(3) berpikir sistem
Post on 13-Aug-2015
542 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SYSTEMS THINKINGIE 3353 – Pemodelan dan Simulasi
OUTLINE
• Berfikir sistemik• Meningkatnya kompleksitas pengambilan
keputusan• Efisiensi dan efektivitas• Outcome yang tidak direncanakan dan tidak
sesuai dengan intuisi
Tujuan Pembelajaran• Memahami konsep berpikir secara sistemik• Memahami alasan mengapa harus berpikir secara
sistemik• Mampu mengaplikasikan berpikir secara sistemik
pada contoh kasus
Berpikir Sistemik
Metode Analitikal Tradisional
Metode ilmiah tradisional didasarkan pada dua ide, yaitu:
• Reduksionisme: yaitu sebuah konsep dimana segala sesuatu di dunia dan semua kejadian dapat direduksi, didekomposisi, atau dipecah hingga menjadi bagian paling sederhana dan tidak dapat dipecah lagi (indivisible).
• Semua fenomena dapat dijelaskan dengan hubungan sebab-akibat.
(Russel L. Ackoff )
Metode reduksionisme dan hubungan sebab akibat, dewasa ini tidak cukup, karena:– Tidak dapat mengatasi kekompleksitasan.– Tidak semua hubungan sebab-akibat searah, mungkin terdapat
mutual causality atau feedback.– Mengarahkan ke pengambilan keputusan yang sempit dan
parsial.– Dapat timbul hasil yang tidak terencana dan secara keseluruhan
tidak efektif.
Metode Analitikal Tradisional
“BERPIKIR SISTEMIK” Sebagai cara baru dalam berpikir
• Terjadi pergeseran fokus, dari berfikir secara parsial (parts ) ke berpikir keseluruhan (wholes).
• Munculnya cara berpikir yang baru – BERPIKIR SISTEM. • Sesuatu yang akan dijelaskan dipandang sebagai
bagian dari keseluruhan yang lebih besar, yaitu sistem, dan dijelaskan dalam kerangka sistem.
• Emergence properties adalah hubungan atau sifat (properties) baru yang muncul akibat interaksi di antara bermacam bagian atau aspek dari sebuah situasi.
Berpikir Sistemik
Mengapa Kita Membutuhkan Cara Berpikir Sistemik?
Ada beberapa alasan mengapa kita membutuhkan cara berfikir sistemik.
• Meningkatnya kekompleksitasan dalam lingkungan pengambilan keputusan dewasa ini.
• Efisiensi vs efektivitas. • Hasil yang tidak terencana dan tidak sesuai
dengan intuisi.
Peningkatan Kompleksitas dalam Pengambilan Keputusan
Kompleksitas
• Kompleksitas didefinisikan sebagai kuantitas informasi yang diperlukan untuk menjelaskan sesuatu (W.R. Ashby, 1973).
• Kompleksitas mencakup :– Jumlah bagian (part) dalam sistem– Interrelasi dari bagian bagian tersebut
• Peningkatan kompleksitas dalam segala hal telah mengakibatkan metode pengambilan keputusan tradisional tidak lagi sesuai untuk dipergunakan.
• Tingkat kekompleksitasan sesuatu bergantung pada sudut pandang pengamat. – Seorang ahli bedah memandang otak sebagai sistem yang
sangat kompleks– Seorang tukang daging memandang otak sapi tidak lebih
dari bagian dari potongan daging.
• Semakin kita memahami sesuatu, semakin kompleks kita melihatnya.
Kompleksitas
Contoh: Asesmen Biaya Produksi Per Unit
• Biaya produksi per unit untuk proses produksi satu tahapan :– Biaya total dari material, energi, dan tenaga kerja dibagi
dengan jumlah unit yang diproduksi.
• Semakin kompleks proses produksi, semakin sulit penghitungan biaya produksi per unit. – Output dari tahapan sebelumnya menjadi input di tahapan
berikutnya. – Perlu memperhitungkan biaya penyimpanan. – Dll.
Efisiensi vs Efektivitas
• Efisiensi melihat pada seberapa baik penggunaan sumber daya pada aktivitas tertentu.
• EFISIENSI TEKNIS:– Mencapai tingkat output yang tinggi dengan
mempergunakan input dengan jumlah tertentu.– Mempergunakan input sesedikit mungkin untuk
memproduksi output dengan jumlah tertentu.
• EFISIENSI EKONOMIS:– Maksimasi selisih antara pendapatan dan biaya total.
Efisiensi
Efektivitas
• Efektivitas melihat pada seberapa baik pencapaian tujuan dari sebuah aktivitas.
• Contoh, tujuan pelayanan angkutan bus adalah menyediakan transportasi yang nyaman dan efektif dari segi harga.– Efisiensi ekonomis yang tinggi dari tingkat operasi setiap
kendaraan hanyalah satu aspek dari sistem. – Pilihan rute bus, frekuensi pelayanan, tipe kendaraan
adalah pertimbangan lain. – Diperlukan trade off antara variabel untuk mendapatkan
sistem yang efektif secara keseluruhan.
Efisiensi vs Efektivitas
• Mengoperasikan berbagai elemen dari sistem secara efisien tidak berarti sistem tersebut efektif secara keseluruhan.
• Efisiensi sejati mempertimbangkan tujuan utuh dari sistem.
• Efisiensi dan efektif harus saling melengkapi (complementary).
• Efektif adalah ‘doing the right thing’.• Efisiensi adalah ‘doing things right’.
Hasil yang tidak terencana dan tidak sesuai dengan intuisi
Hasil yang tidak terencana dan tidak sesuai dengan intuisi
A
Action
B
Desired outcome
ED
C
Unintended, unpredicted and sometimes negate outcome B
• Pertimbangkan setiap outcome yang mungkin, baik yang direncanakan maupun tidak, atau yang ‘counterintuitive’.
• Outcome counterintuitive adalah outcome yang berkontradiksi dengan logika dan intuisi.
• Outcome counterintuitive dapat dijelaskan dengan memandang sistem secara komprehensif (comprehensive systems view).
Contoh : Counterintuitive dalam sebuah proses produksi
• Tindakan intuitif sesuai prinsip bisnis: Produksi 3 unit A dan 2 unit B profit harian £390.
• Tindakan kebalikan dari prinsip bisnis: Produksi 4 unit B dan 2 unit A profit harian £420.
• Proses bisnis mengabaikan perbedaan kontribusi profit per unit kapasitas produksi.
• Pada tahun 1930, dilakukan sebuah eksperimen di sebuah pabrik Hawthorne Work di Illinois.
The Hawthorne Experiments
Sekelompok pekerja
Perubahan lingkungan kerja“tingkat pencahayaan”
HASIL:• Sesuai perkiraan, perbaikan pencahayaan
meningkatkan produktivitas pekerja.• Kontras dengan ekspektasi, pemimpin
kelompok juga meningkat produktivitasnya. • Ketika pencahayaan dikembalikan ke semula
(sebagai eksperimen lanjutan), peningkatan produktivitas tetap terjadi.
• Penjelasan dari hasil tersebut dikenal dengan “Hawthorne Effect”, yaitu peningkatan produktivitas akibat stimulasi psikologis dari perasaan diperhatikan dan dipentingkan.
Terima Kasih
top related