hendraprijatna68.files.wordpress.com€¦ · web viewguru hanya memungut dari buku paket. c. guru...
Post on 09-Sep-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
40
BAB 4
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan dikemukakan temuan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan sesuai dengan rangkaian tindakan yang telah dilakukan. Paparan
data temuan ini sebelumnya diawali dengan gambaran awal pembelajaran IPS
SMP di Kelas dan diakhiri dengan proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran
pada setiap siklus.
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Refleksi Temuan Awal Penelitian
Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mitra untuk mendiskusi dan
merefleksikan hasil temuan awal penelitian. Hasil temuan tersebut dianataranya:
a. Pada awal pembelajaran guru tidak membuka pelajaran sebagaimana
mestinya untuk mengkondisikan siswa pada belajar.
b. Guru hanya memungut dari buku paket
c. Guru tidak melibatkan siswa.
d. Belum ada upaya untuk menggunakan metode yang melibatkan siswa
siswa aktif.
e. Guru tidak menggunakan media mengajar.
f. Sumber belajar hanya buku paket.
41
Dengan melihat hasil dari observasi awal yang dilakukan peneliti dan guru
mitra, pola pembelajaran yang dikembangkan guru mitra nampak kurang
bermakna. Hal ini disebabkan kreativitas pembelajaran didominasi guru,
sedangkan partisipasi siswa rendah, sehingga tidak terjalin kerjasama antara siswa
serta materi kurang dikembangkan. Selain itu, kadar tanya jawab dalam kegiatan
belajar mengajar ini rendah, karena tidak terjadi interaksi antara siswa dengan
guru atau siswa dengan siswa. Sumber belajar hanya terbatas pada buku paket,
lingkungan sekolah belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
Pada awal penelitian ini guru mitra tidak melakukam pembukaan
apersepsi. Alasan guru mitra tidak menggunakan apersepsi adalah ia merasa
kurang ide atau gagasan apabila melakukan apersepsi dalam pelajaran IPS,
sehingga jarang mengawali dengan apersepsi setiap pelajaran IPS. Keterbatasan
kemampuan ini disebabkan guru belum pernah menerima pengayaan dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dengan pola yang diharapkan peneliti.
Selain itu, guru mitra tidak mengetahui bagaimana cara memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar dalam pelajaran IPS. Alasan guru mitra tidak dapat
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar adalah karena jumlah jam
belajar tidak memungkinkan untuk melakukan kunjungan keluar kelas. Alokasi
waktu untuk pelajaran IPS setiap minggu hanya 4 jam.
Jika dilihat dari orientasi pembelajaran, guru tidak memperlihatkan ciri
yang sesuai ditegaskan oleh NCSS (1994), yaitu dalam pembelajaran IPS
diharapkan memiliki ciri pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning),
integrative, berbasis nilai (value base), menantang (challenging) dan aktif. Selain
42
itu guru belum memanfatakan lingkungan sebgai sumber belajar. Menurut Gagne
(dalam Dahar 1989) lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam
pembentukan konsep, karena perannya sebagai stimulus untuk terjadinya suatu
respon. Sedangkan menurut Poedjiadi (126:2005), dalam pembelajaran
diharapkan guru melakukan insiasi/invitasi/apersepsi agar siswa memusatkan
perhatian pada pembelajaran. Selama ini guru mitra terbiasa melakukan metode
ceramah dan metode pemberian tugas dari buku pelajaran atau buku paket.
4.1.2 Perencanaan
Untuk menindaklanjuti dari reflekisi dan diskusi awal dari penelitian ini,
guru mitra (GM) dan peneliti melakukan perencanaan pembelajaran untuk siklus
ke I. Perencanaan ini bertujuan untuk mempersiapkan skenario pembelajaran atau
rencana pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pertemuan perencanaan dilakukan pada hari Senin tanggal 26 Juli 2010. Hasil dari
perencanaan ini adalah sebagai berikut :
a. Pada awal pembelajaran GM akan melakukan apersepsi agar siswa dapat
memusatkan perhatian pada pembelajaran
a. Pada prosesnya, siswa akan field trip ke lingkungan sekolah untuk
melakukan wawancara dengan masyarakat.
b. Sumber belajar yang akan digunakan adalah lingkungan di sekitar sekolah
yaitu masyarakat.
c. Metode pembelajaran yang digunakan di antaranya penugasan, field trip
dan diskusi kelompok.
43
d. Hasil yang telah diperoleh siswa dari lapangan selanjutnya dipresentasikan
oleh kelompok di kelas dan didiskusikan.
e. Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi dan reflkeksi guna perbaikan
pembelajaran selanjutnya.
Pelaksanaan perencanaan pembelajaran untuk siklus pertama disepakati
akan dilakukan pada tanggal 28 Juli 2010. Meskipun guru ragu-ragu untuk
kunjungan keluar, namun peneliti meyakinkan guru mitra bahwa, berdasarkan
pengalaman pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat memotivasi
siswa untuk lebih aktif.
Pada saat perencanaan, selain mendiskusikan beberapa hal seperti
dijelaskan di atas, kepada guru mitra juga diberikan pemahaman mengenai
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Hal ini dilakukan guna
meningkatkan pemahaman guru mitra dan memahami persepsi tentang
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
4.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama
1. Deskripsi Observasi Tindakan
Sesuai dengan hasil perencanaan yang telah disepakati bersama,
pelaksanaan siklus pertama untuk penelitian ini dilakukan pada hari Rabu tanggal
28 Juli 2010 akan membahas mengenai Koperasi.
Peneliti sudah berada di dalam kelas, guru memulai pelajaran yaitu dengan
melakukan apersepi. Apersepsi dilakukan dengan cara menjelaskan pokok-pokok
44
materi yang akan dibahas dan tanya jawab. Tanya jawab dilakukan untuk
meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi kajian yang akan dibahas
dalam pembelajaran. Juga melatih siswa untuk mengekspresikan kemampuan
secara lisan. Sesuai dengan yang direncanakan setelah selesai apersepi, guru
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan menjelaskan bahwa mereka
akan keluar kelas. Tampak siswa sangat gembira untuk diajak keluar kelas. Hal ini
disebabkan karena siswa belum pernah dibawa keluar kelas oleh guru dan
menurut mereka baru pertama kali ini guru membawa siswa keluar kelas. Setelah
membagi kelompok, guru membagikan LKS dan menjelaskan cara pengisian dari
LKS yang berbentuk pedoman wawancara untuk masyarakat sekitar. Selanjutnya
guru membawa siswa keluar kelas untuk melakukan wawancara dengan
masyarakat sekitar sekolah.
Pada awal tindakan ini terlihat guru mitra agak gugup, setiap
menyampaikan materi selalu berkata eu…eu….eu, guru mitra terlihat nervous.
Oleh karena itu banyak sekali guru mitra melakukan kesalahan dalam
menyampaikan materi. Hal ini di mungkinkan, karena guru mitra baru pertama
kali diobservasi, sehingga terjadi kecanggungan.
Setelah selesai melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar, siswa
dibawa kembali ke kelas untuk melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya,
juga untuk mempresentasikan hasil temuannya di luar kelas. Siswa nampak
antusias belajar di luar kelas. Hal ini mengemuka ketika guru mitra bertanya
tentang kesan mereka ketika wawancara dengan orang sekitar. Mereka
mengemukakan bahwa wawancara itu mengasyikan.
45
Selanjutnya guru menugaskan pada setiap kelompok untuk melaporkan
hasil temuannya di depan kelas. Ketika guru meminta kelompok yang pertama
maju, kelas hening. Tetapi gurupun menunjuk kelompok satu untuk maju ke
depan. Pada saat laporan ke depan kelas, banyak siswa yang nervous dan
ditertawakan oleh kawannya, hal ini dapat dimaklumi karena mereka baru
pertama kali ini ditugaskan untuk melaporkan hasil kerjanya.
Pada pembelajaran ini, tetap saja ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan dan hanya sekedar bercanda dengan teman sekelompoknya.
Tetapi, peneliti lihat ada perbedaan dengan proses pembelajaran ketika peneliti
melakukan orientasi. Pada pembelajaran ini, siswa terlihat memiliki rasa tanggung
jawab terhadap kelompoknya.
Namun, pada siklus ini guru masih tetap saja mendominasi proses
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat ketika siswa mengemukakan hasil temuannya
dalam diskusi, guru sesekali melihat dan membandingkan dengan buku paket
serta siswa tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam
diskusi tersebut. Hal lain yang menarik perhatian peneliti adalah guru kurang
memberikan reward serta penguatan (reinforcement) pada setiap kelompok yang
tampil di depan kelas. Guru mitra membiarkan siswa yang main-main, sehingga
kelihatan guru belum menguasai kelas dan hanya terpaku pada kelompok yang
tampil di depan kelas.
Selanjutnya, setelah semua kelompok ke depan kelas, guru memberikan
evaluasi dengan menggunakan LKS berupa pertanyaan yang telah disiapkan.
Setelah selesai, guru bersama-sama dengan siswa membahas evaluasi tersebut.
46
Pada akhir pembelajaran, guru mitra tidak menyimpulkan materi tetapi langsung
memberikan tindak lanjut yaitu berupa Pekerjaan Rumah.
2. Refleksi Tindakan Siklus Pertama
Berdasarkan observasi pada tindakan pertama, peneliti dan guru mitra
melakukan diskusi dan refleksi pada hari Senin tanggal 2 Agustus 2010 pada
waktu istirahat. Tujuannya adalah untuk mendiskusikan dan merefleksikan hasil
temuan observasi pada siklus pertama. Temuan-temuan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Guru belum sepenuhnya mengembangkan materi karena guru masih
menjelaskan berdasarkan buku paket.
2. Strategi belajar mengajar belum mengarah pada upaya untuk mengaktifkan
siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Masih banyak
siswa yang main-main sehingga pembelajaran masih belum optimal. Hal
tersebut dikarenakan dalam pembelajaran di kelas, siswa belum terbiasa
dengan menggunakan beberapa metode.
3. Metode yang digunakan belum dapat meningkatkan partisipasi aktif
siswa. Siswa belum aktif melakukan tanya jawab. Guru belum terbiasa
menggunakan beberapa metode.
4. Media belajar sudah nampak ada perubahan, namun media tersebut masih
dirasakan kurang.
5. Sudah ada upaya menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, namun
pada pelaksanaannya belum dapat dilakukan secara optimal karena guru
47
dan siswa belum terbiasa. Guru mitra masih melihat serta membandingkan
buku paket.
6. Guru belum terbiasa memberikan reward serta penguatan (reinforcement )
pada siswa.
7. Guru masih merasa malu, canggung dan khawatir salah dalam mengajar
dengan hadirnya peneliti yang mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar.
3. Perencanaan
Berdasarkan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pertama, peneliti dan
guru mitra mengadakan diskusi balikan untuk memperbaiki pelaksanaan pertama.
Di samping itu, memberikan dorongan kepada guru mitra bahwa kehadiran
peneliti bukanlah sebagai pengawas untuk mengevaluasi.
Dengan mendiskusikan serta mencari solusi terhadap hal-hal yang perlu
diperbaiki dalam pembelajaran secara partisipatif, kolaboratif. Hal ini
dimaksudkan untuk menambah kepercayaan kepada guru mitra dalam kegiatan
belajar mengajar dihadapan peneliti. Diskusi balikan dan perencanaan yang
dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2010 ini, bertujuan untuk mempersiapkan
perencanaan pengajaran yang akan dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2010.
Dengan adanya refkleksi ini, menurut guru mitra apa yang terjadi pada saat
proses pembelajaran merupakan hal yang baru di kelas ini, aktivitas dan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran sebelumnya tidak seperti itu. Kegiatan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPS di kelas
belum pernah dilakukan, tetapi hasil yang ditampilkan pada saat melaporkan hasil
48
temuannya sudah terlihat baik dari yang biasanya. Untuk itu, masih menurut guru
mitra, harus diadakan pembiasaan pada guru dalam melakukan pola pembelajaran
yang sama, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru dan peneliti
melakukan diskusi balikan untuk rencana tindakan pada siklus kedua. Hasil dari
diksusi balikan dengan guru mitra adalah sebagai beirkut:
1. Guru dan peneliti menyiapkan rencana pembelajaran, guru akan bertindak
sebagai fasilitator dan motivator.
2. Untuk metode menggunakan beberapa metode, seperti metode penugasan,
diskusi, field trip dan kerja kelompok.
3. Siswa akan dibawa keluar kelas, karena dalam pembelajaran ini mengenai
koperasi di lingkungan sekitar sekolah. Peneliti dan guru sepakat akan
menjelaskan mengenai keberadaan dan peran koperasi di lingkungan
sekitar sekolah.
4. Guru akan berusaha memberikan Reward (Hadiah) dan Punishment
(hukuman) serta reinforcement (penguatan).
5. Guru akan memotivasi siswa untuk melakukan tanya jawab dalam diskusi.
6. Untuk melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, guru akan
memberikan kebebasan dalam mengemukakan temuan serta dalam
mengemukakan ide atau gagasan dari siswa.
7. Sumber belajar adalah lingkungan setempat yaitu penduduk sekitar
sekolah. Siswa akan mewawancara masyarakat sekitar serta akan
mengamati koperasi yang ada di lingkungan masyarakat sekitar.
49
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua
1. Deskripsi Observasi Tindakan
Sesuai dengan rencana yaitu pelaksanaan siklus kedua dilaksanakan pada
tanggal 4 Agustus 2010. Peneliti masuk bersama dengan guru. Sebelum memulai
pelajaran peneliti menanyakan jumlah siswa yang tidak hadir, ternyata ada dua
orang. Keadaan kelas yang tadinya ribut menjadi tenang, guru mulai membuka
pelajaran dengan tanya jawab .
Kemudian guru mengelompokkan siswa dan menjelaskan pada siswa
bahwa pada hari ini akan melakukan wawancara masyarakat sekitar dan
mengamati koperasi yang ada di sekitra sekolah. Guru membagikan LKS pada
setiap kelompok sebanyak dua lembar, masing-masing satu untuk wawancara
yang satu lagi untuk mengamati koperasi yang ada di sekitarnya.
Kunjungan keluar kelas pun dilaksanakan, setiap kelompok terdiri dari 3
orang, tugas anggota kelompok ditentukan oleh kelompok masing-masing.
Peneliti melihat ada pembagian tugas diantara mereka, misalnya satu orang
bertugas mengamati mengamati dan bertugas mewawancarai petugas koperasi
setempat. Walaupun kebanyakan siswa pada proses belajar mengajar ini
mengikutinya dengan serius, namun masih ada beberapa siswa yang tidak serius.
Wawancara dengan sekitar agak terhambat dikarenakan petugas koperasi nampak
tidak begitu tertarik dengan adanya siswa yang melakukan wawancara tersebut.
Kepedulian petugas koperasi kurang terhadap pendidikan di sekolah tersebut,
Sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu kurang lebih selama 40 menit,
siswa kembali ke kelas. Setelah semua siswa masuk kembali ke kelas, kelas
50
sangat ramai dan gaduh. Guru mitra menenangkan keadaan kelas lalu memberikan
waktu selama 10 menit pada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-
masing. Sebagian besar siswa sangat serius melakukan diskusi dengan teman
sekelompoknya, hanya sebagian kecil saja terdapat siswa yang tidak serius. Di
pojok kelas sebelah kiri nampak sekelompok siswa yang asyik bermain.
Guru mitra menugaskan kelompok 1 maju kedepan kelas, namun
mereka belum siap, akhirnya kelompok 3 yang maju ke depan kelas dan
melaporkan hasil temuannya. Pada siklus kedua siswa sudah mulai terbiasa ke
depan kelas untuk melakukan presentasi. Hal ini menunjukkan ada kemajuan
dalam kegiatan belajar mengajar.
Selama persentasi, partisipasi siswa sudah mulai terlihat, hal ini terlihat
dengan adanya tanya jawab antara siswa dengan siswa yang dipandu oleh guru.
Setiap ada pertanyaan atau jawaban guru selalu memberikan reward. Hal ini
bertujuan untuk memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Setelah sebagian siswa tampil ke depan, guru mitra memberikan beberapa
pertanyaan melalui LKS, kemudian guru mitra membahas pertanyaan dalam LKS
dan selanjutnya diambil kesimpulannya. Sebelum pulang peneliti mengadakan
dialog dengan guru mitra, tujuannya untuk melakukan diskusi dan refleksi.
Disepakati tanggal 5 agustus 2010 .
2. Refleksi Tindakan Siklus Kedua
Berdasarkan observasi pada siklus kedua, peneliti dan guru mitra
melakukan refleksi pada tanggal 5 Agustus 2010 pada waktu istirahat, dengan
51
menemukan beberapa masalah, kekurangan dan hambatannya, yaitu sebagai
berikut:
1. Pengembangan materi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran sudah
optimal. Beberapa pertanyaan guru pada tahap apersepsi menyebabkan siswa
siap untuk belajar.
2. Strategi belajar mengajar yang dipilih guru sudah mengarah pada upaya
meningkatkan partisipasi siswa, tetapi tampilan guru dalam melaksanakan
strategi tersebut masih perlu peningkatan menjadi lebih baik.
3. Metode mengajar yang digunakan guru sudah mengarah pada upaya
peningkatan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi di kelas. Namun, keterbatasan dan keterampilan guru,
partisipasi aktif siswa belum berkembang seperti yang diharapkan.
4. Media pengajaran yang dipergunakan guru dalam kegiatan pembelajaran cukup
efektif dan fungsional, yaitu pengalaman nyata siswa dalam kehidupan sehari-
hari dalam hubungannya dengan keberadaan dan peran koperasi di
lingkungan masyarakat sekitar sekolah dikaitkan dengan alat peraga yang
ditampilkan oleh guru.
5. Sumber belajar yang dipergunakan guru bukan hanya buku paket, tetapi juga
lingkungan sekitar sekolah dalam bentuk pengalaman nyata siswa. Dalam hal
ini adalah keberadaan dan peran koperasi di lingkungan sekitar sekolah.
6. Keaktifan siswa dalam melakukan tanya jawab masih kurang, hal ini dapat
dilihat pada saat proses belajar mengajar banyak siswa yang tidak aktif. Hanya
beberapa orang yang sudah melakukan tanya jawab.
52
7. Siswa belum terbiasa melakukan argumentasi atau memberikan pendapat
untuk kelompok lain. Untuk itu guru harus banyak memberikan motivasi pada
siswa.
8. Dalam memberikan gagasan atau pemikiran dalam kelompok diskusinya
belum nampak. Siswa belum terbiasa dan perlu dimotivasi oleh guru.
9. Dalam memberikan reward pada waktu siswa yang bertanya atau yang
menjawab sudah mulai dilakukan oleh guru, namun guru masih nampak ragu-
ragu dalam memberikan reward tersebut. Untuk memberikan Punishment,
guru hanya dengan menunjuk saja pada siswa yang main-main dan yang
ngobrol tidak memberikan teguran atau peringatan.
10. Pada saat diskusi, sudah nampak ada perkembangan yaitu siswa sudah
nampak aktif. Namun, masih terdapat beberapa siswa yang melakukan
kegiatannya sendiri-sendiri seperti ngobrol, main-main dengan teman
kelompoknya atau ada yang melemparkan bulatan kertas kepada teman yang
ada di meja lain, sehingga mengganggu kelompok lain yang sedang
memperhatikan.
3. Perencanaan
Berdasarkan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua, peneliti dan guru
mitra mengadakan diskusi balikan untuk memperbaiki pelaksanaan kedua, serta
memberikan dorongan kepada guru mitra untuk merasakan bahwa kehadiran
peneliti bukanlah sebagai pengawas atau yang akan memeriksa/evaluasi kinerja
guru mitra dalam mengajar. Tetapi, anggaplah peneliti sebagai teman untuk saling
tukar pikiran. Peneliti berulang kali mengatakan bahwa peneliti datang ke sekolah
53
itu untuk belajar pada guru mitra dan bukan untuk menjustifikasi cara mengajar
guru mitra. Hal ini dilakukan untuk memotivasi guru mitra.
Dengan mendiskusikan serta mencari solusi terhadap hal-hal yang perlu
diperbaiki dalam pembelajaran secara partisipatif kolaboratif. Diskusi balikan dan
perencanaan yang dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2010 ini, bertujuan untuk
mempersiapkan perencanaan pengajaran yang akan dilakukan pada tanggal 9
Agustus sesuai jadwal pelajaran. Dari diskusi balikan ini diperoleh kesepakatan
sebagai berikut :
1. Guru bersama dengan peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran dengan
LKS nya, untuk pertemuan selanjutnya yaitu pada siklus ketiga, materi yang
akan disampaikan yaitu mengenai “Menjelaskan Koperasi yang ada
lingkungan setempat”. Untuk pengembangan materi dalam kegiatan
pembelajaran guru akan melakukan tanya jawab pada siswa. Untuk materi ini,
siswa masih tetap dibawa keluar kelas untuk investigasi sosial dan observasi
mengenai sumber daya alam yang ada di lingkungan sekolah. Selain itu,
dalam pelaksanaannya dilakukan oleh siswa secara berkelompok.
2. Untuk strategi pembelajaran, guru mitra akan menggunakan metode yang di
terapkan dalam pembelajaran pada siklus kedua, karena menurut guru mitra
penggunaan multi metode sangat efektif dan dapat meningkatkan partisipasi
siswa. Sebagai tindak lanjut dari investigasi sosial/pengamatan adalah diskusi
dan persentasi yang dilakukan oleh setiap kelompok di depan kelas.
54
3. Guru mitra akan mendampingi siswa ketika melakukan investigasi
social/pengamatan, hal ini diharapkan supaya tujuan yang diharapkan tercapai
dengan baik, yaitu siswa tidak terpisah-pisah dalam melakukan investigasi .
4. Guru mitra akan menjelaskan LKS secara detail, supaya siswa tidak bingung
ketika sedang melakukan investigasi sosial di luar kelas, karena hal ini akan
mengganggu jalannya pengamatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas.
5. Untuk sumber belajar, guru mitra akan memggunakan lingkungan sebagai
sumber dan media belajarnya. Hal ini diharapkan dengan dibawa langsung
kepada media dan sumber belajar yang nyata, siswa dapat memahami
pelajaran IPS.
6. Guru mitra akan tetap memberikan reward kepada siswa yang berpartisipasi
aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan akan memberikan penguatan
kepada siswa yang bertanya ataupun yang menjawab pertanyaan. Selain itu,
guru mitra akan memberikan Punishment kepada siswa yang melakukan
kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar, misalnya ngobrol atau main-main.
Punishment - nya berbentuk teguran. Selain itu, guru mitra akan meluruskan
keadaan apabila keadaan kelas menjadi ribut atau gaduh serta guru mitra akan
menyimpulkan materi pembelajaran setelah semua kelompok tampil ke depan
kelas.
7. Guru mitra akan melibatkan seluruh siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran, hal ini bertujuan supaya mengurangi kegiatan siswa di luar
proses belajar mengajar seperti ngobrol dan main-main.
55
8. Untuk mengaktifkan interaksi berupa tanya jawab, baik antara siswa dengan
guru atau siswa dengan siswa, guru mitra akan lebih banyak lagi melakukan
tanya jawab kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan siswa dalam
belajar.
9. Dalam memberikan argumentasi pada kelompok lain, guru mitra tidak akan
mendominasi jalanya diskusi, tetapi akan memberikan keleluasaan kepada
siswa untuk memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang
mempresentasikan temuannya.
4.2.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus Ketiga
1. Deskripsi Observasi Siklus Ketiga
Sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama, pada siklus ketiga
ini akan dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2010 hari Rabu sesuai dengan
jadwal pelajaran IPS yang ada di kelas VIII D. Untuk materi yang akan
disampaikan sesuai dengan rencana yaitu mengenai “Koperasi yang ada di sekitar
lingkungan sekolah”
Peneliti sudah berada di dalam kelas, guru memulai pelajaran yaitu dengan
membuka pelajaran dengan apersepsi dan menjelaskan materi pelajaran mengenai
Koperasi. Sesuai dengan rencana, setelah selesai apersepi guru menjelaskan
bahwa pada hari itu siswa akan melakukan pengamatan di luar kelas, yang akan
menjadi obyek pengamatannya adalah mengenai Koperasi Unit Desa yang ada di
daerah Cicalengka. Guru pun menjelaskan LKS untuk diisi oleh siswa.
56
Setelah selesai menjelaskan, guru mempersiapkan siswa untuk keluar
kelas. Siswa pun secara berkelompok mengadakan pengamatan dan wawancara
petugas petugas koperasi. Tujuan adalah untuk mengethaui sejauhmana kegiatan
koperasi sekolah memfasilitasi para siswa dan guru, siswa bertanya baik pada
petugas dan guru yang kebetulan ada di koperasi tersebut. Selama siswa
melakukan investigasi sosial, guru selalu mengikutinya. Dengan demikian, pada
pembelajaran di luar kelas telah terjadi tanya jawab antara siswa dengan guru,
sesuai yang diharapkan oleh guru mitra dan peneliti. Selain itu, media dan sumber
belajar dapat diperoleh secara langsung oleh siswa.
Setelah selesai melakukan observasi atau investigasi sosial, siswa kembali
ke kelas untuk menindaklanjuti hasil investigasi sosialnya dengan diskusi
kelompoknya. Namun, tetap saja ada siswa yang bermain-main dengan mainanya
berupa gambar-gambar, lalu guru menghampiri dan menegurnya. Dilihat dari
keseluruhan siswa sudah mulai terbiasa dengan melakukan diskusi kelas, hal ini
dapat dilihat dari hampir seluruh siswa memperhatikan ke depan kelas ketika
temannya tampil untuk presentasi.
Untuk mengatur jalanya diskusi, guru menjadi moderator atau pengatur
dalam diskusi. Selain itu, guru mengatur tanya jawab antara siswa dengan siswa.
Hal tersebut dilakukan oleh guru, supaya diskusi berjalan dengan baik. Padahal
dalam perencanaan, supaya diskusi berjalan lancar guru hanya sesekali saja
meluruskan. Tetapi, pada kenyataannya guru masih mendominasi keadaan diskusi.
Untuk kegiatan tanya jawab antara siswa dengan siswa, terlihat para siswa masih
nervous dan banyak yang hanya main-main dalam melakukan pertanyaan. Selain
57
itu, bila salah satu kelompok ketika ditanya oleh kelompok lain lambat
menjawabnya seluruh siswa pun mentertawakan dan berteriak “wuuhh”. Guru pun
menenangkan keadan siswa dan selanjutnya meluruskan pertanyaan dan sebagian
besar dijelaskan oleh guru. Dalam perencanaan guru hanya meluruskan keadaan,
tetapi pada kenyataannya guru menjelaskan kembali materi mengenai Koperasi,
sehingga waktu untuk kelompok lain pun tersita oleh penjelasan dari guru.
Padahal harapan dari perencanaan yang telah disepakati, setelah semua kelompok
tampil ke depan untuk presentasi, guru akan meluruskan pertanyaan-pertanyaan
yang belum terjawab oleh siswa.
Setelah semua kelompok tampil ke depan kelas, guru pun mengadakan
evaluasi melalui LKS yang telah dipersiapkan oleh guru mitra berupa pertanyaan-
pertanyaan. Beberapa menit kemudian guru bertanya, Apakah soal-soal sudah
selesai dijawab?” . Pertanyaan guru tersebut ada yang menjawab “sudah bu”, ada
juga yang “belum bu”.
Setelah semua menjawab, guru membahas soal-soal yang ada di LKS
yaitu dengan cara menunjuk pada setiap siswa untuk menjawab soal. Seluruh soal
pun sudah dibahas, selanjutnya guru menyimpulkan materi bahwa, “Koperasi
Sekolah ternyata bermanfaat untuk para siswa, guru dan karyawan sekolah salah
satu contohnya adalah menjual peralatan sekolah. Untuk itu, sebagai pelajar
diharapkan dapat memahami cara penjualan di koperasi, demikian kesimpulan
yang guru mitra ucapkan pada akhir pelajaran. Selanjutnya guru mitra
memberikan pekerjaan rumah. Bel pulang pun berbunyi, siswapun bersorak dan
bersiap-siap untuk segera pulang.
58
2. Refleksi Siklus Ketiga
Berdasarkan observasi pada siklus ketiga, peneliti dan guru mitra
melakukan refleksi pada hari Kamis tanggal 10 Agustus 2010 pada waktu
istirahat, dengan menemukan beberapa peningkatan dalam pembelajaran,
beberapa masalah, kekurangan dan hambatan dalam pembelajaran. Untuk lebih
jelasnya hasil temuan tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Pengembangan materi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran
Koperasi yang ada di lingkungan setempat sudah ada peningkatan, harus
dipertahankan dan kalau memungkinkan ditingkatkan lagi. Untuk apersepsi
guru sudah mulai mengembangkan materi dengan melakukan tanya jawab
dengan siswa dan cukup bagus. Beberapa pertanyan guru mitra menyebabkan
siswa sudah siap untuk belajar serta guru sudah cukup dalam membuka
pelajaran. Penggunaan buku paket pada pembelajaran ini sudah mulai
dikurangi.
2. Strategi belajar mengajar yang dipilih guru mitra sudah mengarah pada upaya
meningkatkan partisipasi siswa secara maksimal, guru harus mempertahankan
strategi pembelajaran ini karena situasi kelas sudah cukup baik dan perlu
dipertahankan, sehingga apa yang menjadi harapan semula dapat tercapai
secara maksimal.
3. Metode mengajar yang dipergunakan guru mitra cukup baik dalam upaya
peningkatan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, dengan menggunakan
metode diskusi di kelas. Namun, guru mitra masih saja menjelaskan materi
ketika diskusi sedang berlangsung
59
4. Media dan sumber belajar pada pembelajaran ini sudah cukup baik karena
siswa dapat secara langsung berhubungan dengan sumber belajar. Artinya
sumber belajar dengan memanfaatkan lingkungan dalam pembelajaran ini
sangat efektif dan fungsional.
5. Dalam melakukan tanya jawab yang dilakukan oleh guru mitra sudah baik.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu guru mitra jangan terlalu
cepat dalam menjawab pertanyaan dari siswa. Biarkan siswa yang lain yang
menjawabnya. Dengan demikian terjadi kreatifitas siswa dalam
pengembangan materi dan siswa terlibat aktif dalam tanya jawab.
6. Dalam pemberian reward dan penguatan sudah baik dan harus dipertahankan.
Diharapkan guru mitra selalu memberikan reward kepada siswa yang aktif,
hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa yang lain supaya lebih aktif dalam
belajar.
7. Dalam melakukan kesimpulan pada akhir pelajaran sudah cukup. Guru mitra
harus lebih banyak melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi
pembelajaran. Hal ini dilakukan supaya siswa terlibat aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
8. Dalam aktifitas tanya jawab, baik antara sesama siswa atau siswa dengan guru
mitra sudah nampak ada perkembangan. Hal ini harus dipertahankan, karena
dapat melibatkan partisifasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Pada pembelajaran ini, belum nampak siswa memberikan gagasan atau ide
pada saat diskusi atau pada saat tampil ke depan.
60
9. Keaktifan siswa dalam diskusi sudah cukup. Namun masih banyak siswa yang
main-main dan mentertawakan temannya ketika tampil di depan kelas. Guru
mitra seharusnya memberikan pengertian kepada siswa tersebut dan
memberikan punishment. Tujuannya supaya tidak mengganggu kegiatan
belajar mengajar.
10. Untuk rasa percaya diri guru mitra pada saat kegiatan belajar mengajar sudah
cukup dan perlu di tingkatkan lagi supaya tidak kelihatan nervous atau gugup
ketika menyampaikan materi. Selain itu, guru mitra kelihatan sangat hati-hati
dalam menjawab atau menyampaikan materi karena takut salah.
3. Perencanaan
Berdasarkan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga, peneliti dan guru
mitra mengadakan diskusi balikan untuk memperbaiki pelaksanaan siklus
keempat, serta memberikan dorongan kepada guru mitra untuk lebih percaya diri
lagi pada saat peneliti mengobservasi. Dengan mendiskusikan serta mencari
solusi terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran secara
partisipatif, kolaboratif. Diskusi balikan dan perencanaan yang dilakukan pada
hari selasa tanggal 10 Agustus 2010 ini, bertujuan untuk mempersiapkan
perencanaan pengajaran yang akan dilakukan pada tanggal 11 Agustus hari rabu
sesuai jadwal pelajaran. Dari diskusi balikan ini diperoleh kesepakatan sebagai
berikut :
1. Guru mitra dan peneliti membuat rencana pembelajaran mengenai
Koperasi yang ada di lingkungan sekolah sesuai dengan kurikulum.
61
2. Untuk metode pengajaran masih tetap mengunakan multi metode yaitu
sesuai dengan siklus ketiga.
3. Media dan sumber belajar menggunakan lingkungan sekitar sekolah.
4. Guru mitra akan lebih banyak melakukan tanya jawab dengan siswa,
tujuan untuk memotivasi siswa.
5. Siswa akan melakukan tanya jawab atau wawancara dengan warga sekitar sekolah.
4.2.4 Pelaksanaan Tindakan Siklus Keempat
1. Deskripsi Observasi Siklus Keempat
Sesuai rencana bahwa pada hari ini Guru mitra akan memberikan materi
mengenai cara masuk menjadi anggota Koperasi setempat. Penekanan utama
dalam tindakan ini adalah guru mitra akan meningkatkan motivasi siswa dalam
melakukan tanya jawab. Walau pun demikian kegiatan ini tidak akan terlepas dari
tujuan penelitian yaitu implementasi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar dalam pembelajaran IPS di SMP.
Guru mitra membuka pelajaran yaitu dengan cara bertanya pada salah
seorang siswa, tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengkondisikan siswa
pada belajar. Siswa yang ditunjuk dapat menjawab. Sementara ketika guru mitra
bertanya pada seorang siswa, siswa yang lain saling berebut untuk menjawab,
yaitu dengan mengangkat tangannya.
Setelah melakukan tanya jawab guru mitra mengajak siswa untuk keluar
kelas yaitu untuk melakukan pengamatan/investigasi sosial mengenai Koperasi
yang ada di lingkungan sekolah. Dalam hal ini siswa melakukan wawancara
62
dengan warga masyarakat sekitar sekolah. Seperti pada siklus sebelumnya, dalam
melakukan pengamatan/investigasi siswa dikelompokan. Sebelum ke luar kelas,
guru menjelaskan terlebih dahulu tata cara mengisi pertanyaan dalam wawancara
dan menjelaskan mengenai wawancara pada warga sekitar sekolah, harapan guru
dalam mewawancara warga sekitar yaitu siswa diharapkan mewawancaranya
dengan sopan dan tidak main-main.
Setelah semunya dijelaskan oleh guru, siswa pun keluar kelas untuk
melakukan wawancara dengan warga sekitar sekolah. Nampak siswa melakukan
tugasnya dengan baik. Hal ini dapat dilihat ketika melakukan wawancara, mereka
dengan serius melakukan tanya jawab dengan warga sekitar. Namun, masih ada
siswa yang main-main. Peneliti lihat, masih ada beberapa siswa yang main-main
dan tidak serius dalam belajar. Siswa yang main-main tersebut ditegur oleh guru.
Hal ini dilakukan untuk tidak mengganggu siswa yang lain dan sesuai dengan
tujuan yaitu untuk memberikan punishment pada siswa yang hanya bermain.
Setelah selesai melakukan investigasi, siswa masuk kembali ke kelas
untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya serta untuk melakukan presentasi
di depan kelas. Selama kegiatan presentasi, peneliti lihat keadaan kelas sudah
cukup aktif dan siswa dapat mengikutinya dengan baik. Tetapi, tetap saja ada
beberapa siswa yang hanya main-main dengan temannya dan tidak sungguh-
sungguh dalam belajar.
Aktivitas tanya jawab dalam kegiatan ini sudah nampak dan siswa sudah
mengikutinya dengan baik, hal ini merupakan kemajuan dalam kegiatan belajar
63
mengajar. Siswa terlihat aktif dalam melakukan tanya jawab atau pun memberikan
gagasan dalam kelompoknya.
Kegiatan diskusi dan presentasipun selesai, guru mitra memberikan tanya
jawab dalam lembar kerja siswa, soal-soal dalam LKS dijawab secara perorangan.
Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi dari kegiatan belajar mengajar yang telah
dilakukan oleh siswa.
Setelah semua selesai menjawab, guru mitra membahas pertanyaan
tersebut serta menyimpulkan pelajaran. Sebelum pelajaran ditutup guru mitra
memberikan pekerjaan rumah pada siswa, tujuannya adalah memberikan tindak
lanjut dari pelajaran yang telah disampaikan. Guru mitra dan peneliti melakukan
dialog setelah pelajaran usai mengenai hasil temuan pada siklus keempat.
Selanjutnya disepakati tanggal 12 Agustus 2010 melakukan diskusi dan refleksi.
2. Refleksi Siklus keempat
Peneliti dan guru mitra bertemu dan merefleksikan hasil temuannya pada
siklus keempat, dari hasil diskusi dan refleksi adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan materi sudah ada peningkatan serta perlu untuk
ditingkatkan kembali.
2. Strategi belajar mengajar sudah mengarah pada upaya meningkatkan
partisipasi siswa secara maksimal, guru mitra diharapkan
mempertahankan strategi tersebut.
3. Metode mengajar yang dipergunakan dalam upaya partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran terlihat ada kemajuan.
64
4. Media dan sumber belajar sudah baik, karena siswa berhubungan
langsung dengan sumber belajar dan media pembelajaran.
5. Dalam melakukan tanya jawab, meskipun sudah dilakukan dengan baik,
namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu dalam
memberikan motivasi dan pengayaan materi.
6. Aktivitas siswa dalam melakukan tanya jawab sudah meningkat, baik
antara siswa dengan siswa atau guru dengan siswa.
7. Pada kegiatan belajar mengajar, siswa sudah dapat memberikan gagasan
atau ide pada saat diskusi.
8. Keaktifan siswa dalam diskusi sudah nampak, namun masih ada beberapa
siswa yang main-main pada waktu diskusi berlangsung.
3. Perencanaan
Selain melakukan diskusi dan refleksi dari siklus keempat, peneliti dan
guru mitra melakukan perencanaan untuk siklus kelima. Rencana untuk siklus
kelima Sabtu 14 Agustus 2010
Sesuai dengan refleksi yang telah dilakukan pada hari Sabtu, maka peneliti
dan guru mitra melakukan perencanaan untuk tangal 16 Agustus 2010 yaitu
mengenai Pasar . Pelaksanaan untuk kunjungan ke Koperasi yang ada di pasar
akan dilakukan pada siklus kelima. Untuk pelaksanaan kunjungannya dilakukan
dua kali kunjungan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Untuk pengembangan materi guru mitra akan mengadakan tanya jawab
dengan siswa mengenai pasar melalui lembar kerja siswa
65
2. Guru mitra dan peneliti membuat perencanaan pembelajaran, untuk
kunjungan ke koperasi yang ada di pasar serta ada beberapa orang guru
yang akan mendampingi dan membantu guru mitra dan peneliti.
3. Sumber belajar atau media secara langsung yaitu lingkungan sekitar siswa.
4.2.5 Pelaksanaan Tindakan Siklus Kelima
Deskripsi Observasi Siklus Kelima
Sesuai dengan rencana yaitu Rabu, 18 Agustus 2010 akan berkunjung ke
Koperasi yang ada di pasar, guru mitra sudah mempersiapkan siswa untuk kondisi
belajar. Siswa sudah dikelompokkan dan setiap kelompok sudah diberi LKS. Guru
mitra sudah menjelaskan mengenai LKS, Supaya kegiatan ini terarah siswa
dibekali LKS yang akan menjadi bahan panduan pengamatan.
Setelah segala sesuatunya yang dipersiapkan sudah siap, Selanjutnya siswa
melakukan do’a bersama . Dengan dipimpin guru mitra, siswa bergerak menuju
pasar dengan jalan kaki. Selama diperjalanan siswa bergerombol dengan tertib.
Sesampai di pasar keadaan menjadi lain, siswa terpisah-pisah dari barisan dan
lepas dari pengawasan guru, hal ini dikarenakan pasar ini terlalu padat. Namun
karena siswa dibekali LKS semuanya dapat berjalan lancar. Siswa melakukan
pengamatan sesuai dengan petunjuk LKS.
Setelah selesai melakukan pengamatan siswa berkumpul untuk kembali
ke sekolah dan melakukan pembelajaran. Siswa istirahat terlebih dahulu selama
10 menit setelah sampai di sekolah. Selanjutnya guru mitra menugaskan pada
siswa untuk melaporkan hasil temuannya di depan kelas.
66
Setelah semua tampil melaporkan hasil temuannya, lalu dilangsungkan
tanya jawab antara siswa dengan guru mitra seputar keadaan koperasi yang di
pasar.
Kemudian guru mitra menyimpulkan materi dan memberikan beberapa
pertanyaan untuk siswa. Pada pembelajaran ini siswa sudah terlihat aktif, sumber
belajar dapat langsung dilihat dan dirasakan oleh siswa. Siswa begitu antusias
dalam pembelajaran ini, hal ini disebabkan siswa dapat mengekspresikan hasil
temuannya yang tidak berdasarkan buku. Setelah pelajaran usai guru mitra
bersama peneliti melakukan repleksi atau diskusi, yang hasilnya adalah sebagai
berikut:
1. Guru mitra sudah mengembangkan materi secara maksimal dan sudah
nampak ada perkembangan sangat baik.
2. Media atau sumber sudah dapat dirasakan langsung oleh siswa yaitu
sumber belajar yang digunakan terdapat dilingkungan sekitar siswa.
3. Metode sudah tepat karena siswa sudah nampak berpartisipasi aktif dengan
baik dalam proses pembelajaran
4. Siswa sudah melakukan tanya jawab dengan baik antara sesamanya atau
dengan guru.
5. Siswa sudah dapat memberikan gagasan dan ide dengan baik pada
kegiatan ini .
6. Siswa sudah terbiasa dalam pembelajaran berkelompok, hal ini dapat
dilihat ketika guru mitra membagi kelompok keadaan kelas tidak rebut
seperti pada siklus sebelumnya.
67
7. Nampaknya pada siklus ini guru dan siswa sudah terbiasa dengan
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
4.3 Analisis Hasil Penelitian
Dari hasil deskripsi penelitian yang telah diuraikan di atas, penulis
sajikan analisis penelitian sesuai dengan sub masalah sebagai berikut :
4.3.1 Proses pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan untuk
meningkatkan prestasi pada pembelajaran IPS di Sekolah Menengah
Pertama
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran
IPS di sekolah menengah lebih menekankan pada penerapan lingkungan sebagai
sumber belajar.
Untuk pengembangan pola pembelajaran IPS yang berdimensi pada
penggunaan sejumlah bahan dan sumber belajar yang bermuara pada lingkungan
dan kehidupuan masyarakat harus menekankan pada sejumlah pengalaman
belajar untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan
pengkajian atau penelitian sederhana melalui strategi pembelajaran study trip dan
resource person dengan teknik dan metode yang dikembangkan secara
terintegrasi serta bervariasi yaitu menggabungkan beberapa metode seperi
observasi, kerja kelompok, tanya jawab, penugasan dan diskusi.
Ada juga model pembelajaran yang menekankan pada upaya menerapkan
lingkungan dalam pembelajaran IPS yaitu merupakan suatu media pendidikan
68
yang menyenangkan dan nilai memperkaya kajian materi secara bervariasi dalam
upaya pelaksanaan pendidikan IPS. Pentingnya pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar anatara lain adalah IPS bertujuan mengembangkan siswa agar
memiliki pengertian dasar mengenai dunia kehidupan sosial masyarakat tempat
tinggalnya, lingkungan dapat dijadikan sumber belajar karena dalam lingkungan
sekitar siswa menyediakan unit-unit kajian yang komprehensif tentang realitas,
situasi dan masalah kemasyarakatan dapat mengarahakan minat dan perhatian
siswa untuk mengenal lingkungan belajar diluar sekolah, kajian materi yang
diberikan guru dirasakan dekat, intim serta akrab dengan berdasarkan
pembelajaran yang bermakna. Selain itu, mampu menempatkan diri siswa untuk
mengambil peran-peran sosial bagi proses perubahan yang sedang dan akan terus
berlangsung. Sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam lingkungan sekitar
maka lahirlah istilah critical role.
Berkaitan dengan hal tersebut, guru sebagai fasilitator dan motivator
mempunyai peranan yang sangat penting, karena siswa pada usia sekolah
menengah berada pada tahap operasional konkrit yang membutuhkan guru
memahami pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, dalam hal ini
lingkungan diharapkan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. Hal ini
disebabkan melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung tentang materi pembelajaran.
Dengan demikian pengajaran yang dilaksanakan oleh guru menjadi
fungsional dan pragmatis bagi siswa. Sedangkan perolehan hasil belajarnya
69
bukan hanya sekedar pengetahuan atau pemahaman saja, tetapi sudah mengarah
pada evaluasi.
Berdasarkan temuan lapangan, penulis simpulkan bahwa proses
pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat
meningkatkan kualitas dan perolehan hasil belajar dalam pembelajaran IPS di
sekolah menengah, karena suatu kegiatan yang dapat memberikan kelengkapan
pengetahuan bagi peserta didik adalah situasi lingkungan dimana tersedia
kemungkinan yang tak terbatas untuk dijadikan arena dalam mengarahkan
aktivitas belajar siswa.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menciptakan siswa
yang peduli terhadap lingkungan sekitar siswanya, karena siswa bersentuhan
langsung dengan lingkungan dimana ia tinggal. Pengetahuan siswa tidak hanya
terpaku pada buku paket yang diajarkan oleh guru, tetapi siswa dapat merasakan
secara langsung mengenai materi yang diajarkan. Sehingga dapat menjadikan
pembelajaran ini sebagai pengalaman dan menjadikan pembelajaran ini bermakna.
4.3.2 Unjuk kerja guru dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk meningkatkan prestasi pada pembelajaran IPS di Sekolah
Menengah
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar merupakan suatu
kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah mencakup konsep
dari kesatuan ruang, semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk di
70
dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikamnusiaan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Dalam proses belajar mengajar diperlukan kinerja guru yang dapat
menguasai materi pembelajaran, terutama yang berhubungan dengan sumber
belajar yaitu lingkungan yang dijadikan sumber belajar. Untuk itu guru
diharapkan mampu mengkondisikan siswa dalam belajar.
Temuan awal penelitian sebagai studi orientasi dari kegiatan penelitian
ini, nampaknya guru mengalami kesulitan dalam menerapkan lingkungan
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS. Hal ini terlihat dalam proses
pembelajaran, guru semata-mata hanya menggunakan buku paket sebagai sumber
belajar yang ada untuk ketercapaian tujuan pembelajaran. Buku paket merupakan
sumber yang digunakan guru dan siswa, sedangkan sumber belajar yang
berkaitan dengan lingkungan yang ada di sekitar siswa belum diterapkan, bahkan
terungkap selain buku paket yang menjadi sumber utama belajar adalah guru itu
sendiri. Penjelasan dari guru merupakan satu-satunya sumber belajar, sehingga
kinerja guru sebelum memanfaatkan lingkungan untuk dijadikan sebagai sumber
belajar sangat dominan. Proses pembelajarannya tidak bermakna dan hanya
berpusat pada guru.
Keterbatasan penggunaan sumber belajar yang hanya buku paket,
cenderung semakin menguat, karena buku tersebut dianggap sebagai substansi
dari kurikulum IPS, sehingga guru lebih dekat dengan buku paket dari pada dekat
dengan kurikulum. Kondisi semacam ini akan menjauhkan para siswa dari
pemahaman terhadap masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan sekitranya.
71
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang dilakukan oleh guru
mitra pada saat diobservasi nampak ada perubahan, karena dalam proses
pembelajaran ini ada perubahan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Unjuk kerja guru pada saat melakukan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar terlihat kreatif dan aktif sehingga berdampak pada proses belajar mengajar
di kelas.
Guru sudah dapat memperlihatkan kinerjanya, yaitu guru terlihat memiliki
kebebasan untuk memilih berbagai strategi dan sumber belajar yang dianggap
relevan dengan tujuan pengajaran IPS tanpa melupakan tingkat perkembangan
peserta didiknya. Selain itu lingkungan yang dijadikan sumber belajar oleh guru
merupakan salah satu konsep IPS yang dapat dieksplorasi secara langsung dan
diperkenalkan pada siswa melalui konsep geografi, sosiologi, civics, dan ilmu
politik serta ilmu sejarah.
4.3.3 Hambatan/kesulitan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama.
Hambatan yang dihadapi oleh guru dalam pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah adalah
mengenai alokasi waktu yang ada dalam pelajaran IPS yang relatif singkat,
sehingga guru merasa kesulitan dalam mengatur waktu. Selain itu materi yang ada
dalam pelajaran IPS sangat banyak. Sehingga dalam proses pembelajaran di kelas
guru harus menyesuaikan dengan kurikulum. Artinya tidak semua materi yang ada
dalam kurikulum dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan lingkungan di sekitar
sekolah atau sekitar siswa.
72
Hambatan yang lain adalah dukungan dari masyarakat sekitar sekolah, hal
ini dapat dibuktikan ketika siswa melakukan pengamatan dan wawancara di
lingkungan sekitar sekolah, masyarakat seperti yang tidak tanggap terhadap
kegiatan siswa. Selain itu, untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar, di harapkan guru kreatif.
Hambatan yang lain adalah, ketika tuntutan dalam kurikulum harus
melakukan kunjungan ke suatu temapat yang memang jaraknya jauh dari sekolah
dan harus mengeluarkan biaya untuk transportasi dan membutuhkan biaya yang
mahal. Apakah siswa yang harus menanggungnya? Guru mengalami kesulitan
bagaimana mengatasi masalah tersebut, tanpa mengurangi target kurikulum yang
dibebankan pada guru. Untuk itu, hambatan-hambatan guru dalam memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar harus mendapatkan perhatian dari kepala
sekolah.
4.4 Temuan Hasil Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitian mengenai pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPS di SMP, maka di bawah ini dapat
di kemukakan hasil dari penelitian yaitu :
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar pada pembelajaran IPS memperlihatkan iklim kelas yang kondusif.
Hal ini terlihatkan dengan kinerja dan peran guru sebagai motivator,
fasilitator, mediator. Selain itu, aktifitas siswa dalam proses belajar
mengajar sangat nampak sekali, karena siswa diikutsertakan dalam proses
73
belajar mengajar. Pada proses belajar mengajar dari siklus satu sampai
siklus lima, guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Hal
tersebut berbeda ketika pada saat awal dilakukan penelitian, guru hanya
menggunakan metode ceramah. Dalam proses pembelajaran siswa
dilibatkan secara langsung, sehingga terlihat sangat jelas pusat
pembelajaran berada pada siswa (student centered).
2. Unjuk kerja guru dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
pada pembelajaran IPS sangat aktif dan kreatif. Sebelum pembelajaran
guru merencanakan persiapan pembelajaran dan lembar kerja siswa. Pada
saat proses pembelajaran guru menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi. Metode yang dilakukan oleh guru dalam memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar dengan menggunakan metode field trip.
Selain itu, guru nampak membimbing siswa setiap melakukan kunjungan
dan guru menjadi mediator setiap melakukan kunjungan ke luar kelas.
3. Hambatan yang dihadapi oleh guru adalah mengenai alokasi waktu dalam
pelajaran IPS hanya sedikit yaitu empat jam setiap satu minggu. Dukungan
masyarakat sekitar sekolah sangat kurang, sehingga dapat mengganggu
proses belajar mengajar. Dukungan yang dianggap kurang dalam
penelitian ini, ketika siswa melakukan wawancara, tidak semua warga
masyarakat tanggap terhadap kegiatan siswa tersebut. Hambatan yang
lainnya adalah ketika tuntutan dalam kurikulum mengenai materi yang
tidak ada di sekitar sekolah dan harus melakukan kunjungan dengan
menggunakan biaya yang besar, maka siapa yang akan bertanggung jawab
74
dalam masalah pembiayaannya?, hal inilah yang memerlukan kerjasama
antara kepala sekolah, komite sekolah dan guru.
top related