01.referat antibiotik tetes mata
Post on 12-Jan-2016
81 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
REFERAT
Obat Tetes Mata Antibiotik yang Beredar di Indonesia
Disusun Oleh:
Meldina Sari Simatupang
112014329
Pembimbing :
dr. Saptoyo Argo Morosid, Sp.M.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 27 APRIL – 30 MEI 2015
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI - BOGOR
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak dalam lingkaran
bertulang yang berfungsi untuk memberi perlindungan maksimal sebagai pertahanan yang
baik dan kokoh. Mata mempunyai pertahanan terhadap infeksi, karena sekret mata
mengandung enzim lisozim yang dapat menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu
mengeliminasi organisme dari mata. 1
Dalam pengobatan berbagai penyakit dan kondisi pada mata, ada beberapa bentuk sediaan
pada obat mata, dimana masing-masing obat mata tersebut memiliki mekanisme kerja
tertentu. Salah satunya bentuk sediaan obatnya adalah tetes mata. Obat tetes mata adalah
sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan meneteskan obat pada
selaput lendir mata disekitar kelopak dan bola mata. Persyaratan tetes mata antara lain: steril,
jernih, tonisitas, sebaiknya sebanding dengan NaCl 0,9 %. Larutan obat mata mempunyai pH
yang sama dengan air mata yaitu 4,4 dan bebas partikel asing. Penggunaan tetes mata pada
etiketnya, tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka, karena
penggunaan dengan tutup terbuka kemungkinan terjadi kontaminasi dengan bebas
Selain obat tetes mata digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan kondisi pada
mata, dapat juga digunakan untuk menghilangkan ketidaknyamanan pada mata. Menurut
khasiatnya, obat mata dikenal antara lain sebagai anestetik topikal, anestetik lokal untuk
suntikan, midriatik & sikloplegik, obat-obat yang dipakai dalam pengobatan glaukoma,
kortikosteroid topikal, campuran kortikosteroid & obat anti-infeksi, obat-obat lain yang
dipakai dalam pengobatan konjungtivitis alergika, dan obat mata anti-infeksi.2,3
Sediaan pengobatan dapat berupa larutan dan suspensi dengan cara meneteskannya pada
mata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tetes mata (oculoguttae) merupakan cara
pemberian obat pada mata yang dapat digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur
internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi lensa dengan cara
melemahkan otot lensa,kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
Sangatlah penting untuk diingat bahwa seluruh obat-obatan termasuk tetes mata memiliki
efek samping. Beberapa efek samping yang ditimbulkan oleh tetes mata bersifat lokal, artinya
hanya berefek pada mata saja. Seperti mata merah, iritasi, dan penglihatan yang kabur.
Sebagian besar bahan medikasi pada tetes mata dapat tertinggal didalam atau disekitar mata.
Tetapi dalam jumlah kecil, dapat juga berefek pada tubuh.
Tetes mata diserap kedalam aliran darah melalui lapisan membran mukosa pada
permukaan mata, sistem pengeluaran air mata, dan hidung. Ketika diabsorbsi pada aliran
darah, tetes mata dapat menyebabkan efek samping pada bagian tubuh lainnya. Beberapa efek
samping diantaranya adalah: denyut jantung melemah, rasa pusing, dan sakit kepala.
Walaupun demikian, umumnya obat tetes mata memiliki resiko efek samping yang lebih
kecil daripada jenis obat-obatan lain yang dikonsumsi secara oral.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Obat tetes mata
Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan
dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata.
Tetes mata adalah seringkali dimasukkan ke dalam mata yang terluka atau kecelakaan atau
pembedahan dan mereka kemudian secara potensial lebih berbahaya daripada injeksi
intavena.
Larutan mata merupakan cairan steril atau larutan berminyak dari alkaloid garam-
garam alkaloid, antibotik atau bahan-bahan lain yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam
mata. Ketika cairan, larutan harus isotonik, larutan mata digunakan untuk antibakterial,
anstetik, midriatikum, miotik atau maksud diagnosa. Larutan ini disebut juga tetes mata dan
collyria (singular collyrium).
Larutan mata (colluria)
Obat yang dimasukkan ke dalam mata harus diformulasi dan disiapkan dengan
pertimbangan yang diberikan untuk tonisitas, pH, stabilitas, viskositas dan sterilisasi.
Sterilisasi ini diinginkan karena kornea dan jaringan bening ruang anterior adalah media yang
bagus untuk mikroorganisme dan masuknya larutan mata yang terkontaminasi ke dalam mata
yang trauma karena kecelakaan atau pembedahan dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan.
Tetes mata adalah cairan steril atau larutan berminyak atau suspensi yang ditujukan
untuk dimasukkan ke dalam saccus conjungtival. Mereka dapat mengandung bahan-bahan
antimikroba seperti antibiotik, bahan antiinflamasi seperti kortikosteroid, obat miotik seperti
fisostigmin sulfat atau obat midriatik seperti atropin sulfat.1
Dengan definisi resmi larutan untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan
dikemas untuk dimasukkan dalam mata. Selain steril preparat tersebut memerlukan
pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor farmasi seperti kebutuhan bahan
antimikroba, isotonisitas, dapar, viskositas dan pengemasan yang cocok.
1. Syarat-syarat Tetes Mata
Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata :
Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan;
Sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba yang efektif untuk
menghambat pertumbuhan dari banyak mikroorganisme selama penggunaan dari
sediaan;
Isotonisitas dari larutan;
pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang optimum
2. Keuntungan Tetes Mata
Secara umum larutan berair lebih stabil daripada salep, meskipun salep dengan obat
yang larut dalam lemak diabsorpsi lebih baik dari larutan/salep yantg obat-obatnya larut
dalam air.Tidak menganggu penglihatan ketika digunakan.Dengan definisi, semua bahan-
bahan adalah lengkap dalam larutan, keseragaman tidak menjadi masalah, hanya sedikit
pengaruh sifat fisika dengan tujuan ini.Salep mata menghasilkan bioavailabilitas yang lebih
besar daripada larutan berair.
3. Kerugian Tetes Mata
Kerugian yang prinsipil dari larutan mata adalah waktu kontak yang relatif singkat
antara obat dan permukaan yang terabsorsi.
Bioavailabilitas obat mata diakui buruk jika larutannya digunakan secara topical
untuk kebanyakan obat kurang dari 1-3% dari dosis yang dimasukkan melewati kornea.
Sampai ke ruang anterior. Sejak boavailabilitas obat sangat lambat, pasien mematuhi aturan
dan teknik pemakaian yang tepat.
4. Penggunaan Tetes Mata:
Cuci tangan
Dengan satu tangan, tarik perlahan-lahan kelopak mata bagian bawah
Jika penetesnya terpisah, tekan bola karetnya sekali ketika penetes dimasukkan ke
dalam botol untuk membawa larutan ke dalam penetes
Tempatkan penetes di atas mata, teteskan obat ke dalam kelopak mata bagian bawah
sambil melihat ke atas jangan menyentuhkan penetes pada mata atau jari.
Lepaskan kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka dan jangan berkedip
paling kurang 30 detik
Jika penetesnya terpisah, tempatkan kembali pada botol dan tutup rapat
Jika penetesnya terpisah, selalu tempatkan penetes dengan ujung menghadap ke
bawah
Jangan pernah menyentuhkan penetes denga permukaan apapun
Jangan mencuci penetes
Ketika penetes diletakkan diatas botol, hindari kontaminasi pada tutup ketika
dipindahkan
Ketika penetes adalah permanen dalam botol, ketika dihasilkan oleh industri farmasi
uunutk farmasis, peraturan yang sama digunkahn menghindari kontaminasi
Jangan pernah menggunakan tetes mata yang telah mengalami perubahan warna
Jika anda mempunyai lebih dari satu botol dari tetes yang sama, buka hanya satu botol
saja
Jika kamu menggunakan lebih dari satu jenis tetes pada waktu yang sama, tunggu
beberapa menit sebelum menggunakan tetes mata yang lain
Sangat membantu penggunaan obat dengan latihan memakai obat di depan cermin
Setelah penggunaan tetes mata jangan menutup mata terlalu rapat dan tidak berkedip
lebih sering dari biasanya karena dapat menghilangkan obat tempat kerjanya.
5. Karakteristik Sediaan Mata:
1. Kejernihan
a. Larutan mata adalah dengan definisi bebas adari partikel asing dan jernih
secara normal diperoleh dengan filtrasi, pentingnya peralatan filtrasi dan
tercuci baik sehingga bahan-bahan partikulat tidak dikontribusikan untuk
larutan dengan desain peralatan untuk menghilangkannya. pengerjaan
penampilan dalam lingkungan bersih.
b. Penggunaan Laminar Air Flow dan harus tidak tertumpahkan akan
memberikan kebersamaan untuk penyiapan larutan jernih bebas partikel asing.
Dalam beberapa permasalahan, kejernihan dan streilitas dilakukan dalam
langkah filtrasi yang sama. Ini penting untuk menyadari bahwa larutan jernih
sama fungsinya untuk pembersihan wadah dan tutup. keduanya, wadah dan
tutup harus bersih, steril dan tidak tertumpahkan. Wadah dan tutup tidak
membawa partikel dalam larutan selama kontak lama sepanjang penyimpanan.
Normalnya dilakukan test sterilitas.
2. Stabilitas
a. Stabilitas obat dalam larutan, seperti produk tergantung pada sifat kimia bahan
obat, pH produk, metode penyimpanan (khususnya penggunaan suhu), zaat
tambahan larutan dan tipe pengemasan
b. Obat seperti pilokarpin dan fisostigmin aktif dan cocok pada mata pada pH 6.8
namun demikian, pH stabilitas kimia (atau kestabilan) dapat diukur dalam
beberapa hari atau bulan. Dengan obat ini, bahan kehilangan stabilitas kimia
kurang dari 1 tahun. Sebaliknya pH 5, kedua obat stabil dalam beberapa tahun.
c. Tambahan untuk pH optimal, jika sensitivitas oksigen adalah satu faktor,
stabilitas adekuat diinginkan antioksidan. kemasan plastik, polietilen densitas
rendah “Droptainer” memberikan kenyamanan pasien, dapat meningkatkan
deksimental untuk kestabilan dengan pelepasan oksigen menghasilkan
dekomposisi oksidatif bahan-bahan obat.
3. Buffer dan pH
a. Idealnya, sediaan mata sebaiknya pada pH yang ekuivalen dengan cairan mata
yaitu 7,4. Dalam prakteknya, ini jarang dicapai. mayoritas bahan aktif dalam
optalmologi adalah garam basa lemah dan paling stabil pada pH asam. ini
umumnya dapat dibuat dalam suspensi kortikosteroid tidak larut suspensi
biasanya paling stabil pada pH asam.
b. pH optimum umumnya menginginkan kompromi pada formulator. pH
diseleksi jadi optimum untuk kestabilan. Sistem buffer diseleksi agar
mempunyai kapsitas adekuat untuk memperoleh pH dengan range stabilitas
untuk durasi umur produk. kapasitas buffer adalah kunci utama, situasi ini.
4. Tonisitas
a. Tonisitas berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh garam-garam dalam
larutan berair, larutan mata adalah isotonik dengan larutan lain ketika
magnefudosifat koligatif larutan adalah sama. larutan mata dipertimbangkan
isotonik ketika tonisitasnya sama dengan 0,9% laritan Na Cl.
b. Sebenarnya mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas daripada suatu waktu
yang diusulkan. Maka biasanya dapat mentoleransi larutan sama untuk range
0,5%-1,8% NaCl. Memberikan pilihan, isotonisitas selalu dikehendaki dan
khususnya penting dalam larutan intraokuler. Namun demikian, ini tidak
dibutuhkan ketika total stabilitas produk dipertimbangkan.
5. Viskositas
a. USP mengizinkan penggunaan bahan pengkhelat viskositas untuk
memperpanjang lama kontak dalam mata dan untuk absorpsi obat dan
aktivitasnya. Bahan-bahan seperti metilselulosa, polivinil alkohol dan hidroksi
metil selulosa ditambahkan secara berkala untuk meningkatkan viskositas.
b. Para peneliti telah mempelajari efek peningkatan viskositas dalam waktu
kontak dalam mata. umumnya viskositas meningkat 25-50 cps range yang
signifikan meningkat lama kontak dalam mata.
6. Additives/Tambahan
a. Penggunaan bahan tambahan dalam larutan mata diperbolehkan, namun
demikian pemilihan dalam jumlah tertentu. Antioksidan, khususnya Natrium
Bisulfat atau metabisulfat, digunakan dengan konsentrasi sampai 0,3%,
khususnya dalam larutan yang mengandung garam epinefrin. Antioksidan lain
seperti asam askorbat atau asetilsistein juga digunakan. Antioksidan berefek
sebagai penstabil untuk meminimalkan oksidasi epinefrin.
b. Penggunaan surfaktan dalam sediaan mata dibatasi hal yang sama. surfaktan
nonionik, kelas toksis kecil seperti bahan campuran digunakan dalam
konsentrasi rendah khususnya suspensi dan berhubungan dengan kejernihan
larutan.
c. Penggunaan surfaktan, khususnya beberapa konsentrasi signifikan sebaiknya
dengan karakteristik bahan-bahah. surfaktan nonionik, khususnya dapat
bereaksi dengan adsorpsi dengan komponen pengawet antimikroba dan inaktif
sistem pengawet.
d. Surfaktan kationik digunakan secara bertahap dalam larutan mata tetapi
hampir invariabel sebagai pengawet antimikroba. benzalkonium klorida dalam
range 0,01-0,02% dengan toksisitas faktor pembatas konsentrasi.
Benzalkonium klorida sebagai pengawet digunakan dalam jumlah besar dalam
larutan dan suspensi mata komersial.2-4
2.2 Golongan obat tetes mata Antiseptik dan Antiinfeksi
Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena
adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata
luka/ulkus. Kebanyakan infeksi mata superfisial akut dapat diobati secara topikal. Blefaritis
dan konjungtivitis sering disebabkan oleh stafilokokus; sedangkan keratitis dan endoftamitis
mungkin bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Blefaritis bakterial dapat diobati
dengan pemberian salep mata antibakteri di kantung konjungtiva atau di pelupuk mata.
Hampir semua kasus infeksi konjungtiva akut dapat sembuh dengan sendirinya.
Antibakteri tetes mata atau salep mata digunakan bila diperlukan tindakan pengobatan.
Respons yang kurang baik terhadap pemberian obat menunjukan konjungtivitis kemungkinan
disebabkan oleh virus atau alergi.
Konjungtivitis gonokokus diobati dengan antimikroba sistemik dan topikal.
Sementara itu, ulkus kornea dan keratitis perlu penanganan oleh dokter spesialis dan mungkin
membutuhkan penggunaan antimikroba subkonjungtival atau sistemik. Endoftalmitis adalah
kedaruratan medik yang juga membutuhkan penatalaksanaan oleh dokter spesialis dan sering
membutuhkan pengobatan menggunakan antibiotik parenteral, sub-konjungtival atau
sistemik.
Kandungan obat antiseptik dan antiinfeksi mata selain pembawa yang harus steril dan
inert (tidak menimbulkan efek pada mata atau tidak bereaksi dengan zat aktifnya/obat) dalam
bentuk tetes atau salep, juga zat aktifnya merupakan antibiotik/antiseptik atau antivirus
dengan berbagai golongan.
Obat antiinfeksi untuk mata dibagi lagi dalam beberapa bagian yakni antibakteri,
antijamur, dan antivirus, yang masing-masing golongan tersebut ada spesialisasi tersendiri
khusus untuk obat-obatnya.
Golongan senyawa obat khusus untuk antibakteri dan antijamur yakni: asam fusidat,
firamisetin sulfat, gentamisin, kloramfenikol, levofloksasin, neomisin sulfat, polimiksin B
sulfat, ciprofloxacin, tobramisin, dibekasin, oxitetrasiklin, sulfasetamid, dan tetrasiklin.
Sementara golongan senyawa obat yang termasuk antivirus yakni: asiklovir dan idoksuridin
untuk infeksi herpes simpleks seperti ulcer kornea.5
Obat Tetes Mata Antibiotik:
Golongan Obat IndikasiKontraindik
asi
Efek
Samp
ing
DosisMekanisme
Kerja
Sediaan
Beredar
Gentamisin Konjungtiviti
s, keratitis,
keratokunjun
gtivitis, tukak
kornea,
blefaritis, dan
sakit mata
lainnya yang
rentan
terhadap
gentamisin.
Hipersensitif
terhadap
golongan
obat
gentamisin
Panda
ngan
kabur,
iritasi
semen
tara.
Lebih
jarang
terjadi
: mata
kering
, nyeri
okular
.
1 tetes
pada
mata
yang
sakit 3
kali
sehari.
Gunakan
berselang
minimal
10 menit.
golongan
aminoglikosida
yang efektif
untuk
menghambat
bakteri
penyebab
infeksi pada
mata.
Danigen
(Dankos)
Tetes mata
(K);
Garexin
(Global
Multi
Pharmalab)
Salep mata
3mg/ml; tetes
mata 3mg/ml
(K);
Genoint
(Erela) salep
mata 0.3%;
tetes mata
Isotict
timact
(Fahrenheit)
tetes mata
0.3%, 0.5%
(K);
Sagestam
(Sanbe
Farma) tetes
mata dan
tetes telinga
3mg/ml (K);
Ximex
konigen
(Konimex)
tetes mata
0.3% (K).
Ciprofloxacin Ulkus kornea
yang
disebabkan
oleh bakteri/
virus. Dan
juga untuk
Konjungtiviti
s (radang
selaput ikat
mata) yang
disebabkan
oleh strain
bakteri yang
rentan
terhadap
ciprofloxacin
atau
golongan
kuinolon
lainnya.
Hipersensitif
terhadap
Siprofloksasi
n atau
golongan
kuinolon
lainnya.
Rasa
terbak
ar
atau
rasa
tidak
enak
setem
pat,
gatal-
gatal,
edema
kelop
ak
mata,
mata
berair.
Ulkus
kornea :
2 tetes
tiap 15
menit
selama 6
jam
pertama,
lalu 2
tetes tiap
30 menit
selama
sisa hari
pertama.
Hari
kedua : 2
tetes tiap
jam. Hari
ke-3
sampai
hari ke-
14 : 2
tetes tiap
4 jam.
Konjung
tivitis :
1-2 tetes
tiap 2
Ciprofloxacin
bekerja dengan
cara
menghambat
subunit A pada
DNA-gyrase
(topoisomerase)
yang
merupakan
bagian esensial
dalam proses
sintesa DNA
bakteri.
Siprofloksasin
efektif terhadap
bakteri gram-
negatif dan
gram-positif.
Baquinor
(Sanbe
Farma) Tetes
mata 3mg/ml
(K);
Isotic
Renator
(Fahrenheit)
tetes mata
3mg/ml (K);
Ximex
Cylowam
(Konimex)
Tetes mata
0.3% (K).
jam
selama 2
hari & 1-
2 tetes
tiap 4
jam
selama 5
hari
berikutny
a
Kloramfenikol Blepharitis,
catarrhae,
conjunctivitis
, traumatic
keratitis,
trachoma,
ulcerative
keratitis
Penderita
yang
hipersensitif
terhadap
Kloramfenik
ol
Rasa
pedas
semen
tara,
lapora
n
yang
jarang
meng
enai
anemi
a
aplasti
k;
pasien
yag
hipers
ensitif
terhad
ap
golon
gan
obat
ini.
1 tetes
pada
mata
yang
sakit 3
kali
sehari
gunakan
berselang
minimal
10 menit
dari
pengguna
an obat
penurun
tekanan
okular
yang lain.
Kloramfenikol
memiliki
spektrum yang
luas sebagai
antibakteri
sehingga dapat
mengatasi
infeksi akibat
mikroba/bakteri
patogen.
Cendofenico
l (Cendo)
salep mata
1%; tetes
mata 0.25%,
0.5%, 1%
(K);
Cloramidina
(Armoxindo)
salep mata
1% (K);
Colme
(Interbat)
tetes mata
0.5% (K);
Erlamycetin
(Erela) Salep
mata 1%;
tetes mata
5mg/ml (K);
Isotic
Salmicol
(Fahrenheit)
tetes mata
0.5% (K);
Kemicetine
(Dankos)
Salep mata
1%; Tetes
mata
10mg/ml
(K);
Reco (GMP)
tetes mata
0.5% salep
mata 1% (K);
Spersanicol
(Novartis)
salep mata
1%, tetes
mata 5mg/ml
(K);
*Albucetine
(Cendo)
salep mata,
tetes mata
(K);
*Kloramixin
(Armoxindo)
tetes mata
(K)
Golongan Obat IndikasiKontraindik
asi
Efek
Samp
ing
DosisMekanisme
Kerja
Sediaan
beredar
Tobramisin Terapi infeksi
bagian luar
mata dan
Hipersensitif
terhadap
Hiper
sensiti
f,
Ringan
atau
sedang:
Antibiotika
kelompok
aminoglikosida
Bralifex
(Sanbe
Farma) tetes
adneksanya
disebabkan
bakteri yang
peka.
tobramisin gatal
dan
bengk
ak
pada
kelop
ak
mata,
eritem
a
konju
ngtiva
,
toksisi
tas
okular
lokal
1-2 tetes
setiap 4
jam;
Berat: 2
tetes per
jam
hingga
sembuh
yang larut
dalam air dan
spektrum luas
yang aktif
terhadap bakteri
patogen Gram-
negatif dan
Gram-positif
pada mata.
mata (K);
Isotic
Tobryne
(Fahrenheit)
tetes mata
(K);
Tobrex
(Alcon) tetes
mata 0.3%,
salep mata
0.3% (K)
*Bralifex
Plus (Sanbe)
tetes mata
3mg/ml (K);
*Tobradex
(Alcon) tetes
mata, salep
mata (K)
Dibekasin/
Dibekasin Sulfat
Ulkus
kornea,
infeksi
glandula
tarsal,
kordeolum,
blefaritis,
dakriosistitis,
konjungtivitis
, keratitis,
episkleritis.
Hipersensitif
terhadap
golongan
dibekasin
Iritasi
atau
sensiti
sasi
Sehari 4
x 2 tetes
Antimikroba-
antibakteri
Dibekacin
Meiji (Meiji)
tetes mata
3mg/ml (K)
Oksitetrasiklin/
Oksitetrasiklin HCl
Infeksi okular
superfisial
yang
mengenai
Hipersensitif Reaks
i
Alergi
Oleskan
dalam
sehari 4-
6 kali ke
Oxytetracycline
bersifat
bakteriostatik
dengan cara
Terramycin
(Pfizer) salep
mata 1% (K);
konjungtiva
dan/ kornea
kantong
konjungti
va
menghambat
sintesis protein
bakteri
*Terracortri
l (Pfizer)
Salep mata
(K)
Sulfasetamid/
Sulfasetamid
Natrium
Tukak
kornea,
blefaritis,
blefarokonju
ngtivitis,
konjungtivitis
kronik,
dakriosistitis,
trakom,
pencegahan
infeksi pada
abrasi
kornea,
laserasi atau
terbakar,
pengeluaran
benda asing
dari mata
Hipersensitif
terhadap
golongan
sulfasetamid/
sulfasetamid
natrium
Reaks
i
alergi
dan
infeks
i
1-2 tetes
dam
diulangi
paling
sedikit 4
kali
sehari
selama
beberapa
hari
aktivitas
antimikroba
dengan
spektrum luas,
dapat mencegah
pertumbuhan
dan
perkembangan
berbagai jenis
bakteri, baik
gram positif
maupun gram
negatif
Albucid
(Nicholas)
tetes mata
(T)
Albuvit
(Cendo) tetes
mata 10%
(T);
Bleph-10
Allergan
(Darya
Varia) tetes
mata (K);
Cendocetam
ide (Cendo)
salep mata
100mg/g,
tetes mata
10%, 15%
(T);
Dansemid
(Dankos)
tetes mata
15% (K);
*Cendoceta
pred
(Cendo) tetes
mata, salep
mata (K);
*Albucetine
(Cendo)
salep mata,
tetes mata
(K);
Tetrasiklin/
Tetrasiklin HCL
Infeksi
superfisial
oleh bakteri
gram positif
dan negatif,
protozoa,
virus dan
ricketsia.
Hipersensitif Pada
indivi
du
tertent
u
dapat
meni
mbulk
an
reaksi
alergi
sepert
i
urtika
ria,
edema
palpe
bra
serta
menja
di
peka
terhad
Sehari 3-
4 kali,
dioleskan
pada
bagian
mata
yang
sakit
Menghambat
sintesis protein
bakteri dan
bersifat
bakteriostatik,
bersifat
menghambat
baik untuk
bakteri gram
positif maupun
bakteri gram
negatif
Enkacyclin
(Kimia
Farma) Salep
mata (K);
Erlacyclin
(Erela) Salep
mata (K)
ap
cahay
a
(fotos
ensita
si
kulit)
Obat Tetes Mata Antibiotik + Steroid
Tobramycin + Dexamethasone eye susp
Th/ untuk hordeolum, konjungtivitis flikten, KI: infeksi jamur sistemik, ibu menyusui
atau ibu hamil.
Neomycin + Polymixin +dexamethasone eye drop
Th/ untuk kalazion, blefaritis, pterigium, trauma okuli, post operasi pada mata, KI:
infeksi jamur sistemik, ibu menyusui atau ibu hamil.5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa obat memiliki cara pemakaian
yang khusus. Pasien diharapkan mengikuti prosedur yang telah diberikan untuk menjaga
kenyamanan dan keselamatan dalam berobat. Antibiotik digunakan pada gangguan mata
karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau
kornea mata luka/ulkus.
Selain itu, berpikir cermat dalam memilih obat khusus adalah sikap yang bijak ketika
sakit. Karena tidak semua obat dengan merk yang berbeda memiliki khasiat yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. www.hidupkusehat.com.Menggunakan Tetes Mata dengan Benar. Diakses
tanggal 13 Maret 2013.
2. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, 2000, Farmakologi dan Terapi, ed. 4,
Gaya Baru, Jakarta, hal 155.
3. Witcher J.P. Oftalmologi umum. Jakarta: EGC. 2009; 67-71.
4. Depkes RI, 1995, FI ed IV, Jakarta, hal 675 – 676, 1144
5. Ilyas H.S. Ilmu penyakit mata. Jakarta:FKUI. 2006; 279-280.
top related