dan umat Islam ada yang berpendapat bahwa setiap rasul sudah
pasti nabi, tetapi tidak setiap nabi pasti menjadi rasul. Rasul adalah nabi yang
ditugaskan untuk menyampaikan wahyu (ajaran Allah) kepada umat kepada umat
manusia. Adapun nabi yang tidak diberi tugas untuk menyampaikan wahyu
kepada umat manusia, maka ia bukan radul, tetapi hanya nabi saja. Ulama dan
umat Islam yang berpendapat seperti itu, beralasan kepada hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Zar, bahwa jumlah nabi aada 124.000
orang, sedangkan rasul berjumlah 315 orang.
Ada juga ulama yang berpendapat bahwa pengertian rasul sedikit berbeda dengan
pengertian nabi. Rasul adalah sebagaimana dijelaskan di atas. Sedangkan nabi
adalah orang yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri dan untuk disampaikan
kepada umatnya, akan tetapi tidak membawa syari’at baru melainkan meneruskan
syari’at nabi sebelumnya (merujuk kepada As-saqafah Al-Islamiyyah Jilid 5, hal.
25, Dar al-Masyari, Libanon)
Selain itu ada pula ulama yang berpendapat, bahwa antara rasul dan nabi tidak ada
perbedaan, setiap rasul adalah nabi, dan setiap nabi adalah rasul. Disebut nabi
(penyampai berita), karena ia menyampaikan berita penting dari Allah SWT
kepada umat yang dierunya. Disebut rasul (duta atau utusan), karena memang ia
menyampaikan pesan-pesan-Nya kepada umat manusia (merujuk kepada
Ensiklopedi Islam Indonesia, disusun oleh Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah,
hal. 721, Penerbit Jambatan, Jakarta 1992).
Rasul adalah manusia utama pilihan Allah SWT. Allahlah yang dengan hak
mutlak-Nya memilih seseorang menjadi rasul-Nya. Ciri-ciri seorang rasulantara
11
lain sebagai berikut: seorang laki-laki yang sehat jasmani dan rohaninya,
mempunyai akal yang sempurna, berjiwa ismah (jiwa yang mampu
mengendalikan diri dari berbuat dosa), dan berasal dari keturunan orang baik-baik.
Selain itu, setiap rasul biasanyamemperoleh mukjizat, sebagai bukti akan
kebenaran kerasulannya.
Mengenai jumlah para rasul dari semenjak rasul pertama, Nabi Adam a.s., sampai
dengan nrasul terakhir, Nabi Muhammad SAW, Al-Qur’an tidak menjelaskan
secara keseluruhan, akan tetapi rasul yang dikisahkan Allah dalam Al-Qur’an ada
25 orang, sedangkan yang lainnya tidak dikisahkan.
b. Fungsi Beriman Kepada Rasulullah
1. Menjadikan Risalah Sebagai Pedoman Hidup
Manusia dalam hidupnya di alam dunia memiliki keterbatasan-keterbatasan.
Keterbatasan itu antara lain manusia dengan akalnya tidak akan mampu
mengetahui tentang Allah SWT pencipta alam semesta. Akal manusia tidak
dapat memahami keberadaan hidup manusia setelah mati, yaitu hidup di alam
barzah dan alam akhirat. Juga akal manusia tidak akan sanggup menyusun
pedoman hidup, yang dapat menuntun umat manusia agar memperoleh rida
Allah, serta meraih kebahagian dalam hidup di dunia, di alam barzah, dan di
alam akhirat. Karena keterbatasan kemampuan manusia itulah, kemudian
Allah SWT berkenaan mengutus rasul-rasul-Nya kepada setiap golongan umat
manusia, sejak rasul pertama hingga rusul terkhir Nabi Muhammad SAW.
Inti ajaran Allah yang disampaikan oleh para rasul itu pada prinsipnya sama
yaitu mengajarkan pada umat manusia:
Bahwa yang menciptakan alam semesta dan segala isinya itu adalah
Allah SWT.
Bahwa setelah manusia mati, mereka akan terus hidup di alam barzah
dan alam akhirat
Agar memiliki tujuan hidup ingin memperoleh rida Allah, bahagia di
alam barzah, dan alam akhirat.
2. Menuntun Manusia Kepada Kesempurnaan dan Derajat yang Tinggi
Pada waktu menciptakan manusia, Allah SWT sudah menegaskan bahwa
kedudukan manusia lebih tinggi derajatnya dan lebih mulia dari seluruh
12
makhluk selain manusia. Namun karena dalam diri manusia ada dua sifat yang
selalu tarik menarik yaitu sifat baik dan sifat buruk, maka pada kenyataannya
ada manusia yang kedudukannya lebih tinggi derajatnya dan lebih mulia dari
seluruh makhluk. Ada juga manusia yang kedudukannya meluncur turun
hingga lebih rendah dari hewan.
Kedudukan manusia lebih rendah dari pada kedudukan hewan apabila dalam
hidupnya di dunia ini hanya dikuasai oleh sifat buruk yang dikemudikan oleh
hawa nafsu setan. Manusia yang demikian itu tidak mau menghambakan diri
kepada Allah SWT. Ia berperilaku jaht yang mendatangkan kerugian
(bencana), baik buat dirinya maupun bagi orang lain.
Sebaliknya, kedudukan manusia akan tetap dianggap lebih tinggi derajatnya
dan lebih mulia dari seluruh makhluk, apabila selama hidupnya di dunia
meyakini kebenaran kebenaran ajaran yang disampaikan oleh rasul Allah
(risalah) dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menjadikan Rasul sebagai Teladan Hidup
Tujuan diutusnya rasul adalah agar umat manusia memperoleh rahmat Allah,
bahagia dunia akhirat. Manusia akan memperoleh itu semua, apabila selama
hidupnya menjadikan rasul sebagai teladan hidup baik dalam urusan dunia
maupun akhirat, yang harus diteladani itu misalnya:
Iman dan takwanya yang kuat
Akhlaknya yang terpuji
Keteguhannya menjauhkan diri dari berbuat jahat
Keahlian tertentu yang dimilikinya dalam urusan dunia
c. Cara Beriman Kepada Rasulullah
1. Mengimani bahwa Allah benar-benar mengutus para nabi dan rasul. Orang
yang mengingkari walaupun satu rasul sama saja mengingkari seluruh rasul.
Allah SWT berfirman yang artinya, “kaum Nuh telah mendustakan para
rasul.” (QS. Asy-Syu’araa 26:105). Walaupun kaum Nuh hanya mendustakan
nabi Nuh, akan tetapi Allah menjadikan mereka kaum yang mendustai seluruh
rasul.
2. Mengimani nama-nama para nabi dan rasul yang kita ketahui dan mengimani
secara global nama-nama nabi dan rasul yang diketahui.
13
3. Membenarkan berita-berita yang shahih dari para nabi dan rasul.
4. Mengamalkan syariat nabi dimana nabi diutus kepada kita.
d. Hikmah Beriman Kepada Rasulullah
Hikmah beriman kepada rasul Allah SWT dalam kehidupan, antara lain sebagai
berikut:
1. Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul itu benar-
benar manusia pilihan-Nya.
2. Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3. Bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan.
4. Memercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya.
5. Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul atas perjuangannya
dalam menyampaikan agama Allah SWT kepada umatnya.
6. Akan selamat di dunia dan di akhirat dengan bimbingan yang diberikan rasul.
7. Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Seseorang tidak hanya cukup berkata, ‘aku beriman kepda malaikat, kitab, dan
rasul’, tetapi semua itu butuh aplikasi yang dibuktikan dengan perbuatannya,
bukan hanya perkataannya saja.
2. Iman tidak cukup dengan hati, dan lisannya saja, tetapi dengan perbuatannya
juga.
3. Mengetahui nama dan tugas malaikat, dapat membuat keimanan kepada malaikat
semakin bertambah.
4. Mengamalkan apa yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan salah satu
cara beriman kepada kitab-kitabNya.
5. Cara beriman kepada kitab-kitabNya tidak berarti bahwa kita wajib mengamalkan
kitab-kitab yang diturunkan kepada para utusan.
6. Menjadikan Rasulullah sebagai uswatun hasanah merupakn salah satu cara
beriman kepada rasul-rasulNya.
7. Kita akan mempunyai akhlaq yang mulia, jika kita dapat mengaplikasikan
keimanan kita dalam kehidupan sehari-hari.
8. Status keislaman seseorang akan terhapus manakala ia tidak mengimani salah satu
dari rukun iman yang enam.
B. Saran
1. Sebagai seorang muslim kita harus berma’rifatullah untuk menambah keimanan
kita.
2. Kita harus memperdalam wawasan kita mengenai malaikat-malaikatNya, kitab-
kitabNya, dan rasul-rasulNya, agar keimanan kita terhadap ketiganya semakin
bertambah.
3. Jangan mencukupkan diri kita dengan keimanan yang keluar dengan mulut saja,
tetapi kita juga harus melengkapinya dengan perbuatan.
4. Ilmu tentang iman kepada malaikat, kitab, dan rasul itu ada pada nash, maka
jangan mencari yang diluar itu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Margino, Dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam Untuk SMK .Yudhistira: Jakarta.
Razak, Nasruddin. 1973. Dienul Islam. PT Alma’arif: Bandung.
Syamsuri.2004. Pendidikan Agama Islam SMA. Erlangga: Jakarta.
Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Aqidah Islam. LPPI UMYogyakarta: Yogyakarta.
http://s1.islamhouse.com (Diunduh pada tanggal 15 September 2013, pukul 06:00)
http://ariffadholi.blogspot.com/2011/01/iman-kepada-malaikat.html .(Diunduh pada
tanggal 15 September 2013, pukul 06:20)
http://13hif.blogspot.com/2012/01/hikmah-beriman-kepada-rasul-Allah-13.html
(Diunduh pada tanggal 20 September 2013, pukul 02:02)
16
top related