30/10/2015 · pdf filememberikan pelayanan kb sesuai standar untuk ... penggunaan buku kia...
Post on 30-Jan-2018
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
30/10/2015
1
Konsep Pencegahan Penyakit - 2
Pengertian pencegahan penyakit
Penyebab kematian ibu dan anak dan kesehatan reproduksi
Tingkatan pencegahan
Macam tindakan pencegahan
Tahap-tahap pencegahan penyakit
Upaya pemerintah dalam melakukan pencegahan penyakit ibu dan anak dan kesehatan reproduksi
Konsep Pencegahan Penyakit - 3 Konsep Pencegahan Penyakit - 4 Konsep Pencegahan Penyakit - 4
Pencegahan adalah mengambil
suatu tindakan yang diambil terlebih
dahulu sebelum kejadian, dengan
didasarkan pada data / keterangan
yang bersumber dari hasil analisis
epidemiologi atau hasil pengamatan
/ penelitian epidemiologi (Nasry, 2006).
30/10/2015
2
Konsep Pencegahan Penyakit - 5
Pencegahan
merupakan
komponen yang
paling penting dari
berbagai aspek
kebijakan publik yang
berkontribusi secara
langsung maupun
tidak langsung untuk
kesehatan.
Konsep pencegahan
adalah suatu bentuk
upaya sosial untuk
promosi, melindungi,
dan
mempertahankan
kesehatan pada
suatu populasi
tertentu (National Public
Health Partnership, 2006).
Konsep Pencegahan Penyakit - 6
Dalam epidemiologi dikenal ada empat
tingkat utama pencegahan penyakit :
Pencegahan tingkat awal (Primordial
Prevention)
Pencegahan tingkat pertama (Primary
Prevention)
Pencegahan tingkat kedua (Secondary
Prevention)
Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary
Prevention)
Konsep Pencegahan Penyakit - 7
Pencegahan tingkat awal (primordial prevention)
Tujuan : untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial-ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit
Metode : memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya risiko.
Contoh : memelihara cara makan, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan lainnya dalam usaha mempertahankan tingkat risiko yang rendah.
Konsep Pencegahan Penyakit - 8
Langkah-langkah Primordial Prevention: Penyuluhan kesehatan yang intensif.
Perbaikan gizi dan penyusunan pola menu gizi yang adekuat.
Pembinaan dan pengawasan terhadap pertumbuhan balita khususnya anak-anak, dan remaja pada umumnya.
Perbaikan perumahan sehat.
Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan pengembangan kesehatan mental maupu sosial.
Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
Pengendalian terhadap faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu penyakit.
Perlindungan terhadap bahaya dan kecelakaan kerja.
30/10/2015
3
Konsep Pencegahan Penyakit - 9
Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
Terjadi selama fase pre-patogenesis
Tujuan untuk mencegah terjadinya insidensi penyakit, meningkatkan resistensi penyakit
Metode : promosi kesehatan dan usaha mengurangi resiko
Contoh : vaksinasi, peningkatan lingkungan, usaha mengurangsi stres di tempat kerja, kesehatan lingkungan kerja
Langkah-langkah Pencegahan Primer
Promosi kesehatan
Pendidikan kesehatan, provision rumah yang adekuat
Proteksi spesifik
Imunisasi, proteksi melawan bahaya kesehatan dari kecelakaan
Konsep Pencegahan Penyakit - 10
Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
Terjadi selama periode patogenesis
Tujuan untuk memebatasi penyebaran dan beratnya penyakit, pencegahan komplikasi
Metode : diagnosis awal
Contoh : skrining kanker serviks
Langkah-langkah Pencegahan Sekunder
Diagnosis awal dan pengobatan yang tepat (early diagnosis and prompt treatment)
skrining
•Membatasi kecacatan (disability limitation)
Meyediakan ambulasi dini setelah operasi
Konsep Pencegahan Penyakit - 11
Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)
Dilakukan setelah terjadi perubahan yang tidak dikembalikan akibat proses penyakit
Tujuan untuk membatasi kecacatan yang tidak perlu dan mengembalikan hidup sosial melalui maksimalkan kemampuan yang ada
Metode : membantu individu beradaptasi dengan kecacatan / keterbatasan
Contoh : terapi rehabilitasi
Konsep Pencegahan Penyakit - 12
Tingkat pencegahan dan kelompok targetnya menurut fase penyakit
Tingkat
pencegahan Fase penyakit Kelompok target
Primordial Kondisi normal kesehatan Populasi total dan kelompok
terpilih
Primary Keterpaparan faktor
penyebab khusus
Populasi total dan kelompok
terpilih dan individu sehat
Secondary Fase patogenesitas awal Pasien
Tertiary Fase lanjut (pengobatan dan
rehabilitasi)
Pasien
Sumber : Beoglehole, WHO 1993
30/10/2015
4
Konsep Pencegahan Penyakit - 13
Hubungan kedudukan riwayat perjalanan penyakit, tingkat pencegahan dan
upaya pencegahan
Riwayat
penyakit Tingkat pencegahan Upaya pencegahan
Pre-patogenesis Primordial prevention
Primary prevention
Underlying condition
Health promotion
Specific protection
Patogenesis Secondary prevention
Tertiary prevention
Early diagnosis and prompt
treatment
Disability limitation
Rehabilitation
Sumber : Beoglehole, WHO 1993
Konsep Pencegahan Penyakit - 14
Tingginya AKI terkait dengan penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG
Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, hipertensi / eklampsia, dan infeksi.
FAKTOR TIDAK LANGSUNG
Penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 TERLAMBAT dan 4 TERLALU.
Konsep Pencegahan Penyakit - 15
TIGA TERLAMBAT:
Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan
Terlambat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
EMPAT TERLALU:
Terlalu tua hamil (di atas usia 35 tahun) sebanyak 27%
Terlalu muda untuk hamil (di bawah usia 20 tahun) sebanyak 2,6%
Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) sebanyak 11,8%
Terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun)
Konsep Pencegahan Penyakit - 16
SKENARIO PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU MDG-5 akan tercapai apabila 50% kematian ibu per-provinsi dapat dicegah, dengan cara: Memastikan setiap komplikasi maternal
mendapatkan penanganan secara adekuat dan tepat waktu melalui pemantapan jejaring rujukan
Memastikan setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
30/10/2015
5
Konsep Pencegahan Penyakit - 17
Mengupayakan setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
Memberikan pelayanan KB sesuai standar untuk mencegah kehamilan 4 Terlalu
Meningkatkan pemberdayaan suami, keluarga dan masyarakat dalam kesehatan reproduksi responsif gender
Mengoptimalkan manajemen kesehatan ibu di setiap tingkatan
Memastikan dukungan pembiayaan program kesehatan ibu
Konsep Pencegahan Penyakit - 18
Upaya peningkatan pelayanan antenatal berkualitas
Penggunaan Buku KIA pada ibu hamil
Pelayanan antenatal terpadu di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar dan rujukan
Pencegahan dan penanganan malaria pada kehamilan
Pencegahan dan penanganan anemia pada kehamilan
Pencegahan dan penanganan Kurang Energi Kronis (KEK) pada kehamilan
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Prevention of Mother to Child Transmission of HIV (PMTCT)
Konsep Pencegahan Penyakit - 19
Upaya peningkatan persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
Pelaksanaan Jaminan Persalinan (Jampersal)
Penguatan kemitraan bidan dan dukun
Pengembangan rumah tunggu kelahiran
Pemantapan supervisi fasilitatif Konsep Pencegahan Penyakit - 20
Upaya Pencegahan dan Penanganan Komplikasi Maternal
Pemberdayaan masyarakat melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker
Optimalisasi fungsi Puskesmas mampu PONED 24 jam
Optimalisasi fungsi Rumah Sakit mampu PONEK 24 jam
30/10/2015
6
Konsep Pencegahan Penyakit - 21
Upaya Peningkatan Kualitas Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Pelayanan Keluarga Berencana Peningkatan Pelayanan KB
pasca persalinan
Clinical Technology Update (CTU)
Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan KB
Pemantapan penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) Ber-KB
Jampersal untuk pelayanan KB pasca persalinan
Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan Puskesmas dan jaringannya dalam pelayanan KB
PenguatanMetode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Konsep Pencegahan Penyakit - 22
Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perencanaan terpadu
kesehatan ibu yang responsif gender dan berbasis data (District Team Problem Solving - DTPS)
Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi darurat bencana
Upaya Peningkatan Dukungan Manajemen ProgramKesehatan Ibu dan Reproduksi Optimalisasi Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan KB untuk monitoring kegiatan (bulanan, tribulanan, semester, tahun)
Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP)
Penguatan kapasitas Bidan Koordinator dalam pelaksanaan supervisi fasilitatif
Fasilitasi pengembangan inovasi dan lesson learn kesehatan reproduksi
Konsep Pencegahan Penyakit - 23
Berdasarkan SDKI 2007, pada tahun 1990 angka kematian bayi sebesar 68 per 1000 kelahiran hidup (KH).
Data terakhir , AKB menjadi 34/1000 KH dan AKBal 44/1000 KH. Walaupun angka ini telah turun dari tahun 1990, penurunan ini masih jauh dari target MDG tahun 2015 dimana AKB diharapkan turun menjadi 23 dan AKBal 32 per 1000 kelahiran hidup.
AKB
AKBal
Negara Asean
Konsep Pencegahan Penyakit - 24
Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita adalah “masalah yang terjadi pada bayi baru lahir / neonatal (umur 0-28 hari)”.
Masalah neonatal ini meliputi asfiksia (kesulitan bernafas saat lahir), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan infeksi.
Diare dan pneumonia merupakan penyebab kematian berikutnya pada bayi dan balita, disamping penyakit lainnya serta dikontribusi oleh masalah gizi.
30/10/2015
7
Konsep Pencegahan Penyakit - 25
Masalah pada Neonatus (Komplikasi)
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, BBLR dan infeksi.
Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan
Konsep Pencegahan Penyakit - 26
Penyakit Infeksi Masalah kedua penyebab
kematian pada bayi dan terutama balita adalah penyakit infeksi, diare dan pneumonia. Pencegahan, deteksi dini, serta
penanganan yang cepat dan tepat dapat menekan kematian yang diakibatkan penyakit ini
Diare erat kaitannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat, ketersediaan air bersih, serta sanitasi dasar.
Pneumonia terkait erat dengan indoor and outdoor pollution (polusi di dalam dan di luar ruangan), ventilasi, kepadatan hunian, jenis bahan bakar yang dipakai, kebiasan merokok, status gizi, status imunisasi dan lama pemberian ASI .
Konsep Pencegahan Penyakit - 27
Gizi Kurang dan Gizi Buruk Gangguan pertumbuhan akibat gizi
buruk tidak hanya terjadi di daerah yang kurang pangan, dan pada keluarga dengan kondisi sosial ekonomi rendah. Bahkan di daerah penghasil pangan masih terjadi kasus gizi buruk. Tetapi juga di perkotaan dan ditengah keluarga dengan kondisi sosial ekonomi menengah.
Penyebab gizi kurang dan gizi buruk dapat dipilah menjadi tiga hal, yaitu: pengetahuan dan perilaku serta kebiasaan makan; penyakit infeksi; ketersediaan pangan.
Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun 2007 ke 2010, untuk gizi kurang tetap 13,0 dan untuk gizi buruk, dari 5,4 menjadi 4,9.
Konsep Pencegahan Penyakit - 28
Penyebab Kematian Bayi dan Balita Tak Langsung Dari sisi kebutuhan
(demand), antara lain : Sosial ekonomi yang
rendah,
Pendidikan ibu,
Kondisi sosial budaya yang tidak mendukung,
Kedudukan dan peran perempuan yang tidak mendukung,
Akses sulit,
Perilaku perawatan bayi dan balita yang tidak sehat.
Dari sisi supply : Ketersediaan sarana dan
prasarana kesehatan yang belum merata,
kesinambungan pelayanan KIA yang belum memadai,
pembiayaan pelayanan KIA yang belum memadai.
30/10/2015
8
Konsep Pencegahan Penyakit - 29
Kurangnya ketersediaan dan penyebaran tenaga kesehatan
Masih banyak desa yang tidak memiliki bidan.
Hanya provinsi di pulau Jawa dan sebagian kecil Sumatera yang melebihi 80% desa yang memiliki bidan.
Papua dan Papua Barat barkisar antara 20-40%, sebagian besar provinsi di pulau Kalimantan baru 40-60% desa yang memiliki bidan.
Konsep Pencegahan Penyakit - 30
Dari penyebarannya terlihat, sebagian besar masih berkumpul di pulau Jawa.
Konsep Pencegahan Penyakit - 31
MDGs telah diterjemahkan ke dalam Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJM) tahun 2005-2009 dan RPJM 2010-2014 melalui Peraturan Presiden no 7 tahun 2005 dan no 5 tahun 2010.
Targetnya adalah menurunkan kematian balita sebesar dua pertiganya dari keadaan tahun 1990 dengan indikator : Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi
23 per 1.000 kelahiran hidup
Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBal) menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup
Proporsi imunisasi campak pada anak yang berusia 1 tahun, mencakup 90% dari seluruh sasaran
Konsep Pencegahan Penyakit - 32
Intervensi yang sudah dilakukan dalam program kesehatan anak : Pemberdayaan masyarakat melalui penggunaan
buku KIA, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Perawatan Metode Kanguru
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan dengan penerapan MTBS, manajemen asfiksia, manajemen BBLR, persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan rumah, pengadaan obat program, dan peningkatan kompetensi petugas
Pembiayaan kesehatan dengan Jamkesmas, Jamkesda, dana dekonsentrasi dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan);
Survailans kesehatan melalui penggunaan kohort bayi, kohort anak balita, PWS KIA, Otopsi Verbal, Audit Maternal Perinatal
30/10/2015
9
Konsep Pencegahan Penyakit - 33
Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal.
Untuk itu dipakai indikator-indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita yaitu : Pemeriksaan neonatus (bayi baru lahir umur 0-
28 hari) melalui kunjungan neonatal I, II, dan III
Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Pelayanan kesehatan bayi
Pelayanan kesehatan balita
Konsep Pencegahan Penyakit - 34
Pengertian cakupan
kunjungan neonatal
adalah pelayanan
kepada neonatus
pada masa 6 jam
sampai dengan 28
hari setelah
kelahiran sesuai
standar.
Pelayanan Neonatus
minimal 3 kali yaitu:
Satu kali pada 6-48
jam (KN 1)
Satu kali pada 3-7
hari (KN 2)
Satu kali pada 8-28
hari (KN 3)
Konsep Pencegahan Penyakit - 35
Kunjungan neonatal lengkap adalah bila neonatus melakukan kunjungan ke tenaga / fasilitas kesehatan atau dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali sesuai waktu yang telah ditentukan.
Dalam melaksanakan tugas ini, tenaga kesehatan menggunakan algoritma bayi muda < 2 bulan pada Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah berat yang dapat menyebabkan kematian
Konsep Pencegahan Penyakit - 36
30/10/2015
10
Konsep Pencegahan Penyakit - 37
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada satu tahun yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan.
Neonatus dengan komplikasi adalah Neonatus dengan penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan atau kematian seperti : asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi / sepsis, trauma lahir, BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr), sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll
Konsep Pencegahan Penyakit - 38
Konsep Pencegahan Penyakit - 39
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi post neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Standar pelayanan minimal: Satu kali pada umur 29 hari-2 bulan
Satu kali pada umur 3-5 bulan
Satu kali pada umur 6-8 bulan
Satu kali pada umur 9-11 bulan
Konsep Pencegahan Penyakit - 40
Pelayanan yang diberikan: Penimbangan berat badan
Imunisasi dasar lengkap
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Pemberian Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus (untuk bayi 6 bulan ke atas)
Konseling perawatan bayi termasuk ASI eksklusif dan pemberian makan tambahan
30/10/2015
11
Konsep Pencegahan Penyakit - 41 Konsep Pencegahan Penyakit - 42
Cakupan pelayanan kesehatan balita adalah anak balita (12—59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemberian vit. A 2 kali setahun.
Standar pelayanan minimal yang diberikan: Penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan minimal 8 kali dalam 1 tahun
Pemberian vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal 2 kali dalam 1 tahun
Konsep Pencegahan Penyakit - 43 Konsep Pencegahan Penyakit - 44
Perawatan anak di tingkat rumah tangga dan keluarga, deteksi dini penyakit serta perilaku mencari pertolongan. Mendorong peningkatan perilaku
hidup sehat di masyarakat termasuk partisipasi mereka dalam kesehatan ibu dan anak.
Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan dan deteksi dini penyakit
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya kesehatan dengan penggunaan buku KIA.
Penggunaan bagan MTBS dalam penanganan balita sakit
Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat
30/10/2015
12
Konsep Pencegahan Penyakit - 45
Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan Penempatan bidan di semua
desa
Penempatan dokter, bidan, dan perawat di semua puskesmas dan jaringannya
Kunjungan rumah
Pengadaan obat program
Penyediaan alat kesehatan
Memperbaiki fasilitas dan sistem rujukan
Pelatihan, penyegaran pengetahuan, kursus bagi tenaga kesehatan
Perbaikan kurikulum dan metode pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan program (pre service), peningkatan in service training
Konsep Pencegahan Penyakit - 46
Advokasi pada pemerintah daerah / penentu kebijakan, untuk:
Peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat / keluarga
Memperbaiki sistem dan manajemen program
Mobilisasi dukungan keuangan di daerah untuk KIA untuk pembiayaan yang lebih proporsional
Peningkatan anggaran KIA di daerah dengan pendekatan investasi (lebih promotif-preventif).
Berdasarkan kebijakan desentralisasi dan SPM, mengambil keputusan dengan memprioritakan investasi dan intervensi efektif KIA
Membangun kemitraan yang efektif dengan lintas program dan lintas sektor
Penyediaan SDM Kesehatan di seluruh puskesmas , pustu dan desa.
top related