131816155 sistem pengaman pada sistem jaringan distribusi
Post on 14-Dec-2014
129 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1. TIANG LISTRIK.
Tiang listrik merupakan material yang terbuat dari besi, beton dan kayu agar jaringan tidak
mengenai bangunan, pohon dan manusia atau binatang.
1.1. Fungsi Tiang Listrik
Tiang listrik adalah salah satu komponen utama dari jaringan listrik tegangan rendah dan
tegangan menengah yang menyangga hantaran listrik serta perlengkapannya tergantung dari
keadaan lapangan.
1.1.1. Tiang Awal / Tiang Akhir.
Tiang Awal/Tiang Akhir adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik yang lurus dan
hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar serta perlengkapannya, dimana gaya
yang diderita oleh tiang adalah gaya yang diderita oleh tiang adalah gaya karena bersatu
sudut.
Gambar Tiang Awal / Tiang Akhir.
1.1.2. Tiang Penyangga.
Tiang peyangga adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut
arah penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat adalah berlawanan.
Gambar Tiang Penyangga
1.1.3. Tiang Sudut.
Sudut adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah
penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat adalah berlawanan.
Gambar Tiang sudut
1.1.4. Tiang Penegang/Tiang Tarik.
Tiang penegang/Tiang tarik adalah yang dipasang pada saluran listrik yang lurus, dimana
gaya tarik kawat bekerja terhadap tiang dari dua arah yang berlawanan.
Gambar Tiang Penegang/Tiang Tarik.
1.1.5. Tiang Penopang.
Tiang penopang adalah tiang yang digunakan untuk menyangga tiang akhir, tiang sudut dan
tiang penegang agar kemungkinan tiang menjadi miring akibat gaya tarik kawat penghantar
dapat terhindar.
Standarisasi Konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah
a. Konstruksi TM-1.
Konstruksi TM-1. Konstruksi TM-1 merupakan tiang tumpu yang digunakan untuk
rute jaringan lurus, dengan satu traves (cross-arm) dan menggunakan tiga buah isolator jenis
pin insulator dan tidak memakai treck skoor (guy wire). Penggunaan kostruksi TM-1 ini
hanya dapat dilakukan pada sudut 170°-180°.
Konstruksi TM-1 ini termasuk tiang penyangga yang merupakan tiang yang
dipasang pada saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat
penghantar dimana gaya yang ditanggung oleh tiang adalah gaya karena beban kawat.
Gambar Konstruksi Tiang TM-1
b. Konstruksi TM-2
Konstruksi TM-2. Konstruksi TM-2 digunakan untuk tiang tikungan dengan sudut
150° –170°, menggunakan double traves dan double isolator. Karena tiang sudut
maka konstruksi TM-2 mempunyai treck skoor.
Konstruksi TM-2 ini termasuk tiang sudut, yang merupakan tiang yang dipasang pada
saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah penghantar membelok dan arah gaya tarikan
kawat horizontal.
Konstruksi TM-2D. Konstruksi TM-2D mempunyai konstruksi sama dengan TM-2,
bedanya TM-2D digunakan untuk saluran ganda (double sirkuit), dan menggunakan double
treck schoor yang diletakkan dibawah masing-masing traves.
Gambar Konstruksi TM-2
c. Konstruksi TM-3.
Konstruksi TM-3 terpasang pada konstruksi tiang lurus, mempunyai double traves.
Isolator yang digunakan enam buah isolator jenis suspention insulator dan tiga buah
isolator jenis pin insulator. Konstruksi TM-3 ini tidak memakai treck schoor.
Konstruksi TM-3D. Konstruksi TM-3D sama dengan konstruksi TM-3, bedanya TM-
3D digunakan untuk saluran ganda (double sirkuit), empat buah traves, 12 isolator jenis
suspension insulator, dan 6 isolator jenis pin insulator.
Gambar TM-3
d. Konstruksi TM-4.
Konstruksi TM-4. Konstruksi TM-4 digunakan pada konstruksi tiang TM akhir.
Mempunyai double traves, dengan tiga buah isolator jenis suspension insulator dan memakai
treck schoor.
Konstruksi TM-4 ini termasuk tiang awal atau tiang akhir yang merupakan tiang
yang dipasang pada permulaan atau pada akhir penerikan kawat penghantar, dimana
gaya tarikan kawat pekerja terhadap tiang dari satu arah
Konstruksi TM-4D. Konstruksi TM-4D sama dengan konstruksi TM-4, bedanya
TM-4D mempunyai double sirkuit dengan double treck schoor.
Gambar Konstruksi TM-4
e. Konstruksi TM-5
Konstruksi TM-5. Terpasang pada konstruksi tiang TM lurus dengan belokan
antara 120° – 180°, menggunakan double traves dengan enam buah isolator jenis suspension
dan tiga buah isolator jenis pin insulator, dan memakai treck schoor.
Konstruksi TM-5D. Konstruksi TM-5D sama dengan TM-5, namun TM-5D
digunakan untuk saluran ganda (double sirkuit) dengan double treck schoor.
Gambar Konstruksi TM-5
f. Konstruksi TM-6.
Konstruksi TM-6 ini terpasang pada konstruksi tiang TM siku (60° - 90°) Masing-masing
double traves disilang 4. Isolator yang digunakan jenis suspension insulator sebanyak 6 buah
dan satu isolator jenis pin insulator. Konstruksi ini memakai treck skoor ganda.
Konstruksi TM-6 ini termasuk tiang sudut, yang merupakan tiang yang dipasang
pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah penghantar membelok dan arah gaya
tarikan kawat horizontal
Gambar Konstruksi TM-6
g. Konstruksi TM-7
Konstruksi TM-7 digunakan pada konstruksi pencabangan jaringan tegangan menengah
dengan sudut siku (90°). Masing-masing double traves disilang 4. Pada TM induk memakai
isolator suspension, pada TM percabangan juga memakai isolator suspension dan
menggunakan isolator jenis pin. Konstruksi ini memakai treck skoor.
Konstruksi TM-7D terpasang pada konstruksi percabangan Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) sudut siku (90°). Masing-masing satu traves disilang 2. TM induk memakai
isolator tumpu dan pada TN percabangan juga memakai isolator tumpu. Type isolator tumpu.
Dan memakai treck skoor.
Gambar Konstruksi TM-7
h. Konstruksi TM-8
Konstruksi TM-8 ini terpasang pada konstruksi percabangan JTM sudut siku (90°).
Masing-masing double traves disilang 4. TM induk memakai isolator tumpu dan TM
percabangan memakai isolator suspension. Type isolator yang digunakan ada dua jenis.
Memakai treck skoor. TM-8 hampir sama dengan TM-7 hanya bedanya pada isolator TM
induknya.
Gambar Konstruksi TM-8
i. Konstruksi TM-9
Konstruksi TM-9 terpasang pada konstruksi jaringan TM penyangga
lurus. Satu traves. Type isolator tumpu. Tidak pakai treck skoor. TM-9 biasanya lebih
banyak digunakan pada daerah perkotaan yang banyak bangunan
Konstruksi TM-9 ini termasuk konstruksi tiang penyangga yang merupakan tiang
yang dipasang pada saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga
kawat penghantar dimana gaya yang ditanggung oleh tiang adalah gaya karena beban kawat.
Gambar Konstruksi TM-9
j. Konstruksi TM-10
Konstruksi TM-10 sama dengan konstruksi TM-6. TM-10 terpasang pada konstruksi
tiang tikungan siku (sudut 60° - 90°). Masing-masing double traves disilang 4. Isolator type
suspension. Memakai treck skoor ganda.
Gambar Konstruksi TM-10
k. Konstruksi TM-11
Konstruksi TM-11 terpasang pada konstruksi tiang TM akhir, Opstijg kabel. TM
double traves. Isolator type suspension. Satu traves untuk lightnig arrester. Dan memakai
treck skoor.
Konstruksi TM-11 merupakan tiang akhir yang merupakan tiang yang dipasang pada
permulaan dan akhir penerikan kawat penghantar, dimana gaya tarikan kawat pekerja terhadap
tiang dari satu arah.
Gambar Konstruksi TM-11
l. Konstruksi TM-12
Konstruksi TM-12 merupakan tiang penyangga lurus. Terpasang pada konstruksi
tiang pada hutan lindung. Mempunyai isolator jenis tumpu. Tidak memakai traves.
Konstruksi TM-12 merupakan tiang penyangga, yaitu tiang yang dipasang pada
saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar dimana
gaya yang ditanggung oleh tiang adalah gaya karena beban kawat.
Gambar Konstruksi TM-12
m. Konstruksi TM-13
Konstruksi TM-13. Merupakan konstruksi tiang penyangga lurus. Terpasang pada
konstruksi tiang hutan lindung. Isolator type tumpu. Tidak memakai traves.
Konstruksi TM-13 merupakan tiang penyangga, yaitu tiang yang dipasang pada
saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar dimana
gaya yang ditanggung oleh tiang adalah gaya karena beban kawat.
Gambar Konstruksi TM-13
n. Konstruksi TM-14
Konstruksi TM-14 merupakan konstruksi tiang tarik vertical (sudut 150°- 170°).
Terpasang pada konstruksi tiang hutan lindung. Type isolator suspension. Tidak memakai
traves.
Gambar Konstruksi TM-14
o. Konstruksi TM-15
Konstruksi TM-15 merupakan TM yang terpasang pada konstruksi tiang tarik
akhir dengan menggunakan Arrester. Mempunyai double traves. Type isolator tumpu.
Memakai treck skoor.
Konstruksi TM-15 merupakan tiang akhir, yang merupakan tiang yang dipasang
pada permulaan dan akhir penerikan kawat penghantar, dimana gaya tarikan kawat
pekerja terhadap tiang dari satu arah.
Gambar Konstruksi TM-15
p. Konstruksi TM-16
Konstruksi TM-16 merupakan konstruksi tiang portal dengan double
traves. Isolator yang digunakan jenis suspension, dan jenis pin. Konstruksi TM-16
digunakan untuk jaringan yang melalui sungai dengan treck schoor.
Gambar Konstruksi TM-16
q. Konstruksi TM-17.
Konstuksi TM-17 merupakan konstruksi tiang tarik vertikal dengan menggunakan
isolator jenis suspension dan isolator jenis pin. Konstruksi TM-17 ini digunakan untuk jaringan
bersudut 120°-180° dengan treck schoor.
r. Konstruksi TM-18.
Konstruksi TM-18 ini digunakan untuk sudut 90° yang merupakan kontruksi tiang tarik
vertikal yang menggunakan double treck schoor. Isolator yang dgunakan jenis suspension tanpa
travers.
s. Konstruksi TM-19.
Konstruksi TM-19 merupakan tiang khusus yang dipasang LBS (Load Break Switch)
pada bagian puncaknya. Mempunyai double traves. Isolator yang digunakan jenis suspension.
Gambar Konstruksi TM-19
1.2. Kekuatan Puncak Tiang.
Kekuatan pada puncak tiang ditentukan oleh beberapa factor antara lain adalah berat
kawat penghantar, dan tarikkan penghantar. Kawat penghantar sepanjang jarak dari 2 buah
tiang merupakan gaya tarik yang harus dipikul oleh puncak tiang. Disamping berat
penghantar yang ditentukan instalasinya.
Gaya yang diakibatkan oleh berat kawat penghantar, bergantung dari jenis dan ukuran
bahan penghantar. Sedangkan gaya tarik kawat penghantar dan tiang ditentukan pada dasar
tiang yang mempunyai momen terbesar.
Kekuatan puncak tiang ditentukan oleh konstruksi dan ukuran tiang sedang gaya yang
bekerja pada tiang ditentukan oleh :
A. Berat kawat hantar (jenis, ukuran, dan bahan hantaran)
B. Gaya tarik kawat hantaran.
1.3. Jenis Tiang Listrik Berdasarkan Bahannya
1. Tiang Baja
2. Tiang Beton
3. Tiang Kayu
Tiang- tiang berikut merupakan tiang beton.
Tiang Beton
A . Jenis Tiang Beton
1. Tiang Beton Berpenampang Bulat
Tiang Beton Berpenampang Bulat adalah tiang beton praktekan dan bertulang
berpenampang bulat konis berongga ditengahnya dengan peruncingan (taper) nominal
1/75.
Gambar Tiang Beton Penampang Bulat
2.Tiang Beton Penampang H
Tiang beton penampang H adalah tiang beton praktekan berpenampang H di sepanjang
kira-kira 5/6 panjang tiang bagian bawah dan berpenampang segi empat dibagian
atasnya dengan peruncinga (taper) 1/75.
Tiang beton bertulang (steel reinforced concrete poles) dapat diklasifikasikan menurut cara
pembuatannya dan manurut cara menghimpunnya (assembling).
Titik beban kerja 25 cm dari ujung atas tiang.
Tabel : Dimensi tiang beton penampang H
Panjang
(m)
Tinggi titik Tumpu
(batas tanam)
(m)
Ukuran penampang Beban Kerja *)
A
(cm)
B
(cm)
Arah X
(daN)
Arah Y
(daN)
7
9
11
1,2
1,5
1,9
8,5
8,5
11
11
15
17
-
11
11
15
17
-
9,5
9,5
16
16
20
20
-
16
16
20
20
-
100
100
20
350
500
800
1200
200
350
500
800
1200
40
40
80
125
175
240
480
80
125
175
240
480
Titik beban kerja 25 cm dari ujung atas ring
Catatan :
*) 1 N = 1 kg : 9,8065; secara praktis dapat diambil 1 daN = 1 kg
Tabel Toleransi
Dimensi Toleransi (mm)
Diameter luar / penampang
+ 4
- 2
Panjang
+ 30
- 20
Gambar Tiang Beton Penampang H
Penandaan Pada Tiang
Tiang Beton harus dilengkapi dengan tanda sebagai berikut :
1. Tanda pengenal :
merek peniagaan (logo).
jenis tiang.
tanggal dan nomor produksi.
2. Tanda titik angkat tiang, berupa garis lurus tebal melingkar setengah lingkaran.
3. Tanda batas tanam tiang, berupa garis lurus tebal melingkar tiang.
4. Tanda pembumian (bila tiang dilengkapi dengan pembumian) berupa lambing
pembumian yang ditempatkan dibawah huruf terakhir “tanggal dan nomor
produksi”.
Letak tanda pengenal 1,5 meter diatas batas tanam (garis tanah), terhadap merek
perniagaan.
Cara penandaan sesuai dengan Lampiran B.
Jenis tiang harus dibedakan dengan kode warna pada semua huruf tanda pengenal
kecuali merek perniagaan, sebagai berikut :
a. Beban kerja 100 daN – warna Hitam.
b. Beban kerja 200 daN – warna Biru.
c. Beban kerja 350 daN – warna Merah.
d. Beban kerja 500 daN – warna Hijau.
e. Beban kerja 800 daN – warna Kuning.
f. Beban kerja 1200 daN – warna Putih.
Penandaan harus jelas dengan warna mencolok dan tidak mudah terhapus.
A. Keuntungan Tiang Beton
Keuntungan tiang beton ialah :
a. Pemeliharaan praktis nol
b. Kekuatan puncak sangat besar
c. Umur praktis tidak terbatas
B. Kerugian Tiang Beton
Kerugian tiang beton ialah :
a. Rapuh (gampang pecah dan patah).
b. Berat. Karenanya untuk daerah yang sukar / berbukit sulit dipasang.
c. Mengangkut dan memindahkan sukar.
d. Mendirikan dan menanam memerlukan keahlian serta memerlukan alat-alat
khusus.
Gardu Distribusi
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi yang berfungsi
untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan/mendistribusikan
tenaga listrik pada beban/konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen
tegangan rendah.
Macam-Macam Gardu Distribusi
a. Gardu Portal
Gardu portal adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya dipasang pada 2 buah
tiang atau lebih.
Gambar Gardu Portal
b. Gardu Kontrol/Cantol
Gardu kontrol adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya dipasang pada satu
tiang.
Gambar Gardu Cantol/kontrol
Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induks-elektromagnetik.Transformator digunakan
secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika.Penggunaan transformator
dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-
tiap keperluan, misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak
jauh
Untuk kepentingan yang sama didalam penggunaannya transformator dibedakan menjadi
Transfomator Daya, Transformator distribusi, dan Tranformator Ukur/Instrument. Pada dasarnya
ketiga peralatan transformator tersebut adalah sama, namun pada transfomator ukur yang
diutamakan adalah tegangan dan arusnya sedangkan transformator tenaga adalah dayanya.
Dengan demikian pada peralatan transformator ukur umumnya mempunyai kapasitas yang relatif
rendah.
Transformator Daya
Transformator daya merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan daya
dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain pada tingkat tegangan yang berbeda. Pada umumnya
suatu transformator disebut transformator daya, apabila daya yang dipindahkan melebihi 500
KVA atau bekerja pada sistem tegangan diatas 67 kV. Sesuai dengan fungsinya itu transformator
daya ditempatkan dipusat-pusat pembangkit atau gardu induk. Di pusat pembangkit,
transformator daya digunakan untuk menurunkan tegangan. Transformator daya yang digunakan
pada gardu induk tegangan tinggi sekali (EHV) umumnya berupa tiga buah transformator 1 fasa.
Penggunaan satu buah transformator 3 fasa sebenarnya lebih menguntungkan karena harganya
lebih murah jika dibandingkan tiga buah transformator 1 fasa, memerlukan ruang yang lebih
sedikit. Tetapi sukarnya pengangkutan yang disebabkan beratnya peralatan maka digunakan 3
buah transformator 1 fasa.
Selama beroperasi, transformator daya akan mengeluarkan panas yang timbul dari inti
besi dan lilitan tembaga. Agar tidak menimbulkan kerusakan pada transformator daya, maka
diperlukan pendinginan. Berdasarkan pendinginannya, transformator daya digolongkan dalam
dua jenis yaitu transformator daya yang tercelup dalam minyak (oil imersed transformer) dan
transformator daya jenis kering (dry type transformer).
Transformator Distribusi
Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada transformator
Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi
pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian yang
menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan meningkat tergantung harga KWH yang tidak
terjual. Pemilihan rating transformator Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban
akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi transformator
Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung pada konsumen atau
jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen.
Distribusi yang tepat, rating sesuai dengan kebutuhan beban akan menjaga tegangan jatuh
pada konsumen dan akan menaikkan efisiensi penggunaan transformator distribusi. Jadi
Transformator distribusi merupakan salah satu peralatan yang perlu dipelihara dan dipergunakan
sebaik mungkin (seefisien mungkin), sehingga keandalan/kontinuitas pelayanan terhadap
terjamin.
Transformator distribusi yang sering digunakan pada saluran udara sistem distribusi dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Conventional Transformer
2. Completely Self Protecting Transformer (CSP)
3. Completely Self Protecting for Secondary BankingTransformer (CSPB)
Gambar Trafo distribusi
Conventional Transformer merupakan transformator distribusi yang tidak
dilengkapi/tidak terintegral dengan peralatan-peralatan pengaman terhadap petir, gangguan fasa,
atau beban lebih. Peralatan pengaman diberikan sebagai bagian perlengkapan dari
transformator.Completely Self Protecting Transformer (CSP) merupakan transformator distribusi
yang sudah yang dilengkapi/ terintegral dengan peralatan-peralatan pengaman terhadap petir atau
surja, beban lebih, dan hubung singkat. Lightning Arrester menempel langsung pada badan
transformator, yang melindungi kumparan primer terhadap petir dan line surja. Pengaman beban
lebih dilengkapi dengan circuit breaker yang berada didalam tangki transformator. Transformator
CSP I fasa (pendingin minyak- 650C, 60 Hz, 10-500 kVA) tersedia untuk rating tegangan primer
dari 2,4 kV sampai 34,4 kV. Tegangan sekunder 120/240 atau 240/480//277 V. Transformator
distribusi CPSB mempunyai bentuk yang mirip dengan transformator CSP, tetapi CPSB
dilengkapi dengan dua buah circuit breaker, yang digunakan untuk memisahkan bagian sekunder
bila diperlukan.
Transformator distribusi yang sering digunakan pada saluran bawah tanah sistem
distribusi dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Subway Transformer
2. Low Cost Residential Transformer
3. Network Transformer
Subway Transformer digunakan dalam ruang bawah tanah. Dengan tipe konvensional
dan tipe pengaman arus. Low Cost Residential Transformer pada dasarnya sama dengan
transformator konvensional saluran udara. Network Transformer digunakan pada jaringan
sekunder. Network transformers mempunyai pemutus primer dan switch grounding.
ISOLATOR
Fungsi Isolator
Fungsi isolator dapat ditinjau dari 2 (segi), yaitu :
a. Fungsi dari segi listrik
- Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat phasa dengan tagangan.
- Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat phasa dengan kawat phasa.
b. Fungsi dari segi mekanik :
- Menahan berat dari penghantar / kawat.
- Mengatur jarak dan sudut antar penghantar / kawat dan kawat.
- Menahan adanya perubahan kawat akibat perbedaan temperatur dan angin.
Bahan Isolator
Bahan yang digunakan untuk membuat isolator yang paling banyak digunakan pada
system distribusi antara lain :
- Isolator gelas
- Isolator keramik
Cara Penggunaanya
Menurut cara penggunaannya, isolator TR dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Isolator Penopang / tumpu (Type RM, dan Type N).
Adalah jenis isolator berfungsi sebagai tiang penopang, dimana bebannya hanya
merupakan berat penghantar saja, sedangkan beban tarikan hamper sama dengan nol (= 0).
Gambar Isolator Penopang jenis line post
Gambar Isolator Penopang jenis Pin Post
2. Ioslator Penegang/Penarik (Type Afspan, Champignon dan Type B).
Adalah jenis isolator yang dipasang pada tiang yang mempunyai beban tarikan, baik dari
satu arah maupun dari 2 (dua) arah.
Gambar Isolator Penegang/Penarik
Sistem Pengaman pada Sistem Jaringan Distribusi
Agar suatu sistem distribusi dapat berfungsi dengan secara baik, gangguan-gangguan
yang terjadi pada tiap bagian harus dapat dideteksi dan dipisahkan dari sistem lainnya dalam
waktu yang secepatnya, bahkan kalau dapat, mungkin pada awal terjadinya gangguan.
Keberhasilan berfungsinya proteksi memerlukan adanya suatu koordinasi antara berbagai alat
proteksi yang dipakai. Adapun fungsi
sistem pengaman adalah :
• Melokalisir gangguan untuk membebaskan perlatan dari gangguan.
• Membebaskan bagian yang tidak bekerja normal, untuk mencegah kerusakan.
• Memberi petunjuk atau indikasi atas lokasi serta macam dari kegagalan
• Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen.
• Untuk mengamankan keselamatan manusia terutama terhadap bahaya yang ditimbulkan listrik.
Dalam usaha menjaga kontinuitas pelayanan tenaga listrik dan menjaga agar peralatan
pada jaringan primer 20 kV tidak mengalami kerusakan total akibat gangguan, maka mutlak
diperlukan peralatan pengaman. Adapun peralatan pengaman yang digunakan pada jaringan
tegangan menengah 20 kV terbagi menjadi :
Peralatan pemisah atau penghubung
Peralatan pengaman arus lebih
Peralatan pengaman tegangan lebih.
Peralatan Pemisah atau Penghubung
Fungsi dari pemutus beban atau pemutus daya (PMT) adalah untuk mempermudah dalam
membuka dan menutup suatu saluran yang menghubungkan sumber dengan beban baik dalam
keadaan normal maupun dalam keadaan gangguan.Jenis pemutus yang digunakan pada gardu
adalah :
• Circuit Breaker (Pemutus Tenaga)
• Disconnecting Switch (DS)
Sedangkan pemutus pada jaringan adalah :
• Load Break Switch (LBS)
• Vacum Switch (AVS)
Load Break Switch (LBS)
Swich pemutus beban ( Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus arus
tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yangdikendalikan secara elektronis.
Switch dengan penempatan di atas tiang pancang inidioptimalkan melalui control jarak jauh dan
skema otomatisasi. Swich pemutus beban juga merupakan sebuah system penginterupsi hampa
yang terisolasi oleh gas SF6dalam sebuah tangki baja anti karat dan disegel.
Sistem kabelnya yang full-insulated dan system pemasangan pada tiang pancang yang
sederhana yang membuat proses instalasi lebih cepat dengan biayayang rendah. Sistem
pengendalian elektroniknya ditempatkan pada sebuah kotak pengendali yang terbuat dari baja
anti karat sehingga dapat digunakan dalam berbagaikondisi lingkungan.Panel pengendali (user-
friendly) dan tahan segala kondisi cuaca. Sistemmonitoring dan pengendalian jarak jauh juga
dapat ditambahkan tanpa perlumenambahkan Remote Terminal Unit (RTU).Pada umumnya
versi-versi peralatan terdiri dari:
Pole Top Load Break Switch
Pole Top Control Cubicle
Control & Protection Module
Dokumen-dokumen yang terkait antara lain :
• Window Switchgear Operating Sistem (WSOS)
• Tes and Training Set (TTS)
• Database Access Protocol (DAP)
• Specific Telemetry Protocol Implementations
• Panel Kontrol Jarak Jauh
• Workshop Field dan Test Procedures
• Prosedur Penggantian CAPM
Versi-Versi Peralatan mencakup Contact Close dari penerimaan perintah tutup <1.2 sec dan
Contact Open sejak diterimanya perintah buka <1.2 sec. Tegangan Line Maksimum pada
Swicthgear Ratings antara 12 atau 24kV dengan arus kontinyu 630 A RMS. Media Isolasi Gas
SF6 dengan tekanan operasional gas SF6 pada suhu 20 C adalah 200kPa Gauge. Pengoperasian
secara manual dapat dilakukan secara independent oleh operator. Tekanan untuk
mengoperasikan tuas Max 20 kg. Switch pemutus beban dilengkapi dengan bushing boots
elastomeric untuk ruang terbuka. Boots tersebut dapat menampung kabel berisolasi dengan
ukuran diameter antara 16 – 32 mm dan akan menghasilkan sistem yang terisolir penuh. Kabel
pre-cut yang telah diberi terminal dapat digunakan langsung untuk bushing switch Pemutus
Beban dan telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan peralatan tersebut. Namun demikian,
untuk kabel, dapat menggunakan yang telah disediakan oleh peralatan tersebut sepanjang masih
memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
Kabel standart yang digunakan sebagai berikut.
Konstruksi dan Operasi Load Break Switch dan Sectionaliser diuraikansebagai berikut. Load
Break Swicth menggunakan puffer interrupter di dalam sebuahtangki baja anti karat yang dilas
penuh yang diisi dengan gas SF6. Interrupter tersebutdiletakkan secara berkelompok dan
digerakkan oleh mekanisme pegas. Inidioperasikan baik secara manual maupun dengan sebuah
motor DC dalamkompartemen motor di bawah tangki. Listrik motor berasal dari batere-batere
24Vdalam ruang kontrol.
Gambar Load Break Switch ( LBS )
Transformer-transformer arus dipasang di dalam tangki dan dihubungkan keelemen-
elemen elektronik untuk memberikan indikasi gangguan dan linemeasurement. Terdapat
bushing-bushing epoksi dengan transformer tegangankapasitif, ini terhubung ke elemen-elemen
elektronik untuk memberikan line sensingdan pengukuran.
Elemen-elemen elektronik control terletak dalam ruang kontrol memilikistandar yang
sama yang digunakan untuk mengoperasikan swicthgear intelijen, yangdihubungkan ke
switchgear dengan kabel kontrol yang dimasukkan ke Swicth CableEntry Module (SCEM) yang
terletak di dalam kompartemen motor.
Pengujian Load Break Switch
Kabel-kabel HV disupply dalam dua bentuk:
•Dilengkapi dengan lug untuk dipasang pada ujung bushing (250 atau 400A).
•Dilengkapi dengan theaded termination yang disekrupkan ke dalam bushing(630A)
.Untuk kedua bentuk tersebut prosedurnya adalah untuk memasangkabel pada bushing
dan kemudian menutupnya dengan bushing boot sepertiyang digambarkan pada bagian-bagian
berikut (Lihat Gambar ). Perhatikan bahwa isi silikon sangat penting karena menjamin baut
tersegel ke bushing dan tidak ada air yang masuk.
Gambar Melepas Kabel kontrol
Gambar Pengujian Load Break
• Bushing disuplai dalam keadaan bersih dan dilindungi dengan kap busa.Pastikan tidak terjadi
gangguan dan badan bushing konduktor tengah berlapistimah atau palm dalam keadaan bersih
dan tidak ada kerusakan. Jika bushingnya kotor maka harus dibersihkan dengan spirtus meyil
Sikat atau gosok dengan kertas pasir untuk
• menghilangkan oksida.
• Beri pelumas ada bushing dan konduktor dengan lemak silikon yangdisediakan.
• Bongkar cable tail dan bushing boots. Pastikan bahwa terminai kabel dan boot dalam keadaan
bersih dan tidak ada kerusakan, jika perlu, bersihkan denganspirtus metal.
• Dorong bootnya lewat kabel sejauh kira-kira 1 meter dari termjinasi (berisedikit pelumas pada
ujung boot agar boot bisa dengan mudah didorongmelalui kabel). Isi bushing boot dengan lemak
silicon yang disediakan, mulaidari ujung closed end sampai kira-kira 60 mm dari ujung lainnya
pen end dari boot tersebut. Saat anda mengisi boot terus geser boot tersebut kebawah. Iniakan
mendorong lemak ke dalam boot.
• Untuk kabel-kabel dengan ujung spiral sekrup, masukkan ke dalam bushingdengan memutar
seluruh cable tail. Kencangkan sampai 70Nm denganmenggunakan spanner di seluruh locknut
yang terpasang. Hati-hati agar inidilakukan dengan pelan-pelan.
• Untuk kabel-kabel yang mempunyai lug pada ujungnya. Gorokkan pasta pesekat aluminium
dan pasang lug itu pada bushing palm dengan baut yangtersedia dan kencangkan sampai 60Nm.
Boot kebawah sambil memutar-mutarkan bootnya. Pasang pada tempatnya dengan menggunakan
cincin penjepit dan spanner yang tersedia. Dasar boot harus benar-benar duduk diatas tangki
saklar pemutus. Selama proses pengepitan akan silikon akan keluar dari bagian atas boot tempat
ujung kabel keluar. Ini hal yang biasa dan bisadibantu dengan memasukkan obeng kecil ke
dalam boot di sepanjang ujungkabel ( cable tail ). Lemak silikon juga akan keluar dari saklar
dasar bushing.Ini hal yang biasa. Lap lemak silikon yang keluar itu dengan kain
bersih.Perhatikan bahwa anda harus mendorong boot dengan keras agar boot bisaturun cukup
jauh agar bisa terpasang dengan baik pada cincin penjepit.
• Lumasi permukaan bushing, geser bushing Pada cuaca dingin anda harusmendorong sangat
keras. Pemasangan boot ini paling baik dikerjakan oleh duaorang, satu orang mendorong dan
lainnya memasang dan memutar cincin penjepit.
Automatic Vacuum Switch (AVS)
Suatu peralatan pemutus yang bekerja secara otomatis untuk membebaskan seksi-seksi
yang terganggu dari suatu sistem distribusi jaringan distribusi tenaga listrik atau dengan kata lain
membebaskan atau melokalisir daerah yang teganggu tetap mendapatkan supply tenaga listrik.
Pemasangan AVS pada jaringan distribusi tenaga listrik 20 KV dilengkapi dengan pemasangan
recloser (pemutus balik otomatis) dan fault section indicator penyulang. Hal ini dimaksudkan
untuk mengoptimalkan kerja dari AVS.
Gambar Automatic Vacuum Switch (AVS)
Kontruksi AVS terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1. Vacum Switch (VS)
Merupakan saklar yang menggunakan media hampa udara untuk memadamkan busur api
yang timbul diantara kontak-kontaknya pada saat menyambung dan memutuskan beban, dan
sebagai bahan penyekat (isolasi)
pada saat VS membuka (off).
2. Kotak Pengatur AVS Tree type
Kotak pengatur ini memperoleh supply daya listrik dari satu atau dua buah power control
transformator 20 / 0.13 KV – 3.9 KV. Kotak pengatur ini terdiri dari : Power Supply Switch
(SW), digunakan untuk menghubungkan kotak pengatur dengan power control transformator.
Peralatan Pengaman Arus Lebih
Fungsi dari peralatan pengaman arus lebih adalah untuk mengatasi gangguan arus lebih
pada sistem distribusi sebelum gangguan tersebut meluas keseluruh sistem yang ada. Peralatan
yang banyak digunakan pada jaringan distribusi adalah :
Fuse Cut Out
Rele Arus Lebih
Recloser (Pemutus Balik Otomatis)
Fuse Cut Out
Fuse merupakan kombinasi alat pelindung dan pemutus rangkaian, yang mempunyai
prinsip melebur (expulsion) atau mengamankan gangguan permanen antara fasa ke tanah, apalagi
dilewati arus yang besarnya melebihi rating arusnya. Apabila terjadi gangguan maka elemen
pelebur yang terletak pada tabung fiber akan meleleh dan terjadi busur api yang akan mengenai
tabung fiber sehingga menghasilkan gas yang dapat segera mematikan busur api.
Karakteristik waktu/arus dari sebuah fuse adalah sekitar I2t. karakteristik arus waktu dari
berbagai sambungan fuse yang berbeda, elemen-elemnnya berbeda dan membutuhkan perhatian
yang hati-hati untuk memakainya pada sebuah sistem. Untuk semua jenis fuse, batas arus
fusenya biasanya lebih tinggi daripada arus normalnya. Factor penting yang mempengaruhi batas
arus yang sesuai dari fuse adalah arus beban lebih yang mungkin pada rangkaian termasuk
harnmonisa yang ada, naiknya arus lebih bersamaan arus ke transformator, starting motor,
kapasitor. Fuse-fuse yang melewatkan arus melampaui batas arus untuk waktu lebih lama
daripada waktu melewatkan arus pemutus minimum dapat mengalami kerusakan yang dapat
mempengaruhi karakteristiknya, terutama kemampuan memutus.
FCO dpt dibedakan menjadi 2 (SPLN 64 (1985:1)
1. pelebur/FCO jenis pembatas arus/current limiting fuse
pelebur/FCO jenis pembatas arus/current limiting fuse adalah pelebur yang selama dan
oleh kerjanya dalam waktu selang arus tertentu, membatasi arus yang lewat ke suatu nilai yang
cukup rendah dari nilai puncak arus perkiraannya. pelebur jenis ini digunakan untuk pasangan
dalam pada sisi primer transformator distribusi pada gardu bangunan.
2. pelebur/FCO jenis letupan/expultion fuse
pelebur/FCO jenis letupan/expultion fuse adalah pelebur jenis ini dimana busur listrik
yamg terjadi pada waktu pemutusan, dipadamkan oleh semprotan gas yang timbul karena busur
api tsb. pelebur jenis ini digunakan untuk pasangan luar dari sisi primer trafo distribusi
tiang.adapun menurut PLN kapasitas anak pelebur untuk pemasangan fuse cutout antara lain :
3A, 6A, 8A, 10A, 15A, 20A, 25A, 50A.
Karakteristik fuse cut out mempunyai sepasang garis lengkung yang disebutkarakteristik
arus waktu. Lengkung yang berada di bawah disebut waktu lebur minimum (minimum melting
time), lengkung di atas disebut waktu bebas maksimum(maximum clearing time). Ada dua tipe
fuse cut out yaitu tipe cepat (K) dan tipelambat (T). Perbedaan kedua tipe ini terletak pada speed
rationya
Gambar Fuse Cut Out
Relai Arus Lebih (Over Current Relay)
Relai merupakan peralatan pengaman yang dipasang pada peralatan yang berfungsi untuk
melindungi peralatan listrik dari gangguan yang mungkin terjadi. Tujuan dipasang relai
pengaman adalah :
- Menghindari atau mengurangi kerusakan yang terjadi akibat gangguan pada alat yang dilalui
arus gangguan.
- Menyelamatkan sistem atau bagian sistem lainnya yang tidak terganggu supaya tetap dapat
bekerja terus, dengan cara melepaskan bagian sistem yang terganggu sedemikian rupa sehingga
penyimpangan atau kesalahan akibat gangguan tersebut tidak memberikan akibat negative yang
lebih luas terhadap keseluruhan sistem yang ada.
Peralatan proteksi harus dirancang sedemikian rupa sehingga gangguan dapat dengan
segera diputuskan atau dihilangkan. Suatu gangguan yang serius dapat menyebabkan pemutusan
yang cepat dan dapat kerusakan pada peralatan. Gangguan yang terjadi secara tidak langsung
harus diketahui oleh operator sehingga peralatan dapat dioperasikan di luar daerah kritis.
Kejadian-kejadian yang sangat berbahaya bagi operasi generator ataupun transformator adalah
hubung singkat, gangguan ke tanah, penguatan kurang, arus lebih dan panas berlebihan.
Relay pengaman merupakan bentuk dasar dari peralatan listrikotomatik dan sangat perlu
untuk kerja dari sistem distribusi daya yang modern bahkan tergantung padanya. Bila terjadi
gangguan baik arus, tegangan, frekuensi dan daya, relay pengaman akan mendeteksi dan
memutus bagian yang mengalami gangguan dari sistem. Selanjutnya akan mengembalikan ke
keadaan normal atau membangkitkan sinyal peringatan kepada operator.
Relay jenis ini adalah besar-nya arus yang masuk ke dalam relay, atau relay arus lebih
(over current relays). Relay ini memberikan reaksi terhadap besarnya arus masukan, dan bekerja
untuk memutuskan (trip) bilamana besarnya arus melebihi nilai tertentu yang dapat diatur.
Relay arus lebih akan menutup kontak – kontaknya untuk menggerakkan rangkaian yang
menyebabkan saklar daya membuka atau menutup bilamana arus mencapai suatu nilai yang telah
ditentukan terdahulu. Dengan demikian, maka pada relay arus lebih terdapat kepekaan terhadap
besar arus yang mengalir.
Relay arus lebih dikategorikan menjadi 3 yaitu :
Relay arus lebih seketika (instantaneous over current relay)
Relay arus lebih dengan karakteristik tunda waktu (definite time over current relay )
Relay arus lebih dengan karakteristik tunda waktu terbalik (inverse time over current relay )
Relay arus lebih seketika adalah relay yang bekerjanya tanpa penundaan waktu atau
jangka waktu relay mulai saat relay arusnya pickup sampai selesai, sangat singkat (sekitar 20
sampai 100 ms).
Relay arus lebih dengan karakteristik tunda waktu tertentu, yaitu suatu relay dengan
jangka waktu mulai relay arus pickup sampai selesainya kerja relay diperpanjang dengan nilai
atau waktu tertentu. Sehingga apabila arus yang mengalir telah melebihi arus setting maka relay
akan bekerja sesuai dengan waktu penundaan yang telah ditetapkan. Ada beberapa jenis relay
arus lebih dengan tunda waktu, hal ini sangat tergantung pada karakteristik waktu tundanya.
Berdasarkan tunda waktu kerjanya, relay lebih dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
Waktu tertentu (definite time).
Waktu minimal tertentu terbalik (inverse definite minimum time/IDMT).
Sangat berbanding terbalik (very inverse).
Sangat berbanding terbalik sekali (extremely inverse).
Pada jaringan distribusi relay arus lebih yang digunakan adalah jenis inverse dan inverse
definite minimum time (IDMT). Masing-masing disetting dengan operasi cepat atau dengan
waktu diperlambat (delay).
Recloser
Sebagian besar gangguan (80-95%) pada jaringan distribusi dan transmisi adalah bersifat
temporer (sementara), berlangsung dari beberapa cycle sampai beberapa detik. Penyebab
gangguan kebanyakan disebabkan oleh dahan/ranting pohon yang mengenai saluran udara.
Penutup balik adalah alat pengaman arus lebih yang diatur waktu untuk memutus dan
menutup kembali secara otomatis, terutama untuk membebaskan dari gangguan yang bersifat
temporer (sementara), sering juga disebut dengan recloser. Recloser dilengkapi dengan sarana
indikasi arus lebih, pengatur waktu operasi, serta penutupan kembali secara otomatis. Desain dari
recloser memungkinkan untuk dapat membuka kontak-kontaknya secara tetap dan terkunci/lock
out, sesuai pemrogramannya setelah melalui beberapa kali operasi buka-tutup.
Pada gangguan yang bersifat sementara, recloser akan membuka dan menutup kembali
bila gangguan telah hilang. Jika gangguannya bersifat tetap/ permanent, maka recloser akan
membuka kontakkontaknya secara tetap dan terkunci/lock out. Apabila gangguan telah
dihilangkan, maka recloser dapat ditutup kembali. Recloser biasanya dipasang pada sebuah atau
lebih cabang (lateral) pada jaringan sehingga gangguan yang terjadi tidak mempengaruhi seluruh
jaringan. Recloser dapat diatur dengan beberapa operasi berbeda , yaitu :
Dua kali operasi seketika (membuka dan menutup) diikuti dua kali operasi waktu tunda maka
recloser akan mengunci.
Satu kali operasi seketika diikuti tiga kali operasi waktu tunda.
Tiga kali operasi ditambah satu kali operasi waktu tunda.
Empat kali operasi seketika.
Empat kali operasi waktu tunda.
Peralatan Pengaman Tegangan Lebih
Pada sistem distribusi, gangguan dapat terjadi akibat adanya tegangan lebih. Gangguan
ini bisa terjadi akibat proses switching pada saluran dan akibat sambaran petir. Petir yang kita
kenal sekarang ini terjadi akibat awan dengan muatan tertentu menginduksi muatan yang ada di
bumi. Bila muatan di dalam awan bertambah besar, maka muatan induksi pun makin besar pula
sehingga beda potensial antara awan dengan bumi juga makin besar. Kejadian ini diikuti pelopor
menurun dari awan dan diikuti pula dengan adanya pelopor menaik dari bumi yang mendekati
pelopor menurun. Pada saat itulah terjadi apa yang dinamakan petir.
Petir akan menyambar semua benda yang dekat dengan awan. Atau dengan kata lain
benda yang tinggi akan mempunyai peluang yang besar tersambar petir. Transmisi tenaga listrik
di darat dianggap lebih efektif menggunakan saluran udara dengan mempertimbangkan faktor
teknis dan ekonomisnya. Tentu saja saluran udara ini akan menjadi sasaran sambaran petir
langsung. Apalagi saluran udara yang melewati perbukitan sehingga memiliki jarak yang lebih
dekat dengan awan dan mempunyai peluang yang lebih besar untuk disambar petir.
Bila gangguan ini dibiarkan maka dapat merusak peralatan listrik. Oleh karena itu
peralatan listrik itu harus dilindungi dari gangguan tegangan lebih dengan memasang peralatan
pengaman tegangan lebih, seperti :
Kawat tanah (Overhead Groundwire)
Lightning Arrester (LA)
Kawat tanah (Overhead Groundwire)
Dalam hal melindungi saluran tenaga listrik tersebut, ada beberapa cara yang dapat
diterapkan. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kawat tanah
(overhead groundwire) pada saluran. Prinsip dari pemakaian kawat tanah ini adalah bahwa kawat
tanah akan menjadi sasaran sambaran petir sehingga melindungi kawat phasa dengandaerah/zona
tertentu.
kawat tanah yang digunakan untuk melindungi saluran tenaga listrik, diletakkan pada
ujung teratas saluran dan terbentang sejajar dengan kawat phasa. kawat tanah ini dapat
ditanahkan secara langsung atau secara tidak langsung dengan menggunakan sela yang pendek.
Untuk meningkatkan keandalan sistem ini, diperlukan pentanahan yang baik pada setiap
menara listrik. Jika petir menyambar pada kawat tanah di dekat menara listrik, maka arus petir
akan terbagi menjadi dua bagian. Sebagian besar arus tersebut mengalir ke tanah melalui
pentanahan pada menara tersebut. Sedangkan sebagian kecil mengalir melalui kawat tanah dan
akhirnya menuju ke tanah melalui pentanahan pada menara listrik berikutnya. Lain halnya jika
petir menyambar pada tengah-tengah kawat tanah antara 2 menara listrik. Gelombang petir ini
akan mengalir ke menara-menara listrik yang dekat dengan tempat sambaran tersebut.
Gambar Kawat tanah (Overhead Groundwire)
Lightning Arrester (LA)
Lightning arrester atau penangkap petir berfungsi untuk melindungi peralatan sistem
tenaga listrik terhadap tegangan surja dengan membatasi surja tegangan lebih yang datang dan
mengalirkan ke tanah. Gambar dibawah ini memperlihatkan dimensi dari ligthning arrester. Alat
pelindung terhadap tegangan surja berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan
cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Berhubung
dengan fungsinya itu, ia harus dapat menahan tegangan sistem 50 Hz untuk waktu yang tak
terbatas dan harus dapat melakukan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Kecuali itu,
sebuah alat pelindung yang baik mempunyai perbandingan perlindungan atau protective ratio
yang tinggi, yaitu perbandingan antara tegangan surja maksimum yang diperbolehkan pada
waktu pelepasan (discharge) dan tegangan sistem 50 Hz maksimum yang dapat ditahan sesudah
pelepasan terjadi.
Gambar Lithtning Arrester
Ada tiga macam alat pelindung terhadap surja yang dikenal yaitu: sela batang (rod gap),
arrester jenis ekspulsi (expulsion type lightning arrester) atau sering juga disebut tabung
pelindung (protectore tube) dan arrester jenis katub (valve type ligthning arrester).
Arrester petir disingkat arrester, atau sering disebut penangkap petir, adalah alat
pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap surja petir. Ia berlaku sebagai jalan pintas
(by-pass) sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Jalan pintas itu harus
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran arus daya sistem 50 Hz. Jadi pada kerja
normal arrester itu berlaku sebagai isolator dan bila timbul surja dia berlaku sebagai konduktor,
jadi melewatkan aliran arus yang tinggi. Setelah surja hilang, arrester harus dengan cepat
kembali menjadi isolator, sehingga pemutus daya tidak sempat membuka.
Berlainan dengan sela batang arrester dapat memutuskan arus susulan tanpa
menimbulkan gangguan. Inilah salah satu fungsi terpenting dari arrester.
Arrester biasa dipasang pada saluran distribusi, hal ini dikarenakan tegangan distribusi
lebih rendah daripada tegangan transmisi, sehingga tegangan distribusi lebih sering tersambar
oleh petir.
Menurut struktur dalamnya arrester ada dua jenis yaitu
• Gap type SiC arrester.
• Gapless Metal Oxide Varistor ( MOV )
Dalam gap tipe arrester tahanan non linearnya terbuat dari Silikon Carbide ( SiC ). Saat
tegangan lebih terjadi, celah udara terpercik dan didapat impedansi yang rendah dari path ke
tanah, resistor seri menghasilkan power frekuensi diikuti arus sehingga busur yang melalui celah
udara dapat ditutup kembali sebelum tegangan dan arus nol. Tahanan SiC tidak cukup tinggi
untuk arrester tanpa celah udara, bahan dasar adalah ZnO dalam isolasi oksida seperti Bi2O3.
Gangguan Sistem Distribusi
Gangguan pada sistem distribusi adalah terganggunya sistem tenaga listrik yang
menyebabkan bekerjanya rele pengaman penyulang bekerja untuk membuka circuit breaker di
gardu induk yang menyebabkan terputusnya suplai tenaga listrik.
Hal ini untuk mengamankan peralatan yang dilalui arus gangguan tersebut untuk dari
kerusakan. Sehingga fungsi dari peralatan pengaman adalah untuk mencegah kerusakan
peralatan dan tidak meniadakan gangguan. Gangguan pada jaringan distribusi lebih banyak
terjadi pada saluran distribusi yang dibentangkan di udara bebas (SUTM) yang umumnya tidak
memakai isolasi dibanding dengan saluran distribusi yang ditanam dalam tanah (SKTM) dengan
menggunakan isolasi pembungkus Sumber gangguan pada jaringan distribusi dapat berasal dari
dalam sistem maupun dari luar sistem distribusi.
1. Gangguan dari dalam sistem antara lain :
a) Tegangan lebih atau arus lebih
b) Pemasangan yang kurang tepat
c) Usia pemakaian
2. Gangguan dari luar sistem antara lain :
a) Dahan/ranting pepohonan yang mengenai SUTM
b) Sambaran petir
c) Hujan atau cuaca
d) Kerusakan pada peralatan
e) Binatang ataupun layang-layang
f) Penggalian tanah
g) Gagalnya isolasi karena kenaikan temperature
h) Kerusakan sambungan
Berdasarkan sifatnya gangguan pada sistem distribusi dibagi menjadi :
a) Gangguan Temporer
Gangguan yang bersifat sementara karena dapat hilang dengan sendirinya dengan cara
memutuskan bagian yang terganggu sesaat, kemudian menutup balik kembali, baik secara
otomatis (autorecloser) maupun secara manual oleh operator. Bila gangguan tidak dapat
dihilangkan dengan sendirinya atau dengan bekerjanya alat pengaman (recloser) dapat menjadi
gangguan tetap dan dapat menyebabkan pemutusan tetap. Bila gangguan sementara terjadi terjadi
berulang-ulang dapat menyebabkan gangguan permanen, dapat menyebabkan kerusakan
peralatan.
b) Gangguan Permanen
Gangguan bersifat tetap, sehingga untuk membebaskannya perlu tindakan perbaikan atau
penghilangan penyebab gangguan. Hal ini ditandai dengan jatuhnya (trip) kembali pemutus daya
setelah operator memasukkan sistem kembali setelah terjadi gangguan. Untuk mengatasi
gangguangangguan sebuah peralatan harus dilengkapi dengan sistem pengaman relay, dimana
sistem pengaman ini diharapkan dapat mendeteksi adanya gangguan sesuai dengan fungsi dan
daerah pengamannya.
top related