3 kolom & balok
Post on 29-Jun-2015
3.143 Views
Preview:
TRANSCRIPT
79
BAB IVKOLOM - BALOK DAN DINDING
4.1 Pendahuluan
Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur
utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Untuk
bangunan sederhana, rangka bangunan dapat dibuat dari tiang-tiang kayu (kolom)
yang saling dihubungkan oleh batang-batang datar (balok). Pada bangunan rumah
tinggal yang permanen, rangka bangunan dibuat dari konstruksi beton bertulang
dengan dinding dari pasangan batu bata atau batako. Untuk bangunan bertingkat
sederhana/rendah, umumnya berupa struktur rangka portal (frame structure) yaitu
kerangka yang terdiri dari kolom dan balok. Pada sistem rangka, dinding penyekat
tidak diperhitungkan ikut mendukung beban. Dinding berfungsi hanya sebagai
pembatas ruang. Dinding sebaiknya dibuat jangan terlalu tebal agar berat dinding
dapat seringan mungkin, sehingga ukuran rangka portal dan pondasi dapat dibuat
menjadi lebih kecil pula.
Rangka bangunan harus dibuat dengan beberapa syarat, antara lain :
Mempunyai kekuatan dan kestabilan yang mantap untuk memberikan bentuk
yang permanen dan mampu mendukung konstruksi atap
Dapat memberikan keindahan
Dibuat dengan bentuk sedemikian, sehingga dapat memberikan kenyamanan
tinggal bagi penghuni
Rangka portal harus direncanakan dan diperhitungkan kekuatannya terhadap
beban-beban seperti :
Beban mati : berat dari semua beban bangunan yang bersifat tetap, termasuk
segala unsur tambahan, pekerjaan pelengkap (finishing), alat atau mesin yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari rangka bangunannya.
Beban hidup : berat dari penghuni dan atau barang-barang yang dapat
berpindah
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
80
Beban angin : beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya karena
adanya selisih tekanan udara (hembusan angin kencang)
Beban gempa : besarnya getaran yang terjadi di dalam struktur rangka
bangunan akibat adanya gerakan tanah oleh gempa, dihitung berdasarkan
suatu analisa dinamik
Beban khusus : beban kerja yang antara lain berasal dari adanya selisih suhu,
penurunan pondasi,susut bahan.
Untuk bangunan tidak bertingkat yang dinding-dinding penyekatnya dari
pasangan batu bata, harus diberi perkuatan konstruksi beton bertulang praktis yaitu
balok sloof, kolom praktis dan balok atas (ringbalk). Konstruksi beton bertulang
praktis tidak diharuskan dilakukan hitungan mekanik untuk perencanaan dimensi
beton dan jumlah penulangannya. Pemakaian konstruksi beton bertulang praktis pada
bangunan tidak bertingkat selain sebagai perkuatan pasangan batu bata juga sebagai
syarat untuk bangunan tahan gempa.
Balok sloof dipasang di atas seluruh panjang pondasi, untuk mendukung dan
meratakan beban tembok di atasnya dan meneruskannya ke pondasi di bawahnya.
Balok sloof ini juga berfungsi sebagai trasraam yang dapat mencegah naiknya air
dari bawah ke atas tembok.
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
Sumber : Nasril S., Ilustrasi Rangka Bangunan
Gambar 4.1 Pondasi Batu Kali Menerus & Rangka
81
Ukuran balok sloof :
Untuk dinding ½ batu : 15/15 atau 15/20 atau 20/20
Untuk dinding 1 batu : 25/25 atau 25/30 atau 30/30
Agar balok sloof nantinya tidak mengganggu pemasangan bahan penutup
lantai (tegel, keramik ) lantai, maka tinggi pemasangannya harus berada 10 cm di
bawah permukaan lantai rencana. Tapi juga jangan terlalu jauh di bawah lantai,
karena akan menyebabkan tinggi pasangan bata trasraam menjadi besar dan urugan
pasir di bawah lantai menjadi sangat tebal.
Kolom praktis sebagai perkuatan dipasang pada :
Setiap jarak 3 m pada pasangan tembok lurus
Pertemuan-pertemuan tembok (pertemuan sudut, persilangan, dan
sebagainya)
Kanan – kiri lubang pintu dan jendela untuk pegangan dan jepitan kusen
Kolom praktis dapat berfungsi sebagai tiang pendukung yang berdiri bebas.
Ukuran tampang beton untuk kolom praktis ini dibuat sama dengan tebal temboknya,
agar dapat diperoleh permukaan dinding yang rata dan rapi, Untuk dinding ½ batu
dapat digunakan ukuran 15/15 atau 15/20. Untuk dinding 1 batu dapat digunakan
ukuran 25/25 atau 25/30. Kolom praktis ini dibagian bawah bertumpu dan dijepit
pada balok sloof, sedang bagian atas dirangkai menjadi satu oleh balok atas.
Supaya antara kolom praktis dan tembok batanya menjadi satu dan
mempunyai hubungan yang kuat, maka pada kolom praktis diberi angker yang
mengait pasangan bata di bagian kanan – kiri kolom. Adukan betonnya di cor
sesudah pasangan bata selesai dikerjakan lebih dahulu. Pada bagian atas pasangan
bata diberi suatu balok penjepit yang disebut balok atas, Fungsinya untuk meratakan
beban kuda-kuda dan rangka plafon ke dinding atau kolom di bawahnya. Bila
pasangan bata lebih dari 4 m, maka balok atas harus dipasang di 2 (dua) tempat yaitu
di tengah (di atas kusen pintu dan jendela) dan di atas pasangan bata tersebut. Ukuran
beton dan isi tulangan untuk balok atas dibuat sama dengan ukuran balok sloof
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
82
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.2 Pertemuan Pondasi Balok, Kolom & Dinding
Dinding pasangan bata di atas balok sloof harus dibuat kedap air/ trasraam
dengan campuran 1 semen : 2 pasir. Hal ini untuk mencegah naiknya air secara
kapiler ke atas. Tinggi pasangan trasraam dibuat 20 cm di bawah dan di atas lantai
+/- 0,00. Apabila sudah dipakai balok sloof, tinggi trasraam mulai balok sloof sampai
20 cm di atas lantai +/- 0,00. Pasangan trasraam ini juga dibuat pada bagian-bagian
lain yang selalu basah atau selalu terkena air seperti dinding kamar mandi, tempat
cucian dan dinding di luar yang tidak terlindung atap. Untuk dinding kamar mandi
pasangan trasraam dapat dibuat dengan ketinggian sampai dengan 1,50 m dari lantai.
Untuk merekatkan bata-bata sebagai pasangan tembok, dipakai adukan
perekat 1 kapur : 1 semen merah : 2 pasir atau 1 semen : 5 pasir. Bahan-bahan ini
dicampur dalam keadaan kering dan disaring halus. Bagian yang berbutir besar
dibuang, yang dipakai hanya bahan yang dapat melewati saringan. Bahan-bahan
tersebut kemudian dicampur air sampai diperoleh adonan yang lekat. Untuk adukan
dari semen dan pasir, yang disaring cukup pasirnya saja dan butiran yang dapat lewat
saringan yang dipakai sebagai campurannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan dinding dari batu bata :
Bata harus dibasahi sampai gelembung udara dalam bata ke luar semua
Tidak boleh ada perekat tegak yang merupakan satu garis lurus dari bawah
sampai ke atas. Untuk pasangan ½ batu selisih perekat tegak ½ batu dan
untuk pasangan 1 batu selisih perekat tegak ¼ batu.
Bata potongan yang kurang dari ½ batu sebaiknya tidak dipergunakan lagi
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
83
Ketinggian pemasangan bata setiap harinya tidak lebih dari 1 m
Untuk memperoleh pasangan bata yang tegak dan lurus, dipakai bantuan
batang kayu yang dipasang berdiri tegak lurus pada kedua tepinya.
Untuk membuat dinding pasangan bata menjadi halus, rapi dan bersih dapat ditutup
dengan lapis penutup yang disebut plesteran. Bahan campuran untuk plesteran dibuat
sama dengan bahan untuk pasangan batanya. Pada plesteran tepi atau sponneng harus
dibuat dengan campuran 1 semen : 2 pasir agar kuat dan tidak mudah rusak. Tebal
plesteran antara 1,5 – 2 cm. Pasangan bata yang akan diplester harus dibasahi,
dibersihkan dari kotoran dan lumut yang melekat. Untuk memberi warna pada
plesteran dapat dipakai kapur atau cat tembok. Pada dinding luar harus digunakan cat
tembok yang tahan terhadap pengaruh cuaca luar agar tidak mudah mengelupas.
Dalam upaya pengawasan pembangunan yang ketat dan rapi dewasa ini
berbasis pada konsep pengawasan langsung dan maksimal serta berorientasi pada
perencanaan gedung berlantai maupun tidak berlantai adalah sering terjadinya faktor
penyebab keretakan pada dinding gedung dimana struktur pembentukannya terdiri
dari pasangan batu bata atau beton. Dimana hal ini sudah sering kita jumpai dan
merupakan hal yang tidak menyenangkan untuk perencana, pengawas ataupun
pelaksana. Penyebab keretakan pada dinding sangat kompleks dan hal ini biasanya
berhubungan dengan penyebab serta bagaimana menganalisis bentuk retaknya. Hal
yang mendasari penelitian di lapangan dan contoh kenyataan akan dapat memberikan
gambaran apa yang akan ditimbulkan, oleh karena itu perencanaan dan pengawasan
yang tepat dapat digunakan sebagai acuan sebagai petunjuk sederhana baik dalam
perencanaan bangunan maupun pengawasan di lapangan serta praktisan awam yang
berkompeten. Secara fisiologis seorang perencana atau pengawas dalam menemukan
kasus kerusakan yang beraneka ragam rupa dan bentuknya. Nilai suatu kerusakan
akan berpengaruh terhadap biaya-biaya bangunan dan keamanan pemakaiannya
(Yusmin Muliadi, 1995). Studi retak pada dinding dapat diklasifikasikan menurut
derajat retaknya (Bowls dan Josep. E. 1983). Sedangkan pada dasarnya retak
diklasifikasikan menurut (1) Retak ringan, biasanya retak ringan menyebabkan tidak
terpenuhinya tujuan fungsi penggunaan dan nilai estetika, seperti adanya retak-retak
halus yang tidak beraturan dan retak setempat. (2) Retak berat, yaitu retak yang
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
84
menyebabkan terjadinya keruntuhan dimana mengakibatkan kerugian material dan
sering pula mengakibatkan korban jiwa. Sedangkan menurut Bowls dan Yosep. E.
(1983) berdasarkan berbagai hasil penelitian menunjukkan keretakan dinding
menurut klasifikasinya berdasarkan nilai keaktifannva dapat dikelompokkan menjadi
2 sifat (1) Retak aktif dimana posisi ujungnya terjadi keretakan dan posisi lebar
retaknya masih dalam proses bertambah terus. (2) Retak yang tidak aktif, yaitu retak
yang tidak bertambah lagi. Dengan kondisi perencanaan bangunan dan terjadinya
retak dinding adanya suatu kekhawatiran bahwa perencanaan yang balk dan
terencana akan menimbulkan perencanaan yang kurang sempurna dengan prinsip
mendekati perencanaan yang efektif dan maksimal. Oleh karena itu norma
(peraturan) dapat diusahakan mendekati nilai suatu perencanaan dan pengawasan
adalah sangat relatif berdasarkan hukum alam serta sebab akibatnya, seperti adanya
gejala alam terhadap pengaruh perilaku dinding bangunan yang dapat menurunkan
daya sifat kimiawi serta tekanan cuaca sedimentasi lingkungan darat dan laut
(Wiratman Wangsadina, 1993). Dimana hal tersebut dapat memperlemah dan
menstabilkan Bahan Bangunan Untuk Dinding
4.2 Pengertian Kolom dan Balok
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-
15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai
penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti
rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk
struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat
penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari
atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban
yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
85
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar
sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk
konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila
tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat
dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan
tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah
material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
4.3 Jenis-Jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:
1. Kolom ikat (tie column)
2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis
kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom
brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak
spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi
untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
Terlihat dalam gambar 4.3.(a).
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama
hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup
besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud. Seperti pada
gambar 4.3.(b).
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
86
3. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 4.3.©. Merupakan
komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja
profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.3 Jenis-Jenis Kolom
Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat spiral
ternyata lebih tangguh daripada yang menggunakan tulangan sengkang, seperti yang
terlihat pada diagram di bawah ini.
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.4 Hubungan Beban Regangan pada Kolom
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu
kolom utama dan kolom praktis.
Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya
menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan
jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak
tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka
struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan
rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
87
8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm
8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.5 Pondasi Plat
Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada
pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan
tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari
lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser
pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur
rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk
tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan
beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan
dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah
balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima
seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung.
Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang
dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah
kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah
tebalnya.
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
88
Dasar- dasar Perhitungan
Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom:
Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang
bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban
terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi
pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial
juga harus diperhitungkan.
Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak
seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan.
Demikian pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus
diperhitungkan.
Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom,
ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut
penyatu (monolit) dengan komponen struktur dengan struktur lainnya.
Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus
didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan
kekakuan relative kolom dengan juga memperhatikan kondisi kekekangan pada
ujung kolom.
Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:
1. Kuat perlu
2. Kuat rancang
4.4 Kolom Dalam Konstruksi Rumah Tinggal Sederhana
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.6 Ilustrasi Rangka Bangunan
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
89
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan
dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban
hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah
roboh.
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari
kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun,
kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi.
Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga
harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman
tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.
Gambaran struktur kolom menggunakan beton bertulang. Pada dasarnya
merupakan rangka yang menopang beban seluruh bangunan.Struktur dalam kolom
dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang
tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton
adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur
beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
4.5 D i n d i n g
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.7 gambaran struktur kolom menggunakan beton
90
a. Pengertian
Dinding adalah suatu struktur padat yang mebatasi dan kadang melindungi
suatu area. Umumnya dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur
lainnya,membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan,melindungi atau
membatasi suatu ruang di alam terbuka.
Tiga jenis dinding structural adalaha dinding bangunan dinding pembatas
(boundary)serta dinding penahan (retaining)
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama yaitu menyokong atap dan
langit-langit membagi ruangan,serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding
pembatas mencakup dinding privasi dinding penanda batas serta dinding kota.
Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi
sebagai penghadang gerakan tanah,batuan,atau air dan dapat berupa bagian eksternal
maupun internal suatu bangunan.
Dinding untuk rumah dibuat sebagai pembatas antara ruang luar dan ruang
dalam, sehingga menjadi pelindung dari gangguan cuaca, serta lingkungan sekitar.
Fungsinya juga sebagai sekat antar ruang sehingga jelas area masing-masing
ruangan, misalnya ruang tamu dipisahkan dengan kamar tidur, dapur dipisahkan
dengan ruang keluarga. Salah satu jenis dinding yang paling dikenal adalah dinding
bata merah. Jenis lainnya adalah dinding batako, beton blok, gypsum, dan partisi
lainnya. Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding
ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa
dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non
struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-
ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai
kebutuhannya,antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)
e. Dinding kaca
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
91
Sebelum membangun rumah atau renovasi kita perlu membuka wawasan kita
seluas-luasnya tentang material bangunan. Ini dimaksudkan agar kita bisa
mendapatkan material yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang kita punya.
Salah satu yang memakan biaya dan waktu dalam pembuatan rumah adalah
pembuatan dinding. Dinding merupakan suatu elemen penting sebuah rumah yang
berfungsi untuk memisahkan atau membentuk ruang. Dinding dapat dibuat dari
bermacam-macam material sebagai berikut :
4.6 Jenis - Jenis Dinding
a. Dinding Batu Bata
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.8 Batu Bata
Dinding bata merah umumnya dibuat dari bata merah yang rekatkan dengan spesi campuran. Ukuran bata merah adalah:Bata ukuran besar = 4 x 11 x 20 cm
Bata ukuran kecil = 3 x 7 x 13
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk
dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus
memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan
bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non
struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu
harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi
untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada
bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding
pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari
campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)
Material ini paling banyak digunakan di Indonesia. Hampir di setiap tempat
bahkan pelosok desa terdapat pembuat batu bata. Bahan baku tanah liat yang mudah
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
92
didapat dan proses pembuatan yang sederhana membuat harganya menjadi relatif
murah. Ukuran yang biasa ada di pasaran adalah 25 x 12 x 5 cm atau kurang.
Dinding dari pasangan batu bata umumnya dibuat dengan ketebalan ½ batu dan
minimal setiap jarak 3 m diberi kolom praktis sebagai pengikat dan penyalur beban.
Dinding batu bata biasanya dipakai sebagai konstruksi non struktural yang tidak
menahan beban.
b. Dinding Batako.
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.9 Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/
cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang–kadang
ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako
pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi
berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding
batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan
bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak
boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada
kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di
tengah – tengah.
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
93
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom
dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan
dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.
Untuk menghemat biaya pembangunan rumah, alternatif pemakaian batako
banyak digunakan di banyak tempat. Selain harganya lebih murah per meternya,
dimensi yang lebih besar dan berlubang dapat menghemat 75% plesteran dan 50%
beban dinding. Dan tentu saja pelaksanaan pekerjaannya pun menjadi lebih cepat.
Batako terbuat dari campuran tras, kapur, pasir dan semen. Kekuatannya tentu lebih
rendah dari pada batu bata. Batako yang berkualitas rendah akan mudah pecah
karena kadar semen yang sedikit. Ukuran yang umum di pasaran adalah 40 x 20 x 10
atau kurang.
c. Dinding Batu Alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu
cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal
harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1
kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6
pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam
umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom
praktis, hanya diperlukan.
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.10 Batu Alam
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
94
d. Dinding Bata Ringan
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.11 Bata Ringan
Bata ringan adalah salah satu jenis beton ringan aerasi yang mulai dikenal di
Indonesia pada tahun 1995. Kelebihannya adalah bobotnya yang jauh lebih ringan
dari batu bata ataupun batako. Biasa digunakan untuk bangunan bertingkat untuk
mengurangi pembebanan sehingga biaya pondasi menjadi lebih kecil. Dimensi yang
besar yaitu 60 x 20 x 10/7,7 cm menjadikan pekerjaan dinding cepat selesai.
Ukurannya yang presisi juga hanya membutuhkan speci yang sangat tipis. Kelebihan
yang lain adalah kemamampuannya untuk menahan panas dan suara. Dari segi harga
sampai saat ini masih lebih mahal dari batu bata. Namun pekerjaan pemasangan yang
cepat dapat menghemat upah tukang.
e. Dinding Kayu
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.11 Dinding Kayu
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah
tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem
konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah
merupakan dinding struktural.
Karena langka dan mahalnya kayu dewasa ini, mungkin jarang sekali rumah
yang memakai dinding jenis ini. Kecuali untuk rumah-rumah di pedesaan atau
rumah-rumah yang sengaja desainnya bergaya country. Dinding papan kayu juga
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
95
bisa digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Kelebihan dinding ini adalah
untuk menciptakan suasana yang hangat dan natural. Suasana di dalam rumah pun
akan lebih sejuk. Namun perawatannya lah yang sulit. Kayu lebih mudah lapuk jika
terkena panas dan hujan. Belum lagi serangan rayap untuk daerah tropis seperti
negara kita ini.
f. Dinding Papan
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu.
Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem
pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka
kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran
± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding
papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air
hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa
mengalami muai dan susut.
g. Dinding Sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam
penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang
baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi
dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng,
dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.12 Dinding Sirap
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
96
h. Dinding kaca
Sumber : Nasril S., Tek.Bang, B&EB
Gambar 4.13 Dinding Kaca
Kaca, adalah unsur material bangunan yang sangat populer akhir-akhir ini,
terutama karena penggunaannya pada rumah-rumah tinggal modern semakin
diminati. Bahkan kaca adalah material baru yang muncul dalam arsitektur modern.
Kaca hadir sebagai material yang unik dengan karakter transparan dengan berbagai
aplikasi.Penggunaan kaca bervariasi dari digunakan untuk atap, dinding, lantai,
jendela dan pintu, serta anak tangga. Kaca memiliki berbagai spesifikasi yang
bervariasi sehingga memudahkan penggunaan untuk berbagai keperluan.Penggunaan
kaca sebagai atap biasanya pada atap carport, skylight, teras, maupun bagian lainnya.
Atap kaca memiliki karakter transparan yang biasanya dibuat untuk
menghalangi masuknya hujan, bukan sinar matahari. Kaca yang sebaiknya digunakan
memiliki ketebalan minimal 12 mm, berjenis tempered (diproses suhu tinggi
sehingga lebih kuat) dan laminated (memiliki lapisan penahan agar pecahan tidak
tersebar).Penggunaan kaca untuk dinding kaca dapat memberikan keleluasaan
pandangan baik dari dalam ke luar maupun dari luar kedalam. Pada desain yang tepat
guna, keleluasaan pandangan ini dinilai sangat bermanfaat, misalnya antara ruang
keluarga dan taman, sehingga taman dapat dinikmati secara penuh dari dalam rumah.
Kaca dapat digunakan sebagai pengganti dinding, dengan perlakuan khusus
tentunya. Penggunaan pada dinding biasanya dibuat pada area-area tertentu yang
tidak membutuhkan privasi penghuni, seperti area tangga, bahkan kadang ruang tamu
juga dibuat transparan. Lantai bisa juga dibuat dari kaca lho, bila ketebalannya sudah
dipikirkan matang. Ketebalan kaca bisa mencapai 2 cm dan dalam potongan-
potongan kecil yang diletakkan diatas frame atau dudukan dari rangka aluminium.
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
97
Penggunaan kaca pada pintu dan jendela, ini sudah tidak asing lagi, bahkan
dimana-mana orang telah menggunakan kaca sebagai material jendela dan pintu.
Penggunaannya juga sudah sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Fungsi
utamanya adalah sebagai tempat masuknya cahaya dari luar maupun dari dalam.
Besar kecilnya kaca tergantung pada kebutuhan dan desain jendela dan pintu.
Usahakan agar jendela dan pintu tidak terlalu terekspos sinar matahari karena
akan mempercepat naiknya suhu ruangan. Seiring dengan meningkatnya produksi
dan teknologi bahan kaca, penggunaan kaca sebagai bahan konstruksi rumah pun
meningkat dari tahun ke tahun. Dulu mungkin kita hanya memakai kaca di rumah
untuk jendela ataupun pintu. Namu sekarang kaca merupakan bagian dari desain
eksterior maupun interior rumah. Dinding kaca bisa membuat rumah terlihat lebih
luas dari aslinya. Halaman rumah yang hijau dan asri pun dapat dilihat dari dalam
rumah yang menyebabkan suasana menjadi lebih alami dan sejuk. Namun perlu
dipertimbangkan juga jika dinding kaca langsung terkena sinar matahari yang akan
membuat udara dalam rumah menjadi panas.
i. Dinding lembaran (Cladding)
Bila anda menginginkan pembuatan dinding dengan cepat, anda bisa
mengganti dinding konvensional dengan dinding partisi lembaran. Macamnya juga
banyak, contohnya, metal cladding, GRC atau Fiber Cement ( Kalsiboard ) untuk
dinding bagian luar, dan gypsum atau multiplex untuk dinding bagian dalam.
Rangkanya terbuat dari besi hollow atau baja ringan. Karena bobotnya yang
lebih ringan system dinding ini cocok digunakan pada bangunan yang berdiri diatas
tanah berdaya dukung rendah. Keuntungan lainnya adalah tahan gempa dan harganya
pun lebih murah dari dinding konvensional.
4.7 Pemasangan dinding
Dalam pemasangannya, dinding ini harus dipasang satu per satu batanya dan
direkatkan dengan spesi. Pada bagian pojok dinding harus diberi pengaku berupa
kolom beton, dengan jarak antara kolom yang biasa dipakai yaitu jarak 3 meter. Pada
jaman Belanda, seringkali bangunan tidak memakai kolom, tapi menggunakan
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
98
susunan bata yang dimensinya lebih besar sehingga mampu menahan beban dan gaya
dari dinding batanya.
Untuk pemasangan dinding bata, harga per meternya dihitung berdasarkan
satuan material dan pekerja yang dibutuhkan. Misalnya kita harus membuat dinding
bata seluas 9 meter persegi, maka kita hitung saja dahulu per meternya, dan
kemudian baru dikalikan luas dinding bata tersebut.
Bahan material untuk dinding bata biasa:
Pada pemasangannya, terdapat beberapa macam dinding bata pula, yaitu
dinding trasraam dan dinding bata biasa. Dinding trasraam dipakai untuk dinding
yang tahan air, yaitu yang bisa menahan air tanah agar tidak naik ke dinding bata,
serta menahan air dari ruang yang basah seperti dinding kamar mandi, karena bila
dinding lembab, akan tumbuh jamur atau lumut dan catnya bisa cepat
terkelupas,dinding lembab juga tidak baik bagi kesehatan.
Dinding trasraam berbeda dari dinding bata biasa karena perbandingan
campuran adukannya. Dinding trasraam memakai perbandingan 1:2, yaitu 1 untuk
semen, dan 2 untuk pasir. Ada pula yang memakai perbandingan 1:3. Untuk dinding
biasa, campuran semennya 1:4, yaitu 1 untuk semen dan 4 untuk pasirnya.
Dinding adalah salah satu elemen rumah yang paling menentukan sisi
keindahan rumah. Sebagai bidang yang melingkupi aktivitas sehari-hari dalam
rumah, dinding berpengaruh besar, terutama dalam menentukan kesan ruangan itu.
Simak saja contoh kecilnya; dinding rumah dicat merah dan dinding dicat hijau
muda, kesannya sudah lain sekali bukan?
Belum lagi bila dinding dilapisi material alami atau material aslinya yang
menimbulkan karakter khas masing-masing bahan. Material ini boleh jadi menjadi
atraksi utama dalam sebuah ruangan atau tampilan rumah, karena keunikan yang
dimilikinya. Tidak jarang, material alami ditonjolkan lebih dari bentuk bangunan itu
sendiri, misalnya pada rumah-rumah minimalis.
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
99
Berikut ini disajikan beberapa contoh material dinding yang umum digunakan
dalam bangunan rumah tinggal. nilai ketahanan suatu dinding banDinding pengisi
dalam suatu struktur gedung selalu dikatagorikan sebagai elemen non-struktural
walaupun pada kenyataan dinding pengisi memiliki kecendrungan berinteraksi
dengan rangka portal yang mengelilinginya terutama bila terjadi beban lateral
khususnya beban akibat. Ada beberapa faktor yang menyebabkannya, diantaranya
karena sifat material dinding pengisi itu sendiri yang cukup sulit untuk dimodelkan
secara matematis, dan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terkadang akan
menunjukan hasil yang berbeda jika dilakukan terhadap jenis material dinding yang
berbeda ataupun berasal dari daerah yang berbeda. Perilaku runtuh rangka portal
dengan dinding pengisi akibat beban lateral (gempa), rumit dan berperilaku non-
linear. Perilaku tersebut sangat tergantung dari hubungan elemen portal dengan
dinding pengisi sehingga sulit untuk memprediksinya dengan metoda analitis elastis
biasa. Metode Equivalent Diagoal Strut dapat digunakan untuk memprediksi
kekuatan dan kekakuan portal-isi dengan memasukkan berbagai kemungkinan yang
ada, misalnya aspek rasio dinding pengisi, berbagai tipe sambungan yang ada, juga
ketidak-rapatan dinding akibat susut (shrinkage). Dalam analisis panel dinding
pengisi akibat beban siklik dengan metode Equivalent Diagonal Strut yang
diaplikasikan pada program IDARC2D, selain dimensi dan data material spesimen,
juga sangat bergantung pada model histeresis. Model histeresis yang diajukan adalah
model Smooth hysteresis yang memperlihatkan adanya degradasi kekakuan,
deteriorotasi kekuatan dan fenomena pinching dari spesimen.
Program IDARC2D memberikan rekomendasi nilai parameter-parameter
yang akan membentuk pola histeresis tersebut. Berdasarkan hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa Parameter default menunjukkan hasil yang jauh berbeda dengan
hasil eksperimen dan perbedaan jenis material sangat berpengaruh pada hasil yang
dicapai, sedangkan perbedaan jenis rangka berpengaruh pada nilai kekangan yang
diberikan rangka terhadap dinding pengisi .
Berdasarkan penyerapan energi yang terjadi, baik energi disipasi tiap siklus
maupun energi disipasi kumulatif tiap siklus, hasil analisis IDARC2D baik model
kalibrasi maupun model manual menunjukkan hasil yang lebih mendekati hasil
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
100
eksperimen jika dibandingkan hasil analisis, PVC-U berasal dari kata “unplasticised
polyvinyl cloride”, sejenis thermoplastic yang berasal dari unsur garam dan minyak
bumi, bahan ini pada dasarnya tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan zat kimia.
Profil PVC-U yang dipergunakan FEGA didalamnya diperkuat dengan baja galvanis
berukuran tebal. Struktur Jendela UPVC atau Kusen Pintu tetap kokoh walaupun
diterjang hujan deras dan badai sekalipun. Profil ini sudah mendapatkan pengakuan
standarisasi Jerman maupun international. Kelebihan lainnya adalah kekuatan dari
sambungan setiap siku yang di dilakukan dengan cara welding antara dua profil
tanpa menggunakan bahan adhesive. Dengan teknik welding ini sambungan setiap
profil pada Jendela UPVC dan Pintu UPVC lebih rapi dan memiliki kekuatan sampai
dengan 2 ton untuk bisa mematahkannya.
Semua Kusen UPVC tidak sama, walaupun dari luar terlihat mirip tetapi
berbeda jika dilihat dari kualitas material, ketahanan, kekuatan, desain, dan kualitas
pemrosesan yang berbeda seperti juga bentuk profil, penjepit kaca, sealing, dan
variasi sistem. Keahlian dalam pembentukan dan pemasangan Kusen Pintu dan
Kusen Jendela juga sangat penting.
Jendela mungkin adalah bagian dari rumah yang sudah sangat biasa kita
temui. Tahukah Anda bahwa terdapat beberapa jenis jendela sesuai bentuk dan cara
menggunakan jendela tersebut? Jendela pada dasarnya merupakan akses udara dan
cahaya di dalam rumah. Biasanya jendela memiliki cara untuk diatur besar kecil
bukaannya sesuai kebutuhan akan penghawaan dan pencahayaan alami.
Pertimbangan konstruksi, estetika, dan fungsi utama jendela penting untuk
dipikirkan sebelum membuat jendela. Bentuk dan konstruksi jendela dapat
menentukan tampilan sebuah rumah tinggal dipadukan dengan bagian-bagian lain
dari sebuah rumah. Ukuran jendela yang baik dalam sebuah ruangan sebaiknya 12%-
15% dari luas lantai ruangan. Standar Nasional Indonesia (SNI) menyarankan agar
jendela tidak kurang dari 5% dari luas lantai. Jendela selain berfungsi sebagai sumber
masuknya cahaya dan penghawaan alami, juga merupakan bagian rumah
yangmemberikan unsur estetika pada suatu tampilan bangunan rumah.
Teknologi Bangunan I StudioPengampu Mata Kuliah : Ir. Nasril S., MT., IAI
top related