06. leasing sebagai alternatif sumber pembelanjaan dalam penambahan sarana angkut.pdf
Post on 16-Feb-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
1/19
1
LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN
SARANA ANGKUT
(studi kasus Perusahaan Tenun El Resas Lamongan)
Abid Muhtarom
Dosen Unisla
ABTRAKSI
Persaingan yang semakin ketat ini perusahaan dituntut untuk lebih mengutamakan kepuasan
pelayanan bagi konsumen, dengan tidak mengabaikan tujuan perusahaan. Dengan semakin pesatnyapertumbuhan ekonomi yang baik ditimbulkan oleh perusahaan yang berskala besar maupun yang
berskala kecil sangatlah membutuhkan adanya sumber pembelanjaan yang tepat agar menunjangkelancaran produksi.
Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan leasing
merupakan alternatif sumber pembelanjaan terbaik dari pada membeli melalui kredit bank dalam
penambhan sarana angkut sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah leasing merupakanalternatif sumber pembelanjaan terbaik dari pada membeli melalui kredit bank dalam penambahan
sarana angkut pada perusahaan tenun. Sehubungan dengan masalah tersebut dan hipotesis penelitian iniadalah diduga dengan menggunakan cara leasing ( sewa guna usaha) merupakan alternatif yang terbaik
dan lebih efesien mendapat sarana angkut dibandingkan dengan melalui kredit bank pada PerusahaanTenun Elresa Lamongan.
Sejalan dengan masalah tersebut dan hipotesis, maka untuk menganalisa Leasing (X) terhadap
sumber pembelanjaan maka metode yang digunakan yaitu NPV,CF,IRR, hasil yang diperoleh adalah
Dengan melakukan perhitungan angsuran pembayaran antara kredit bank dan leasing menggunakanmetode NVP perbandingan antara kredit bank sebesar Rp. 838.235.963,2 sedangkan Leasing sebesar
795.501.506, maka usulan investasi diterima dan layak. Perhitungan IRR kredit bank 74,48% sedangkanLeasing 72,01%, maka IRR diterima karena IRR lebih besar dari Cost of Capital.
Dari perhitungan analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan melalui leasing
lebih efesien dibandingkan dengan pembiayaan melalui kredit bank untuk pembelanjaan sarana angkutpada perusahaan Elresas.
Kata kunci : leasing, sumber pembelanjaan, penambahan sarana
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada dewasa ini tumbuh dengan pesatnya.
Pertumbuhan dan perkembangan ini meliputi segala bentuk badan usaha, baik yang bergerak di
bidang industri, jasa, perdagangan dan lainnya. Hal ini merupakan salah satu wujud nyata dari alamkebebasan atau kemerdekaan yang diraih oleh para pendiri bangsa dengan pengorbanan baik harta,
nyawa, dan lainnya.Beberapa alternatif sumber pembelanjaan dalam penambahan sarana angkut yaitu
menggunakan dana yang dimiliki perusahaan itu sendiri, dana yang diperoleh melalui kredit bank,
atau dengan sewa guna usaha (leasing). Perusahaan harus mengambil suatu tindakan bijaksana dalammenetapkan alternatif yang ada.
B. Perumusan MasalahApakah dengan menggunakan leasing merupakan alternatif sumber pembelanjaan terbaik dari pada
membeli melalui kredit Bank dalam penambahan sarana angkut Perusahaan Tenun Elresas?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah leasing merupakan alternatif sumber
pembelanjaan terbaik dari pada membeli melalui kredit Bank dalam penambahan sarana angkut pada
Perusahaan Tenun.
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
2/19
2
D. Landasan teori
Pengertian Manajemen Pembelanjaan
Menurut Bambang Riyanto pengertian Pembelanjaan adalah sebagai berikut :
Pembelanjaan dalam arti sempit adalah aktivitas perusahaan yang hanya bersangkutan
dengan usaha mendapatkan dana saja yang sering dinamakan pembelanjaan pasif. Sedangkan artipembelanjaan secara luas yaitu meliputi semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan
usaha mendapatkan dana tersebut seefisien mungkin.
Jenis-jenis Pembelanjaan Dalam Perusahaan
Ditinjau dari sudut pemberi dana manapun dari pihak penerima dana, masalah pembelanjaan
dapat dikatagorikan atas 2 jenis pembelanjaan, yakni :
a. Pembelanjaan Aktif
Pembelanjaan aktif adalah usaha menanamkan dana yang ada dalam perusahaan lain ataumenanamkan dalam usaha sendiri dengan memilih alternatif cara yang paling efisien dan
menguntungkan.b. Pembelanjaan Pasif
Pembelanjaan pasif adalah usaha memperoleh dana dari berbagai sumber dana yang paling
menguntungkan.
Sumber Pembelanjaan perusahaan
Jika ditinjau dari sumber modal atau dana yang diperoleh perusahaan, maka sumberpembelanjaan dapat dikategorikan atas :
1. Pembelanjaan yang bersumber dari dalam perusahaanPembelanjaan dari dalam perusahaan adalah bentuk pembelanjaan dimana pemenuhan
kebutuhan dana tidak diambil dari luar perusahaan, melainkan diambil dari dana yang
dibentuk atau dikategorikan atas :
a. Pembelanjaan intern (Interne finazierung)Adalah bentuk pembelanjaan dengan menggunakan dana dari laba cadangan.
b.
Pembelanjaan intensive (Intensive finazierung)Pembelanjaan intensive adalah bentuk pembelanjaan dengan menggunakan dana dari
penyusutan aktiva tetap.2. Pembelanjaan dari luar perusahaan (Aussenfina zierung)
Pembelanjaan dari luar perusahaan adalah bentuk pembelanjaan dimana pemenuhan
kebutuhan modal adalah diambil dari sumber-sumber modal di luar perusahaan.
Sumber-sumber modal diluar perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 tipe pembelanjaanyaitu :
1) Hutang jangka pendek (short term debt) yang meliputi periode kurang dari satu tahun,dapat berupa :
- Kredit dari penjual (trade credit)Perusahaan dapat meminta kepada supplier untuk menjual barangnya dengan
pembayaran di belakang biasanya tidak perlu ada jaminan atas hutang dagang
tersebut.- Commercial paperBiasanya tingkat bunga kurang dari prima rate yang diperhitungkan dalam bank.
- BankUntuk mendapatkan pinjaman dari Bank, perlu memiliki posisi keuangan yang
lebih baik dan modal yang cukup. Kredit dari bank dapat berupa fasilitas over draff
dan lain-lain.
2) Hutang jangka menengah (intermediate term) yang meliputi jangka waktu antara l
tahun sampai dengan 5 tahun dapat berupa :
- Inventory financingInventory ini harus berupa barang yang mempunyai nilai pasar atau harus dapat
dipasarkan (marketable)- Leasing
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
3/19
3
Leasing dapat berupa Leasing Property dengan membuat persetujuan
menyangkut purchase option dapat dilaksanakan dengan cara Sates and lease
back, ataupun financial leasedan Operating lease.
-
Lembaga keuangan
Salah satu alternatif selain Bank, yang kadang kala menawarkan tingkat bungayang relatif lebih tinggi dan menghendaki jaminan yang cukup besar.
3) Hutang jangka panjang (long term)yang meliputi jangka waktu lebih dari 5 tahun dapatberupa :
- Bonds
Merupakan kewajiban jangka panjang dan salah satu alternatif yang cukup menarik
karenastock deviden, bisa berupa pinjaman obligasi.
- Mortgages
Mempunyai tingkat bunga yang menguntungkan, skedul pembayarannya dalamwaktu yang cukup lama, dan selalu bersedia.
- Kredit investasi kecil
Pinjaman Bank Berjangka
Menurut Karta Dinata, pinjaman melalui bank memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Si peminjam wajib membayar bunga.b. Wajib membayar administrasi yang harus dikeluarkan untuk membuat perjanjian
tersebut.c. Selain itu bank juga memperhitungkan untuk jumlah kredit yang belum
dipergunakan.d. Suatu bentuk persyaratan lain yang mungkin diminta bank adalah yang disebut
Compensating Balance yaitu jumlah uang yang harus ada dalam rekening biro
peminjam.
Pengertian Leasing
Leasing berasal dan bahasa Inggris to lease yang berarti menyewakan, namunberbeda dengan istilah rent/rental yang masing-masing mempunyai arti dan hakekat yang
berlainan.Definisi leasing menurut IAI dalam Pedoman SAK dituangkan dalam pasal Surat
Keputusan Bersama Tiga Menteri dengan No. Kep-122/MK/1974, No. 32/MSK/2/1974 dan
No. 30/Kpb/I/1974 menyatakan bahwa
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangmodal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (Pile) bagi perusahaantersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.Adapun pihak yang bersangkut dalam perjanjian kontrak (lease) atau juga subyek
perjanjian lease, terdiri dan beberapa pihak yaitu :
1)
LessorAdalah pihak yang menyewakan barang, dapat terdiri dari beberapa perusahaan.2) Lessee
Adalah pihak yang menikmati barang tersebut dengan membayar sewa dan yangmempunyai hak opsi.
3) Kreditur
Dalam transaksi leasing umumnya terdiri dari beberapa bank, insurance company, trust,
yayasan.
4) Supplier
Adalah penjual dan pemilik barang yang disewakan, dapat terdiri dari perusahaan yangberada di dalam negeri atau yang mempunyai kantor pusat di luar negeri.
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
4/19
4
Jenis-jenis Leasing
Berdasarkan Pernyataan SAK Nomor 30 jenis-jenis leasing adalah :
1) Finance Lease (sewa guna usaha pembiayaan)
Dalam sewa guna usaha ini lessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang
modal. Lessee memilih barang modal yang dibutuhkan, dan atas nama perusahaanleasing melakukan pemesanan. Pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang
menjadi obyek transaksi lease. Selama masa lease, lessee melakukan pembayaransecara berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah pembayaran nilai sisa (kalau ada)
akan mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai beserta
bunganya yang merupakan pendapatan lessor.
2) Operating Lease(sewa menyewa biasa)
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan
selanjutnva disewakan kepada penyewa guna usaha. Jumlah pembayaran sewa gunausaha tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal
tersebut berikut bunganya.3) Sales Type Lease(Sewa guna usaha penjualan)
Merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara langsung (direct finance
lease) dimana jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrikan atau
penyalur yang juga merupakan perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha iniseringkali merupakan suatu jalur pemasaran bagi produk perusahaan tertentu.
4) Levarage LeaseTransaksi sewa guna usaha ini melibatkan minimal tiga pihak yaitu penyewa guna
usaha, perusahaan sewa guna usaha dan kreditur jangka panjang yang membiayaibagian terbesar dari transaksi ini. Biasanya metode ini dipergunakan untuk pembiayaan
barang modal yang nilainya sangat besar sehingga tidak mungkin dipikul sendiri oleh
pihak lessor.
Mekanisme Leasing
Menurut Achmad Anwari prosedur dan mekanisme yang berkaitan dalam kontrakleasing, secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Pemilihan barang modal oleh lesseeLessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan
penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang di maksud.
2) Permohonan lease
Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, menyerahkan kepada lessor disertaidokumen pelengkap.
3) Evaluasi oleh lessorLessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas
lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lease (lama kontrak pembayaran sewalease), maka kontrak lease dapat ditandatangani.
4) Penandatangan kontrak leasing
Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatanyang dilease dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantumdalam kontrak utama.
5) Kontrak pembelianKontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan.
6) Penyerahan barang modal
Supplier dapat mengirim peralatan yang dilease ke lokasi untuk mempertahankan dan
memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian
pelayanan purna jual.
7) Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier.8) Supplier menyerahkan surat tanda terima (yang diterima dari lessee). Bukti pemilikan
dan pemindahan pemilikan kepada lessor.9) Pembayaran harga barang modal.
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
5/19
5
Lessor membayar harga peralatan yang di leasekepada supplier
10) Pembayaran sewa
Lessee membayar sewa secara periodik sesuai jadwal pembayaran yang telah
ditentukan dalam kontrak lease.11)Lease dapat menggunakan hak opsi diakhir kontrak lease. Diakhir masa kontrak lessee
mempunyai hak untuk membeli barang modal tersebut atau tidak membelinya.12) Pengembalian barang modal kepada lessorjika lessee tidak menggunakan haknya maka
ia harus mengembalikan barang modal tersebut. Kepada lessor dan berakhirlah kontrak
leasing tersebut
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, berikut ini disertakan.
Gambar 2.1
Sumber : Ahmad Anwari (Leasing di Indonesia, 1987 : 50)
Cost of Capital / Biaya Modal
- Pengertian Cost of Capital
Menurut Drs. Agus Sartono pengertian Cost Of Capital (biaya modal) adalah :
Biaya yang harus dikeluarkan atau yang harus dibayar untuk mendapatkan modal baik
yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan untukmembiayai investasi perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto, pengertian biaya modal adalah:
Biaya yang bersifat Explicit dari suatu sumber dana adalah sama dengan Discount
Rate yang dapat menjadikan nilai sekarang dari dana netto yang diterima perusahaan
dari suatu sumber dana sama dengan nilai sekarang dari semua dana yang harus
dibayarkan, karena penggunaan dana tersebut beserta pelunasannya.
Cash F lows (arus kas)Arus kas suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a. Initial cash flow atau arus kas permulaan
Adalah arus kas yang terjadi pada waktu investasi yang dilakukan (T=0). Arus kas ini
biasanya terdiri : harga beli suatu aktiva ditambah biaya transportasi dan pemasangan,
perubahan pada net working capital, dan lain-lain. Jumlah bersih semua item pada (T=0)
merupakan pengeluaran investasi dan bertanda negatif.b. Operational cash flowatau arus kas operasi
Adalah arus kas yang dihasilkan dari operasi proyek. Mula-mula kita melihat efek baruterhadap biaya dan penghasilan. Penghasilan incremental merupakan arus kas masuk, biaya
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
6/19
6
incremental merupakan kas keluar. Kemudian biaya-biaya depresiasi setiap tahun dihitung
dan disesuaikan dengan pajak yang bertanda positif.
c. Terminal cash flowatau arus kas terminal
Adalah arus kas yang terjadi pada akhir proyek misalnya :
1) Nilai sisa pada tahun terakhir, dampak pajak harus diperhitungkan.2) Net working capital yang terjadi pada awal proyek harus dikembalikan (off set)
Penilaian InvestasiDalam penilaian investasi ada beberapa metode yang dapat digunakan, tetapi penulis
hanya membatasi pada metode penilaian investasi Net Present Value Internal Rate of Return
yang akan dibahas sebagai berikut :
a. Net Present ValueMenurut metode ini, penerimaan kas (cash inflows) pada masa yang akan datang selama
investasi berlangsung, dihitung berdasarkan nilai sekarang. Penilaian atas usulan investasinilai sekarang. Penilaian atas usulan investasi berdasarkan metode ini adalah dengan cara
membandingkan nilai sekarang atau nilai tunai dari penerimaan kas (cash inflows)dengannilai sekarang dari pengeluaran kas (cash outflows) selama investasi modal berlangsung.
Kriteria penilaiannya adalah suatu usulan investasi dinilai layak untuk dilaksanakan jika
nilai sekarang aliran kas bersihnya positif.
b. Internal Rate of ReturnMetode ini didefinisikan sebagai suku bunga yang akan menyamakan present value cash
inflows dengan present value cash outflows atau suatu tingkat diskonto yang menyamakanNPV = 0 r atau IRR dapat dicari dengan bantuan tabel PVIF, untuk itu kita harus
menggunakan teknik coba-coba atau Trial and Error, dapat dilakukan dengan :- Menghitung nilai sekarang arus kas dari suatu investasi, dengan menggunakan suku
bunga yang wajar kemudian membandingkan nilai sekarang yang didapat dengan biaya
investasi, jika nilai bersih yang didapat lebih besar dari biaya investasi, maka coba lagi
dengan suku bunga yang lebih tinggi dan seterusnya. Sebaliknya jika nilai sekarang dariarus kas lebih kecil dari biaya investasi, maka menggunakan suku bunga yang lebih
rendah.
E. Kerangka Berpikir
F. Hipotesis
diduga dengan menggunakan cara leasing (sewa guna usaha) merupakan alternatif yang
terbaik dan lebih efisien mendapatkan sarana angkut dibandingkan dengan melalui kredit bank padaPerusahaan Tenun Elresas Lamongan.
G. Operasional Variabel
Arikunto (1993) bahwa Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yang terdiri dari :1. Leasing/ Sewa guna usaha
Cara pembiayaan yang digunakan untuk memperoleh sumber pembelanjaan dalampenambahan sarana angkut tanpa harus membeli aktiva tersebut, dengan sistem sewa guna
Leasing AlternatifSumberPembelanjaan
1. Discounted Cash FlowMethods
2. Metode leas square
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
7/19
7
usaha. Pembiayaan dilakukan dengan secara berkala sesuai dengan jangka waktu yang
disepakati. Indikator yang digunakan adalah Net Present Value aliran kas keluar yang
dinyatakan dalam bentuk satuan rupiah.
2.
Alternatif Sumber Pembelanjaan
Cara yang harus ditempuh oleh perusahaan dalam merencanakan dan penentuan sumberdana yang akan digunakan dalam melaksanakan kegiatannya.
H. Metode Analisis Data
. Model analisis yang dipergunakan antara membeli yang dananya melalui kredit Bank atau
dengan cara leasing (menyewa) adalah Discounted Cash Flow Methods (dengan menggunakan
perbandinganNet Present Value)
1. Untuk menentukan nilai sekarang, bersih atas pembelian digunakan :
NPV = - Ao+
n
0tt)r1(
At
Dimana :A0 = Initial investment
At = Cash flow atau arus kas pada waktu t
r = Biaya modal proyek (project cost of capital)t = Periode waktu
n = Usia proyek2. Untuk menentukan besarnya arus kas setiap tahunnya dapat digunakan rumus sebagai berikut :
CF = AngsuranT (Bunga + DEP)
Dimana :
CF = Perubahan cash flow
T = PajakDEP = Depresiasi
3.
Untuk menentukan besarnyaDiscount rate (IRR) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
NPV =
n
0tt)r1(
At= 0 atau IRR = IR2-
12
1
NPVNPV
NPV
x IR2 - IR1
Dimana :
r = IRR atau Tingkat Diskonto
Sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan dimuka, maka :
- Kriteria penerimaan : NPV nol atau positif, yang berarti present value dari arus kas masuksama dengan atau lebih besar dari presen value dari arus kas keluar.
- Dengan demikian, jika NPV proyek negatif, proyek tersebut harus ditolak.
- Jika 2 proyek bersifat Mutually Exclusive (artinya hanya 1 yang dipilih), maka proyek
yang memiliki NPV positif yang tersebar yang dipilih.
1.
Hasil penelitianAnalisa Aspek Keuangan
Dalam hal ini akan dilakukan proyeksi pendapatan perusahaan selama 5 tahun
mendatang setelah adanya penambahan sarana angkut :a. Estimasi penjualan
Dalam hal ini penulis menggunakan rumusLeas Squaredengan perhitungan sebagai berikut
Y = a + bx
a =n
Y
b =2X
XY
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
8/19
8
Keterangan :
Y = Estimasi yang akan diperoleh
a = Rata-rata estimasi yang akan diperoleh pada tahun sebelumnya
b = Rata-rata selisih dari tahun sebelumnya
X = Jumlah sampel
Tabel 4.1
Trend Penjualan Tahun 2004-2008
Tahun Penjualan (Y) X XY X2
2004 2.193.051.000 -2 - 4.386.102.000 4
2005 4.126.050.000 -1 - 4.126.050.000 1
2006 6.098.520.000 0 0 0
2007 7.829.640.000 1 7.829.640.000 1
2008 9.759.858.000 2 19.519.716.000 4
30.007.119.000 0 18.837.204.000 10
Sumber data : diolah oleh penulis
Y = a + bx
a =n
Y
=5
000.119.007.30
= 6.001.423.800
b =2
X
XY
=10
000.204.837.18
= 1.883.720.400
Y2009 = a + bx
= 6.001.423.800 + 1.883.720.400 (3)
= 11.652.585.000
Tabel 4.2
Estimasi Penjualan Tahun 2009-2013
Tahun Penjualan
2009 11.652.585.000
2010 13.536.305.400
2011 15.420.025.800
2012 17.303.746.200
2013 19.187.466.600
Sumber data : diolah oleh penulis
b. Estimasi Harga Pokok Produksi
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
9/19
9
Tabel 4.3
Trend Harga Pokok Produksi Tahun 2004-2008
Tahun HPP (Y) X XY X
2
2004 1.063.900.000 -2 -2.127.800.000 4
2005 2.346.890.500 -1 -2.346.890.500 1
2006 3.823.052.000 0 0 0
2007 5.580.748.000 1 5.580.748.000 1
2008 6.804.302.000 2 13.608.604.000 4
19.618.892.500 14.714.661.500 10
Sumber data : diolah oleh penulis
Y = a + bx
a =n
Y
=5
500.892.618.19
= 3.923.778.500
b =2X
XY
=10
500.661.714.14
= 1.471.466.150
Y2009 = a + bx= 3.923.778.500 + 1.471.466.150 (3)
= 8.338.176.950
Tabel 4.4
Estimasi HPP Tahun 2009-2013
Tahun Harga Pokok Produksi
2009 8.338.176.950
2010 9.809.643.100
2011 11.281.109.250
2012 12.752.575.400
2013 14.224.041.550Sumber data : diolah oleh penulis
c. Estimasi Biaya Penjualan
Tabel 4.5
Trend Biaya Penjualan Tahun 2004-2008
Tahun Biaya Penjualan (Y) X XY X2
2004 324.105.000 -2 -648.210.000 4
2005 459.869.775 -1 -459.869.775 1
2006 614.495.000 0 0 0
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
10/19
10
2007 892.710.342 1 892.710.342 1
2008 875.630.433 2 1.751.260.866 4
3.166.810.550 0 1.535.891.433 10
Sumber data : diolah oleh penulis
Y = a + bx
a =n
Y
=5
550.810.166.3
= 633.362.110
b =2X
XY
=10
433.891.535.1
= 153.589.143
Y2009 = a + bx
= 633.362.110 + 153.589.143 (3)
= 1.094.129.539
Tabel 4.6
Estimasi Biaya Penjualan Tahun 2009-2013
Tahun Biaya Penjualan
2009 1.094.129.539
2010 1.247.718.682
2011 1.401.307.825
2012 1.554.896.968
2013 1.708.486.111
Sumber data : diolah oleh penulis
d. Estimasi Biaya Administrasi dan Umum
Tabel 4.7
Trend Biaya Administrasi dan Umum Tahun 2004-2008
Tahun Biaya Adm & Umum (Y) X XY X2
2004 675.337.000 -2 -1.350.674.000 4
2005 898.790.000 -1 -898.790.000 1
2006 918.870.000 0 0 0
2007 1.232.210.500 1 1.232.210.500 1
2008 1.410.750.000 2 2.821.500.000 4
5.135.957.500 0 1.804.246.500 10
Sumber data : diolah oleh penulis
Y = a + bx
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
11/19
11
a =n
Y
=5
500.957.135.5
= 1.027.191.500
b =2X
XY
=10
500.246.804.1
= 180.424.650
Y2009 = a + bx
= 1.027.191.500 + 180.424.650 (3)
= 1.568.465.450
Tabel 4.8
Estimasi Biaya Administrasi dan Umum Tahun 2009-2013
Tahun Biaya Adm & Umum
2009 1.568.465.450
2010 1.748.890.100
2011 1.929.314.750
2012 2.109.739.400
2013 2.290.164.050
Sumber data : diolah oleh penulis
e. Perhitungan Depresiasi
Harga 2 unit kendaraan jenis Colt Diesel @ Rp 800.000.000 Rp 160.000.000Harga 3 unit kendaraan jenis Truck Fuso @ Rp 150.000.000 Rp 450.000.000
Harga Perolehan Rp 610.000.000
Umur ekonomis masing-masing kendaraan 5 tahun
Depreasi per tahun adalah :
5
000.000.610Rp= Rp 122.000.000,-
2. Analisa Penilaian Alternatif Sumber Pembelanjaan
a. Alternatif Kredit Bank
Data yang diperlukan jika perusahaan mengambil alternatif kredit bank dalam penambahan
sarana angkut adalah :
- Dana yang diperlukan perusahaan dalam penambahan sarana angkut sebesar Rp610.000.000,-
- Bank memperhitungkan bunga atas pinjaman sebesar 20%.- Umur ekonomis masing-masing kendaraan diperkirakan 5 tahun.
- Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus.
- Jangka waktu kredit 5 tahun.
- Besarnya tarif pajak 30%.- Biaya bunga bebas resiko sebesar 14% dengan dasar perhitungannya dengan rumus :
Ki = Kb (1-T)Dimana :
Kb = Besarnya bunga pinjaman
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
12/19
12
Ki = Biaya Modal
T = Tarif pajak yang dikenakan
Jadi Ki = Kb (1-T)
= 20% (1-30%)= 0,14 atau 14%
Setelah mengetahui data-data diatas maka dapat diketahui besarnya angsuran yangharus dibayar setiap tahunnya dengan perhitungan sebagai berikut :
Pan = A (P VIFA i, n)
610.000.000 = A (P VIFA 20%, 5)
610.000.000 = A (2,9906)
A = 203.972.447
Tabel 4.9
Skedul Pembayaran Angsuran dan Bunga Pinjaman
Alternatif Kredit Bank Tahun 2009-2013
TahunAngsuran per th
(1)
Bunga per th
(2)
Pokok Pinjaman
(3)
Hutang Pokok
(4)
1 203.972.447 122.000.000 81.972.447 610.000.000
2 203.972.447 105.605.510,6 98.366.936,4 528.027.553
3 203.972.447 85.932.123,3 118.040.323,7 429.660.616,6
4 203.972.447 62.324.058,6 141.648.388,5 311.620.292,9
5 203.972.447 33.994.380,9 169.978.066,2 169.971.904,4
Sumber data : diolah oleh penulisKeterangan tabel :
Bunga = 20% x 610.000.000
= 122.000.000
Pokok Pinjaman = (1)(2)Hutang Pokok = Hutang pokok tahun sebelumnya(3)
Tabel 4.10
Skedul Aliran Kas Keluar Alternatif Kredit Bank
Th
(1)
Pembayaran
Hutang
(2)
Bunga
(3)
Penyusutan
(4)
Perlindungan Pajak
(2+3) 0,3
(5)
Aliran kas keluar
(1-4)
1 203.972.447 122.000.000 122.000.000 73.200.000 130.772.447
2 203.972.447 105.605.510,6 122.000.000 68.281.653,2 135.690.793,8
3 203.972.447 85.932.123,3 122.000.000 62.379.636 141.592.810
4 203.972.447 62.324.058,6 122.000.000 55.297.217,6 148.675.229,4
5 203.972.447 33.994.380,9 122.000.000 46.798.314,3 157.174.132,7
871.580.641,8
Sumber data : diolah oleh penulisTabel 4.11
Present Value Aliran Kas Keluar Alternatif Kredit Bank
Th Aliran Kas Keluar DF 14% PV Aliran Kas Keluar
1 130.772.447 0,877 114.687.436
2 135.690.793,8 0,769 104.346.220,4
3 141.592.810 0,675 95.575.146,7
4 148.675.229,4 0,592 88.015.735,8
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
13/19
13
5 157.174.132,7 0,519 81.573.374,9
871.580.641,8 484.197.913,8
Sumber data : diolah oleh penulis
b. AlternatifLeasing
Ketentuan yang disepakati dalam penambahan sarana angkut alternatif leasing adalahsebagai berikut :
- Dana yang dibutuhkan untuk pengadaan 5 unit sarana angkut sebesar Rp610.000.000,-
- Perusahaan leasing mengharapkan tingkat keuntungan sebesar 17%
- Umur ekonomis kendaraan diperkirakan 5 tahun.
- Metode penyusutan yang digunakan perusahaan yaitu metode garis lurus.
- Jangka waktu periode leasing5 tahun.
- Besarnya tarif pajak yang dikenakan diasumsikan sebesar 30%.- Karena leasing dibandingkan dengan pinjaman maka tingkat bunga yang digunakan
adalah biaya hutang maka biaya bunga bebas resiko sebesar 14% dihitung denganrumus :
Ki = Kb (1-T)
= 20% (1-30%)
= 14%Sedangkan untuk mengetahui berapa pembayaran sewa yang harus dibayar setiap tahunnya
adalah :PV = R (PVIFA n-1, i+1) + A (PVIF n.1)
610.000.000 = R (PVIFA 5-1, 17%+1) + A (PVIF 17%,5)610.000.000 = R (3.743) + 0(0,456)
R (3.743) = 162.970.879Tabel 4.12
Skedul Aliran Kas Keluar Alternatif Leasing
Th(1)
Pembayaran sewa
(2)
Perlindungan pajak
(3)
Kas keluar setelah pajak
(1-2)
0 162.970.879 - 162.970.879
1 162.970.879 48.894.263,7 114.079.615,3
2 162.970.879 48.894.263,7 114.079.615,3
3 162.970.879 48.894.263,7 114.079.615,3
4 162.970.879 48.894.263,7 114.079.615,3
5 - 48.894.263,7 - 48.891.263,7
Sumber data : diolah oleh penulis
Tabel 4.13Present Value Aliran Kas Keluar Alternatif Leasing
Th(3)
Kas keluar setelah pajakDF 14 % PV Aliran Kas Keluar
0 162.970.879 0,877 162.970.879
1 114.079.615,3 0,769 100.047.822,6
2 114.079.615,3 0,675 87.727.224,2
3 114.079.615,3 0,592 77.003.740,3
4 114.079.615,3 0,519 67.535.132,3
5 - 48.891.263,7 - 25.374.565,8
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
14/19
14
469.910.232,6
Sumber data : diolah oleh penulisDari perhitungan tabel 4.11 dan tabel 4.12 diatas maka dapat diketahui bahwa leasing
memberikan total biaya yang lebih rendah bila dibandingkan dengan alternatif sumber
pembelanjaan melalui kredit Bank, mengingat demikian alternatif yang tepat digunakan dalam
pengadaan sarana angkut adalah dengan cara leasing.Sedangkan penilaian terhadap usulan investasi perusahaan tersebut layak atau tidaknya
dapat digunakan beberapa metode penilaian investasi untuk masing-masing alternatif sumberpembelanjaan yaitu dengan menggunakan metode sebagai berikut :
a. Metode Net Present Value
Metode ini menghitung beberapa nilai uang pada saat ini untuk nilai tertentu di masa yang
akan datang yaitu dengan membandingkan biaya hutang dan biaya leasing pada tabel
berikut ini :Tabel 4.14
Perbandingan Total Biaya dari Kredit dan Leasing
Pembayaran per tahun NPV dari Biaya
Kredit Bank Leasing Kredit Bank Leasing
203.972.447 162.970.879 484.197.913,8 469.910.232,6
Sumber data : diolah oleh penulisDari tabel 4.14 diatas dapat dinyatakan bahwa leasingmemberikan aliran kas keluar (total
biaya) yang lebih rendah daripada kredit bank.Penilaian terhadap usulan investasi metode Net Present Value dapat dilihat
dibawah ini :
1) Alternatif Kredit Bank
Penilaian terhadap investasi metode Net Present Value dengan cara kredit bank adalahsebagai berikut :
NPV = PV of ProceedsPV initial Investment
PV Proceeds = PMT
n
1r
1
r11
= PMT (PVIFA r.n)= 484.197.913,8 (PVIFA, 20%.5)
= 484.197.913,8 (2.991)
= 1.448.235.960,2
NPV = PV of ProceedsPV Initial Investment= 1.448.235.960,2610.000.000
= 838.235.960,22) AlternatifLeasing
Penilaian terhadap usulan investasi metode Net Present Value dengan caraLeasingdapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
PV Proceeds = PMT (PVIFA, r.n)= 469.910.232,6 (2.991)
= 1.405.501.506Maka dapat diketahuiNet Present Value alternatifLeasingadalah sebesar :
NPV = PV ProceedsPV Initial Investment= 1.405.510.506610.000.000
= 795.501.506Dari perhitungan kedua alternatif diatas dapat diketahui bahwa dengan
menggunakan metode penilaian Net Present Value usulan investasi kendaraan dapat
diterima dan layak untuk dijalankan karena usulan investasi tersebut dapat
menghasilkan Total Present Value yang lebih besar dari pada Net Investment, sehinggavaluenya positif (NPV > 0)
b. MetodeInternal Rate of Return
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
15/19
15
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan membandingkan biaya
hutang dan biaya leasingdapat dilihat pada tabel 4.14, maka dilakukan perhitungan sebagai
berikut :
1) Alternatif Kredit BankPenilaian terhadap usulan investasi Internal Rate of Return cara kredit bank,
dengan menggunakan tingkat bunga 74% dan 75%.r atau IRR yang sesungguhnya dapat dicari dengan menggunakan tabel PVIFA untuk
itu digunakan teknik coba-coba atau Trial Error:
PV Proceeds = PMT (PVIFA, 74%.5)
= 484.197.913,8 (1.267)
= 613.478.756,8
NPV1 = PV ProceedsPV Initial Investment= 613.478.756,8610.000.000
= 3.478.756,8PV Proceeds = PMT (PVIFA, 75%.5)
= 484.197.913,8 (1.252)
= 606.262.920,1
NPV1 = PV ProceedsPV Initial Investment= 606.262.920,1610.000.000
= - 3.737.079,9Maka dapat diketahui :
r = 74%, NPV = 3.478.756,8r = 75%, NPV = - 3.737.079,9
artinya r atau IRR yang membuat NPV = 0 ada diantara 74% dan 75% maka untuk
menemukan IRR yang sesungguhnya penulis menggunakan teknik interpolasi sebagai
berikut :
IRR = IR1-
12
1
NPVNPV
NPV
x IR2IR1
= 75% -8,756.478.39,079.737.3
7,756.478.3
x 75% - 74%
= 75% + 0,482%
= 75,48%2) AlternatifLeasing
Penilaian terhadap usulan investasi Internal Rate of Return dengan caraleasingdengan menggunakan tingkat bunga 72% dan 73%.
r atau IRR yang sesungguhnya dapat dicari dengan bantuan tabel PVIFA untuk itu
digunakan tehnik coba-coba atau Trial Error:
PV Proceeds = PMT (PVIFA r.n)
= 469.910.232,6 (PVIFA 72%.5)
= 616.052.314,9NPV1 = PV ProceedsPV Initial Investment
= 616.052.314,9610.000.000
= 6.052.314,9
PV Proceeds = PMT (PVIFA r.n)
= 469.910.232,6 (PVIFA 73%.5)
= 469.910.232,6 (1.296)= 609.003.661,5
NPV2 = PV ProceedsPV Initial Investment= 609.003.661,5610.000.000
= - 996.338,5Jadi dapat diketahui :
r = 72%, NPV = 6.052.314,9
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
16/19
16
r = 73%, NPV = - 996.338,5
artinya r atau IRR yang membuat NPV = 0 ada diantara 72% sampai 73%, untuk
menemukan IRR yang sesungguhnya maka penulis menggunakan tehnik interpolasi
sebagai berikut :
IRR = IR1-
12
1
NPVNPV
NPV
x IR2IR1
= 72% -9,314.052.65,338.996
9,314.052.6
x 73% - 72%
= 72% + 0,001%
= 72,01%
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa investasi penambahan saranaangkut yang baru layak untuk dijalankan karena IRR lebih besar dari pada tingkat
bunga yang diisyaratkan oleh perusahaan (20%) yaitu IRR alternatif kredit bank sebesar74,48% dan 72,01% untuk alternatif leasing.
3. Analisa Penilaian Investasi Terhadap Laporan Rugi Laba
Adapun perhitungan penilaian investasi laporan rugi laba untuk 5 tahun yang akandatang masing-masing alternatif sumber pembelanjaan adalah :
a. Laporan rugi laba alternatif kredit bankPerhitungan penilaian investasi alternatif kredit bank adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15
Perusahaan Tenun Elresas
Proyeksi Laporan Rugi Laba Tahun 2009-2011
Uraian 2009 2010 2011
Penjualan 11.652.584.200 13.536.304.600 15.536.304.600
Harga pokok produksi 8.338.176.750 9.809.643.000 11.281.109.250
Laba kotor 3.314.407.450 3.726.661.600 4.255.195.350
Biaya operasional :
Biaya penjualan 1.094.129.539 1.247.718.683 1.401.307.826
Biaya adm & umum 1.568.465.450 1.748.890.100 1.929.314.826
Biaya depresiasi 122.000.000 122.000.000 122.000.000
Laba sblm bunga & pajak 529.812.461 608.052.817 802.572.774
Biaya bunga 96.839.582,8 96.839.582,8 96.839.582,8
Laba sebelum pajak 432.972.878,2 511.213.234,2 705.733.191,2
Pajak 30% 129.891.863,5 153.363.970,3 211.719.957,4
Laba setelah pajak 303.081.014,7 357.849.263,9 494.013.233,8
Sumber data : Perusahaan Tenun Elresas
Sedangkan untuk perhitungan laporan rugi laba alternatif kredit bank untuk tahun
2012-2013 :Tabel 4.16
Perusahaan Tenun Elresas
Proyeksi Laporan Rugi Laba Tahun 2012-2013
Uraian 2012 2013
Penjualan 17.303.745.400 19.187.463.800
Harga pokok produksi 12.752.575.500 14.224.041.750
Laba kotor 4.551.169.900 4.963.422.050
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
17/19
17
Biaya operasional :
Biaya penjualan 1.504.896.969 1.708.486.133
Biaya adm & umum 2.109.739.400 2.290.164.050Biaya depresiasi 122.000.000 122.000.000
Laba sblm bunga & pajak 814.533.531 842.771.987
Biaya bunga 96.839.582,8 96.839.582,8
Laba sebelum pajak 717.693.948,2 745.932.404
Pajak 30% 215.308.184,5 223.779.721,3
Laba setelah pajak 502.285.763,7 522.152.682,9
Sumber data : Perusahaan Tenun Elresas
b. AlternatifLeasingAdapun perhitungan penilaian laporan rugi laba dengan cara leasinguntuk tahun 2009-2011
adalah sebagai berikut:Tabel 4.17
Perusahaan Tenun ElresasLaporan Rugi Laba Tahun 2009-2011
Uraian 2009 2010 2011
Penjualan 11.652.584.200 13.536.304.600 15.536.304.600
Harga pokok produksi 8.338.176.750 9.809.643.000 11.281.109.250
Laba kotor 3.314.407.450 3.726.661.600 4.255.195.350
Biaya operasional :Biaya penjualan 1.094.129.539 1.247.718.683 1.401.307.826
Biaya adm & umum 1.568.465.450 1.748.890.100 1.929.314.826
Biaya depresiasi 122.000.000 122.000.000 122.000.000
Laba sblm bunga & pajak 529.812.461 608.052.817 802.572.774
Biaya bunga 93.982.046,5 93.982.046,5 93.982.046,5
Laba sebelum pajak 435.830.414,5 514.070.770,5 708.590.727,5Pajak 30% 130.749.124,3 154.221.232,2 212.577.218,3
Laba setelah pajak 305.081.290,2 359.849.539,5 496.013.509,3Sumber data : Perusahaan Tenun Elresas
Sedangkan untuk perhitungan laporan rugi laba alternatif leasing untuk tahun2012-2013 :
Tabel 4.18
Perusahaan Tenun Elresas
Laporan Rugi Laba Tahun 2012-2013
Uraian 2012 2013
Penjualan 17.303.745.400 19.187.463.800Harga pokok produksi 12.752.575.500 14.224.041.750
Laba kotor 4.551.169.900 4.963.422.050
Biaya operasional :Biaya penjualan 1.504.896.969 1.708.486.133
Biaya adm & umum 2.109.739.400 2.290.164.050Biaya depresiasi 122.000.000 122.000.000
Laba sblm bunga & pajak 814.533.531 842.771.987
Biaya bunga 93.982.046,5 93.982.046,5
Laba sebelum pajak 720.551.484,5 748.789.940,5Pajak 30% 216.165.445,4 224.636.982,2
Laba setelah pajak 504.386.039,2 524.152.958,4
Sumber data : Perusahaan Tenun ElresasDari laporan rugi laba diatas maka dapat diketahui bahwa alternatif leasing lebih
menguntungkan dibandingkan dengan kredit bank, karena leasingmenghasilkan total labayang lebih baik.
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
18/19
18
J. Kesimpulan
1.
Perusahaan menambah sarana angkut dengan memilih atas 2 alternatif sumber pembelanjaan
yaitu alternatif kredit dan leasing dengan melakukan penilaian perbandingan Present Value
aliran kas keluar (total biaya) masing-masing alternatif dengan asumsi memilih alternatif yang
memberikan pengeluaran bersih yang lebih rendah.2. Melakukan perbandingan perhitungan angsuran pembayaran antara kredit dan leasing dengan
menggunakan metode Net Present Value (NPV) untuk menentukan apakah usulan investasitersebut dapat diterima dan layak untuk dijalankan.
Angsuran pembayaran per tahun Net Present Value
Kredit Bank Leasing Kredit Bank Leasing
203.972.447 162.970.879 838.235.963,2 795.501.506
Keputusan Investasi Diterima Diterima
3.
Melakukan perhitungan Internal Rate of Return dengan menggunakan alternatif kredit danleasingyang menentukan apakah usulan investasi dapat diterima dan layak untuk dijalankan.
Internal Rate of Return
(IRR)Keputusan Investasi
Kredit Bank 74,48% Diterima
Leasing 72,01% Diterima
Sumber data : diolah oleh penulis
4. Melakukan perhitungan penilaian investasi terhadap laporan rugi laba masing-masing alternatif
sumber pembelanjaan dengan perbandingan alternatif manakah yang memberikan total laba yanglebih besar pada periode 5 tahun yang akan datang.
TahunLaba Setelah Pajak (EAT)
Kredit Bank Leasing
2009 303.081.014,7 305.081.290,2
2010 357.849.263,9 359.849.539,4
2011 494.013.233,8 496.013.509,3
2012 502.285.763,7 504.386.039,2
2013 522.152.682,9 524.152.958,4
2.179.381.959,0 2.189.483.336,5
Dari perbandingan laporan rugi laba tersebut maka alternatif leasinglebih menguntungkandibandingkan dengan alternatif kredit bank, karena leasinglebih menghasilkan total laba yang lebih
besar daripada kredit bank
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Anwari,Leasing Indonesia, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta 1987.
Agus Sartono,Manajemen Keuangan, Edisi 3, Cetakan ke empat, UGM, Yogyakarta 1997.
Amin Wijaya Tunggal dan Arief Johan Tunggal, Akuntansi Leasing, Cetakan ke satu, PT. Reneke Cipta,
Jakarta 1994.
-
7/23/2019 06. LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT.pdf
19/19
19
Arikunto, Suharsimi, 1993,Manajemen Penelitian, edisi refisi, Rineka Cipta : Yogyakarta.
Bambang Riyanto,Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Empat, UGM Yogyakarta, 1995.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standart Akuntansi Keuangan, PSAK No. 30, PT. Salemba Empat, Jakarta
1999.
James C. Van Horne, John,Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Indonesia, Jilid 2 Jakarta 1999.
Jay Smith dan Freds Skolnsen,Akuntansi Intermedite, Jilid satu Airlangga, Jakarta 1996.
Kartadinata, Analisa Belanja Dasar dan Perhitungan Dalam Keputusan Keuangan, Cetakan ke empat,Jakarta 1995.
Marcel Go,Manajemen Group Bisnis, Cetakan Kesatu, Jakarta, 1992.
Masud Mahfoeds,Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi ,UGM Yogyakarta 1995.
Mulyadi,Akuntansi Biaya Untuk Manajemen, Cetakan Kedua, Edisi 4, Penerbit BPFE, Yogyakarta 1992.
Mulyadi Riyanto Pudjosunarto,Evaluasi Proyek, Edisi 2, Cetakan Kedua, Liberty Yogyakarta 1995.
Suad Husnan,Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Cetakan kesatu, Liberty Yogyakarta 1993.
Syamsudin Alwi,Alat-alat Analisa Dalam Pembelanjaan, Edisi Revisi, Jakarta 1992.
top related