138657564 cara-pemberian-obat
Post on 30-Jun-2015
3.668 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan
kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan,
kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya.
Tidak lupa penulis kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima
kasih yang tiada terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala
pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu
mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam,
serta lebih jauh dari batas pandangan mata.
Adapun makalah ini berisikan materi tentang “Cara Pemberian Obat” yang
bertujuan sebagai bahan bacaan, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Dalam makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam
penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembimbing dan pembaca guna untuk kesempurnaan pada
pembuatan makalah penulis selanjutnya.
Makassar, Januari 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Obat 3
B. Prinsip Benar Pemberian Obat 4
C. Cara Pemberian Obat 5
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang
aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk
mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek
terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak
hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi
menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak
sesuai dengan anjuran yang sebenarnya. Seorang perawat juga memiliki tanggung
jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat
yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan
membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan
pengetahuan. Oleh karena itu, makalah “Cara Pemberian Obat” ini disusun
untuk lebih mengetahui cara-cara dalam pemberian obat sekaligus untuk
memenuhi tugas matakuliah Keterampilan Dasar dalam Keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian obat ?
2. Apa saja prinsip benar pemberian obat ?
3. Apa saja cara pemberian obat ?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian obat.
2. Untuk mengetahui prinsip benar pemberian obat.
3. Untuk mengetahui cara pemberian obat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obat
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral
maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit,
memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Selain itu, obat
juga didefenisikan sebagai suatu substansi yang diberikan kepada manusia atau
binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkan pencegahan terhadap
berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Obat yang di gunakan sebaiknya
memenuhi berbagai standar persyaratan obat, di antaranya adalah kemurnian
atau tidak ada pencampuran, standar potensi yg baik, memiliki biovailabilitas
(keseimbangan obat, keamanan, dan efektivitas).
B. Prinsip Benar Pemberian Obat
Dalam pemberian obat, terdapat 12 prinsip benar yang perlu diperhatikan,
yaitu sebagai berikut:
1. Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat
penyimpanan. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
2. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus
dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk
membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan
kepada pasien.
3. Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan
dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama,
nomor register, alamat dan program pengobatan pada pasien.
4. Benar Cara Pemberian
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
5. Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan,
karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi
dari obat.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur
yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai
mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien
Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan
pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan
obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan
benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang
diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan
dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-
perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama
sakit, dan sebagainya.
8. Hak Klien Untuk Menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus
memberikan Inform consent dalam pemberian obat.
9. Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
10. Benar Evaluasi
Perawat selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.
11. Benar Reaksi Terhadap Makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu
harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh
kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya
tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan
misalnya indometasin.
12. Benar Reaksi Dengan Obat Lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol
penggunaan pada penyakit kronis.
C. Cara Pemberian Obat
1. Pemberian Obat Per Oral
a)Defenisi
Adalah cara pemberian obat melalui mulut atau oral dengan tujuan
mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dgn efek terapi dan
jenis obat. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian obat per oral, yaitu:
1) Alergi terhadap obat
2) Kemampuuan klien untuk menelan obat
3) Adanya muntah dan diare yang dapat mengganggu absorbsi obat
4) Efek samping obat, interaksi obat, kebutuhan pembelajaran mengenai
obat yang diberikan
b)Alat dan Bahan
1) Baki berisi obat-obatan atau kereta dorong obat (bergantung pada sarana
yang ada)
2) Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
3) Pemotong obat (jika dipeerlukan)
4) Martil dan lumpang penggerus (jika diperlukan)
5) Gelas pengukur (jika diperlukan)
6) Gelas dan air minum
7) Sedotan
8) Pipet
9) Kartu atau buku rencana pengobatan
10) Spuit sesuai ukuran mulut anak-anak
c)Prosedur Pelaksanaan
1) Siapkan peralatan dan cuci tangan
2) Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat peroral
3) Periksa nkembali order pengobatan, jika ada keraguan pada order
pengoobatan, laporkan pada perawat atau dokter sesuai dengan
kebijakan masing-masing institusi
4) Ambil obat sesuai keperluan
5) Siapkan obat-obatan yang akan diberikan
Tablet atau Kapsul
• Tuangkan tablet atau kapsul dengan takaran sesuai kebutuhan
kedalam mangkuk sekali pakai tampa menyentuh obat.
• Gunakan alat pemotong tablet untuk membagi obat sesuai dengan
dosis yang diperlukan. Buang bagian tablet yang tidak digunakan
atau sesuai dengan kebijakan institusi maisng-masing
• Jika klien mengalami kesulitan untuk menelan, gerus obat menjadi
bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus. Setelah
itu, campurkan dengan menggunakan air atau makanan.
Obat dalam bentuk cair
• Putar/bolak balik obat agar tercampur rata sebelum dituangkan.
Buang obat jika telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
• Buka penutup botol dan letakkan menghadap ke atas (menghindari
kontaminasi pada tutup botol bagian dalam )
• Pegang botol sehingga isi labelnya akan berada pada telapak tangan
anda kemudian tuangkan obat jauh dari label.
• Tuangkan obat dengan takaran sesuai kebutuhan kedalam mangkuk
obat berskala.
• Sebelum menutup botol, usap bagian bibir botol dengan kertas tisu
• Jika jumlah obat yang diberikan hanya sedikit (kurang dari 5 ml),
gunakan spuit steril tampa jarum untuk mengambilnya dari botol.
6) Berikan obat pada waktu dan dengan cara yang benar
• identifikasi klien dengan tepat
• Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang dapat
dipahami oleh klien
• Atur pada posisi duduk
• Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan
• Beri klien air yang cukup untuk menelan obat.
• Jika rasa obat tidak enak, minta klien untuk menghisap beberapa
butir es batu sebelum minum obat atau campur dengan makanan atau
minuman
• Jika klien mengatakan obat yang diberikan tidak sama dengan obat
yang diberikan sebelumnya, periksa kembali buku catatan pemberian
obat sebelumnya.
• Tetap bersama klien sampai obat ditelan habis
7) Catat obat yang telah diberikan, meliputi nama dan dosis obat, keluhan
dan tanda tangan anda.
8) Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar. Buang alat-
alat sekali pakai kemudian cuci tangan.
9) Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien
2. Pemberian Obat Topikal
Pada Kulit
a)Defenisi
Adalah pemberian obat yang dilakukan pada kulit. Pemberian obat
kulit dapat dilakukan dengan banyak preparat seperti, krim, lotion, aerosol,
sprei, atau bubuk yang bertujuan untuk:
1) mempertahan hidrasi lapisan kulit.
2) Melindungi permukaan kulit
3) Mengurangi iritasi kulit atau menngatasi infeksi kulit
b)Alat dan Bahan
1) Obat dalam tempatnya, lotion, krim, aerosol, sprei, bubuk.
2) Kain kasa
3) Kertas tisu
4) Balutan
5) Pengalas
6) Air sabun dan air hangat
c)Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Bersihkan daerah yang akan diberikkan obat dengan air hangat atau air
sabun.
5) Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti
mengoleskan, mengompres.
6) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
7) Catat prosedur dan respon pasien
Pada Mata
a)Defenisi
Adalah cara pemberian obat pada mata dengan memberikan tetes
mata atau salep mata. Prosedur ini dapat dilakukan untuk persiapan
pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi
pupil ;pengukuran refraksi dengan melemahkan otot lensa, juga digunakan
untuk menghilangkan iritasi mata, dll.
b)Alat dan Bahan
1) Obat dalam tempatnya (tetes steril / salep)
2) Plester
3) Kain kasa
4) Kertas tisu
5) Balutan
6) Sarung tangan
7) Air hangat atau kapas pelembap
c)Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dan posisi perawat
disamping kanan pasien.
4) Gunakan sarung tangan
5) Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembap (tisu)
dari sudut luar mata kearah hidung, bila sangat kotor basuh dengan air
hangat.
6) Buka mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunakan ibu
jari atau jari telunjuk diatas tulang orbita.
7) Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva sesuai dosis. Minta pasien
menutup mata dengan perlahan ketika menggunakan tetes mata.
8) Bila menggukan obat mata jenis salep, pegang aplikator diatas tepi
kelopak mata. Kemudian tekan tube hingga obat keluar dan berikan
pada kelopak mata bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk
melihat ke arah bawah. Secara bergantian, berikan obat pada kelopak
mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan
menggosok kelopak mata.
9) Tutup mata dengan kasa bila perlu
10) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11) Catat prosedur dan respon pasien
Pada Telinga
a) Defenisi
Adalah pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara
memberikan tetes telinga. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan
pada gangguan infeksi telinga, khususnya pada telinga tengah (otitis
eksterna). Obat yang diberikan dapat berupa antibiotik (tetes atau salep).
b) Alat dan Bahan
1) Obat dalam tempatnya
2) Penetes
3) Spekulum telinga
4) Pinset anatomi dalam tempatnya
5) Plester
6) Kain kasa
7) kertas tisu
8) Balutan
c) Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3)Atur posisi klien dengankepala miring kekanan atau kekiri sesuai dengan
derah yang akan diobati, upayakan telinga pasien keatas
4) Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas atau ke
belakang (pada anak)
5) Bila obat berupa tetes, teteskan obat pada dinding saluran untuk
mencegah terhalang oleh gelembung udara dengan jumlah tetesan
sesuai dosis. Dan bila obat berupa salep, ambil kapas lidi dan oleskan
salep. Kemudian masukkan/ oleskan pada daun telinga.
6) Pertahankan posisi kepala selama 2-3 menit
7) Tutup telinga dengan balutan dan plester
8) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
9) Catat prosedur dan respon pasien.
Pada Hidung
a) Defenisi
Adalah pemberian obat pada hidung dengan cara memberikan
tetes hidung. Prosedur ini dilakukan pada inflamasi hidung (rinitis).
b) Alat dan Bahan
1) Obat dalam tempatnya
2) Pipet
3) Spekulum hidung
4) Pinset anatomi dalam tempatnya
5) Korentang dalam tempatnya
6) Plester
7) Kain kasa
8) Tisu
9) balutan
c) Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien dengan cara:
a. duduk dikursi dengan kepala tengadah kebelakang
b. berbaring dengan kepala estensi pada tepi tempat tidur
c. berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah
kebelakang.
4) Berikan tetesan obat pada masing-masing lubang hidung (sesuai
dosis ).
5) Pertahankan posisi kepala setelah prosedur dilakukan
6) Cuci tangan setelah prosedur yang dilakukan
7) Catat prosedur dan respon pasien.
3. Pemberian Obat Per Rectum
a)Defenisi
Adalah cara pemberian obat dengan memasukkan obat melalui anus
atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan
pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar.
b)Alat dan Bahan
1) Obat suposutorium dalam tempatnya
2) Sarung tangan
3) Kain kasa
4) Vaselin/pelicin/pelumas
5) Kertas tissue
6) Duk
c)Prosedur Kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Minta pasien mengambil posisi tidur miring (Sims) dengan kaki atas
fleksi ke depan.
5) Perhatikan klien tertutup duk dengan hanya area anal terpajan
6) Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rektal.
7) Lepaskan sarung tangan dengan menariknya ke dalam dan
menempatkannya dalam wadah yang tepat.
8) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan baru.
9) Lepaskan supositoria dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar
ujung jeli. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk tangan
dominan anda.
10) Minta klien untuk menarik napas perlahan melalui mulut dan untuk
merilekskan sfinger anal.
11) Regangkan bokong klien dengan tangan dominan anda. Dengan jari
telunjuk yang tersarungi, masukkan supositoria dengan perlahan melalui
anus, melalui sfingter anal, dan mengenai dinding rectal; masukkan
seluruh jari pada orang dewasa, kira – kira 5 cm anak – anak dan bayi.
12) Tarik jari anda dan bersihkan area anal klien.
13) Instruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5
menit.
14) Bila supositoria mengandung laksatif (pelunak feses), temaptkan lampu
pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan
untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi.
15) Buang sarung tangan dengan membalik bagian dalam keluar dan buang
dalam wadah yang tepat. Dan cuci tangan kembali.
16) Catat prosedur dan respon pasien.
4. Pemberian Obat Per Vagina
a)Defenisi
Adalah memberikan sejumlah obat ke dalam vagina dengan tujuan
untuk mengobati infeksi pada vagina, menghilangkan nyeri, rasa terbakar,
dan ketidaknyamanan pada vagina serta untuk mengurangi peradangan.
b)Alat dan Bahan
1) Obat sesuai yang diperlukan (Krim, jelly, foam, atau supositoria
2) Aplikator untuk krim vagina
3) Pelumas untuk supositoria
4) Sarung tangan sekali pakai
5) Pembalut
6) Handuk bersih
7) Gorden/sampiran
c)Prosedur Pelaksanaan
1) Cek kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan, waktu,
jumlah, dan dosis obat
2) Siapkan klien
a. Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
b. Jaga privasi dan minta klien untuk berkemih terlebih dahulu.
c. Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul
rotasi internal
d. Tutup dengan selimut mandi dan pajankan area perineal saja
3) Pakai sarung tangan
4) Inspeksi orifisium vagina, catat adanya pengeluaran, bau atau rasa tidak
nyaman
5) Lakukan perawatan perineal
Pemberian Supositoria
a. Berikan obat supositoria dengan membuka bungkus aluminium foil
supositoria dan oleskan sejumlah pelumas yang larut dalam air pada
ujung supositoria yang bulat dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang
telah dipasang sarung tangan dari tangan dominan.
b. Dengan tangan nondominan yang sudah terpasang sarung tangan,
reganggakan lipatan labia
c. Masukkan supositoria sekitar 8-10cm sepanjang dinding vagina
posterior
d. Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa di sekitar orifisium
dan labia
e. Minta klien untuk tetap berada pada posisi tersebut selama 5-10
menit setelah insersi
f. Tawarkan pembalut perineal sebelum klien melakukan ambulasi
g. Lepaskan sarung tangan dan buang ke dalam tempat yang sesuai
h. Cuci tangan
i. Kaji respons klien
j. Dokumentasikan seluruh tindakan.
Pemberian Krim Vagina, Jeli, atau foam/busa
a. Isi aplikator, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
b. Regangkan lipatan labia secara perlahan dengan tangan nondominan
bersarung tangan
c. Dengan tangan dominan yang telah memakai sarung tangan,
masukkan aplikator ke dalam vagina kurang lebih 5 cm. Dorong
penarik aplikator untuk mengeluarkan obat sehingga aplikator
kosong
d. Tarik aplikator dan letakkan di atas handuk. Bersihkan sisa krim
pada labia dan orifisium vagina
e. Buang aplikator atau bersihkan kembali sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuatannya
f. Instruksikan klien untuk tetap berada pada posisi semula selama 5-
10 menit
g. Lepaskan sarung tangan dan buang di tempat semestinya
h. Cuci tangan
6) Kaji respons klien dan dokumentasikan semua tindakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Obat merupakan suatu substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkan pencegahan terhadap berbagai
gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
2. Prinsip benar obat ada 12, yaitu: benar obat, benar dosis, benar pasien, benar
cara pemberian, benar waktu, benar dokumentasi, benar pendidikan kesehatan
perihal medikasi klien, hak klien untuk menolak, benar pengkajian, benar
evaluasi, benar reaksi terhadap makanan, benar reaksi dengan obat lain.
3. Cara pemberian obat ada empat, yaitu:
a. Pemberian obat per oral
b. Pemberian obat topical
1) Pemberian obat pada kulit
2) Pemberian obat pada mata
3) Pemberian obat pada telinga
4) Pemberian obat pada hidung
c. Pemberian obat per rectum
d. pemberian obat per vagina
B. Saran
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu:
Untuk permbaca, sekiranya bisa memahami materi ini dan
mengimplementasikannya dengan baik dalam memberikan pelayanan kesehatan
di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul, Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.
Jakarta: EGC.
Dazpecta, 2012, Prinsip 12 Benar Cara Pemberian Obat, online
(http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2012/06/09/pengetahuan-prinsip-
12-benar-cara-pemberian-obat/), diakses pada 17 Januari 2012 pukul 07. 18
WITA.
top related