260110140084_ai siti rika f_modul 7,8 & 9
Post on 05-Jul-2018
251 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
1/27
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN BAHAN BAKU KLORAMFENIKOL SERTAPENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN KRIM DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI
NAMA : AI SITI RIKA FAUZIAH
NPM : 260110140084
HARI/TANGGAL : SELASA, 3, 10 & 17 NOVEMBER 2015
PRAKTIKUM
ASISTEN :1. HASYA AQDAN
2. HESTI JUWITA SARI
LABORATORIUM ANALISIS FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
2/27
ABSTRAK
Pemeriksaan bahan baku kloramfenikol meliputi pemeriksaan secara kualitatif
maupun kuantitatif sedangkan kloramfenikol dalam krim diuji kadarnya. Tujuannya
yaitu untuk mengetahui identitas & mutu dari bahan baku dan kadar kloramfenikol
dalam sediaan. Pengujian kualitatif meliputi uji kelarutan dan uji warna. Sedangkan
pengujian secara kuantitatif meliputi pengujian kadar air dan pengujian kadar sampel
dengan menggunakan metode spektrofotometri. Prinsip dari percobaan kali ini yaitu
kelarutan suatu senyawa dalam pelarut, reaksi senyawa dengan reagen, dan interaksi
antara molekul dengan radiasi elektromagnetik (spektrofotometri). Hasil dari uji
kelarutan yaitu sampel tidak larut dalam air maupun etanol dengan cara yang
disebutkan dalam farmakope; dalam uji warna (dengan reagen fujiwara dan Nessler)
sampel menunjukkan hasil positif kloramfenikol. Hasil dari pengujian sampel secara
kuantitatif dengan pengujian kadar air didapat sebesar 0,175%. Didapat kadar bahan
baku kloramfenikol dengan metode spektrofotometri uv sebesar 82,87% Dan kadar
kloramfenikol dalam sediaan krim sebesar 0,73%.
Kata Kunci: kloramfenikol, uji mutu, uji warna, kelarutan, kadar, spektrofotometri,
krim
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
3/27
ABSTRACT
Basic substance chloramphenicolum testing included quantitative and qualitative
testing whereas chloramphenicolum on cream was tested the concentration. It is
purposed to know the identity & quality of the sample and the concentration of the
other sample. Qualitative testing included solubility and color testing. Quantitative
testing included the content of water and concentration of basic substance
chloramphenicolum used spectrophotometry method. The principle of this practice
was solubility of the compound on the solvent, reaction of sample with reagent and
interaction between molecule with electromagnetic radiation (spectrophotometric).
The result of solubility testing was the sample didn’t soluble in water or ethanol
followed the rule on FI; the color testing (with fujiwara and Nessler reagen), sample
showed positive result as chloramphenicolum. The result of quantitative testing with
content of water testing is got the percentage 0,175% and the concentration of basic
substance chloramphenicolum with spectrophotometry method was 82,87%. And the
concentration of sample on the cream was 0,73%.
Key words: chloramphenicolum, quality testing, color test, solubility, concentration,
spectrophotometric, cream
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
4/27
I. PENDAHULUAN
Bahan baku adalah semua
bahan baik yang berkhasiat (zat
aktif) maupun tidak berkhasiat,
yang berubah maupun tidak
berubah, yang digunakan dalam
pengolahan obat walaupun tidak
semua bahan tersebut masih
terdapat di dalam produk ruahan.
Semua bahan baku yang digunakan
harus memenuhi persyaratan
farmakope atau buku resmi lain
yang disetujui oleh industry
farmasi yang bersangkutan. Selain
itu, bahan-bahan yang dibeli harus
sesuai dengan spesifikasi hasil uji
agar diperoleh mutu obat yang
konsisten dan memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat,
stabilitas, dan ketersediaan hayati
(Siregar, 2010).
Kloramfenikol merupakan
zat hablur halus berbentuk jarum
atau lempeng memanjang
berwarna putih hingga putih kelabu
atau putih kekuningan, sukar larut
dalam air, mudah larut dalam
etanol dan propilenglikol, memiliki
titik lebur antara 149 – 153 C
(Depkes RI, 1995).
Rumus struktur:
Menurut Farmakope Indonesia edisi
IV (1995), Kloramfenikol dapat
ditetapkan kadarnya secara KCKT
dan menurut Farmakope Indonesia
edisi III (1979) Kloramfenikol
ditentukan secara nitrimetri setelah
direduksi terlebih dahulu dengan
Zn/HCl.
Kloramfenikol adalah
antimikroba jenis bakteriostatik
broad-spectrum. Kloramfenikol
efektif melawan bakteri Gram-
positif maupun Gram-negatif, dan
kebanyakan organisme anaerob
(Falagas & Michalopoulos, 2008).
Mekanisme kerja antibiotik
kloramfenikol ialah menghambat
sintesis protein yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel-sel bakteri
sehingga kloramfenikol
menghambat fungsi RNA dari
bakteri (Wattimena dkk, 1991).
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
5/27
Analisis kimia adalah salah
satu hal penting dalam
menganalisa sampel yang tidak
diketahui dengan menggunakan
beberapa teknik yang berbeda.
Analisi kualitatif merupakan cara
deteksi elemen yang ada dalam
suatu senyawa. Analisis ini hanya
dapat menganalisa adanya suatu
elemen, tidak dengan persentase
atau jumlah elemen yang terdapat
dalam senyawa tersebut
(Tutorvista, ______). Sedangkan
analisis kuantitatif yaitu berkaitan
dengan penetapan berapa banyak
suatu zat tertentu yang terkandung
dalam suatu sampel (Underwood,
2002).
Metode analisis berperan
sebagai salah satu hal yang vital
dalam pengembangan performulasi
dan formulasi, stablitas, quality
control, dan program quality
assurance. Pengujian analisis dari
produk farmasi dibutuhkan untuk
memastikan stabilistas,
keselamatan, dan efektivitas obat
(Theivarasu et al, 2010).
Spektroskopi Ultraviolet adalah
teknik fisika dari spektroskopi
optical yang menggunakan sinar di
daerah tampak, ultraviolet, dan
rengtang pada daerah inframerah.
Hukum Lambert Beer menyatakan
bahwa absorbansi dari larutan
secara langsung sebanding dengan
konsentrasi dari zat yang
terabsorbsi dalam larutan dan pada
panjang gelombang. Dengan
demikian, dari panjang gelombang,
dapat diketahui konsentrasi larutan
dari serapannya (Gandhimathi et
al, 2012).
II. METODE
Alat
Batang pengaduk, beaker glass,
kaca preparat, labu ukur, neraca
analitik, penangas air, pipet
volume.
Bahan
Aquades, aseton, etanol,
kloramfenikol, pereaksi Nessler,
reagen Fujiwara.
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
6/27
Uji Kelarutan
Ditimbang sampel kloramfenikol
masing-masing 200 mg untuk dua
kali percobaan. Masing-masing
dilarutkan dalam 400 bagian air
dan 2,5 bagian etanol. Diamati
kelarutannya.
Uji Kadar Air
Ditimbang botol dan dikeringkan
pada suhu 105 C selama 30 menit.
Didinginkan dengan desikator
selama 15 menit kemudian
ditimbang. Setelah itu, kira-kira 3
gr bubuk sampel dimasukkan ke
dalam botol timbang kemudian
dikeringkan pada suhu 105 C
hingga bebas air (± 60 menit).
Setelah dingin, ditimbang bobot
serta isinya (dilakukan secara
duplo).
Uji Warna
Uji Fujiwara
Dicampurkan 2ml reagen +
1 m l piridin. Ditambahkan
sampel dan dipanaskan di
atas penangas 100 C selama
2 menit. Diamati perubahan
yang terjadi.
Uji Nessler
Ditambahkan pereaksi ke
dalam sampel lalu
dipanaskan pada 100 C
dalam penangas air.
Diperiksa tiap 10 menit
(dilakukan hal yang sama
pada blanko), diamati
perubahan yang terjadi.
Uji Kemurnian dengan
Spektrofotometri UV
Pembuatan Larutan Baku
Kloramfenikol
Dibuat larutan indukkloramfenikol 0,02%
Ditimbang seksama 10,0
mg
kloramfenikol,dimasukkan
dalam beker glass dan
dilarutkan dengan
etanol,jika perlu
dihangatkan,diaduk hingga
larut
sempurna.Dimasukkan
dalam labu ukur 50 ml dan
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
7/27
diencerkan dengan etanol
hingga tanda. Dibuat seri
larutan baku 8,12,16,20,
dan 24 ppm dari larutan
induk Pipet 2,3,4,5 dan 6
ml larutan
kloramfenikol,masing-
masing dimasukkan dalam
labu ukur 50 ml,diencerkan
dengan etanol hingga tanda
batas.
Penentuan λ Maksimum
Kloramfenikol
Diukur serapan seri larutan
baku pada λ maksimum
mulai dari kadar terkecil
Dihitung persamaan regresilinier yang merupakan
hubungan antara
konsentrasi vs serapan
,serta ditentukan koefisien
kolerasinya
Panetapan Kadar Sampel
Diukur serapan masing-
masing replikasi Dihitung
kadar kloramfenikol
dengan menggunaka
persamaan regresi linier.
Penetapan Kadar Kloramfenikol
Dalam Sediaan Kr im
Ditimbang krim setara zat aktif
40 mg dalam beaker glass. Krim
dilarutkan dengan methanol 20 ml
kemudian disonikasi. Kemudian
dididinginkan hingga basis
menggumpal. Lalu saring filtrate
menggunakan kertas saring ke
dalam labu ukur 100 ml dan ad
dengan methanol hingga 100 ml.
Hasil pengenceran tersebut dipipet
10 ml dan dimasukan ke dalam
labu 50 ml lalu ad sampai tanda
batas dengan methanol. Perlakuan
ini dilakukan secara triplo.
Selanjutnya, diukur kadarnya
menggunakan metode
spektrofotometri uv-vis.
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
8/27
III. HASIL
Uji Kelarutan
No. Perlakuan Hasil
1
Ditimbang sampel
kloramfenikol masing-masing
200 mg untuk dua kali
percobaan
Didapat 100 mg kloramfenikol
dalam masing-masing tabung
2100 mg sampel dilarutkan
dalam 400 bagian airSampel tidak larut
3100 mg sampel dilarutkan
dalam 2,5 bagian etanolSampel tidak larut
Uji kadar air
No. Perlakuan Hasil
1 Cawan penguap ditimbang dan
dikeringkan pada suhu 105 C
selama 30 menit
Bobot cawan sebelum
pengeringan = 39,1406 gr
2 Cawan didinginkan dalam
desikator selama 15 menit, lalu
ditimbang
Bobot cawan setelah
pengeringan = 39,1391
3 Sampel ditimbang 3 gram dan
dimasukkan ke dalam cawan
Bobot cawan + sampel sebelum
pengeringan = 42,1187 gr
4 Sampel dikeringkan pada suhu
105 C hingga bebas air (± 60
menit) lalu ditimbang
Bobot cawan + sampel setelah
pengeringan = 42,1135 gr
5 Dihitung kadar air Didapat kadar air sebesar
0,175%
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
9/27
Uji warna
- Uji Fujiwara
No. Perlakuan Hasil
1 Dicampurkan 2ml reagen + 1 m
l piridin pada sampel
Larutan berwarna kuning dan
terdapat endapan
2 Ditambahkan sampel,
dipanaskan 2 menit lalu
dikocok
Hasil (+) : larutan menjadi
merah tua + endapan
Reaksi:
- Uji Nessler
No. Perlakuan Hasil
1 Dimasukkan blanko (pereaksi
nessler) ke dalam tabung dan
sampel + pereaksi
-Blanko: larutan kuning bening
-Sampel: kuning keruh
2 Blanko serta sampel + pereaksi
dipanaskan pada suhu 100 C
-10 menit pertama: sampel
berwarna orange terang +
endapan; blanko berwarna
kuning + endapan putih
-10 menit kedua: blanko
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
10/27
berwarna kuning bening +
endapan kehitaman; sampel
berwarna orange pekat +
endapan cokelat
Uj i Kadar sampel dengan metode spektr o Uv
No. Perlakuan Hasil
1 Dibuat larutan baku kloramdfenikol
dengan dilarutkan 10 mg sampel
dengan etanol
Didapat larutan stok
kloramfenikol
2 Dibuat seri larutan baku 8,12,16,20,
dan 24 ppm dari larutan induk Pipet
2,3,4,5 dan 6 ml sampel lalu
dimasukkan dalam labu ukur 50
ml,diencerkan dengan etanol hingga
tanda.
Didapat larutan sampel
dengan konsentrasi tersebut
3 Diukur serapan seri larutan baku
pada λ maks mulai dari kadar terkecil
lalu dihitung persamaan regresi linier
serta ditentukan koefisien
kolerasinya
Didapat persaman linernya
yaitu y= 0,029x – 0,0366 dan
R 2= 0,647
4 Diukur serapan masing-masing
replikasi. Dihitung kadar
kloramfenikol dengan menggunaka
persamaan regresi linier
Didapat kadar kloramfenikol
sebesar 82,87%
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
11/27
Absorbansi Larutan Sampel
C I II III A
8 ppm 0,0245 0,0246 0,0249 0,024667
12 ppm 0,4802 0,4806 0,4799 0,480233
16 ppm 0,5082 0,5084 0,5089 0,5085
20 ppm 0,5625 0,5629 0,5627 0,5627
24 ppm 0,567 0,5633 0,5637 0,564667
50 ppm 1,472 1,4810 1,4749 1,4760
Sampel 20 ppm
Data/Pengujian Pertama Kedua Ketiga
I 0,4474 0,4484 0,4382
II 0,4475 0,4492 0,4378
III 0,4477 0,4488 0,4381
Rata-rata 0,447533 0,4488 0,438033
Kurva kalibarasi
y = 0.029x - 0.0366
R² = 0.647
0
0.2
0.4
0.6
0.8
0 10 20 30 R a t a - r a t a A
b s o r b a n s i
Konsentrasi (Ppm)
Chart Title
Series1
Linear (Series1)
Linear (Series1)
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
12/27
Penetapan Kadar Kloramfenikol Dalam Sediaan Kr im
No. Perlakuan Hasil
1 Ditimbang krim setara zat aktif 40
mg dalam beaker glass
Krim ditimbang sebanyak 2
gram secara triplo (setara zat
aktif 40 mg)
2 Krim dilarutkan dengan methanol
20 ml kemudian disonikasi dan
dididinginkan hingga basis
menggumpal.
Basis dengan zat aktif memisah
3 Lalu disaring filtrate
menggunakan kertas saring ke
dalam labu ukur 100 ml dan ad
dengan methanol hingga 100 ml.
Filtrat larut
4 Hasil pengenceran tersebut dipipet
10 ml dan dimasukan ke dalam
labu 50 ml lalu ad sampai tanda
batas dengan methanol (perlakuan
ini dilakukan secara triplo)
Selanjutnya,
Konsentrasi larutan sebesar 20
ppm
5 Diukur absorbansi menggunakan
metode spektrofotometri uv-vis.
Didapat hasil absorbansi sampel:
-sampel 1: 0,1519
-sampel 2: 0,081
-sampel 3: 0,1317
6 Dihitung kadarnya Didapat kadarnya sebesar 0,73%
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
13/27
- Absorbansi Baku
Konsentrasi/
Perlakuan
5 ppm 10 ppm 15 ppm 20 ppm 25 ppm
I 0,2694 0,4171 0,5634 0,6840 0,7996
II 0,2691 0,4167 0,5633 0,6839 0,8003
III 0,2690 0,4169 0,5628 0,6838 0,8000
Rata-rata 0,2692 0,4169 0,5632 0,6839 0,7999
Kurva Baku
- Absorbansi sampel
Sampel Serapan Rata-rata
serapanPerlakuan I II III
1 0,1518 0,1520 0,1519 0,15192 0,0811 0,0807 0,0812 0,081
3 0,1318 0,1318 0,1317 0,1317
y = 0.0266x + 0.148
R² = 0.9966
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 10 20 30
R a t a - r a t a A b s o r b a n s i
Konsentrasi (Ppm)
Chart Title
Series1
Linear (Series1)
Linear (Series1)
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
14/27
IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini
dilakukan pengujian mutu bahan
baku kloramfenikol dan kadar
kloramfenikol dalam sediaan
krim. Pengujian bahan baku yang
dilakukan meliputi pengujian
kualitatif dan kuantitatif.
Pengujian secara kualitatif
bertujuan untuk mengetahui
identitas dari sampel dengan
mengidentifikasi suatu elemen
yang ada dalam kloramfenikol
menggunakan uji kelarutan dan
metode reaksi warna. Sedangkan
uji kuantitatif bertujuan untuk
mengetahui jumlah atau kadar
suatu elemen dalam sampel yang
dalam hal ini dilakukan analisis
kadar air dan dengan metode
spektrofotometri uv-vis.
Uji kelarutan dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel
yang diuji kelarutannya sama
dengan standar yang telah
ditetapkan pada farmakope atau
tidak sehingga dapat ditetapkan
sebagai uji identitas dari sampel.
Uji kelarutan ini tidak bisa
dijadikan sebagai acuan dalam
uji kualitatif, uji ini hanya
dijadikan sebagai uji tambahan
karena hasilnya tidak terlalu
spesifik. Yang pertama,
dilakukan uji kelarutan
kloramfenikol terhadap air.
Dalam literature, kloramfenikol
larut dalam 400 bagian air.
Dalam hal ini, sampel yang
digunakan sebanyak 100 mg
maka 400 bagian air yaitu
sebanyak 400 ml. Setelah diuji,
ternyata kloramfenikol tidak
larut dalam 400 bagian air
tersebut. Uji yang kedua yaitu
menggunakan etanol. Dalam
literature disebutkan bahwa
kloramfenikol larut dalam 2,5
bagian etanol namun setelah
diuji, sampel tidak larut. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel
tersebut tidak murni karena
kelarutannya kurang dari standar
yang telah ditetapkan. Hal ini
dimungkinkan adanya
kontaminan yang ada pada
sampel sehingga sampel dengan
jumlah tertentu tidak larut pada
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
15/27
pelarut dnegan jumlah yang telah
ditentukan atau kemungkinan
lainnya yaitu sampel yang diuji
telah rusak karena lamanya
penyimpanan ataupun
penyimpanan yang kurang baik
sehingga tercemar kontaminan
dari luar.
Metode reaksi warna yang
dilakukan adalah uji warna
Fujiwara dan Nessler. Pereaksi
Fujiwara terdiri dari 2 ml larutan
NaOH yang dibuat segar
dicampurkan dengan 1 ml piridin
dan kemudian dipanaskan pada
penangas air. Pereaksi ini
biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa yang
memiliki paling tidak 2 atom
halogen yang terikat pada satu
atom karbon. Hasil positif dari
reaksi ini yaitu ditandai dengan
terbentuknya warna merah pada
lapisan piridin. Pada sampel
yang diuji, warna larutan
berubah menjadi merah tua serta
terdapat endapan yang
sebelumnya larutan sampel +
reagen adalah warna kuning +
endapan. Ini berarti
menunjukkan bahwa sampel
yang diuji positif kloramfenikol.
Uji warna yang kedua adalah
dengan pereaksi Nessler.
Pereaksi ini terdiri dari larutan
merkuri klorida jenuh yang
ditambahkan kalium iodide padat
hingga endapan yang terbentuk
larut kembali, kemudian
ditambahkan sejumlah volume
yang sama larutan NaOH.
Identifikasi ini dilakukan dengan
cara menambahkan sampel
dengan pereaksi Nessler yang
kemudian dipanaskan di atas
penangas air. Digunakan blanko
sebagai pembanding pada
pengujian ini. Pada menit ke 10
menit pertama: sampel berwarna
orange terang + endapan; blanko
berwarna kuning + endapan,
sedangkan 10 menit kedua:
blanko berwarna kuning bening
+ endapan kehitaman; sampel
berwarna orange pekat +
endapan cokelat. Hal ini sesuai
literature dimana hasil positif
dengan pereaksi Nessler ditandai
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
16/27
dengan adanya endapan
berwarna coklat. Maka sampel
yang diuji ini juga
mengahasilkan reaksi positif
pada uji Nessler.
Pengujian kuantitatif yang
dilakukan yaitu uji kadar air. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui
kandungan air yang terdapat
dalam sampel lalu dibandingkan
dengan literature untuk
mengetahui batas maksimal
kandungan air yang ada dalam
bahan baku kloramfenikol.
Kadar air pada bahan baku
kloramfenikol yang disebutkan
dalam literatur adalah tidak
lebiih dari 1% (Depkes RI,
1979). Pengujian kadar air ini
menggunakan metode
gravimetri. Gravimetri dalam
ilmu kimia adalah salah satu
metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat
atau komponen yang telah
diketahui dengan cara mengukur
berat komponen dalam keadaan
murni setelah melakukan proses
pemisahan. Pengujian kadar air
ini dilakukan dengan cara
memanskan sampel beserta
cawannya pada suhu 105 C
selama 30 menit yang kemudian
dikeringkan menggunakan oven
sampai bebas air. Dengan
pemanasan ini, maka kadar air
yang ada dalam sampel akan
menguap sehingga bobot sampel
yang didapat setelah pemanasan
merupakan bobot sampel bebas
air. Penimbangan dan pemanasan
dilakukan beberapa kali sampai
didapat bobot tetap dengan
penimbangan sebelumnya yang
menandakan bahwa sampel
sudah benar-benar bebas air.
Bobot cawan + sampel sebelum
pengeringan = 42,1187 gr
sedangkan bobot setelah
pengeringan didapat 42,1135 gr.
Dari perhitungan didapat bahwa
kadar air dalam sampel sebanyak
0,175%. Ini menunjukkan bahwa
sampel mengandung kadar air
yang sangat sedikit sesuai
dengan yang disyaratkan dalam
literature.
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
17/27
Pengujian kuantitatif
selanjutnya yaitu pengujian
kadar kloramfenikol dengan
menggunakan metode
spektrofotometri uv.
Spektrofotometri merupakan
metode untuk mengukur suatu
interaksi antara molekul dengan
radiasi elektromagnetik sehingga
terjadi proses absorpsi yaitu
penyerapan energy dengan
adanya eksitasi electron valensi
dari suatu molekul. Dalam
penentuan kadar dengan metode
spektro ini, diperlukan adanya
kurva kalibrasi untuk didapat
persamaan regresi linear yang
selanjutnya digunakan untuk
menghitung kadar dari sampel
yang telah diuji absorbansinya.
Prinsip yang digunakan pada
metode ini yaitu berdasarkan
hukum Lambert-Beer yang
menunjukkan hubungan lurus
antara absorban dan kadar
sampel.
Dalam pembuatan kurva
kalibrasi awal, digunakan seri
larutan kerja yang berbeda
konsentrasinya dan blanko
sebagai control. Semakin banyak
deret konsentrasi larutan kerja
yang digunakan untuk membuat
kurva kalibrasi, maka secara
sistematika semakin baik
persamaan regresi yang
terbentuk. Jenis kurva kalibrasi
yang dibuat yaitu standar
eksternal dimana kurva yang
dibuat dari larutan baku yang
dibuat dalam beberapa
konsentrasi yang berbeda. Pada
proses pembuatan larutan stok
yang akan diukur absorbansinya,
harus diperhatikan
konsentrasinya. Suatu instrument
dalam mendeteksi suatu sampel
uji mempunyai kepekaan yang
berbeda-beda, di sini,
spektrofotometri uv mempunyai
kepekaan terhadap absorbansi
antara 0,2 – 0,8. Sehingga
larutan stok yang dibuat harus
diperkirakan supaya dapat
terdeteksi oleh instrument
tersebut, tidak terlalu tinggi
maupun terlalu rendah
konsentrasinya. Maka agar
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
18/27
didapat penjang gelombang
maksimum, dibuat larutan stok
dengan konsentrasi 50 ppm yang
kemudian dilakukan
pengenceran menjadi 8, 12, 16,
20 dan 24 ppm. Dibuat juga
larutan sampel dengan
konsentrasi 20 ppm.
Pada senyawa
kloramfenikol, terdapat gugus
benzena yang merupakan
kromofor terikat dengan NO2
sehingga menjadi ausokrom, hal
ini menyebabkan serapan dari
senyawa tersebut meningkat/
lebih sensitive. Adanya ikatan
rangkap terkonjugasi dari
senyawa yang akan diuji adalah
salah satu syarat agar dapat
terdeteksi oleh spektrofotometer
uv. Molekul yang berbeda
mengabsorbsi radiasi pada
panjang gelombang yang
berbeda juga.
Dari pengujian didapat
persamaan regresi linear y =
0,029x – 0,036 dengan nilai R 2 =
0,647. Hal ini menunjukkan
grafik yang terbentuk tidak
linear. Nilai R 2 ini tidak
memenuhi persyaratan,
seharusnya untuk persamaan
regregsi linear, nila R 2
harus >
0,990. Nilai R 2
yang kecil
menunjukkan bahwa pada saat
kalibrasi alat masih terdapat
kontaminan dari senyawa kimia
maupun aquades yang digunakan
sebagai pelarutnya. Dari hasil
perhitungan didapat rata-rata
persen kadar bahan baku
kloramfenikol sebesar 82,87%.
Hal ini tidak sesusai dengan
literature, yaitu berada pada
rentang 98-103%. Hal ini terjadi
karena dimungkinkan adanya
kontaminan dalam sampel saat
pengambilan bahan atau bahkan
sampel ini sendiri sudah
terdegradasi sehingga kadarnya
kurang dari yang disyaratkan
sehingga bahan baku
kloramfenikol ini tidak bias
dipergunakan sebagai bahan
baku obat.
Pengujian selanjutnya yaitu
pengujian kadar kloramfenikol
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
19/27
dalam sediaan krim. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui
kadar zat aktif (kloramfenikol)
dalam suatu sediaan krim apakah
memenuhi kadar yang telah
disyaratkan atau tidak. Metode
yang digunakan sama seperti
pengujian kadar bahan baku
kloramfenikol. Perbedaannya,
dalam pengujian ini sampel yang
diuji sudah bergabung dalam
suatu sediaan sehingga
dibutuhkan perlakuan khusus.
Perlakuan khusus disini yaitu
pemisahan antara sampel (zat
aktif kloramfenikol) dari
basisnya.
Pertama, dibuat terlebih
dahulu kurva kalibrasi dengan
cara yang sama seperti
sebelumnya. Dari pengukuran
kurva kalibrasi ini, didapat
koefesien kolerasi atau R, adalah
0,996 dan kurva yang didapat
linear. Perbedaan dengan
persamaan regresi sebelumnya
yaitu ada dari ketepatan dalam
penimbangan sampel. Dalam
pembuatan kurva kalibrasi ini,
sampel ataupun pelarut yang
digunakan dalam pengujian
untuk diukur absorbansinya
harus seakurat mungkin. Jika
tidak, makan kurva tidak akan
linear. Dengan nilai koefesien
kolerasi yang mendekati 1 ini
maka persamaan regresinya pun
bisa akurat untuk digunakan
dalam penghitungan kadar
sampel karena factor
kesalahannya semakin kecil.
Selanjutnya preparasi larutan
sampel. Krim ditimbang
sebanyak 2 gram. Dalam 2 gram
ini setara zat aktif 40 mg yang
akan diuji. Cara pemisahannya
yaitu dengan melarutkan krim
dalam 20 ml methanol. Setelah
dilarutkan, sampel disonikasi.
Sonikasi yaitu suatu teknologi
yang memanfaatkan gelombang
ultrasonic. Gelombang ini dapat
merambat pada medium padat,
cair maupun gas. Proses sonikasi
ini mengubah sinyal listrik
menjadi getaran fisik. Efek
sonikasi ini yaitu pecahnya
molekul pada sampel. Tujuannya
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
20/27
adalah untuk memisahkan antara
zat aktif kloramfenikol dengan
basisnya sampai basis tersebut
menggumpal di permukaan
larutan. Kemudian filtratnya
disaring menggunakan kertas
saring untuk didapat
kloramfenikol yang terdapat
dalam krim setelah dipisahkan
dengan basisnya. Kemudian
dilakukan pengenceran sampai
didapat konsentrasi 20 ppm.
Perlakuan ini dilakukan
sebanyak tiga kali agar didapat
hasil yang lebih akurat dan
presisi. Setelah itu diukur
absorbansinya. Didapat
absorbansi dari sampel 1 0,1519;
sampel 2 0,081; sampel 3
0,1317.
Kadar kloramfenikol yang
didapat dari pengujian ini sangat
kecil. Konsentrasi yang diukur
pada saat pengujian tidak tepat
20 ppm dimana pada saat
formulasi krim, kadar
kloramfenikol dalam sediaan
tidak tepat 200 mg dalam setiap
10 gram. Hal ini dikarenakan
sediaan yang dibuat massanya
melebihi dari yang tercantum
dalam formula sehingga kadar
kloramfenikolnya pun berkurang
tidak sesuai dengan yang
diperhitungkan dalam formula
tersebut. Selain itu, saat
penyaringan filtrate ke dalam
labu, terdapat beberapa bagian
dari basisnya yang ikut tersaring
ke dalam labu sehingga
dimungkinkan ada cemaran
berupa basis dalam sampel yang
diuji ke dalam spektrofotometer
tersebut atau mungkin saat
disonikasi, ada beberapa bagian
molekul dari kloramfenikol yang
tidak pecah dan ikut
menggumpal bersama basis
sehingga tidak tersaring dalam
labu ukur. Kemungkinan
kesalahan lain yaitu dalam
preparasi sampel. Kadar sampel
yang akan diuji menggunakan
spektrofotometer adalah 20 ppm.
Kemungkinan terjadi kesalahan
ketika menambahkan methanol
dalam labu ukur tidak tepat. Ini
merupakan pengujian kuantitatif
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
21/27
dimana konsentrasi dari masing-
masing sampel yang digunakan
harus tepat dan akurat sehingga
didapat hasil yang sesuai. Dari
instrument sendiri terdapat eror
dimana untuk sampel 2 dan 3
didapat hasil kadar dengan nilai
negative, ini dimungkinkan
karena pembilasan kuvet tidak
bersih sehingga menghasilkan
nilai absorbansi yang sangat
kecil.
Kadar kloramfenikol dalam
sediaan krim ini hanya sebesar
0,73% sehingga sediaan krim ini
tidak dapat digunakan oleh
konsumen karena efek terapi dari
krim ini tidak akan tercapai
dengan sangat sedikitnya kadar
zat aktif dalam sediaan.
V. KESIMPULAN
1. Didapat kadar bahan baku
kloramfenikol dari
pengujian menggunakan
metode spektrofotometri uv
sebesar 82,87%. Hal ini
tidak sesuai dengan
literature yang seharusnya
yaitu antara 98-103 %.
2. Dari hasil pengujian,
didapat kadar
kloramfenikol dalam
sediaan krim adalah
sebesar 0,73%. Hasil ini
sangat kecil sehingga dapat
dikatakan bahwa krim
tersebut tidak mempunyai
efek teurapetik.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope
Indonesia Edisi III . Jakarta:
Depkes RI.
Depkes RI. 1995. Farmakope
Indonesia Edisi IV . Jakarta:
Depkes RI.
Falagas, M. E.; Michalopoulos,
A. A.; "Potential of old-
generation antibiotics to
address current need for
new antibiotics"; Expert
Rev Anti Infect Ther., 6,
593 – 600, 2008.
Gandimathi et al. 2012.
Analytical Process of
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
22/27
Drugs By Ultraviolet
(UV) Spectroscopy.
International Journal of
Pharmaceutical Research
& Analysis. Vol 2. 72-72.
Siregar, S. 2010. Statistika
Deskriptif Untuk
Penelitian. Jakarta:
Rajawali Pers.
Svehla, G. 1985. Vogel Bagian
Satu Buku Teks Analisis
Anorganik Kuantitatif
Makro dan Semi Makro
Edisi Kelima. Jakarta:
PT. Kalimar Media
Pustaka.
Theivarasu et al. 2010. Uv
Spectrophotometric
Determination of
Carvedilol in
Pharmaceutical
Formulation. Asian
Journal of
Pharmaceutical and
Clinical Research. Vol.
3. Issue 4
Tutorvista. ______.Qualitative
and Quantitative
Analysis. Tersedia online
di
http://chemistry.tutorvista.
com/analytical-
chemistry/qualitative-
analysis.html [Diakses
pada 5 November 2015].
Underwood, A.L. 2002.
Analisis Kimia Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga.
Wattimena JR dkk. 1991.
Farmakodinamik dan
Terapi Antibiotik .
Yogyakarta: Gajah Mada
University.
http://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.html
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
23/27
Lampiran
Perhitungan
Kadar air
% kadar air =
x 100%
=()()
() x 100%
= 0,175%
Kadar bahan baku kloramfenikol
1)
Y = 0,029x – 0,036
0,4475 = 0,029x – 0,036
0,029x = 0,4835
X = 16,67 ppm
% kadar =
x 100%
= 83,35%
2) Y = 0,029x – 0,036
0,4488 = 0,029x – 0,036
0,029x = 0,4848
X = 16,71 ppm
% kadar =
x 100%
= 83,55%
3) Y = 0,029x – 0,036
0,438 = 0,029x – 0,036
0,029x = 0,474
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
24/27
X = 16,34 ppm
% kadar =
x 100%
= 81,7%
% rata-rata kadar =
= 82,87 %
Perhitungan kadar kloramfenikol dalam sediaan krim
Sediaan krim setiap 10 gr mengandung 200 mg kloramfenikol, dibutuhkan
zat aktif 40 mg untuk pengujian, maka:
X = 2 gr (2 gram krim mengandung 40 mg kloramfenikol)
Pengenceran Konsentrasi untuk kurva baku
1000 ppm dibuat dengan melarutkam 100 mg dalam methanol 100 ml.
- Pengenceran jadi 25 ppm
1000ppm. X = 25 ppm. 20 ml
X = 0,5 ml
-
Pengenceran jadi 20 ppm1000ppm. X = 20 ppm. 20 ml
X = 0,4 ml
- Pengenceran jadi 15 ppm
1000ppm. X = 15 ppm. 20 ml
X = 0,3 ml
- Pengenceran jadi 10 ppm
1000ppm. X = 10 ppm. 20 ml
X = 0,2 ml
- Pengenceran jadi 5 ppm
1000ppm. X = 5 ppm. 20 ml
X = 0,1 ml
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
25/27
Perhitungan konsentrasi sampel (ppm)
40 mg sampel dilarutkan dalam 100 ml methanol
40 mg/ 100 ml = 400 ppm
Pengenceran 400 ppm menjadi 20 ppm
V1.N1 = V2.N2
x. 400 = 50.20ppm
x = 2,5 ml
Perhitungan Kadar sampel
1)
Sampel 1 (y= 0,1519)
Y = 0,0266x + 0,148
0,1519 = 0,0266x + 0,148
0,0266x= 0,1519 - 0,148
X = 0,146 ppm
% kadar =
x 100% = 0,73%
2)
Sampel 2 (y= 0,081)
Y = 0,0266x + 0,148
0,081 = 0,0266x + 0,148
0,0266x= 0,081 - 0,148
X = - 2,5188 ppm
3) Sampel 3 (y= 0,1317)
Y = 0,0266x + 0,1480,1317 = 0,0266x + 0,148
0,0266x= 0,1317 - 0,148
X = - 0,6128 ppm
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
26/27
Gambar
Uji dengan Fujiwara
2 ml reagen + 1 ml piridin
(larutan kuning dan terdapat endapan)
Larutan dipanaskan 2 menit
(larutan menjadi merah tua + endapan)
Uji Nessler
Blanko (pereaks)i
(kuning bening)
Sampel (sampel + pereaksi)
(kuning keruh)
-
8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9
27/27
Dipanaskan pada suhu 100 C
(10 menit pertama: sampel berwarna
orange terang + endapan; blanko
berwarna kuning + endapan putih)
(10 menit kedua: blanko berwarna kuning
bening + endapan kehitaman; sampel
berwarna orange pekat + endapan
cokelat)
Uji Kadar Kloramfenikol dalam Krim
Menimbang sediaan krimKrim dimasukkan ke dalam labu ukur
lalu ditambahkan pereaksi metanol
top related