2. perancangan tapak 2.1. lokasi tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros utara – selatan...
Post on 29-Oct-2020
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9 Universitas Kristen Petra
2. PERANCANGAN TAPAK
2.1. Lokasi Tapak
Mengingat bahwa proyek yang direncanakan adalah bangunan fasilitas
umum dengan fasilitas galeri sebagai fasilitas utama, maka kriteria – kriteria yang
sebaiknya dipertimbangkan saat menentukan lokasi adalah :
• Lokasi tapak sebaiknya berada di atau dekat dengan pusat kota , selain
pencapaiannya mudah juga diharapkan lebih berpotensi menarik pengunjung.
• Lokasi tapak sebaiknya strategis dengan melihat fungsi bangunan – bangunan
lain di sekitarnya yang sekiranya dapat menunjang hidupnya fasilitas –
fasilitas dalam rencana proyek.
• Adanya fasilitas sanggar seni dan perpustakaan yang membutuhkan
ketenangan untuk kenyamanan aktivitas di dalamnya, maka meskipun tapak
berada di atau dekat dengan pusat kota, harus dipertimbangkan pula batas –
batas yang melingkupi tapak.
• Tapak membutuhkan view dan suasana ruang luar yang asri dan bernuansa
alami, sehingga dapat menunjang fasilitas sanggar seni dimana pengguna dan
pelakunya dapat lebih mudah memperoleh inspirasi dari ruang luar yang asri
dalam menciptakan kreasinya.
Dengan mempertimbangkan kriteria - kriteria di atas, maka lokasi tapak
yang direncanakan untuk proyek adalah : di jl. Taman Apsari ( sebelah selatan
Taman Apsari ). Potensi dari lokasi tapak :
• Jl. Gubernur Suryo sebagai akses masuk untuk mencapai tapak merupakan
jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas
yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah dan letaknya di
dekat pusat kota sangat potensial untuk menarik pengunjung.
• Taman Apsari dan patung Gubernur Suryo sebagai landmark minor dalam
kawasan sehingga akses pencapaian dari Jl. Gubernur Suryo ke lokasi tapak
lebih mudah dikenali.
10
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.1. Peta Lokasi Tapak
Keterangan lokasi tapak :
• Kecamatan : Genteng
• Kelurahan : Embong Kaliasin
• Batas lahan :
− Sebelah Utara : Taman Apsari
− Sebelah Selatan : Jl. Embong Wungu
− Sebelah Barat : bangunan 2 lt
− Sebelah Timur : Jl. Joko Dolog
• Ketentuan lahan :
− Rencana Guna Lahan RDTRK: fasilitas umum
− Arahan Rencana Guna Lahan RTRK Embong Kaliasin : fasilitas umum
− KDB : 50 %
− KLB : maks 2 lantai
− GSB :
Jl. Gubernur Suryo : 10 m
Jalan lokal : 10 m
11
Universitas Kristen Petra
• Kemampuan Tanah dan Jenis Tanah:
− Lereng : mempunyai kemiringan 0 – 2 %
− Kedalaman efektif tanah : lebih dari 90 cm
− Tekstur tanah : halus
− Drainase : tidak pernah tergenang
− Erosi : tidak pernah erosi
− Faktor pembatas : air tanah asin
− Jenis tanah : aluvial kelabu
• Klimatologi :
− Rata – rata kelembaban udara : 72,8 %
− Tekanan udara : 1010,8 Mbs
− Temperatur : 28,3º C
− Curah hujan : 187 mm
2.2. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Tapak
Lingkungan sekitar kawasan Taman Apsari umumnya berupa bangunan 2
lantai yang berfungsi untuk fasilitas umum dan perumahan. Tidak ada langgam
tertentu yang menonjol pada kawasan, tetapi yang paling menonjol dalam
kawasan adalah keberadaan Taman Apsari dan cagar budaya Joko Dolog.
• Taman Apsari dan patung Gubernur Suryo sebagai landmark minor di koridor
jl. Pemuda menuju jl. Taman Apsari menjadi fokal point yang yang penting
dalam kawasan, sebagai titik awal akses menuju kawasan. Oleh sebab itu
orientasi bangunan pada tapak diarahkan menghadap ke arah Taman Apsari
sebagai akses utama menuju kawasan. Sedangkan di sebelah timur tapak,
terdapat patung Joko Dolog sebagai cagar budaya dengan kesan tradisional
yang kuat. Hal ini nantinya akan mempengaruhi pilihan desain bangunan
secara kontras dan bukan laras dalam menciptakan kesatuan (unity) dalam
kawasan supaya keberadaan bangunan yang direncanakan nantinya juga
menonjol.
12
Universitas Kristen Petra
Gambar 2. 2. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Tapak
• Sirkulasi kendaraan dalam kawasan tapak terdiri atas dua jalur dengan lebar
jalan 7,5 m. Banyak akses tembusan ke jalan – jalan lokal lainnya seperti ke Jl.
Embong Trengguli, Jl. Embong Wungu. Di sisi timur tapak terdapat pertigaan
dari Jl. Taman Apsari ke Jl. Joko Dolog dan Jl. Embong Wungu. Tapak hanya
berbatasan dengan jalan pada sisi utara dan timur sedangkan melihat kondisi
sirkulasi kendaraan yang diuraikan di atas maka dipertimbangkan
kemungkinan membuka satu akses masuk ke dalam tapak saja, yaitu pada
orientasi arah utara. Sedangkan untuk akses keluar dari tapak diarahkan
kembali ke Jl. Gubernur Suryo dan keluar ke Jl. Embong Wungu.
• Selain itu dengan batasan jalan yang tidak terlalu lebar 7,5 m pada sisi utara
dan timur tapak, maka nantinya perancangan tapak pada sisi utara dan timur
perlu di beri space berupa ruang luar yang cukup jauh dari jalan sehingga ada
jarak yang cukup bagi pengguna kendaraan untuk menikmati tampilan
bangunan dalam tapak.
13
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.3. Pengaruh Sirkulasi Dalam Kawasan Terhadap Tapak
2.3. Analisis Tapak
2.3.1. Analisa Tapak Terhadap Iklim
• Angin
Arah angin dari timur, dimanfaatkan untuk penghawaan pasif. Peletakan
bangunan tidak memanjang ke arah timur-barat, sehingga kecepatan angin
yang masuk ke dalam ruang makin lama tidak berkurang karena panjangnya
ruangan.
• Matahari
Potensi cahaya matahari optimal pada sisi utara, timur, dan barat. Untuk
menghindari radiasi panas matahari yang langsung masuk ke dalam ruangan,
maka posisi bangunan dalam tapak tidak langsung berhadapan dengan
matahari barat, tetapi agak dimiringkan 30-40˚ sesuai dengan orientasinya
yang menghadap ke arah Taman Apsari.
14
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.4. Analisis Tapak Terhadap Angin dan Matahari
2.3.2. Analisa Tapak Terhadap Kebisingan
Kebisingan terbesar pada tapak berada pada sisi utara dan timur yang
berbatasan dengan jalan. Oleh sebab itu untuk peletakan fasilitas yang
membutuhkan ketenangan, dihindari peletakan pada sisi ini. Juga digunakan
tanaman untuk mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam tapak.
Gambar 2.5. Analisis Tapak Terhadap Kebisingan
2.3.3. Analisa Tapak Terhadap View
Untuk view keluar tapak yang paling baik adalah menghadap ke arah
Taman Apsari, sehingga fasilitas yang membutuhkan view untuk kenyamanan
pengguna dalam beraktivitas diarahkan pada orientasi tersebut.
Gambar 3.6. Analisis Tapak Terhadap View
15
Universitas Kristen Petra
2.4. Pencapaian Tapak
2.4.1. Penentuan jalan masuk utama (main entrance)
Karena orientasi bangunan diarahkan menghadap ke utara- timur laut, ke
arah Taman Apsari, sesuai pertimbangan yang telah diuraikan di atas, maka letak
main entrance yang dipilih adalah di sebalah utara tapak. Dengan kriteria mudah
terlihat dan mudah dicapai, peletakan main entrance di sisi utara dinilai paling
efektif. Kendaraan yang berada di Jl. Taman Apsari sebagai akses utama menuju
tapak mudah melihat main entrance dan mudah mencapainya karena arah
sirkulasi kendaraan dapat langsung masuk ke dalam tapak.
Selain itu dari segi sirkulasi kendaraan secara umum dalam kawasan,
jalur Jl. Taman Apsari yang paling tidak padat karena sirkulasi kendaraan satu
arah saja sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan kepadatan jumlah
pengunjung yang terjadi dalam waktu tertentu.
Gambar 2.7. Penentuan Jalan Masuk Utama ( Main Entrance)
16
Universitas Kristen Petra
2.4.2. Penentuan jalan masuk samping (side entrance)
Dengan penentuan main entrance pada sisi utara, maka hanya tersisa satu
kemungkinan untuk memberi bukaan untuk akses masuk ke dalam tapak, yaitu
pada sisi timur. Tetapi melihat kondisi sirkulasai kendaraan yang cukup padat
pada sisi timur, arus kendaraan dua arah dan dekat pertigaan Jl. Taman Apsari –
Jl. Joko Dolog – Jl. Embong Trengguli, bila dibuatkan akses masuk pada sisi ini
maka sirkulasi kendaraan akan semakin padat. Oleh sebab itu tidak dibuat side
entrance. Untuk akses masuk ke tapak, semua sirkulasi diarahkan pada sisi utara,
kemudian baru dilakukan pemisahan sirkulasi untuk pengunjung, karyawan dan
service di dalam tapak.
2.5. Sistem Sirkulasi Dalam Tapak
Sistem sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi service.
2.5.1. Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraan terdiri atas mobil dan sepeda motor, baik untuk
pengunjung maupun karyawan. Karena akses masuk kendaraan ke dalam tapak
hanya dari sisi utara, maka baik mobil maupun motor masuk pada jalur yang
sama, kemudian baru dipisahkan sirkulasinya dalam basement. Sistem sirkulasi
kendaraan pada tapak dibuat linier berhubung terbatasnya akses bukaan pada
tapak.
Untuk sirkulasi pengunjung, kendaraan masuk dari sisi utara, kemudian
menurunkan penumpang di main entrance. Setelah menurunkan penumpang,
kendaraan dapat langsung keluar menuju Jl. Gubernur Suryo atau parkir terlebih
dahulu dan keluar melalui bukaan alternatif pada sisi timur tapak menuju Jl.
Embong Wungu. Untuk sirkulasi kendaraan menuju basement, akses keluar
diarahkan pada sisi utara ( bersebelahan dengan akses masuk ), sehingga
kendaraan dapat menjemput penumpang terlebih dahulu lewat bundaran putar
balik, kemudian keluar menuju ke Jl. Gubernur Suryo.
17
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.8. Sirkulasi Kendaraan Dalam Tapak
2.5.2. Sirkulasi Pejalan Kaki
Sirkulasi pejalan kaki diarahkan pada sisi utara tapak sehingga mudah
mencapai main entrance dan semua akses masuk untuk pejalan kaki diarahkan
melalui main entrance, baik yang datang langsung tanpa kendaraan maupun untuk
pengguna kendaraan yang diparkir di luar. Kecuali untuk kendaraan yang diparkir
di basement, sirkulasi pengunjung dapat langsung menuju lobby.
2.5.3. Sirkulasi Service
Sirkulasi service juga diarahkan dari sisi utara tapak, sama dengan
sirkulasi pengunjung karena keterbatasan pembukaan untuk akses masuk ke tapak
(seperti yang telah diuraikan dalam sub bab 2.2.) dan dengan mempertimbangkan
pula frekuensi sirkulasi service yang jarang. Sirkulasi service dalam proyek yang
direncanakan meliputi sirkulasi service untuk mechanical, loading cafe dan art
loading untuk keperluan pameran.
Untuk art loading, karena muatannya jauh lebih besar (berupa lukisan
dan patung maupun bentuk karya seni lainnya) dan frekuensi kebutuhannya lebih
sering daripada kebutuhan service yang lain (event pameran umumnya berskala 2
– 3 minggu sekali), maka sirkulasinya harus mudah mencapai fasilitas service
18
Universitas Kristen Petra
yang disediakan dalam bangunan. Untuk itu sirkulasi service untuk art loading
diarahkan linier, dengan akses masuk dari sisi utara tapak kemudian menurunkan
muatan, dan keluar melalui bukaan pada sisi timur tapak. Bukaan keluar untuk
sirkulasi art loading dibedakan dengan bukaan keluar untuk sirkulasi kendaraan
pengunjung supaya tidak terjadi penumpukan kendaraan pengunjung dan
kendaraan service yang akan keluar.
Untuk mechanical area, fasilitasnya diletakkan di basement sehingga
sirkulasi untuk loadingnya juga melalui basement dan keluar melalui sisi utara
tapak. Sedangkan untuk fasilitas cafe yang letaknya pada sisi barat tapak yang
berbatasan dengan bangunan tetangga dan tidak dibuat jalur sirkulasi pada sisi ini
( semua jalur sirkulasi dalam tapak diarahkan pada sisi utara dan timur tapak ),
maka sirkulasi untuk loadingnya dilewatkan dari basement kemudian keluar
melalui sisi utara tapak menuju Jl. Gubernur Suryo.
Gambar 2.9. Sirkulasi Service dan Pejalan Kaki Dalam Tapak
2.6. Pendaerahan / Zoning
Pendaerahan / zoning pada perancangan tapak dilakukan berdasarkan
pengelompokan fasilitas- fasilitas bangunan yang terdiri atas fasilitas utama dan
fasilitas penunjang. Fasilitas utama terdiri atas galeri, sedangkan fasilitas
19
Universitas Kristen Petra
penunjang terdiri atas kantor pengelola, cafe, perpustakaan, sanggar seni,
auditorium dan fasilitas service.
Untuk cafe, galeri dan kantor pengelola, yang tingkatannya paling umum
bagi pengunjung diletakkan di area paling depan dari tapak sehingga mudah
terlihat dan mudah dicapai. Sedangkan untuk auditorium yang hanya dikunjungi
bila ada seminar atau event lainnya dan membutuhkan ketenangan, diletakkan
lebih ke dalam. Sanggar seni dan perpustakaan yang membutuhkan ketenangan,
diletakkan pada sisi tapak yang tidak berbatasan dengan jalan untuk menghindari
kebisingan dari kendaraan. Dan untuk fasilitas service, diletakkan pada area
paling belakang tapak dekat dengan side entrance untuk keperluan loading.
Gambar 2.10. Pendaerahan / Zoning
2.7. Penataan Ruang Luar
Penataan ruang luar pada perancangan tapak dilakukan dengan
mempertimbangkan batas – batas tapak, jalur sirkulasi serta kebutuhan fasilitas –
fasilitas yang direncanakan dalam proyek. Pada sisi utara tapak, karena berbatasan
dengan jalan yang tidak terlalu lebar (7,5 m), adanya peletakan main entrance,
20
Universitas Kristen Petra
maka diberikan space berupa ruang luar yang cukup luas sehingga ada jarak yang
cukup bagi pengunjung yang akan memasuki tapak untuk menikmati tampilan
bangunan, memberi ruang yang cukup untuk menegaskan keberadaan main
entrance sebagai titik awal perjalanan pengunjung memasuki bangunan.
Sama halnya untuk sisi timur tapak diberikan space berupa ruang luar
untuk menikmati tampilan bangunan. Tetapi sesuai dengan kebutuhan sirkulasi
kendaraan melalui akses sisi utara dan sisi timur tapak, maka ruang luar pada sisi
ini dimanfaakan untuk kebutuhan parkir mobil. Sedangkan untuk sisi barat dan
sisi selatan tapak yang berbatasan dengan tetangga, tidak diperlukan ruang luar
tertentu, ruang luar yang terjadi hanya karena kebutuhan untuk garis sempadan
bangunan dengan bangunan tetangga dengan jarak 6m.
Penataan pohon selain diperlukan untuk melingkupi tapak dengan batas –
batas yang bersebelahan dengannya, juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
tertentu. Untuk penataan pohon pada sisi kiri dan kanan pedestrian menuju main
entrance, pohon berfungsi sebagai pengarah. Sedangkan di sekitar fasilitas
auditorium diberikan pepohonan sebagai barrier sound dari lingkungan
sekitarnya. Untuk penataan pohon lainnya, baik pada sisi timur, barat dan selatan,
difungsikan sebagai pelingkup (enclosure) dari tapak terhadap lingkungan
sekitarnya.
Gambar 2.11. Penataan Ruang Luar Dalam Tapak
21
Universitas Kristen Petra
2.8. Pengaruh Perancangan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar
Perancangan tapak akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan,
antara lain sebagai berikut :
• Sirkulasi kendaraan dalam kawasan tapak umumnya tidak akan berubah
karena pembukaan akses masuk dan keluar tapak diarahkan satu arah dengan
arah sirkulasi kendaraan dalam kawasan. Yang mengalami perubahan adalah
kepadatan sirkulasi kendaraan dalam kawasan yang akan terjadi bila secara
temporer ada kegiatan ( dalam hal ini pameran ) atau event–event tertentu
yang digelar proyek bangunan yang direncanakan. Dengan makin padatnya
sirkulasi kendaraan dalam kawasan tersebut, maka dampak lain yang
ditimbulkan yaitu kawasan Taman Apsari dapat menjadi lebih hidup dan cagar
budaya Joko Dolog yang berada di dalamnya, sebagai salah satu penanda
kawasan menjadi lebih kuat eksistensinya.
Gambar 2.12. Pengaruh Perancangan Tapak terhadap Lingkungan
22
Universitas Kristen Petra
• Sesuai dengan peraturan RTRK Embong Kaliasin, tinggi bangunan yang
direncanakan dalam tapak maksimal 2 lantai, oleh sebab itu skyline yang
terbentuk pada kawasan adalah :
Gambar 2.13. Skyline Pada Kawasan Tapak
top related